|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-binaanak/281 |
|
e-BinaAnak edisi 281 (24-5-2006)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <><
==================================================
Daftar Isi: 281/Mei/2006
----------
^o^ SALAM DARI REDAKSI
^o^ ARTIKEL (1) : Guru sebagai Motivator
^o^ ARTIKEL (2) : Motivasi Kebutuhan
^o^ ARTIKEL (3) : Masalah Motivasi Belajar
^o^ BAHAN MENGAJAR : Apakah Gunanya Bersikap Sopan Itu?
^o^ WARNET PENA : National Children`s Ministries Agency
^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Ucapan Syukur
^o^ MUTIARA GURU
^o^---------------------------------------------------------------^o^
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
<staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
^o^ SALAM DARI REDAKSI
Salam kasih,
Sebagai seorang guru sekolah Minggu, hati kita pasti ikut sedih jika
melihat anak-anak sekolah Minggu tidak antusias dalam memuji atau
mendengarkan Firman Tuhan. Walaupun anak-anak ini tidak nakal, duduk
manis, dan sangat sopan, tetapi akan sangat mengganggu jika ibadah
yang sedang dilaksanakan tidak dapat menarik perhatian mereka. Dari
pengalaman jelas terlihat bahwa guru memang memegang peranan besar
dalam memotivasi anak-anak yang dilayaninya untuk memuji Tuhan
dengan lebih antusias atau memberikan respon dalam mendengarkan
cerita. Nah, bagaimana guru dapat memberikan perannya sebagai
motivator, khususnya untuk anak-anak yang pemalu dan masih kurang
berani berpartisipasi dalam ibadah? Bagaimana membangkitkan semangat
anak-anak supaya dapat memberikan respon yang lebih antusias?
Jika gereja atau persekutuan Anda mengalami hal yang sama, maka
inilah saat yang tepat bagi Anda untuk belajar bagaimana menjadi
seorang motivator yang sangat diperlukan oleh gereja Anda. Selain
diperlukan kerja keras dan semangat dari guru sekolah Minggu, hal-
hal apa lagi yang bisa dilakukan guru untuk membangkitkan semangat
murid-muridnya? Silakan simak tiga Artikel seputar peran guru
sebagai seorang motivator pada edisi kali ini. Kami yakin Anda akan
mendapat berkat yang berlimpah.
Selamat memberikan motivasi bagi murid-murid Anda.
Redaksi e-BinaAnak,
Davida
"Oleh sebab itu, pergilah,
Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau,
apa yang harus kaukatakan." (Keluaran 4:12)
< http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Keluaran+4:12 >
^o^ ARTIKEL -------------------------------------------------------^o^
^ GURU SEBAGAI MOTIVATOR ^
======================
Seorang guru Kristen seringkali tidak bersemangat mengajar karena
melihat anak didiknya tidak mau belajar. Ternyata masalahnya adalah
anak didik tidak memiliki daya penggerak atau motivasi dalam
belajar. Ini merupakan masalah yang cukup mendasar bagi guru Kristen
dalam proses belajar bagi anak didik.
Masalah motivasi ini kurang disadari oleh guru. Seringkali guru
menganggap gairah dan semangat belajar ditentukan oleh anak didik
itu sendiri. Kalau anak didik kurang bergairah dan tidak memiliki
semangat belajar, hal itu disebabkan oleh mereka sendiri.
Menghadapi situasi demikian, guru Kristen yang profesional harus
menyadari bahwa dirinya juga harus dapat berperan sebagai motivator.
Ia adalah seorang yang harus menolong anak didiknya supaya mempunyai
hasrat untuk belajar. Sudah menjadi keharusan juga baginya untuk
menyiapkan rangsangan yang kuat bagi anak didik untuk mau belajar.
Seorang motivator bertugas memberikan inspirasi atau dorongan supaya
proses belajar mengajar menyenangkan.
Ada dua cara yang dapat dipakai untuk membangkitkan motivasi belajar
anak didik. Pertama, guru ikut terlibat dalam kehidupan anak didik.
Salah satu bukti guru mengasihi anak didik adalah dengan melibatkan
dirinya dalam kehidupan mereka. Kerelaan dan ketulusan guru untuk
melayani mereka secara pribadi juga akan mendorong untuk memberikan
waktu bagi anak didiknya dan mendengarkan keluh kesah mereka. Ia
akan berusaha memahami permasalahan yang dihadapi termasuk juga
melakukan kunjungan pribadi. Perbuatan kasih yang demikian akan
dirasakan oleh anak didik. Mereka akan mampu membedakan mana
perbuatan gurunya yang dilandasi kasih dan mana yang dilakukan
dengan kepura-puraan. Dengan tindakan ini, guru sudah berhasil
merebut hati anak didiknya sehingga memudahkannya untuk menanamkan
motivasi kepada mereka.
Cara kedua menyangkut sikap guru di dalam kelas. Upaya seorang guru
untuk membangun motivasi yang baik bagi anak didiknya di luar kelas
akan rusak jikalau sikapnya di hadapan mereka salah. Mungkin ia
memang mengasihi mereka dengan sungguh-sungguh. Namun, sebagian
besar pemberian motivasi bergantung pada hubungan guru dengan murid
dalam suasana belajar di dalam kelas.
Menurut Richards, penunjang lain untuk membangkitkan motivasi anak
didik adalah sebagai berikut.
1. Guru harus mengetahui bahwa orang dapat belajar dengan baik
sekali apabila pelajarannya disusun menurut pola tertentu
sehingga anak didik mengetahui apa yang menjadi sasaran
pelajarannya. Mereka pun dapat melihat kemajuan-kemajuan yang
harus diperoleh untuk mencapai sasaran itu.
2. Orang dapat belajar dengan baik sekali apabila mereka dapat
melihat hubungan antara pelajaran itu dan dirinya sendiri.
3. Orang dapat belajar dengan baik sekali jikalau merasa dapat
menguasai isi pelajarannya.
4. Orang dapat belajar lebih baik jikalau melihat manfaatnya dalam
kehidupan mereka.
Untuk menjadi seorang motivator, seorang guru juga tidak terlepas
dari perannya sebagai pengelola kelas. Dia harus memikirkan dan
merancang kegiatan di dalam kelas supaya menarik perhatian dan
merangsang anak didiknya untuk belajar. Untuk itu pula guru harus
melihat diri dan anak didiknya sebagai tim dalam belajar juga
sebagai teman sekerja dalam belajar.
Sumber diambil dan diedit dari:
Judul majalah: Sahabat Gembala, Desember, 1993
Judul artikel: Quovadis Guru Kristen?
Penulis : Yoke Tode, S.Th.
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 17 - 18
^o^ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------^o^
^ MOTIVASI KEBUTUHAN ^
==================
Peran guru sekolah Minggu sebagai motivator sangat diperlukan karena
anak-anak memiliki kebutuhan untuk mendapatkan motivasi. Kebutuhan
anak akan motivasi bisa juga disebut dengan motivasi kebutuhan.
Motivasi ini mudah ditindaklanjuti karena para murid yang datang
kepada gurunya telah dalam keadaan siap untuk belajar. Para murid
tahu bahwa dia memiliki kebutuhan tertentu dan sedang mencari
pertolongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Mereka ini lapar
rohani dan mencari seseorang yang dapat menunjukkan bagaimana
memuaskan rasa lapar mereka itu.
Mari kita melihat contoh motivasi kebutuhan dalam bidang yang lain.
Anggaplah Anda sedang mengajar sebuah kelas teknik pertolongan
pertama. Pelajaran hari ini berhubungan dengan CPR (pertolongan
pertama dengan memberikan nafas buatan). Ketika murid-murid Anda
masuk ke kelas, salah satu dari mereka mendadak terkena serangan
jantung. Dalam kepanikan, seorang anak disuruh untuk memanggil
bantuan sedangkan anak-anak lain menunggu kedatangan para medis
dengan ketakutan. Ketika petugas medis datang, mereka melakukan apa
saja semampu mereka untuk menyelamatkan korban. Namun, sudah
terlambat. Dalam kesedihan dan frustasi, petugas medis itu kembali
kepada anak-anak yang sedang berkerumun. "Mengapa tak seorang pun
di sini yang memberikan CPR?" tanya mereka. "Seandainya salah satu
dari kalian tahu CPR dan menolong orang ini, mungkin dia masih hidup
hingga sekarang."
Sekarang bayangkan murid-murid di kelas Anda masuk ke kelas dan
menceritakan kepada Anda apa yang telah terjadi. Dengan pengalaman
yang baru saja terjadi, Anda tahu bahwa lebih mudah untuk memotivasi
mereka supaya belajar teknik CPR. Lewat pengalaman, mereka benar-
benar termotivasi oleh perasaan membutuhkan. Anda hanya perlu
meresponi kebutuhan itu.
Perhatikan bahwa kebutuhan anggota kelas ini tidak berubah; mereka
butuh terus belajar CPR. Hanya saja, sekarang mereka membangun
kepedulian yang lebih tinggi atas kebutuhan mereka. Dalam istilah
kependidikan, suatu kebutuhan nyata telah menjadi kebutuhan yang
dirasakan. Oleh sebab itu, para murid itu sendiri tahu kebutuhan
mereka dan mereka mencari pertolongan untuk mengatasinya.
Jika para guru sekolah Minggu selalu memiliki murid yang merasa
membutuhkan, pengajaran akan menjadi sangat mudah. Tetapi kasus
seperti ini jarang terjadi. Hasilnya, para guru sekolah Minggu harus
mencari cara lain untuk membangkitkan motivasi dalam diri para
murid. Hal ini akan membantu para murid untuk mengenali kebutuhan
mereka dan membuat keinginan itu menjadi kebutuhan yang dirasakan.
Lalu bagaimana itu bisa dilakukan?
Beberapa guru tidak memerhatikan pentingnya peranan pengantar
pelajaran sekolah Minggu. Padahal tujuan utama pengantar pelajaran
sebenarnya adalah untuk membantu para murid supaya menjadi peka
terhadap kebutuhan mereka. Dalam memberikan pengantar pelajaran,
Anda dapat menceritakan sebuah anekdot, ilustrasi yang Anda buat
sendiri, atau suasana yang memerlukan kesimpulan yang dapat
memotivasi sebuah kebutuhan. Dengan demikian, para murid akan lebih
tertarik untuk berpartisipasi dalam proses belajar. Akhirnya mereka
mulai merasakan kebutuhan yang telah Anda, sebagai guru, duga
sebagai kebutuhan nyata dalam kehidupan mereka.
Tentu saja, ini tidak berarti bahwa kita tahu semua kebutuhan dari
setiap murid. Hanya Tuhan yang tahu kebutuhan mereka. Tetapi para
guru dapat memahami dan mengarahkan pengajarannya supaya bisa
memenuhi kebutuhan murid yang telah Tuhan nyatakan. Sebagai contoh,
semua orang perlu mengenal Kristus sebagai Juruselamat. Kita semua
harus bertumbuh menjadi orang yang memiliki kedewasaan rohani. Dan
kita perlu membangun hubungan dalam tubuh Kristus dan mencari cara
untuk melayani orang lain.
Kebutuhan lain berhubungan dengan pertumbuhan pribadi atau situasi
khusus yang dihadapi murid. Saat anak bertumbuh, mereka memiliki
kebutuhan dasar yang berhubungan dengan rekan sebaya dan kedewasaan
mereka. Tetapi kebutuhan dasar antara anak yang satu dengan yang
lain berbeda-beda. Guru yang baik mengenal letak kedewasaan tiap
anak dan konsekuensi atas kebutuhan mereka. Jadi, semakin seorang
guru mengenali muridnya, ia akan semakin peka terhadap masalah
khusus dan kebutuhan pribadi anak tersebut.
Diterjemahkan dari:
Judul buku : Make Your Teaching Count
Judul artikel: Need Motivation
Penulis : Wisley R. Willis
Penerbit : Victor Books, Wheaton, Illinois 1986
Halaman : 48 - 49
e-BA Edisi : 281
^o^ ARTIKEL (3) ---------------------------------------------------^o^
^ MASALAH MOTIVASI BELAJAR ^
========================
Peranan guru berikutnya ialah membangkitkan motivasi dalam diri
peserta didiknya agar semakin aktif belajar. Ada dua jenis motivasi,
yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi pertama,
ialah motivasi atau dorongan serta gairah yang timbul dari dalam
peserta didik itu sendiri, misalnya ingin mendapat manfaat praktis
dari pelajaran, ingin mendapat penghargaan dari teman terutama dari
guru, ingin mendapat nilai yang baik sebagai bukti "mampu berbuat".
Motivasi kedua mengacu kepada faktor-faktor luar yang turut
mendorong munculnya gairah belajar, seperti lingkungan sosial yang
membangun dalam kelompok, lingkungan fisik yang memberi suasana
nyaman, tekanan, kompetisi, termasuk fasilitas belajar yang memadai
dan membangkitkan minat.
Bisa saja timbul reaksi dalam diri guru yang bertanya, "Mengapa saya
harus pusing dengan soal motivasi?" Jawabannya sederhana. Ada tiga
alasan mendasar tentang pentingnya motivasi.
a. Watak dan sifat manusia yang membutuhkan dorongan, desakan, dan
rangsangan dari sesamanya. "Besi menajamkan besi, orang
menajamkan sesamanya" (Ams. 27:17). "Bertolong-tolonganlah kamu
menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus,"
begitu tegas Rasul Paulus (Gal. 6:2).
b. Sebagai proses dan upaya apa adanya, sifat perbuatan belajar itu
sendiri sangat membutuhkan "suntikan-suntikan" atau dorongan.
Kita tahu bahwa dorongan dapat terjadi melalui tantangan ataupun
hukuman, serta melalui pujian dan penghargaan. "Kita yang kuat,
wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita
mencari kesenangan kita sendiri. Setiap orang di antara kita
harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk
membangunnya" (Rm. 15:1-2).
c. Tidak ada ukuran satu metode mengajar yang paling baik yang dapat
dipakai dalam setiap kesempatan dan jenis kegiatan belajar. Jadi,
kalau ada peserta didik yang kurang bergairah dalam mengikuti
pelajaran, guru harus sadar bahwa barangkali metode atau
pendekatan yang dipilihnya kurang relevan dan ia harus berusaha
mencari metode alternatif.
Strategi utama dalam membangkitkan motivasi belajar pada dasarnya
terletak pada guru atau pengajar itu sendiri. Menurut McKeachie
(1986), kemampuan guru menjadikan dirinya model yang mampu
membangkitkan rasa ingin tahu dan kesanggupan dalam diri peserta
didik merupakan aset utama dalam membangkitkan motivasi.
Oleh karena itu, seorang guru sudah seharusnya mengembangkan
beberapa jenis kualitas berikut agar dapat berperan aktif sebagai
motivator.
1. Meningkatkan kemampuan yang dapat menampilkan penguasaan bahan
atau pengetahuan. Untuk itu, ia harus banyak belajar dan terus
belajar melalui berbagai media dan sumber yang terkait dengan
bidangnya. Seorang guru yang ahli di bidangnya tidaklah berarti
terbebas dari kesalahan, kekurangan, atau kekeliruan. Sama sekali
tidak. Namun, janganlah sampai frekuensi kekhilafannya sangat
menonjol dalam interaksi dengan peserta didiknya. Janganlah
sering terdengar jawaban, "Maaf saya tidak tahu!" ketika
berhadapan dengan pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik.
Hal demikian akan melemahkan kepercayaan mereka terhadap sang
guru.
2. Menunjukkan sikap memahami secara mendalam terhadap perasaan
dan pengalaman peserta didik, khususnya yang menyangkut kelemahan
maupun kekurangan dalam sikap dan kemampuan akademis. Sikap
demikian bukan berarti bahwa guru menyetujui kekurangan atau
penyimpangan sikap dan tingkah laku yang ditunjukkan peserta
didik. Akan tetapi dengan sikap empati, guru mengharapkan
perubahan dalam "kesempatan kedua" yang masih ia berikan kepada
peserta didik.
3. Menunjukkan semangat mencintai bidang studi yang digelutinya.
Guru-guru "cadangan" yang mengajar dengan kualitas "kurang
menguasai" materi pengajaran cenderung melemahkan semangat
belajar peserta didiknya.
4. Memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang masih "kabur" atau
kurang jelas, dengan bahasa dan sikap yang dapat dimengerti.
Tugas ini menyangkut penjelasan yang baik tentang materi
pelajaran dan mengenai strategi belajar untuk memperoleh angka
yang baik.
Ditinjau dari segi iman Kristen, konsep mengenai manusia sebagai
pribadi ciptaan Allah, peserta didik berhak mendapatkan informasi
dari gurunya tentang bagaimana mereka dapat memperoleh nilai yang
memuaskan.
Sumber diambil dan diedit dari:
Judul buku : Menjadi Guru Profesional
Judul artikel: Masalah Motivasi Belajar
Penulis : B.S. Sijabad
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993
Halaman : 109 - 112
^o^ BAHAN MENGAJAR -----------------------------------------------^o^
^ APAKAH GUNANYA BERSIKAP SOPAN ITU? ^
==================================
Ibu tahu bahwa ada sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi pada saat
Slamet masuk ke dalam rumah. "Ada apa?" tanya ibu. "Apakah ada
sesuatu yang tidak beres?"
"Ketika saya dan teman-teman tadi naik bis kota menuju rumah, kami
semuanya duduk," kata Slamet. "Waktu itu masih banyak tempat duduk
yang kosong. Tetapi ketika semuanya sudah terisi, seorang wanita
masuk dengan membawa banyak bungkusan. Lalu saya memberikan tempat
duduk saya kepadanya. Tetapi dua orang dari teman-teman saya
menertawakan saya. Kata mereka, tidak ada gunanya saya berbuat
begitu. Kamu tidak akan pernah mendapat imbalan apa-apa atas
perbuatanmu itu. Benarkah itu, Bu?"
Renungan singkat tentang berbuat sopan:
---------------------------------------
1. Apakah yang kamu katakan kepada Slamet ketika ia memberikan
tempat duduknya kepada wanita itu? Apakah kamu senang dengan
tindakannya itu? Mengapa?
2. Apakah yang akan kamu katakan kepada Slamet seandainya kamu
adalah ibunya? Apakah ada gunanya bersikap ramah atau sopan itu?
"Itu tergantung dari macam imbalan apa yang kamu harapkan," kata
ibu. "Saya berharap wanita itu tidak memberimu uang atas sikapmu
yang sopan itu. Sungguh tidak lucu jika kita bersikap sopan demi
uang, bukan?"
Slamet menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju. Ia memang tidak
ingin dibayar karena sikapnya yang sopan.
"Kalau begitu, upah lain apakah yang kita inginkan jika kita
bersikap sopan kepada seseorang?" tanya ibu.
"Wanita itu mengucapkan terima kasih," kata Slamet. "Ia berterima
kasih atas sikap saya yang sopan. Ia bahkan tersenyum kepada saya
beberapa kali selama dalam perjalanan pulang itu."
"Itulah upah lain yang kamu dapatkan," kata ibu. "Kejadian itu
membuat kamu senang. Menurut kamu, apakah hal ini juga membuat orang
lain merasa senang?"
"Saya kira Tuhan Yesus juga merasa senang," kata Slamet.
"Jika wanita itu merasa senang, kamu merasa senang, dan Tuhan Yesus
juga merasa senang, maka jangan khawatir jika satu atau dua orang
dari teman-temanmu menertawakan kamu," kata ibu.
Renungan singkat tentang Tuhan Yesus dan kamu:
----------------------------------------------
1. Mengapakah Tuhan Yesus merasa senang melihat Slamet memberikan
tempat duduknya kepada wanita itu? Apakah Tuhan Yesus peduli?
2. Apakah yang telah kamu lakukan hari ini yang menyenangkan hati
Tuhan Yesus?
Bacaan Alkitab:
---------------
1Petrus 3:8,9
Kebenaran Alkitab:
------------------
Hendaklah kamu hidup dengan damai, ramah, rendah hati satu dengan
yang lain (1Petrus 3:8).
Doa:
----
Ya Tuhan Yesus, biarlah saya memperlakukan orang lain seperti yang
saya inginkan agar dilakukan mereka terhadap saya. Amin.
Sumber diedit dari:
Judul buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
Penulis : V. Gilbert Beers
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986
Halaman : 194 - 195
^o^ WARNET PENA --------------------------------------------------^o^
^ NATIONAL CHILDREN`S MINISTRIES AGENCY ^
=====================================
http://bgmc.ag.org/files/true-missionary-stories/index.cfm
National Children`s Ministries Agency yang merupakan bagian
pelayanan dari The Assemblies of God ini menyediakan sejumlah kisah
nyata para misionaris yang dilengkapi pula dengan lembaran-lembaran
berwarna yang dapat Anda unduh (download). Bahan-bahan dalam situs
ini baik untuk dipakai sebagai ide yang dapat dikembangkan untuk
mengajarkan mengenai penginjilan dan orang-orang yang terlibat di
dalamnya kepada anak-anak sekolah Minggu. Kisah-kisah tersebut
dipaparkan dengan bahasa Inggris yang sederhana dan mudah dipahami.
Sumber: Situs LINKS - Direktori Kristen
URL : http://www.sabda.org/links/detail/bgmcagorg.htm
^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA -----------------------------------------^o^
Dari: Daniel Simanjuntak <DSimanjuntak(at)>
>Yang kami kasihi, Pengelola milis Bina Anak,
>Terpujilah Tuhan Allah yang maha pengasih dan penyayang yang
>selalu memberkati kita. Kami berterima Kasih kepada pengelola milis
>ini yang secara rutin mengirimkan artikel bacaan kepada kami.
>Artikel tersebut sangat bermanfaat bagi kami dalam mencerahkan
>pikiran dan selanjutnya ditularkan dalam kesaksian dan pelayanan.
>Semoga Tuhan Allah yang maha pengasih senantiasa memberkati
>pengelola dan tangan-tangan yang dipakai Tuhan dalam kegiatan
>pelayanan ini.
>Salam dan Doa,
>Daniel Simanjuntak
Redaksi:
Kami juga memuji Tuhan untuk setiap berkat yang Dia berikan bagi
kami dan pelayanan kami di YLSA. Kami juga terus berdoa kiranya
pelayanan e-BinaAnak dapat menjadi saluran berkat bagi kemajuan
pelayanan rekan-rekan semua. Harapan kami, di lapangan, semua berkat
tersebut dapat membangun fondasi pertumbuhan iman jiwa-jiwa kecil
yang Tuhan percayakan kepada kita. Selamat melayani.
^o^ MUTIARA GURU -------------------------------------------------^o^
Para guru tidak boleh membiarkan semangatnya
tidak menular kepada setiap muridnya.
Untuk itu diperlukan motivasi dari setiap guru.
- Welni -
^o^---------------------------------------------------------------^o^
Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
^o^---------------------------------------------------------------^o^
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org >
Alamat Berhenti : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org >
Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |