Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/301 |
|
e-BinaAnak edisi 301 (11-10-2006)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 301/Oktober/2006 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Mengatur Pelajaran - TIPS : Jadwal Mengajar yang Efektif - BAHAN MENGAJAR: Yesus Menolong Orang Buta - WARNET PENA : SABDA Space - MUTIARA GURU ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ====================================================================== -=- SALAM DARI REDAKSI -=- Salam kasih, Jika saat ini Anda masih mengalami kesulitan untuk menggunakan seluruh waktu mengajar dengan baik, mungkin Anda perlu melakukan evaluasi; sudahkah Anda mengatur pelajaran yang akan Anda sampaikan. Tanpa pengaturan pelajaran, sebuah pengajaran sangat mungkin akan menjadi tidak jelas arahnya. Akibatnya, pelajaran tidak tersaji dengan baik, tujuan mengajar pun bisa tidak tercapai. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatur pelajaran, e-BinaAnak minggu ini menyajikan Artikel dan Tips untuk membantu Anda memiliki kemampuan mengajar yang lebih baik dan berkualitas. Dengan demikian, anak-anak layan Anda juga mendapatkan pengajaran yang baik yang dapat membawa mereka semakin mengenal Allah dan kebenaran-Nya. Selamat mengatur pelajaran! Redaksi e-BinaAnak, Davida "Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita." (2 Tim. 1:14) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=2Timotius+1:14 > -=- ARTIKEL -=- MENGATUR PELAJARAN ================== Sebelum disampaikan, sebuah bahan pelajaran perlu diatur terlebih dahulu. Untuk melakukan hal ini, kita harus menyisihkan dan mengumpulkan bahan-bahan pelajaran yang dibutuhkan. Mungkin seorang guru tidak akan mengajarkan setiap hal dari pelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi ia harus menyelesaikan segala sesuatu yang telah direncanakannya. Bahan yang teratur dengan baik dan mempunyai garis besar yang saksama akan cocok dengan waktu belajar sehingga seluruh waktu dapat dipergunakan sebaik mungkin. CARA-CARA UNTUK MENGATUR SUATU PELAJARAN Ada banyak cara untuk mengatur bahan agar bisa disajikan dengan efektif. Bahan-bahan itu dapat dikumpulkan dan diatur dengan cara yang logis, kronologis, maupun psikologis. Logis ----- Pengaturan secara logis terdiri dari pemisahan dan pemilihan bahan yang cocok. Berbagai bagian dicocokkan secara logis, dimulai dengan bahan-bahan yang diketahui sampai yang belum diketahui. Hal ini akan memberikan jalur pemikiran yang logis bagi guru dan muridnya serta menolong menjelaskan kebenaran-kebenaran yang akan dipelajari. Kronologis ---------- Pernyataan Allah kepada manusia diberikan secara berturut-turut. Dalam setiap zaman, Dia mengungkapkan lebih banyak tentang maksud ilahi-Nya kepada para nabi yang berbicara sebagaimana mereka di dorong oleh Roh Kudus (2Petrus 1:21). Karenanya, bagian-bagian besar dari Alkitab dapat dimengerti dan diingat dengan baik jika disajikan dalam hubungan sejarahnya. Pengaturan yang sesuai dengan urutan waktu berhubungan dengan persiapan tiap pelajaran dan dengan seluruh kurikulum pelajaran Alkitab. Psikologis ---------- Metode ini terdiri dari perencanaan pokok pelajaran agar cocok dengan pengertian dan pengalaman pelajar. Tak ada gunanya mengajarkan kebenaran yang tak dapat dimengerti oleh pelajar, meskipun kebenaran itu sangat penting dan dalam. Bahan itu harus disesuaikan dengan pengertian pelajar, kalau tidak pelajaran itu akan cepat dilupakan. Bahkan kalaupun diingat, bahan itu akan dirasa membosankan dan tidak menarik. Baik pendidik Kristen maupun pendidik non-Kristen perlu menitikberatkan pengaturan bahan secara psikologis. Namun demikian, metode ini tidak boleh mengurangi pengajaran isi Alkitab. Harus ada keseimbangan dalam penerapan dan perolehan pengetahuan akan firman Allah. Memang benar, ketika mengajar kita tidak boleh melupakan kepentingan pelajar. Tetapi kita juga tidak boleh melupakan Alkitab, yaitu satu-satunya pernyataan yang sah tentang kebenaran-kebenaran Kristen. Bahan yang berpusat pada Alkitab dapat disajikan dengan memperhatikan usia dan pengertian pelajar. Anak-anak usia 5 dan 6 tahun memerlukan bahan dan metode yang berbeda dengan yang dibutuhkan murid-murid sekolah menengah atas. Demikian pula anak-anak usia 10-12 tahun mempunyai keperluan yang berbeda dengan keperluan orang dewasa. Dalam setiap hal, Alkitab adalah sumber bahan pelajaran, tetapi penyesuaian bahan perlu disesuaikan dengan tingkat usia dan keperluan-keperluan dalam perkembangannya. LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGATUR SEBUAH PELAJARAN Pelajaran yang teratur dengan baik membutuhkan beberapa langkah penting. Guru harus mempertimbangkan secara objektif hal-hal apa yang harus ditekankan, dan mengarahkan suatu penerapan atas hal yang ditekankan itu dalam kehidupan para murid. Menentukan Tekanan ------------------ Penekanan suatu pelajaran didasarkan atas pengertian yang jelas dari inti kebenaran dalam nas atau nas-nas Alkitab yang dikemukakan dalam pelajaran itu, serta arti bagian Alkitab itu dalam kehidupan para anggota kelas. 1. Inti Kebenaran Dalam setiap pelajaran terdapat lebih banyak bahan daripada yang dapat diajarkan selama jam yang ditentukan. Karenanya, guru harus mengenali dan memusatkan perhatian pada inti kebenaran dalam nas Alkitab itu. Penyelidikan saksama akan nas Alkitab itu, judul pelajaran, ayat hafalan, dan garis besar pelajaran akan membantu menentukan pokok penekanan. 2. Tujuan Pelajaran Semua persiapan akan berpusat di sekitar tujuan atau maksud pelajaran. Buku-buku pelajaran harus diperiksa dengan mengingat tujuan itu. Guru harus bertanya kepada dirinya sendiri, "Apa yang dapat saya temukan di sini untuk memenuhi kebutuhan anak didik saya?" Buku pedoman guru mungkin mengemukakan satu tujuan umum untuk seri pelajaran itu dan tujuan-tujuan khusus untuk tiap-tiap pelajaran. Namun demikian, guru tidak dibatasi oleh tujuan-tujuan tersebut. Dia harus menyesuaikan tujuan pelajaran dengan kebutuhan kelas yang diajarnya. Apakah pelajaran itu mengajarkan iman, ketaatan, kasih, dan kewajiban kepada Allah dan kepada sesama manusia? Apakah pelajaran itu menekankan sifat-sifat Kristen, yaitu kerendahan hati, keramahan, dan kemurahan hati? Apakah pelajaran itu juga mendorong penelaahan Alkitab, doa, maupun persekutuan Kristen? Apakah pelajaran itu mengemukakan panggilan Allah untuk pelayanan Kristen di tanah air atau di luar negeri? Apakah pelajaran itu berkaitan dengan Injil--rencana keselamatan Allah? Guru harus terus-menerus mengarahkan kebenaran ini untuk menjangkau dan memengaruhi setiap anggota kelas. Dia harus senantiasa sadar akan keperluan masing- masing pelajar. Mengkhususkan keperluan perorangan akan membantu menyediakan motivasi yang dinamis untuk memilih metode dan bahan yang dipakainya. Memilih Metode dan Bahan ------------------------ Supaya ada waktu untuk persiapan, maka metode dan bahan harus dipilih jauh sebelum pelajaran itu akan disajikan di kelas. 1. Metode-metode Banyak faktor yang terlibat dalam menentukan metode-metode yang akan dipakai. Faktor-faktor ini meliputi usia murid dan isi pelajaran. Seorang guru yang baik akan mengubah-ubah metodenya agar bisa memberikan pelajaran dengan lebih efektif. Untuk pengajaran dengan metode ceramah diperlukan lebih banyak isi pelajaran daripada metode diskusi. Bentuk laporan dan pemberian tugas kepada murid akan membutuhkan lebih banyak waktu. Jika lebih banyak pertanyaan yang akan dipergunakan, isi pelajaran dapat dikurangi. Sifat pelajaran itu juga akan menentukan pengajarannya. Misalnya, usaha Yosua untuk merebut Kanaan atau perjalanan penginjilan Paulus harus diajarkan dengan memakai lebih banyak alat peraga. 2. Bahan-bahan Setelah menentukan tujuan dan metode mengajar, guru harus mempelajari semua alat bantuan mengajar yang tersedia. Namun, tidak semua bantuan pelajaran dapat dipergunakan. Guru harus memilih alat bantu yang akan membantu mencapai tujuannya. Setelah memperoleh pengalaman mengajar bertahun-tahun, seorang guru menulis, "Jika saya harus mengulanginya kembali, saya akan kurang memikirkan apa yang saya ajarkan, dan saya akan memikirkan lebih banyak tentang apa yang diperoleh pelajar-pelajar." Laporan, pemberian tugas, pertanyaan, penghafalan nas Alkitab, penyajian gambar-gambar, dan bahan tambahan lain akan memakai sebagian jam pelajaran. Namun demikian, semua bahan pelajaran itu akan menolong melengkapi uraian pelajaran. Merencanakan Pelajaran ---------------------- Rencana pelajaran harus singkat, sederhana, dan praktis. Rencana itu akan membantu guru dalam mengarahkan dan mengatur pelajarannya. Penyediaan sebuah rencana pelajaran yang baik bahkan akan menghemat waktu dan tenaga. Berikut ada sebuah saran dalam merencanakan suatu pelajaran. Langkah-langkah yang diperlukan untuk persiapan telah diringkaskan dan dicantumkan dalam garis besar ini. Namun demikian, guru boleh menyesuaikan rencana ini dengan keperluan khususnya. 1. Judul pelajaran 2. Nas Alkitab 3. Ayat hafalan 4. Inti kebenaran 5. Tujuan pelajaran 6. Ikhtisar pelajaran 7. Pendekatan (ciptakan kesediaan untuk belajar) 8. Isi (termasuk metode-metode mengajar, alat peraga, pertanyaan, dan lukisan-lukisan) 9. Penutup (menerapkan pelajaran pada kehidupan) 10. Pemberian tugas yang mungkin untuk pelajaran berikut 11. Mengevaluasi masa pelajaran (diisi setelah pelajaran diajarkan) Guru yang telah terlatih dan berpengalaman sering kali menyediakan garis besar bahan dan prosedur mereka sendiri. Sebaliknya, guru-guru yang belum berpengalaman mungkin lebih suka memakai garis besar yang disarankan dalam buku pedoman guru. Namun demikian, dengan pengalaman dan penyelidikan, semua guru segera bisa belajar menyusun garis besar dan rencana pelajaran mereka sendiri. Apakah pelajaran itu diajarkan dengan mudah, efektif, dan meyakinkan sangat bergantung kepada kejelasan garis besarnya. Fakta-fakta harus dicantumkan menurut kepentingannya di bawah pokok atau bagian yang berkaitan dengannya. Sebelumnya, guru dapat mengatur klimaksnya agar terungkap pada saat-saat penutup. Jika tidak ada waktu untuk membicarakan setiap hal, guru dapat mengajarkan hal-hal yang utama pada garis besar itu dengan meniadakan beberapa pokok yang tidak begitu penting. Dengan mengikuti rencana ini, guru pasti mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan pelajaran. Hubungkan dengan Kehidupan -------------------------- Manfaat yang diperoleh dari suatu pengajaran tidak akan banyak jika tidak dihubungkan dengan kehidupan. Sebuah pelajaran yang disusun dengan baik sering kali melibatkan pertanyaan-pertanyaan, lukisan- lukisan, dan penerapan yang direncanakan, yang akan mengarahkan pelajar untuk memikirkan arti pelajaran itu bagi kehidupan pribadinya. 1. Pertanyaan Jika pelajaran itu akan diuraikan dengan memakai pertanyaan, fakta dan kebenaran-kebenarannya harus ditonjolkan sehingga para pelajar akan memahami jalan pikirannya dan merasa bahwa mereka memperoleh kemajuan sementara pelajaran diteruskan. Guru dapat mendorong keikutsertaan yang baik dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang menyebabkan mereka berpikir. Bila sebelumnya telah dilakukan persiapan, akan mudah untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan khusus yang merangsang pikiran yang berhubungan dengan pelajaran. Namun demikian, pertanyaan yang terbaik sering kali dihasilkan oleh tanggapan murid dan karenanya tidak bisa diketahui sebelumnya. 2. Ilustrasi Ilustrasi-ilustrasi yang dibutuhkan harus dipilih sebelumnya dan dimasukkan dalam garis besar. Hal ini akan berguna bagi guru yang memperkenalkan pelajaran dengan memberi suatu ilustrasi. Pendekatan seperti ini akan menarik perhatian dan menentukan suasana untuk penyajian pelajaran. Ilustrasi pembuka itu dapat disampaikan di sepanjang waktu mengajar atau dapat diberikan pada akhir pelajaran. Sungguh suatu pengalaman yang memuaskan untuk mengetahui lebih dahulu hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut dan kemudian melukiskannya dari pengalaman sehari-hari, misalnya dari alam, sejarah, cerita, atau nyanyian. 3. Penerapan Tahap penting dari persiapan ini tidaklah sukar bagi guru yang telah mengumpulkan dan menyusun bahan pelajaran yang memenuhi keperluan murid-muridnya. Setiap guru harus menanyakan kepada dirinya sendiri pertanyaan yang tepat ini, "Bagaimana saya dapat mendorong murid-murid saya untuk menyatakan kebenaran yang akan saya ajarkan ini dalam kehidupannya sehari-hari?" Roh Kudus akan memungkinkan guru mengikuti prosedur yang betul ketika ia berdoa dan merencanakan penerapan perorangan. Bahan diedit dari sumber: Judul buku: Teknik Mengajar Penulis : Clarence H. Benson Penerbit : Gandum Mas, Malang 1986 Halaman : 63--67 -=- TIPS -=- Salah satu bagian dalam pengaturan pelajaran adalah pengaturan jadwal kegiatan mengajar. Silakan menyimak uraian lengkapnya di bawah ini. JADWAL MENGAJAR YANG EFEKTIF ============================ Seorang guru yang berhasil selalu terus memerhatikan cara-cara menggunakan waktu mengajar dengan efektif. Ikutilah ide-ide berikut untuk dapat menggunakan waktu mengajar dengan sebaik-baiknya. SESI MENGAJAR TOTAL: APAKAH ITU? Setiap bagian dari jadwal kelas Anda harus memberikan pengalaman belajar bagi anak. Seperti halnya kepingan puzzle yang saling menyambung sehingga menjadi satu gambar yang utuh, maka setiap bagian dari apa yang Anda ajarkan harus menyatu dengan tujuan pelajaran itu. Keseluruhan jam pelajaran Anda berfokus pada keseluruhan pengajaran kebenaran Alkitab yang spesifik dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang tidak berhubungan dengan pengajaran sebaiknya dihilangkan saja sehingga waktu dapat dipakai semaksimal mungkin untuk berorientasi pada pelajaran. Hasil dari pendekatan ini adalah meningkatnya kesempatan belajar bagi murid-murid karena semua informasi dan pengalaman memiliki keterkaitan dengan satu kebenaran Alkitab yang spesifik. JADWAL YANG TELAH TERBUKTI Langkah 1: Mempelajari Alkitab (25-35 menit) -------------------------------------------- Pelajaran Alkitab yang diberikan tanpa gangguan dan tidak secara tergesa-gesa pada awal pelajaran, yaitu ketika anak-anak sedang dalam waktu puncak untuk belajar secara efisien, akan meningkatkan kualitas dan kedalaman pelajaran Alkitab. Ungkapan lama yang mengatakan bahwa "sekolah minggu dimulai ketika anak pertama tiba" tetap berlaku sampai sekarang, terlepas dari usia anak atau ukuran sekolah minggu itu. Segera setelah seorang anak datang, anak tersebut terlibat dalam satu atau lebih pilihan- pilihan untuk PERSIAPAN DARI ALKITAB. Kegiatan sederhana ini mendorong anak untuk mulai memikirkan konsep Alkitab yang akan diberikan pada pelajaran Alkitab. Menawarkan kepada anak suatu pilihan akan membuat anak terlibat dalam menerima tanggung jawab pribadi untuk berpartisipasi dan belajar. Kegiatan-kegiatan persiapan belajar Alkitab biasanya dapat dilakukan dalam lima menit. CERITA ALKITAB adalah bagian kedua dari segmen pelajaran Alkitab. Dalam segmen ini, guru memperkenalkan cerita Alkitab serta menyediakan kesempatan bagi anak-anak untuk secara singkat membagikan apa yang mereka peroleh dari pilihan-pilihan persiapan dari Alkitab tadi. Waktu untuk mendengarkan Alkitab menjadi lebih dari sekadar mendengarkan cerita; murid-murid menjadi peserta aktif dengan menggunakan Alkitab mereka sendiri untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru. Bagian ketiga dari segmen pelajaran Alkitab adalah PENERAPAN ALKITAB. Pada segmen ini guru memimpin anak-anak untuk menemukan hubungan antara kebenaran Alkitab yang telah mereka pelajari dengan pengalaman mereka sehari-hari. Pengalaman ini penting untuk dipelajari anak-anak! Suatu pengalaman yang mengesankan terjadi ketika anak menerapkan firman Tuhan dalam kenyataan hidup sehari- hari. Langkah 2: Kegiatan Belajar Alkitab (20-25 menit) ------------------------------------------------- Jika firman Tuhan telah selesai disampaikan, anak-anak segera melakukan KEGIATAN BELAJAR ALKITAB. Sesi pelajaran yang benar-benar seimbang akan memberi kesempatan kepada anak-anak untuk menerapkan kebenaran Alkitab dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan berbagai cara. Kegiatan ini juga melibatkan anak dalam menggunakan Alkitab untuk meninjau kembali dan menguatkan informasi dan konsep yang didapat. Suatu kegiatan belajar Alkitab bisa melibatkan kegiatan seni, musik, menulis, drama, dan kemampuan-kemampuan lainnya. Namun, selalu ada kesempatan untuk kegiatan meneliti Alkitab yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak. Kegiatan-kegiatan ini bisa diselesaikan dalam satu sesi atau diperpanjang dalam satu unit pelajaran. Keberagaman pola anak-anak yang hadir mungkin bisa menciptakan satu sesi kegiatan yang lebih praktis. Langkah 3: Sharing Alkitab dan Penyembahan (lebih dari 15 menit) ---------------------------------------------------------------- SHARING ALKITAB adalah segmen terakhir dalam keseluruhan pengajaran. Pemimpin atau seorang guru memimpin lagu, doa, ayat hafalan, dan berbagai kegiatan penyembahan yang berhubungan dengan tujuan pelajaran. Sharing Alkitab dilakukan sesuai dengan apa yang telah dipelajari oleh anak-anak. Kegiatan ini melibatkan anak-anak untuk membagikan apa yang telah mereka pelajari mengenai cerita Alkitab, ayat Alkitab, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini menjadi cara tambahan yang efektif untuk menguatkan pelajaran Alkitab. Anak-anak juga menunjukkan dan menggambarkan kegiatan belajar Alkitab mereka. JADWAL ALTERNATIF. Jika dua kelas atau lebih sedang mempelajari pelajaran yang sama dan keduanya berada di dalam ruangan yang sama pula, Anda dapat memilih jadwal alternatif. Perbedaan dalam jadwal ini adalah bahwa SHARING ALKITAB dilakukan di tengah-tengah jam pelajaran, bukan pada akhir pelajaran. Setiap guru memberikan kegiatan belajar Alkitab yang berbeda. Pada akhir kegiatan sharing Alkitab, anak-anak memilih kegiatan di mana mereka mau berpartisipasi. Tidak semua anak selalu mendapatkan pilihan pertama mereka, oleh sebab itu ukuran kelas harus dibatasi. Namun, proses pemilihan benar-benar dapat meningkatkan minat mereka; hasilnya pembelajaran menjadi meningkat. Apa keuntungan jadwal alternatif ini? Berpindah dari kelas kelompok kecil ke kelas lain pada tengah-tengah jam pelajaran dapat menolong anak untuk tetap siap sedia. Ini juga sangat membantu anak-anak untuk bisa menjadi dekat dengan lebih dari satu guru. Selain itu, rencana ini memberikan pilihan kepada anak dalam kegiatan belajar Alkitab. (t/Ratri) Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul buku : Sunday School Smart Pages Judul artikel: An Effective Teaching Schedule Penyunting : Wes dan Sheryl Haystead Penerbit : Gospel Light, Ventura, California, USA 1992 Halaman : 143--144 -=- BAHAN MENGAJAR -=- YESUS MENOLONG ORANG BUTA ========================= Tujuan: ------- 1. Mengajar anak bahwa Yesus baik dan suka menolong. 2. Mendorong anak untuk menaruh kepercayaannya dalam Yesus. Ayat Hafalan: ------------- Markus 1:34 Persiapan Guru: --------------- Sediakan waktu untuk membaca kembali ayat-ayat berikut ini Yohanes 9:1-13, 8:12 Pendahuluan: ------------ Marilah kita semua menutup mata kita sebentar. Marilah kita berpura- pura tak dapat membukanya. Sekarang kelihatan gelap. Kamu tak dapat melihat matahari atau langit. Kamu tidak dapat melihat siapa yang duduk di sampingmu. Kamu tak dapat melihat saya. Kamu tak dapat melihat apa yang ada di tangan saya. Sekarang saya akan menghitung sampai sepuluh, apabila saya berkata sepuluh, bukalah matamu. (Lakukanlah). Sekarang kamu dapat melihat. Apakah yang ada di tangan saya? Betapa bersyukurnya kita karena kita dapat melihat! Tahukah kalian bahwa Yesus pernah menyembuhkan seorang yang buta? Pada zaman dahulu kala, ada seorang buta yang miskin yang duduk sendirian di pinggir jalan. Kadang-kadang jika ada orang yang melewatinya, mereka menjatuhkan uang logam ke dalam kaleng kecilnya sehingga ia dapat membeli makanan. Hari itu langit sangat cerah dan matahari bersinar terang. Tetapi orang buta itu tidak dapat melihat semua itu. Ia dapat mendengar burung-burung sedang berkicau di puncak pohon, tetapi ia tak dapat melihat warnanya yang indah. Ia dapat mencium wangi bunga-bunga yang tumbuh di sepanjang jalan dan ia dapat meraba daun bunganya yang lembut, namun ia tak dapat melihatnya. Ia buta sejak dilahirkan. Ia belum pernah melihat ibunya. Ia hanya dapat meraba wajahnya yang lembut dan rambutnya. Pejamkanlah matamu dan rasakanlah bagaimana bila engkau buta. Dapatkah engakau melihat apa yang saya sedang pegang? Apakah yang saya pakai? (Lakukan hal ini untuk menunjukkan bagaimana rasanya kalau kita tidak dapat melihat.) Pada suatu hari, ketika orang buta ini sedang duduk di pinggir jalan, sambil mengharapkan seseorang akan menjatuhkan beberapa keping uang ke dalam kalengnya, ia mendengar langkah kaki orang yang sedang berjalan ke arahnya. Langkah kaki itu semakin lama terdengar semakin keras. Ketika orang-orang itu berada tepat di hadapannya, mereka berhenti. Mereka sedang membicarakan dia. Kemudian ia merasakan seseorang menyentuh matanya. Apakah yang sedang terjadi? Yesus sedang berdiri di depan orang buta itu dengan beberapa sahabat-sahabat-Nya. Ia hendak menunjukkan kepada sahabat-sahabat-Nya apa yang dapat dilakukan Allah bagi orang malang ini. Jadi, Yesus membasahi sedikit tanah serta menaruhnya pada mata orang buta itu. Kemudian Ia berkata, "Pergilah, cucilah matamu di kolam yang disebut Siloam." Perlahan-lahan orang buta itu meraba-raba jalan dengan tongkatnya sampai ia tiba di kolam yang disebut Yesus tadi. Dengan segera ia mencuci lumpur itu dari matanya. Kemudian sesuatu yang ajaib terjadi. Ia dapat melihat! Ia melihat orang-orang! Betapa aneh kelihatannya mereka itu. Dan ada burung-burung yang pernah didengarnya berkicau di pohon. Ia juga melihat bunga-bunga yang indah. Oh, betapa indah segala sesuatu! Ia belum pernah tahu bahwa dunia amat indah. Ia melemparkan tongkatnya serta cepat-cepat berlari pulang. "Ibu," serunya, "Saya dapat melihat! Saya dapat melihat!" Semua tetangganya datang untuk melihat orang buta itu. Beberapa orang berkata, "Ini bukan tetangga kita yang buta. Hanya wajahnya saja yang mirip dia." "Ya, sayalah orang buta itu," kata orang itu, "tetapi sekarang saya dapat melihat. Yesus menaruh lumpur pada mata saya dan Ia menyuruh saya mencucinya di kolam. Saya mencucinya dan sekarang saya dapat melihat." Para tetangganya terheran-heran akan peristiwa ajaib yang telah dilakukan Yesus. Dan banyak orang juga yang berbicara dengan orang buta itu. Orang buta itu selalu senang menceritakan bagaimana Yesus telah menolong dia kepada mereka. Orang buta ini disembuhkan karena ia percaya kepada Yesus serta melakukan perintah-Nya. Yesus mengasihi kita dan Ia ingin kita mengasihi dan percaya juga kepada Dia. Bila kita percaya kepada Yesus, Ia akan menjadi Sahabat kita yang terbaik, penolong kita yang penuh kasih dan Juru Selamat kita yang ajaib. Doa: ---- "Allah Bapa yang di surga, kami bersyukur kepada-Mu karena Yesus yang mengasihi dan memelihara kami. Tolonglah kami mengasihi dan semakin percaya kepada Yesus setiap hari. Amin." Saran-Saran untuk Kegiatan: --------------------------- Tutuplah mata seorang anak dengan sapu tangan dan putarkan dia. Suruhlah dia berjalan ke suatu tempat. Pasti ia tidak dapat melakukannya. Anak-anak lain juga akan tahu bahwa ia tidak akan dapat melakukannya. Kemudian bukalah sapu tangan itu dan dengan mudah ia akan dapat mencari tempat itu. Jelaskan bahwa demikianlah perasaan orang buta itu ketika Yesus menyembuhkan matanya. Ajaklah dua atau tiga orang anak mencoba hal ini. Bahan diedit dari sumber: Judul buku : Cerita Alkitab yang Suka Kudengarkan Diredaksi oleh: Grace Suwanti Tjahya dan Drs. Ridwan Sutedja Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, tt Halaman : 146--147 -=- WARNET PENA -=- SABDA Space =========== http://www.sabdaspace.org/ http://www.sabdaspace.org/pengajaran_guru Apakah Anda termasuk guru sekolah minggu yang gemar membagikan pengalaman mengajar Anda? Punya pengalaman unik ketika mengajar? Situs SABDA Space, situs komunitas para blogger Kristen, menyediakan ruang bagi Anda untuk menuangkan suka duka maupun pelajaran yang Anda dapatkan selama pelayanan Anda sebagai guru sekolah minggu dalam kategori Pengajaran/Guru. Selain Pengajaran/Guru, masih ada beragam kategori lain yang bisa menampung tulisan-tulisan Anda, seperti Ayah Bunda, Bahasa/Sastra, Kaum Muda, Kesaksian, Penginjilan, dan Puisi. Selain itu, Anda juga dapat menanggapi beragam artikel yang telah ditulis oleh para pengguna lainnya. Untuk menggunakan semua fasilitas yang tersedia, Anda perlu terlebih dahulu mendaftar menjadi anggota. Karena itu, segeralah mendaftar dan berbagi berkat dengan blogger lain! [Kiriman dari: Raka S. Kurnia <raka(at)xxxx>] -=- MUTIARA GURU -=- Pelajaran yang teratur akan menghasilkan penyajian yang teratur. - Clarence H. Benson - ---------------------------------------------------------------------- Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |