Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/65

e-BinaAnak edisi 65 (27-2-2002)

Mengajar Anak tentang Kesetiaan

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><

Daftar Isi:                                    Edisi 065/Februari/2002
-----------
      o/ SALAM DARI REDAKSI
      o/ ARTIKEL               : Komitmen Kesetiaan Guru untuk
                                  Melayani Anak-anak
      o/ BAHAN MENGAJAR (KECIL): Sejauh Mana Kesetiaanmu?
      o/ BAHAN MENGAJAR (BESAR): Kesetiaan dalam Alkitab
      o/ AKTIVITAS             : Pot Kesetiaan,
                                  Simulasi Percayalah Padaku
      o/ KESAKSIAN             : Kegiatan Menolong Anak-anak Jalanan
      o/ DARI ANDA UNTUK ANDA  : Kapan Memuat tentang Paskah?

**********************************************************************
  Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
     <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

   Salam Sejahtera dalam Kasih Kristus,

   Sebagai guru Sekolah Minggu, pernahkah anda ditantang dengan
   pertanyaan berikut ini:
        "Seberapa besar komitmen kesetiaan anda dalam
         melayani dan mengasihi anak-anak Sekolah Minggu?"
   Jika anda belum pernah mendapat pertanyaan seperti itu, cobalah
   untuk merenungkannya minggu ini. Pertanyaan ini sangat penting
   karena kalau kita ingin mengajarkan tentang kesetiaan kepada anak-
   anak, kita sendiri harus terlebih dahulu menguji diri sendiri,
   seberapa besar kesetiaan kita dalam melayani Tuhan dan mengasihi
   anak-anak didik kita. Sementara anda merenungkan pertanyaan di
   atas, kami sarankan anda membaca artikel yang kami sajikan pada
   edisi ini. Kami yakin artikel ini akan menolong anda memikirkan
   lebih dalam tentang komitmen pelayanan anda.

   Selain itu kami juga menyajikan beberapa bahan dan permainan yang
   dapat dipakai oleh GSM untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang
   kesetiaan.

   Selamat mengajar,
   Tim Redaksi

           "Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku,
        yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap
                             aku SETIA
     dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku." (1Timotius 1:12)
       < http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Ti/T_1Ti1.htm 1:12 >
           < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Tim+1:12 >


*********************************************************************
o/ ARTIKEL

          KOMITMEN KESETIAAN GURU UNTUK MELAYANI ANAK-ANAK
          =================================================

  Dalam suatu kebaktian sore, seorang pemimpin Sekolah Minggu memberi
  kesaksian. Ia mengucap syukur kepada Allah bahwa seorang anak laki-
  laki telah percaya kepada Yesus sebagai Juruselamatnya pagi itu
  dalam Sekolah Minggu. Pemimpin itu mengakhiri kesaksiannya dengan
  mengatakan, "Saya mencintai anak-anak di Sekolah Minggu kami dan
  saya suka sekali bekerja dengan mereka."

  Pemimpin itu telah bekerja di kalangan anak-anak selama berpuluh-
  puluh tahun, dan orang bisa tahu bahwa ia sungguh-sungguh mencintai
  anak-anak. Dan cinta inilah yang dapat kita sodorkan dalam Sekolah
  Minggu tanpa malu-malu. Pemimpin kami itu telah berulang-ulang
  mengatakan bahwa ia lebih senang terhadap guru yang sungguh-sungguh
  mencintai anak-anak daripada seorang guru yang mempunyai pendidikan
  sebagai guru tetapi tidak dapat menyatakan cintanya kepada anak-
  anak.

  Jika Saudara mengajar anak-anak, ujilah kesetiaan anda dalam
  mengasihi anak-anak didik anda dengan patokan-patokan berikut ini:

  1. Saya ingin memenangkan anak-anak kepada Kristus.
     ------------------------------------------------
     Anak-anak yang dimenangkan kepada Kristus dapat mempersembahkan
     seluruh hidupnya untuk melayani dan mencintai Yesus. Orang dewasa
     sering berpikir seperti para murid Yesus yang merasa bahwa
     pelayanan Yesus itu harus ditujukan kepada orang dewasa -- bahwa
     mereka itu lebih penting daripada anak-anak. Tetapi Yesus
     mengarahkan perhatian-Nya kepada anak-anak yang datang bersama
     ibu mereka untuk bertemu dengan Dia.

  2. Saya mengindahkan hak dan perasaan anak.
     ----------------------------------------
     Apabila saya berjalan di jalanan, di taman, di dalam sebuah toko,
     saya tidak berjalan bergegas-gegas melewati anak-anak. Saya
     tersenyum kepada mereka dan memperlakukan mereka sebagai orang-
     orang yang mempunyai hak dan perasaan.

  3. Saya memperhatikan anak-anak ketika mengunjungi rumah mereka.
     -------------------------------------------------------------
     Jika saya mengunjungi rumah teman-teman, saya tidak bersikap acuh
     tak acuh terhadap anak-anak dalam keterburuan saya untuk bergaul
     dan bercakap-cakap dengan orangtua mereka. Saya memberi salam
     kepada anak-anak itu dengan kata-kata yang akrab -- dan dengan
     demikian saya memperoleh banyak teman kecil yang baru.

  4. Saya lebih sabar dengan anak-anak.
     ----------------------------------
     Saya tidak mengharapkan supaya anak-anak itu duduk diam seperti
     orang dewasa atau menulis atau menggambar sebaik orang dewasa.
     Anak-anak masih dalam taraf bertumbuh dan belajar. Jika saya
     kurang sabar dengan anak-anak, mungkin disebabkan karena saya
     mengharap terlalu banyak dari mereka.

  5. Saya berusaha hidup sedemikian rupa supaya anak-anak yang
     mengamati saya itu tak akan tersandung.
     ---------------------------------------------------------
     Yesus menasihati orang dewasa tentang akibat-akibat yang hebat,
     yang menimpa orang-orang yang karena teladannya yang buruk,
     menyebabkan anak-anak jatuh atau tersesat. Seorang anak meniru
     kehidupan orang-orang dewasa yang dalam lingkungannya.

  6. Saya tidak mempermalukan atau menggoda anak-anak.
     -------------------------------------------------
     Seorang dewasa yang sungguh-sungguh mencintai anak-anak tak akan
     "membangkitkan amarah" mereka. Ada orang-orang dewasa yang tidak
     mengindahkan perasaan yang lembut dari anak-anak. Mereka mengatai
     anak-anak itu "malas" atau "nakal" di hadapan anak-anak lain atau
     di depan orang dewasa.

  7. Saya berdoa untuk anak-anak.
     ----------------------------
     Anak-anak cukup penting untuk dicantumkan dalam daftar doa
     saya. Nama mereka dicantumkan bersama pendeta, para pendeta
     perintis, dan anggota-anggota gereja yang sakit.

  8. Saya mendengarkan anak-anak.
     ----------------------------
     Saya tidak akan menyuruh mereka pergi dengan mengatakan "Ya, ya,"
     tanpa mendengarkan betul-betul apa yang mereka katakan. Kalau
     kita mencintai mereka, maka kita akan meluangkan waktu untuk
     mendengarkan pembicaraan anak-anak itu dan menjawab pertanyaan-
     pertanyaan mereka serta menunjukkan rasa senang atas hasil yang
     mereka capai.

  9. Saya senang bergaul dengan anak-anak.
     -------------------------------------
     Baru-baru ini saya mendengar seorang guru pratama berkata, "Saya
     sungguh senang bergaul dengan murid-murid saya." Apabila saya
     mencintai anak-anak, waktu yang saya luangkan untuk mereka serasa
     lari cepat. Saya masuk dalam kesenangan mereka, ke dalam cara
     berpikir mereka dan cara melakukan ini itu, dan menikmati
     persahabatan dengan mereka.

  Apakah cinta Saudara kepada anak-anak sudah memenuhi patokan-patokan
  di atas? Jika belum, mohonlah kiranya Yesus memberi cinta yang
  Saudara butuhkan untuk mengajar anak-anak.

  Dikutip dari Sumber:
  Judul Asli: Sungguhkah Saya Mencintai Anak-anak?
  Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu
  Penerbit  : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1987
  Halaman   : 179 - 180


*********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR (ANAK KECIL)

                       SEJAUH MANA KESETIAANMU?
                       ========================

  Benny berpikir sungguh menyenangkan tidur di dalam tenda kecil di
  halaman belakang rumahnya. Ia tidak lupa membawa lampu senter dan
  kantung tidurnya (kantung yang terbuat dari terpal atau kain tahan
  air untuk tidur di luar rumah). Kemudian ia minta si Manis,
  anjingnya, menjaga di depan pintu masuk tenda itu.

  Pada malam harinya dua kali Benny menyorotkan lampu senternya ke
  luar tenda. Setiap kali ia melihat si Manis sedang berbaring di
  depan pintu masuk tenda. Keesokan paginya, ketika Benny bangun,
  si Manis tampak masih ada di sana. Si Manis mengibas-ngibaskan
  ekornya ketika ia melihat Benny keluar dari tendanya.

  "Tentu ada sebuah kata yang tepat untuk anjing seperti kamu," kata
  Benny.

  "Si Manis itu setia," kata ayah ketika Benny menceritakan kepadanya
  apa yang telah terjadi. "Kamu selalu dapat bergantung pada orang
  yang setia."

  "Kadang-kadang teman-teman saya tampak baik sekali, tetapi kadang-
  kadang mereka mencoba menyakiti hati saya," kata Benny. "Itu
  berarti mereka tidak setia, bukan?"

  "Seorang teman yang setia tidak akan pernah mencoba menyakiti
  hatimu," kata ayah.

  Benny tersenyum. "Saya pikir Ayah dan Ibu adalah teman yang seperti
  itu," katanya. "Ayah dan Ibu selalu berusaha menolong saya dan tidak
  pernah mencoba menyakiti hati saya."

  Renungan Singkat Tentang Kesetiaan:
  -----------------------------------
  1. Apakah artinya kesetiaan? Apakah si Manis itu setia? Mengapa ia
     tetap berbaring di depan pintu masuk tenda sepanjang malam?

  2. Dapatkah kamu menyebutkan beberapa cara agar kamu dapat tetap
     setia?

  Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus:
  -------------------------------------
  1. Apakah Tuhan Yesus seorang Sahabat yang setia? Pernahkah Ia
     mencoba menyakiti hatimu? Apakah Ia selalu berusaha menolongmu?

  2. Sahabat yang bagaimanakah kamu bagi Tuhan Yesus? Apakah kamu
     selalu setia kepada-Nya? Sahabat yang bagaimanakah seharusnya
     kamu bagi Tuhan Yesus?

  Bacaan Alkitab:
  ---------------
  Rut 1:16-18

  Kebenaran Alkitab:
  ------------------
  "Sahabat yang sejati adalah sahabat yang setia setiap saat."
  (Amsal 17:17)

  Doa:
  ----
  Ya, Tuhan Yesus, saya ingin selalu setia kepada-Mu, sebagaimana
  Engkau menjadi sahabat saya yang setia setiap saat. Amin.

  Bahan di edit dari sumber:
  Judul Buku: Renungan Singkat untuk Anak-anak
  Pengarang : V. Gilbert Beers
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
  Halaman   : 124 - 125


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR (ANAK BESAR)

                        KESETIAAN DALAM ALKITAB
                        =======================

  Siapakah orang yang setia?

  Orang yang setia adalah orang yang dapat dipercaya karena dia
  bertanggungjawab dan tidak plin-plan. Alkitab juga mengajarkan
  kepada kita untuk selalu bersikap setia khususnya dalam hal
  kesetiaan kepada Tuhan Yesus.

  Mari kita mempelajari bersama-sama bentuk kesetiaan seperti apa
  yang dapat kita lakukan untuk Tuhan Yesus.

  1. Setia mengabdi hanya kepada Allah.
     ----------------------------------
     "Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika
     demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain,
     atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan
     yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada
     Mamon." (Lukas 16:13)

     Kita adalah hamba Allah. Jadi kita hanya mengabdi kepada Allah
     Yang Esa. Ada orang yang setiap hari main game, nintendo, dll,
     sampai lupa baca Alkitab, lupa berdoa atau ke gereja. Nah, anak
     seperti itu sudah tidak sungguh-sungguh setia lagi kepada Allah.
     Dia sudah mulai "mengabdi" pada hobinya main game.

  2. Setia dalam menjalankan tugas yang Allah berikan pada kita.
     -----------------------------------------------------------
     "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh
     tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada
     waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan
     tugasnya itu, ketika tuannya itu datang." (Matius 24:45-46)

     Kita harus setia dalam menjalankan tugas yang diberikan Allah
     kepada kita. Bagaimana caranya? Allah memberikan kita tugas
     belajar di Sekolah, membantu orangtua di rumah, melayani di
     gereja. Semua itu adalah melayani Allah. Nah, apakah kalian
     setia dan bertanggungjawab menjalankan tugas-tugas itu?

  3. Setia menggunakan karunia Allah yang diberikan kepada kita.
     -----------------------------------------------------------
     "Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu,
     hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam
     perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam
     perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan
     tuanmu." (Matius 25:21)

     Allah mau kita menggunakan karunia dan berkat yang kita terima
     dengan bertanggung jawab. Kalau kita punya uang jangan
     diboroskan, bumi yang indah ini jangan dikotori dengan sampah,
     waktu yang ada untuk Sekolah jangan kita buang. Menggunakan waktu
     dengan baik-baik adalah tanda kita bertanggungjawab kepada Allah
     yang memberi kita waktu.

  4. Setia dalam menyimpan suatu rahasia.
     ------------------------------------
     "Siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia,
     menutupi perkara." (Amsal 11:13)

     Kalau kita jadi orang yang suka membuka rahasia orang lain atau
     menjelekkan orang lain pastilah banyak orang yang tidak suka
     kepada kita. Kita akan dianggap sebagai orang yang tidak dapat
     dipercaya.

  5. Setia membawa persembahan kepada Allah.
     ---------------------------------------
     "Dan dengan setia mereka membawa segala persembahan khusus,
     persembahan persepuluhan dan persembahan-persembahan kudus itu
     ke sana. Konanya, seorang Lewi, mengawasi semuanya, dan Simei,
     saudaranya, adalah orang kedua," (II Tawarikh 31:12)

     Tuhan telah memberi kita uang yang cukup. Nah, kitapun harus
     menggunakannya dengan bertanggungjawab. Antara lain dengan setia
     membawa persembahan untuk Allah dan juga membantu orang miskin
     dan orang-orang yang terkena bencana alam.

  6. Setia menyampaikan berita yang Allah percayakan kepada kita.
     ------------------------------------------------------------
     "Utusan orang fasik menjerumuskan orang ke dalam celaka, tetapi
     duta yang setia mendatangkan kesembuhan." (Amsal 13:17)

     Kita adalah duta-duta Allah untuk menyampaikan berita keselamatan
     (Injil) kepada teman-teman kita yang belum percaya kepada Tuhan
     Yesus. Dengan menjadi duta-duta Allah yang setia mengabarkan
     Injil, kita akan "menyembuhkan" atau menyelamatkan jiwa teman-
     teman kita dari hukuman neraka.

  7. Setia dalam setiap perkataan.
     -----------------------------
     "Saksi yang setia tidak berbohong, tetapi siapa menyembur-
     nyemburkan kebohongan, adalah saksi dusta." (Amsal 14:5)

     Tuhan paling tidak suka dengan orang yang suka berdusta. Kata-
     kata yang kita ucapkan haruslah kata-kata yang benar dan kalau
     kita berjanji kita harus menepatinya. Ingat lho, jangan plin-
     plan, tetapi harus dapat dipercaya.

  8. Setia dalam mempertahankan iman kepercayaan kita.
     -------------------------------------------------
     "Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya
     Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam
     penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan
     selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku
     akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." (Wahyu 2:10)

     Artinya jangan pernah menyangkal Tuhan Yesus, setia sampai mati.
     Setia kepada Allah, setia kepada Alkitab, setia kepada kebenaran,
     setia kepada Tuhan kita Yesus Kristus.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul   : Majalah Anak "KITA" edisi 07, 1992
  Penerbit: Lembaga Reformed Injili Indonesia
  Halaman : 4


*********************************************************************
o/ AKTIVITAS

  Mengajarkan sifat "kesetiaan" kepada anak-anak perlu memakai banyak
  contoh-contoh konkret, karena anak masih sulit mengerti konsep-
  konsep yang abstrak. Untuk itu guru SM perlu mengajarkannya melalui
  cara-cara yang praktis, misalnya dengan permainan atau simulasi.
  Berikut ini adalah dua (2) contoh kegiatan yang dapat dilakukan
  dengan anak-anak untuk mengajarkan tentang kesetiaan.

  1. POT KESETIAAN

     Adalah suatu hal yang sangat baik untuk mengajarkan ASM setia
     datang ke kebaktian SM. Banyak cara dapat digunakan untuk memacu
     kesetiaan anak untuk rajin datang ke SM. Salah satu cara yang
     dapat digunakan adalah dengan menggunakan sistem pencatatan
     kehadiran anak yang menarik dan kreatif. Berikut ini adalah ide
     kreatif dan menarik yang diambil dari diskusi e-BinaGuru. Ide
     dapat dilaksanakan dengan efektif dalam kelas yang muridnya tidak
     terlalu banyak.

                             POT KESETIAAN
                             =============
     Bahan-bahan:
     ------------
     1. Pot kecil (bisa juga pot dari plastik) yang biasa digunakan
        untuk menanam tanaman hias yang kecil.
     2. Butiran-butiran sterofom (kalau tidak ada bisa juga kerikil-
        kerikil kecil atau beras).
     3. Kertas berwarna atau karton.
     4. Tusuk gigi/lidi yang sudah dipotong-potong.

     Cara membuat:
     -------------
     1. Tempelkan nama bulan di bagian depan pot yang kita beri nama
        "Pot Kesetiaan". Kemudian isikan butiran sterofom atau kerikil
        atau beras kedalamnya. Letakkan Pot Kesetiaan di depan kelas.
     2. Bentuklah kertas berwarna atau karton menjadi sekuntum bunga
        kecil, buatlah sebanyak jumlah murid dalam kelas Anda dan
        beberapa untuk cadangan. Jangan lupa untuk membuat kuntum-
        kuntum bunga yang baru setiap minggunya.
     3. Tuliskan nama anak, satu bunga untuk satu nama lalu lekatkan
        kuntum bunga tersebut pada tusuk gigi atau lidi yang sudah
        dipotong pendek.

     Penerapan:
     ----------
     1. GSM harus datang lebih awal dari ASM. Sambil memegang kuntum-
        kuntum bunga kertas, dengan senyum ramah GSM berdiri di depan
        pintu masuk, menyambut ASM yang datang dan memberikan sekuntum
        bunga sesuai dengan nama mereka.
     2. Minta anak-anak untuk langsung menancapkan bunga mereka di Pot
        Kesetiaan.
     3. Setiap minggu terakhir dalam satu bulan, cabut semua bunga-
        bunga tersebut, hitung jumlah kehadiran mereka kemudian buat
        catatan khusus mengenai kehadiran mereka.
     4. Pot Kesetiaan sudah kosong kembali. Lepas nama bulan yang lama
        dan kemudian tempelkan nama bulan yang baru.

  Selamat mencoba!

  Sumber: Milis diskusi e-BinaGuru < subscribe-i-kan-binaguru@xc.org >
  Arsip : http://purcell.xc.org/scripts/lyris.pl?visit=i-kan-BinaGuru
  ------

  2. PERCAYALAH PADAKU

     Sifat kesetiaan anak dapat diuji dari seberapa jauh ia dapat
     dipercaya. Melalui permainan berikut ini kita dapat mengajarkan
     pada anak bagaimana menjadi orang yang dapat dipercaya.

                     SIMULASI: PERCAYALAH PADAKU
                     ===========================
                  (Sebuah Pengalaman dalam Kegelapan)

     Tujuan:
     -------
     Anak bisa dipercaya oleh orang lain, dan anak belajar membimbing/
     menolong orang lain dengan tulus. Sikap semacam ini akan
     mempererat persahabatan mereka satu dengan yang lain.

     Persiapan:
     ----------
     Anak-anak diminta berpasangan berdua-dua. Sediakan penutup mata
     (bisa dari kain hitam) setiap pasang cukup diberi satu penutup
     mata.

     Garis besar permainan:
     ----------------------
     Setiap pasangan diminta untuk melakukan hal berikut, salah satu
     dari mereka ditutup matanya dituntun oleh yang tidak tertutup
     matanya, ia dituntun berjalan-jalan di sekitar kelas selama
     1 menit. Setelah selesai, sekarang bergantian, yang semula
     menuntun sekarang ditutup matanya dan dituntun berjalan-jalan
     selama 1 menit. Guru mewawancarai anak-anak, apakah mereka tadi
     ada keinginan mempermainkan mereka yang dituntun? Tetapi apakah
     keinginan tersebut mereka lakukan? Mengapa?

     Di akhir kegiatan guru menjelaskan:
     -----------------------------------
     Supaya dapat dipercaya, kita harus melakukan yang terbaik bagi
     orang lain, dalam membimbingnya, dalam mengingatkan dia bila ada
     bahaya di depan mereka. Sahabat setia adalah sahabat yang dapat
     dipercaya dan mau membimbing, menegur, mengecam, dan sebagainya
     demi kebaikan sahabatnya.

     Kegiatan ini tepat untuk menjelaskan:
     -------------------------------------
     Sikap yang setia dalam persahabatan dan dalam pergaulan, juga
     tepat untuk menjelaskan makna kata "percaya". Beranikah kita
     "percaya" kepada Tuhan, walau kita tidak melihat-Nya (seperti
     orang yang tertutup matanya namun dituntun berjalan-jalan, itulah
     rasa percaya, rela dituntun dan diarahkan walau tidak melihat).

  Bahan ini diedit dari sumber:
  Judul Buku: Teknik Kreatif dan Terpadu dalam Mengajar Sekolah Minggu
  Pengarang : Paulus Lie
  Penerbit  : Yayasan Andi, Yogyakarta, 1999
  Halaman   : 156 - 157


**********************************************************************
o/ SHARING

  Pada edisi e-BinaAnak no. 64 yang lalu kami telah membahas tentang
  bagaimana mengajar anak untuk murah hati (memberi) dan secara khusus
  dibahas juga ide-ide untuk melayani anak-anak jalanan. Kami menemui
  ternyata Milis e-BinaGuru pada minggu terakhir ini juga sedang
  mendiskusikan tentang pengalaman seorang anggota milis melayani anak-
  anak jalanan. Oleh karena itu kami ingin memuat sharing tsb. untuk
  menambah ide bagi guru-guru yang tergerak untuk melakukan pelayanan
  bagi anak-anak jalanan.

  Dari : Dinar Verawaty

  >Dear all,
  >Kemarin, Sabtu 16 Februari 2002 saya sudah mengadakan kegiatan yang
  >pertama yang dihadiri oleh 10 pengamen cilik, pertemuan pertama
  >kita berlokasi dipinggir jalan, perempatan yang selalu macet, yaitu
  >di bilangan Rawa Panjang - Bekasi - Jawa Barat. Disana itu mereka
  >kumpul, kita janjian pkl. 15.00, tapi ternyata mereka sudah
  >menunggu kita dari pagi (mengharukan :))
. >
  >Saya bersama 2 rekan saya menginterview mereka, inilah hasil
  >interview tersebut:
  >, 1. Wahyu   - 11 thn  s/d kls. 5 [drop out (do)]
  >, 2. Tulus   - 9  thn   s/d kls. 1 (do) - ayahnya sudah meninggal
  >, 3. Yabani  - 12 thn  s/d kls. 4 (do)
  >, 4. Wandi   - 12 thn  s/d kls. 3 (do)
  >, 5. Riko    - 11 thn  kls. 4
  >, 6. Irfan   - 12 thn  kls. 6
  >, 7. Dios    - 12 thn  kls. 6
  >, 8. Iswanta - 11 thn  kls. 4
  >, 9. Asep    - 11 thn  kls. 3
  >,10. Bakir   - 12 thn  kls. 4
. >
  >Karena keadaan perempatan yang sangat ramai, seluruh mata awak
  >mobil yang sedang antri dalam kemacetan tertuju pada kita.
  >Akhirnya kita ambil keputusan pindah lokasi. Lokasi yang ditunjuk
  >oleh mereka cukup sunyi, sepi, sejuk karena berlokasi di belakang
  >ruko yang tidak laku, dengan pemandangan hamparan padang alang-
  >alang yang luas, kita bisa melihat sunset disana.
. >
  >Mulai kembali interview batch 2 pendapatan mereka mengamen cukup
  >lumayan sekitar Rp. 20.000,- an per hari tapi dari penghasilan
  >tersebut mereka harus membiayai sekolahnya sendiri dan kadang-
  >kadang kebutuhan keluarga, mereka suka main ding-dong tapi kadang-
  >kadang (kira-kira hanya menghabiskan dana Rp. 500, tapi ada yang
  >agak nakal memang (wahyu) bisa habis sampai Rp. 2.000,-)
. >
  >Saya minta mereka menyanyi lagu yang biasa mereka nyanyikan. Suara
  >mereka lumayan baik tapi syairnya rada-rada tidak sopan dan
  >menjengkelkan (lagunya memang tidak asing ditelinga saya) kata-kata
  >mereka agak kasar, maklum AAJ (hal inilah yang mendorong saya ingin
  >menjangkau mereka, saya ingin membantu mereka dalam pendidikan
  >moral)
. >
  >Akhirnya dalam pertemuan perdana ini, saya meng-energize mereka
  >untuk berkata sopan (mereka berjanji untuk saling mengingatkan) dan
  >kami juga mengajarkan mereka lagu yang cocok dinyanyikan oleh anak
  >se-usia mereka. Mereka pintar, mudah sekali menghafal lagu tersebut
  >mereka cukup fun dan bergembira
. >
  >Satu hal yang sangat mengharukan kami ketika tiba saatnya pembagian
  >susu bendera (botol kecil) semua menikmati dengan sukacita, tapi
  >ada satu anak (Riko) yang tidak menikmatinya, kenapa ? "untuk adik
  >dirumah" katanya (luar biasa !!!) bisakah kita seperti dia? Dia
  >rela tidak menikmatinya, walaupun disekeliling nya seolah-olah
  >menggoda iman tapi dia tetap bertahan akhirnya kita berikan dia
  >satu lagi, (wuiiihhh ... sekali sedot habis lho'). Setelah selesai
  >semuanya, mereka pergi. Hei ... ada yang kembali, ternyata wahyu.
  >"Ka' ... saya minta susunya lagi untuk adik saya." Wah ini sich
  >udah nggak bener nich pikir saya.
. >
  >Demikianlah pengalaman perdana kami dalam menjangkau mereka. Kami
  >akan bertemu lagi tiap sabtu, dengan jam dan lokasi yang sama kami
  >tidak tahu program apa yang akan kami lakukan selanjutnya kami
  >bergerak hanya modal motivasi "Mendidik moral mereka" terima kasih
  >buat donatur yang sudah membantu jalannya program perdana ini
  >(laporan pengeluaran akan saya informasikan menyusul). Kami
  >menunggu ide, saran dan informasi dari saudara agar program ini
  >tetap berjalan dengan baik
. >
  >Bila saudara terbeban dengan pelayanan ini, silakan hubungi kami di
  >,021-82416530 atau 0812-9440852 kami menunggu partisipasi saudara.
. >
  >Regards,
  >Vera (Koordinator AAJ-RP)

  Sumber   : Milis Diskusi e-Binaguru
  Bergabung: < subscribe-i-kan-binaguru@xc.org >
  Arsip    : http://purcell.xc.org/scripts/lyris.pl?visit=i-kan-BinaGuru


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari:  Linda <eflin_87@>
  >Syalom,
  >Saya ingin tanya, kapan e-Bina Anak memuat hal-hal yang berhubungan
  >dengan Paskah?
  >Saya sedang mencari ide untuk kegiatan Paskah nanti. Mungkin ada
  >rekan-rekan yang bisa membantu?
  >Selamat melayani,
  >Linda

  Redaksi:
  Terima kasih untuk surat dan pertanyaan Anda. Mulai edisi minggu
  depan (no. 66) e-BinaAnak akan memuat beberapa edisi berturut-turut
  mengenai PASKAH. Silakan menyimak edisi kami yang akan datang.
  Dan ... bagi rekan-rekan GSM yang ingin membagikan ide maupun
  artikel yang berhubungan dengan PASKAH, silakan kirimkan ke Redaksi
  < staf-binaanak@sabda.org >, kami akan senang sekali membagikannya
  kepada para pembaca e-BinaAnak yang lain.

  Selain itu, anda juga bisa menyimak arsip e-BinaAnak yang pernah
  membahas tentang PASKAH:
  Tahun 2001: Cerita Paskah; Paskah (1); Paskah (2)
  Edisi 27/2001      http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/027/
  Edisi 26/2001      http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/026/
  Edisi 25/2001      http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/025/
  Tahun 2000: Menrencanakan Paskah Sekolah Minggu; Paskah
  Edisi 05/2000      http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/005/
  Edisi 04/2000      http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/004/

  Informasi/artikel lain seputar "PASKAH" bisa anda dapatkan melalui
  FUNGSI PENCARIAN yang terdapat dalam Sistem Arsip dan Publikasi di
  Situs SABDA.org:
==>     http://www.sabda.org/publikasi/cari/index.php?kata=paskah

**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
**********************************************************************
        Staf Redaksi: Oeni, Ratnasari, Davida, Asih, Meilania
      Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2002 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org