Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/289 |
|
e-BinaAnak edisi 289 (20-7-2006)
|
|
______________________________e-BinaAnak______________________________ Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak ================================================== Daftar Isi: 289/Juli/2006 ---------- - SALAM DARI REDAKSI - ARTIKEL : Anak Sekolah Minggu dan Keluarganya yang Belum Percaya - TIPS : Melayani Anak dalam Keluarga yang Belum Percaya - BAHAN MENGAJAR : Keselamatan: Tak Lagi Tersesat - WARNET PENA : Mewarnai Gambar Injil -- GKI Samanhudi - STOP PRESS! : Peluncuran Publikasi Baru YLSA - MUTIARA GURU ---------------------------------------------------------------------- Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ====================================================================== -=- SALAM DARI REDAKSI -=- Pendidikan rohani bukan hanya tanggung jawab sekolah minggu saja. Sebagai tempat di mana anak menghabiskan sebagian besar waktunya, keluarga seharusnya menjadi tempat yang paling banyak memperkenalkan kebenaran firman Tuhan. Tetapi bagaimana jika ternyata murid sekolah minggu Anda berasal dari keluarga yang belum percaya atau belum mengenal Yesus? Apakah itu berarti pendidikan rohani mereka menjadi tanggung jawab sekolah minggu dan gereja? Melalui sajian tulisan edisi minggu ini kita akan melihat bagaimana hal ini seharusnya ditangani, khususnya oleh sekolah minggu. Dan melalui sajian ini biarlah, sekolah minggu dapat mulai memberikan waktu untuk memikirkan langkah lebih lanjut dalam menangani hal ini. Selamat melayani! Redaksi e-BinaAnak, Davida "Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." (Kisah Para Rasul 16:31) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Kisah+16:31 > -=- ARTIKEL -=- ANAK SEKOLAH MINGGU DAN KELUARGANYA YANG BELUM PERCAYA ====================================================== Kenyataan bahwa tidak semua anak sekolah minggu memiliki orang tua atau keluarga yang sudah mengenal Yesus tampaknya sering tidak disadari. Kebanyakan justru beranggapan bahwa setiap anak yang mengikuti sekolah minggu pasti berasal dari keluarga yang telah mengenal Yesus. Padahal anggapan demikian tidak sepenuhnya benar. Malahan anggapan seperti itu dapat mengakibatkan sekolah minggu cenderung tidak memerhatikan latar belakang keluarga anak karena menganggap setiap anak mendapatkan pendidikan rohani yang sama di rumah. Biasanya anak-anak yang keluarganya belum mengenal Yesus bisa masuk dan menjadi murid sekolah minggu karena beberapa alasan. Yang pertama karena ajakan temannya. Anak-anak sangat suka berkumpul dan bermain bersama. Dengan motif agar bisa terus bersama teman- temannya, akhirnya dia mengikuti kelas sekolah minggu. Bisa juga karena anak tersebut bersekolah di sekolah Kristen. Pada umumnya, sekolah Kristen mengharuskan seluruh murid mengikuti pelajaran agama Kristen dan salah satu tugasnya adalah mengikuti ibadah sekolah minggu. Orang tua yang memasukkan anak mereka ke sekolah Kristen biasanya sudah mengetahui peraturan ini sehingga tidak keberatan anak mereka pergi ke sekolah minggu. Selain itu, keberadaan anak tersebut di sekolah minggu bisa saja sebagai hasil penginjilan para guru sekolah minggu, pendeta, anggota jemaat, keluarga mereka yang sudah percaya, atau bahkan anak sekolah minggu yang lain. Karena melalui penginjilan, anak tersebut sepenuhnya sadar mengapa mereka ada dalam kelas sekolah minggu. Anak-anak yang tanpa sengaja berada dalam kelas sekolah minggu, entah karena diajak atau karena peraturan, kemungkinan tinggal dalam keluarga yang tidak terlalu mengekang pergaulan. Anak-anak tersebut boleh mengikuti ibadah sekolah minggu tanpa keluarganya meributkan hal tersebut, khususnya bagi mereka yang memang bersekolah di sekolah Kristen. Bagi anak yang datang sebagai akibat dari penginjilan, bisa saja keluarganya tidak setuju. Mungkin saja ia terpaksa datang ke sekolah minggu dengan sembunyi-sembunyi atau bahkan membohongi keluarga mereka. Mengapa sekolah minggu harus mengetahui latar belakang kehidupan rohani keluarga tiap anak? Setiap anak yang ada dalam kelas sekolah minggu merupakan jiwa-jiwa berharga di mata Tuhan. Keberadaan mereka di dalam kelas bukan karena kebetulan dengan beberapa alasan yang sudah disebutkan di atas. Ada maksud dan rencana Tuhan yang indah untuk mereka sehingga mereka harus dibawa untuk semakin dewasa dalam pengenalan akan kasih dan keselamatan dalam Yesus. Namun, sekolah minggu tidak dapat dijadikan satu-satunya tempat pembinaan rohani bagi anak-anak. Selain keterbatasan waktu ibadah, sekolah minggu bukanlah tempat di mana anak paling banyak menghabiskan waktunya. Justru di tengah keluargalah anak paling banyak menghabiskan waktu. Oleh karena itu, keberadaan keluarga sebagai tempat pembinaan rohani yang ideal bagi anak mutlak dibutuhkan. Anak yang berasal dari keluarga yang sudah mengenal Yesus tentu akan menerima pendidikan rohani mengenai kebenaran firman Tuhan dari orang tuanya. Namun, yang menjadi masalah ialah anak-anak yang justru berasal dari keluarga yang belum mengenal kebenaran dan keselamatan di dalam Yesus. Mereka tidak dapat menikmati pembinaan rohani dari keluarganya. Oleh karena itu, tanggung jawab besar justru diemban sekolah minggu. Mau tidak mau pihak sekolah minggu harus sepenuhnya mengemban pembinaan rohani anak tersebut. Hal inilah yang menuntut para pelayan sekolah minggu untuk mengetahui latar belakang rohani keluarga murid-muridnya dengan jelas. DAMPAK KELUARGA YANG BELUM PERCAYA Bagi Anak --------- Beberapa dampak yang bisa timbul bagi anak sekolah minggu jika keluarga mereka belum percaya antara lain sebagai berikut. 1. Anak lambat dalam mengalami pendewasaan rohani. Karena orang tua tidak mengenal Yesus, pendidikan mengenai kehidupan Kristen hanya mereka dapatkan di sekolah minggu atau pendidikan agama di sekolah. Padahal sekolah minggu hanya diadakan satu kali dalam satu minggu. Dan meskipun mereka belajar agama di sekolah, sebagian besar pelajaran itu hanya bertujuan untuk pengetahuan saja. Akibatnya, anak mengalami pertumbuhan rohani yang lambat. 2. Anak kurang memiliki sikap hidup yang sesuai dengan firman Tuhan. Karena dibesarkan di lingkungan yang tidak mengenal Tuhan, anak yang cenderung punya sifat meniru, bisa memiliki sikap hidup yang sama dengan orang-orang di sekitarnya. Keluarga pasti mendidik anak mereka untuk memiliki sikap hidup yang baik, tetapi sangat mungkin sikap hidup baik yang mereka tanamkan dalam diri anak mereka berbeda dengan prinsip kebenaran firman Tuhan. 3. Anak mengalami kebingungan untuk mengerti kebenaran firman Tuhan. Pendidikan rohani yang diberikan di sekolah minggu dan dalam keluarga tentunya bisa sangat berbeda, bahkan bertolak belakang. Misalnya saja, di sekolah minggu diajarkan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, sedangkan dalam keluarga Yesus hanya dianggap sebagai seorang Nabi bukan Tuhan. Hal tersebut pasti akan sangat membingungkan mereka. Bagi Sekolah Minggu ------------------- Bukan hanya berdampak pada anak, keluarga anak sekolah minggu yang belum percaya akan berdampak pula bagi pelayanan sekolah minggu. 1. Pembuatan kurikulum mengajar. Jika dalam sekolah minggu ada anak yang memiliki keluarga yang belum percaya, program mengajar atau rencana kurikulum tentunya harus disesuaikan. Pengurus harus mencari strategi yang tepat untuk bisa mengajar semua anak, baik yang mendapat pendidikan rohani dengan baik maupun yang tidak. Tentu saja kebutuhan pendidikan rohani anak dari latar belakang keluarga yang berlainan akan berbeda pula. 2. Harus ada penanganan secara khusus bagi anak-anak tertentu. Anak-anak yang besar dalam lingkungan keluarga yang belum percaya mungkin akan memiliki beberapa karakter yang tidak sesuai dengan firman Tuhan -- tergantung karakter keluarga atau lingkungan sekitarnya. Anak-anak seperti ini sangat memerlukan penanganan khusus apabila mereka melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kelas sekolah minggu. Penanganan secara pribadi mungkin juga perlu bagi mereka. Tentu saja ini merupakan tugas yang juga penting untuk dilakukan para guru selain hanya sekedar mengajar. Penanganannya tidak bisa secara spontan, tetapi perlu pemikiran dan pergumulan pula. 3. Sekolah minggu harus mengambil peran keluarga untuk mengenalkan anak pada kebenaran firman Tuhan. Hal ini juga memerlukan penanganan khusus. Hambatannya, banyak guru sekolah minggu yang tidak punya waktu untuk pelayanan ini selain mengajar di kelas. Di lain pihak, anak dengan kasus tersebut membutuhkan pendekatan, bimbingan, dan perhatian secara pribadi. 4. Menghadapi penolakan dari keluarga. Jika anak sekolah minggu datang ke sekolah minggu dengan sembunyi-sembunyi atau tanpa izin dari keluarga, kemungkinan akan terjadi masalah antara keluarga dengan sekolah minggu atau gereja. Dari pihak keluarga bisa timbul reaksi negatif jika mengetahui anak mereka mengikuti kegiatan sekolah minggu. Sekolah minggu bekerja sama dengan gereja, harus bersiap menghadapi hal ini. Sekolah minggu harus menanggulangi dampak-dampak tersebut. Penanggulangan itu di antaranya lewat pengadaaan program pendidikan rohani tambahan. Program tersebut dapat dilakukan di luar kelas, tidak hanya ketika sekolah minggu berlangsung. Selain itu, komitmen untuk mengasihi anak-anak seperti Yesus mengasihi mereka, kerelaan untuk mengorbankan waktu, tenaga, dan sebagainya akan menjadi kunci utama untuk menghadapi dampak-dampak tersebut. [Oleh: Davida] -=- TIPS -=- MELAYANI ANAK DALAM KELUARGA YANG BELUM PERCAYA =============================================== Kegelisahan seharusnya ada dalam benak setiap pelayan anak saat mengetahui bahwa anak didiknya hidup dalam lingkungan yang belum mengenal Kristus, khususnya jika mereka mendapat perlawanan dalam pertumbuhan iman mereka. Kekhawatiran tersebut kiranya dapat menjadi motivasi untuk bergumul dan menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan kekuatan rohani mereka di tengah-tengah keluarga yang belum mengenal arti keselamatan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melayani anak-anak dan keluarga dengan kasus tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Mengadakan pertemuan pribadi dan rutin. --------------------------------------- Seperti yang sudah kita ketahui, kelas sekolah minggu mungkin tidak cukup memberikan pengetahuan rohani dan kedewasaan iman kepada mereka. Sekolah minggu harus dapat memenuhi kebutuhan ini di luar jam sekolah minggu. Bisa dengan mengadakan kunjungan ke rumah mereka. Sebelumnya, "selidiki" dulu keluarganya, apakah keluarganya bisa terbuka dengan kedatangan kita. Selidiki juga tanggapan lingkungan sekitar terhadap kedatangan orang yang belum dikenal. Jika keluarga menanggapi dengan baik, program sekolah minggu bisa dilanjutkan. Jika keluarga ternyata kurang memberikan respon yang baik atau ternyata anak sembunyi-sembunyi datang ke sekolah minggu, bisa diatur pertemuan di luar rumah. Tempatnya bisa di gereja, di rumah guru, atau seusai ibadah sekolah minggu. Kasus seperti ini memerlukan pembicaraan khusus dengan gereja agar bisa dicari cara menghadapi respon negatif dari pihak keluarga. 2. Memberikan tugas-tugas di rumah. -------------------------------- Siapkan tugas-tugas khusus yang membuat anak menggali Alkitab. Tugas-tugas itu bisa berupa pertanyaan-pertanyaan refleksi, laporan bacaan Alkitab, membuat tulisan kesaksian, dll. 3. Meminjamkan buku-buku rohani untuk anak. ---------------------------------------- Jika di gereja ada perpustakaan, doronglah anak-anak tersebut meminjam buku dan pilihkan buku yang baik sesuai dengan kebutuhan rohani mereka. Jika ada dana, belikan anak-anak tersebut buku renungan harian anak sebagai alat bantu untuk bersaat teduh. 4. Mengadakan acara-acara khusus yang melibatkan keluarga. ------------------------------------------------------- Sekolah minggu bisa mengadakan acara khusus yang melibatkan orang tua. Untuk keluarga yang terbuka kemungkinan mereka bersedia untuk menghadiri acara seperti ini. Di ajang ini mereka bisa melihat bagaimana anak mereka dalam kegiatan sekolah minggu. Jadi, mereka yakin bahwa keputusan untuk memperbolehkan anak mereka untuk terus datang beribadah tidaklah salah. Sementara itu, keluarga yang tertutup membutuhkan pendekatan yang lebih serius dan bertahap. 5. Bekerja sama dengan gereja. --------------------------- Fokus sekolah minggu sebaiknya untuk melayani anak-anak, khususnya anak-anak dengan keluarga yang belum percaya. Tugas penginjilan untuk keluarga sebaiknya diserahkan kepada gereja. Tentu saja tidak berarti pihak sekolah minggu lepas tangan. Anak dan keluarganya tidak bisa dipisahkan. Artinya, harus ada program berkesinambungan antara pelayanan untuk anak dan penginjilan untuk keluarganya. 6. Pergumulkan dan doakan masalah ini bersama-sama. ------------------------------------------------ Jangan bekerja sendiri-sendiri. Bergumul bersama dengan seluruh pelayan anak di gereja dan berdoa syafaat untuk setiap anak merupakan kekuatan utama untuk melayani mereka. Kurangnya waktu dan perhatian guru terhadap masalah ini biasanya menjadi hambatan utama untuk masalah ini. Saran-saran bisa disampaikan, tetapi pelaksanaannya tergantung bagaimana guru melihat betapa pentingnya jiwa setiap anak-anak yang dilayani. Kita patut bersyukur untuk setiap anak yang mendapatkan pendidikan firman Tuhan yang baik dalam keluarganya. Demikian pula untuk setiap anak yang tidak mendapatkan hal tersebut, karena untuk itulah Anda dipanggil dan dipakai-Nya untuk merangkul dan membawa mereka mengenal Juruselamat yang sangat mengasihi mereka. [Oleh: Davida] -=- BAHAN MENGAJAR -=- KESELAMATAN: TAK LAGI TERSESAT ============================== REFLEKSI UNTUK GURU/ORANG TUA Amazing grace, how sweet the sound, (Sangat besar anugerah-Mu,) That saved a wretch like me. (Memberi aku selamat) I once was lost but now am found, (Dulu aku sesat, kini ditemukan) was blind but now I see. (buta dicelikkan.) Seperti syair lagu ini, jika bukan karena anugerah Allah kita tidak hanya tersesat, tetapi juga tidak memiliki visi untuk berbalik kepada Allah. Ada banyak kemungkinan mengapa seseorang tersesat, sesuai pengalaman mereka masing-masing. Mereka yang tersesat secara harfiah mungkin menghabiskan waktu berjam-jam untuk berputar-putar tanpa pernah mencapai tujuan mereka. Selain itu juga, orang-orang terlupakan karena arah hidup atau masa lalu telah membuat mereka terperangkap dalam gangguan mental, kemiskinan, butahuruf, rasisme, kesewenangan, kekerasan, dan ketidakadilan. Banyak dari mereka tetap tersesat karena kita membutakan diri terhadap mereka, kita tidak dapat atau tidak mau peduli terhadap penderitaan mereka atau terhadap sikap diam kita yang mengakibatkan siklus penderitaan ini terus berlangsung. Dalam hal tertentu kita semua telah tersesat. Kita mendirikan tembok penghalang antara diri kita dengan Allah dan dengan orang lain. Tetapi Allah tidak memandang rendah pergumulan hidup kita. Banyak dari perumpamaan yang diungkapkan Yesus berbicara tentang mencari satu mata uang atau seekor domba yang hilang. Allah tidak berhenti mencari sampai mendapatkan kita kembali. Keselamatan harus senantiasa menjadi bagian dinamis dari hidup kita. Setelah diselamatkan, tak sepantasnya kita hanya duduk diam di tepi pantai dan melihat orang lain tenggelam. Kita dipanggil untuk berenang kembali dengan segenap kekuatan kita untuk menolong mereka yang masih terhilang. REFLEKSI UNTUK SELURUH ANGGOTA KELUARGA/KELAS SM Pernahkah kamu merasa tersesat? Mungkin kamu pernah tersesat di tengah karnaval atau turun dari bis dan menjumpai wajah-wajah yang tidak kamu kenal. Untuk sesaat mungkin jantungmu serasa berhenti berdetak dan perut terasa mulas. Namun akhirnya, ketika kamu memandang ke sekeliling, orang tua atau sahabatmu ada di sana, yakni orang-orang yang membuatmu merasa nyaman, aman dan diterima, kamu pun merasa terselamatkan. Tanpa Allah kita semua terhilang. Tanpa Allah kita merasa takut dan terlantar sehingga kita bersikap tidak baik terhadap orang lain. Allah mengerti betapa perlunya kita diselamatkan. Allah mengerti betapa perlunya kita memandang wajah-Nya yang akan membuat kita merasa nyaman, aman, dan diterima. Allah juga mengerti betapa sukarnya kadang-kadang untuk memahami semua ini. Maka Allah mengirim Seseorang yang akan menuntun kita dan membuat kita mengerti. Allah mengirim Seseorang untuk menyelamatkan kita. Allah mengirim Yesus. Hari 1: Yesus Datang untuk Kita (Matius 1:18-23) 1. Apa tujuan dari kelahiran Yesus? 2. Bagaimana Yesus menyelamatkan kamu? Hari 2: Allah Begitu Mengasihi Dunia (Yohanes 3:16-21) 1. Mengapa mereka yang melakukan kejahatan membenci terang? 2. Menurutmu, apa saja yang coba disembunyikan manusia dari Allah? Hari 3: Tiada Nama Lain (Kisah Para Rasul 14:1-12) Petrus dan Yohanes berbicara tentang Injil Yesus Kristus dengan sangat berani. Mereka bersaksi dan menyembuhkan orang sakit. Para pemimpin agama yang menentang Yesus kini mengalahkan perhatian mereka kepada murid-murid-Nya. 1. Menurut Petrus, bagaimana orang timpang itu disembuhkan? 2. Dalam hal apa saja engkau perlu dipulihkan? Sebutkan seorang kenalanmu yang sedang mengalami kesukaran. Sediakan waktu untuk berdoa agar kebutuhannya dapat terpenuhi. Hari 4: Setiap Orang yang Menyebut Nama-Nya (Roma 10:1-13) 1. Bagaimana kita dapat diselamatkan? 2. Ada banyak tradisi perayaan ketika seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan. Bagaimana kamu merayakannya di gerejamu? (Misalnya, apakah gerejamu mengadakan pengakuan di depan jemaat dan baptisan? Apakah gerejamu mengadakan upacara peneguhan?) Hari 5: Hidup Baru di Dalam Kristus (Efesus 2:4-10) 1. Apakah kasih karunia itu? 2. Jika seseorang membelikanmu sebuah hadiah, siapa yang membayarnya? Engkau berhutang apa atas pemberian itu? Hari 6: Tugas Kita (2Petrus 1:3-11) 1. Apa yang perlu kita tambahkan kepada iman kita? 2. Manakah dari hal-hal "yang baik" di atas, yang paling sukar bagimu? Mengapa? AKTIVITAS KHUSUS: MENEMUKAN TERANG Dalam aktivitas ini Anda akan menemukan suatu kebenaran yang menakjubkan, yaitu bahwa terang mengalahkan kegelapan. Anda membutuhkan sebuah kotak (seukuran kotak sepatu atau lebih besar) yang bisa ditutup dan sebatang korek api. Tunjukkan kepada keluarga/murid Anda kotak dan korek api itu. Katakan, "Saya mempunyai sekotak besar kegelapan di sini. Saya juga mempunyai sebatang korek api kecil. Kita akan melakukan eksperimen untuk melihat mana yang lebih kuat, kegelapan atau terang." Perlahan-lahan bukalah penutup kotak kegelapan tadi. Sementara Anda membuka penutupnya, katakanlah, "Awas! Saya membiarkan kegelapan keluar dari kotak saya. Apakah ada yang melihatnya?" Angkatlah kotak itu dan tunjukkan ke setiap orang. Sekarang matikan semua lampu di rumah Anda. Katakan, "Saya menyalakan sebatang korek api yang kecil. Apakah semua dapat melihat terangnya?" Diskusikanlah bahwa Yesus adalah terang dunia. Oleh karena Yesus dan karunia keselamatan-Nya, kita tak lagi tersesat dalam kegelapan. Kita telah ditemukan oleh-Nya. Bahan diedit dari sumber: Judul buku: Belajar Bersama Penulis : Janice Y. Cook Penerbit : Yayasan Gloria, Yogyakarta 1999 Halaman : 137 - 139 -=- WARNET PENA -=- MEWARNAI GAMBAR INJIL -- GKI SAMANHUDI ====================================== http://www.gki-samanhudi.or.id/drawing/acoloring_1.asp Situs resmi GKI Samanhudi Jakarta hadir dengan menyajikan informasi seputar kegiatan gereja serta informasi penting lainnya bagi jemaat. Khusus untuk topik pendidikan dan hiburan bagi anak Anda, coba kunjungi halaman Pojok Kreatif Anak yang terletak pada menu "Keluarga GKI Samanhudi", tepatnya di submenu paling bawah. Halaman ini disediakan untuk anak-anak yang gemar mewarnai gambar. Pada halaman mewarnai gambar-gambar Injil ini ada gambar-gambat yang bisa diwarnai secara langsung dengan alat (tools) yang tersedia. Hasil mewarnai bisa juga disimpan di komputer Anda. Selain itu, di halaman depan bagian bawah, ada beberapa permainan kecil seperti Teka-Teki Silang, Menangkap Injil, dan Pacman. [ Sumber: Publikasi ICW Edisi 1072/2006 Arsip : http://www.sabda.org/publikasi/icw/1072/ ] -=- STOP PRESS! -=- PELUNCURAN PUBLIKASI BARU YLSA ============================== Sebagian besar orang mungkin sudah mengenal Martin Luther sebagai seorang tokoh reformasi gereja. Namun, seberapa banyak orang yang mengetahui pergumulan masa mudanya? Lalu, berapa banyak orang yang mengenal Gregor Mendell, bapak genetika itu, sebagai seorang pastor? Kini melalui Buletin Elektronik "Bio-Kristi" (Biografi Kristiani), yang akan terbit sebulan sekali, Anda dapat mengenal sejumlah tokoh- tokoh Kristen yang berkarya dan memberi dampak yang besar bagi kehidupan manusia. Buletin elektronik baru yang akan diluncurkan oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) pada Agustus 2006 ini selain akan menyajikan artikel yang mengisahkan kehidupan tokoh-tokoh Kristen dari berbagai bidang seperti teologi, ilmu pengetahuan, maupun bidang-bidang sosial lainnya, juga tentang pergumulan mereka dalam menghasilkan karya-karyanya. Nah, jika Anda tertarik segeralah mendaftarkan diri dengan mengirimkan surat ke: ==> < daftar-biokristi(at)sabda.org > -=- MUTIARA GURU -=- Dengan cara apapun seorang anak datang ke kelas Anda, hanya dengan satu cara seorang guru harus menyambutnya, dengan KASIH KRISTUS. ---------------------------------------------------------------------- Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ====================================================================== Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Alamat Berhenti : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ------------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU --------------
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |