Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/511 |
|
e-BinaAnak edisi 511 (1-12-2010)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 511/Desember/2010 - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL: Arti Natal yang Sebenarnya - TIPS: Merayakan Natal di Rumah - MUTIARA GURU - BAHAN MENGAJAR: Tamu-tamu yang Istimewa - WARNET PENA: Jadikan Natal Anda Berkesan ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: < binaanak(at)sabda.org > atau < owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org > Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook! Kunjungi sekarang juga di: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI Sukacita dan damai sejahtera dalam Yesus Kristus, Bulan Desember selain menjadi bulan terakhir dalam setiap tahun, juga menjadi bulan yang identik dengan lagu "Jingle bells, jingle bells." Lagu tersebut ternyata mampu mewakili suasana istimewa bagi orang Kristen di bulan ini, dan menjadi ciri khas tersendiri dalam menyambut kelahiran Yesus, sang Juru Selamat. Hari istimewa, Natal, tidak terlepas dari adanya pohon Natal, lagu-lagu Natal, pernak-pernik Natal, dan Sinterklas. Apakah cukup dengan itu saja? Natal lebih dari sekadar hadiah Natal, Sinterklas, dan menghias pohon Natal. Namun, Natal merupakan awal dari karya Yesus untuk menyelamatkan kita. Edisi e-BinaAnak selama satu bulan ini akan membahas seputar Natal. Adapun topik-topik yang akan kami berikan meliputi makna Natal, cerita Natal, kreasi Natal, dan hadiah Natal. Sebagai pembuka di minggu perdana bulan Desember ini, kami sajikan topik Makna Natal melalui artikel, tip, bahan mengajar, dan ulasan warnet yang dapat Anda simak. Tuhan memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak Santi Titik Lestari http://pepak.sabda.org http://fb.sabda.org/binaanak ____________________________________________________________________ "Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku." (Yesaya 43:11) < http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+43:11 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL ARTI NATAL YANG SEBENARNYA Satu minggu sebelum Natal, saya kedatangan tamu. Begini ceritanya: Saya sedang bersiap-siap untuk tidur ketika saya mendengar suara berisik di ruang tamu. Saya membuka pintu kamar dan saya amat terkejut, Sinterklas tiba-tiba muncul dari balik pohon Natal. Sinterklas tidak tampak gembira seperti biasanya. Malahan saya melihat air mata di sudut matanya. "Apa yang sedang Anda lakukan?" saya bertanya. "Saya datang untuk mengingatkan kamu, AJARILAH ANAK-ANAK!" kata Sinterklas. Saya menjadi bingung, apa yang dimaksudkannya? Kemudian dengan gerak cepat Sinterklas memungut sebuah tas mainan dari balik pohon. Sementara saya berdiri dengan bingung, Sinterklas berkata, "Ajarilah anak-anak! Ajarilah mereka arti Natal yang sebenarnya, arti yang sekarang ini telah dilupakan oleh banyak anak." Sinterklas merogoh ke dalam tasnya dan mengeluarkan sebuah POHON NATAL mini. "Ajarilah anak-anak bahwa pohon cemara senantiasa hijau sepanjang tahun, melambangkan harapan abadi seluruh umat manusia. Semua ujung daunnya mengarah ke atas, mengingatkan kita bahwa segala pikiran kita di masa Natal hanya terarah pada surga." Ia memasukkan tangannya ke dalam tas dan mengeluarkan sebuah BINTANG cemerlang. "Ajarilah anak-anak bahwa bintang adalah tanda surgawi akan janji Allah berabad-abad yang silam. Tuhan menjanjikan seorang Penyelamat bagi dunia, dan bintang adalah tanda Tuhan menepati janji-Nya." Ia memasukkan tangannya lagi ke dalam tasnya dan mengeluarkan sebatang LILIN. "Ajarilah anak-anak bahwa Kristus adalah terang dunia, dan ketika kita melihat terang lilin kita diingatkan kepada-Nya yang telah mengusir kegelapan." Sekali lagi ia memasukkan tangannya ke dalam tasnya, mengeluarkan sebuah LINGKARAN lalu memasangnya di pohon Natal. "Ajarilah anak-anak bahwa lingkaran melambangkan cinta sejati yang tidak akan pernah berhenti. Cinta adalah kasih sayang yang terus-menerus, tidak hanya saat Natal tetapi sepanjang tahun." Kemudian dari tasnya, ia mengeluarkan hiasan SINTERKLAS. "Ajarilah anak-anak bahwa saya, Sinterklas, melambangkan kemurahan hati dan segala niat baik yang kita rasakan sepanjang bulan Desember." Selanjutnya, ia mengeluarkan sebuah HADIAH dan berkata "Ajarilah anak-anak bahwa Tuhan demikian mengasihi umatnya sehingga Ia memberikan anaknya yang tunggal." Terpujilah Allah atas hadiah-Nya yang demikian mengagumkan itu. "Ajarilah anak-anak bahwa para majus datang menyembah sang Bayi Kudus dan mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur. Hendaknya kita memberi dengan semangat seperti para majus." Sinterklas kemudian mengambil tasnya, memungut sebatang PERMEN coklat berbentuk TONGKAT dan menggantungkannya di pohon Natal. "Ajarilah anak-anak bahwa batangan permen ini melambangkan para gembala. Sekali waktu seekor domba berkelana pergi meninggalkan kawanannya dan tersesat, maka gembala datang dan menuntun mereka kembali. Batangan permen ini mengingatkan kita bahwa kita adalah penjaga saudara-saudara kita, sekali waktu orang-orang yang telah lama pergi meninggalkan gereja membutuhkan pertolongan untuk kembali ke pangkuan Gereja. Selayaknya kita berdaya upaya untuk menjadi gembala-gembala yang baik dan menuntun mereka pulang ke rumah." Ia memasukkan tangannya lagi ke dalam tas dan mengeluarkan sebuah boneka MALAIKAT. "Ajarilah anak-anak bahwa para malaikat yang mewartakan kabar sukacita kelahiran sang Penyelamat. Para malaikat itu bernyanyi, `Kemuliaan bagi Allah di surga dan damai di bumi bagi manusia.` Sama seperti para malaikat di Betlehem, kita patut mewartakan Kabar Gembira tersebut kepada keluarga dan teman-teman. Immanuel - Tuhan beserta kita!" Sekarang Sinterklas kelihatan gembira. Ia memandang saya dan saya melihat matanya telah bersinar kembali. Ia berkata, "Ingat, ajarilah anak-anak arti Natal yang sebenarnya. Jangan menjadikan saya pusat perhatian karena saya hanyalah hamba dari Dia yang adalah arti Natal yang sebenarnya: Immanuel - Tuhan beserta kita." Setelah itu, secepat datangnya, Sinterklas tiba-tiba pergi. Seperti biasa, Sinterklas telah datang untuk membawa hadiah bagi saya dan anak-anak. suatu hadiah yang luar biasa. Sinterklas telah membantu saya mengingat kembali arti Natal yang sebenarnya dan arti kedatangan Yesus ke dunia. Saya tahu, bagi saya dan anak-anak, Natal ini akan menjadi Natal yang terindah karena Immanuel - Tuhan Beserta Kita! Sumber: News For Kids, Rm Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; < http://www.catholic1.com > Diterjemahkan oleh Yesaya < http://www.indocell.net/yesaya > atas ijin Fr. Richard Lonsdale. Diambil dan disunting dari: Judul artikel: Ajarilah Anak-anak Arti Natal yang Sebenarnya Nama situs: yesaya.indocell.net Alamat URL: http://yesaya.indocell.net/id157.htm Tanggal akses: 31 Agustus 2010 ______________________________________________________________________ TIPS MERAYAKAN NATAL DI RUMAH Berikut ini adalah beberapa ide yang dapat Anda pilih untuk merayakan Natal di rumah: Menghadirkan Sinterklas Masa-masa indah dan lucu di hari Natal tidak mudah untuk dilupakan. Saat memasukkan rumput ke dalam sepatu, meletakkannya di kolong tempat tidur, menengadah ke langit-langit rumah dan berkata kepada Sinterklas, "Bapak Sinterklas, saya minta mainan dokter-dokteran." Saat pagi-pagi melongok ke kolong ranjang dan melihat mainan dokter-dokteran sudah ada di dekat sepatu tanpa rumput lagi. Ada rasa kecewa setelah mengetahui bahwa yang meletakkan hadiah bukanlah Sinterklas, tapi ibu dan kakak-kakak saya. Saat itu ada kesenangan menyelinap di hati, karena mengetahui bahwa mereka memerhatikan saya di hari Natal. Pertimbangan: Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan tentang masalah Sinterklas ini: 1. Kejujuran Orangtua Ada perbedaan ketika menceritakan dongeng dengan eksistensi Sinterklas kepada anak? Saat kita menceritakan kisah seperti Donal Bebek, dsb., kita tidak menekankan kebenaran dari cerita itu. Tujuan utama dari cerita dongeng adalah sebagai hiburan dan mengembangkan daya imajinasi anak. Bagaimana dengan Sinterklas? Kebanyakan dari kita justru menekankan kebenaran keberadaan Sinterklas, jika tidak maka kita tidak punya kekuatan untuk meyakinkan anak agar tidak nakal sehingga bisa mendapatkan hadiah. Dalam hal ini, permasalahannya tidak terletak pada "dampak", akan tetapi tanggung jawab pribadi orangtua kepada Tuhan dalam hal "kejujuran". Memang hal ini kelihatan kecil, anak-anak pun menikmati kebohongan orangtua sebagai sesuatu yang indah di masa kecilnya. Akan tetapi, bagaimana dengan integritas iman orangtua kepada Tuhan? Di manakah letak tanggung jawab kita sebagai orang Kristen? 2. Pengenalan Anak Akan Kebenaran Di usia yang sangat muda (balita), anak masih berpikir secara konkret. Segala sesuatu dianggap benar, termasuk dongeng. Zaman semakin maju, anak-anak semakin hidup di dalam alam yang tidak konkret. Masalahnya, ketika kita menceritakan cerita Alkitab, mereka akan menempatkan cerita ini dalam golongan yang sama dengan dongeng. Bahkan mereka mungkin akan lebih tertarik dengan cerita dongeng daripada cerita Alkitab. Dengan kita menghadirkan Sinterklas sebagai tokoh yang hadir "hari ini", "di sini", tanpa kita sadari, kita semakin melemahkan cerita Alkitab. Tuhan Yesus di dalam kenyataannya hadir "hari ini", "di sini", digantikan dengan Sinterklas yang sebenarnya adalah tokoh legendaris saja. Akhirnya, anak dalam usianya yang muda mengenal kebenaran yang tidak benar. 3. Fokus Iman Anak Dalam menghadapi permasalahan Sinterklas ini, kita harus bertanya, "Apakah saya percaya bahwa anak saya yang masih kecil dapat memunyai hubungan pribadi dengan Tuhan?" Jika Anda memegang prinsip bahwa dalam usia balita anak belum mampu untuk berhubungan dengan Tuhan, jika Anda beranggapan bahwa masa kecil hanya merupakan masa persiapan bagi anak untuk memiliki pengertian iman di masa dewasa, maka Anda tidak akan mempermasalahkan masalah Sinterklas ini. Masalah Sinterklas akan menjadi serius, jika Anda memegang prinsip bahwa Anda percaya dan rindu agar anak memunyai hubungan pribadi dengan Tuhan di usia balita. Sekalipun pengalaman dengan dongeng Sinterklas tidak berpengaruh untuk kehidupan iman di masa dewasa, bukankah dongeng itu sudah berpengaruh dalam hidup iman di masa kecilnya? Pada momen tersebut, saat anak-anak seharusnya menikmati waktu doa kepada Tuhan Yesus, maka mereka menikmati doa kepada Sinterklas. Saat anak-anak seharusnya melihat keistimewaan bayi surga yang lahir di kandang, mereka lebih menikmati bapak tua yang secara instant memberikan apa yang mereka inginkan. Akhirnya, di hari natal, kita memfokuskan iman anak-anak pada objek yang salah. Bagaimana Sebaiknya? Kita harus mengetahui kebenaran yang sesungguhnya dari keberadaan Sinterklas. Sinterklas sebenarnya adalah tokoh legendaris yang cukup baik untuk dicontoh oleh anak-anak. Nama kecil Sinterklas adalah Nikolas, seorang yang sangat dermawan, sangat memerhatikan kebutuhan tetangganya yang miskin. Dengan diam-diam, ia memberikan apa yang diperlukan tetangganya untuk pernikahan anak gadisnya. Pemberian itu ia masukkan ke dalam kaos kaki yang sedang dijemur dekat perapian. Kemurahan hati Nikolas menyebar ke seluruh daerahnya. Ia sangat baik dengan anak-anak, dan banyak memberikan hadiah untuk mereka. Akhirnya Nikolas dianggap sebagai orang suci (Santa) dan dikenal sebagai Santa Claus. Kita dapat memakai kesempatan Natal untuk menceritakan teladan Santa Claus dan mengajarkan arti kemurahan hati. Seperti kemurahan hati pemilik penginapan di Betlehem, pemberian hadiah dari orang-orang majus, dan gembala. Lebih dari itu kita bisa menghubungkan dengan kasih Allah yang memberikan Yesus untuk kita, sehingga kita kenal siapakah Allah yang tidak kelihatan itu. Membuat Hiasan Natal Persiapan yang paling umum di hari Natal adalah membuat dekorasi rumah dengan pohon Natal. Anda dapat membuat hiasan-hiasan Natal bersama dengan anak Anda. Jikalau biasanya Anda minta pegawai atau pembantu memasang hiasan-hiasan yang Anda beli di toko, kali ini buatlah sesuatu yang sederhana tapi mengandung arti bagi Anda dan anak Anda. Demikian juga dengan kue panggang. Buatlah kue yang dibentuk bermacam-macam simbol Natal (gembala, bintang, malaikat, bayi Yesus, dll.). Merayakan Malam Natal di Rumah Bagi anak kecil, pengertian Natal adalah hari ulang tahun Tuhan Yesus. Hal ini akan lebih mudah dicerna oleh anak. Jika Anda memunyai anak perempuan yang kreatif dan romantis, Anda bisa membelikan mereka patung-patung kecil tentang peristiwa Natal dan pohon Natal kecil yang bisa diletakkan di kamarnya. Sediakan juga bantalan doa kecil. Biarkan dengan kreativitas anak tersebut, ia merayakan Natal sendiri di kamarnya. Kiranya ide-ide ini dapat memperkaya Natal tahun ini di dalam rumah Anda, khususnya dalam hubungan Anda dengan anak-anak Anda. Diringkas dari: Judul asli artikel: Merayakan Natal di Rumah Nama situs: Eunike-net Alamat URL: http://www.oocities.com/~eunike-net/01_10/natal95/ Tanggal akses: 9 September 2010 ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU "Hari Natal adalah hari yang penuh kasih dan sukacita. Kiranya Allah menjadikan Anda berlimpah-limpah dalam kedua hal tersebut." (Phillips Brooks) ______________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR TAMU-TAMU YANG ISTIMEWA Benyamin menarik jubah wol berwarna merah terang lebih erat menyelimuti tubuhnya, saat dia menatap langit yang dipenuhi dengan bintang-bintang. Bintang terang itu masih ada di sana. Pasti itulah dia. Naim mengikutinya ke atap. "Masih di sana, temanku." "Ya, kita harus pergi." "Baiklah. Mari kita ikuti bintang itu dan membiarkannya menuntun kita. Juru Selamat telah lahir." Kedua sahabat itu berbicara kepada beberapa teman lainnya yang juga melihat bintang itu. Pada suatu malam, mereka bersiap-siap untuk perjalanan mereka, mengemas bekal-bekal mereka, mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga mereka dan pergi ke arah timur. Sepanjang malam mereka terus berjalan. Suara tak-tik-tuk tapak kaki unta yang menghentakkan pasir menggema dengan lembut. Melchizar menunggang unta di samping Naim. "Malam ini dingin ya?" "Ya. Tapi kegembiraan melihat Juru Selamat menyelimutiku dengan kehangatan yang luar biasa." "Aku tahu." Melchizar menarik ujung-ujung jubah wol ungunya. Matanya tertuju kepada bintang terang. "Tampaknya bintang itu menuntun kita," katanya. "Aku dan Benyamin baru saja membicarakannya," ujar Naim. "Bintang itu sangat besar, sangat terang, dan tampaknya bintang itu memang bergerak di depan kita, memimpin kita ke arah barat untuk menjumpai Mesias yang Dijanjikan." Benyamin bergabung dengan kedua kawannya. Nafasnya membentuk awan-awan kecil ketika dia berbicara. "Secepatnya, teman-temanku. Kita akan segera melihat Dia yang dijanjikan oleh Allah bertahun-tahun yang lalu. Kita telah melihat bintang-Nya. Kita akan mengikutinya menuju Juru Selamat kita." "Allah benar-benar memberkati kita," ujar Naim pelan-pelan. "Tentu saja," ujar Benyamin. Malam demi malam mereka berkelana melewati bentangan pasir gurun yang dingin. Ketika siang mereka beserta unta-unta mereka melepas lelah. Perjalanan itu panjang, tetapi bintang hanya bersinar setiap malam hari. Orang-orang majus dan karavan mereka dari Persia mengikuti bintang itu. Berminggu-minggu kemudian, mereka menginjak tanah Israel. Setelah menyeberangi Sungai Yordan, mereka berangkat menuju Yerusalem pada suatu malam yang agak larut. Mereka bergegas menuju istana raja Herodes. Para penjaga istana mengabarkan kedatangan mereka ketika mereka masuk dan membungkuk untuk memberi salam. "Ya," ujar Herodes dengan nada suara yang jenuh. "Mengapa kamu datang? Ini adalah waktu yang aneh bagi pengembara-pengembara berdarah biru untuk berkunjung ke istana. Sekarang hampir jam makan malam." "Kami datang dari timur. Kami bepergian cukup jauh untuk bertemu dengan raja orang Yahudi. Di manakah Dia yang telah lahir? Kami telah melihat bintang-Nya. Bintang itu memenuhi langit timur kami. Kami ingin menyembah Raja." Raja Herodes mengangkat kepalanya. Orang-orang majus itu dapat melihat bahwa Herodes terkejut dengan kata-kata mereka. "Raja orang Yahudi?" Tanyanya pelan. "Ya. Kami telah melihat bintang-Nya. Kristus telah datang. Kami ingin menyembah-Nya." Raja Herodes mengelus-elus jenggotnya. "Beri aku beberapa hari lagi. Maafkan saya, saya tidak dapat mengatakan keberadaan-Nya sekarang dengan tepat kepada Anda, tetapi saya akan menemukan-nya." "Baiklah," kata Melchizar. "Perjalanan panjang membuat kami lelah. Kami butuh istirahat malam ini. Bisakah Anda segera mengabarkan keberadaan Raja itu jika Anda sudah mengetahuinya?" "Ya, ya, tentu saja" jawab Herodes. "Saya juga sangat penasaran bertemu dengan Raja itu sendiri. Saya akan membawa kabar untuk Anda dalam waktu dekat." Setelah sedikit membungkuk, ketiga orang itu berbalik dan berjalan dari ruangan para pembesar. Pelayan menyediakan kamar-kamar di istana untuk mereka dan mereka cepat tertidur. Satu, dua, tiga hari lewat begitu saja dan mereka tidak mendengar sesuatu dari raja Herodes. Akan tetapi, terjadi semacam kegaduhan di antara para pelayan. Pada pagi hari keempat mereka di sana, Benyamin menghentikan langkah seorang pelayan wanita. "Kami telah berjalan sangat jauh untuk bertemu dengan raja orang Yahudi. Kami telah menunjukkan rasa hormat kami kepada Herodes dengan bertanya kepadanya tentang Raja muda itu. Tetapi kami belum mendengar berita dari Herodes tentang keberadaan Raja. Apa yang terjadi? Apakah kamu mendengar sesuatu atau bertemu dengan Raja itu?" Pelayan tersebut mengamati sekeliling tempat itu, sebelum dia berkata dengan sangat pelan, "Istana ini dipenuhi dengan kekacauan. Raja Herodes meminta setiap kepala imam dan juru tulis menghadapnya. Saya mendengarnya berteriak kepada salah satu kepala imam tadi malam. "Di mana bayi Kristus yang dicari orang majus dari timur? Siapa Dia?" "Dan apakah kamu dengar jawaban mereka," tanya Naim dengan lembut. "Tidak," jawab pelayan muda itu. Tapi saya tahu mereka memberikan jawaban bagi Herodes. Dia telah menyusahkan seluruh Yerusalem untuk menemukan-Nya." "Bagus, mungkin sekarang kami dapat bertemu Raja" ujar Benyamin. "Ya," tambah Naim. "Kami datang sejauh ini dan berada sangat dekat dengan dengan bayi itu. Tapi kami tidak kunjung bertemu anak kecil itu itu. Ini sangatlah mengecewakan" "Kurasa kita tidak perlu menunggu lebih lama lagi." ujar Melchizar. "Pelayannya Herodes menuju kemari." "Ya ampun!" ujar pelayan wanita itu. "Dia akan sangat marah jika dia tahu saya bermalas-malasan berbicara dengan tamu bangsawan kami." "Kami tidak ingin kamu kena masalah. Gunakan pintu lain itu saja" ujar Melchizar. Sambil mengangkat rok panjangnya, wanita itu pergi. Beberapa detik kemudian, pelayan itu tiba. Setelah membungkuk kepada pria-pria itu, pelayan tersebut berkata, "Raja Herodes memerintahkan saya untuk membawa Anda ke hadapannya." "Bagus. Panggil yang lain juga. Kami ingin cepat-cepat pergi." Beberapa menit kemudian, ketiga orang majus itu berdiri di hadapan Raja Herodes. "Tuan-tuan, saya bertanya-tanya apakah Anda bisa memberi tahu saya kapan Anda melihat bintang yang mengabarkan kepada Anda bahwa Raja orang Yahudi telah lahir? Naim melihat ke arah Benyamin yang menjawab, "Hampir dua tahun yang lalu dari sekarang. Kami telah melakukan perjalanan panjang yang memakan waktu beberapa bulan untuk sampai di sini." "Oh, begitu," kata Herodes. "Saya memunyai kabar untuk Anda. Saya kira Anda bisa bertemu dengan anak yang anda cari di Betlehem. Jaraknya sekitar 5 mil ke arah selatan dari sini. Pergilah dan carilah anak itu dengan sepenuh hati. Lalu, jika Anda telah menemukannya, kembalilah kemari agar saya bisa menyembah-Nya juga. Saya sangat ingin bertemu dengan Raja orang Yahudi." "Terima kasih, Raja Herodes. Anda sangat baik. Nah, kami permisi dulu, kami harus pergi. Kami telah lama menanti. Kami telah membawa banyak hadiah untuk Raja dan tidak sabar untuk berjumpa dengan-Nya." "Tentu saja, pergilah. Pergilah secepatnya," herodes menjawab. "Unta-unta Anda telah disiapkan. Saya telah memerintahkan pelayan untuk membawanya ke halaman kandang." Ketiga orang majus itu bergegas meninggalkan ruangan raja dan melaju dengan cepat keluar dari gerbang kota pada sore hari. "Itu dia!" ujar benyamin. "Bintang itu! Kita dapat mengikuti bintang itu lagi!" ujar Melchizar dengan riang. Mereka tiba di Betlehem saat langit berwarna sangat gelap. Mereka berjalan berliku-liku di jalanan yang tidak mereka kenal. Akan tetapi, mata mereka tertuju pada bintang yang mengantarkan mereka ke sebuah rumah. "Bintang itu tidak bergerak lagi," bisik Benyamin. "Kita sudah sampai! Kita telah menemukan Raja!" seru Naim. Mereka segera turun dari unta mereka. Setelah menyiapkan hadiah-hadiah yang mereka bawa, mereka mendekati rumah dan mengetuk pintu. Seorang pemuda menjawab. "Ya?" katanya. "Kami telah melihat bintang-Nya di sebelah timur. Kami datang untuk menyembah Dia yang telah lahir menjadi Raja orang Yahudi." Dengan terheran-heran pria itu membukakan pintu lebih lebar. "Masuklah. Yesus di sini." Orang-orang majus itu masuk dan melihat wanita muda duduk menggendong bayi kecil di depan perapian. "Inilah Dia," Melchizar menarik napas penuh kekaguman. "Inilah Dia," yang lainnya mengikutinya dan masing-masing orang majus itu berlutut di hadapan anak itu. "Kami membawakan Raja muda ini hadiah-hadiah terbaik dari kami," kata Benyamin. "Tentu saja, kami berharap kami dapat membawa sesuatu yang lebih mulia untuk Raja," tambah salah satu dari mereka. "Ini emas," ujar salah satu orang majus yang meletakkan sebuah tas beludru besar di lantai di hadapan si ibu dan Anak. "Dan ini kemenyan," kata yang lainnya. Lalu, dia meletakkan sebuah kotak besar yang berisi minyak urapan yang mahal di samping tas yang berisi emas di lantai. "Dan ini mur," Naim berkata saat dia meletakkan kotak harta di samping kedua hadiah sebelumnya. "Ini adalah hadiah-hadiah kami kepada-Nya, yang lahir sebagai Raja orang Yahudi." Lalu, mereka menyembah anak kecil itu beberapa kali. Akhirnya, Maria berkata, "Anda pasti lelah. Silakan tuan-tuan, saya dan suami saya ingin Anda tinggal dan beristirahat sebentar. Anda telah menghormati kami dengan persembahan dan kehadiran Anda saat ini. Rumah kami sangatlah sederhana, tetapi hangat. Silakan tinggal dan beristirahatlah." "Kami lelah," ujar Melchizar. "Ini adalah hari yang sangat menyenangkan. Terima kasih. Kami mau beristirahat beberapa jam saja sebelum kami berangkat." Ketiga orang majus ini mencari posisi nyaman di kasur yang disediakan Maria dan Yusuf. Mereka menyelimuti diri mereka sendiri dengan jubah-jubah berbulu domba yang mahal, mereka segera terlelap. Tetapi mereka tidak tertidur lama. Sebuah mimpi mengganggu mereka. Karena terbangun pada tengah malam, mereka membangunkan Maria dan Yusuf. "Kami harus pergi." "Mengapa?" "Kami bermimpi." "Kalian semua?" tanya Yusuf heran. "Ya. Herodes menginginkan kami kembali ke Yerusalem untuk mengatakan kepadanya di mana anak ini. Tapi malaikat memperingatkan kami untuk tidak melakukannya. Kami perlu pergi secepatnya, sekarang ke negara kami sebelum Herodes tahu bahwa kami tidak akan mengabarkan kepadanya keberadaan Raja orang Yahudi." Lalu dalam beberapa menit, ketiga orang majus itu pergi. Bahkan Maria dan Yusuf tidak mendengarkan suara tapak unta ketika mereka meninggalkan desa itu. Setelah mereka kembali tidur, Yusuf kedatangan tamu. "Maria! Maria!" Dia menggoncang-goncangkan tubuh istrinya sampai terbangun. "Yusuf! Ada Apa? Apa Herodes datang?" Ketakutan memenuhi suaranya, sesaat dia melihat sepintas ke tempat tidur Anaknya. "Tidak. Dia belum kemari. Tapi seorang malaikat memperingatkanku dalam mimpi bahwa kita harus pergi juga. Dia berkata pergilah sekarang bersama kamu dan Yesus." "Tapi ke manakah kita akan pergi?" tanya Maria. "Mesir," jawab Yusuf. "Kita punya emas, kemenyan dan mur. Allah telah menyediakannya bagi kita. Kita akan hidup dengan harta yang melimpah yang diberikan orang-orang majus untuk Yesus." "Cepatlah. Sebentar lagi, Herodes akan menyadari bahwa orang-orang majus itu tidak kembali ke istana. Herodes bukanlah jenis orang yang mau menerima pesaing tahtanya, bahkan seorang anak kecil. Kita pergi malam ini. Sekarang." Yusuf dan Maria mengemas sedikit barang mereka dan meletakkannya di punggung keledai. Setelah menggendong anaknya yang tertidur lelap di tangannya, Maria dan Yusuf diam-diam meninggalkan rumah mereka. Bahkan anjing tetangga pun tidak menggonggong saat mereka diam-diam berjalan menuju selatan, ke padang gurun dan Mesir. Ini adalah perjalanan yang panjang, tetapi Anak Allah akan selamat dari kemarahan dan kebencian Herodes. (Kisah Alkitab terambil dari Matius 9:35-11:1) Diterjemahkan dari: Judul asli artikel: Special Visitors Judul terjemahan: Tamu-tamu yang Istimewa Judul buku: The Early Life of Jesus Penerbit: Accent Publications, Denver, Colorado Halaman: 10 -- 18 ______________________________________________________________________ WARNET PENA JADIKAN NATAL ANDA BERKESAN http://kiddyhouse.com/Christmas Perayaan Natal identik dengan sukacita, keceriaan, dan rasa syukur. Nah, bagaimana mewujudkan sukacita Natal tanpa kehilangan arti penting kelahiran Yesus? Salah satu situs berbahasa Inggris, kiddyhouse.com, memunyai halaman khusus yang menyajikan ide-ide seputar Natal. Situs ini memunyai tampilan tema yang menarik karna melibatkan beberapa warna cerah dalam desainnya. Informasi tentang Natal yang disajikan di dalamnya terdiri dari lagu-lagu Natal (Christmas songs), aktivitas Natal (Christmas Activities), cerita dan puisi Natal (Christmas stories and poems), bahan-bahan mengajar Natal (Christmas Resources for Teachers), dan kerajinan tangan Natal (Christmas Craft). Melalui situs ini, Anda bisa memperoleh berbagai ide dan bahan-bahan untuk membuat Natal Anda menjadi lebih berkesan sesuai dengan tema yang diinginkan. Selain itu, Anda bisa mendapatkan informasi penting lainnya melalui tab-tab di bagian atas situs ini (parents, teachers, kids, holidays & celebrations, other themes). Nah, sangat menarik bukan? Segera kunjungi situs ini dan gali lebih banyak lagi ide untuk merayakan Natal. (STL) ______________________________________________________________________ Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Arsip e-BinaAnak: http://pepak.sabda.org/epublish/1 Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di: http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0 Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak dan e-BinaGuru di: http://fb.sabda.org/binaanak Ikuti Twitter e-BinaAnak di: http://twitter.com/sabdabinaanak ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Santi Titik Lestari, Melina Martha Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |