|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-binaanak/49 |
|
e-BinaAnak edisi 49 (19-10-2001)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <><
Daftar Isi: Edisi 049/Oktober/2001
-----------
o/ SALAM DARI REDAKSI
o/ ARTIKEL : Karakter Kristen Anak SM
Watak Kristen dan Kepribadian ...
o/ TIPS MENGAJAR : Penggalian Diri Anak
o/ SERBA SERBI : Gadis Kecil dengan Seember Air
o/ STOP PRESS : Paket Natal 2001
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Liturgi Natal
***********************************************************************
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi di:
Meilania <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
***********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI
Salam Sejahtera dalam Kristus,
Publikasi e-BinaAnak akan menyajikan dua edisi berturut-turut
tentang "Karakter Kristen anak". Sebagai sajian yang pertama, maka
akan dibahas tentang pengertian "Karakter Kristen" dan bagaimana
guru Sekolah Minggu memberikan perannya dalam mengembangkan
karakter Kristen pada anak-anak di Sekolah Minggu.
Harapan kami dengan sajian ini adalah untuk menolong guru untuk
mengerti dengan benar apa yang dimaksud dengan karakter Kristen
supaya didalam tugasnya sebagai guru, ia dapat memberikan yang
sesuai dengan rencana Allah bagi anak-anak didiknya. Selamat
membaca.
Tuhan memberkati.
Tim Redaksi
"Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya
kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.
(Yohanes 13:15)
< http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh13.htm 13:15 >
*********************************************************************
o/ ARTIKEL
KARAKTER KRISTEN ANAK SEKOLAH MINGGU
====================================
Pendahuluan
-----------
Kita sering mendengar dan memakai kata "karakter", apakah artinya?
Berikut ini adalah sebagian dari definisi kata "karakter" menurut
beberapa kamus bahasa Inggris:
a. Karakter adalah suatu kualitas yang dimiliki oleh seseorang
yang membedakan dirinya dengan orang lain.
b. Karakter adalah kualitas moral/mental seseorang yang menunjukkan
identitasnya.
c. Karakter juga digunakan untuk menunjukkan orang macam bagaimana
dia.
Dari definisi di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan "Karakter Kristen" adalah kualitas yang dimiliki
orang Kristen yang membedakannya dengan orang yang bukan Kristen.
Kualitas ini tidak muncul dengan sendirinya dalam diri orang
Kristen. Lalu darimana dan bagaimana karakter Kristen ini kita
dapatkan/peroleh?
Karakter Umum
--------------
Sebelum melanjutkan pembahasan tentang "Karakter Kristen", ada
baiknya kita membicarakan lebih dahulu faktor-faktor apa yang
membentuk kita menjadi sebagaimana kita adanya sekarang. Faktor-
faktor yang membentuk karakter kita secara umum, antara lain:
- faktor keturunan,
- faktor lingkungan
- faktor kebiasaan.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sama serupa. Masing-masing
kita adalah unik karena setiap kita lahir dari keturunan yang
berbeda, dibesarkan dari lingkungan yang berbeda dan melakukan
kebiasaan-kebiasaan yang berbeda. Faktor-faktor inilah yang akhirnya
membentuk sebagian besar karakter umum (atau pribadi) kita.
Sebagai contoh, jika seseorang dilahirkan dari keturunan baik-baik,
dibesarkan dalam lingkungan baik-baik dan memiliki kebiasaan yang
baik-baik maka pada umumnya ia akan menjadi orang yang baik,
memiliki karakter sebagai orang yang baik.
Bagaimana dengan Karakter Kristen?
Karakter Kristen
----------------
Mari kita kembali pada pembahasan sebelumnya, yaitu darimana dan
bagaimana kita, sebagai orang Kristen, mendapatkan karakter Kristen?
Sama halnya dengan karakter umum, karakter Kristen juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor, namun faktor-faktor tsb. adalah faktor-faktor
yang bersifat rohani.
1. Kelahiran Baru (Yohanes 3:16)
Karakter Kristen didapatkan dari faktor keturunan "rohani", yaitu
ketika kita dilahirkan dalam Roh sehingga kita memiliki benih
rohani yang siap bertumbuh dalam diri kita. Benih ini adalah
benih dari Allah, di dalamnya terkandung sifat-sifat dan karakter
Allah yang menurun pada kita, anak-anak-Nya.
2. Persekutuan dengan saudara-saudara seiman (Filipi 2:1-5)
Namun benih rohani yang tertanam dalam hati kita tidak akan
bertumbuh dengan baik kalau tidak berada di tanah dan lingkungan
"rohani" yang baik. Oleh karena itu seorang yang sudah dilahirkan
baru harus hidup dalam persekutuan orang-orang beriman agar benih
itu bertumbuh dengan subur dan memancarkan karakter Allah dengan
dengan cemerlang di dunia sekitarnya.
3. Persekutuan pribadi dengan Allah (Kolose 2:6-7)
Lingkungan yang baik saja tidak cukup menolong seorang Kristen
untuk memiliki karakter Kristen, karena ia perlu memiliki
kebiasaan-kebiasan "rohani" yang akan meneguhkan karakter
rohaninya. Kebiasaan-kebiasaan "rohani"nya ini dibentuk dari
persekutuannya yang teratur dan kehidupan yang dekat dan taat
dengan Tuhan.
Sampai di sini kita dapat melihat bahwa karakter Kristen memang
adalah anugerah dari Allah tapi tidak dengan sendirinya akan
bertumbuh, diperlukan lingkungan dan usaha/kerjasama manusia.
Nah... sebagai guru Sekolah Minggu, pertanyaan yang perlu kita
ajukan sekarang adalah: bagaimana kita dapat menolong anak-anak
Sekolah Minggu kita untuk memiliki "karakter Kristen"?
Karakter Kristen Anak Sekolah Minggu
------------------------------------
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa karakter Kristen atau
karakter rohani harus lahir dari manusia yang rohani. Oleh karena
itu tugas utama dari seorang guru Sekolah Minggu adalah membawa anak-
anak untuk menerima keselamatan dalam Kristus Yesus. Kecuali anak SM
menerima kelahiran baru dan keselamatan di dalam Yesus maka tidak
mungkin akan ada karakter rohani dalam hidup mereka. Tapi, sangat
mungkin seorang anak SM belajar karakter-karakter Kristen (seperti
kasih, kesucian, kebajikan, keadilan, keberanian, kedisiplinan dan
sebagainya), namun hal ini hanya sebatas perubahan luarnya/tingkah
lakunya (behaviour) saja dan bukan perubahan dari dalam, yaitu
perubahan hatinya.
Pertanyaan yang mungkin timbul adalah, bagaimana guru SM mengetahui
apakah seorang anak SM sudah mengalami lahir baru atau belum? Memang
guru SM mungkin tidak tahu, karena kelahiran baru terjadi di dalam
hati dan kadang tidak dapat dilihat seketika dari luarnya (Yohanes
3:8).
Namun bukan berarti bahwa guru SM tidak dapat melakukan apa-
apa. Di tengah keadaan seperti ini sangat penting untuk diingat
bahwa tugas kita sebagai guru SM adalah dua bagian:
Pertama, melayani pemberitaan Injil.
Setiap guru SM harus memegang keyakinan seperti Rasul Paulus:
"Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena
Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya" (Roma 1:16). Setiap anak yang datang ke SM merupakan
sasaran PI dimana kuasa Injil akan dinyatakan. Tugas pemberitaan
ini tidak dilakukan satu atau dua kali tapi berkali-kali dan
berulang-ulang (tidak akan pernah berhenti) karena tidak setiap
anak akan menerima benih Injil pada saat yang sama. Ada yang
cepat tapi ada juga yang lambat.
Kedua, memelihara benih Injil yang jatuh di tanah yang subur.
Setiap usaha pemberitaan Injil akan menghasilkan dua akibat,
Injil diterima atau Injil ditolak (Yesaya 55:11). Bagi mereka
yang menerima Injil, maka guru SM harus melanjutkan tugasnya
untuk menyirami dan memelihara benih itu agar terus bertumbuh. Di
dalam pertumbuhannya inilah anak akan sedikit demi sedikit
belajar mengembangkan karakter-karakter Kristen agar ia bertumbuh
menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, Yesus Kristus (Roma
8:29).
Sumber Referensi:
1. Cobuild, Collins, English Dictionary, Harper Collins Pulbishers,
London: 1995.
2. Hornby, A.S. Oxford Advanced Learner's Dictionary of Current
English, Oxford University Press, London: 1974.
Judul buku: Seni Membentuk Karakter Kristen
Pembicara : Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia (LRII), Jakarta: 1995.
[[Sebagai lanjutan dari pembahasan karakter/pribadi Kristen ini,
maka kami kutipkan di bawah ini satu bagian kecil yang diambil dari
buku ARSITEK JIWA II, catatan seminar yang dibawakan oleh Pdt. Dr.
Stephen Tong:]]
WATAK KRISTEN DAN KEPRIBADIAN YANG SESUAI ALKITAB
-------------------------------------------------
Berbicara tentang bagaimana mempunyai watak hidup kekristenan yang
sesuai dengan Alkitab merupakan pembahasan yang sangat luas. Hal ini
merupakan tugas dan fungsi akhir dari pendidikan Kristen. Mengapa
kita mendirikan Sekolah Kristen? Mengapa ada Sekolah Minggu? Mengapa
ada guru-guru agama Kristen dan guru-guru Sekolah Minggu? Justru
kita sebagai seorang Kristen, selain memberikan hidup kepada orang-
orang yang kita didik, selain kita mengharapkan mereka memiliki
hidup di dalam (inward life) yang sudah dilahirkan kembali, mereka
juga membentuk karakter di luar (outward character). Hidup itu
merupakan pekerjaan Roh Kudus melalui Firman yang kita kabarkan,
melalui Injil yang kita tegakkan sebagai pusat iman, kita melahirkan
mereka melalui kuasa Injil dan Firman oleh Roh Kudus di dalam kuasa
Allah. Setelah itu kita mendidik mereka di dalam karakter Kristen.
Mendidik karakter kekristenan merupakan hal yang sangat penting.
Saudara perlu memiliki kasih, perlu memiliki kesucian, kebajikan,
keadilan. Ada beberapa prinsip yang penting di dalam membentuk
karakter seorang murid, yaitu:
1. Kasih
2. Keadilan
3. Bijaksana
4. Kebajikan
5. Keberanian
6. dan beberapa yang lain.
Kasih dan keadilan yang dilakukan secara benar dan seimbang akan
menghasilkan bijaksana. Hasil dari keseimbangan ini akan
mendatangkan kuasa yang sangat luar biasa. Bijaksana adalah satu
rahasia untuk memberikan keseimbangan antara cinta kasih dan
keadilan, dan hasil daripada keseimbangan ini akan memberikan
pengaruh yang luar biasa dalam hidup kita. Kebajikan dan keberanian
menjadi dasar untuk hidup dan berjuang di dalam masyarakat.
Pembentukan karakter Kristen membutuhkan kasih yang sungguh-sungguh,
keadilan yagn tegas, bijaksana untuk mengatur keduanya dan kebajian
serta keberanian untuk meneruskan seluruh kehidupannya.
Bahan ini dikutip dari:
Judul buku: Arsitek Jiwa II
Pembicara : Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia (LRII), Jakarta: 1993
Halaman : 21 - 22
*********************************************************************
o/ TIPS MENGAJAR
PENGGALIAN DIRI ANAK
====================
Beberapa prinsip penting yang harus guru lakukan untuk menolong anak
mengembangkan penggalian diri yang baik:
1. Penemuan diri (self-discovery)
------------------------------
Apabila guru dapat membantu muridnya untuk "menemukan" dirinya
sendiri (melihat sifat-sifatnya, melihat apa yang Tuhan tanam
dalam dirinya) maka Ia akan mengagumi apa yang Tuhan kerjakan
di dalam dirinya secara pribadi.
2. Penghargaan diri (self-respect)
-------------------------------
Sebagai guru, kita harus memupuk anak agar menghormati atau
menghargai dirinya karena Tuhan sendiri yang telah menciptakan
dan membentuk dia dengan memberikan potensi khusus untuk
dikembangkannya. Penghargaan pada diri sendiri akan menjadi
kekuatan untuk memelihara diri dari kehancuran yang dapat
menyerangnya sewaktu-waktu.
3. Pengertian diri (self-understanding)
------------------------------------
Memiliki pengenalan diri adalah sangat penting, dimana seorang
anak dapat mengetahui siapa dirinya, dimana kelebihan dan
kekurangannya. Pengertian diri ini merupakan awal dari
kebijaksanaan. Mengenal diri akan membawa seseorang mengerti
akan keterbatasannya dan memahami ketidakterbatasan Allah.
Inilah kunci bijaksana: dengan iman seorang yang terbatas sedang
berpegang pada yang tidak terbatas.
4. Keyakinan diri (self-confidence)
--------------------------------
Sebagai guru, kita harus menegakkan murid-murid kita agar dalam
hidup mereka di dunia mereka mempunyai kepercayaan diri, yaitu
keyakinan bahwa mereka bisa melakukan sesuatu. Tapi, di sisi
yang lain, kita hendaknya tidak menuntut anak melampaui apa yang
bisa ia kerjakan, hal ini justru akan meruntuhkan self-confidence
anak. Ketika kemampuan dan keyakinan diri anak seimbang, seorang
anak akan sehat jiwanya.
5. Pertanggungjawaban diri (self-responsibility)
---------------------------------------------
Seorang anak dapat bertumbuh menjadi dewasa bila dia belajar
arti tanggung jawab. Bagaimana dalam hidupnya dia belajar untuk
memikirkan orang lain, tidak mementingkan diri sendiri, serta
bersikap murah hati.
6. Pengembangan diri (self-development)
------------------------------------
Dorongan untuk senantiasa mengembangkan diri adalah suatu
dorongan yang sehat bila yang kita kembangkan adalah kemampuan
dan potensi diri yang sesuai dengan pimpinan Tuhan, bukan
menuruti nafsu kedagingan kita sendiri.
7. Penggenapan diri
----------------
Didiklah murid-murid untuk membuat perencanaan hidup berdasarkan
prinsip hidup yang sesuai dengan Alkitab, sehingga mereka
memiliki pagar-pagar sendiri dan dapat berjalan menurut jalur
mereka. Prinsip-prinsip itu akan menjadi disiplin bagi diri
mereka sendiri kelak saat mereka lepas dari asuhan kita.
Bahan ini dirangkum dari:
Judul buku: Seni Membentuk Karakter Kristen
Pembicara : Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia (LRII)
Halaman : 100 - 114
*********************************************************************
o/ SERBA-SERBI
GADIS KECIL DENGAN SEEMBER AIR
==============================
Ada seorang janda miskin yang tinggal di satu pondok kecil yang
hidup berseberangan dengan seorang Pendeta. Kesayangan utama janda
miskin ini adalah bunga-bunga yang ditanam di depan rumahnya. Suatu
hari janda miskin ini jatuh sakit, sehingga ia harus terbaring di
tempat tidur untuk waktu yang cukup lama. Semua teman-teman dan
tetangga-tetangganya datang untuk menunjukkan perhatian dan kebaikan
hati mereka. Dari balik jendelanya, pak Pendeta dapat melihat siapa
saja yang mengunjungi janda itu setiap hari, termasuk kunjungan
dokter yang memeriksanya.
Di sebelah rumah janda miskin ini tinggal juga seorang gadis kecil.
Dia tidak terlihat mengunjungi janda miskin ini dan dia juga tidak
menunjukkan perhatian secara menyolok kepada janda miskin ini.
Tapi menjelang petang dia selalu datang membawa seember air dan
mulai menyirami bunga-bunga milik janda miskin yang hampir layu
karena teriknya sengatan matahari musim panas. Dia rajin melakukan
hal ini sampai si janda miskin itu sembuh kembali.
Hari pertama janda miskin ini sembuh, hal pertama yang ingin
dilakukannya adalah melihat bunga kesayangannya. Wajahnya terlihat
semakin cerah saat diketahuinya bahwa bunga-bunga miliknya tetap
segar dan cerah. Pendeta ini tidak menyelidiki apakah janda miskin
ini tahu siapa yang merawat bunga-bunganya. Namun pendeta ini
melihat kasih dan perhatian yang diberikan gadis kecil ini. Setiap
kali pendeta ini melihat gadis kecil ini, maka ingatannya melayang
pada peristiwa itu dan dia percaya bahwa Tuhan juga turut
menyaksikan peristiwa itu dan mencatatnya di Buku Besar-Nya.
Tidak masalah seberapa muda dan kecilnya engkau, engkau bisa
mengasihi, menolong dan berbuat baik kepada semua orang.
Sebagaimana Tuhan Yesus selalu menolong orang lain bahkan kepada
mereka yang memusuhi Dia. Semoga puisi berikut ini bisa menjadi
doamu:
"God make my life a little light
Within the world to glow
A little flame that burneth bright
Wherever I may go."
"Tuhan membuat hidupku menjadi seberkas sinar kecil
untuk memancarkan cahaya di dalam dunia
Seberkas api kecil yang menyala terang
kemanapun aku pergi."
Bahan ini diterjemahkan dari:
Judul buku: All the Children of the Bible
Penulis : Herbert Lockxer
Penerbit : Zondervan Publishing House
Halaman : 243
*********************************************************************
o/ STOP PRESS
Berikut ini adalah informasi dari Domba Kecil yang ditujukan untuk
Guru Sekolah Minggu dan Pelayan anak:
----------------------------------------------------------
PAKET NATAL 2001 - YESUS LAHIR MEMBAWA MUJIZAT KESELAMATAN
----------------------------------------------------------
Yesus lahir ke dunia! Mujizat terjadi!
Jadikan Natal tahun ini kesempatan untuk Penginjilan/Kebangunan
Rohani yang memberikan berkat besar dan berkesan di hati anak-anak.
Kami undang para Guru Sekolah Minggu, Guru Sekolah, Penginjil Anak,
Pecinta Anak dan semua yang merayakan Natal bersama anak-anak,
untuk mengikuti Presentasi Sehari yang akan diadakan pada:
Sabtu, 3 November 2001, pk. 12:00-15:30 WIB
di Greenville Maisonette Blok FC-10 Lt. 4
Jakarta Barat - INDONESIA
TOPIK:
1. Musikal Drama Natal
2. Panggung Boneka Natal
3. Peraga Cerita Natal
4. Peraga Lagu Natal
5. Ide-ide Alat Peraga
6. Aktivitas Natal
Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, segera hubungi:
Yayasan Domba Kecil Tel. +62(21) 560-2630, 566-8962
Jl. Tanjung Duren Utara III E/236 Fax. +62(21) 566-8962
Jakarta Barat 11470 - INDONESIA
*********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA
Berikut ini adalah surat yang kami terima dari salah seorang anggota
e-BinaAnak, yang kemudian didiskusikan di Milis e-BinaGuru (untuk
ikut diskusi < subscribe-i-kan-BinaGuru@xc.org >). Kami tertarik
untuk menyajikan jawaban dari Sdr. Topson Siagian, yang muncul dalam
diskusi itu (Untuk Sdr. Topson Siagian kami mengucapkan terima kasih
atas jawaban anda ini.)
Dari: "edward" <edwardm@>
>Syallom,
>Saya ingin cari masukan dari teman-teman tentang acara Natal anak
>sekolah minggu. Kebetulan saya masuk ke koordinator Liturgi, saya
>tidak tahu apakah di gereja saudara ada tradisi Liturgi karena dari
>miling list kemarin tidak ada yang membicarakan acara Liturgi
>kebanyakan drama dll.
>Gereja saya adalah gereja dengan latar belakang suku Batak, jadi
>rencana kami untuk membuat Liturgi dengan 2 bahaya yaitu Batak dan
>Indonesia. Apakah ada masukan lain dari anda yang juga pernah
>melakukan acara ini agar Liturgi ini terlihat tidak membosankan.
>Karena kalo kira-kira 300 anak secara berurutan membaca ayat firman
>Tuhan akan terasa menjenuhkan. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih
>Salam, Ida
Jawaban:
Pertama, supaya tidak rancu dengan liturgi yang kita bahas selama
ini, maka perlu diluruskan dulu arti liturgi yang dimaksud oleh
Sdr. Ida. Karena saya pernah bergereja di HKBP ketika anak-anak,
maka arti liturgi disini adalah "PAJOJORHON". Caranya ialah dengan
menghafal ayat kitab suci yang merupakan rangkaian mulai dari
penciptaan sampai kepada datangnya (lahir sebagai bayi) Yesus
Kristus ke dunia. Satu ayat satu anak. Dalam gereja 'Batak'
pembacaan ayat Alkitab ini bisa beberapa sesion. Misalnya sesion
pertama tentang penciptaan. Sesion kedua tentang kejatuhan manusia
ke dalam dosa. Sesion ketiga, tentang nubuat-nubuat tentang
kelahiran Yesus Kristus. Dan sesion keempat tentang kelahiran
Yesus itu sendiri.
Di gereja tempat saya melayani sekarang, pernah juga dibuat acara
tentang pembacaan ayat ini. Yang kami lakukan adalah: Masing-masing
anak menghafal satu ayat dan memegang satu huruf yang akan
ditunjukkan kepada penonton. Satu persatu anak maju ke depan dan
menghadap penonton, menghafal ayat bagiannya dan menunjukkan satu
huruf yang dipegangnya. Setelah semua anak maju ke depan dan
melakukan hal yang sama dengan anak yang lain, maka akan terlihat
tulisan yang lebih lengkap dari huruf-huruf yang dirangkaikan.
Hal ini menarik bagi anak-anak lain karena tulisan itu mengikat
mereka untuk terus memperhatikan. Tulisan apa gerangan yang akan
terbentuk. Waktu itu tulisan yang dirangkai adalah "YESUS
JURUSELAMAT". Berarti anak yang menghafalkan ayat itu hanya 16 anak
dan 16 ayat Alkitab yang berkaitan dengan kronologi di atas. Tidak
perlu sampai 300 ayat Alkitab. Yang penting rangkaiannya berjalan
dengan baik dan mudah dimengerti anak.
Acara ini menarik bagi anak kemungkinannya adalah bahwa hal itu
hanya sekali-sekali dilakukan, tidak merupakan tradisi. Ada hal yang
mereka perhatikan untuk mereka selesaikan, yaitu rangkaian huruf-
huruf yang akan menjadi satu makna yang harus mereka ketahui.
Sekian dulu dari saya.
Topson Siagian
*********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk arsip: http://hub.xc.org/scripts/lyris.pl?enter=i-kan-BinaAnak
*********************************************************************
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2001 YLSA
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |