Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/281 |
|
e-BinaAnak edisi 281 (24-5-2006)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: 281/Mei/2006 ---------- ^o^ SALAM DARI REDAKSI ^o^ ARTIKEL (1) : Guru sebagai Motivator ^o^ ARTIKEL (2) : Motivasi Kebutuhan ^o^ ARTIKEL (3) : Masalah Motivasi Belajar ^o^ BAHAN MENGAJAR : Apakah Gunanya Bersikap Sopan Itu? ^o^ WARNET PENA : National Children`s Ministries Agency ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Ucapan Syukur ^o^ MUTIARA GURU ^o^---------------------------------------------------------------^o^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ^o^ SALAM DARI REDAKSI Salam kasih, Sebagai seorang guru sekolah Minggu, hati kita pasti ikut sedih jika melihat anak-anak sekolah Minggu tidak antusias dalam memuji atau mendengarkan Firman Tuhan. Walaupun anak-anak ini tidak nakal, duduk manis, dan sangat sopan, tetapi akan sangat mengganggu jika ibadah yang sedang dilaksanakan tidak dapat menarik perhatian mereka. Dari pengalaman jelas terlihat bahwa guru memang memegang peranan besar dalam memotivasi anak-anak yang dilayaninya untuk memuji Tuhan dengan lebih antusias atau memberikan respon dalam mendengarkan cerita. Nah, bagaimana guru dapat memberikan perannya sebagai motivator, khususnya untuk anak-anak yang pemalu dan masih kurang berani berpartisipasi dalam ibadah? Bagaimana membangkitkan semangat anak-anak supaya dapat memberikan respon yang lebih antusias? Jika gereja atau persekutuan Anda mengalami hal yang sama, maka inilah saat yang tepat bagi Anda untuk belajar bagaimana menjadi seorang motivator yang sangat diperlukan oleh gereja Anda. Selain diperlukan kerja keras dan semangat dari guru sekolah Minggu, hal- hal apa lagi yang bisa dilakukan guru untuk membangkitkan semangat murid-muridnya? Silakan simak tiga Artikel seputar peran guru sebagai seorang motivator pada edisi kali ini. Kami yakin Anda akan mendapat berkat yang berlimpah. Selamat memberikan motivasi bagi murid-murid Anda. Redaksi e-BinaAnak, Davida "Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan." (Keluaran 4:12) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Keluaran+4:12 > ^o^ ARTIKEL -------------------------------------------------------^o^ ^ GURU SEBAGAI MOTIVATOR ^ ====================== Seorang guru Kristen seringkali tidak bersemangat mengajar karena melihat anak didiknya tidak mau belajar. Ternyata masalahnya adalah anak didik tidak memiliki daya penggerak atau motivasi dalam belajar. Ini merupakan masalah yang cukup mendasar bagi guru Kristen dalam proses belajar bagi anak didik. Masalah motivasi ini kurang disadari oleh guru. Seringkali guru menganggap gairah dan semangat belajar ditentukan oleh anak didik itu sendiri. Kalau anak didik kurang bergairah dan tidak memiliki semangat belajar, hal itu disebabkan oleh mereka sendiri. Menghadapi situasi demikian, guru Kristen yang profesional harus menyadari bahwa dirinya juga harus dapat berperan sebagai motivator. Ia adalah seorang yang harus menolong anak didiknya supaya mempunyai hasrat untuk belajar. Sudah menjadi keharusan juga baginya untuk menyiapkan rangsangan yang kuat bagi anak didik untuk mau belajar. Seorang motivator bertugas memberikan inspirasi atau dorongan supaya proses belajar mengajar menyenangkan. Ada dua cara yang dapat dipakai untuk membangkitkan motivasi belajar anak didik. Pertama, guru ikut terlibat dalam kehidupan anak didik. Salah satu bukti guru mengasihi anak didik adalah dengan melibatkan dirinya dalam kehidupan mereka. Kerelaan dan ketulusan guru untuk melayani mereka secara pribadi juga akan mendorong untuk memberikan waktu bagi anak didiknya dan mendengarkan keluh kesah mereka. Ia akan berusaha memahami permasalahan yang dihadapi termasuk juga melakukan kunjungan pribadi. Perbuatan kasih yang demikian akan dirasakan oleh anak didik. Mereka akan mampu membedakan mana perbuatan gurunya yang dilandasi kasih dan mana yang dilakukan dengan kepura-puraan. Dengan tindakan ini, guru sudah berhasil merebut hati anak didiknya sehingga memudahkannya untuk menanamkan motivasi kepada mereka. Cara kedua menyangkut sikap guru di dalam kelas. Upaya seorang guru untuk membangun motivasi yang baik bagi anak didiknya di luar kelas akan rusak jikalau sikapnya di hadapan mereka salah. Mungkin ia memang mengasihi mereka dengan sungguh-sungguh. Namun, sebagian besar pemberian motivasi bergantung pada hubungan guru dengan murid dalam suasana belajar di dalam kelas. Menurut Richards, penunjang lain untuk membangkitkan motivasi anak didik adalah sebagai berikut. 1. Guru harus mengetahui bahwa orang dapat belajar dengan baik sekali apabila pelajarannya disusun menurut pola tertentu sehingga anak didik mengetahui apa yang menjadi sasaran pelajarannya. Mereka pun dapat melihat kemajuan-kemajuan yang harus diperoleh untuk mencapai sasaran itu. 2. Orang dapat belajar dengan baik sekali apabila mereka dapat melihat hubungan antara pelajaran itu dan dirinya sendiri. 3. Orang dapat belajar dengan baik sekali jikalau merasa dapat menguasai isi pelajarannya. 4. Orang dapat belajar lebih baik jikalau melihat manfaatnya dalam kehidupan mereka. Untuk menjadi seorang motivator, seorang guru juga tidak terlepas dari perannya sebagai pengelola kelas. Dia harus memikirkan dan merancang kegiatan di dalam kelas supaya menarik perhatian dan merangsang anak didiknya untuk belajar. Untuk itu pula guru harus melihat diri dan anak didiknya sebagai tim dalam belajar juga sebagai teman sekerja dalam belajar. Sumber diambil dan diedit dari: Judul majalah: Sahabat Gembala, Desember, 1993 Judul artikel: Quovadis Guru Kristen? Penulis : Yoke Tode, S.Th. Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung Halaman : 17 - 18 ^o^ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------^o^ ^ MOTIVASI KEBUTUHAN ^ ================== Peran guru sekolah Minggu sebagai motivator sangat diperlukan karena anak-anak memiliki kebutuhan untuk mendapatkan motivasi. Kebutuhan anak akan motivasi bisa juga disebut dengan motivasi kebutuhan. Motivasi ini mudah ditindaklanjuti karena para murid yang datang kepada gurunya telah dalam keadaan siap untuk belajar. Para murid tahu bahwa dia memiliki kebutuhan tertentu dan sedang mencari pertolongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Mereka ini lapar rohani dan mencari seseorang yang dapat menunjukkan bagaimana memuaskan rasa lapar mereka itu. Mari kita melihat contoh motivasi kebutuhan dalam bidang yang lain. Anggaplah Anda sedang mengajar sebuah kelas teknik pertolongan pertama. Pelajaran hari ini berhubungan dengan CPR (pertolongan pertama dengan memberikan nafas buatan). Ketika murid-murid Anda masuk ke kelas, salah satu dari mereka mendadak terkena serangan jantung. Dalam kepanikan, seorang anak disuruh untuk memanggil bantuan sedangkan anak-anak lain menunggu kedatangan para medis dengan ketakutan. Ketika petugas medis datang, mereka melakukan apa saja semampu mereka untuk menyelamatkan korban. Namun, sudah terlambat. Dalam kesedihan dan frustasi, petugas medis itu kembali kepada anak-anak yang sedang berkerumun. "Mengapa tak seorang pun di sini yang memberikan CPR?" tanya mereka. "Seandainya salah satu dari kalian tahu CPR dan menolong orang ini, mungkin dia masih hidup hingga sekarang." Sekarang bayangkan murid-murid di kelas Anda masuk ke kelas dan menceritakan kepada Anda apa yang telah terjadi. Dengan pengalaman yang baru saja terjadi, Anda tahu bahwa lebih mudah untuk memotivasi mereka supaya belajar teknik CPR. Lewat pengalaman, mereka benar- benar termotivasi oleh perasaan membutuhkan. Anda hanya perlu meresponi kebutuhan itu. Perhatikan bahwa kebutuhan anggota kelas ini tidak berubah; mereka butuh terus belajar CPR. Hanya saja, sekarang mereka membangun kepedulian yang lebih tinggi atas kebutuhan mereka. Dalam istilah kependidikan, suatu kebutuhan nyata telah menjadi kebutuhan yang dirasakan. Oleh sebab itu, para murid itu sendiri tahu kebutuhan mereka dan mereka mencari pertolongan untuk mengatasinya. Jika para guru sekolah Minggu selalu memiliki murid yang merasa membutuhkan, pengajaran akan menjadi sangat mudah. Tetapi kasus seperti ini jarang terjadi. Hasilnya, para guru sekolah Minggu harus mencari cara lain untuk membangkitkan motivasi dalam diri para murid. Hal ini akan membantu para murid untuk mengenali kebutuhan mereka dan membuat keinginan itu menjadi kebutuhan yang dirasakan. Lalu bagaimana itu bisa dilakukan? Beberapa guru tidak memerhatikan pentingnya peranan pengantar pelajaran sekolah Minggu. Padahal tujuan utama pengantar pelajaran sebenarnya adalah untuk membantu para murid supaya menjadi peka terhadap kebutuhan mereka. Dalam memberikan pengantar pelajaran, Anda dapat menceritakan sebuah anekdot, ilustrasi yang Anda buat sendiri, atau suasana yang memerlukan kesimpulan yang dapat memotivasi sebuah kebutuhan. Dengan demikian, para murid akan lebih tertarik untuk berpartisipasi dalam proses belajar. Akhirnya mereka mulai merasakan kebutuhan yang telah Anda, sebagai guru, duga sebagai kebutuhan nyata dalam kehidupan mereka. Tentu saja, ini tidak berarti bahwa kita tahu semua kebutuhan dari setiap murid. Hanya Tuhan yang tahu kebutuhan mereka. Tetapi para guru dapat memahami dan mengarahkan pengajarannya supaya bisa memenuhi kebutuhan murid yang telah Tuhan nyatakan. Sebagai contoh, semua orang perlu mengenal Kristus sebagai Juruselamat. Kita semua harus bertumbuh menjadi orang yang memiliki kedewasaan rohani. Dan kita perlu membangun hubungan dalam tubuh Kristus dan mencari cara untuk melayani orang lain. Kebutuhan lain berhubungan dengan pertumbuhan pribadi atau situasi khusus yang dihadapi murid. Saat anak bertumbuh, mereka memiliki kebutuhan dasar yang berhubungan dengan rekan sebaya dan kedewasaan mereka. Tetapi kebutuhan dasar antara anak yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Guru yang baik mengenal letak kedewasaan tiap anak dan konsekuensi atas kebutuhan mereka. Jadi, semakin seorang guru mengenali muridnya, ia akan semakin peka terhadap masalah khusus dan kebutuhan pribadi anak tersebut. Diterjemahkan dari: Judul buku : Make Your Teaching Count Judul artikel: Need Motivation Penulis : Wisley R. Willis Penerbit : Victor Books, Wheaton, Illinois 1986 Halaman : 48 - 49 e-BA Edisi : 281 ^o^ ARTIKEL (3) ---------------------------------------------------^o^ ^ MASALAH MOTIVASI BELAJAR ^ ======================== Peranan guru berikutnya ialah membangkitkan motivasi dalam diri peserta didiknya agar semakin aktif belajar. Ada dua jenis motivasi, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi pertama, ialah motivasi atau dorongan serta gairah yang timbul dari dalam peserta didik itu sendiri, misalnya ingin mendapat manfaat praktis dari pelajaran, ingin mendapat penghargaan dari teman terutama dari guru, ingin mendapat nilai yang baik sebagai bukti "mampu berbuat". Motivasi kedua mengacu kepada faktor-faktor luar yang turut mendorong munculnya gairah belajar, seperti lingkungan sosial yang membangun dalam kelompok, lingkungan fisik yang memberi suasana nyaman, tekanan, kompetisi, termasuk fasilitas belajar yang memadai dan membangkitkan minat. Bisa saja timbul reaksi dalam diri guru yang bertanya, "Mengapa saya harus pusing dengan soal motivasi?" Jawabannya sederhana. Ada tiga alasan mendasar tentang pentingnya motivasi. a. Watak dan sifat manusia yang membutuhkan dorongan, desakan, dan rangsangan dari sesamanya. "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya" (Ams. 27:17). "Bertolong-tolonganlah kamu menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus," begitu tegas Rasul Paulus (Gal. 6:2). b. Sebagai proses dan upaya apa adanya, sifat perbuatan belajar itu sendiri sangat membutuhkan "suntikan-suntikan" atau dorongan. Kita tahu bahwa dorongan dapat terjadi melalui tantangan ataupun hukuman, serta melalui pujian dan penghargaan. "Kita yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya" (Rm. 15:1-2). c. Tidak ada ukuran satu metode mengajar yang paling baik yang dapat dipakai dalam setiap kesempatan dan jenis kegiatan belajar. Jadi, kalau ada peserta didik yang kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran, guru harus sadar bahwa barangkali metode atau pendekatan yang dipilihnya kurang relevan dan ia harus berusaha mencari metode alternatif. Strategi utama dalam membangkitkan motivasi belajar pada dasarnya terletak pada guru atau pengajar itu sendiri. Menurut McKeachie (1986), kemampuan guru menjadikan dirinya model yang mampu membangkitkan rasa ingin tahu dan kesanggupan dalam diri peserta didik merupakan aset utama dalam membangkitkan motivasi. Oleh karena itu, seorang guru sudah seharusnya mengembangkan beberapa jenis kualitas berikut agar dapat berperan aktif sebagai motivator. 1. Meningkatkan kemampuan yang dapat menampilkan penguasaan bahan atau pengetahuan. Untuk itu, ia harus banyak belajar dan terus belajar melalui berbagai media dan sumber yang terkait dengan bidangnya. Seorang guru yang ahli di bidangnya tidaklah berarti terbebas dari kesalahan, kekurangan, atau kekeliruan. Sama sekali tidak. Namun, janganlah sampai frekuensi kekhilafannya sangat menonjol dalam interaksi dengan peserta didiknya. Janganlah sering terdengar jawaban, "Maaf saya tidak tahu!" ketika berhadapan dengan pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik. Hal demikian akan melemahkan kepercayaan mereka terhadap sang guru. 2. Menunjukkan sikap memahami secara mendalam terhadap perasaan dan pengalaman peserta didik, khususnya yang menyangkut kelemahan maupun kekurangan dalam sikap dan kemampuan akademis. Sikap demikian bukan berarti bahwa guru menyetujui kekurangan atau penyimpangan sikap dan tingkah laku yang ditunjukkan peserta didik. Akan tetapi dengan sikap empati, guru mengharapkan perubahan dalam "kesempatan kedua" yang masih ia berikan kepada peserta didik. 3. Menunjukkan semangat mencintai bidang studi yang digelutinya. Guru-guru "cadangan" yang mengajar dengan kualitas "kurang menguasai" materi pengajaran cenderung melemahkan semangat belajar peserta didiknya. 4. Memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang masih "kabur" atau kurang jelas, dengan bahasa dan sikap yang dapat dimengerti. Tugas ini menyangkut penjelasan yang baik tentang materi pelajaran dan mengenai strategi belajar untuk memperoleh angka yang baik. Ditinjau dari segi iman Kristen, konsep mengenai manusia sebagai pribadi ciptaan Allah, peserta didik berhak mendapatkan informasi dari gurunya tentang bagaimana mereka dapat memperoleh nilai yang memuaskan. Sumber diambil dan diedit dari: Judul buku : Menjadi Guru Profesional Judul artikel: Masalah Motivasi Belajar Penulis : B.S. Sijabad Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993 Halaman : 109 - 112 ^o^ BAHAN MENGAJAR -----------------------------------------------^o^ ^ APAKAH GUNANYA BERSIKAP SOPAN ITU? ^ ================================== Ibu tahu bahwa ada sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi pada saat Slamet masuk ke dalam rumah. "Ada apa?" tanya ibu. "Apakah ada sesuatu yang tidak beres?" "Ketika saya dan teman-teman tadi naik bis kota menuju rumah, kami semuanya duduk," kata Slamet. "Waktu itu masih banyak tempat duduk yang kosong. Tetapi ketika semuanya sudah terisi, seorang wanita masuk dengan membawa banyak bungkusan. Lalu saya memberikan tempat duduk saya kepadanya. Tetapi dua orang dari teman-teman saya menertawakan saya. Kata mereka, tidak ada gunanya saya berbuat begitu. Kamu tidak akan pernah mendapat imbalan apa-apa atas perbuatanmu itu. Benarkah itu, Bu?" Renungan singkat tentang berbuat sopan: --------------------------------------- 1. Apakah yang kamu katakan kepada Slamet ketika ia memberikan tempat duduknya kepada wanita itu? Apakah kamu senang dengan tindakannya itu? Mengapa? 2. Apakah yang akan kamu katakan kepada Slamet seandainya kamu adalah ibunya? Apakah ada gunanya bersikap ramah atau sopan itu? "Itu tergantung dari macam imbalan apa yang kamu harapkan," kata ibu. "Saya berharap wanita itu tidak memberimu uang atas sikapmu yang sopan itu. Sungguh tidak lucu jika kita bersikap sopan demi uang, bukan?" Slamet menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju. Ia memang tidak ingin dibayar karena sikapnya yang sopan. "Kalau begitu, upah lain apakah yang kita inginkan jika kita bersikap sopan kepada seseorang?" tanya ibu. "Wanita itu mengucapkan terima kasih," kata Slamet. "Ia berterima kasih atas sikap saya yang sopan. Ia bahkan tersenyum kepada saya beberapa kali selama dalam perjalanan pulang itu." "Itulah upah lain yang kamu dapatkan," kata ibu. "Kejadian itu membuat kamu senang. Menurut kamu, apakah hal ini juga membuat orang lain merasa senang?" "Saya kira Tuhan Yesus juga merasa senang," kata Slamet. "Jika wanita itu merasa senang, kamu merasa senang, dan Tuhan Yesus juga merasa senang, maka jangan khawatir jika satu atau dua orang dari teman-temanmu menertawakan kamu," kata ibu. Renungan singkat tentang Tuhan Yesus dan kamu: ---------------------------------------------- 1. Mengapakah Tuhan Yesus merasa senang melihat Slamet memberikan tempat duduknya kepada wanita itu? Apakah Tuhan Yesus peduli? 2. Apakah yang telah kamu lakukan hari ini yang menyenangkan hati Tuhan Yesus? Bacaan Alkitab: --------------- 1Petrus 3:8,9 Kebenaran Alkitab: ------------------ Hendaklah kamu hidup dengan damai, ramah, rendah hati satu dengan yang lain (1Petrus 3:8). Doa: ---- Ya Tuhan Yesus, biarlah saya memperlakukan orang lain seperti yang saya inginkan agar dilakukan mereka terhadap saya. Amin. Sumber diedit dari: Judul buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Penulis : V. Gilbert Beers Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 194 - 195 ^o^ WARNET PENA --------------------------------------------------^o^ ^ NATIONAL CHILDREN`S MINISTRIES AGENCY ^ ===================================== http://bgmc.ag.org/files/true-missionary-stories/index.cfm National Children`s Ministries Agency yang merupakan bagian pelayanan dari The Assemblies of God ini menyediakan sejumlah kisah nyata para misionaris yang dilengkapi pula dengan lembaran-lembaran berwarna yang dapat Anda unduh (download). Bahan-bahan dalam situs ini baik untuk dipakai sebagai ide yang dapat dikembangkan untuk mengajarkan mengenai penginjilan dan orang-orang yang terlibat di dalamnya kepada anak-anak sekolah Minggu. Kisah-kisah tersebut dipaparkan dengan bahasa Inggris yang sederhana dan mudah dipahami. Sumber: Situs LINKS - Direktori Kristen URL : http://www.sabda.org/links/detail/bgmcagorg.htm ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA -----------------------------------------^o^ Dari: Daniel Simanjuntak <DSimanjuntak(at)> >Yang kami kasihi, Pengelola milis Bina Anak, >Terpujilah Tuhan Allah yang maha pengasih dan penyayang yang >selalu memberkati kita. Kami berterima Kasih kepada pengelola milis >ini yang secara rutin mengirimkan artikel bacaan kepada kami. >Artikel tersebut sangat bermanfaat bagi kami dalam mencerahkan >pikiran dan selanjutnya ditularkan dalam kesaksian dan pelayanan. >Semoga Tuhan Allah yang maha pengasih senantiasa memberkati >pengelola dan tangan-tangan yang dipakai Tuhan dalam kegiatan >pelayanan ini. >Salam dan Doa, >Daniel Simanjuntak Redaksi: Kami juga memuji Tuhan untuk setiap berkat yang Dia berikan bagi kami dan pelayanan kami di YLSA. Kami juga terus berdoa kiranya pelayanan e-BinaAnak dapat menjadi saluran berkat bagi kemajuan pelayanan rekan-rekan semua. Harapan kami, di lapangan, semua berkat tersebut dapat membangun fondasi pertumbuhan iman jiwa-jiwa kecil yang Tuhan percayakan kepada kita. Selamat melayani. ^o^ MUTIARA GURU -------------------------------------------------^o^ Para guru tidak boleh membiarkan semangatnya tidak menular kepada setiap muridnya. Untuk itu diperlukan motivasi dari setiap guru. - Welni - ^o^---------------------------------------------------------------^o^ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ^o^---------------------------------------------------------------^o^ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Alamat Berhenti : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |