Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/471 |
|
e-BinaAnak edisi 471 (25-2-2010)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 471/Februari/2010 - SALAM DARI REDAKSI: Mengajar Anak-Anak Mengasihi Ladang Pengutusan - ARTIKEL: Perjalanan yang Sesungguhnya: Memberi Keluarga Pengalaman Bermisi - TIPS: Kasih dalam Tindakan - MUTIARA GURU - BAHAN MENGAJAR: Paulus di Damaskus ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak di Facebook! Kunjungi sekarang juga: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI MENGAJAR ANAK-ANAK MENGASIHI LADANG PENGUTUSAN Menurut perkiraan, dari 6;3 miliar populasi dunia hanya 10 persen yang sudah percaya kepada Yesus Kristus. Dan lebih dari 25 persen sama sekali tidak pernah mendengar Injil Yesus. Apakah respons Yesus melihat keadaan ini? Kita pasti yakin, "tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka" (Matius 9:36). Sebab tanpa Dia, bangsa-bangsa itu kan berakhir pada kebinasaan. Publikasi e-BinaAnak edisi 471 berisi bahan yang mengajak anak untuk mengasihi bangsa-bangsa. Bagaimana Pelayan Anak sekalian mengajar anak untuk mengasihi bangsa-bangsa, sebagaimana Tuhan mengasihi bangsa- bangsa itu? Kami menyajikan sebuah artikel menarik, yang menceritakan perjalanan singkat satu keluarga ke China dalam rangka memberi anak-anak mereka suatu pengalaman bermisi. Kami juga memberikan tips tentang bagaimana kita mengajarkan kasih dalam tindakan nyata. Tuhan senantiasa mendorong kita, "Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja" (Matius 9:38). Langkah pertama untuk memberitakan Kabar Baik sering dimulai dengan mengenal dari dekat ladang itu. Tuhan memberkati. Redaksi Tamu e-BinaAnak, S. Heru Winoto http://pepak.sabda.org/ http://fb.sabda.org/binaanak "Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai." (Yohanes 4:35) < http://alkitab.sabda.org/?Yohanes+4:35 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL PERJALANAN YANG SESUNGGUHNYA "Anda yakin Anda akan selamat?" "Mungkin, Anda harus mencoba dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu." Reaksi umumnya, tidak antusias, terpancar dari wajah teman dan keluarga kami, ketika mereka mendengar rencana pelayanan misi kami. Mereka heran kami memesan lima bangku penerbangan, mengajak anak-anak kami yang masih duduk di sekolah dasar, dan berkelana ke dunia bagian lain dengan orang-orang asing hanya demi menolong anak yatim piatu. Apakah kami sudah mempertimbangkan matang-matang bagaimana anak gadis kami dapat dan harus melayani bersama orang tua mereka ke tempat yang sangat jauh dari rumah -- makan, tidur dan (lebih parah lagi) menggunakan kamar mandi di tempat asing? Jawabannya, ya! Biasanya, pelayanan misi jangka pendek adalah ranah pelayanan kelompok remaja dan pemuda yang rindu melayani suku-suku lain tanpa harus berhenti dari pekerjaan mereka. Namun saat ini, Adam Henry dari organisasi pengembangan dan pertolongan, Food for the Hungry, mengatakan bahwa fenomena tersebut sudah mulai berubah. "Semakin banyak keluarga yang berencana melayani bersama-sama," kata Henry. "Saya merasa ada gunanya bagi anak-anak saat menyaksikan orang tua mereka melayani Tuhan. Anak-anak menjadi dunia Kristen." Saya dan suami saya berbicara tentang ide ini selama 3 tahun. Tetapi, kami belum merasa nyaman mengambil sebuah keputusan. Semakin anak-anak kami bertumbuh, saya mengamati mereka semakin terbiasa dengan kehidupan yang lumayan menyenangkan di pingir kota. Ya, mereka pergi ke gereja setiap minggu dan belajar tentang kejahatan dosa. Namun, apakah mereka juga belajar tentang kejahatan puas diri? Saya khawatir budaya makmur dan rasa puas kita akan menumpulkan mereka menjadi orang kristen yang acuh tak acuh, mengabaikan dan tidak peduli dengan dunia yang terluka di balik kehidupan yang nyaman. Kami juga merasa bahwa anak-anak kami wajib menerapkan iman dalam tindakan mereka. Mereka tidak perlu menunggu dewasa untuk melayani. Pendeta Eric Spangler, seorang direktur dari Mobilization for Free Methodist World Mission, membawa anak-anaknya yang berumur 4 -- 12 tahun ke India untuk alasan yang sama. Dia berkata, "Saya harap anak-anak saya mendapat pandangan yang lebih luas tentang dunia dan kerajaan Allah. Saya juga berharap mereka peka akan kehidupan orang-orang yang menderita." Oleh karena itu Oktober lalu, kami berlima (Ibu, Ayah, dan tiga anak gadis yang berumur 6, 10, dan 11) terbang ke Beijing, China, selama 2 minggu. Pengalaman ini menyadarkan kami akan satu hal: kami akan melakukannya lagi! Dengan cara yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya, anak anak kami telah menjadi "dunia Kristen" saat mereka menyempatkan waktu dengan anak-anak di China. Langkah Pertama Saat kami memutuskan untuk pergi melayani, kami harus menentukan tempat yang kami tuju dan kegiatan kami. Saya menemukan lokasi yang cocok dengan cara yang mudah. Saya menjelajahi Internet mencari "misi jangka pendek". Hasilnya pencarian dipersempit lagi ke daerah yang membutuhkan pertolongan logistik. Kemudian, kami memutuskan berangkat ke tempat yang dekat; kami tidak memilih penerbangan trans-Atlantic [Red. menyeberang samudra Atlantik] karena anak kami terkena gejala ADHD [red. ketidakmampuan berkosentrasi dan hiperaktif]. Harus sesuai dengan kantong kami. Saya juga memerhatikan pertanyaan-pertanyaan seperti: 1) Apakah daerah ini aman? 2) Dapatkah seluruh keluarga berpartisipasi dalam pelayanan? 3) Apakah ada agen yang mengirimkan keluarga? Ketika saya menemukan kesempatan melayani yatim piatu, saya tahu tempat itu sempurna. Kemudian saya lihat lokasinya. China. China? Yang benar Tuhan? Bagaimana dengan: jarak yang dekat, harga yang terjangkau dan perjalanan yang mudah? Namun Tuhan berkata bahwa tidak ada rintangan bagi Allah. "Baiklah," saya berdoa, "China lokasinya." Misi 2 minggu kami dengan The Sowers International (www.sower.org) dibagi menjadi dua bagian: 1. Kami menghabiskan hari-hari kami membantu kelas anak-anak China. Kami membantu mereka melatih bahasa Inggris dengan perkenalan diri. Pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan berkaitan dengan kepercayaan kami. 2. Seusai sekolah, tepatnya pada akhir minggu, kami menolong di rumah yatim piatu yang dikelola oleh pasangan Kristen dan mendekatkan diri dengan anak-anak. Anak-anak yatim piatu hanya bisa sedikit berbahasa Inggris. Tetapi, anak- anak kami membantu mereka mengerjakan PR, mengajarkan mereka lagu-lagu, membuat kerajinan tangan bersama-sama, bahkan berlomba dengan mereka di sepanjang Sungai Kuning. Becca, anak perempuan kami yang tertua, menyukai anak-anak. Di sana ada tiga gadis kecil yang berbibir sumbing; mereka selalu tersenyum saat Becca menyentuh mereka. Dia menggandeng mereka, membuai mereka. Bahkan, dia tidak menunjukan rasa jijiknya saat mereka meludahinya. Becca adalah anak yang cenderung pemalu dan suka menarik diri. Dia juga terkena sindrom Tourette, yang menyebabkan dia terkadang sangat sensitif dan terkadang gampang senang. Saat dia sedang bersama balita, saya tahu pikirannya heran bagaimana seorang ibu meningalkan bayi yang elok karena kenyataan yang memaksa mereka melakukannya. Ketika kami tiba di rumah, saya menanyakan Becca apakah pengalamannya itu mengubahnya. Dia berkata, "Saya menjadi lebih berani menolong orang. Sebelumnya, saya terlalu takut. Sekarang saya tahu jika seseorang membutuhkan pertolongan, saya sanggup menolongnya." Becca sadar bahwa seorang gadis tidak dapat mengubah dunia, namun dia sadar seorang gadis dapat mengendong bayi tak beribu. Selain itu, ada juga Emily, anak kami yang berumur 10 tahun. Dia jarang gembira mengenai apa pun. Dia dengan berani menyatakan, "Saya tidak butuh petunjuk, Ibu!" Emily, yang tenaga dan volume suaranya dapat menjalankan pesawat Boeing 747, akhirnya menemukan apa yang bisa dia lakukan di China: Allah membuatku spesial untuk melakukan apa yang hanya aku dapat perbuat. Emilylah yang tahu bahwa dia dapat mengajarkan bahasa Inggris dengan memeragakan "Head and Shoulders, Knees and Toes" dengan menarik. Emily juga yang memimpin anak-anak lain mendaki gunung. Emily juga mengundang beberapa anak gadis di jalanan untuk makan malam bersama kami. Dia mengenalkan kami dengan keluarga-keluarga mereka. Emily selalu dinasihati untuk diam, tenang, dan pelan-pelan di rumah. Namun, dia sekarang belajar indahnya menyalurkan talenta dalam ladang pelayanan yang cocok bagi dia. Saat dia merenung ke mana pelayanan akan membawanya, Emily memandang China dan anak-anaknya sebagai bagian dari dirinya dalam segala tindakannya. Saya tahu bahwa pikiran Beth yang beru berumur 6 tahun tidak tampak secara langsung dan konkret. Tapi, Beth menyadari satu hal dari pengumuman pesawat dalam tiga bahasa ini. Dia menyadari bahwa orang-orang ini berbeda. Mereka berbicara dengan bahasa yang berbeda. mereka tampak berbeda. Cara menyetir mereka berbeda, sekolah mereka berbeda-beda dan mereka makan makanan yang berbeda. Kesimpulan keduanya adalah perbedaan dapat terjadi di mana-mana. Dia makan makanan yang berbeda. Dia menarik koper Pooh Bear-nya tanpa meminta bantuan. Dia tersenyum dan mengangkat bahu ketika kedua wanita asing membawanya ke toko mereka dan dia mulai menyisir dan merawat rambut coklatnya yang panjang. Dia tidak khawatir menjadi pusat perhatian di setiap kelas yang kami kunjungi. Dia pemalu dan diam, tetapi dia menarik anak-anak yang lebih diam ke dekatnya. Dia juga menjadi inspirasi ke tim kami. Mereka sering bercanda, "Kita tidak bisa mengeluhkan kalau keadaan memburuk, atau kita akan terlihat lebih lemah dari anak 6 tahun!" Tanpa dia sadari, sikapnya tentang "penyesuaian diri dan penghargaan," (yang berbeda dengan sikapnya di rumah), Beth mengajarkan kami semua bagaimana menjadi utusan: anak kecil. Persiapan untuk Anak-anak Di balik persiapan fisik, perbekalan, paspor, pakaian, dll., sebuah keluarga membutuhkan persiapan khusus sosial, emosional, dan rohani. Anak-anak biasanya perlu tahu apa yang akan mereka hadapi: tidak ada TV, Nitendo, atau kolam renang; mereka tidak bisa menelepon teman baik mereka untuk sekadar mengobrol. Kamar mandi (jika ada) akan "berbeda", begitu juga makanannya. Kami melihat anak kami dapat beradaptasi dengan cepat. Setelah menyatakan masalah yang pertama yaitu kamar mandi, anak-anak kami berkata, "Kami bisa menggunakannya, maka Ayah dan Ibu harus bisa memakainya juga." Kami menyiapkan mereka sebaik mungkin, menghadapi penderitaan yang akan mereka lihat. Hati muda itu masih lembut, dan mereka tidak mengerti kerumitan yang terjadi dalam masyarakat di dunia. Cerita tentang anak-anak itu sebelum menjadi yatim piatu menyentuh hati mereka dengan kesadaran yang baik, tapi menyedihkan. Anak-anak yang melayani anak-anak lainnya memberi pengaruh besar kepada semua orang. Pemuda tergerak dengan rasa kasihan dan keputusasaan. Namun, anak-anak melayani dengan naluri mereka untuk melakukan sesuatu. Mereka menganggap anak-anak lain teman-teman baru, yang sama dengan mereka; memperlakukan mereka dengan hormat, minat, dan kasih sayang. Kami berulang kali menyaksikan kebenarannya: anak-anak dapat membukakan pintu yang tidak dapat dibukakan oleh orang dewasa. Untuk alasan ini, banyak agen jangka pendek menyarankan keluarga dan anak-anak terlibat dalam misi. Keluarga Pendeta Spangler melakukan retreat keluarga di India. Keempat anaknya melayani anak-anak di India dengan cara yang tidak dapat dilakukan orangtuanya. `Apa pun yang engkau perbuat," peringatan Adam Henry, "Jangan merencanakan perjalanan misi yang hanya melibatkan orang tua, kemudian, anak-anak menjadi penonton." Walaupun suami saya seorang dokter, kami tidak melaksanakan misi medis karena kami ingin berbagi tugas kepada semua orang dari yang berumur 6 sampai 40. Pulang ke Rumah Setelah 13 jam perjalanan pulang, kami yakin perjalanan kami telah berhasil, karena ketiga anak saya berkata, `kapan kita akan melakukannya lagi?" Sekarang, setelah lewat beberapa bulan, kami mengenang momen-momen di China hidup dengan doa-doa, obrolan, e-mail, dan hadiah bagi yatim piatu. Untuk Natal tahun ini, kami menghadiahi Becca sebuah kartu dari Samaritan`s Purse yang berkata "Sebuah hadiah diberi untuk Becca karena dia telah mengasihi anak-anak yatim-piatu." Saya melihat matanya berbinar-binar. Saya tahu bahwa walaupun dia mencintai satu set "Rippin` Rocket Roller Coaster" yang sudah dia buka, dia mau menukarkannya dengan kartu itu. Anak yatim piatu itu bukanlah gambar dalam pamflet atau nama dari website. Bagi anak gadis kami, anak- anak di dunia bagian lain ini memunyai wajah dan nama yang dia kenang. Saya ingin meyakinkan Anda bahwa kami bukanlah keluarga yang ideal. Kami mempunyai masalah, tantangan dan alasan nyata agar tidak jadi pergi ke negara asing selama dua minggu. Tetapi, percayalah, jika kami bisa, Anda pasti bisa! (t/uly) Diterjemahkan dari: Nama situs: Round Trip Missions.com Judul asli artikel: A Real Trip Penulis: Jill M. Richardson Alamat URL: http://www.roundtripmissions.com/content/real-trip ______________________________________________________________________ TIPS KASIH DALAM TINDAKAN "Ajarkanlah kepada anak Anda: kebaikan sekecil apa pun berarti!" Jam berdenting menunjukan waktunya berangkat ke gereja. Tapi, saya belum siap sama sekali! Untung saja, suami saya menawarkan diri menyetrikakan baju saya saat dia melihat saya kerepotan. Anak gadis kami yang berumur 3 tahun mendekatinya dan memicu sebuah percakapan. "Apakah Ayah menyetrika pakaian Ayah?" tanyanya. "Ayah menyetrika pakaian Ibu." "Oh, Ayah kira itu pakaian Ayah, ya?" sedikit tawa geli keluar dari mulutnya. "Lucu sekali!" "Tidak. Ayah tahu kok ini pakaian Ibu." Ekspresi bingung melintas di wajah gadisku, "Lalu, mengapa Ayah yang melakukannya?" "Karena Ibumu adalah orang yang spesial, dan Ayah senang membantunya," jawab suami saya. "Oh," jawab anak kami, kemudian dia pergi keluar kamar. "Saya mau pergi menolong adik." Jadilah Teladan! Sebagai pengajar awal anak-anak, kami sadar bahwa mata kecil mereka mengamati setiap gerak kami. Ketika Anda mengerjakan pekerjaan rumah yang membosankan sekalipun, mereka tetap memerhatikan Anda. Kemudian, Anda akan menyaksikan bagaimana si peniru kecil ini pura-pura mengobrol di telepon, memasak di alat masak-masakan, atau memukul-mukul dengan mainan perkakas tukang. Kita tahu bahwa anak kita tidak hanya meniru tindakan kita saja, tetapi juga sikap kita. Ada kelemahannya. Ada momen-momen penyesalan, "oh, tidak" saat kita melihat bagaimana anak kita marah kepada saudara dan temannya dengan nada yang mereka pelajari dari kita. Tapi, ada sisi baiknya, kecenderungan meniru yang sama tersebut akan berbalik menolong kita. Asalkan, kita menjadi teladan mereka; dan kemudian, mengajarkan mereka sikap yang baik dan sikap menolong dengan senang hati. Kita semua mencoba berbuat baik kepada pasangan dan anak-anak kita. Namun, yang lebih penting dari "bagaimana kita melakukan sesuatu" adalah "bagaimana kita bertindak". Perbedaan "melakukan sesuatu" dan "menolong orang" lain terletak pada sikap kita. Pikirkanlah kali terakhir Anda memasak atau merapikan baju cucian. Bagaimana perasaan Anda saat melakukannya? Apakah Anda senang atau Anda merasa kesal karena terjebak dalam kebosanan ini? Hakikatnya, tidak satu pun dari kita yang memunyai hati hamba yang bersukacita sepanjang hari, setiap hari. Namun, jika kita menghendaki anak kita menolong orang lain, berbuat kebaikan dan berbelas kasihan, maka mereka harus melihat kita melakukan perbuatan yang sama. Ciptakan Hubungan Anda perlu membuat koneksi antara tindakan dan sikap ketika Anda mengajarkan teladan seorang hamba kepada anak-anak; sehingga anak-anak tergerak meniru Anda. Pengamat setia Anda, anak-anak yang masih duduk di bangku TK, tampaknya selalu haus akan pertanyaan dan rasa ingin tahu. Anda bisa mengambil kesempatan dari rasa ingin tahunya ini untuk mengajarkan kebaikan. Ketika dia bertanya, "Apa yang Ibu sedang lakukan?", alih-alih menjawab, "Ibu lagi masak," katakanlah, "Ibu lagi menyiapkan makan malam untukmu dan Ayahmu karena Ibu mengasihimu." Alih-alih berkata, "Ayah sedang memperbaiki mobil," jawablah, "Ayah memperbaiki mobil agar keluarga kita aman." Sikap ini menunjukan bahwa apa yang sedang Anda lakukan tidak sepenting orang yang Anda kasihi; Anda melakukannya demi mereka. Tangkaplah Momen Itu Jangan membatasi pekerjaan rumah Anda. Tunjukkanlah sikap penuh perhatian ke mana pun Anda pergi. Bukakanlah pintu untuk orang asing, tawarkanlah kursi Anda di bus yang penuh atau bantulah guru sekolah minggu membersihkan kamarnya. Kapan pun ada kesempatan, doronglah anak Anda agar meniru Anda. Tunjukanlah rasa sukacita Anda ketika menolong orang lain. Pada hari yang lain, beritahulah mereka bahwa mereka telah berbuat baik ketika membukakan pintu bagi orang asing dan menawarkan tempat duduk mereka. Anda juga dapat menceritakan pengalaman Anda dengan orang lain? Ayah, nenek, Tante Kathy? Demi menyemangati kebaikan anak Anda. Agar pengalaman ini mengembangkan karakter mereka, sempatkanlah waktu berbicara dengan anak Anda tentang apa yang mereka rasakan saat menolong dengan senang hati. Dalam artikel, ",7 Things Kids Never Forget" (Multnomah), Ron Rose berkata, "Bekerjasamalah dengan anak Anda dalam sebuah proyek pelayanan yang menolong orang lain. Fotolah proyek Anda. Lalu gunakanlah gambar-gambar itu agar Anda bisa mengenang momen tersebut. Tanyakanlah pertanyaan `apa`, seperti, `Apa yang sedang terjadi di sini?` dan `Apa yang mereka rasakan?` Kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa perhatian mereka terhadap orang lain. Bantulah anak Anda mengerti bahwa membantu keluarga sama saja dengan membantu orang lain. Ajaklah dia mencabut rumput di taman, membuang sampah atau membuat roti; kemudian traktirlah mereka. Bicaralah kepada mereka tentang betapa istimewanya mengambil bagian dalam keluarga; diskusikanlah bahwa kerja sama dan tolong menolong menguatkan ikatan keluarga. Berikanlah pelukan dan pujian sebagai hadiah bagi pekerjaan yang telah mereka selesaikan dengan baik. Pentingnya Dorongan Ketika anak-anak Anda berbuat baik kepada orang lain, dukungan Anda akan menguatkan karakter ini. Dalam bukunya "Hugs for Mom" (Howard Publishing), John William Smith mengilustrasikan pentingnya sebuah dorongan. Dia berkata, "Perhatikanlah bagaimana punggung mereka menjadi tegak, mata mereka bersinar-sinar, pekerjaan mereka berkembang, hidup mereka berubah dan kasih mereka bertambah dalam! Semua karena Anda telah menanamkan keberanian kepada mereka lewat kata-kata Anda." Beritahu mereka bahwa usaha mereka juga menyenangkan hati Allah. Carilah Kolose 3:23 dan bacalah bersama-sama mereka: "Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." Allah akan senang jika dia berbuat baik. Ingatlah, sikap baik dan penuh kasih sayang tidaklah terbentuk secara alami. Bersabarlah saat mereka belajar melihat kebutuhan orang lain. Bantulah mereka untuk belajar melayani dengan hati yang gembira lewat tindakan Anda yang penuh kasih. Saat Anda menyeterika baju atau membuat roti dari selai kacang, biarlah anak Anda menyaksikan bahwa tindakan Anda berdasarkan kasih. Dan tidak lama kemudian, Anda akan melihat mereka bertindak dengan kasih juga. Merawat Hati yang Suka Menolong 1. Bacalah cerita tentang orang yang saling tolong-menolong (cobalah buka Markus 2:1-5). Tunjukan bahwa kebaikan dan kasih sayang merupakan tindakan terpuji. 2. Buatlah "malam curahan hati" sekali seminggu. Kerjakanlah pekerjaan rumah bersama-sama seperti mencuci piring, mengumpulkan kayu atau membantu anak-anak membersihkan kamar mereka. 3. Ketika Anda menemukan sampah di tempat umum, doronglah anak Anda memungutinya. Jelaskan bahwa mereka membersihkan tempat itu agar bisa dinikmati orang lain. 4. Buatlah cara yang menyenangkan untuk menolong orang lain. Yang kecil dapat membantu melepaskan kancing jaket secara bergantian. Anak yang lebih besar menyapu dedaunan di halaman bersama-sama; mereka dapat bermain-main dengan dedaunan yang terkumpul itu. 5. Buatlah kontes "Penolong Baik". buatlah sebuah bagan sederhana dan catatlah setiap anggota kelarga yang menolong anggota keluarga yang lain. Pada akhir minggu, berilah hadiah kepada para penolong dengan hadiah keluarga seperti es krim. 6. Bantulah anak Anda membuat `kupon pelayanan" sebagai hadiah. Anak yang lebih kecil memberi kupon bagi keluarga yang menolong Ibu menyapu lantai. Anak yang lebih besar dapat membagikan kupon bagi anggota keluarga yang mengajak anjing berjalan-jalan atau membacakan cerita untuk adik kecilnya. 7. Setiap pagi, doronglah anak Anda untuk berpikir tentang satu cara membantu orang lain hari itu. Pada waktu tidur, bicarakanlah tentang tindakan mereka. Kemudian, bersyukurlah kepada Tuhan atas cara-cara spesifik yang ditunjukkan-Nya untuk menolong orang lain. 8. Ingatkanlah anak Anda bahwa berdoa juga merupakan bentuk dari menolong. Dalam situasi yang tidak memungkinkan kita untuk menolong orang secara langsung, kita dapat meminta Allah menolong dengan cara-Nya sendiri. Ajarkanlah kepada anak Anda bahwa Allah adalah penolong yang terbaik. (t/Uly) Diterjemahkan dari: Nama situs: www.christianitytoday.com Judul asli artikel: Love in Action Penulis: Tricia Goyer Alamat URL: http://www.christianitytoday.com/momsense/1999/novdec/ 9g6056.html?star _____________________________________________________________________ MUTIARA GURU "Allah akan senang jika dia [anak-anak] berbuat baik. Ingatlah, sikap baik dan penuh kasih sayang tidaklah terbentuk secara alami. Bersabarlah saat mereka belajar melihat kebutuhan orang lain. Bantulah mereka untuk belajar melayani dengan hati yang gembira lewat tindakan Anda yang penuh kasih." -- Tricia Goyer -- ____________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR PAULUS DI DAMASKUS Karena hidupnya terancam, Paulus harus melarikan diri dari Damaskus. Ide-ide pengajaran di bawah ini dapat membantu Anda ketika mengajar tentang Paulus ketika dia sedang berada di Damaskus. Jangan ragu untuk menggunakan ide-ide ini guna melengkapi kurikulum Anda, atau untuk membuat pelajaran Anda sendiri. SARAN PENYAMPAINAN CERITA Paulus adalah seorang yang sangat menarik dan tokoh penting dalam Alkitab. Sebelum ia menjadi utusan Injil bagi Yesus, ia dikenal sebagai Saul. Setelah ia melihat cahaya yang menyilaukan dan mendengar suara Yesus, dia mengubah cara hidup, mulai percaya, dan mengajar tentang Kristus. Dia dikenal sebagai salah satu utusan Injil terbesar pada zamannya. Ketika Paulus berada di Damaskus, orang-orang Yahudi mendengar dia berdoa dengan para murid. Hal ini membuat orang Yahudi marah dan ingin membunuh Paulus. Orang Yahudi menempatkan penjaga-penjaga di setiap tembok tinggi di sekitar kota. Paulus tidak tahu pasti bagaimana caranya dia dapat melarikan diri. Teman-temannya, yang ia tahu percaya pada Tuhan, datang untuk menyelamatkan dan menurunkan dia ke tembok tinggi dalam sebuah keranjang rotan besar. Ayat Alkitab: 1. Kisah Para Rasul 22:17-21 2. Galatia 1:17-24 IDE PERMAINAN 1. Dalam Keranjang, Keluar dari Keranjang Tempatkan isolasi panjang di atas lantai tepat di tengah ruangan. Mintalah anak-anak berdiri di sisi kiri isolasi. Ini akan menjadi area "di dalam keranjang", sisi kanan akan menjadi area "di luar keranjang". Ketika Anda berseru "di luar keranjang", anak-anak akan melompat ke baris ke kanan. Ketika Anda berteriak "di dalam keranjang", mereka akan melompat ke sisi kiri. Teruskanlah perintah-perintah tersebut. Jika seorang anak melompat ke arah yang salah, atau tidak melakukan, atau melewati batas, dia akan keluar dari permainan. Anak terakhir yang tetap ada dalam arena permainanlah yang menang. Anda dapat mencoba membingungkan anak-anak dengan menyebut dua perintah yang sama berturut-turut, menyerukan perintah dengan cepat, atau menunjuk ke sisi yang salah ketika Anda meneriakkan sebuah perintah. 2. Melewati Keranjang Petunjuk permainan: Ini adalah permainan "perintah" yang lainnya. Sediakan sebuah keranjang kecil dengan beberapa benda kecil di dalamnya (seperti permen atau mainan kecil). Anda pun dapat menulis ayat-ayat Alkitab pada potongan kertas sebagai gantinya. Minta anak-anak untuk duduk membentuk lingkaran dan seorang anak memegang keranjang tersebut. Setelah itu, keranjang akan dioperkan kepada setiap anak yang duduk melingkar dan arah gerak keranjang sesuai dengan perintah Anda. Dengan cepat sebutkan perintah acak kiri dan kanan. Anda dapat menyerukan: kiri, kiri, kanan, kiri, kanan, kanan, kanan, kiri, kiri, dst.. sampai Anda berhenti. Anak terakhir yang memegang keranjang -- setelah Anda berhenti memberikan perintah -- akan memenangkan hadiah yang ada dalam keranjang tersebut. Jika yang Anda masukkan adalah kertas berisi ayat Alkitab, minta anak tersebut untuk membacanya dengan suara yang keras. Anak-anak akan suka memainkan permainan ini selama beberapa putaran. MAKANAN RINGAN: MAKANAN PERSAHABATAN Pelajaran Alkitab ini menunjukkan bagaimana teman-teman Paulus membantunya keluar dari situasi sulit. Mereka datang bersama-sama untuk membantunya melarikan diri. Untuk membuat makanan persahabatan, minta anak membawa masing-masing satu jenis makanan ringan. Setiap makanan ringan yang dibawa anak-anak akan ditempatkan dalam sebuah mangkuk besar dan akan dicampur menjadi satu. Anak-anak bisa membawa popcorn (berondong jagung), kue-kue kering, kacang goreng (cek apakah ada anak yang alergi dengan kacang-kacangan), dan lain-lain. Setelah semua makanan ringan itu dicampur menjadi satu, berikan setiap anak secangkir "makanan persahatan" tersebut. AKTIVITAS SENI Keranjang Orang Percaya Kerajinan ini akan menunjukkan kepada anak-anak apa yang bisa mereka lakukan untuk membantu teman-teman mereka yang membutuhkan. Bahan-bahan: 1. Satu keranjang plastik kecil untuk setiap anak, 2. pita, dan 3. Kertas. Petunjuk: Minta anak untuk menghias keranjang mereka dengan pita-pita yang sudah disiapkan. Kemudian minta anak untuk menulis sebuah kalimat pada potongan kertas berisi apa yang dapat mereka lakukan untuk membantu teman-teman mereka yang membutuhkan pertolongan. Beri mereka saran dan ide, seperti, "Kalau teman saya sedih, saya akan ....", atau "saya bisa membantu teman saya saat ...." Lipat kertas-kertas tersebut dan letakkan dalam keranjang yang telah mereka hias. DOA Ya Tuhan, terima kasih karena Engkau mengasihi kami dan membantu kami menyadari bahwa kami dapat mengubah dan membantu teman-teman kami. Amin. (t/Davida) Diterjemahkan dan disunting dari: Nama situs: suite101.com Judul asli artikel: Paul in Damascus Bible Lesson Penulis: Denise Oliveri Alamat URL: http://baptist-church.suite101.com/article.cfm/paul_at_ damascus_bible_lesson ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org > Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org/ Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di: http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0 Bergabunglah dalam Fan Page e-BinaAnak: http://fb.sabda.org/binaanak ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Tatik Wahyuningsih Kontributor: S. Heru Winoto Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/ Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |