Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/294 |
|
e-BinaAnak edisi 294 (23-8-2006)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 294/Agustus/2006 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Hukum Proses Mengajar dan Belajar - TIPS : Belajar yang Aktif - BAHAN MENGAJAR : Dapatkah Saya Menyembunyikan Diri dari Allah? - WARNET PENA : Sekolah Minggu--GKJ Tanjung Priok - DARI ANDA UNTUK ANDA: Seminar/Workshop Pelayanan Anak INDOFEST 2006 - MUTIARA GURU ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ====================================================================== -=- SALAM DARI REDAKSI -=- Salam damai dalam Kristus, Mengajar tidak hanya berarti membagikan pengetahuan atau keterampilan saja. Mengajar tidak hanya sekadar membuat murid dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tidak bisa menjadi bisa. Menurut John Milton Gregory, penjelasan dan pengajaran guru tidak bisa dikatakan berhasil jika tidak dapat merangsang dan membimbing murid itu untuk mampu berpikir sendiri. Hasil belajar harus dapat menolong murid membentuk suatu konsepsi yang benar mengenai prinsip-prinsip dalam pelajaran yang diberikan. Itulah yang disebut proses mengajar dan belajar. Anda masih belum paham apa yang dikatakan John Milton Gregory? Nah, silakan langsung menyimak sajian kami minggu ini. Kami percaya wawasan Anda tentang mengajar akan semakin luas. Selamat mengajar dan belajar! Redaksi e-BinaAnak, Davida "Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar." (Roma 12:7) < http://sabdaweb.sabda.org/?p=Roma+12:7 > -=- ARTIKEL -=- HUKUM PROSES MENGAJAR DAN BELAJAR ================================= PROSES MENGAJAR Sejauh ini, kita telah mempertimbangkan hal mengajar sebagai penyampaian pengetahuan atau pengalaman. Mungkin lebih tepat jika dikatakan bahwa penyampaian pengetahuan atau pengalaman itu merupakan hasil mengajar. Saat guru sedang menceritakan, menunjukkan, atau membimbing para muridnya, itu berarti guru sedang membagikan pengalaman kepada murid-muridnya. Itulah sasaran dan maksud tujuannya dan ia mengajar berdasarkan maksud tujuan tersebut. Definisi tugas seorang guru ditinjau dari segi fungsinya harus kita bedakan dari definisi pekerjaan seorang ditinjau dari maksud tujuannya. Pekerjaan seorang guru yang sesungguhnya terdiri dari membangunkan dan menggiatkan pikiran muridnya, yaitu membangkitkan kemauan murid itu untuk bertindak sendiri. Seperti disampaikan sebelumnya, pengetahuan tidak dapat dipindah-pindahkan dari pikiran satu orang ke pikiran orang lainnya seperti memindahkan sebuah benda dari satu tempat ke tempat lain. Yang seharusnya terjadi adalah pengetahuan itu tiap kali harus dikenali dan dipikirkan ulang, kemudian diresapi kembali dalam pikiran orang yang menerimanya. Semua penjelasan dan penerangan tidaklah berguna, kecuali benar- benar dapat merangsang dan membimbing murid itu untuk berpikir sendiri. Jika murid itu tidak berpikir sendiri, pengajaran itu tak akan berhasil, kata-kata guru tidak diperhatikan. Jadi bisa dikatakan, hukum proses mengajar meminta setiap guru untuk merangsang dan memberikan pengarahan kepada aktivitas-aktivitas pribadi murid dan sedapat mungkin tidak memberitahukan hal apa pun yang dapat mereka pelajari sendiri. Anak kalimat kedua dari hukum ini cukup penting kedudukannya dalam rumusan ini, meskipun berbentuk suatu larangan. Kadang-kadang ada kasus di mana peringatan ini harus diabaikan demi menghemat waktu, apabila murid itu agak lemah atau kurang bersemangat, atau apabila minat yang cukup besar telah berhasil dibangkitkan. Pada waktu itu dapat timbul kebutuhan mendesak akan informasi yang dapat diberikan dengan cepat serta efektif oleh gurunya. Tetapi pelanggaran terhadap hukum ini hampir selalu mendatangkan kerugian. Karena itu, langkah demikian hanya dapat dibenarkan apabila membawa hasil pasti. Dijabarkan dalam bentuk positif, peringatan itu akan berbunyi begini, "Jadikan murid saudara seorang penemu kebenaran-- biarkan dia menemukannya sendiri." Manfaat besar hukum ini sudah cukup sering ditandaskan sehingga tidak memerlukan lebih banyak bukti lagi. Tiada penulis terkenal di bidang pendidikan yang lupa untuk mengemukakan prinsip ini dengan berbagai cara. Jika seandainya kita mencari suatu pepatah pendidikan yang akan paling diterima oleh guru-guru yang cakap, kiranya hukum inilah yang akan dipakai, juga karena ini merupakan suatu prinsip yang sangat luas jangkauan dan kegunaannya. Ini merupakan kebenaran dasar yang sama, seperti terdapat dalam berbagai anjuran nasihat berikut, "bangunkan pikiran murid saudara", "rangsang murid-murid untuk berpikir", "bangkitkan semangat untuk menyelidiki", "usahakan agar murid-murid saudara aktif sendiri". Semua anjuran ini menyinggung hukum proses mengajar dalam bentuk yang berbeda-beda. Seperti hukum lainnya, hukum proses mengajar juga menyarankan beberapa peraturan praktis untuk mengajar. 1. Sesuaikan pelajaran dan tugas-tugas dengan usia dan tingkat kemajuan para murid. Anak-anak yang masih kecil lebih berminat akan hal-hal yang merangsang pancaindera mereka, terutama akan kegiatan yang menarik. Yang lebih dewasa akan lebih tertarik kepada logika pemikiran dan masalah-masalah yang memerlukan renungan pikiran. 2. Pilihlah pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan kebutuhan para pelajar. 3. Pertimbangkanlah dengan saksama pokok pelajaran yang akan diajarkan dan carilah bagian-bagian penting yang berkaitan dengan kehidupan para murid. 4. Bangkitkan minat para murid akan pelajaran pada waktu memberi tugas kepadanya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau dengan menyatakan sesuatu yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu. Timbulkan kesan bahwa jika pelajaran itu dipelajari dengan saksama akan ada suatu pengetahuan berharga yang akan diperoleh. Kemudian jangan lupa menanyakan kepada mereka kebenaran apa yang ditemukan dalam pelajaran itu. 5. Sering-sering tempatkan diri dalam posisi murid di tengah murid-murid saudara, dan ikutlah ambil bagian ketika mereka menggali suatu fakta atau prinsip tertentu. 6. Kendalikan sifat kurang sabar pada diri saudara apabila murid terlalu lambat menyampaikan pendapatnya agar jangan saudara sendiri yang menjawab pertanyaannya. Anak itu akan jengkel karena ia merasa dapat menjawab pertanyaan itu sendiri seandainya saja diberi waktu. 7. Dalam semua kegiatan kelas, usahakan untuk senantiasa membangkitkan minat dan kegiatan yang baru. Ajukan pertanyaan- pertanyaan untuk diselidiki murid-murid di luar kelas. Pelajaran yang tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru berarti tidak diselesaikan dengan baik. 8. Amati tiap murid untuk menjaga agar pikirannya jangan melantur sehingga mengalihkan perhatiannya dari pelajaran yang sedang diberikan. 9. Anggaplah bahwa tugas utama Anda adalah untuk menggugah pikiran murid-murid saudara dan jangan berhenti sebelum tiap murid menunjukkan aktivitas mentalnya dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan. 10. Tekanlah keinginan untuk menjelaskan segala sesuatu yang saudara ketahui mengenai pelajaran atau pokok pembahasan itu. Seandainya saudara menyampaikan sesuatu dalam bentuk ilustrasi atau penjelasan, biarlah hal itu membangkitkan suatu pertanyaan baru dalam murid dengan sendirinya. 11. Berikan kepada murid waktu untuk berpikir setelah guru tahu pasti bahwa pikirannya sedang bekerja. Doronglah dia untuk bertanya apabila ada sesuatu yang kurang ia mengerti. 12. Jangan terlalu cepat menjawab pertanyaan yang diajukan selain mengulangi pertanyaan itu dalam bentuk lain yang lebih luas dan lengkap, dan sering-seringlah menjawab dengan pertanyaan baru yang memperdalam pemikiran. 13. Ajarkan murid-murid itu untuk bertanya, apa, mengapa, dan bagaimana--yaitu sifat, penyebab dan cara dari tiap fakta atau prinsip yang diajarkan kepada mereka. Juga di mana, bila, oleh siapa, dan, jadi--tempat, waktu, siapa pelakunya, dan konsekuensi sebuah peristiwa. 14. Penceritaan kembali pelajaran oleh murid hendaknya jangan menghabiskan bahan yang ada. Selalu sediakan sedikit bahan pelajaran tambahan untuk merangsang pikiran dan minat belajar mereka. PROSES BELAJAR Sekarang kita harus beralih dari guru kepada murid. Kita telah melihat bahwa tugas seorang guru pada hakikatnya adalah membangkitkan dan membimbing muridnya untuk beraktivitas sendiri. Kini kita hendak mempelajari tugas murid-murid, yaitu memakai aktivitas sendiri ini untuk belajar. Hukum mengajar dan hukum belajar pada mulanya kelihatan hanya sebagai segi-segi berlainan dari hukum yang sama. Tetapi sesungguhnya kedua hukum itu benar- benar berbeda--yang satu berlaku untuk pekerjaan guru, yang kedua berlaku untuk pekerjaan murid. Hukum yang bersangkutan dengan proses mengajar menyangkut sarana dengan mana aktivitas sendiri itu dibangkitkan; hukum yang bersangkutan dengan proses belajar akan menentukan tentang bagaimana aktivitas ini akan dipakai. Jika kita mengamati seorang anak pada waktu ia belajar dan memerhatikan dengan saksama apa yang dilakukannya, akan jelas bahwa dari pihak murid itu diperlukan lebih banyak dari sekadar memusatkan perhatian atau mengarahkan tenaga seadanya. Ada suatu tindakan atau proses yang nyata dan jelas yang harus ia lakukan. Dengan daya mentalnya sendiri, dalam pikirannya ia harus membentuk suatu konsep yang benar mengenai fakta-fakta atau prinsip-prinsip yang diberikan dalam pelajaran itu. Kepada dari tujuan inilah semua usaha guru dan murid hendaknya diarahkan. Karena itu, hukum proses belajar dapat dirumuskan sebagai berikut. "Murid harus menimbulkan kembali kebenaran yang dipelajari itu dalam pikirannya sendiri." Berikut peraturan praktis bagi guru dan murid dalam hukum proses belajar. 1. Bantulah murid memperoleh pikiran yang jelas mengenai tugas yang harus dikerjakan. 2. Beritahukan dia bahwa kata-kata dalam pelajaran telah dipilih secara teliti, bahwa kata-kata itu mengandung makna khusus yang penting untuk dicari tahu artinya. 3. Perlihatkan kepadanya bahwa biasanya ada lebih banyak hal yang tersirat daripada yang dikatakan. 4. Mintalah ia untuk menerangkan dengan kata-kata sendiri arti pelajaran itu sebagaimana ia memahaminya. Anak itu harus bertekun sehingga ia menangkap seluruh maksud pelajaran. 5. Biarlah murid itu senantiasa ditanya mengapa, sampai ia menyadari bahwa ia sendiri diharapkan untuk memberikan alasan yang tepat bagi pendapatnya. Tetapi hendaknya anak itu juga mengerti dengan jelas bahwa alasan-alasan itu harus sesuai dengan bahan yang sedang dipelajari. 6. Berusahalah menjadikan murid itu seorang "penyelidik yang bebas"--seorang yang mempelajari masalah kehidupan dan mencari kebenaran. Kembangkan dalam dirinya kebiasaan untuk menyelidik dengan lebih mendalam. 7. Bantulah ia untuk menguji pengertian-pengertiannya guna mengetahui apakah sudah persis seperti apa yang diajarkan menurut kemampuannya. 8. Berusahalah senantiasa mengembangkan sikap murid itu untuk menghormati kebenaran sebagai sesuatu yang mulia dan abadi. 9. Ajarlah murid-murid untuk membenci kepalsuan, perselisihan kata, serta menjauhinya. Bahan diedit dari sumber: Judul buku : Tujuh Hukum Mengajar Judul artikel: Hukum yang Bersangkutan dengan Proses Mengajar Penulis : John Milton Gregory Penerbit : Gandum Mas, Malang Halaman : 102 - 104, 126 - 129, 133 - 134, 142 - 144 -=- TIPS -=- BELAJAR YANG AKTIF ================== Anak-anak tidak akan bisa dengan aktif menerapkan pelajaran yang diajarkan kepada mereka secara pasif. Pembelajaran yang berdampak pada perubahan persepsi dan tingkah laku harus melibatkan murid secara aktif. Dengan berpartisipasi dalam proses belajar, seorang anak akan memiliki, memberi diri, atau menginternalisasikan kebenaran Alkitab untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana guru bisa menyediakan kesempatan belajar yang seperti ini? Kegiatan-kegiatan yang berguna dapat dirancang untuk mengenalkan tujuan pelajaran pada saat ia terkait dengan sifat-sifat dan kebutuhan tertentu dari murid di satu kelompok usia. Semakin kelima indera digunakan, semakin besar pula keterlibatan murid dan tingkat ingatan mereka. Penelitian membuktikan bahwa murid-murid hanya mengingat 10% dari apa yang mereka dengar dan 20% dari apa yang mereka baca (Teacher Training Pocket, dipresentasikan selama seminar di International Center for Learning, Ventura, California, 1976). Karena ceramah dan membaca adalah dua metode mengajar yang paling umum dalam pelayanan pendidikan, persentase kedua metode ini agak menyedihkan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan indera penglihatan mendorong peningkatan pembelajaran sampai 10%. Kombinasi melihat dan mendengar mendorong semua persentase sampai dengan 50%! Guru tidak harus mengakhiri pelajaran dan menyuruh murid-muridnya pulang dengan hanya mengingat separuh dari apa yang telah mereka lihat dan dengar. Jika seorang murid telah cukup memahami suatu pelajaran dan dapat mengungkapkannya kembali sesuai dengan perbendaharaan kata yang dimiliki oleh anak-anak seusia mereka, artinya dia akan dapat mengingat 70% dari informasi tersebut. Murid yang tidak hanya dapat mengatakan sebuah konsep dengan kata-katanya sendiri, tetapi juga aktif terlibat dalam pembelajarannya memiliki tingkat penguasaan yang lebih besar lagi, yaitu 90%. Apa yang akan terjadi jika seorang pelatih renang menyuruh murid- muridnya ke pantai setelah murid-muridnya hanya diberi satu kali pelajaran tentang berenang? Murid-murid yang bahkan belum pernah membasahi kaki mereka sekalipun itu akan segera tenggelam! Mengapa kita harus mengharapkan murid-murid kita menerapkan firman Allah dalam kehidupan mereka semata-mata sebagai dasar dari pelajaran? Untuk memperlengkapi mereka, kita harus menyediakan pengajaran yang tidak hanya meningkatkan pemahaman murid tentang kebenaran Alkitab tetapi agar mereka juga tahu bagaimana melakukannya serta memiliki keinginan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan yang mengajarkan kebenaran Alkitab dapat melibatkan kesenian, menulis kreatif, drama, diskusi, permainan, penelitian, buku-buku, musik, alam -- tidak ada batasan. Keberhasilan penggunaan suatu kegiatan tergantung apakah guru memilih kegiatan yang sesuai dan mengikuti petunjuk-petunjuk berikut ini untuk melaksanakannya. 1. Kegiatan harus sesuai dengan tingkat usia. Meneliti adalah kegiatan yang cocok untuk anak-anak sekolah dasar tingkat atas, tetapi kegiatan ini tidak cocok untuk anak-anak yang masih kecil. Di lain pihak, kegiatan seni memungkinkan kegiatan yang cocok untuk semua tingkat usia. Para guru harus tahu persis kemampuan dan minat murid-muridnya sehingga mereka dapat memilih kegiatan dengan bijaksana. 2. Kegiatan harus berkaitan dengan pelajaran. Semua segi pelajaran harus berfokus pada temanya. Setiap lagu, proyek, atau permainan yang tidak menghubungkan murid dengan tujuan pelajaran justru menganggu! Anak-anak yang masih kecil menyukai lagu-lagu yang sering mereka dengar, jadi jika lirik tidak sesuai dengan tujuan pelajaran, guru yang banyak akal seharusnya berani untuk menulis ulang dan menggunakan nada tersebut. 3. Kegiatan harus bervariasi. Anak-anak memiliki gaya belajar dan kecenderungan yang berbeda- beda. Murid yang berorientasi pada pendengaran dapat mengatur dengan baik pelajaran, cerita, dan sumber-sumber yang direkam. Mereka menikmati diskusi, debat, dan panel. Murid yang orientasinya pada apa yang dilihat akan menikmati gambar/lukisan, batas waktu, peta-peta, dan grafik. Beberapa anak dapat belajar dengan sangat baik ketika mereka dapat aktif secara fisik. Menggunakan berbagai kegiatan menjamin setiap jenis murid mendapatkan kesempatan untuk berhasil. Karena murid yang paling aktif sekalipun dapat menjadi bosan jika melakukan kegiatan yang sama selama berminggu-minggu, guru perlu memiliki banyak pilihan lagu-lagu, sandiwara/opera. MENGGUNAKAN KEGIATAN-KEGIATAN BELAJAR Anda dapat menggunakan kegiatan-kegiatan belajar untuk hal-hal di bawah ini. 1. Menunjukkan konsep yang abstrak. "Pelajaran hari ini adalah tentang berbagi/sharing. Di piring ini ada cukup kue untuk semua orang yang ada di meja kita. Cara apa yang paling adil untuk membagikan kue ini kepada semua yang ada di sini?", 2. Membangun kemampuan sosial, percakapan, dan membuat keputusan. "Kalian bertiga telah dipilih untuk melakukan proyek penelitian. Marilah kita bahas bagaimana kalian akan membagi tugas supaya proyek ini dapat diselesaikan tepat waktu.", 3. Fokuskan perhatian murid pada tema pelajaran. "Pada saat pertama kali kalian datang ke kelas ini, saya menyuruh kalian untuk mencari boneka domba ini. Cerita hari ini adalah tentang seorang gembala yang harus mencari dombanya yang hilang. Menurut kalian, bagaimana perasaan gembala ini ketika akhirnya dia menemukan dombanya?", 4. Sediakan penyaluran yang berguna untuk kreatifitas anak. "Sekarang kalian telah mendengarkan cerita tentang orang Samaria yang baik hati, kalian boleh melakukan salah satu dari pilihan ini, bergabung dalam kelompok drama dan membuat versi modern dari cerita ini atau kalian boleh pergi ke ruang seni dan membuat ilustrasi cerita tersebut." Untuk pelaksanaan kegiatan belajar yang efektif, seorang guru harus melakukan hal-hal seperti berikut. 1. Memberikan perintah yang jelas dan urut. Anak yang lebih dewasa dapat mengikuti daftar perintah yang ditulis jika perintah tersebut diutarakan dengan jelas. Anak-anak yang lebih muda perlu diarahkan melalui suatu kegiatan secara bertahap. 2. Arahkan kegiatan kepada tujuan pelajaran melalui percakapan yang terarah. Guru harus merencanakan pertanyaan-pertanyaan yang akan memfokuskan perhatian murid pada tujuan pelajaran. Percakapan yang terarah dapat mengarahkan murid pada penemuannya sendiri akan sebuah konsep--ini langkah positif terhadap daya ingat! 3. Berikan dukungan pada kreativitas murid. Murid-murid benar-benar termotivasi ketika mereka dapat menyumbangkan ide-ide mereka sendiri pada suatu kegiatan. Guru harus selalu ingat, proses mempelajari suatu konsep adalah lebih penting daripada menjaga supaya ruang kelas tetap bersih. Ketika seorang guru memberikan perintah untuk suatu kegiatan, dia harus menyediakan berbagai pilihan sebanyak mungkin supaya murid dapat terlibat. 4. Sesuaikan kegiatan dengan kebutuhan khusus kelas tersebut. Sumber-sumber dan bimbingan yang disiapkan secara profesional selalu mempertimbangkan kemampuan dan minat kekhasan suatu kelompok usia. Guru yang individual perlu menyesuaikan kegiatan- kegiatan ini untuk memenuhi kebutuhan unik murid mereka sendiri. Jika panduan kurikulum untuk suatu kelas atau kelompok tidak menyediakan kegiatan untuk memperkuat tujuan setiap pelajaran, guru mungkin perlu ke toko buku Kristen atau toko peralatan pendidikan untuk mendapatkan buku panduan kegiatan. Beberapa kegiatan membutuhkan perlengkapan dan peralatan. Dalam hal ini, sistem ruang bahan di gereja--biasanya untuk organisasi atau gudang--dapat mengurangi sampah dan kerugian sambil menghemat uang dengan pembelanjaan yang penting. Beberapa kegiatan membutuhkan kemampuan mengajar. Guru harus dapat menerima pelatihan mengajar melalui pelatihan rutin--rapat perencanaan. Pembelajaran yang aktif membutuhkan lebih banyak usaha dari guru daripada program belajar lainnya. Melakukan satu kegiatan membutuhkan waktu dalam hal perencanaan, mengatur, dan melaksanakannya. Mungkin akan lebih cepat dan lebih ringan jika murid disuruh berbaris saja dan guru membacakan peraturan dari buku panduan, tetapi investasi waktu dan usaha seorang guru akan terbayar dengan setimpal karena tugas murid dibuat lebih mudah ketika dia dapat berpartisipasi aktif dalam menemukan kebenaran Allah. (t/Ratri) Bahan diterjemahkan dari sumber: Judul buku : The Complete Handbook for Children`s Ministry Judul artikel: Active Learning Penulis : Dr. Robert J. Choun dan Dr. Michael S. Lawson Penerbit : Thomas Nelson Publishers, Nashville, USA 1993 Halaman : 61 - 65 -=- BAHAN MENGAJAR -=- DAPATKAH SAYA MENYEMBUNYIKAN DIRI DARI ALLAH? ============================================= "Mari kita bermain petak umpet," kata Emi kepada ibu. "Saya akan bersembunyi dan Ibu mencari saya." Ibu tersenyum ketika Emi berlari mengelilingi rumah. Ia tahu bahwa Emi akan bersembunyi di tempat kesukaannya di balik sebuah pohon. Ibu berpura-pura melihat ke sana ke mari. Tetapi tak lama kemudian ibu berseru, "Ketemu!" "Bagaimana Ibu bisa menemukan saya begitu cepat?" tanya Emi. Renungan Singkat tentang Menyembunyikan Diri -------------------------------------------- 1. Bagaimanakah ibu bisa menemukan Emi begitu cepat? Menurut kamu, apakah yang dikatakan ibu kepada Emi? 2. Apakah ibu akan menemukan Emi secepat itu seandainya Emi adalah anak tetangga atau anak orang lain? Apakah ibu akan tahu ke mana ia harus mencari? Mengapa tidak? "Ibu dapat menemukan kamu karena saya mengenalmu," kata ibu. "Ibu tahu di mana kamu biasanya bersembunyi." "Menurut Ibu, apakah Allah juga dapat menemukan saya secepat yang dilakukan Ibu?" tanya Emi. "Tentu lebih cepat lagi dari itu," kata ibu. "Ia mengenal masing- masing kita. Ia tahu apa yang kita pikirkan dan ke mana kita mencoba menyembunyikan diri dari Dia. Itulah sebabnya, kita tidak dapat menyembunyikan diri dari Allah." Dan itu pula alasan mengapa kita tidak boleh mencoba menyembunyikan diri dari Allah, bukan? Renungan Singkat tentang Allah dan Kamu --------------------------------------- 1. Pernahkah kamu mencoba menyembunyikan diri dari Allah? Pernahkah kamu melakukan sesuatu yang tidak ingin dilihat oleh Allah? Pernahkah kamu berharap agar Allah tidak melihat hal itu? 2. Pernahkah kamu berhasil menyembunyikan diri dari Allah? Mengapa tidak? Bacaan Alkitab: --------------- Mazmur 139:1-12 Kebenaran Alkitab: ------------------ Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu? Ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? (Mazmur 139:7) Doa: ---- Ya, Allah, saya tahu bahwa saya tidak dapat menyembunyikan diri dari-Mu. Oleh karena itu, ajarlah saya melakukan hal-hal yang Engkau kehendaki agar saya tidak akan lari atau bersembunyi dari-Mu. Dalam nama Yesus, Amin! Bahan diedit dari sumber: Judul buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-Anak Penulis : V. Gilbert Beers Penerbit : Kalam Hidup, Bandung 1986 Halaman : 138 - 139 -=- WARNET PENA -=- SEKOLAH MINGGU--GKJ TANJUNG PRIOK ================================= http://www.gkjtp.org/ Selain menjadi tempat interaksi bagi jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Tanjung Priok, situs GKJ Tanjung Priok juga menyediakan berbagai bahan bacaan Kristen yang bermanfaat dan membangun iman Anda kepada Tuhan. Salah satu kategori bahan yang ada ialah Sekolah Minggu. Pada kategori ini Anda akan menemukan dua artikel mengenai Robert Raikes dan mengenai keengganan anak untuk datang ke sekolah minggu. Kategori ini dapat Anda temukan di menu "Artikel" yang terletak di sebelah kanan atas Situs GKJ Tanjung Priok. [Sumber: Publikasi ICW edisi 1051, 2005 Arsip : http://www.sabda.org/publikasi/icw/1051/ ] -=- DARI ANDA UNTUK ANDA -=- Dari: "James Sunarjadjaja Widirga" <James.Widirga(at)xxxxx> >Syalom Bp/Ibu, >Saya ingin mempublikasikan acara Seminar/Konferensi dan Workshop >Pelayanan Anak INDOFEST 2006 yg bertempat di Gedung Pusat Niaga >Lantai 6, Arena Pekan Raya Jakarta dan berlangsung tgl. 15-16 Sept >,2006. Mohon bantuan Bp/Ibu agar publikasi ini dapat disampaikan >melalui e-BinaAnak. >Untuk informasi dan pendaftaran, silahkan menghubungi Yenny atau >Erna di No. Telepon 021-58903106. Formulir pendaftaran dan >Informasi detail ada di ==> http://www.gbiprj.org >Terima kasih. Tuhan Memberkati >James S. Widirga Redaksi: Terima kasih atas infonya. Bagi rekan-rekan yang berminat untuk mengikuti acara tersebut, silakan segera mendaftar. Kami menanti "sharing" dari rekan-rekan sekalian dan juga dari Sdr. James yang berpartisipasi dalam acara tersebut :) -=- MUTIARA GURU -=- Berkumpul bersama adalah suatu awal; tetap bersama adalah kemajuan; bekerja bersama adalah keberhasilan. - Henry Ford - ---------------------------------------------------------------------- Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://ylsa.sabda.org/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Alamat Berhenti : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |