Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/596 |
|
e-BinaAnak edisi 596 (1-8-2012)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ e-BinaAnak -- Mengajarkan Kemerdekaan Rohani kepada Anak (I) 596/Agustus/I/2012 DAFTAR ISI ARTIKEL: ROH YANG MEMERDEKAKAN WARNET: MINGGU.CO: SUMBER BAHAN SEKOLAH MINGGU BERKUALITAS Shalom, Tak terasa kita telah memasuki bulan Agustus 2012. Ada hari khusus dalam bulan ini -- Hari Kemerdekaan RI, yang senantiasa mengingatkan warga Indonesia masuk dalam kehidupan baru, mengalami kemerdekaan, dan bebas dari belenggu penjajah. Bagaimana dengan kemerdekaan orang percaya? Sudahkah kita benar-benar mengalami kemerdekaan di dalam Dia? Bulan Agustus ini juga merupakan momen yang pas bagi para Pelayan Anak untuk memikirkan lebih dalam lagi mengenai makna kemerdekaan rohani dalam hidup ini. Ajak pula setiap anak untuk memahami lebih dalam lagi mengenai kemerdekaan rohani tersebut, sehingga mereka pun bisa menikmatinya meski masih berusia dini, karena kemerdekaan dalam Kristus adalah miliki siapa saja yang telah ditebus oleh darah-Nya. Dalam edisi pertama bulan ini, ada baiknya jika terlebih dahulu kita menyimak makna kemerdekaan rohani itu. Mari kita renungkan apakah kita sudah benar-benar hidup merdeka. Jangan lewatkan pula informasi menarik situs Minggu.co - berisi kumpulan bahan terbaik untuk sekolah minggu. Selamat menyimak! Staf Redaksi e-BinaAnak, Santi Titik Lestari < http://pepak.sabda.org/ > ARTIKEL: ROH YANG MEMERDEKAKAN Diringkas oleh: Santi Titik Lestari Kata "merdeka" adalah kata yang indah untuk didengar setiap orang. Merdeka adalah pengharapan bagi semua orang. Tidak ada seorang pun atau bangsa yang dengan rela diperbudak oleh orang lain. Mereka semua ingin menikmati kemerdekaan. Di bawah ini adalah beberapa argumen mengenai kemerdekaan, seperti: 1. C.H. Spurgeon "Kemerdekaan adalah hak bagi setiap orang. Mungkin saja ia lahir dari keluarga miskin; ia mungkin adalah anak yang terlantar; tidak memiliki asal-usul yang jelas; namun kemerdekaan adalah hak waris mereka yang tidak dapat dicabut. Hitam mungkin kulitnya; mungkin ia tidak memiliki kesempatan untuk sekolah; ia mungkin miskin sekali; mungkin ia hanya memiliki satu baju lusuh saja yang melekat di tubuhnya; namun mereka berhak memiliki kemerdekaan" (C.H. Spurgeon, "Spiritual Liberty" in The New Park Street Pulpit, volume 1). 2. Plato Dalam bukunya yang berjudul "The Republic", berisi seruan untuk membentuk pemerintahan yang menjunjung tinggi kemerdekaan setiap manusia. Namun, semua kemerdekaan yang ditawarkan oleh pemerintahan dunia hanyalah mimpi. 3. John Bunyan Bunyan adalah seorang Puritan dan pengkhotbah Baptis. Ia keluar masuk penjara hanya oleh karena ia berkhotbah tanpa surat izin dari pemerintah. Ia memiliki panggilan suci religiusnya, ditangkap, dan dilempar ke dalam penjara sebagai kriminal. Tidak menutup kemungkinan, entah di negara Kristen ataupun Islam, dalam bentuk pemerintahan negara apa pun, sering kali kemerdekaan atau kebebasan itu tidak dinikmati oleh setiap warga negaranya. Itu harus kita sadari dan pahami karena kemerdekaan tidak datang dari manusia dan pemerintahan manusia, tetapi kemerdekaan ada di mana Roh Tuhan ada. Dalam 2 Korintus 3:17 dikatakan, "Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan." Benarkah? Roh Tuhan memerdekakan kita dari apa? 1. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perbudakan dosa. C.H. Spurgeon berkata, "Semua bentuk perbudakan di dunia ini, tidak ada yang lebih mengerikan dibandingkan dengan perbudakan dosa." Perbudakan di dunia hanya menyebabkan penderitaan yang sementara dan paling parah diakhiri dengan kematian. Namun, perbudakan dosa menyebabkan Anda menderita di neraka (genena), terbakar dalam api yang tak pernah padam untuk selama-lamanya. John Newton dulunya adalah seorang penjual budak, namun ia tidak menyadari bahwa dia sendiri sebenarnya adalah budak yang lebih menyedihkan. Ia memperbudak sesamanya, namun ia sendiri adalah budak dosa. Ketika ia berjumpa dengan Kristus, ketika ia mengalami pertobatan, ia sangat mengucap syukur kepada Tuhan yang telah memerdekakannya dari perbudakan dosa. Ketika Roh Tuhan masuk ke dalam hatinya pada saat ia bertobat, pada saat ia dilahirkan kembali, ia memperoleh kemerdekaan dari perbudakan dosa dan kemudian menjadi hamba Tuhan, anak Kerajaan Allah. Karl Marx dalam "Das Kapital"-nya mengatakan, "Kekristenan, khususnya dalam bentuk Protestannya, adalah agama yang ideal untuk menjelaskan karakter yang telah dirusak oleh dosa." Tidak dapat disangkal bahwa karakter semua manusia telah dirusak oleh dosa. Semua manusia berada di bawah perbudakan dosa. Namun, "di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perbudakan dosa". 2. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari penghukuman dosa. Apa itu penghukuman dosa? Itu adalah kematian kekal. Itu adalah penderitaan di neraka untuk selama-lamanya. Alkitab berkata, "upah dosa adalah maut" (Roma 6:23), "barangsiapa tidak percaya akan dihukum" (Markus 16:16), namun "kasih karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita" (Roma 6:23), "barang siapa percaya diselamatkan" (Markus 16:16). Dan dengan tegas Rasul Paulus dalam inspirasi Roh Kudus berkata, "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut" (Roma 8:1-2). Paulus juga menulis, "Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami. Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah" (2 Korintus 5:18-20). Kata yang diterjemahkan "mendamaikan" dan "pendamaian", menurut Dr. W.A. Criswell memiliki pengertian "atonement" (penebusan), yang memiliki arti dasar "menukar dengan uang". Kata "pendamaian" menunjukkan perubahan dari yang dulunya adalah musuh dan sekarang menjadi teman, atau yang dulunya dibenci dan sekarang dikasihi. Kata ini digunakan untuk menjelaskan apa yang Yesus Kristus telah lakukan bagi kita. Ia telah membeli kita. Ia telah menebus kita. Ia telah membayar harga untuk menebus kita. 3. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari rasa bersalah. Dr. W.A. Criswell berkata, "Dapatkah batu-batu karang dan gunung-gunung menyembunyikan kita dari hari penghakiman Allah yang Mahakuasa? Apakah batu-batu karang dan gunung-gunung dapat menutupi dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita? Seluruh generasi atau seluruh manusia merasakan di dalam jiwa mereka, bahwa perasaan bersalah dan terhakimi akan dosa-dosa ada di dalam hati. Itu adalah sensitivitas moral kita." [ibid, hal. 133] Kesadaran akan moral yang rusak dan bobrok bersifat universal. Kita adalah manusia yang telah jatuh ke dalam dosa dan sedang sekarat. Baik pikiran, hati, kehendak dan hidup kita, semuanya itu telah jatuh ke dalam dosa. Namun C.H. Spurgeon berkata, "Orang Kristen secara positif, seharusnya tidak terus menerus hidup dalam perasaan bersalah ketika ia percaya. Jika ada seorang pembunuh mendapat pengampunan, sehingga ia tidak dapat dijatuhi hukuman. Namun, ia masih diliputi oleh rasa bersalah. Maka walaupun ribuan pengampunan diberikan kepadanya, ia tetap hidup dalam perasaan bersalah. Jadi, walaupun hukum tidak dapat menyentuhnya, namun perbuatan jahatnya selalu ada di pikirannya, dan label sebagai pembunuh akan tetap melekat kepadanya seumur hidupnya. Tetapi orang Kristen bukan hanya diselamatkan atau dibebaskan dari perbudakan dan penghukuman, namun secara positif mereka telah diampuni atau dibebaskan dari rasa bersalah" [ibid]. 4. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perhambaan hukum Taurat. C.H. Spurgeon mengatakan, "Banyak orang jujur karena takut polisi. Banyak orang tertib karena takut dilihat orang lain. Banyak orang kelihatannya alim karena tetangganya." Seperti itulah cara hidup orang yang berada di bawah perbudakan hukum Taurat. Mereka melakukan kebaikan atau keagamaan mereka oleh karena tuntutan dari hukum, dan bukan kesadaran yang murni keluar dari dalam hatinya yang paling dalam. Bahkan, tidak sedikit orang yang menyebut dirinya "Kristen", namun hidup seperti halnya hidup di bawah perbudakan hukum Taurat. C.H. Spurgeon memberikan gambaran yang jelas dengan berkata, "Aku tahu bahwa sebelum aku masuk ke dalam kemerdekaan sebagai anak-anak Allah, jika aku pergi ke rumah Tuhan, aku pergi oleh karena aku berpikir bahwa aku harus melakukannya. Jika aku berdoa, itu karena aku takut kemalangan menimpaku ketika aku tidak melakukannya. Jika aku pernah mengucap syukur kepada Allah oleh karena kemurahan-Nya, itu karena aku berpikir bahwa aku tidak akan memperolehnya lagi, jika aku tidak mengucap syukur. Jika aku melakukan perbuatan atau sesuatu yang baik, itu karena berharap Tuhan memberikan hadiah kepadaku pada hari akhir nanti, dan aku akan memperoleh banyak mahkota di surga" [ibid]. Apakah Anda seperti itu? Jika iya, maka Anda belum merdeka. Anda belum dimerdekakan dari perbudakan hukum Taurat. Namun, apakah Anda seperti apa yang dikatakan oleh Spurgeon selanjutnya? "Tetapi sekarang, hai orang Kristen, seperti apakah kemerdekaan Anda? Apa yang membuat Anda datang ke rumah Tuhan atau gereja? Kasihlah yang membuat kerelaan hatimu melangkah ke sana. Apa yang membuat Anda berlutut dan berdoa? Itu adalah karena Anda seperti berbicara dengan Bapamu di tempat yang tersembunyi. Apa yang menyebabkan Anda membuka dompet Anda dan memberi dengan bebas? Itu karena Anda mengasihi anak-anak Tuhan yang hidup dalam kemiskinan, dan kamu merasa bahwa Tuhan sudah memberikan banyak kepada Anda, sehingga Anda ingin memberikannya kembali untuk Kristus. Apa yang membuat kamu hidup jujur, hidup benar, dan taat pada peraturan? Apakah karena penjara? Bukan. Biarpun tidak ada penjara, biarpun semua rantai atau borgol dibuang ke laut; kita harus tetap hidup suci sama seperti sekarang ini." Itulah arti dimerdekakan dari Taurat. Anda hidup benar oleh karena hati Anda yang sudah diubahkan oleh Tuhan, yang senantiasa memancarkan kebaikan, kebenaran, dan kesucian. 5. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari ketakutan akan kematian. C.H. Spurgeon berkata, "Oh! Betapa banyaknya orang yang adalah budak dari rasa takut akan kematian. Separuh dari manusia di dunia ini takut akan kematian. Siapakah orang yang tidak takut akan kematian? Saya akan memberi tahu Anda. Itu adalah orang yang telah percaya kepada Tuhan atau telah diselamatkan." John Bunyan menggambar kematian dalam novel terkenalnya yang berjudul "Pilgrim Progress" (Perjalanan Seorang Musafir), bahwa bagi orang percaya kematian adalah jalan pintas menuju surga. Jadi, kematian yang menjadi kengerian bagi umat manusia, bagi dunia yang penuh dengan dosa, bukanlah kengerian bagi orang Kristen sejati. Namun, justru merupakan kebahagiaan bagi orang percaya. Itu adalah bukti bahwa "di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari ketakutan akan kematian". Apakah Anda sudah merdeka dari perbudakan dosa, hukuman dosa, rasa bersalah oleh karena dosa-dosa Anda, perbudakan Taurat, dari ketakutan akan kematian? Jika Anda belum dimerdekakan dari semua itu, datanglah kepada Yesus dengan iman. Serahkan seluruh hati Anda di dalam iman kepada Yesus. Yesus akan menyelamatkan Anda, memerdekakan Anda, dan memberikan Roh Kudus kepada Anda. Roh Kudus akan tinggal di dalam hati Anda, sehingga Anda akan mengalami kebenaran firman Tuhan ini, yaitu "di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan dari perbudakan dosa, penghukuman dosa, rasa bersalah oleh karena dosa, hukum Taurat dan ketakutan akan kematian". Datanglah kepada Kristus dalam iman, sekarang! Bukan besok atau lusa, tetapi sekarang! Diringkas dari: Nama situs: Philadelphia-international.com Alamat URL: http://philadelphia-international.com/ sermon%20eddy%20-%20roh%20yang%20memerdekakan.htm Penulis: Dr. Eddy Peter Purwanto, M.M., Ph.D. Tanggal akses: 26 Juni 2012 WARNET PENA: MINGGU.CO: SUMBER BAHAN SEKOLAH MINGGU BERKUALITAS Jika Anda sering mengalami kesulitan dalam mencari bahan-bahan sekolah minggu, kini Anda akan sangat dibantu dengan kehadiran situs minggu.co. Minggu.co merupakan situs yang merangkum sumber-sumber bahan sekolah minggu terbaik yang ada di internet. Melalui situs ini, Anda akan dengan mudah mendapatkan bahan-bahan seputar sekolah minggu yang Anda butuhkan. Bahan-bahan tersebut, antara lain: artikel, bahan mengajar, permainan anak, tip-tip dalam sekolah minggu, dll.. Semua bahan yang disajikan sudah dikategorikan sesuai dengan jenisnya, sehingga akan mempermudah pengunjung dalam mencari bahan. Selain bahan-bahan tertulis, minggu.co memberikan wawasan baru mengenai komunitas yang berkaitan dengan pelayanan sekolah minggu. Anda akan diajak untuk mengenal Facebook e-BinaAnak, Sekolah Minggu Baptis, Guru Sekolah Minggu, dll.. Kunjungi segera situs ini dan perluas wawasan serta relasi Anda sekarang juga! Selamat menjelajah situs minggu.co. (STL) ==> http://minggu.co/ Kontak: < binaanak(at)sabda.org > Redaksi: Davida Welni Dana, Santi Titik Lestari, dan Melina Martha Tim Editor: Davida Welni Dana, Novita Yuniarti, dan Santi Titik Lestari (c) 2012 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > Rekening: BCA Pasar Legi Solo; No. 0790266579 a.n. Yulia Oeniyati < http://blog.sabda.org/ > < http://fb.sabda.org/binaanak > Berlangganan: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Berhenti: < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |