Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/625 |
|
e-BinaAnak edisi 625 (27-2-2013)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ e-BinaAnak -- Peran Doa dalam Pelayanan Anak (IV) 625/Februari/IV/2013 Shalom, Seorang murid berkata kepada Yesus, "Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya." Bagaimana respons Yesus? Tuhan Yesus segera mengajarkan kepada murid-murid-Nya bagaimana seharusnya mereka berkata-kata saat berdoa. Peristiwa ini harus kita ingat karena bagi Yesus, berdoa merupakan hal yang penting. Bukan hanya sebatas berkomunikasi dengan Tuhan, melainkan berkata-kata seturut kehendak Tuhan melalui doa kita. Melalui e-BinaAnak edisi 625 ini, kiranya kita semua semakin mengerti arti penting berdoa dan bagaimana seharusnya kita berdoa. Selamat melayani, Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi T. < http://pepak.sabda.org/> "Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita. Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini." (Filipi 1:4-5) BAHAN MENGAJAR: PELAJARAN BERDOA Tujuan Pelajaran: 1. Anak-anak menyadari pentingnya berdoa. 2. Anak-anak dapat melakukan doa secara terus-menerus tanpa paksaan. Firman Tuhan: Lukas 11:1-13 Ayat Hafalan: Lukas 11:9 Kata Kunci: Mintalah, Carilah, Ketuklah. Yel-Yel: Doa? Gaya hidupku. Pendahuluan: (Sebuah cerita sederhana untuk mencairkan suasana.) Tok, tok. (Siapa di sana?) Andi. (Andi siapa?) Selamat datang! Tok, tok. (Siapa di sana?) kano. (Kano siapa?) Kano keluar dan bermain? Tok, tok. (Siapa di sana?) Boo. (Boo siapa?) Mengapa kamu menangis? Tok, tok. (Siapa di sana?) Tank. (Tank siapa?) Tank, kamu akan bahagia karena ini adalah akhir dari "tok", "tok"anku. Sekarang, saya memiliki tebakan untuk kalian. Apakah kamu tahu bagaimana sebuah tok, tok, seperti sebuah doa? Jika kamu tidak melakukan tok, tok, tidak akan ada sesuatu yang terjadi. Apa yang saya maksudkan? Saya akan menjelaskannya. Cerita firman: Satu hari, Yesus mengajar murid-murid-Nya tentang bagaimana berdoa. Dia berkata, "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu, Aku berkata kepadamu: mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan." (Lukas 11:5-10) Yesus mencoba untuk membuat murid-murid-Nya mengerti, dan Dia ingin kita juga mengerti, bahwa ketika kita meminta kepada Bapa, kita menerima. Ketika kita mencari Allah, kita akan menemukan-Nya. Ketika kita mengetuk, Allah akan membukakan pintu. Tok, Tok. Siapa di sana ? Allah di sini -- dan Dia menjawab doa! Dan, itulah sebabnya, kita harus berdoa sebagaimana Yesus ajarkan kepada kita. Epilog: "Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan." Cerita aplikasi: (Cerita aplikasi ini membantu untuk kelanjutan cerita.) Nats firman: Lukas 18:1 (Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.) Pernahkah kamu meminta sesuatu yang sangat kamu inginkan kepada orang tuamu, dan memaksa mereka secara terus-menerus sampai mereka berkata, "Ya"? Mungkin hal itu adalah mainan yang sangat bagus, sebuah binatang peliharaan, atau sebuah sepeda baru. Jika hal itu sungguh-sungguh kamu butuhkan, kamu mungkin akan terus-menerus mengingatkannya. Suatu ketika, ada seorang anak kecil yang mencari perangkat alat musik yang dapat dimainkan dalam band sekolah. Anak ini pulang ke rumah dan memberi tahu orang tuanya supaya mereka membelikan perangkat alat musik itu untuknya, dan dia akan memakainya untuk bermain dalam band sekolah. Orang tuanya tidak menjawab "ya" ataupun "tidak". Mereka berkata, "Kami akan memikirkan hal itu." Setelah beberapa hari, orang tua anak itu tetap tidak mengatakan sesuatu kepadanya. Anak itu kembali menanyakannya kepada orang tuanya. Orang tua anak itu tetap tidak menjawab "ya" ataupun "tidak". Mereka berkata, "Kami akan tetap memikirkan hal itu." Suatu hari, dalam perjalanan pulangnya dari sekolah, anak itu memutuskan untuk berhenti di sebuah toko musik untuk melihat alat-alat musik. Sementara berjalan ke dalam toko, pikiran pertamanya adalah matanya tidak akan terlepas dari sebuah keindahan alat-alat musik. Ketika itu, matanya tertuju pada sebuah trompet yang berkilau dan bukan hanya terlihat baru, melainkan juga sangat bagus dan terlihat sangat keren dengan sarung kulit buaya palsunya. Itulah hal yang sangat dia inginkan. Malam itu, ketika mereka makan bersama, anak itu berkata kepada orang tuanya, "Saya pergi ke toko musik hari ini sesudah pulang sekolah, dan toko itu memiliki trompet yang sangat baik untuk digunakan. Itu sangat sesuai dengan apa yang kuinginkan dan harganya hanya 900 ribu." Ayah anak itu berkata kepada istrinya, "Saya lelah, mungkin lebih baik kita pergi melihat trompet itu dan menghentikan permohonannya itu." Hari berikutnya, anak laki-laki itu pergi ke toko musik dengan orang tuanya dan mereka membelikan dia trompet itu. Anak itu bergabung dengan band musik di sekolahnya –- dan dia tetap bermain dengan trompetnya itu. Selama berada di SMA, dia terus bermain dalam bandnya. Ketika lulus dari SMA, dia melanjutkan ke perguruan tinggi dan mengambil bidang musik. Setelah lulus dari kuliah, ia menjadi seorang guru musik. Perbedaan hidup anak itu dimulai ketika orang tuanya memberikan sebuah alat musik untuk pertama kalinya, supaya tidak pernah diingatkan lagi. Alkitab mengajar kita seperti orang tua yang ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, dan akan memberikan apa yang diminta oleh anaknya. Bapa kita yang di surga selalu mendengar dan menjawab permintaan kita. Terkadang, kita meminta sesuatu kepada Tuhan hanya satu kali dan tidak pernah mengingatkan-Nya lagi. Mungkin, ketidaksabaran kita ditunjukkan ketika kita meminta sesuatu. Kita ingin Allah berkata, "Ya," dan kita ingin Dia memberikan sekarang juga! Yesus mengatakan bahwa kita harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. Mungkin Allah hanya ingin melihat kita menunjukkan kesungguhan dalam meminta yang kita minta kepada-Nya. Apakah ini berarti bahwa jika kita tetap meminta sesuatu secara terus-menerus, Allah akan selalu memberikannya bagi kita? Tidak! Akan tetapi, Ia mencintai kita dan ingin memberikan yang terbaik untuk kita, dan dia akan menjawab "Ya" jika Dia berkenan. Permainan: 1. Tujuan: untuk membantu anak mengingat ayat hafalan. 2. Langkah: a. Gunting sebuah kertas menjadi 3 bagian. Setiap bagiannya bertuliskan: mintalah, carilah, ketuklah. b. Ajak anak-anak untuk mengingat respons pada ketiga kata tersebut, "mintalah" responsnya (maka akan diberikan), "carilah" responsnya (maka kamu akan mendapat), dan "ketuklah" responsnya (maka pintu akan dibukakan bagimu). c. Angkat secara acak tulisan-tulisan tersebut dan mintalah respons anak-anak. Diambil dan disunting dari: Nama situs: christforworld.blogspot.com Alamat URL: http://christforworld.blogspot.com/2007/07/pelajaran-doa.html Judul asli artikel: Doa Penulis: Tidak dicantumkan Tanggal akses: 24 Januari 2013 MUTIARA GURU: MENGAPA KITA HARUS PERGI KEPADA ALLAH UNTUK SUATU PERTOLONGAN? Kita harus minta pertolongan kepada Allah karena kita membutuhkan Dia. Mengajukan pertanyaan mengapa kita harus pergi kepada Allah adalah sama dengan bertanya, "Mengapa kita harus pergi ke stasiun pompa bensin untuk memperoleh bensin?" Allah adalah satu-satunya yang memberi kita hidup; satu-satunya yang membuat kita mampu untuk bekerja, berbicara, dan bergerak. Dialah satu-satunya yang memberi kita pengetahuan dan segala hal yang kita butuhkan. Berpikir secara nalar, Dialah satu-satunya yang dapat menolong kita. Karena itu, kita harus pergi kepada Allah untuk pertolongan. Ayat kunci: Dalam kesesakan aku telah berseru kepada TUHAN. TUHAN telah menjawab aku dengan memberi kelegaan. (Mazmur 118:5) Ayat terkait: Mazmur 17:6, 118:7-9, 144:2; Ibrani 13:6 Pertanyaan terkait: Bila seseorang berada dalam kesulitan dan tidak berdoa, apakah Anda harus berdoa untuk dia? Apakah kita berdoa bila kita membutuhkan? Catatan untuk pelayan anak: Dunia tidak mengajar anak-anak untuk mengenali Allah sebagai sumber pertolongan mereka. Mereka butuh belajar mengenai hal ini dari Anda. Arahkan anak-anak Anda kepada Allah dalam doa, sebagai perhentian pertama dalam seluruh perjalanan menuju pertolongan dan mencari jawaban. Diambil dan disunting dari: Judul buku: 107 Pertanyaan Anak-anak tentang Doa Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Betlehem Publishers, Jakarta 1998 Halaman: 39 Kontak: binaanak(at)sabda.org Redaksi: Davida, Santi T., dan Elly Berlangganan: subscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Berhenti: unsubscribe-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org Arsip: http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/arsip/ BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati (c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |