Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/441 |
|
e-BinaAnak edisi 441 (15-7-2009)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 441/JULI/2009 - SALAM DARI REDAKSI: Merancang Kelas Bayi - ARTIKEL: Mendesain Kelas Bayi - MUTIARA GURU - TIPS: Apa yang Bayi dan Batita Sukai dari Ibadah Gereja? - BAHAN MENGAJAR: Tuhan Gembalaku (Jalan Serta Yesus) - WARNET PENA: Situs Links: Menyediakan Referensi Situs-Situs Kristen Berbahasa Indonesia ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI MERANCANG KELAS BAYI Bayi bisa menjadi begitu berkonsentrasi dengan hal-hal yang menarik perhatiannya. Nah, guru sekolah minggu kelas bayi perlu mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menarik perhatian bayi. Warna yang cerah, susana yang ceria, atau mainan-mainan yang berbentuk lucu bisa membuat bayi betah dalam sebuah ruangan. Karena itu, fasilitas-fasilitas apa saja yang harus ada dalam kelas bayi harus dipikirkan. Tidak harus yang rumit atau mahal. Fasilitas sederhana bisa Anda gunakan untuk membuat ruangan kelas bayi yang menarik. Mainan, dekorasi yang menarik, serta perlengkapan yang aman bagi bayi akan mendukung proses pengenalan mereka akan Kristus pada usia dini tersebut. Sajian publikasi e-BinaAnak kali ini akan membantu Anda untuk mempertimbangkan beberapa hal yang bisa dimanfaatkan untuk mendesain kelas bayi. Libatkan rekan sepelayanan dan orang tua murid untuk mendukung program Anda ini. Selamat mencoba dan terus setia untuk memiliki hati yang rindu melayani bayi bagi Kristus. Tuhan Yesus memberkati. Staf Redaksi e-BinaAnak, Kristina Dwi Lestari http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/ http://pepak.sabda.org/ "Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib." (Mazmur 71:17) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Mazmur+71:17 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL MENDESAIN KELAS BAYI Apa Itu Lingkungan Eksplorasi? Para bayi belajar paling baik melalui model pembelajaran kontekstual dalam sebuah lingkungan di mana mereka dapat melakukan apa saja yang mereka sukai. Misalnya, bila kita hendak menyampaikan firman Tuhan tentang Nabi Nuh, lingkungan eksplorasi yang baik adalah menyediakan berbagai mainan, aktivitas, maupun dekorasi dan peralatan yang terkait dengan cerita Nabi Nuh. Bagi bayi, bermain sama dengan belajar. Namun, agar proses pengajaran firman Tuhan di kelas bayi berhasil, kita tidak boleh sekadar menyediakan waktu bagi bayi untuk bermain apa saja. Lingkungan dan segala sesuatu yang ada dalam kelas bayi haruslah kita kontrol sedemikian rupa, sehingga model pembelajaran kontekstual benar-benar dapat diterapkan dalam kelas kita. Segala jenis mainan dan dekorasi haruslah terkait dengan firman Tuhan. Jika tidak, para bayi akan kesulitan untuk menangkap maksud atau pesan firman Tuhan yang hendak kita sampaikan. Contoh, mobil-mobilan dan kereta api, kolam bola atau kolam pasir, mungkin tidak cocok dalam desain pembelajaran tentang Nabi Nuh. Sebaliknya, kapal, ikan, binatang, dan kolam air akan jauh lebih cocok dengan cerita tentang Nabi Nuh. Beberapa jenis mainan dan perlengkapan lain yang bisa dipakai dalam pembelajaran cerita tentang Nabi Nuh: "puzzle" binatang atau keluarga Nabi Nuh, gambar binatang dan keluarga Nabi Nuh untuk diwarna, poster bahtera Nuh, gambar bahtera dan pelangi, balok kayu untuk membuat bahtera Nuh, patung binatang dari plastik, kardus besar berbentuk kapal untuk dimasuki anak-anak, dan mungkin beberapa perlengkapan cat untuk menggambar awan hujan dan pelangi. Izinkan para bayi ini memilih sendiri mainan atau aktivitas yang disukainya. Jangan memaksa bayi untuk membaca buku bila ternyata ia lebih tertarik bermain balok kayu. Jangan menyuruh mereka bermain puzzle bila sebenarnya aktivitas mengecat lebih menarik perhatiannya. Biarlah masing-masing melakukan aktivitas yang sedang ingin mereka lakukan saat itu, dan izinkan mereka berpindah dari satu area aktivitas ke area aktivitas lainnya bila mereka sudah mulai jenuh atau bosan. Hindari campur tangan yang tidak perlu. Sejauh para bayi tersebut tidak sedang membutuhkan pertolongan orang dewasa, biarkan mereka mengeksplorasi beragam permainan melalui cara mereka sendiri. Desain Ruang Kelas Bayi Kelas bayi tidak harus mewah atau berisikan mainan serta dekorasi yang mahal. Namun, untuk mencapai tujuan pembelajaran, kelas bayi memang harus didesain sedemikian rupa, sehingga cukup nyaman dan aman bagi para bayi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat mendesain kelas bayi. 1. Ruangan atau Area untuk Bayi Idealnya, kelas bayi memiliki sebuah ruangan tertutup yang khusus (seperti kelas). Namun, bila tidak ada ruangan tertutup, sebuah sudut ruangan atau sebuah teras cukup memenuhi syarat untuk dijadikan kelas bayi, asalkan area tersebut cukup bersih dan layak untuk dijadikan area bermain bagi para bayi. Saya pribadi pernah mengalami mengasuh kelas bayi mulai dari tersedianya fasilitas dan ruangan yang sangat baik, sampai sebuah sudut ruang yang tidak terlalu luas, itu pun harus berbagi dengan kelas balita. Semua pengalaman ini makin meneguhkan saya bahwa fasilitas, sesederhana apapun fisiknya, cukup untuk mulai membuka sebuah pelayanan bagi para bayi. Yang terpenting adalah hati yang siap melayani. 2. Keamanan Hal penting lainnya yang harus diperhatikan adalah memastikan bahwa ruangan atau area yang akan kita gunakan sebagai kelas bayi memenuhi syarat-syarat keamanan bagi para bayi, misalnya: a. Pastikan stop kontak berada di luar jangkauan para bayi, paling tidak memiliki penutup atau pengaman. Bila tidak, gunakan karton dan plester untuk menutupinya. b. Sebisa mungkin, jauhkan area aktivitas bayi dari anak tangga atau pintu yang senantiasa dibuka tutup. c. Pastikan bahwa semua perabot dan barang-barang yang ada dalam ruangan atau area tersebut cukup aman untuk menjadi ajang bermain bagi para bayi (meskipun para bayi ini tetap dalam pengawasan orang dewasa). Selain itu, sebagai guru sekolah minggu kelas bayi, kita tetap perlu melibatkan para orang tua dan pengasuh demi menjaga keamanan dan keselamatan para bayi. 3. Lantai Saya pribadi lebih menyukai lantai yang sudah dipel bersih daripada karpet, apalagi karpet permanen atau tikar, karena biasanya terdapat banyak debu dan sisa kotoran yang menempel, serta tidak mudah dibersihkan. Selain itu, karpet dan tikar umumnya jarang dicuci, sehingga kurang baik bila bersentuhan langsung dengan kulit bayi. Alternatif lain, bila lantai kita anggap kurang bersih, adalah dengan menggunakan spons yang memang digunakan khusus untuk lantai (yang bisa dibongkar pasang, seperti yang sering kita jumpai di berbagai area bermain anak, umumnya berukuran 30 x 30 cm per buah) atau dengan menggunakan matras. Untuk menjaga kebersihan lantai, spons, atau matras, setiap orang dewasa yang mendampingi bayi diharapkan melepas sepatu atau sandal saat berada di area kelas bayi. 4. Penerangan dan Sirkulasi Udara yang Baik Ruangan atau area apapun yang kita gunakan, pastikan terdapat penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik. Ruangan yang terlalu pengap atau gelap misalnya, akan merusak seluruh proses belajar karena bayi akan merasa tidak hyaman berada di dalamnya. 5. Perabot Secukupnya Semakin lapang sebuah ruangan atau area, semakin baik lingkungan tersebut bagi para bayi. Hal ini tidak berarti ruangan untuk kelas bayi harus besar, tetapi tersedianya area yang kosong, cukup bagi para bayi untuk bergerak, berpindah, dan berjalan ke sana kemari. Kelas bayi sebaiknya berisi perabotan secukupnya, misalnya: rak buku, rak mainan, meja, dan kursi anak tersedia cukup. Bahkan, bila memungkinkan, sebaiknya perabotan tersebut terbuat dari bahan yang cukup ringan agar mudah dipindah (bila perlu), dilipat dan disimpan (bila tidak sedang dibutuhkan), namun tidak mudah roboh bila didorong atau ditarik oleh bayi. 6. Dekorasi yang Menarik Suasana dan lingkungan yang menyenangkan adalah jalan utama bagi proses pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, dekorasi ruangan menjadi amat penting bagi keberhasilan sebuah kelas bayi. Apabila dekorasi ruangan mampu memikat para bayi, mereka akan merasa betah dan kerasan berlama-lama di kelas bayi tersebut. Terlalu banyak warna, gambar, atau pun pernak-pernik sebenarnya bukanlah dekorasi yang cocok bagi para bayi. Perlu ada kesederhanaan, tetapi cukup menarik. 7. Mainan Meskipun kelas bayi bukanlah sebuah tempat penitipan anak atau seperti layaknya sekolah taman kanak-kanak, tetap perlu (bahkan mutlak) menyediakan beragam jenis mainan yang cocok bagi anak-anak yang dilayani. Tidak harus mainan yang baru dan mahal, bisa juga diperoleh dari para orang tua yang mau menyumbangkan mainan bekas milik anaknya yang sudah beranjak besar. Bisa juga perlengkapan dapur atau barang-barang sepele dari rumah kita yang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas para bayi. Sebagai guru sekolah minggu kelas bayi, saya sarankan untuk tidak menunggu pihak pengurus sekolah minggu menyediakan semua fasilitas yang Anda minta atau harapkan. Mulailah dengan apa yang Anda miliki (bila Anda seorang ibu yang memiliki anak balita, hal ini akan jauh lebih mudah, karena banyak barang kebutuhan rumah tangga maupun mainan anak-anak Anda yang bisa digunakan saat Anda mengajar kelas bayi). Atau, mulailah dengan membagikan beban pelayanan ini kepada orang lain yang bersedia mendukung ide atau program Anda. Atau, libatkan para orang tua dari bayi-bayi yang Anda layani. Selalu ada jalan keluar bagi setiap maksud yang baik. Keterbatasan fasilitas tidak pernah bisa menghambat panggilan pelayanan yang jelas. 8. Perlengkapan untuk Keadaan Tak Terduga Alangkah baiknya apabila guru sekolah minggu berjaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti: anak yang terluka karena jatuh, minuman atau bubur yang tumpah, atau tiba-tiba seorang anak sakit demam. Oleh karena itu, guru sekolah minggu kelas bayi wajib memiliki data pribadi anak yang berisikan nama orang tua beserta nomor telepon genggam yang bisa dihubungi sewaktu-waktu (khususnya bila anak diasuh oleh babysitter atau pembantu). Selain itu, alangkah baiknya apabila di kelas bayi juga tersedia beberapa perlengkapan bayi seperti: tisu dan lap, diaper, dan obat-obatan (obat merah, obat penurun panas, salep untuk luka memar ringan, serta plester anak-anak). Pada suatu pagi, saat saya sedang mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk mengajar, seorang anak perempuan tersandung dan ia jatuh, mukanya tepat mengenai sebuah rak plastik hingga rak tersebut pecah. Darah segar segera keluar dari kulit dekat hidung si anak. Saya sejenak tertegun, tak tahu harus berbuat apa, sementara pengasuhnya dengan segera menggendong dan menenangkan anak yang menangis tersebut. Untunglah, kelas bayi yang saya asuh memiliki data pribadi anak yang cukup lengkap, sehingga dengan segera ibu si anak bisa dihubungi, dan dalam waktu yang singkat, sang ibu sudah datang untuk melihat kondisi anaknya yang terjatuh. Penting sekali untuk segera melaporkan apa yang telah terjadi kepada orang tua anak yang mengalami musibah dengan jujur dan apa adanya. Dengan demikian, apabila dibutuhkan penanganan atau perawatan khusus, hal itu segera dapat dilakukan. Selain itu, si ibu tentu akan merasa lebih baik bila diberi tahu sesegera mungkin daripada menunggu saat jam sekolah minggu usai atau melihat anaknya terluka tanpa pemberitahuan apa-apa dari guru sekolah minggunya. 9. Papan atau Majalah Dinding Kehadiran sebuah papan yang bisa diisi atau ditempel oleh berbagai poster, gambar, foto, dan bahkan hasil karya anak-anak akan sangat membantu proses pembelajaran bila dimanfaatkan dengan tepat. Gunakan papan atau majalah dinding tersebut sebagai area "promosi" yang menyampaikan informasi tentang materi firman Tuhan yang telah, sedang, atau akan disampaikan kepada anak-anak. Pada Juni 2006, setelah terjadi gempa di daerah Yogyakarta dan Jawa Tengah, saya memasang berbagai foto kondisi pascagempa yang diperoleh dari koran dan ditempel di papan yang ada di kelas toddlers (kelas yang saya asuh, yaitu anak-anak berusia 1 -- 3 tahun). Selama Juni 2006, tema pelajaran adalah berbuat baik kepada orang lain. Saya menjelaskan dan meminta para orang tua dan pengasuh, agar mengambil satu gambar kondisi pascagempa yang sudah ditempel di papan, membawanya pulang, dan mengajarkan pada anak untuk berdoa bagi anak-anak yang menjadi korban gempa. Di bulan yang sama, saya juga mengajak anak untuk memberikan apa yang mereka miliki (seperti baju dan mainan) untuk diberikan kepada para korban gempa. Pada lain kesempatan, ketika tema pelajaran yang disampaikan adalah mengucap syukur atas makanan, papan majalah dinding ini berisikan poster buah-buahan dan sayur-sayuran. Ketika firman Tuhan berbicara tentang penciptaan, papan majalah dinding berisikan foto berbagai jenis binatang. Dan pada saat firman Tuhan bertema "Tumbuh Seperti Yesus", papan majalah dinding berisikan gambar-gambar perkembangan bayi Yesus dari bayi hingga dewasa. Papan majalah dinding ini juga bisa digunakan untuk memamerkan hasil karya anak-anak. Misalnya, saat anak-anak melukis awan hujan -- dalam kisah Nabi Nuh -- atau saat anak-anak menempel jiplakan tangan mereka dan foto mereka saat bayi. Semua hasil karya ini ditempel dulu di papan majalah dinding selama beberapa pertemuan, supaya anak ingat akan materi pelajaran dari minggu-minggu sebelumnya, sebelum mereka dapat membawanya pulang dan menempelkannya di rumah masing-masing. 10. Tempat Tidur dan Tempat Menyusui Bila kondisi memungkinkan, tentu akan lebih nyaman bila para bayi yang tertidur saat jam sekolah minggu bisa dibaringkan di kasur dan para bayi yang masih menyusu dapat menyusu dengan tenang di sebuah tempat yang terjaga privasinya. Selain itu, dalam kelas bayi ini disediakan kasur spons bagi para bayi, baik untuk bermain maupun untuk para bayi yang tertidur saat jam sekolah minggu berlangsung. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Merintis dan Mengembangkan Kelas Bayi (0 -- 2 tahun) di Sekolah Minggu Penulis: Meilania Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2007 Halaman: 30 -- 39 ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU Bukan ruangan yang megah yang dibutuhkan, namun hati yang tulus untuk melayani adalah harga yang tidak ternilai. ______________________________________________________________________ TIPS APA YANG BAYI DAN BATITA SUKAI DARI IBADAH GEREJA? Bayi dan batita juga menyukai ibadah gereja. Berikut beberapa saran tentang hal-hal yang mereka sukai. 1. Duduk bersama orang tua selama ibadah dan akrab dengan mereka. 2. Suasana ruangan yang penuh dengan orang-orang yang memuji Tuhan pada saat yang sama (himne). 3. Melihat lilin yang berkelap-kelip. 4. Melihat orang lain -- khususnya ketika beberapa dari orang tersebut mulai memerhatikan si bayi daripada kebaktian itu sendiri. 5. Menerima berkat. 6. Melihat bagaimana Anda memuji Tuhan (dan mendengar Anda menyanyi -- tidak peduli apakah Anda bisa atau tidak!). 7. Mendengarkan paduan suara. 8. Kaca bergambar di bagian atas tengah altar gereja. 9. Sikap badan saat berdoa. 10. Bau (gedung, orang di dekat mereka, dll.). 11. Suara (tawa, lagu, kata yang diucapkan, doa). Bagi bayi dan batita, ibadah gereja merupakan waktu yang cukup lama untuk duduk diam (kecuali bagi bayi yang baru lahir, yang kelelahan karena menangis sepanjang malam sehingga mereka tertidur pulas saat ibadah). Karena itu, Anda perlu membawa anak Anda keluar dan membiarkan mereka bermain di luar gedung gereja -- pastikan hal itu mengurangi kebisingan seandainya ada orang lain di luar gereja yang ingin mendengarkan khotbah. Ada beberapa kursi yang bisa Anda/penjaga bayi Anda/siapa saja pakai untuk mengasuh anak jika menginginkan suatu privasi yang lebih. Ada juga ruangan besar yang penuh mainan dan anak-anak batita di ruang anak bila Anda memerlukan tempat untuk anak Anda berteriak-teriak. Tidak perlu frustrasi -- semua bayi dan batita pasti melalui tahap-tahap di mana mereka bisa mengikuti ibadah secara utuh, tidak tahu mengapa -- nikmati saja saat Anda menjalaninya! (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs: Holy Spirit Lutheran Church Judul asli artikel: What Does My Baby Or Toddler Like About The Church Service? Penulis: Tidak dicantumkan Alamat URL: http://www.hslckirkland.org/YouthFamily/pdfs/ITSS-EnjoyChurch.pdf ______________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR TUHAN GEMBALAKU (JALAN SERTA YESUS) Pada usia ini, bayi sedang benar-benar berkonsentrasi pada perkembangan kemampuan motorik kasarnya (merangkak, berjalan, dan menggapai segala sesuatu yang dijumpainya). Memberikan rintangan kecil atau penghalang dapat membuatnya "belajar" untuk memecahkan masalah. Contoh tema: Tuhan gembalaku Bahan: bantal, selimut, balok spons, matras, kardus, meja kursi (bisa plastik atau kayu yang aman untuk bayi), karpet eva mats, dan sebagainya. Cara: Ajak anak berbaris mengikuti Anda. Ceritakan pada anak bahwa Anda adalah seorang gembala dan anak-anak menjadi domba yang harus mengikutinya. Sambil berjalan melewati berbagai rintangan, ajak anak menyanyikan lagu "Tuhan Gembalaku" (tentu saja para orang tua atau pengasuh yang akan bernyanyi bersama Anda). Sepanjang perjalanan yang penuh rintangan tersebut, ada tumpukan bantal penghalang, terowongan kardus yang harus dilewati, meniti di atas karpet, menyingkirkan selimut penghalang, kolong meja yang harus dilewati, dan sebagainya. Pastikan bahwa para orang tua atau pengasuh senantiasa memberi pendampingan dan semangat kepada bayi-bayi ini untuk tidak mudah menyerah. Bila rintangan terlalu sulit bagi bayi, tolonglah mereka. Dan, setelah mereka berhasil melewati rintangan tersebut, rayakan keberhasilan mereka. Lagu lain yang cocok untuk aktivitas ini adalah "Jalan Serta Yesus". Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Merintis dan Mengembangkan Kelas Bayi (0 -- 2 tahun) di Sekolah Minggu Judul asli artikel: Cermin Ajaib Penulis: Meilania Penerbit: Gloria Graffa, Yogyakarta 2007 Halaman: 67 -- 68 ______________________________________________________________________ o/ WARNET PENA o/ SITUS LINKS: MENYEDIAKAN REFERENSI SITUS-SITUS KRISTEN BERBAHASA INDONESIA <http://www.in-christ.net/links/> Bingung mendapatkan bahan-bahan yang mendukung pelayanan Anda? Ayo, Pelayan Anak, kunjungi situs Links yang ada di In-Christ.Net! Beberapa topik menarik telah disediakan, di antaranya Alkitab, Anak, Gereja, Literatur Kristen, dan lainnya. Untuk lebih lengkapnya, silakan kunjungi menu "Topik" untuk mendapatkan topik yang lain. Silakan memanfaatkan bahan dan fasilitas yang disediakan. Tersedia ulasan singkat yang akan memudahkan Anda untuk mendapatkan informasi dari situs tersebut. Selamat berjelah! a. Alkitab ==> http://www.in-christ.net/links/topic/alkitab b. Anak ==> http://www.in-christ.net/links/topic/anak c. Pendidikan ==> http://www.in-christ.net/links/topic/pendidikan d. Kepemimpinan ==> http://www.in-christ.net/links/topic/kepemimpinan ______________________________________________________________________ Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2009 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak BLOG SABDA: http://blog.sabda.org/ ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |