Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/420 |
|
e-BinaAnak edisi 420 (16-2-2009)
|
|
___e-BinaAnak (Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak)____ DAFTAR ISI EDISI 420/FEBRUARI/2009 - SALAM DARI REDAKSI: Memberi adalah Bentuk Kasih - ARTIKEL: Mengajar Anak untuk Memberi - MUTIARA GURU - TIPS: Mengajar Anak untuk Berbagi - BAHAN MENGAJAR: Ide-Ide Pelajaran Mengenai Para Penginjil: Aktivitas dan Permainan untuk Kelas Balita - WARNET PENA: Referensi Penginjilan Anak dalam Situs PEPAK dan e-MISI ______________________________________________________________________ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke redaksi: <binaanak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-binaanak(at)hub.xc.org> ______________________________________________________________________ SALAM DARI REDAKSI MEMBERI ADALAH BENTUK KASIH Kata "give" tidak saja mencakup pengertian memberi, tetapi juga mengandung pengertian mengorbankan. Pengorbanan yang agung telah Allah ajarkan dengan memberikan putra-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, sebagai Juru Selamat bagi kita. Ajarkan kepada anak layan Anda bahwa bentuk pemberian-Nya adalah wujud kasih Dia kepada kita, anak-anak-Nya yang jatuh ke dalam dosa. Lewat putra-Nya, kita telah didamaikan melalui pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib. Lalu, konsep memberi yang bagaimana yang bisa Anda ajarkan kepada anak layan Anda? Di salah satu artikel publikasi e-BinaAnak minggu ini, ada pernyataan menarik yang sangat memberkati saya, bahwa "memberi merupakan salah satu aspek dari berbagi yang hanya akan memiliki makna jika dilakukan dengan sukacita". Mungkin konsep memberi dengan sukacita dapat menjadi salah satu pelajaran penting yang dapat Anda ajarkan kepada anak layan Anda. Pelayan Anak, silakan menyimak sajian e-BinaAnak minggu ini. Selamat mengajar anak layan kita tentang pentingnya "memberi". Tuhan Yesus memberkati hidup dan pelayanan Anda. Staf Redaksi e-BinaAnak, Kristina Dwi Lestari http://www.sabda.org/publikasi/arsip/e-binaanak/ http://pepak.sabda.org/ "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima." (Kis. 20:35) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Kisah+20:35 > ______________________________________________________________________ ARTIKEL MENGAJAR ANAK UNTUK MEMBERI "Pada suatu kali, Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memerhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu, datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: `Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.`" (Markus 12:41-44) Hari ini adalah hari Minggu Misi di gereja anak. Anak-anak telah menyimpan uang mereka di kaleng misi mereka sepanjang bulan, dan hari ini adalah saatnya untuk membawa kaleng tersebut. Sebagian besar anak-anak meletakkan kaleng mereka di atas lemari dapur selama sebulan supaya setiap kali ayah dan ibu mereka punya uang receh, mereka bisa memasukkannya ke kaleng itu. Kadang-kadang, anak itu sendiri yang memasukkan uang ekstra mereka, mungkin seperempatnya. Setelah sebulan, jumlah uang di dalam kaleng itu akan menjadi banyak. Sementara itu, Johny, yang datang ke gereja dengan tetangga seberang jalannya, telah meletakkan kaleng misinya di lemari dapur. Johny tinggal dengan neneknya dan uang yang di kalengnya benar-benar ringan. Johny tidak pernah menerima uang saku. Ia sudah beruntung jika ia bisa mendapatkan pakaian dari Goodwill yang tidak berlubang atau bernoda. Pada hari Minggu Misi, Johny mengajak tetangga-tetangganya ke gereja. Dia tidak membawa kalengnya karena kaleng itu kosong. Neneknya tidak bisa memberi uang sepeser pun ke kaleng itu. Ketika Johnny dalam perjalanan, dia melihat benda bersinar di sisi jalan, tepat di pinggir jalan. Johny adalah seorang anak yang sangat ingin tahu, jadi tentu saja, dia mencari tahu benda apa itu. Dia terkejut dan gembira. Dua keping uang logam. Dia benar-benar terkejut! Dia tahu apa yang harus dia lakukan terhadap uang itu. Biasanya, saat dia dan teman-temannya pergi ke toko makanan di dekat rumahnya, Johny harus menunggu di luar sedangkan teman-temannya membeli permen dan minuman. Kemudian, dia akan duduk dan melihat mereka memakan makanan mereka. Di kemudian hari, dia akan pergi ke toko makanan itu dengan teman-temannya, tetapi akan ada yang berbeda. Dia akan bisa mengantri di kasir dengan teman-temannya, makan permen bersama mereka. Dia mengambil uang itu, memasukkannya ke kantongnya dan segera ke rumah tetangganya untuk mengajaknya ke gereja. Gereja anak sudah dimulai, dan anak-anak segera membawa kaleng uang mereka dan memberikannya kepada pendeta mereka. Bethani memberi 15 ribu. Semua anak bersorak senang. Christhoper memberi 30 ribu. Semua anak bersorak senang lagi. Mereka bersorak senang lagi saat Amanda memberi 60 ribu. Tentu saja dia akan menjadi pemenang dalam kontes ini. Ketika Johny melihat itu semua, dia memikirkan dua keping uang yang ada di sakunya. Uang itu jarang dia punyai, dengan uang itu juga dia bisa ke toko makanan dan membeli makanan kesukaannya. Namun, ketika dia melihat gambar-gambar anak-anak di seluruh dunia yang tinggal di gubuk-gubuk kecil tanpa makanan, dia menjadi tergerak. Dia tahu apa yang benar. Johny berdiri dan memberikan dua keping uangnya kepada anak-anak pendetanya. Tak seorang pun yang gembira. Tidak ada penghargaan yang diberikan kepadanya. Anak pendeta itu berkata, "Terima kasih sekali, Johny," saat Johny kembali ke kursinya. Tidak seorang pun mengatakan apa-apa tentang pemberian Johny, kecuali Yesus. Karena Yesus berkata, "Sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya." Tragisnya, hal ini sering terjadi. Siapa yang memberi persembahan paling banyak? Anak-anak perempuan atau anak-anak laki-laki? Siapa yang memberi paling banyak di kaleng misi itu? Siapa yang akan mendapatkan hadiah? Sayangnya, kita tidak pernah berhenti mengingat bahwa Tuhan tidak menghitung uang layaknya kita menghitung uang. Dua sen yang diberikan dengan hati yang tulus dan penuh syukur adalah lebih, lebih dari 10 ribu yang diberikan oleh orang yang berlebihan (mereka dapat dengan mudah menghasilkan uang). Bila Anda tertarik untuk mengajar anak-anak supaya menjadi pemberi, ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan. Apa yang Tidak Boleh Dilakukan 1. Jangan melupakan inti dari apa yang Anda ajarkan. Mengajar anak supaya membawa uang ke gereja adalah tidak sama dengan mengajar mereka supaya memberi. Tujuannya bukanlah untuk membawa uang, tetapi untuk mengajar anak-anak supaya menjadi pemberi. 2. Jangan menyuap. Dalam usaha mengajar anak supaya menjadi pemberi, banyak orang yang secara tidak sengaja mengajar anak untuk menjadi pembeli. Tanpa keseimbangan dan pengajaran yang tepat, penghargaan atas pemberian bisa mengurangi kemurahan hati menjadi penukaran materi dan pelayanan. 3. Jangan menggunakan angka untuk mengukur keberhasilan Anda. Hanya karena pemberian tahun ini meningkat daripada tahun lalu, itu tidak berarti anak-anak Anda menjadi pemberi. Apakah Anda masih menggunakan hadiah? Mengapa mereka memberi uang yang lebih banyak? Cobalah hal ini: Jangan berikan hadiah saat mereka memberi dan lihatlah apakah uang itu masih terus mengalir. Bila tidak, Anda perlu memikirkan kembali strategi Anda. Apa yang Harus Dilakukan 1. Pimpinlah melalui contoh. Apakah Anda seorang pemberi? Saya tidak bertanya apakah Anda seorang pemberi perpuluhan yang taat, saya bertanya apakah Anda seorang pemberi. Apakah Anda murah hati terhadap waktu dan materi yang Anda miliki? Bila Anda melihat orang yang kekurangan,apakah Anda melakukan sesuatu? Seberapa sering Anda berbagi? 2. Ajarkan untuk memberi secara rutin. Ajarkan tentang perpuluhan dan persembahan. Diskusikan tentang memberi kepada orang lain. Ajarkan berbagai ayat Alkitab tentang memberi (Amsal 14:21, 19:17, 21:13, 22:9). 3. Bersabarlah. Jangan frustasi bila apa yang Anda ajarkan ini tidak berjalan dengan baik. Anak-anak kita tumbuh di dunia yang egois. Membutuhkan waktu untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan buruk. 4. Berikan kesempatan secara rutin bagi anak-anak Anda untuk memberi. Berikut beberapa tips yang perlu diingat ketika Anda menciptakan peluang untuk anak-anak dapat memberi. a. Ajarkan sesuai dengan dunia mereka. Anak-anak senang memberi kepada anak-anak lain karena mereka memahami kondisi mereka yang lebih baik. b. Terapkan sikap peka kepada anak secara alami. Meskipun mereka kadang-kadang mementingkan diri mereka sendiri, anak-anak bisa menjadi peka saat muncul kebutuhan dan luka yang sebenarnya yang dapat mereka pahami. Mintalah kepada mereka untuk membayangkan secara rinci bagaimana bila mereka yang menjadi anak yang terluka itu. c. Pastikan anak-anak benar-benar memberi. Kita tidak mengajarkan apa saja kepada mereka dengan menyuruh mereka memberi uang kepada orang lain. Memberi membutuhkan pengorbanan. Berharaplah agar anak-anak dapat menjadi orang yang mau berkorban. d. Pastikan pemberian itu adalah pilihan anak. Pemberian bukanlah memberi bila dilakukan dengan paksaan (2 Korintus 9:7). e. Jadilah kreatif. Anak-anak bisa memberi lebih dari uang. Mereka bisa memberi pakaian, mainan, pelayanan, dll.. 5. Jadikan kepuasan melihat orang lain diberkati menjadi penghargaan. Anak-anak akan merasa gembira saat mereka melihat kebahagiaan penerima hadiah dari mereka. Jadikan kegembiraan itu sebagai penghargaan. 6. Selalu berikan pujian setelah selesai mengerjakan tugas dengan baik. Sama seperti Tuhan yang memuji kita, kita pun dapat memuji anak-anak saat mereka selesai melakukan sesuatu dengan baik. Beberapa Ide Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh kelompok anak yang Anda bimbing. Meski demikian, masih banyak hal lain yang mungkin dapat dilakukan. 1. Dukunglah secara berkelompok seorang anak yang membutuhkan. 2. Secara berkelompok, dukunglah seorang misionaris yang melayani anak-anak dan yang beberapa kali dalam setahun dapat mengirimkan informasi kepada Anda tentang apa yang dia lakukan. 3. Mintalah anak-anak membersihkan halaman orang yang sudah tua atau menanam bunga bagi mereka. 4. Carilah kesempatan untuk pelayanan komunitas. 5. Buatlah kartu atau kerajinan tangan yang ukurannya besar untuk penjaga gereja. 6. Berikan tanggapan saat Anda mendengar ada keluarga beserta anak-anaknya yang sedang mengalami krisis (kecelakaan, dll.). 7. Saat Natal, mintalah anak-anak mengambil salah satu mainan mereka yang benar-benar mereka sukai dan yang masih bagus untuk diberikan kepada anak yang membutuhkan di lingkungan sekitar Anda. 8. Biarkan anak-anak berpartisipasi di proyek-proyek misi gereja. Misalnya, bila gereja Anda sedang mengadakan perjalanan misi untuk membangun gereja di suatu tempat, mintalah anak-anak untuk mengumpulkan uang guna membeli batu bata. Fotolah semua batu bata yang telah dibeli itu sehingga anak-anak bisa melihat apa yang telah selesai mereka kerjakan. 9. Jadilah kreatif. Dengarkan apa yang sedang terjadi di lingkungan sekitar Anda dan di dunia sehingga kelompok anak Anda dapat membantu. Untuk mengumpulkannya, tetaplah fokus pada inti dari memberi, bukan pada pemberian itu sendiri. Kita harus mengajarkan kepada anak-anak untuk hidup dengan kasih yang sesungguhnya seperti yang Kristus tunjukkan kepada kita. "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35). (t/Ratri) Diterjemahkan dari: Nama situs: Children`s Ministry Inspiration Vault Judul asli artikel: Teaching Children to Give Penulis: Leslie Bienz Alamat URL: http://www.childrensministrytoday.com/sneak_peek/article_4sneakpeek.html ______________________________________________________________________ MUTIARA GURU Tuhan melihat hati kita saat memberi, bukan seberapa banyak pemberian kita. - Kristina (Guru Sekolah Minggu) - ______________________________________________________________________ TIPS MENGAJAR ANAK UNTUK BERBAGI Sejak lahir, anak memiliki kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri. Sebagai orang tua dan guru, diharapkan kita dapat melatih anak-anak menjadi orang yang murah hati dan mau berbagi dengan orang lain. Untuk melakukannya memang dibutuhkan usaha yang tidak sedikit, namun beberapa prinsip berikut ini dapat kita terapkan untuk memulainya. 1. Kepemilikan adalah konsep yang alkitabiah. Memaksa orang untuk membagikan segala sesuatu yang menjadi miliknya merupakan paham sosialisme. Allah mengakui dan memberikan arahan yang jelas dalam Alkitab (terutama dalam Perjanjian Lama) mengenai milik dan hak kepemilikan. "Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?" (Matius 20:15) Jika kita memberikan hadiah kepada seorang anak, mereka tidak harus membagikannya kepada orang lain, kecuali jika mereka memang mau membagikannya. Dengan cara ini, anak dapat berlaku sama sesuai dengan apa yang Anda harapkan ketika mereka mengunjungi rumah orang lain. Ketika melihat sesuatu yang bagus menurutnya, anak kecil berpikir bahwa mereka memiliki hak untuk mengambil dan memiliki barang tersebut. Namun, mereka harus belajar untuk mengendalikan diri dan menghargai rumah maupun barang-barang milik orang lain. Ini merupakan cara yang mudah untuk mengajarkan jika anak memiliki milik pribadi, itu berarti mereka juga harus menghargai milik orang lain. 2. Memberi merupakan salah satu aspek dari berbagi yang hanya akan memiliki makna jika dilakukan dengan sukacita. Pada awalnya, anak tidak akan memiliki kecenderungan tersebut. Untuk mengembangkannya, sangat menolong jika anak-anak diperhadapkan kepada atau diperdengarkan mengenai anak-anak lain yang hidup dalam kekurangan. Ceritakan kepada mereka beberapa cerita dengan teladan-teladan yang baik dalam hal memberi. Yang terutama, ceritakan kepada mereka mengenai pemberian Tuhan yang terbesar, yaitu Ia telah mengutus Anak-Nya yang Tunggal, Yesus, untuk menyelamatkan manusia. Daripada membelikan anak-anak hadiah untuk diberikan kepada orang lain, lebih baik Anda mengizinkan anak-anak melakukan suatu aktivitas yang dapat mereka gunakan untuk mengumpulkan dana. Dengan dana yang sudah terkumpul, mereka dapat membeli sebuah hadiah bagi orang lain. Atau, dengan bantuan orang dewasa, anak-anak dapat membuat kue untuk diberikan kepada seseorang yang tinggal sendirian. Bawa anak-anak untuk melihat bagaimana reaksi sukacita mereka atas hadiah-hadiahnya! Jika seorang anak egois dan tidak mau memberi apa pun, biarkan mereka mengalami rasanya dikucilkan saat yang lain memiliki sesuatu untuk diberikan, sedang mereka tidak. Hal tersebut dapat menjelaskan dengan baik pelajaran mengenai mengumpulkan harta di surga, sesuatu harus kita persembahkan kepada Yesus saat kita bertemu dengan-Nya. 3. Ajarkan bahwa memberikan apresiasi terhadap suatu pemberian itu penting! Buatlah sebuah surat ucapan terima kasih bersama anak, bicarakan dengan mereka bagaimana perasaan mereka pada waktu pemberian mereka dihargai atau diabaikan, jadilah contoh mengenai ucapan terima kasih dan berikanlah apresiasi kepada diri Anda sendiri. Juga, ajarlah mereka untuk memberikan penghargaan kepada orang lain, seperti memberikan balasan jasa, mengucapkan pujian, atau dengan memberikan waktu dan perhatian khusus. Anak yang memiliki terlalu banyak barang akan lebih sulit menghargai pemberian orang lain dengan mudah. Adalah baik untuk membanjiri anak dengan hadiah, tetapi memilih saat-saat yang berharga untuk memberikan sebuah kado istimewa dan berarti bagi mereka. 4. Setiap rumah tangga harus memiliki mainan untuk semua anggota keluarga dan mengatur jadwal untuk menggunakan mainan tersebut. Ini merupakan pengalaman praktis untuk belajar berbagi tanpa menyebabkan perpecahan dalam keluarga. 5. Alkitab mengajarkan untuk memberi tanpa mengharapkan imbalan jasa dan memberikan pinjaman tanpa mengharapkan kembali. Ada harga yang harus dibayar dalam memberi maupun berbagi. Anak-anak harus menyadari bahwa mainan mereka bisa saja hilang atau rusak. Anak-anak yang lain mungkin tidak ingin mengembalikannya ketika mereka selesai bermain. Ini adalah saat yang tepat untuk belajar mengenai kotak mainan keluarga. Kerelaan hati dan pengampunan dapat dipraktikkan pada level ini. Mengasihi sesama dan penyangkalan diri adalah hal-hal yang muncul bersama kedewasaan. Langkah sederhana dengan memberikan penghargaan dan pujian terhadap kelembutan hati mereka akan menjadi proses penting dalam mengembangkan sifat mau berbagi dalam diri anak-anak. Sungguh, Allah sangat senang ketika anak-anak memberi. Karena mereka tidak dapat melihat wajah-Nya, anak-anak membutuhkan respons dari Anda sebagai penguatan bagi mereka. Kasih yang dipaksakan bukanlah mengasihi. Berbagi dengan terpaksa tidak akan mendapat penghargaan di surga, dan dapat menimbulkan kebencian terhadap orang yang kepadanya ia berbagi. Yesus berkata, "Lakukanlah apa yang kamu ingin orang lain lakukan terhadapmu." Hal tersebut sering disebut dengan "aturan emas". Jika Anda tidak mau dipaksa untuk memberikan barang Anda kepada orang lain, sama halnya dengan anak Anda. Tuhan menyukai orang-orang yang memberi dengan sukacita. Berikan kepada mereka kesempatan untuk memberikan dengan sukarela dan biarkan mereka menerima penghargaan maupun kekecewaan dari sikap mereka. Mereka pun akan belajar! (t/Davida) Diterjemahkan dari: Nama situs: H.E.A.R.T.H Inc. Judul asli artikel: Teaching Children to Share Penulis: Jane Clark Alamat URL: http://www.hearth.org/id164.htm ______________________________________________________________________ BAHAN MENGAJAR IDE-IDE PELAJARAN MENGENAI PARA PENGINJIL: AKTIVITAS DAN PERMAINAN UNTUK KELAS BALITA Anak kelas balita masih mengalami kesulitan dalam memahami tugas seorang penginjil. Ajarkanlah kepada mereka mengenai luar biasanya pelayanan misi itu melalui permainan dan aktivitas. Beberapa ide yang bagus bisa Anda temukan dalam artikel ini. Misionaris adalah orang-orang biasa yang melakukan tugas-tugas yang luar biasa. Tugas tersebut sangat penting, yaitu memberitahukan tentang Yesus kepada banyak orang, dan membawa mereka lebih dekat kepada Tuhan, sehingga mereka pun dapat merasakan kuasa-Nya dalam hidup mereka. Beberapa ide berikut ini dapat menolong Anda ketika mengajarkan sebuah pelajaran mengenai penginjil. Gunakanlah ide-ide ini dengan leluasa untuk melengkapi kurikulum sekolah minggu Anda atau untuk membuat pelajaran sendiri. SARAN BERCERITA Cerita mengenai Yunus merupakan contoh yang sangat tepat tentang mengapa kita harus menaati dan menyebarkan perintah Tuhan. Anak dapat memahami cerita ini dengan mudah. Tuhan ingin Yunus melakukan sesuatu, dan dia tidak mau melakukannya. Yunus bahkan melarikan diri. Anak-anak pun menghadapi situasi seperti itu dalam kehidupan mereka sehari-hari, bersama dengan orang tua, guru, dan Tuhan. SARAN AYAT-AYAT FIRMAN TUHAN DALAM PELAJARAN INI Matius 28:19-20 Kejadian 12:1-3 Kitab Kisah Para Rasul IDE-IDE PERMAINAN Anak-anak sangat menyukai petualangan. Dan menjadi penginjil, berarti akan ada banyak petualangan! 1. Permainan: Membayangkan Petualangan Misi Petunjuk: Bimbing anak-anak berjalan melalui karpet biru yang melambangkan samudera, lalu melintasi rintangan (tumpukan bantal) untuk melambangkan pegunungan, berjingkatlah pelan-pelan melewati "hewan buas" (binatang mainan), lalu pujikan "Yesus Cintaku" untuk "orang-orang" (boneka) yang belum mengenal Yesus. 2. Permainan: Membangun Gereja di Tempat yang Jauh Petunjuk: Taruh nama-nama negara dalam sebuah mangkuk, kemudian biarkan anak mengambil satu nama, tunjukkan kepada mereka lokasi negara itu dalam globe dan ceritakan mengenai kehidupan Kristen dalam negara tersebut. Pilihlah sebuah negara untuk membangun gereja dengan menggunakan balok-balok kayu atau kardus-kardus kosong. IDE-IDE KEGIATAN SENI 1. Kolase Seni (Susunan benda-benda dengan potongan-potongan kertas dan sebagainya yang ditempelkan pada bidang datar dan merupakan kesatuan karya seni.) Bahan-bahan: a. Majalah, untuk mengambil beberapa potongan gambar. b. Papan poster. c. Lem. Petunjuk: Guntinglah sebuah gambar yang menunjukkan kebudayaan lain di luar negeri. Tempelkan gambar tersebut dalam papan poster untuk dibentuk menjadi sebuah lukisan dinding. 2. Sukacita dan Yesus di Atas Kertas Bahan-bahan: a. Kartu pos polos. b. Stempel c. Alamat sebuah rumah penampungan bagi orang-orang yang membutuhkan. Petunjuk: Berikan kepada anak sebuah gambar cerita Alkitab yang berwarna untuk ditempelkan di atas kartu pos polos. Tulislah alamat rumah penampungan di atas kartu pos. Biarkan anak-anak membubuhkan stempel di atasnya. DOA Terima kasih Tuhan atas hari ini, untuk semua permainan menyenangkan yang telah kami lakukan. Terima kasih, Yesus, untuk hidup-Mu, sehingga hidupku menjadi begitu indah. Amin. (t/Davida) Diterjemahkan dan disesuaikan dari: Nama situs: Suite101.com Judul asli artikel: Missionaries Lesson Plan Ideas: Sunday School Preschool Activities and Games Penulis: Denise Oliveri Alamat URL: http://baptist-church.suite101.com/article.cfm/missionaries_lesson_plan_ideas ______________________________________________________________________ o/ WARNET PENA o/ REFERENSI PENGINJILAN ANAK DALAM SITUS PEPAK DAN e-MISI Berikut ini adalah referensi bahan yang dapat digunakan oleh para pelayan anak untuk lebih dalam menggali penginjilan terhadap anak. Referensi ini juga bermanfaat bagi Anda untuk mengajarkan misi kepada anak-anak layan. 1. Kategori Penginjilan Anak - Misi Anak dalam Situs PEPAK ==> http://pepak.sabda.org/taxonomy/term/20/9 2. Bagaimana Membimbing Anak kepada Kristus? ==> http://misi.sabda.org/node/2020 3. Hal-Hal Besar Terjadi Ketika Anak-Anak Berdoa ==> http://misi.sabda.org/hal_hal_besar_terjadi_ketika_anak_anak_berdoa 4. Bagaimana Melibatkan Anak dalam Pelayanan Misi ==> http://misi.sabda.org/bagaimana_melibatkan_anak_dalam_pelayanan_misi Oleh: Davida (Redaksi) ______________________________________________________________________ Pemimpin Redaksi: Davida Welni Dana Staf Redaksi: Kristina Dwi Lestari dan Tatik Wahyuningsih Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2009 -- YLSA http://www.ylsa.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ______________________________________________________________________ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan: <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat berhenti: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ Bergabunglah dalam Network Anak di Situs In-Christ.Net: http://www.in-christ.net/komunitas_umum/network_anak BLOG SABDA: http://blog.sabda.org/ ______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |