Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/426 |
|
e-BinaAnak edisi 426 (1-4-2009)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 426/April/2009 - SALAM DARI REDAKSI: Karya Terbesar dalam Hidup - ARTIKEL: Penderitaan Sang Juru Selamat - MUTIARA GURU - BAHAN MENGAJAR 1: Allah Mendamaikan Diri-Nya dengan Manusia dalam Yesus Kristus - BAHAN MENGAJAR 2: Perjalanan Menuju Bukit Kalvari - WARNET PENA: Situs SABDA Alkitab: Teknologi untuk Belajar Alkitab - DARI ANDA UNTUK ANDA: Bahan Pelatihan Guru Sekolah Minggu ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI KARYA TERBESAR DALAM HIDUP Salam sejahtera dalam perlindungan-Nya, "Ya, Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari padaku-Ku ...." Ketika berada di taman Getsemani, Yesus bergumul menghadapi penderitaan yang sebentar lagi akan Ia hadapi. Betapa beratnya siksaan yang akan Dia terima, begitu berat rasanya, Dia yang suci harus menanggung beban dosa seluruh manusia pada satu waktu. Peluhnya bercucuran seperti titik-titik darah, sampai-sampai seorang malaikat datang untuk memberikan kekuatan kepada-Nya. Yesus bisa saja mengurungkan niat-Nya pada saat itu untuk menjadi korban tebusan bagi dosa dunia ini, namun, Dia taat akan kehendak Bapa. Dia mau menuntaskan apa yang menjadi visi Allah dalam diri-Nya. Apa yang Bapa kehendaki, itulah yang akan Dia lakukan! Hal ini tidak hanya menjadi bukti kasih terbesar bagi kita manusia berdosa, namun juga sekaligus menjadi karya terbesar dalam hidup kita. Pengorbanan-Nya tidak dapat dibandingkan dengan semua yang kita miliki dalam hidup ini. Karena itu, biarlah pada masa Paskah kali ini, anak-anak layan kita juga mengerti arti pengorbanan Kristus ini. Biarlah melalui Anda, mereka melihat bahwa karya terbesar itu pun menjadi bagian hidup mereka ketika mereka percaya kepada Sang Juru Selamat. Simak seluruh rangkaian edisi e-BinaAnak pada bulan April ini untuk mengajarkan kepada anak-anak layan Anda arti Pengorbanan Kristus, Kemenangan Kristus, Penampakan Kristus, Kenaikan Kristus, dan Janji Kristus (Roh Kudus). Selamat mengajar dan mempersiapkan Paskah. Pimpinan Redaksi e-BinaAnak, Davida Welni Dana http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/ http://pepak.sabda.org/ " .... Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." (Lukas 23:41) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Lukas+23:41 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL PENDERITAAN SANG JURU SELAMAT IA MENDERITA SEUMUR HIDUP-NYA DI DUNIA Berkenaan dengan kenyataan bahwa Yesus mulai membicarakan penderitaan yang akan dialami-Nya menjelang akhir hidup-Nya, kita sering kali cenderung berpikir bahwa penderitaan-Nya di atas kayu salib merupakan penggenapan dari seluruh penderitaan-Nya. Padahal sesungguhnya, keseluruhan hidup-Nya adalah penderitaan. Ia harus mengambil rupa seorang hamba, padahal Ia adalah Allah semesta langit. Ia yang tidak berdosa, setiap hari harus berhubungan dengan manusia berdosa. Hidup-Nya yang kudus harus menderita di dalam dunia yang terkutuk karena dosa. Jalan ketaatan menjadi milik-Nya bersamaan dengan jalan penderitaan-Nya. Ia menderita karena gangguan iblis yang datang berulang kali, dari kebencian dan ketidakpercayaan umat-Nya, dan dari perlawanan musuh-musuh-Nya. Oleh karena Ia harus masuk ke dalam pemerasan anggur itu sendiri, kesendirian-Nya pastilah merupakan suatu tekanan bagi-Nya, dan rasa tangung jawab-Nya menghancurkan. Penderitaan-Nya adalah penderitaan yang disadari, makin lama makin berat, semakin Ia mendekati akhirnya. Penderitaan yang dimulai sejak inkarnasi akhirnya mencapai titik puncak dalam "pasio magna" (penderitaan terbesar) pada akhir hidup-Nya. Kemudian murka Allah atas dosa segera menghambur ke arah-Nya. IA MENDERITA SECARA TUBUH DAN JIWA Pernah ada satu masa di mana perhatian terlalu dipusatkan pada penderitaan jasmani Kristus. Penderitaan ini bukanlah sekadar rasa sakit fisik yang tercakup dalam esensi penderitaan-Nya, tetapi juga rasa sakit yang disertai penderitaan rohani dan kesadaran sebagai seorang Perantara atas dosa umat manusia yang harus ditanggung-Nya. Kemudian menjadi suatu kebiasaan untuk meremehkan arti penting penderitaan secara jasmani, sebab dosa dirasa sebagai suatu natur yang sifatnya spiritual. Pandangan-pandangan yang hanya menekankan satu sisi seperti ini harus kita hindari. Baik tubuh maupun jiwa manusia telah dipengaruhi dosa, dan karena itu hukuman atas dosa juga mencakup keduanya. Lebih lanjut, Alkitab dengan jelas memberi penjelasan bahwa Kristus menderita dalam keduanya. Ia sangat berdukacita dan menderita di taman Getsemani, di mana jiwa-Nya "sangat takut, seperti mau mati rasanya", dan Ia ditangkap, disiksa, dan disalibkan. PENDERITAAN-NYA BERASAL DARI BERBAGAI SEBAB Dalam pembicaraan sebelumnya, kita melihat semua penderitaan Kristus bermula dari kenyataan bahwa Ia harus mengambil tempat orang berdosa sebagai seorang pengganti. Akan tetapi, kita dapat membedakan beberapa penyebab secara terinci. 1. Kenyataan bahwa Ia yang adalah Tuhan atas alam semesta harus menempati kedudukan manusia, bahkan kedudukan sebagai budak atau hamba yang terikat, dan bahwa Ia yang memiliki segala hak untuk memerintah sekarang harus diperintah dan harus taat. 2. Kenyataan bahwa Ia yang murni dan kudus harus hidup dalam lingkungan dan suasana yang sudah dicemari dosa, tiap hari harus bergaul dengan orang berdosa, dan senantiasa harus diingatkan tentang betapa besarnya dosa yang harus dipikul-Nya oleh karena dosa umat-Nya. 3. Kesadaran-Nya yang sempurna dan antisipasi-Nya yang jelas sejak awal kehidupan-Nya tentang penderitaan tertinggi yang akan dialami-Nya pada akhirnya. Ia tahu dengan tepat apa yang akan Ia alami dan pengetahuan ini jelas tidak menimbulkan kegembiraan. 4. Juga hidup-Nya sendiri, pencobaan iblis, kebencian, dan penolakan orang-orang atas diri-Nya, serta perlakuan yang tidak adil dan siksaan yang harus Ia tanggung. PENDERITAAN-NYA SANGAT UNIK Kadang-kadang, kita hanya membicarakan tentang penderitaan Kristus yang "biasa", pada saat kita hanya sekadar melihat penderitaan yang disebabkan oleh kesusahan biasa dalam dunia ini. Akan tetapi, kita harus ingat bahwa penyebab-penyebab ini jauh lebih banyak dialami oleh Juru Selamat kita daripada yang kita alami sendiri. Lebih dari itu, bahkan penderitaan yang biasa ini pun sebenarnya memiliki sifat yang luar biasa dalam hal diri Kristus, dan dengan demikian pasti unik sifatnya. Kapasitas penderitaan-Nya berada pada sifat yang tepat dengan kemanusiaan-Nya, dengan kesempurnaan etis-Nya, dan dengan rasa kebenaran serta kesucian-Nya. Tak seorang pun yang dapat merasakan betapa beratnya rasa sakit dan dukacita dan kejahatan moral yang harus ditanggung oleh Yesus. Akan tetapi, di samping penderitaan yang umum ini, ada lagi penderitaan yang lebih berat, yaitu bahwa segala pelanggaran dan kesalahan kita ditimpakan oleh Tuhan kepada-Nya seperti air bah. Penderitaan Sang Juru Selamat tidaklah sepenuhnya terjadi apa adanya, tetapi juga merupakan tindakan positf yang dilakukan Allah (Yesaya 53:6, 10). Pencobaan di padang gurun serta penderitaan di taman Getsemani dan Golgota juga merupakan penderitaan yang secara khusus dialami oleh Tuhan Yesus. PENDERITAAN-NYA DALAM PENCOBAAN Pencobaan yang dialami Kristus membentuk bagian integral dari penderitaan-Nya. Pencobaan-pencobaan itu dialami-Nya dalam jalan penderitaan-Nya, Matius 4:1-11 (dan ayat paralelnya); Lukas 22:28; Yohanes 12:27; Ibrani 4:15, 5:7, 8. Pelayanan-Nya di depan umum dimulai dengan suatu masa di mana Ia harus dicobai, dan bahkan setelah masa itu, pencobaan-pencobaan terus dialami-Nya dan berulang pada masa-masa makin mendekati taman Getsemani. Hanya melalui setiap pencobaan yang manusia alami, Yesus dapat sepenuhnya menjadi Imam Besar yang turut merasakan penderitaan, dan akhirnya Ia dapat menjadi bukti kesempurnaan dan kemenangan (Ibrani 4:15, 5:7-9). Betapa pun sulitnya kita memahami seseorang yang tidak dapat berdosa tetapi harus dicobai, kita tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan pencobaan Kristus sebagai Adam yang terakhir. Berbagai upaya pemecahan persoalan ini telah diusahakan, misalnya dengan mengemukakan bahwa dalam natur manusia Kristus, sebagaimana dengan natur dalam diri Adam, ada "nuda possibilitas peccandi", kemampuan abstrak untuk berdosa (Kuyper); bahwa kesucian Yesus adalah kesucian etis yang harus terus mencapai perkembangan dan terus mempertahankan diri dalam pencobaan (Bavinck); dan bahwa pencobaan itu sendiri sebetulnya berdasarkan hukum, dan berkenaan dengan naluri dan nafsu alamiah (Vos). Kendati pun demikian, masih ada persoalan yang tinggal, bagaimana mungkin seseorang yang secara kenyataan tidak dapat berdosa, bahkan sama sekali tidak memunyai kecenderungan terhadap dosa, tetapi harus berada di bawah pencobaan yang sesungguhnya. Diringkas dari: Judul buku: Teologia Sistematika Penulis: Louis Berkhof Penerbit: Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, 1996 Halaman: 79 - 93 Dipublikasikan di: Situs paskah.sabda.org http://paskah.sabda.org/penderitaan_sang_juruselamat ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU PENGORBANAN YESUS MERUPAKAN KARYA TERBESAR DALAM HIDUP SETIAP ORANG PERCAYA ______________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR 1 ALLAH MENDAMAIKAN DIRINYA DENGAN MANUSIA DALAM YESUS KRISTUS Tujuan Umum: Anak mengenal dan memahami Allah yang rela mengorbankan diri-Nya untuk menyelamatkan manusia di dalam dan melalui Yesus Kristus. Pelajaran: Yesus Diserahkan kepada Pilatus Bahan Alkitab: Matius 27:11-26 Tujuan Khusus: Anak dapat: 1. menjelaskan alasan Yesus tidak berontak, 2. menjelaskan bahwa tiap kali orang berbuat jahat, itu berarti ia menyakiti hati Tuhan Yesus; dan 3. menyebutkan perbuatan yang tidak akan dia lakukan karena hal itu akan menyakiti dan mengecewakan hati Yesus. Ayat Hafalan: Yohanes 3:16 Metode Pengajaran: Bercerita dengan menggunakan gambar. * Referensi untuk gambar cerita Yesus Diserahkan Kepada Pilatus: ==> http://www.jesusandkidz.com/GoodNews/GoodNews1.htm Materi Pelajaran: A. Untuk Guru 1. Penjelasan Bahan Alkitab Melepaskan seorang tawanan (ayat 15) sebenarnya bukan merupakan suatu peraturan yang tertulis dalam Alkitab, hukum Yahudi, hukum Romawi, atau pun hukum-hukum lain. Dalam hal ini, rupanya Pilatus mendapat hak atau izin istimewa dari kaisar. Membasuh tangan (ayat 24) merupakan tindakan simbolis pada bangsa Yunani, Romawi, dan juga orang-orang Yahudi. Inilah tanda seseorang menyatakan bahwa orang yang dituduh bersalah itu sebenarnya belum tentu bersalah. Dengan demikian, orang lainlah yang harus mempertanggungjawabkan tuduhan itu. Hal ini nyata misalnya dalam Ulangan 21:6, di mana para orang tua yang tinggal di dekat terjadinya pembunuhan harus mencuci tangan sebagai tanda bahwa mereka tidak melakukan dan tidak tahu mengenai peristiwa pembunuhan dan siapa pembunuh itu. Juga dalam Mazmur 26:6 dinyatakan: "Aku membasuh tanganku tanda tak bersalah." Bila pengadilan Yahudi hendak menjatuhkan hukuman pada seseorang, sedangkan hakim ketua tidak merasa yakin akan kesalahan orang itu, maka hakim ketua membasuh tangannya di depan hadirin, lalu berkata: "Aku tidak bersalah atas keputusan ini." Dengan demikian, sebenarnya ia berkata: "Aku tidak turut bertanggung jawab atas keputusan yang tidak adil ini, bila ternyata nanti terdakwa tidak bersalah." Bila hakim-hakim lain masih tetap menuntut menjatuhkan hukuman, maka merekalah yang bertanggung jawab. Tapi bila hakim-hakim yang lain itu juga tidak mau/berani bertanggunq jawab pula, maka mereka akan berdoa untuk pengampunan. (Yakni bahwa kejahatan itu belum tertebus.) Hal inilah sebenarnya yang diinginkan Pilatus. Tetapi ia tidak berhasil karena rakyat ternyata berani menanggung darah Yesus atas diri anak cucu mereka. 2. Keterangan Pada anak-anak kecil perlu dijelaskan tentang pengadilan. Dua kali Yesus diadili. Yang pertama di hadapan Imam Besar, dan yang kedua kalinya di hadapan Pilatus (gubernur). Pengadilan yang dialami Yesus sama sekali tidak adil. Namun, Yesus menerima semua siksaan, penderitaan, dan hinaan itu dengan kekuatan dan keberanian. Mungkin penjelasan pendek di bawah ini dapat menolong anak-anak untuk mengerti mengapa Yesus sampai mau menerima semua kesukaran-kesukaran itu. Jika suatu saat kamu sedang bermain dengan teman-temanmu kemudian ibumu memanggilmu pulang, kamu meminta seorang kawanmu untuk menggantikan kamu menyelesaikan permainan. Nah, kawan yang menggantikanmu bermain akan disebut sebagai pemain "pengganti". B. Untuk Anak 1. Cerita Rupanya banyak juga orang yang tidak suka pada Yesus, sehingga Yesus ditangkap dan diadili. Setelah diadili, musuh-musuh Yesus mengambil keputusan. Mereka menuduh Yesus sebagai orang berbahaya, orang yang suka berbuat hal-hal tidak baik, dan patut dibunuh! Karena itu, musuh-musuh Yesus mengambil keputusan untuk membunuh-Nya. Akan tetapi, saat itu mereka belum berani melakukan pembunuhan terhadap Yesus. Mereka harus membawa Yesus kepada Gubernur Pilatus terlebih dulu, sebab dialah yang biasanya memberi keputusan untuk menghukum penjahat-penjahat. Gubernur Pilatus pernah mendengar cerita tentang Yesus, karena itu ia tahu tentang kebaikan-kebaikan yang dilakukan Yesus. Pilatus pun kenal pada orang banyak yang hendak membunuh Yesus. Ia tahu bahwa orang-orang itu membenci Yesus. Tak lama kemudian, Yesus dihadapkan pada Pilatus. Maka Pilatus mulai mengajukan beberapa pertanyaan kepada Yesus. Tanyanya, "Apakah Kamu Raja bangsa Yahudi?" Jawab Yesus, "Tuan yang mengatakan begitu." Mendengar jawaban Yesus itu, orang banyak tak dapat lagi menahan amarahnya. Mereka lalu menyerukan kata-kata kasar. Mereka juga menuduh Yesus telah menghina Allah. Apakah Yesus menjadi marah mendengar tuduhan-tuduhan itu? Tidak! Ia tidak menjadi marah. Lalu, apakah Ia balas membentak orang-orang itu? Tidak juga. Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Yesus. Gubernur Pilatus menjadi heran. Biasanya, sewaktu ia mengadili orang-orang jahat ia akan melihat orang-orang jahat itu berteriak-teriak memberontak dan menyangkal. Akan tetapi ketika melihat Yesus, ia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Pilatus merasa yakin bahwa Yesus tidak bersalah, karena itu ia ingin membebaskan dan melepaskan-Nya. Tapi Pilatus takut, kalau-kalau rakyat akan melawan dia. Maka Pilatus berkata pada orang banyak itu, "Tak ada satu kesalahan pun yang kudapati dari Orang ini." Tapi orang banyak itu tak dapat diajak bicara lagi. Mereka berseru, "Salibkan Dia! Salibkan Dia!" Pilatus melihat bahwa orang-orang yang ada di hadapannya sudah menjadi marah, dan ia menjadi takut. Kemudian Pilatus mencuci tangannya di hadapan orang banyak itu dan berkata: "Aku tak mau disalahkan. Kalianlah yang hendak membunuh Orang Baik ini." Tak lama kemudian, Pilatus membiarkan orang banyak mengambil Yesus dan menyalibkan-Nya di atas kayu salib. Yesus disalibkan sampai mati, bersama-sama dengan dua orang penjahat. Sebenarnya, orang-orang itulah yang harus mati. Tapi Yesus rela mati untuk menebus orang-orang berdosa. 2. Evaluasi JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI DENGAN KATA "BENAR" ATAU "SALAH". a. Yesus tidak pernah bersalah/berdosa. b. Semua orang berdosa di hadapan Allah. c. Kita dapat menyelamatkan diri kita dari dosa. d. Yesus mengasihi semua orang. e. Yesus menderita untuk mengangkat dosa-dosa kita. f. Sebagai rasa terima kasih kita pada Yesus, kita akan melakukan hal-hal yang mengecewakan dan menyakiti hati-Nya. 3. Doa Ya Tuhan, kami berterima kasih karena Tuhan sudah mau menderita untuk menebus dosa-dosa kami. Ajarlah kami mengasihi-Mu dan melakukan hal-hal yang menyenangkan-Mu. Amin. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: Pedoman Sekolah Minggu: Anak Kecil (Umur 7 -- 9 Tahun) Tahun II Jilid I Penulis: Tidak dicantumkan Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1994 Halaman: 98 -- 102 ______________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR 2 PERJALANAN MENUJU BUKIT KALVARI Bacaan Matius 27:1-61, Lukas 23:1-6 Tema Mengetahui Betapa Setianya Tuhan yang Telah Menebus Dosa Kita Metode Pengajaran Cerita firman Tuhan disampaikan terlebih dahulu baru kemudian aktivitas kegiatan dilaksanakan, atau sebaliknya. Bahan 1. Ruangan kelas yang agak luas. 2. Tali sepanjang 5 meter. 3. Pita warna. 4. Tanda salib (dari "styrofoam" atau karbon) 5. Kardus, kain penutup. Petunjuk Kegiatan 1. Siapkan ruangan yang agak luas. Buatlah "Bukit Kalvari" dari tumpukan beberapa kardus, tutuplah dengan kain dan berilah tanda salib di sebuah pojok ruangan. 2. Rentangkanlah tali di lantai, ada yang lurus dan berkelok-kelok menuju Bukut Kalvari. 3. Katakan kepada anak-anak bahwa mereka harus berjalan di sepanjang rentangan tali menuju Bukit Kalvari. 4. Lanjutkan permainan ini dengan mengganti imajinasi anak dengan memberinya beban (salib atau benda yang tidak terlalu berat) ketika sedang berjalan menuju Bukit Kalvari. 5. Setelah selesai, ajaklah anak-anak untuk merasakan bagaimana sakit dan sengsara-Nya Tuhan Yesus untuk melakukan penebusan dosa manusia. Tujuan 1. Mengembangkan keterampilan kognitif. 2. Mengembangkan kreativitas dan imajinasi. 3. Pengembangan motorik kasar. 4. Pengembangan bahasa dan kosakata. 5. Penyelesaian masalah. 6. Interaksi sosial. Diambil dan disunting seperlunya dari: Judul buku: 20 Peraga Sekolah Minggu Asyik Penulis: Igrea Siswanto Penerbit: Andi, Yogyakarta 2006 Halaman: 39 -- 41 ______________________________________________________________________ WARNET PENA SITUS SABDA ALKITAB: TEKNOLOGI UNTUK BELAJAR ALKITAB Apakah Anda ingin menggali ayat-ayat firman Tuhan dengan teliti dan mendalam? Apakah Anda ingin mempersiapkan bahan pelajaran Alkitab secara bertanggung jawab, namun tidak memiliki bahan-bahan dan alat-alat biblika yang lengkap? Yayasan Lembaga SABDA < http://www.ylsa.org > memberikan kabar gembira bagi Pelayan Anak sekalian! Telah hadir, SABDA Alkitab, sebuah situs Alkitab multiversi dan multibahasa yang berisi bahan-bahan biblika seperti Tafsiran Alkitab, Catatan Kaki, Referensi Silang, Kamus Alkitab, dan Sistem Studi Peta. Tidak hanya itu, terdapat pula bahan-bahan pendukung lain seperti Sistem Studi Kata, Biblical Arts (karya seni yang berhubungan dengan Alkitab), Hymns (lagu-lagu himne), Artikel Teologi, Ilustrasi Khotbah, Alkitab Audio, dan sebagainya. Keseluruhan bahan tersebut telah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat terintegrasi dalam sebuah sistem komputasi biblika (biblical computation system) dan menjadi alat bantu yang luar biasa untuk mempelajari dan mendalami Alkitab secara bertanggung jawab. Mempelajari Alkitab adalah tanggung jawab setiap orang percaya. Jadi, sudah saatnya kita meninggalkan alasan-alasan untuk tidak melakukannya. Segeralah kunjungi situs SABDA Alkitab ini di alamat: ==> http://alkitab.sabda.org Jika dalam kunjungan ke situs SABDA Alkitab Anda menemukan adanya kerusakan, masalah, kesulitan, atau ingin memberikan saran, silakan melaporkan ke "Laporan Masalah/Saran" yang tersedia di bagian bawah setiap halaman situs SABDA Alkitab ini. Sampaikan pula kabar gembira ini kepada rekan-rekan Anda! ______________________________________________________________________ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Djonly Rosang <djonrosang(at)> >Terima kasih untuk informasi dan artikel bina anak. Saya ingin >bertanya apakah ada paket pelajaran khusus pelatihan bagi guru >sekolah minggu e-Bina anak. Saya rindu mengadakan pelatihan Guru >sekolah Minggu. Atas perhatian dan bantuannya disampaikan terima >kasih. Tuhan Yesus memberkati, Immanuel. >Djonly J.R. Rosang Redaksi: e-BinaAnak telah memiliki satu paket pelajaran khusus bagi guru sekolah minggu. Saat ini, Anda dapat mengakses bahan pelajaran tersebut dalam situs PESTA Online di http://www.pesta.org/gsm_sil. Dalam halaman tersebut, Anda dapat mengakses Silabus GSM berisi bahan Kursus Guru Sekolah Minggu. Kiranya membantu Anda. Kalau bisa digunakan dan bermanfaat bagi pelayanan di sekolah minggu Anda, jangan lupa untuk sharing ya. :) Jika ada kekurangan atau usulan untuk perbaikan/pengembangannya, kami pun terbuka menerima kritik dan saran dari Anda. :) ______________________________________________________________________ Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2009 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak Kunjungi Blog SABDA di http://blog.sabda.org/ ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |