Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/332 |
|
e-BinaAnak edisi 332 (30-5-2007)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 332/Mei/2007 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL (1) : Meneladani Disiplin Yesus - ARTIKEL (2) : Disiplin dalam Pelayanan dan Hidup Rohani - TIPS : Menumbuhkan Disiplin dalam Kelas - WARNET PENA : Gubuk Online - Pelayanan Anak - MUTIARA GURU o/ SALAM DARI REDAKSI o/ Salam kasih, Terdapat begitu banyak teladan yang dapat kita pelajari dari Yesus. Tidak hanya teladan-Nya dalam mengasihi, mengajar, melayani, dan memimpin saja, tetapi cara Yesus mendisiplin murid-murid-Nya pun dapat kita terapkan dalam hidup dan pelayanan kita. Oleh sebab itulah, Yesus menjadi contoh utama bagi kita untuk menerapkan kedisiplinan, baik dalam diri kita sendiri, maupun kepada anak-anak kita. Sebagai orang tua dan pembina anak, mungkin kata "disiplin" menjadi kunci utama dalam mendidik anak. Namun, apakah kita bisa berhasil mendisiplin anak-anak, bila kita sendiri tidak menerapkannya dalam diri kita. Untuk itu, penting bagi para orang tua dan pembina anak untuk terlebih dahulu menerapkan disiplin dalam diri mereka sendiri. Menutup edisi bulan Mei ini, topik Teladan Yesus dalam Hal Disiplin, kami angkat untuk memantapkan langkah kita sebagai pembina anak dalam melayani anak-anak. Mari kita melihat apa dan bagaimana teladan disiplin Yesus itu, dan mari menerapkannya dalam hidup kita, kemudian mengajarkan teladan Yesus kepada anak-anak layan kita. Selamat melayani, Tuhan memberkati. Redaksi tamu, Christiana Ratri Yuliani "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. < http://sabdaweb.sabda.org/?p=1Yohanes+4:7 > o/ ARTIKEL (1) o/ MENELADANI DISIPLIN YESUS ========================= Dalam pelajaran ini kita akan memerhatikan peraturan-peraturan, kontrol, atau kedisiplinan yang harus diikuti dan dilakukan oleh seorang murid Yesus. ADA KEDISIPLINAN Sudah pasti ada kedisiplinan yang terlibat dalam pemuridan. Bahkan dengan menyejajarkan dua kata tersebut, "disciple" (murid) dan "discipline" (disiplin), kita akan berharap adanya hubungan yang lain antara dua kata tersebut, tentu saja selain hubungan bahwa kedua kata tersebut mempunyai akar kata yang sama. KEDISIPLINAN DIRI Kedisiplinan seorang murid Yesus bukanlah kedisiplinan yang ditetapkan oleh orang lain. Kedisiplinan seorang murid Yesus adalah kedisiplinan diri terhadap Kristus. Paulus berkata kepada Timotius, "Disiplinkan dirimu supaya engkau kudus" (1Timotius 4:7-8). Di ayat itu, Paulus mempertentangkan nilai disiplin rohani dengan disiplin fisik yang lebih populer. Namun, kata "dirimu" bukannya tanpa paksaan. Paulus mendorong Timotius untuk tidak hanya disiplin rohani, tetapi juga disiplin diri. Ketika Paulus membela diri di depan Felix, dia mengakui bahwa pemuridan yang dilakukannya meneladani apa yang Yesus lakukan. Ia mengungkapkannya dengan kalimat yang sama: "Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia" (Kisah Para Rasul 24:16). Sangat penting bagi gereja untuk memberitakan Injil dengan menyatakan apa yang salah, menegur, dan menasihati (2 Timotius 4:2). Tanggung jawab itu ada pada setiap murid untuk menerapkan kedisiplinan dirinya dalam Tuhan Yesus Kristus. Terdapat tiga aspek dalam disiplin diri. 1. Penilaian diri. "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman" (2Korintus 13:5). 2. Penerapan diri. "Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah" (2Timotius 2:15). 3. Pertanggungjawaban diri. Jika setiap orang Kristen mau melakukan disiplin diri seperti di atas, kita tidak perlu menetapkan bentuk kedisiplinan yang lain, yang adalah pokok pelajaran kita selanjutnya. CUKUPLAH BAGI SEORANG MURID UNTUK MENELADANI GURUNYA Matius 10:24-25 Yesus menunjukkan bahwa tujuan dari seorang murid adalah "menjadi sama seperti gurunya" (Matius 10:24-25). Dalam hal ini, "guru" jelas bukan sesama murid, melainkan guru besar -- seseorang yang diikuti oleh murid. Murid mencoba menjadi seperti guru mereka. Sekarang, perhatikan bahwa Yesus mengatakan "cukuplah" untuk melakukan hal ini. Kristus menghendaki murid-murid-Nya seperti diri-Nya, dan mengikuti disiplin-Nya. Menambahkan lebih banyak disiplin dari yang diberikan Tuannya berarti meninggikan diri melebihi Tuannya, atau dengan kata lain, menjadi arogan atau sombong. Karena "cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya"; cukuplah bagi kita untuk menaati perintah Kristus. Sebab terlalu berlebihan jika kita mengikuti peraturan tambahan. Jangan sampai kita menggantungkan diri pada peraturan yang dibuat manusia. Jangan memikul kuk atau beban lain selain yang dibebankan Yesus kepada Anda (Matius 11:29). Tentu saja sangatlah baik mengikuti teladan dari orang Kristen lain dan menjadikan teladan itu sebagai pendorong semangat kita. Paulus mengatakan kepada jemaat di Filipi, "... ikutilah teladanku ..." (Filipi 3:16-17, 4:9). Namun, dia berkata seperti itu karena dia sendiri meneladani Kristus. "Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus." (1Korintus 4:15-16, 11:1). Perhatikan bahwa yang kita ikuti adalah contoh yang baik, yang kita lihat pada diri orang lain, bukan peraturan atau ketetapan yang dipaksakan kepada kita. Sekarang, kita lihat peraturan apa yang seharusnya ditaati oleh murid Kristus. PERATURAN-PERATURAN APA SAJA YANG HARUS DITAATI OLEH SEORANG MURID? Matius 28:18-20 Amanat Agung memberikan batasan yang jelas tentang apa saja yang harus dilakukan oleh para murid Kristus. Setelah mengatakan, "... jadikanlah semua bangsa murid-Ku ...," Yesus menyimpulkan dengan menentukan apa saja yang harus diajarkan kepada para murid, "segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Matius 28:19-20). Itu adalah sebuah kalimat yang sangat penting. Kalimat itu memberi batasan yang jelas tentang apa yang harus diikuti oleh para murid Kristus dan apa yang ditentukan oleh guru mereka. - Seperti yang sudah tertulis di atas, cukuplah bagi kita untuk menanggung kuk yang Yesus berikan (Matius 11:28-30). - Bagian yang harus dipelajari oleh murid adalah "Jangan melampaui yang ada tertulis" (1Korintus 4:6). - Murid harus "belajar mengenal Kristus ... mendengar tentang Dia ... menerima pengajaran di dalam Dia." (Efesus 4:17,20-24). - Seorang murid "harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil" (Kolose 1:23). Kebalikannya adalah "mengikuti peraturan" yang tidak ditentukan oleh Kristus (Kolose 2:18-23). - Peraturan yang harus kita ikuti adalah peraturan alkitabiah yang membuat kita "mampu diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik" dan kita tidak membutuhkan peraturan yang lain (2Timotius 3:14-17). - Kasih Allah dan Kristus, tanda dari seorang murid yang sejati, adalah "menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat" (1Yohanes 5:3). (t/Dian) Diterjemahkan dari: Nama situs: Christian Discipleship Judul asli: A Disciple`s Discipline -- Followers of Jesus Penulis : -- Alamat URL: http://members.datafast.net.au/sggram/f027.htm o/ ARTIKEL (2) o/ DISIPLIN DALAM PELAYANAN DAN HIDUP ROHANI ========================================= Oleh: Kristina Dwi Lestari Apa yang terlintas di pikiran Anda saat Anda mendengar kata "disiplin"? Tanpa memaksa otak untuk berpikir keras, dengan waktu yang relatif cepat, Anda sudah dapat menyimpulkan jawabannya. Ah, disiplin adalah sesuatu yang menjengkelkan, berat, dan Anda pasti enggan untuk melakukannya. Ternyata kata "disiplin" seberat konsekuensi yang terkandung di dalamnya. Padahal banyak yang dapat kita peroleh dari perjalanan sebuah proses disiplin. Lalu, bagaimana pandangan disiplin dari kacamata rohani? Jelas sekali bahwa disiplin merupakan salah satu pengajaran penting yang Yesus ajarkan kepada murid-murid-Nya dan kita. Disiplin yang Allah inginkan adalah untuk membawa kita masuk dalam hadirat kemuliaan-Nya dan untuk mengubah kita menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya. DISIPLIN KRISTUS Pada masa pelayanan-Nya, Yesus tidak pernah mengajarkan kedisiplinan kepada murid-murid-Nya dengan membiarkan mereka berada dalam sebuah penderitaan. Setiap kali ada sebuah masalah, Dia memakai kesempatan itu untuk menegur murid-murid-Nya. Disiplin yang Dia berikan melalui setiap teguran, nasihat, maupun pengajaran, ditujukan-Nya untuk membawa murid-murid-Nya semakin mengenal Dia dan untuk memperlengkapi mereka dalam pelayanan mereka kelak. Kepada kita saat ini pun Tuhan memberikan pengajaran, teguran, nasihat, dan jika perlu Dia mengijinkan terjadinya penderitaan, seperti sakit-penyakit, kerugian, dll., agar kita lebih didewasakan dengan cara Allah. Tujuan Allah mendisiplin manusia adalah agar mereka taat, hormat, dan semakin mengenal Dia. Melalui firman-Nya kita dapat melihat fakta-fakta atau metode disiplin yang Dia terapkan kepada murid-murid-Nya. Di antaranya adalah saat Petrus diintimidasi oleh Iblis (Matius 16:22-23). Juga sewaktu Tuhan Yesus beserta murid-murid-Nya menghadapi angin ribut, saat murid-murid tidak percaya, khawatir, dan takut, Tuhan Yesus menegur mereka (Markus 4:40). Dan masih banyak lagi yang Kristus paparkan tentang kedisiplinan lewat firman-Nya, seperti dalam Markus 10:17-22, Lukas 9:51-56, Lukas 22:24-30, atau Yohanes 8:11. Selain menerapkan beberapa metode disiplin dalam pengajaran-Nya, Yesus sendiri merupakan sosok yang memiliki disiplin tinggi untuk hidup rohani-Nya. Dia tidak pernah lari dari firman Allah setiap kali menghadapi guncangan-guncangan dalam pelayanan. Disiplin rohani-Nya amat terlihat dalam hal hubungan-Nya dengan Bapa. Dalam firman Tuhan, kita dapat melihat doa-doa yang Yesus panjatkan kepada Bapa-Nya di surga. Sejak kecil Dia sudah disiplin untuk bergaul dengan firman Tuhan. Dia juga bisa menguasai diri-Nya dari hal-hal duniawi untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya. DISIPLIN PELAYAN ANAK Berkaca dari disiplin Kristus, para pelayan anak pun dapat menerapkan disiplin dengan baik dalam pelayanan dan hidup rohani-Nya. Seorang pelayan anak yang menerapkan disiplin dalam hidupnya dapat memiliki semangat yang menyala-nyala untuk melayani, walaupun banyak tantangan yang harus dihadapi dan mungkin dapat menyurutkan komitmen. Terkadang kegiatan belajar mengajar Anda rasakan makin lama makin membosankan, rekan kerja sepelayanan mulai tidak antusias dalam mengajar, sampai semangat yang mulai kendor. Hal ini tidak bisa dihindari oleh para pelayan anak sekolah minggu. Akan tetapi, dalam Roma 12:11 dan 2Korintus 4:8, terlihat bagaimana hati yang disiplin akan menolong kita untuk senantiasa melayani secara konsisten, berapi-api, dan terus memberikan kemajuan. Beberapa nilai penting dari kedisiplinan di bawah ini kiranya menambah pemahaman Anda dan membantu para pelayan sekolah minggu untuk tetap menjaga kedisiplinan, baik dalam pelayanan, maupun disiplin rohaninya. 1. Disiplin mengajarkan kita untuk taat. ------------------------------------- Layaknya seorang ayah, Allah mendisiplin anak-anak-Nya agar mereka lebih taat, hormat, dan semakin mengenal kehendak-Nya. Dalam Perjanjian Baru, penulis surat Ibrani menyatakan bahwa Allah mendisiplin umat-Nya agar kita taat kepada-Nya. Ia menyatakan disiplin sebagai bukti kasih-Nya, "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya" (Ibrani 12:5,6). Meskipun pada mulanya, Allah mendatangkan dukacita (lihat Ibrani 12:10,11), tetapi Dia menghajar kita demi kebaikan, dan supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Terkadang, setiap ganjaran yang Allah berikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun, dukacita tersebut justru menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Jadi, jangan pernah melihat bahwa Tuhan selalu mendatangkan dukacita dan membiarkan kita tergeletak. Justru pada saat kita berada dalam keterpurukan, kita akan mengenal kasih Allah yang luar biasa dalam hidup kita. 2. Disiplin adalah anugerah dari Allah. ------------------------------------ Disiplin dalam konteks ini adalah menyangkut kedisiplinan rohani. T. M. Moore menyatakan bahwa Allah memberikan anugerah disiplin (disiplin rohani) sebagai cara untuk menolong kita bertumbuh dalam kasih kepada-Nya dan kepada sesama kita. Tuhan Yesus Kristus pun menegakkan disiplin bagi murid-murid-Nya, dengan memberikan contoh tentang menggunakan waktu, uang, dan hidup berdoa yang tekun. Dia pun menyatakan bahwa kepentingan orang lain harus didahulukan, sebagaimana terlihat ketika Yesus melayani orang yang datang kepada-Nya, meskipun Ia sering kali belum sempat makan (band. Markus 3:20-21). Bilamana, murid-murid ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, Dia menyatakan sikap mengasihi dan mengalihkan perhatian mereka kepada tugas lain (band. Lukas 9:51-56). Para pelayan anak dapat mengaplikasikan disiplin hidup yang berkenan dalam bentuk doa, membaca firman Tuhan, penyembahan, waktu pribadi bersama Tuhan, memberi persembahan, berpuasa, diam di hadirat Tuhan, dan sebagainya. Hal tersebut akan membawa kita masuk semakin dekat dengan-Nya, yang tidak bisa didapatkan hanya dari kegiatan rutin sehari-hari. Memiliki disiplin rohani yang baik akan memampukan kita untuk melihat kemuliaan-Nya dan dapat memberi pembaharuan hidup setiap hari di dalam Yesus Kristus. Dalam hal apa sajakah para pelayan anak dapat memiliki disiplin rohani yang berkenan kepada Tuhan? 1. Disiplin Doa ------------ Disiplin rohani dengan berdoa adalah cara yang Allah pakai untuk mengubah kita. Doa adalah nafas kehidupan kita. Doa yang dinaikkan sungguh-sungguh akan menciptakan dan mengubah hidup. "Doa yang rahasia, yang sungguh-sungguh, dan penuh percaya adalah sumber semua kesalehan pribadi," tulis William Carey. Meditasi memperkenalkan kita pada kehidupan batiniah, berpuasa merupakan sarana yang menyertainya, tetapi disiplin doa itu sendiri yang membawa kita memasuki pekerjaan roh manusia yang tertinggi dan terdalam. 2. Disiplin Berpuasa ----------------- Sebagai disiplin rohani, puasa harus berpusat pada Tuhan. Puasa hendaknya membantu kita untuk mengendalikan keinginan manusiawi kita. Puasa dapat mengungkapkan hal-hal yang menguasai, seperti sombong, marah, cemburu, dan takut. Sifat-sifat itu ada di dalam diri kita dan sifat-sifat itu akan muncul selama kita berpuasa. 3. Disiplin Bergereja ------------------ Disiplin penting lainnya adalah disiplin bergereja. Ada tujuh alasan mengapa kita harus terlibat dan mendisiplinkan diri untuk bergereja. a. Bergereja adalah cara kita untuk membentuk kesatuan umat Allah yang baru. Sebagai orang Kristen, kita adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. b. Gereja menempatkan kita pada jalan yang benar. Saat kita beribadah bersama saudara-saudara kita dalam Kristus, kita menangkap suatu pandangan yang nyata dari sudut pandang Allah. Mungkin saat kita menghadapi hari-hari kita dominasi duniawi banyak mengusai kita dan sudut pandang Allah sedikit terkaburkan. Waktu kita bergereja hal itu disingkapkan dan kita menjadi tahu tentang sebuah prioritas yang akan memimpin kita. c. Keikutsertaan dalam tubuh Kristus merupakan sarana untuk bertumbuh dan melayani. Gereja adalah tempat untuk menggunakan berbagai karunia rohani kita. d. Allah sudah memerintahkan kita untuk menjadi bagian dari masyarakat Kristen. e. Bergereja adalah persembahan kita kepada Tuhan dan kepada orang lain. f. Melibatkan diri dalam kehidupan gereja akan menghilangkan sifat individualisme kita -- sering mementingkan diri sendiri. g. Dengan terlibat di dalam kehidupan masyarakat Kristen, kita ikut serta dalam tiga fungsi pokok ibadah: pengucapan syukur, pengajaran, dan pertobatan. Hendaknya disiplin rohani kita tidak hanya sebatas pada sebuah rutinitas saja dan bukan juga disiplin rohani yang kehilangan kuasanya untuk membawa kita bertatap muka dengan Allah. Bagaimana para pelayan Kristus? Bagaimana kehidupan rohani Anda sejauh ini? Apakah teladan kedisiplinan Kristus sudah menjadi bagian dari kehidupan Anda? Kiranya Roh Kudus terus menyalakan api semangat dalam pelayanan Anda sebagai rekan sekerja Allah -- dalam pelayanan kepada anak sekolah minggu. Dan teladan kedisiplinan yang telah tertanam dalam kehidupan Anda, dapat dibagikan juga kepada anak-anak layan Anda. Tuhan Yesus memberkati. Sumber bacaan Pendukung: Sidjabat, B. Samuel. Disiplin sebagai Kebutuhan Anak, dalam http://lead.sabda.org/?title=anak_disiplin. Moore, T. M. Disiplin atau Rutinitas?, dalam http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed/054/. Disiplin Bergereja, dalam http://pepak.sabda.org/pustaka/050799/. o/ TIPS o/ MENUMBUHKAN DISIPLIN DALAM KELAS ================================ 1. Bersikaplah sebagai diri sendiri dan tulus. ------------------------------------------- Janganlah merasa bahwa Anda harus menjadi "Bapak atau Ibu Sempurna". Murid cepat menangkap apa pun yang dibuat-buat atau tidak tulus dalam sikap kita. Pada saat yang sama, janganlah pula memakai pendekatan "lakukan seperti yang saya katakan, bukan yang saya lakukan". Jadilah bejana Allah yang dapat dipakai untuk memengaruhi hidup orang lain. 2. Anak-anak membutuhkan seorang guru, bukan teman bermain. -------------------------------------------------------- Bersikaplah ramah senantiasa, tetapi ingatlah, keakraban dapat menimbulkan sikap kurang hormat. Anda dapat berinteraksi baik dengan murid-murid tanpa harus menjadi salah satu dari mereka. 3. Doronglah murid untuk selalu menghormati orang yang lebih tua. -------------------------------------------------------------- Murid-murid seharusnya memanggil Anda dengan sebutan Bapak/Ibu disertai nama Anda. 4. Tunjukkan sikap sopan dan hormat. --------------------------------- Bersikaplah sopan dan hormat di depan murid-murid, yaitu dengan suara yang ramah, perkataan yang baik, serta ekspresi wajah dan bahasa tubuh yang positif. 5. Bersikaplah positif dalam pendekatan Anda kepada murid-murid. ------------------------------------------------------------- Berharaplah akan yang terbaik. Berilah murid-murid semangat dan inspirasi. 6. Ingatlah bahwa kehidupan murid Anda adalah karya Allah. ------------------------------------------------------- Jadilah mitra Allah, tetapi jangan mengambil alih tanggung jawab yang hanya dapat dilakukan oleh-Nya. 7. Janganlah mengingat kesalahan. ------------------------------ Biarlah yang lalu itu berlalu. Janganlah menyimpan rasa dongkol selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Biarlah murid-murid mengetahui bahwa mereka dapat memulai sesuatu yang baru. Ketahuilah bahwa bila Anda mengantisipasi atau meramalkan perilaku yang buruk, Anda tidak akan kecewa. Anak-anak dapat merasakan sikap kritis yang tertuju kepada mereka dan mereka akan bertindak sesuai dengan apa yang Anda harapkan. 8. Bersikaplah konsisten. ---------------------- Tak ada hal yang lebih membingungkan bagi murid, dibanding sikap dan suasana hati guru yang berubah-ubah. 9. Bersikaplah adil. ----------------- Para murid jelas akan berbeda-beda dalam hal kemampuan dan kebutuhan mereka sehingga tidak harus diperlakukan sama. Namun, bila seorang guru membedakan murid berdasarkan siapa yang "disukai" dan siapa yang "tidak disukai", tentu akan timbul masalah. Jangan sampai pilih kasih!` 10. Pikirkan bagaimana murid mau menaati perintah. ---------------------------------------------- "Hai, para ayah (dan guru sebagai wakilnya), janganlah membuat marah anak-anakmu dan membuat mereka kecil hati." Apakah yang membuat murid menjadi marah dan kecil hati? Kebanyakan anak mengatakan bahwa hal itu terjadi saat mereka tidak tahu apa yang diharapkan, saat orang dewasa bersikap tidak konsisten, saat mereka diperlakukan tidak adil di antara teman sebaya, tidak pernah mendapat kesempatan untuk menceritakan sesuatu menurut versi mereka, tidak pernah mampu menyenangkan orang lain, saat seseorang marah tanpa menjelaskan alasannya, dan saat mereka tidak diperhatikan meski sudah berusaha keras dalam melakukan sesuatu yang baik. Bagaimana dengan murid-murid Anda? Apakah yang mereka katakan? 11. Berhati-hatilah agar murid dan orang tua murid tidak salah mengartikan kedekatan fisik, sentuhan, dan pelukan Anda. ---------------------------------------------------------- Seorang guru dapat bersikap ramah, namun tetap profesional dan tidak menimbulkan celaan dalam hubungannya dengan orang lain. 12. Berusahalah sebaik mungkin untuk tidak membenci murid karena tindakannya. ------------------------------------------------------------ Anda dapat menyampaikan ketidaksenangan dan kekecewaan Anda terhadap tindakan seorang murid sambil tetap percaya bahwa Allah mampu menolong murid itu melakukan hal yang benar. Tak ada anak yang jauh dari jangkauan kuasa penebusan Kristus. 13. Jangan tunjukkan kemarahan Anda. -------------------------------- Bila Anda merasa terganggu, kuasailah emosi Anda dengan sepenuh tenaga dan tunjukkanlah penguasaan diri dengan bahasa tubuh yang positif dan rileks termasuk gerakan tubuh yang pelan dan volume suara yang tetap (tidak meninggi). 14. Jangan berbantahan. ------------------- Anda tidak akan menang. Tak boleh ada perbantahan atas apa yang benar atau salah maupun siapa yang berwenang. Anda dapat menerangkan dan mendiskusikan suatu masalah, namun saat perbantahan dimulai diskusi tidak akan dapat berlangsung. Diambil dan diedit seperlunya dari: Judul buku: 100 Ide Efektif untuk Menerapkan Disiplin pada Anak Didik Penulis : Sharon R. Berry, Ph.D. Penerbit : Gloria Graffa, Yogyakarta 2004 Halaman : 21 -- 24 o/ WARNET PENA o/ GUBUK ONLINE - PELAYANAN ANAK ============================= http://gubuk.sabda.org/?q=pelayanan_anak Situs GUBUK Online (Gudang Buku Kristen Online) merupakan sebuah situs yang menyediakan buku-buku Kristen yang bisa Anda baca secara tersambung (online) atau unduh (donwload) secara gratis. Selain buku, tersedia juga artikel, kesaksian, serta resensi-resensi buku Kristen yang bermutu. Setiap judul buku yang ada telah dibagi dalam beberapa kategori, satu di antaranya adalah kategori Pelayanan Anak. Dari halaman ini, Anda bisa menemukan dua buku dan sebuah silabus yang akan membangun Anda, masing-masing buku "Biarkanlah Anak-anak Datang PadaKu" dan "Materi Pengajaran Batita", serta "PAK Anak". Selain itu, sejumlah resensi buku pelayanan anak juga bisa Anda temukan di sini. Jadi, tunggu apa lagi? Silakan temukan buku-buku dan resensi buku seputar pelayanan anak di GUBUK Online. Selamat berkunjung! Sumber: Situs LINKS URL : http://links.sabda.org/ o/ MUTIARA GURU o/ Saya tidak cukup naif untuk berpikir bahwa setiap metode disiplin dapat diterapkan untuk setiap anak - DR. Kevin Leman - (Making Children Mind Without Losing Yours, hal. 58) ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> ---------------------------------------------------------------------- Pemimpin redaksi: Davida Welni Dana Redaksi tamu: Christiana Ratri Yuliani Kontributor: Kristina Dwi Lestari Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2007 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |