Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/448 |
|
e-BinaAnak edisi 448 (2-9-2009)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 448/SEPTEMBER/2009 - SALAM DARI REDAKSI: - ARTIKEL 1: Makna Pengampunan - ARTIKEL 2: Menolong Anak Anda Mengatasi Perasaan Bersalah - MUTIARA GURU - TIPS: Mengajarkan Pengampunan kepada Anak Anda - BAHAN MENGAJAR: Pendamai - WARNET PENA: Situs KEKAL: Menyediakan Bahan-Bahan Kesaksian ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI BELAJAR MENGAMPUNI! Salam jumpa kembali para Pelayan Anak! Puji syukur kepada Tuhan karena pada bulan ini, publikasi e-BinaAnak kembali menjumpai Anda untuk memberikan sajian yang memperlengkapi pelayanan Anda. Topik menarik seputar "Konseling pada Anak" telah kami persiapkan sebagai pelajaran untuk kita semua sepanjang bulan September ini. Sebagai sajian pertama, kami bagikan bahan-bahan dengan topik mengajarkan makna mengampuni kepada anak layan. Namun, terlebih dahulu pada artikel pertama, silakan para Pelayan Anak menyimak dan mempelajari makna mengampuni itu sendiri. Hal tersebut penting sebagai dasar untuk memberi konseling kepada anak yang berkepribadian sulit mengampuni orang lain maupun diri sendiri. Cobalah memberikan pendampingan pada anak layan Anda bahwa hal mengampuni tanpa syarat adalah bagian indah yang Tuhan kehendaki untuk anak-anaknya lakukan. Pelayan Anak, kiranya teladan yang kita berikan dapat diterapkan di dalam kehidupan anak layan kita dan tentu saja bagi kita sendiri. Selamat menyimak. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Kristina Dwi Lestari http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/ http://pepak.sabda.org/ "Sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (Yakobus 1:20) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Yakobus+1:20 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL 1 MAKNA PENGAMPUNAN "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32) Untuk menyelesaikan konflik masa lalu, kita harus mengampuni mereka yang telah menyakiti kita. Setelah menghibur Cindy, yang mengalami trauma emosi karena perkosaan yang dialaminya, saya berkata, "Cindy, kau juga harus mengampuni orang yang telah memerkosamu." Tanggapan Cindy ternyata sama dengan tanggapan sebagian besar orang yang disakiti secara fisik, emosi, atau pun seksual oleh orang lain: "Untuk apa aku mengampuni dia? Anda tidak tahu betapa sakitnya hati saya atas perlakuannya!" "Kalau begitu, berarti dia masih menyakitimu sampai sekarang, Cindy," sahut saya. "Pengampunan adalah satu-satunya cara agar engkau mengalami pemulihan. Bukan untuk kebaikannya, tetapi untuk kebaikanmu sendiri." Mengapa Anda mesti mengampuni orang yang telah menyakiti Anda di masa lalu? Pertama, karena pengampunan adalah perintah Allah. Setelah mengajar murid-murid-Nya tentang bagaimana berdoa -- yang juga berisi tentang pengampunan Allah -- Yesus berkata, "Jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu" (Matius 6:14-15). Dalam berhubungan dengan orang lain, hendaknya kita juga menerapkan kriteria seperti yang Allah terapkan terhadap kita, yakni kasih, penerimaan, dan pengampunan (Matius 18:21-35). Kedua, pengampunan dilakukan untuk menghindari jerat si setan. Dari banyaknya konseling yang saya layani, hati yang tak dapat mengampuni adalah jerat nomor satu yang dipakai setan untuk memasuki kehidupan orang-orang percaya. Paulus mendorong kita untuk saling mengampuni "supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya" (2 Korintus 2:11). Hati yang tak dapat mengampuni adalah undangan terbuka bagi iblis untuk mengikat hidup kita. Ketiga, kita perlu mengampuni karena Kristus telah mengampuni kita sehingga kita tidak lagi berada dalam kepahitan. Paulus menulis, "Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:31-32) Tindakan Anda untuk mengampuni akan membebaskan tawanan. (Pada akhirnya Anda sendiri akan mendapati bahwa tawanannya adalah Anda sendiri!) Tuhan, ajarlah kami untuk mengampuni orang lain dari lubuk hati kami sebagaimana Engkau telah mengampuni kami. Diambil dan disunting seperlunya dari: Nama situs: Christian Counseling Center Indonesia (C3I) Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://c3i.sabda.org/05/may/2008/konseling_makna_pengampunan ______________________________________________________________________ ARTIKEL 2 MENOLONG ANAK ANDA MENGATASI PERASAAN BERSALAH Sebagai orang tua, salah satu sasaran kita haruslah untuk menolong anak-anak kita membina hati nurani yang kuat dan sehat. Mereka harus memunyai pengertian yang jelas tentang perasaan bersalah dengan mengetahui perbedaan antara "fakta" perasaan bersalah dan "perasaan-perasaan" yang timbul sebagai akibat perasaan bersalah itu sendiri. Merasa diri bersalah tidak selalu berarti bahwa memang benar terjadi suatu pelanggaran. Persepsi yang tidak seimbang tentang perasaan bersalah dapat menimbulkan salah satu dari dua akibatnya yang tidak sehat. Seseorang mungkin dapat mengalami tekanan super ego yang kejam dan semena-mena, karena ia tidak dapat membedakan antara perasaan bersalah yang sejati dan yang irasional. Atau justru malah yang kebalikannya yang terjadi: ia mungkin melakukan hal-hal yang salah tanpa memperlihatkan adanya perasaan bersalah sama sekali. Dalam mendidik anak-anak kita, sangatlah penting bahwa mereka (demikian juga kita) dapat membedakan perasaan bersalah yang nyata dan yang palsu. Biasanya, kedua macam perasaan bersalah itu disertai dengan perasaan-perasaan bersalah yang sangat tidak menyenangkan itu. Tetapi perasaan bersalah yang berasal dari sesuatu yang benar- benar salah dapat mendorong kita untuk bertobat dan dapat diampuni, sedangkan perasaan bersalah yang palsu hanya menghantui kita dan lambat laun akan menghancurkan kita. 1. Perasaan bersalah yang nyata atau yang memang merupakan fakta adalah akibat dari suatu pelanggaran terhadap hukum moral atau hukum pergaulan yang nyata, yaitu apa yang oleh Alkitab disebut dosa. Jika Markus pulang ke rumah dari sekolah dengan perasaan kosong dan muka murung karena ia telah berbuat curang dalam ulangan matematikanya, maka ia sedang mengalami perasaan-perasaan negatif karena perasaan bersalah yang nyata. 2. Perasaan bersalah yang timbul karena kegagalan seseorang untuk memperoleh persetujuan atau penghargaan dari orang lain adalah hasil dari perasaan bersalah yang palsu. Ketika Susi yang berumur enam tahun terjatuh di tempat bermain, ia merasa dirinya bodoh dan merasa disisihkan karena kawan-kawannya menjulukinya bayi sebab ia cengeng, maka hal demikian adalah perasaan bersalah yang palsu. 3. Perasaan bersalah yang timbul karena tidak berhasil mencapai sasaran dari angan-angannya sendiri yang tidak sesuai dengan kenyataan dan juga tidak masuk akal merupakan macam perasaan bersalah palsu yang lain lagi. Suatu contoh yang lazim ialah Joni merasa malu dan jengkel karena ia gagal dan hanya menjadi juara harapan. Sering sekali, anak-anak bergumul dengan sia-sia terhadap perasaan- perasaan bersalah karena mereka tidak dapat menunjukkan dengan pasti sumber dari perasaan bersalah itu dan dengan demikian mereka tidak dapat menanganinya dengan tepat. Masing-masing dari ketiga macam perasaan hersalah yang digambarkan di atas itu memerlukan cara penyelesaian yang berbeda. Sebagai contoh, perasaan hersalah yang nyata, yang dialami Markus, akan hilang jika ia mengakui kepada dirinya sendiri bahwa apa yang dilakukan itu betul-betul salah, mengakuinya di hadapan Allah dan kemudian kepada orang tuanya dan atau gurunya, serta bersedia menanggung akibatnya, dan membuat suatu keputusan pribadi untuk tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi. Di dalam Alkitab, hal ini dikenal sebagai pertobatan, dan setiap langkah ini penting untuk dapat menghilangkan perasaan bersalah yang nyata. Perasaan bersalah si kecil Susi, yang timbul karena ia menangis, akan lenyap jika ia diberi semangat dan diperbolehkan menangis apabila ia merasa sakit, sekalipun jika anak-anak lainnya menertawakan dia. Anak-anak perlu bersikap berani untuk tidak selalu menuruti saja apa yang dianggap baik atau jelek oleh teman-teman sebayanya, yaitu pada waktu kepercayaan dirinya pada persepsi dan keputusannya sendiri makin berkemhang. Perasaan bersalah Joni akan hilang jika ia mengakui bahwa harapannya itu memang tidak realistis. Ia sendiri merupakan pengkritik yang paling kejam terhadap dirinya sendiri, jadi ia betul-betul memerlukan kasih sayang dan penerimaan yang tanpa pamrih dari orang tuanya, yang tidak berubah atau berkurang andai kata apa yang dikerjakannya kurang dari sempurna. Kasih tanpa syarat, melampaui segala sesuatu lainnya, akan menolong seorang anak untuk melihat dirinya sebagai suatu ciptaan Allah yang istimewa dan berharga. Berikut ini beberapa cara yang penting untuk dapat menolong anak Anda memperoleh keterampilan yang seimbang dalam mengatasi perasaan bersalahnya: - Jangan membesar-besarkan kesalahan dengan mengatakan kepada anak itu betapa jahatnya ia sehingga ia melakukan hal yang demikian tercela itu. Tekankan bahwa yang jelek adalah tindakannya dan bukan orangnya. "Bencilah dosanya, tetapi kasihilah orangnya yang berdosa itu." - Jangan sekali-kali Anda menjadikan kasih dan rasa sayang Anda sebagai salah satu bentuk hukuman. Biarlah kasih Anda mencerminkan kasih Allah, yang diberikan tanpa syarat walaupun kira sering gagal. - Sesuaikan beratnya hukuman atau tindakan disiplin Anda dengan beratnya pelanggaran atau kesalahannya, dan bukan dengan berapa besarnya ketidaksenangan berdasarkan perasaan Anda. Jika perlu, tunggu sampai diri Anda sudah cukup tenang dulu, baru Anda menjatuhkan hukuman. - Kalau Anda mendisiplin, Anda harus selalu memberi peluang kepada anak Anda untuk memelihara nilai dan harga dirinya. Janganlah menghukum dengan disertai tuduhan, kemarahan, atau hinaan terhadap sifat dan harga diri anak itu, seperti, "Kamu malas!" atau "Kamu selalu melakukan kesalahan-kesalahan yang tolol!" Dan jangan mempermalukan dia di hadapan orang lain. - Aturlah apa yang menjadi tugas anak Anda di rumah, tanggung jawabnya, batas-batasnya, dan peraturan-peraturannya sedemikian rupa sehingga dapat memberi peluang besar bagi anak itu untuk berhasil. Kita harus menjaga agar apa yang diharapkan dari anak itu sesuai dengan tahap kedewasaan atau kemampuannya. Dengan demikian, anak itu akan terhindar dari siksaan batin yang timbul oleh karma sasaran yang ditentukannya tidak realistis dan karma kekecewaan yang berlebihan. - Perhatikanlah supaya bahan-bahan bacaannya, acara-acara televisi dan film yang ditontonnya, dan hal-hal yang dialaminya di dalam kehidupan nyata, semuanya menunjukkan sikap-sikap hidup yang sehat dan cara-cara yang benar untuk menyelesaikan perasaan bersalahnya. Tolonglah anak Anda untuk mengerti etika situasi, yang menjadi dasar dari kebanyakan pandangan kebudayaan yang keliru tentang apa yang benar dan apa yang salah. - Apabila anak Anda menceritakan tentang kelakuan jelek seorang kawan sebayanya, manfaatkanlah kesempatan itu untuk mengajukan pertanyaan: "Apakah itu salah? Mengapa?" Dengan demikian, Anda akan dapat menguak sedikit bagaimana kira-kira pemikiran dan pengertian anak Anda tentang perasaan bersalah itu. - Berilah teladan di dalam kehidupan pribadi Anda sendiri bagaimana memberi respons yang benar terhadap ketiga macam perasaan bersalah ini. Ini merupakan cara mengajar yang paling efektif. Dan jika anak Anda mendapati dan menghadapkan Anda dengan perbuatan Anda yang salah, terimalah hal itu sebagai kesempatan yang baik agar Anda dapat sama-sama bertumbuh. Biarlah anak Anda juga melihat pertobatan Anda. Mengampuni anak Anda dan mengajarkannya seni untuk dapat mengampuni orang lain juga akan meningkatkan kemampuan anak itu untuk mengampuni dirinya sendiri. Tidak banyak pemberian yang dapat Anda berikan kepada anak Anda yang nilainya lebih besar daripada membuat dia mengerti tentang sumber perasaan bersalah itu dan kesanggupan untuk mengatasinya. Hati nurani yang diberi pengertian yang baik akan menjadi akar dari suatu kehidupan yang sehat dan bahagia, dan yang taat kepada Allah. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: 40 cara Mengarahkan Anak Judul asli buku: 40 Ways to Teach Your Child Values Penulis: Paul Lewis Penerjemah: Gerrit J. Tiendas Penerbit: Kalam Hidup, Bandung 1997 Halaman: 42 -- 46 ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU Mengampuni anak Anda dan mengajarkannya seni untuk dapat mengampuni orang lain juga akan meningkatkan kemampuan anak itu untuk mengampuni dirinya sendiri. - Paul Lewis - ______________________________________________________________________ TIPS MENGAJARKAN PENGAMPUNAN KEPADA ANAK ANDA Pengampunan adalah suatu pelajaran yang sulit. Sebagai orang dewasa, kita berjuang dengan konsep yang membingungkan ini. Mengajarkan pengampunan kepada anak Anda merupakan pelajaran yang sangat penting, tetapi sering kali kita harus berjuang untuk melakukannya. Menjelaskan manfaat pengampunan dan prosesnya merupakan suatu usaha. Berikut beberapa tips untuk membantu mengajarkan pengampunan kepada anak Anda. Bagaimana mengajari anak Anda untuk mengampuni? 1. Langkah 1 Bersimpatilah. Bila anak Anda sedih, ikutilah reaksi dan perasaannya. Sering kali, sebagai manusia, kita hanya ingin didengarkan dan apa yang kita pikirkan diakui. Begitu anak Anda memiliki kesempatan untuk melepaskannya, perlahan-lahan jelaskan bahwa orang yang menyakiti dia sangat perlu dikasihani. Doronglah anak Anda untuk berdiskusi dengan orang yang melukai dia itu. 2. Langkah 2 Ingatkan anak Anda pada saat-saat ketika dia melukai perasaan orang lain. Anak-anak sangat mudah menerima, tetapi selalu kurang mampu memahami pandangan orang lain. Bila anak Anda mampu merasakan bagaimana perasaan anak yang melukainya, dia akan lebih bersimpati dan lebih mudah memberikan pengampunan. Mengingatkan dia pada saat dia merasa sedih karena melukai seseorang akan membantu dia memahami emosi temannya yang tidak stabil. 3. Langkah 3 Doronglah anak Anda untuk berbicara dengan orang yang melukainya. Mengajarkan pentingnya komunikasi sejak dini kepada anak Anda adalah hal yang penting. Ketidaksetujuan adalah bagian dari hidup. Semakin cepat dia dapat memahami dan mengetahui bahwa orang-orang akan memiliki cara pandang yang berlawanan dan dia mau menerima mereka, semakin dia dipersiapkan untuk menjalin relasi pada masa yang akan datang. 4. Langkah 4 Ingatkan anak Anda bahwa mengampuni seseorang tidak membuat luka itu hilang. Biarkan anak Anda sedih atau terluka untuk sesaat. Mendorong dia untuk mengampuni merupakan cara baginya untuk melepaskan perasaan buruk. Selalu mengalami sakit hati dan kepahitan hanya akan membuat dia tidak bahagia. 5. Langkah 5 Bersabarlah. Anak Anda adalah individu yang bertumbuh dan belajar. Dia akan membuat kesalahan dan berjuang. Perlahan-lahan, bimbinglah dia ke arah yang benar. 6. Langkah 6 Lakukan apa yang Anda ajarkan. Bila Anda terus menyuruh anak Anda untuk meminta maaf kepada kakaknya atau mengampuni adiknya, tetapi Anda sendiri suka mengungkit-ungkit atau menyimpan kepahitan dalam diri Anda, Anda merugikan anak Anda. Anak-anak belajar melalui contoh. 7. Langkah 7 Diskusikan agama. Anda bisa memasukkan pelajaran Alkitab atau topik-topik yang digunakan di sekolah minggu dalam diskusi ini. (t/Ratri) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama situs: e-How Judul asli artikel: How to Teach Your Child to Forgive Penulis: Mollyhcarter Alamat URL: http://www.ehow.com/how_2147300_teach-child-forgive.html ______________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR PENDAMAI Pembacaan Alkitab: Matius 5:1-12 Apakah kalian memerhatikan bahwa ada satu kata yang diulangi beberapa kali dalam ayat-ayat yang baru saja dibaca? Apakah itu? Ya, "berbahagialah". Kita semuanya menghendaki kehidupan yang bahagia dan diberkati. Dalam ayat-ayat itu, Yesus memberi tahu bagaimana kita dapat menjadi berbahagia. Hari ini kita akan membicarakan ayat 9. "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." Apakah artinya menjadi seorang pendamai? (Berilah waktu untuk jawaban.) Kadang-kadang, anak-anak bahkan kakak adik bertengkar. Mereka terlalu merepotkan hal-hal yang tidak perlu. Seandainya kita bertanya kepada mereka apakah yang sedang mereka ributkan, sering kali mereka tidak mengetahuinya. Alkitab mengatakan, "Berbahagialah orang yang membawa damai; karena mereka akan disebut anak-anak Allah." Ini berarti bahwa apabila seseorang mencoba bertengkar, kalian tidak boleh membalasnya. Mungkin hal ini berarti mengalah kepada mereka dan tidak mendapatkan kemauanmu sendiri. Seorang pendamai meredakan keadaan sebelum keributan timbul. Dia tidak mencari kesulitan. Dia tidak memulai perbantahan, tidak pula mulai pertengkaran. Adapun yang menjadikan suatu rumah tangga tidak berbahagia adalah salah, dan kita masing-masing harus mencoba sebaik-baiknya untuk mencegah ketidakbahagiaan itu. Janji yang diberikan kepada orang yang membawa damai adalah, "Mereka akan disebut anak-anak Allah." Suatu nama yang indah. Kita semua ingin menjadi anak-anak Allah dan tinggal bersama Dia di surga. Tetapi untuk pergi ke surga, kita harus meminta kepada Yesus untuk mengampuni kita karena saat-saat kita menyebabkan kesukaran. Menjadi seorang pendamai tidaklah mudah, tetapi hal ini membawa ganjaran yang besar! Sekarang, marilah kita menundukkan kepala kita dan mohon Yesus mengampuni kita karena setiap kesukaran yang mungkin kita timbulkan dan karena tidak sabar menghadapi adik-adik kita. Yesus akan menolong kita. Doa: Berdoalah agar Tuhan akan monolong anak-anak menjadi pendamai, di rumah, di sekolah, maupun saat bermain. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid I Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: Gandum Mas, Malang 1997 Halaman: 126 ______________________________________________________________________ o/ WARNET PENA o/ SITUS KEKAL: MENYEDIAKAN BAHAN-BAHAN KESAKSIAN http://kesaksian.sabda.org/ Kita senantiasa mendapat berkat dari kesaksian orang lain tentang pengalamannya bersama dengan Tuhan. Kejadian yang berhasil mengubahkan, berkat kesembuhan, dan kesaksian yang berhasil Tuhan nyatakan, menunjukkan luar biasanya cinta kasih-Nya kepada kita. Kali ini kami ajak Anda untuk membaca beberapa kesaksian yang memberkati yang ada di situs KEKAL (Kesaksian Cinta Kasih Allah). Anda juga bisa terlibat secara langsung di dalam situs ini. Caranya bisa dengan mengirimkan kesaksian yang memberkati, mengirimkan pokok doa, atau terlibat dalam tim pendoa. Selamat berkunjung! a. Kesaksian Hidup Baru ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/1/9 b. Kesaksian Keajaiban Jasmaniah ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/2/9 c. Kesaksian Misi ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/3/9 d. Kesaksian Natal ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/18/9 e. Kesaksian Panggilan Pelayanan ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/4/9 f. Kesaksian Paskah ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/19/9 g. Kesaksian Pertobatan ==> http://kesaksian.sabda.org/taxonomy/term/5/9 ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN eopyright(e) e-BinaAnak 2009 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BeA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Reeip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subseribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xe.org> Alamat berhenti: <unsubseribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xe.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-ehrist.Net: http://www.in-ehrist.net/komunitas_umum/network_anak BLOG SABDA: http://blog.sabda.org/ ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |