Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/303 |
|
e-BinaAnak edisi 303 (1-11-2006)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 303/November/2006 ----------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL (1) : Metode Tanya Jawab - ARTIKEL (2) : Pertanyaan-Pertanyaan - TIPS : Menanyakan Pertanyaan yang Akan Dijawab oleh Anak-Anak - BAHAN MENGAJAR : Ranting Pohon - WARNET PENA : Christmas Websites - DARI ANDA UNTUK ANDA: Info Blog - MUTIARA GURU ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ====================================================================== -=- SALAM DARI REDAKSI -=- Salam kasih, Menurut Clarence H. Benson dalam bukunya, "Teknik Mengajar" (1986, Gandum Mas, Malang), pertanyaan merupakan pintu dan jendela untuk menambah pengetahuan. Pertanyaan menghidupkan pengajaran Kristen dan membawa guru kepada pengertian yang lebih baik tentang keadaan dan pertumbuhan rohani murid-muridnya. Pertanyaan dapat memberikan pengaruh yang baik bagi murid-murid, terutama untuk mengerti apakah mereka telah memproses pengetahuan yang didapat dengan pengertian mereka sendiri. Agar para pendidik semakin mengerti betapa pentingnya penyajian pertanyaan dalam proses belajar mengajar, silakan menyimak artikel dan tips minggu ini. Diharapkan kita semua dapat belajar bersama- sama melalui tulisan-tulisan tersebut. Tidak ketinggalan kami sajikan pula bahan mengajar lengkap dengan pertanyaan-pertanyaannya. Selamat menyimak! Redaksi e-BinaAnak, Davida "Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus" (2Timotius 1:13) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=2Timotius+1:13 > -=- ARTIKEL (1) -=- METODE TANYA JAWAB ================== Melibatkan suatu kelas dalam tanya jawab adalah langkah pertama dalam pengajaran satu arah. Ini adalah awal pengenalan bahwa pelajaran berlangsung ketika murid-murid secara verbal maupun intelektual terlibat dalam situasi pengajaran. Di sini kita mencoba mendapatkan interaksi secara verbal. Sebenarnya, ada beberapa jenis interaksi yang sangat penting di semua pembelajaran. Banyak pendidik yang setuju bahwa interaksi mental saja tidaklah cukup sehingga harus didukung dengan beberapa bentuk ekspresi atau reaksi dari murid. Murid-murid harus memahami kebenaran dalam pikirannya sendiri untuk kemudian diekspresikan lewat kata-katanya sendiri. Pengajaran dalam bentuk tanya jawab akan memberi kesempatan kepada murid-murid untuk merefleksikan keingintahuan dan kebutuhannya akan informasi yang lebih lengkap. Pada saat yang sama, dengan meminta jawaban atas kunci pertanyaan, guru bisa mengetahui kemajuan kelas tersebut. Dapatkah kita benar-benar menyediakan waktu untuk memberi kesempatan kepada murid-murid supaya mengajukan pertanyaan? Waktu mengajar amatlah singkat, sedangkan kita mempunyai banyak kebenaran objektif yang harus disampaikan. Dasar dari tanya jawab dalam pengajaran Kristen dapat dihubungkan dengan pelayanan Tuhan kita, yang sering menggunakan teknik ini baik untuk melengkapi metodologi yang ada di dalamnya maupun sebagai pelengkap jenis metodologi lainnya. Metode- metode tersebut, pertama-tama harus akurat secara teologis dan kedua, cukup memadai untuk mendidik. Metode tanya jawab dapat memenuhi kedua syarat ini. NILAI DARI PENDEKATAN TANYA JAWAB Meskipun penggunaan pertanyaan tidak secara otomatis menghasilkan pengajaran yang efektif, penggunaan metode tanya jawab yang cukup akan memberikan dampak yang besar dalam hal komunikasi. Bersamaan dengan terpuaskannya kebutuhan akan keterlibatan, pendekatan pengajaran ini juga dapat memberikan dampak. Dengan memberikan pertanyaan, kita dapat menentukan apakah orang lain memahami apa yang kita ajarkan dan apakah pesan Alkitab sedang diterapkan dengan baik dalam kehidupannya saat ini. Pikiran manusia secara alami cenderung mencari apa yang tidak diketahui dan mengekspresikan keingintahuan tentang hal-hal yang tampaknya berbeda atau aneh. Perhatikan betapa seringnya seorang anak bertanya, "Mengapa ayah?" Pikirkan beraneka ragam pertanyaan penting yang ditanyakan Tuhan kita kepada murid-murid-Nya. Pertanyaan dan jawaban mengarahkan perhatian seorang anak kepada isi dari pelajaran yang diberikan. Ketika suatu respons diperlukan, kita tidak hanya membangkitkan perhatian murid secara individual saja, namun juga perhatian seluruh anak yang ada di kelas tersebut. Pertanyaan dapat digunakan untuk melatih dan mengulas kembali; pertanyaan akan memperdalam pengaruh dan mengatur fakta-fakta dalam pikiran dan ingatan murid. Mengundang murid-murid untuk berpartisipasi dengan bertanya juga akan mendorong mereka untuk berpikir bahwa ini adalah kelas mereka, bukan kelas sang guru. Pengenalan dengan memberikan pengalaman belajar mengajar seperti ini bisa memberikan motivasi tambahan yang baik dan meningkatkan level belajar murid. MASALAH-MASALAH DALAM MENGGUNAKAN TANYA JAWAB Penggunaan pendekatan tanya jawab untuk mengajar di kelas sangat sah dilakukan di kelas, namun pendekatan ini sering disalah mengerti sebagai berdiskusi. Mungkin cara paling tepat untuk membedakannya adalah dengan memberikan penekanan pada "jenis pertanyaan yang ada". Pengajaran dengan tanya jawab hampir selalu berhubungan dengan data- data faktual dan tanggapan bersifat objektif. Sangat sering tanya jawab seperti ini berupa tinjauan ulang atas bahan yang telah dipelajari oleh murid sebelumnya, atau hanya sebagai awal dari suatu pelajaran atau cerita. Meskipun pertanyaan perenungan tentu selalu dapat dipakai dalam metode ini, pertanyaan perenungan cenderung ditujukan untuk membahas suatu masalah yang sudah ditentukan, sehingga justru akan berubah menjadi teknik berdiskusi. Kedua teknik ini memang benar-benar valid, namun guru harus dapat mengenali kapan ia dapat menggunakan diskusi dan kapan ia dapat menggunakan metode tanya jawab. Kelemahan yang sering muncul dalam pengajaran yang menggunakan tanya jawab adalah pertanyaan yang berlebihan atau pertanyaan dangkal yang tidak menantang murid-murid. Penggunaan pertanyaan retoris misalnya, meski sebenarnya itu adalah sarana berkomunikasi yang baik, namun ini bukanlah pendekatan yang tepat digunakan pada pengajaran yang menggunakan metode tanya jawab. "Misteri" dari sebuah jawaban yang tepat akan membantu memotivasi munculnya tanggapan cerdas yang murni dari sebagian murid. Selanjutnya, penggunaan pertanyaan seharusnya tidak dipandang sebagai pengganti pengetahuan dari bahan atau pengganti penyampaian isi pelajaran yang penting. Pertanyaan tidak dapat menyajikan data objektif dan pertanyaan juga kurang tepat untuk digunakan mencapai tujuan pengajaran. Kadang-kadang guru menghabiskan terlalu banyak waktu di kelas untuk memberi pertanyaan dan terlalu sedikit mendengar pertanyaan. Kalau begitu, bagaimana cara membuat kelas Anda bicara? Masalah kelas yang membisu biasanya bersumber dari salah satu dari tiga hal yakni: pola pendidikan lama mereka yang mengondisikan mereka untuk hanya duduk dan mendengarkan, namun tidak berpartisipasi secara verbal pada jam pelajaran; ketidaktertarikan mereka terhadap topik menimbulkan suasana sunyi senyap sehingga tidak ada pertanyaan yang muncul; ketidakpedulian mereka terhadap jawaban pertanyaan Anda memaksa mereka untuk berlindung di balik sikap diam, karena mereka was-was kalau ketidaktahuan atau ketidakmampuan mereka untuk menjawab akan terbongkar. PRINSIP-PRINSIP UNTUK MENINGKATKAN TANYA JAWAB Seperti semua metode mengajar yang baik, teknik tanya jawab perlu direncanakan terlebih dahulu karena teknik ini tidak begitu saja dilakukan di tengah jam pelajaran. Guru memutuskan topik apa yang dapat dijadikan pertanyaan dan menggunakan pendekatan tersebut dalam peninjauan kembali, pendahuluan pelajaran yang baru, atau untuk menguji apakah kelas tersebut sudah memahami materi yang baru saja disampaikan. Carilah saat-saat yang tepat digunakan untuk mengajar. Kadang-kadang pertanyaan yang muncul yang tidak sesuai dengan topik yang disampaikan dapat menimbulkan ketertarikan dan memotivasi murid- murid. Guru selalu menjadi pembuat keputusan sehingga dalam situasi yang seperti ini dia harus memutuskan apakah jawaban dari pertanyaan itu memberi manfaat cukup bagi murid-murid untuk membahasnya, meski mungkin tidak berhubungan langsung dengan pelajaran saat itu. Kadang-kadang perlu juga terlebih dahulu memberi pertanyaan kepada anak-anak daripada langsung menanyai mereka di kelas. Pendekatan seperti ini sering diperlukan untuk mengubah perilaku murid-murid dari "duduk dan merajuk" menjadi ingin berpartisipasi. Contohnya, GSM kelas remaja bisa membagikan 3 — 5 kartu dengan pertanyaan kunci untuk pelajaran minggu berikutnya. Dalam kartu itu terdapat beberapa petunjuk alkitabiah bagi murid-murid untuk melakukan penelitian sendiri atas pertanyaan tersebut, dan siap untuk memberikan informasinya itu pada pertemuan mendatang. Variasi seperti ini akan memperkaya penggunaan teknik tanya jawab. Guru seharusnya hanya menanyakan pertanyaan yang dapat dimengerti murid-murid. Tujuan dari teknik ini bukanlah untuk menunjukkan kesarjanaan guru ataupun untuk memperlihatkan betapa kepandaian guru mampu "menunjukkan" di mana ketidakpedulian murid-muridnya. Jika suatu pertanyaan tidak dapat dimengerti oleh murid secara jelas, pertanyaan itu harus diulang secara verbal dalam bentuk yang berbeda sehingga murid dapat mengetahui inti dari pertanyaan itu. Respons guru terhadap pertanyaan murid juga penting. Kecuali jika murid nampak dengan sengaja ingin mencoba mengacaukan kelas (situasi seperti ini jarang terjadi), maka guru seharusnya melihat setiap pertanyaan sebagai salah satu bentuk bukti keseriusan murid yang menanyakan dan menanggapinya dengan hormat. Jangan menekan anak sehingga dia merasa rendah diri atau bodoh karena suatu pertanyaan atau jawaban yang diutarakannya di kelas. Pertanyaan juga dapat digunakan untuk penerapan. Contohnya, guru yang ingin mengajarkan 1Kor. 8 bisa bertanya kepada muridnya, "Menurut kalian, tindakan apa yang saat ini mirip dengan penyembahan berhala seperti yang mereka lakukan?" atau "Bagaimana pelajaran hari ini bisa diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari?" Meskipun masalah yang sepele, sangat penting bagi guru untuk mula- mula "menujukkan pertanyaan" kepada seluruh kelas, sebelum menunjuk nama seorang murid untuk menjawabnya. Tantangan akan segera hilang jika murid-murid tahu bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan itu merupakan pertanyaan dalam pola tertentu yang mudah ditebak, atau jika nama salah seorang murid selalu muncul terlebih dahulu. Jangan pernah menanggapi respons murid secara negatif. Meskipun murid memberikan jawaban yang salah, seorang guru yang baik akan menemukan beberapa elemen kebenaran atau penghargaan untuk "menguatkan respons tersebut". Penggunaan metode tanya jawab yang efektif tidak dapat dipisahkan dengan keseluruhan pengetahuan dari topik yang disampaikan dan perencanaan pelajaran yang baik. Guru yang benar-benar ingin melibatkan murid-muridnya dengan cara ini akan menuliskan pertanyaan-pertanyaannya terlebih dahulu dan kemudian menguji kepentingan dan hubungannya, serta tidak dengan sembrono memberikan pertanyaan apa saja yang muncul di pikirannya selama mengajar. (t/Ratri) Bahan diedit dan diterjemahkan dari sumber: Judul buku : 24 Ways to Improve Your Teaching Judul artikel: Questions and Answers Penulis : Kenneth O. Gangel Penerbit : Victor Books, USA 1974 Halaman : 38 - 42 -=- ARTIKEL (2) -=- PERTANYAAN-PERTANYAAN ===================== MENGAPA MENGAJUKAN PERTANYAAN Untuk menghargai nilai pertanyaan yang baik, guru harus mengerti tujuannya. Pertanyaan dapat merangsang pikiran murid dan memberi manfaat untuk banyak tujuan. Untuk Membangkitkan Minat ------------------------- Guru harus mengadakan hubungan dengan murid agar minat belajar murid bisa dibangkitkan. Sebuah pertanyaan yang kata-katanya disusun secara hati-hati agar bisa menyentuh pikiran, bagaikan umpan seorang nelayan. Pertanyaan itu akan memancing perhatian dan mendapatkan tanggapan yang cepat serta merangsang pemikiran murid dan memusatkan perhatiannya kepada pelajaran. Untuk Mengarahkan Pikiran ------------------------- Setiap pertanyaan hendaknya menuju kepada sasaran guru. Setelah digairahkan oleh pertanyaan yang mempunyai kesatuan dan tujuan, para pelajar dapat diarahkan dari satu bidang pemikiran kepada bidang lainnya. Untuk Mempercepat Partisipasi ----------------------------- Apabila pikiran murid sedang menyimpang, pikiran tersebut bisa dikembalikan oleh suatu pertanyaan. Dalam suasana yang membosankan, pemikiran mereka akan menjadi lesu. Serangkaian pertanyaan yang mengena akan memberikan semangat baru kepada murid-murid. Pertanyaan yang hidup dan bersemangat bisa menjamin kemajuan yang memuaskan. Untuk Menanamkan Kebenaran -------------------------- Murid-murid bisa membicarakan kebenaran Alkitab tanpa menghubungkannya dengan diri mereka. Sebuah pertanyaan yang baik akan memimpin mereka untuk menerapkan kebenaran itu pada hidup mereka sendiri. Kristus melukiskan hal ini ketika Dia bertanya kepada para murid-Nya, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Ketika mereka menjawab, dengan cepat Dia menerapkan pikiran mereka dengan pertanyaan yang bersifat pribadi, "Tetapi, apakah katamu, siapakah Aku ini?" (Matius 16:13-15). MENYIAPKAN PERTANYAAN Guru-guru yang baik tentunya akan menyiapkan pertanyaan mereka terlebih dahulu. Beberapa macam pertanyaan harus dipelajari dan dipergunakan. Pertanyaan yang Mengadakan Hubungan ----------------------------------- Perhatian dan minat bisa dibangkitkan jika guru memulai pelajaran dengan sebuah pertanyaan tepat, yang berhubungan dengan pelajaran yang disampaikan. Ungkapan Yesus yang sering kali dikemukakan dan paling terkenal ialah, "Apakah pendapatmu?" Percakapan dimulai dengan pertanyaan seperti, "Apakah kamu tidak mau pergi juga?", "Dengan apa hendaknya kita membandingkan kerajaan Allah itu?", dan "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Pertanyaan Retorik ------------------ Pendeta dan guru sering kali mengajukan pertanyaan tanpa mengharapkan jawaban. Pertanyaan demikian itu ditanyakan untuk efeknya saja dan bukan untuk memperoleh jawaban. Pertanyaan demikian menyebabkan orang heran dan memberi tantangan yang penting; juga mendorong aktivitas mental. Pelajarilah pertanyaan-pertanyaan dalam Khotbah di Bukit di Matius pasal 6 dan 7. "Siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?", "Mengapa kamu khawatir akan pakaian?", "Mengapa engkau melihat selumbar di mata saudaramu?", atau "Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?" Pertanyaan seperti itu tidak meminta jawaban, tetapi meminta tindakan. Pertanyaan Berdasarkan Fakta ---------------------------- Pertanyaan termudah adalah pertanyaan yang dapat dijawab berdasar keterangan yang telah diberikan sebelumnya. Jawabannya ditentukan oleh pikiran akan pelajaran yang telah ditanamkan sebelumnya. Pekerjaan guru itu belum lengkap kalau belum diuji. Pertanyaan berdasarkan fakta akan menunjukkan berapa banyak dari pengajaran yang mampu mencapai sasarannya. Seorang guru yang baik tentunya ingin agar murid-muridnya mempunyai banyak kesempatan untuk mengungkapkan kembali pelajaran yang telah dipelajarinya. Pertanyaan yang Merangsang Pikiran ---------------------------------- Pertanyaan bukan sekadar menguji pengetahuan murid saja. Pertanyaan itu juga harus menolong murid untuk menyusun dan menerapkan pengetahuannya. Pertanyaan harus bisa mendorong murid untuk belajar lebih banyak dan berpikir sendiri. Untuk mendorong anak didiknya, seorang guru yang bijaksana akan mempergunakan pertanyaan bukan saja untuk mengarahkan pikiran, melainkan juga untuk merangsang pikiran. Dia akan menyiapkan pertanyaan-pertanyaan perangsang pikiran yang meliputi tujuan, pendapat, dan penerapan. CARA MENANYAKAN PERTANYAAN Pemakaian pertanyaan yang berhasil sangat bergantung kepada cara mengajukannya. Pengamatan prinsip-prinsip berikut ini akan memperkaya guru sekaligus menjadikan pelajarannya lebih efektif, serta mendorong anggota kelasnya. 1. Jangan membaca pertanyaan. 2. Hindari pertanyaan yang menyingkapkan jawabannya. 3. Hindari pertanyaan yang bisa diterka dengan jawaban ya atau tidak. 4. Hindari pertanyaan yang panjang atau pertanyaan ganda. 5. Mintalah jawaban yang spesifik. 6. Jangan mengulangi pertanyaan dan jawaban. 7. Sebutkan pertanyaannya dulu sebelum menunjuk siapa yang harus menjawab. 8. Bagikan pertanyaan dengan adil. 9. Doronglah murid-murid untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan. 10. Jawablah pertanyaan dengan pertanyaan lain. Biasanya, guru mengajukan pertanyaan untuk mengukur luasnya pengetahuan murid. Sebaliknya, murid mengajukan pertanyaan karena mereka menghadapi kesulitan dan menginginkan penjelasan. Prosedur mengajar yang efektif ialah menyajikan sebuah masalah dan memberi tantangan kepada kelas dalam bentuk pertanyaan yang meminta jawaban. Tindakan ini lebih baik daripada sekadar menyajikan pemecahannya dan kemudian memeriksa apakah murid-murid memahaminya. Seorang guru yang bijaksana senantiasa mendorong semangat bertanya. Dia tidak memberitahukan sesuatu yang dapat ditemukan sendiri oleh murid- muridnya. Untuk menolong mereka melakukan hal ini, ia akan mendorong mereka agar mengajukan pertanyaan dan sering menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lain. Bahan diambil dan diedit dari sumber: Judul buku: Teknik Mengajar Penulis : Clarence H. Benson Penerbit : Gandum Mas, Malang 1986 Halaman : 70 — 74 -=- TIPS -=- MENANYAKAN PERTANYAAN YANG AKAN DIJAWAB OLEH ANAK-ANAK ====================================================== Pertanyaan yang mendorong anak-anak untuk berpikir adalah bagian penting dari kegiatan belajar. Pertanyaan yang paling sederhana adalah meminta anak-anak untuk mengingat kembali informasi yang telah mereka terima sebelumnya. Pertanyaan seperti apakah yang bisa kita gunakan saat mengajar? 1. Pertanyaan pengetahuan ---------------------- "Siapakah saudara laki-laki Musa?" Pertanyaan di atas tidak mendorong terjadinya diskusi karena sekali pertanyaan itu dijawab, hanya ada sedikit yang bisa dikatakan. Di sisi lain, menanyakan terlalu banyak pertanyaan pengetahuan dapat mematikan minat dan menurunkan partisipasi anak-anak yang memiliki sedikit pengetahuan tentang Alkitab atau yang tidak percaya diri dengan kemampuannya. 2. Pertanyaan pemahaman -------------------- Pertanyaan ini dirancang untuk menolong anak menginterpretasikan arti dari informasi yang diberikan. Pertanyaan seperti, "Menurut kalian, bagaimana perasaan Musa ketika Tuhan menyuruhnya memimpin orang-orang Israel?" atau "Menurut kalian, bagian mana yang paling sulit dalam memimpin orang Israel?" akan meminta anak untuk berpikir sebelum mereka memberikan tanggapan. Karena pertanyaan pemahaman tidak membutuhkan "jawaban yang benar", pertanyaan ini akan mendorong munculnya diskusi daripada membatasinya. Pada kenyataannya, setiap anak bisa memberikan jawaban yang berbeda terhadap pertanyaan yang diberikan, hal ini meningkatkan kesempatan untuk berdiskusi. Kesalahpahaman juga sering terjadi, guru memiliki kesempatan untuk meluruskan ide-ide yang keliru. Jangan pernah "membetulkan" ide-ide yang salah; berikan saja informasi yang benar. 3. Pertanyaan penerapan -------------------- Pertanyaan ini mendorong murid-murid untuk menggunakan informasi dalam suasana pribadi. Contohnya, "Kapan kalian memiliki perasaan yang sama dengan Musa ketika Tuhan memintanya untuk memimpin orang Israel?" Respons seorang murid menjadikan guru tahu bahwa pembelajaran sedang terjadi. Guru dapat menentukan apakah kebenaran Alkitab menyentuh kehidupan sehari-hari muridnya. Penggunaan ketiga jenis pertanyaan di atas akan menolong guru untuk menemukan informasi apa yang diketahui oleh anak (dan apa yang tidak diketahui) tentang suatu topik dan maksud tertentunya. Adakan percakapan dengan anak-anak di dalam kelas, jangan hanya monolog saja. Perhatikan diri Anda sendiri, apakah Anda sudah lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. (t/Ratri) Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul buku : Sunday School Smart Pages Judul artikel: Asking Questions Kids Will Want ti Answer Penyunting : Wes dan Sheryl Haystead Penerbit : Gospel Light, Ventura, California, USA 1992 Halaman : 137 -=- BAHAN MENGAJAR -=- RANTING POHON ============= Bahan Bacaan: ------------- Yohanes 15:1-8 Penyampaian Cerita: ------------------- Boy dan ayahnya sedang jalan-jalan. Boy melihat sebuah ranting pohon yang sudah kering jatuh dari sebuah batang pohon. "Ayah," kata Boy, "lihatlah ranting pohon itu, kita bawa pulang ya? Terus kita tanam supaya tumbuh lagi daunnya dan berbuah!" "Oh, tidak bisa, Boy," kata ayah, "ranting itu sudah mati. Dia tidak bisa berdaun, apalagi berbuah. Itu ranting yang mati." "Apakah ada cara lain untuk membuat ranting itu bisa berdaun dan berbuah lagi?" tanya Boy. "Tidak," jawab ayahnya. "Ranting itu sudah mati. Satu-satunya cara agar dia hidup lagi adalah jika Tuhan memberikan hidup baru kepada ranting itu, lalu menjadikan ranting itu bagian dari batang pohonnya lagi." Ayah berbicara lagi kepada Boy, "Manusia tidak ubahnya seperti ranting yang mati itu, sedangkan Yesus seperti pohon kehidupan. Kita tidak dapat menolong diri sendiri. Lalu Yesus mengambil kita, ranting yang sudah mati, dan menghidupkan kita lagi. Dan ditaruh di batang pohon kehidupan. Seperti sebuah pohon dapat berbuah, kita juga dapat berbuah. Buahnya adalah kebaikan, kasih, sukacita, dan kelemahlembutan." Kita seperti ranting yang sudah mati. Lalu Yesus membuat kita hidup lagi. Karenanya, kita harus menghasilkan buah sebagai bukti hidup baru kita. Pertanyaan-pertanyaan: ---------------------- 1. Dapatkah ranting pohon yang sudah mati hidup kembali tanpa mujizat Tuhan? 2. Alkitab berkata bahwa manusia berdosa mati dalam dosanya. Mengapa mereka seperti ranting pohon yang sudah mati? 3. Apa yang Tuhan lakukan untuk menyelamatkan manusia yang mati karena dosa? Doa: ---- Tuhan di surga, saya tahu saya berdosa. Saya butuh Penyelamat. Terima kasih Tuhan Engkau sudah menyelamatkan saya. Engkau memberi hidup baru melalui Kristus. Aku mau menghasilkan buah-buah yang baik. Dalam nama Tuhan Yesus saya berdoa, Amin. (t/Davida) Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul buku : Devotions for the Children`s Hour Judul artikel: Bearing Fruit Penulis : Kenneth N. Taylor Penerbit : Moody Press, Chicago, USA, 1977 Halaman : 113 — 114 -=- WARNET PENA -=- CHRISTMAS WEBSITES ================== http://incuvl.petra.ac.id/forums/xmas_web.htm Menjelang Natal pasti banyak yang perlu Anda persiapkan dalam pelayanan sekolah minggu. Tentunya ide, referensi, atau sumber-sumber bahan juga dibutuhkan untuk persiapan agar Natal menjadi lebih bermakna. Christmas Website menyediakan berbagai tautan (links) dan reviu sumber-sumber seputar Natal di internet. Adapun informasi tersebut meliputi tradisi Natal di beberapa negara, ucapan selamat Natal dalam berbagai bahasa, lagu, cerita Natal, kisah Natal, dan informasi lainnya. Selamat berkunjung, kiranya semua yang Anda siapkan untuk merayakan kelahiran Sang Juru Selamat dapat dipakai untuk semakin memuliakan nama-Nya. [Kiriman dari: Davida Dana <evie(at)xxxx>] -=- DARI ANDA UNTUK ANDA -=- Dari: <jluke(at)xxxx> >Dear All, >Saya ingin memperkenalkan satu blog yang bisa membantu kita dalam >memberikan cerita kepada anak-anak tentang Firman Tuhan dan juga >ada informasi serta artikel yang di posting untuk membantu >membentuk keluarga kristen yang berbahagia. >ini alamat blognya : the-best-family.blogspot.com Redaksi: Terima kasih untuk infonya, kiranya menambah wawasan kita semua. Adapun blog yang diinformasikan di atas adalah dalam bahasa Inggris. Namun, jika Anda ingin membaca blog sehubungan pendidikan dan pelayanan anak dalam bahasa Indonesia, situs blog SABDA Space juga dapat menjadi alternatif. 1. Kategori: Ayah Bunda ==> http://www.sabdaspace.org/kategori/ayah_bunda/ 2. Kategori: Pengajaran/Guru ==> http://www.sabdaspace.org/kategori/pengajaran_guru/ -=- MUTIARA GURU -=- Pertanyaan akan menolong guru mengarahkan penerapan secara khusus pada kehidupan murid dan melibatkan murid tersebut secara langsung dalam proses mengajar. ---------------------------------------------------------------------- Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |