Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/631 |
|
e-BinaAnak edisi 631 (10-4-2013)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ e-BinaAnak -- Pembinaan Karakter Anak Usia Dini (II) 631/April/II/2013 Salam damai Kristus, Salah satu karakter yang harus dimiliki oleh anak-anak adalah "taat". Dalam Kisah Para Rasul 5:29 dikatakan, "... Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia." Untuk itu, guru sekolah minggu harus mengajarkan kepada anak-anak layan, bagaimana hidup taat pada Allah. Melalui bahan mengajar dalam edisi ini, kami menyajikan kisah Adam dan Hawa dalam taman Eden, yang dapat menjadi refleksi bagi kita semua akan pentingnya ketaatan pada Allah. Selain itu, beberapa Sahabat Facebook e-BinaAnak juga berbagi berkat mengenai cara membina karakter anak usia dini, yang bisa Anda baca di kolom Sua Pelayan Anak. Silakan menyimak sajian e-BinaAnak, Tuhan memberkati pelayanan kita semua. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu. (Amsal 29:17) < http://alkitab.mobi/?amsal+29:17 > BAHAN MENGAJAR: ADAM DAN HAWA TIDAK TAAT Bahan Alkitab: Kejadian 2:15-18, 3:1-24 Tujuan: Menolong anak-anak untuk: 1. Mengetahui bahwa Tuhan menyenangi anak-anak yang taat, tetapi menghukum mereka yang tidak taat. 2. Bersikap mau dan berani mengakui kesalahan. 3. Mengucap syukur atas pengampunan setelah memintanya kepada Tuhan. Tafsiran: Dalam Kejadian 2:15-17 manusia ditempatkan di bawah ujian: kemerdekaan disertai syarat harus setia dan taat. Di tengah-tengah segala perlengkapan yang diberikan Tuhan kepada mereka, diberikan pula suatu larangan, dan larangan itulah yang merupakan ujian. Hawa diperdayakan ular, dan ia makan buah yang tidak boleh dimakannya. Kemudian, ia bertindak sebagai penggoda pula. Menurut pikirannya, ia bebas dan merdeka, tetapi ia telah menjadi budak Iblis yang kemudian diperalat untuk menggoda Adam, suaminya (baca 1 Timotius 2:14). Laki-laki itupun memakannya dan turut jatuh ke dalam dosa. Biasanya, sebelum dosa itu terjadi, terlihat sangat menarik, tetapi segera sesudah perbuatan itu dilakukan, datanglah kesadaran yang disertai perasaan kaget. Demikian juga halnya Adam dan Hawa di taman Firdaus, sesudah mereka memakan buah itu, terlihatlah oleh mereka bahwa mereka itu telanjang; timbullah dalam hati mereka perasaan malu. Mereka malu satu dengan yang lain, masing-masing merasa dirinya bersalah. Manusia itu merasa seluruh hidupnya berubah sesudah memakan buah itu; kesempurnaan pada mereka hilang, hatinya tidak tenang lagi, dan damai telah lenyap. BAHAN PENUNJANG Ayat hafalan: Kisah Para Rasul 5:29 "Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia." Tulislah ayat ini pada papan tulis sebagai berikut: Kita harus lebih taat kepada Allah. Saya harus lebih taat kepada Allah. ... harus lebih taat kepada Allah. Alat peraga: Berlatihlah untuk membuat lukisan dengan cepat pada papan tulis, yang menggambarkan taman serta pohon di tengahnya. Gambar tentang jatuhnya manusia ke dalam dosa sebagai berikut: Nyanyian: "Ajarlah `Ku, Tuhan" - Puji Tuhan no. 80 DALAM KEBAKTIAN 1. Pengarahan 2. Ayat hafalan: a. GSM membimbing anak-anak membaca Kisah Para Rasul 5:29, kemudian menjelaskan arti `taat` dengan bahasa anak-anak atau dengan contoh- contoh sederhana. b. Perlihatkan tulisan pada papan tulis, lalu bacalah bersama-sama. Ulangi sekali lagi, gantilah kata `kita` dengan kata `saya`. Sekarang, gantilah `saya` dengan nama anak masing-masing, lalu bacalah beberapa kali. c. Hafalkan bersama-sama. 3. Permainan: Adakan permainan di mana anak-anak harus menaati apa yang diperintahkan. Sebaiknya, yang diperintahkan itu adalah hal-hal yang menolong atau menyatakan perhatian kepada orang lain. INTI PELAJARAN Pendahuluan: Adam tinggal di sebuah taman buatan Tuhan, taman Eden namanya. Taman itu indah sekali, lagi pula penuh dengan pohon-pohon yang berbuah lebat. Suatu hari, Tuhan menunjukkan kepada Adam sebuah pohon yang letaknya di tengah-tengah taman itu. Tuhan berkata, "Adam, semua pohon dalam taman ini boleh engkau makan buahnya. Namun pohon yang satu ini, yaitu pohon pengetahuan baik dan jahat, sekali-kali jangan engkau makan buahnya. Karena engkau akan mati bila memakannya." Adam mendengar dan mengerti apa yang Tuhan perintahkan. Setiap kali ia melihat pohon itu, ia teringat akan perintah Tuhan kepadanya. Teman Adam Meskipun dikelilingi oleh banyak pohon dan binatang, Adam merasa kesepian. Oleh karena itu, Allah membuat seorang manusia lagi sebagai teman Adam. Tahukah kamu, siapa yang Tuhan ciptakan? Tuhan membuat seorang wanita. Adam gembira sekali dan menamai wanita itu Hawa. Mereka berdua hidup dengan sangat senang dalam taman Eden. Godaan Terhadap Hawa Pada suatu hari, ketika Hawa berjalan-jalan di taman, dihampirinya pohon pengetahuan baik dan jahat di tengah taman itu. (GSM melukis di papan tulis.) Masih ingatkah kamu akan apa yang Tuhan katakan mengenai pohon ini? Tuhan melarang Adam dan Hawa memakan buahnya. Ketika Hawa berdiri dekat pohon, didengarnya suara yang berkata, "Tentunya Allah melarang engkau memakan buah dari semua pohon dalam taman ini, bukan?" Hawa sangat terkejut. Suara itu bukan suara Allah atau suara Adam, jadi suara siapa? Dilihatnya ada seekor ular, rupanya ular itulah yang berkata-kata. Jawab Hawa, "Tidak demikian. Tuhan mengizinkan kami memakan buah dari semua pohon di taman ini, kecuali buah pohon ini. Tuhan mengatakan, kami akan mati kalau kami memakannya." Ular itu membohongi Hawa, katanya, "Kamu tak akan mati. Allah tahu bahwa jika kamu makan buah itu, kamu akan menjadi pandai seperti Allah, tahu yang baik dan yang jahat." Adam dan Hawa Tidak Menurut Hawa melihat bahwa buah itu kelihatannya sangat enak untuk dimakan. Dan, ia ingin menjadi pandai seperti apa yang dikatakan ular itu. Ia lupa akan larangan Allah. Lalu, Hawa mengambil buah itu, dimakannya dan diberikannya juga kepada Adam. Setelah Adam dan Hawa memakan buah itu, mereka sadar akan perbuatan mereka dan merasa takut sekali kepada Allah. Mereka telah melanggar perintah Allah. Mereka melakukan perbuatan yang dilarang Allah. Allah mengasihi Adam dan Hawa, tetapi Dia harus menghukum mereka supaya mereka mau menurut. Adam dan Hawa diusir Tuhan. Mereka tidak boleh lagi tinggal di taman Eden yang indah itu. PENERAPAN Apakah kamu selalu taat kepada orang tuamu? Orang tua kita mencintai kita, tetapi mereka juga akan menghukum bila kita bersalah. Manusia tidak taat; kita berdosa kepada Allah dan harus dihukum. Akan tetapi, Tuhan Yesus begitu sayang kepada kita sekalian sehingga Ia mau mati disalib. Dengan demikian, Ia dihukum sebagai pengganti kita. Tuhan Yesus sangat mengasihi kamu. Jika kamu bersalah, mintalah ampun kepada-Nya, maka Allah akan mengampuni kesalahanmu. Sungguh, Ia mengasihi kamu dan tidak mau marah lagi. AKTIVITAS Mengulangi ayat hafalan. Beberapa anak memainkan beberapa adegan dari cerita di atas. NYANYIAN "Ajarlah `Ku, Tuhan" DOA Anak-anak bersyukur atas kemurahan Tuhan dan menyatakan keinginan mereka untuk selalu taat kepada-Nya. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Suluh Sekolah Minggu Kelas Kecil (Usia 6 -- 8 Tahun) Tahun I Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Seksi Kurikulum Komisi Anak Sinode GKI Jabar Halaman: 104 -- 109 SUA PELAYAN ANAK: MEMBINA KARAKTER ANAK USIA DINI e-BinaAnak, 8 Januari 2013: Bagaimana cara membina karakter anak usia dini? Mari share ... :) Lorenta R. Lingga: Keingintahuan anak sangatlah tinggi, jadi sebagai ortu kasih contoh yang baik, santun dan bicara yang lembut. Ketika kita membaca Alkitab atau dengar siaran rohani dari radio, anak pun akan ikut-ikut. Kebiasaan seperti ini akan membentuk karakter anak. Begitu deh teman-teman. Lanjutkan! Labuhan Sitorus: Betul, orang-orang di sekeliling anak mempengaruhi karakternya. Makanya, sebaiknya orang-orang tersebut harus lebih hati- hati berkata-kata dan bertindak ... jadi teladan yah (untuk Guru SM juga). e-BinaAnak: @Lorenta R. Lingga, Labuhan Sitorus: Banyak hal yang bisa mempengaruhi karakter anak usia dini, baik Alkitab, siaran rohani dari radio, perkataan dan tindakan orang tua (khususnya). Namun, sumber yang paling tepat untuk membina karakter anak usia dini adalah dari Alkitab. Bagaimana pendapat rekan-rekan yang lain? Shmily Tilestian: Menurut saya, karakter itu muncul dari kebiasaan. Jadi, cara membina karakter anak usia dini harus diawali di lingkungan keluarga terlebih dulu. Keluarga harus mempunyai kebiasaan yang baik, terutama cara hidup yang seturut firman Tuhan. Jadi, pembinaan karakter di dalam keluarga menjadi langkah awal agar anak bisa siap menghadapi kehidupan di luar. e-BinaAnak: Orang tua dan guru SM harus membekali diri dengan firman Tuhan supaya bisa memberi teladan yang benar bagi anak-anak. Apa pun yang dilakukan oleh orang tua atau guru SM mempunyai peranan penting untuk perkembangan karakter anak. Anak-anak akan mencontoh/meniru apa yang mereka lihat, dengar, dan rasa. Jadi, marilah kita lebih giat untuk mengenal Tuhan dan memberi teladan yang benar untuk anak-anak supaya mereka bisa mempunyai karakter yang berkenan bagi Tuhan. Sumber: http://www.facebook.com/sabdabinaanak/posts/10151207439666629 STOP PRESS: FACEBOOK e-DOA Anda rindu untuk berbagi pokok doa dan saling mendoakan? Kami mengundang Anda untuk bergabung dengan komunitas e-Doa dalam Facebook e-Doa. Selain bisa saling mendukung dalam doa, Anda juga bisa mendapatkan berbagai bahan kekristenan seputar doa seperti artikel, renungan, kesaksian, dan tokoh doa? Segera bergabung dengan Facebook kami dan temukan berkatnya! ==> http://www.facebook.com/sabdadoa Kontak: binaanak(at)sabda.org Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |