Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/280 |
|
e-BinaAnak edisi 280 (19-5-2006)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: 280/Mei/2006 ---------- ^o^ SALAM DARI REDAKSI ^o^ ARTIKEL : Guru sebagai Pembimbing ^o^ TIPS : Membimbing di Luar Kelas ^o^ BAHAN MENGAJAR : Pencobaan Orang Kristen ^o^ WARNET PENA : GodKids4Truth - Devotionals ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Terima Kasih ^o^ MUTIARA GURU ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ^o^ SALAM DARI REDAKSI Salam kasih, Menjalankan tugas menyampaikan cerita dengan menarik dan dapat mengajar dengan baik, belum menjamin keberhasilan seorang guru. Tugas yang juga sangat penting harus dilakukan guru adalah membimbing. Murid-murid sekolah Minggu butuh bimbingan guru secara rutin. Oleh karena itu, guru sekolah Minggu harus selalu siap menjadi pembimbing bagi murid-muridnya, baik di dalam maupun di luar ruang kelas. Apakah artinya menjadi seorang pembimbing bagi mereka? Bagaimana kita bisa menjalankan tugas membimbing domba-domba kecil Allah ini? Kapankah kita bisa membimbing mereka? Anda akan mendapatkan jawabannya dengan membaca artikel dan tips minggu ini. Jangan ketinggalan pula untuk membagikan bahan mengajar minggu ini kepada murid-murid Anda. Selamat membimbing! Redaksi e-BinaAnak, Davida "Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" ...." (Kisah Para Rasul 8:31) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Kisah+8:31 > ^o^ ARTIKEL -------------------------------------------------------^o^ ^ GURU SEBAGAI PEMBIMBING ^ ======================= Istilah "pembimbing" berasal dari kata "bimbing" yang berarti "pimpin", "asuh", "tuntun". Membimbing sama dengan menuntun, seperti seorang dewasa yang sedang menuntun anak kecil atau anak yang baru belajar berjalan. Orang dewasa itu dapat membawa anak itu ke mana saja dikehendakinya. Demikian juga seorang guru adalah seorang pembimbing sekaligus penunjuk jalan dalam proses belajar mengajar, mengingat kelebihan pengalaman dan pengetahuannya. Dalam hal ini guru bertugas membimbing anak didiknya kepada tujuan pendidikan. Dengan kata lain, bimbingan merupakan suatu upaya untuk membantu para siswa dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Setidak-tidaknya ada tiga hal yang perlu diketahui oleh seorang guru Kristen berkaitan dengan perannya sebagai pembimbing di dalam proses belajar mengajar di kelas. Pertama, merencanakan program pelajaran sedemikian rupa sehingga menarik anak didik untuk mau belajar. Hal ini masih belum dilakukan oleh semua guru karena masih banyak keluhan dari murid-murid yang mengatakan tidak suka dengan suatu pelajaran karena guru tidak membawakannya dengan menarik. Oleh karena itu, kecakapan seorang guru dalam menyederhanakan pelajaran atau persoalan yang sukar mutlak diperlukan. Guru yang profesional harus dapat merumuskan hal- hal yang dipelajari dengan istilah yang sederhana sekaligus menyederhanakan suatu perkara sehingga dapat dipahami oleh anak didik. Kedua, ia harus mengusahakan agar imajinasi anak didiknya turut aktif dalam proses belajar mengajar. Untuk mempelajari sesuatu, seseorang harus berpikir. Ada dua proses berpikir dasar, yaitu proses "meneruskan" dan "menghubungkan". Meneruskan, berarti melanjutkan, menuntut adanya sesuatu yang diteruskan. Sedangkan menghubungkan berarti memulai dengan dua gagasan yang terpisah dan berusaha menemukan jalan untuk menghubungkan keduanya. Kelancaran kedua proses ini sangat bergantung kepada imajinasi. Di dalam proses "meneruskan", kemudahan suatu gagasan untuk mengikuti gagasan yang lain bergantung kepada imajinasi. Demikian pula dalam proses "menghubungkan", imajinasi memberikan bentangan yang baik bagi titik tolak dan tujuan sehingga suatu hubungan dapat ditemukan dengan mudah. Dari penjelasan tersebut, terlihat jelas bahwa imajinasi sangat berperan dalam proses belajar mengajar. Dengan imajinasi anak didik dapat membayangkan apa yang sedang diterangkan guru dengan sangat hidup sehingga apa yang dimaksud guru dapat cepat dimengerti dan dipahami. Ketiga, sebagai pembimbing, guru juga harus menyadari bahwa dia bertanggung jawab untuk membuat penilaian (evaluasi) terhadap proses belajar mengajar yang telah dilaksanakannya. Hal ini perlu dan sangat berarti, baik bagi siswa maupun bagi guru itu sendiri. Lewat evaluasi, seorang siswa dapat mengetahui sejauh mana ia berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Jika hasilnya memuaskan dan menyenangkan, tentu ia ingin memperolehnya lagi pada kesempatan lain. Akibatnya, motivasi siswa untuk belajar akan semakin besar. Namun, keadaan sebaliknya juga dapat terjadi. Seorang siswa yang sudah merasa puas dengan hasil yang diterima bisa saja mengendurkan kegigihannya. Kemungkinan lainnya ialah jika hasil yang diperoleh belum memuaskan, siswa akan terdorong untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan, meskipun penilaian ini bisa saja menimbulkan keputusasaan. Dengan evaluasi, guru dapat mengetahui siswa-siswa yang sudah berhasil maupun yang belum berhasil menguasai bahan. Dengan mengetahui hal itu, ia dapat memusatkan perhatian untuk menolong siswa yang belum berhasil. Dengan evaluasi, guru juga dapat mengetahui apakah materi yang diajarkan dan metode yang digunakannya sudah tepat atau belum. Selain itu, evaluasi juga berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu program belajar mengajar berhasil diterapkan serta sampai sejauh mana tujuan sudah tercapai sehingga guru dapat merencanakan perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu. Peran guru sebagai pembimbing ini tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Untuk dapat memerankannya guru Kristen harus memahami perkembangan anak didiknya secara umum. Salah satu ciri anak didik pada usia remaja adalah keadaan mereka yang labil dan mudah terombang-ambing. Mereka berada dalam masa pencarian identitas diri. Untuk mendapatkannya, mereka mencari orang yang dipandang layak untuk dijadikan "pahlawan/idola". Jika seseorang atau sekelompok orang yang dijadikan pahlawan itu berada pada sisi yang salah/tidak benar, remaja atau kelompok remaja itu pun akan terbawa-bawa dalam hal yang buruk. Menghadapi situasi seperti ini, guru Kristen tidak akan luput dari sorotan/pengamatan anak didik. Oleh karena itu, guru Kristen dituntut untuk hidup selaras/sepadan dengan apa yang diajarkan dan dinasihatkannya, terlebih dengan firman Tuhan. Sebagai pembimbing, guru Kristen juga harus berupaya untuk memberikan pengajaran yang benar dan jujur. Ia harus menyediakan dirinya untuk menjadi contoh, teladan, serta panutan bagi anak didiknya. Lalu teladan apa yang patut diberikan pembimbing terhadap anak didiknya? J. Reginal Hill mengatakan jika guru Kristen benar-benar berhasrat untuk membawa anak didiknya kepada Kristus, baiklah ia mulai memberikan apa yang dimilikinya. Hal utama yang harus dimiliki oleh guru Kristen adalah keselamatan jiwanya. Namun, tidaklah cukup sampai di situ karena iman yang bertumbuh diwujudkan dalam seluruh aspek kehidupan, baik dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan. Karena itu, seorang guru Kristen yang sedang bertumbuh imannya harus menampilkan kesucian dalam hidupnya. Tanpa kesucian ini sia- sialah pemberitaannya, nasihat-nasihatnya, teguran-teguran bahkan pengajarannya. Guru Kristen adalah penuntun dan penunjuk jalan kepada tujuan yang belum diketahui anak didik. Agar tuntunan dan petunjuknya dapat dipercaya, anak didik harus lebih dahulu melihat kehidupan dan teladan guru tersebut; apakah guru dapat dijadikan contoh atau teladan. Setelah mereka melihat dan percaya, barulah guru dapat menjadi penunjuk jalan dan bukan hanya sebagai rambu lalu lintas. Rambu lalu lintas hanya menunjukkan jalan, tetapi tidak dapat pergi sendiri, sedangkan seorang penunjuk jalan berjalan di depan mereka yang hendak diantarnya. Peran guru sebagai teladan ini sangat mendukung proses bimbingan. Sikap Rasul Paulus yang telah menjadi teladan bagi Timotius adalah contoh yang nyata. Timotius, anak didik sekaligus pendamping dalam perjalanan dan pelayanan Paulus, dapat melihat kehidupan gurunya dengan jelas. Ia melihat betapa selarasnya kehidupan Paulus dengan pengajaran yang diberikannya kepada Timotius. Paulus memberikan teladan yang baik kepada Timotius sehingga Timotius pun terbeban untuk melayani Tuhan bersama-sama dengan Paulus. Teladan Paulus sekaligus menjadi pelajaran yang hidup bagi Timotius. Hasilnya, bimbingan yang dilaksanakan oleh Paulus terhadap Timotius mencapai tujuan yang maksimal, yaitu menjadikan Timotius pelayan Tuhan. Kita telah mengetahui bahwa bimbingan merupakan suatu upaya untuk membantu para siswa dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Di samping itu, bimbingan tersebut juga dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang lebih luhur, yakni hidup baru dalam Kristus. Bahkan lebih jauh lagi, yaitu sampai pada perubahan hidup anak didik, yang terwujud dalam sikap dan mental yang menghormati Tuhan Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari. Upaya membantu anak didik dalam mencapai tujuan luhur itu tidak dapat diremehkan oleh guru Kristen mengingat anak didik pun memiliki serta mengalami masalah, baik di rumah maupun di sekolah. Masalah itu dapat berupa tekanan dari orang tua yang menuntut anaknya untuk bersikap baik dan sopan sementara pihak orang tua tidak mengajarkan atau memberi contoh bagaimana seharusnya bersikap baik dan sopan. Bahkan ada orang tua yang membiarkan begitu saja sehingga tidak ada perhatian dari pihak orang tua. Orang tua terlalu sibuk sehingga tidak tersisa waktu untuk membantu anaknya menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Masalah anak didik juga dapat muncul dari lingkungan sekolah. Ada anak didik yang tidak mampu menerima pelajaran secepat temannya. Bagi sebagian anak hal ini akan memengaruhi semangat belajarnya, juga harga dirinya. Oleh karena itu, seorang guru harus peka dan bersikap terbuka untuk menolong dan membimbing penyelesaian masalah anak-anaknya. Pulias dan Young menegaskan bahwa seorang guru hendaklah mengenal murid- muridnya sedalam-dalamnya. Pengenalan yang dalam ini meliputi pengenalan akan kemampuan mereka, sampai sejauh mana tingkat kemampuan anak didik yang satu dengan anak didik lainnya. Hal lain yang perlu dikenal oleh guru Kristen sebagai pembimbing adalah tingkat perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia murid, juga kelemahan-kelemahan serta minat khusus murid. Semakin dalam guru mengenal muridnya, semakin mampu pula ia membimbing mereka. Dengan demikian, ia akan mampu mengaitkan pengetahuan mata pelajaran yang diajarkannya dengan keperluan dan minat khusus murid-muridnya. Bahan diedit dari sumber: Judul majalah: Sahabat Gembala, Desember 1993 Judul artikel: Quovadis Guru Kristen? Penulis : Yoke Tode S.Th. Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung Halaman : 11 - 14 ^o^ TIPS ----------------------------------------------------------^o^ ^ MEMBIMBING DI LUAR KELAS ^ ======================== Tidak semua hubungan guru-murid digalang sewaktu pelajaran berlangsung di kelas. Seringkali guru mempunyai kesempatan untuk memberi bimbingan di luar kelas. Di bawah ini ada beberapa prinsip yang harus Saudara lakukan untuk menjadi pembimbing yang baik. 1. Dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia. -------------------------------------------- Guru yang terlalu banyak bicara akan cepat sekali merusak hubungan. Ini berarti Saudara harus melawan godaan untuk menggunakan contoh situasi nyata yang didapat dalam konsultasi pribadi sebagai ilustrasi pelajaran, bahkan ketika Saudara menyatakan "nama-nama telah diubah untuk melindungi yang tidak bersalah". 2. Dapat dan mau meluangkan waktu untuk menolong. ---------------------------------------------- Tetapi hindarilah bahaya sebaliknya, yaitu pemaksaan diri Saudara sendiri kepada murid-murid. 3. Jadilah pendengar yang baik. ---------------------------- Tak mungkin Saudara akan mendengarkan jika terus-menerus berbicara. Pusatkanlah perhatian pada apa yang dikatakan dan ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang bisa memperjelas persoalan. Usahakan agar Saudara jangan sampai kaget dengan hal-hal yang mungkin Saudara dengar. 4. Waspadalah terhadap kebutuhan atau keinginan untuk mendapat pertolongan. ----------------------------------------------------------- Murid-murid yang butuh bimbingan tidak selalu mencari pertolongan itu. Sebab itu, Saudara harus memupuk "indera keenam" untuk menerka apa yang mereka butuhkan. Jika perlu, Saudaralah yang memulai percakapan itu. 5. Saudara harus menunjukkan rasa kasih atau belas kasihan secara tulus. -------------------------------------------------------------- Tunjukkanlah sikap yang penuh pengertian dan sabar. Murid-murid Saudara, baik tua maupun muda, akan mengenali keikhlasan Saudara. Biarlah mereka tahu bahwa Saudara mengerti perasaan mereka, tetapi usahakan jangan sampai perasaan Saudara terlalu terlibat dalam persoalan mereka. Usahakan jangan sampai memakai kondisi pribadi untuk masalah seseorang, atau membuat keputusan bagi murid yang seharusnya dibuatnya sendiri. 6. Saudara harus menyatakan kerohanian yang dalam dan matang sehingga menimbulkan kepercayaan pada murid-murid. --------------------------------------------------------- Kehidupan Saudara sendiri harus berakar teguh dalam firman Allah. Saudara juga harus menunjukkan kestabilan serta kedewasaan emosi dalam kehidupan pribadi Saudara. 7. Berhati-hatilah dalam mempergunakan Alkitab ketika memberi bimbingan. ---------------------------------------------------------- Saudara tidak perlu ragu untuk menyatakan apa yang dikatakan Alkitab sehubungan dengan masalah itu. Tetapi jangan membuat kesalahan yang biasa dengan menawarkan jawaban-jawaban yang terlampau dangkal untuk masalah pribadi yang pelik. 8. Waspadalah terhadap kesempatan Saudara untuk memberi bimbingan. --------------------------------------------------------------- Saudara harus sudah berada di kelas paling sedikit empat belas menit sebelum kelas dimulai supaya bisa berbicara dengan murid- murid yang datang lebih pagi. Perhatikan juga murid-murid yang seakan-akan tidak mau pergi sewaktu pelajaran usai. Saat berdoa di depan merupakan kesempatan yang baik sekali untuk memberi bimbingan dan berdoa bersama murid-murid. Luangkanlah waktu untuk bercakap-cakap dengan murid Saudara setiap kali berjumpa dengan mereka. Bahan diedit dari sumber: Judul buku : Buku Pintar, Jilid 2 Judul artikel: Pembicara Ketika: Guru sebagai Pembimbing Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1996 Halaman : 384 - 385 ^o^ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------^o^ ^ PENCOBAAN ORANG KRISTEN ^ ======================= Persiapan: ---------- Bawalah sebuah pancing dan seekor cacing. Penyampaian: ------------ Siapa di antara kalian yang suka memancing? Pancing macam apakah yang kalian pakai? Di sini ada sebuah pancingan dan seekor cacing untuk umpan. Kita harus menipu ikan dengan berbuat seolah-olah kita akan memberi makan kepadanya. Mata kailnya kita tutupi dengan umpan, misalnya dengan seekor cacing seperti ini sehingga ikan mau menggigitnya, tetapi pada saat itu juga dengan tidak disangka ia pun tertangkap. Jadi, harus ada suatu umpan untuk menangkap ikan. Tahukah kalian bahwa Iblis mempunyai umpan yang paling ampuh untuk menangkap kita? Ia mulai di Taman Eden, tatkala menggoda Adam dan Hawa agar mau memakan buah yang dilarang Allah untuk dimakan (Kejadian 3:1-6). Adam dan Hawa tertangkap dengan umpan ini dan mereka melawan kehendak Allah. Kemudian mereka harus keluar dari tempat tinggal yang indah dan nyaman itu dan mereka tidak dapat lagi berbicara dengan Allah muka dengan muka. Mereka telah berdosa karena telah mendengar perkataan Iblis dan bukannya mendengar perkataan Allah. Iblis juga berusaha menggoda Tuhan Yesus Kristus dengan cara-cara yang sama (Matius 4:3-11). Tiga kali Iblis mencoba menawarkan hal- hal yang amat elok kepada Kristus, tetapi Dia adalah Anak Allah yang tidak berdosa dan tidak dapat jatuh ke dalam dosa. Ada satu ayat (1 Yohanes 2:16) yang mengatakan bahwa ada tiga cara yang dipakai Iblis untuk menjerumuskan kita ke dalam dosa. Coba saya bacakan. Dengarkan baik-baik supaya kalian siap siaga apabila Iblis datang dengan godaannya. Pertama, ia membuat kita ingin menuruti kehendak kita sendiri dengan jalan hidup mementingkan diri sendiri. Kedua, ia memperlihatkan kepada kita hal-hal yang biasanya diingini oleh orang-orang yang tidak beriman atau yang belum diselamatkan. Lalu ia akan membisikkan cara-cara untuk memperolehnya, tetapi cara-cara itu selalu tidak benar. Ketiga, ia menaruh suatu kebanggaan yang bersifat dosa di dalam hati kita berkenaan dengan benda-benda yang kita miliki. Dia membuat pakaian bagus, uang, pangkat, sukses, dan pendidikan menjadi lebih penting bagi kita daripada melakukan kehendak Allah. Kadang- kadang ia juga menaruh kebanggaan di dalam hati kita oleh karena kita orang Kristen hingga kita merasa lebih baik daripada orang lain. Dia berusaha supaya kita mempunyai perasaan bahwa kita lebih rohani dan lebih saleh, walaupun kenyataannya tidak demikian. Firman Allah memberitahukan bahwa Yesus Kristus telah digodai dalam segala hal, sama seperti kita. Jadi, Dia dapat menolong kalau kita sedang digodai (Ibrani 4:15). Dia telah berjanji akan menolong kita semua apabila Iblis sedang berusaha menjerumuskan kita ke dalam dosa. Dia mengerti bahwa Iblis membuat dosa supaya nampak begitu menarik, begitu enak dan betapa mudahnya kita menggigit umpan yang ditawarkan Iblis itu. Kalian tidak dapat menghindari hal berbuat dosa dengan kekuatan kalian sendiri, tetapi Kristus dapat mengalahkan dosa itu untuk kalian. Apabila kamu sedang dicobai, ingatlah pada ikan yang kamu pancing itu. Ikan dibodohi dengan umpan, kemudian ikan itu tertangkap. Jadi, janganlah membiarkan Iblis membodohi kamu dengan umpan, yakin hal-hal yang kelihatannya indah dan menarik. Mintalah kepada Kristus supaya kalian diberi kekuatan untuk menolak ajakan-ajakan Iblis. Bahan diedit dari sumber: Judul buku: Pelajaran dengan Alat Peraga Penulis : D.H. Pentecost Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1960 Halaman : 55 - 57 ^o^ WARNET PENA ---------------------------------------------------^o^ ^ GODKIDS4TRUTH - DEVOTIONALS ^ =========================== http://devos.kids4truth.com/ Bagi Anda yang sudah lama rindu mendapatkan sumber renungan harian online untuk anak-anak, kini waktunya untuk mengunjungi situs GodKids4Truth - Devotionals! Situs ini dibuat dengan tujuan untuk membantu pertumbuhan hubungan pribadi anak-anak dengan Tuhan melalui perenungan firman Tuhan yang konsisten setiap hari. Selain renungan, anak-anak juga bisa membaca ayat hafalan, kosa kata dalam agama Kristen, dan melakukan evaluasi pribadi untuk melengkapi perenungan mereka. Untuk keperluan sekolah Minggu, renungan-renungan tersebut bisa dikreasikan menjadi bahan mengajar. Karena situs ini menggunakan bahasa Inggris, akan merupakan ide bagus jika di Indonesia juga ada situs renungan untuk anak-anak seperti situs ini. Bisakah situs ini jadi ide awal untuk mulai? [Kiriman dari: Evie] ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------^o^ Dari: Karel Schubert <kschubert45(at)> >Terima kasih kami bisa mendapatkan lebih banyak informasi tentang >Pelayanan anak-anak. Kami juga melayani anak-anak di Salatiga dalam >Sekolah Minggu. Tuhan berkati pelayanan anda. >Salam dan doa, >Karel Schubert Redaksi: Salam sejahtera untuk Karel yang tinggal di kota Salatiga yang sejuk. Senang bisa berkenalan dengan Anda. Kami berharap pelayanan sekolah Minggu Anda di Salatiga terus maju dan semakin diberkati Tuhan. Jika Anda bekenan kamipun ingin mendapat berkat-berkat dari Salatiga, khususnya melalui sharing dan kesaksian pelayanan Anda. Silakan jangan segan berbagi berkat dengan para pembaca e-BinaAnak. Kami juga mengajak rekan-rekan guru SM lain untuk turut mengirimkan kesaksian atau sharing mengenai pelayanan rekan-rekan sekalian, sehingga kita tidak hanya belajar melalui teori-teori, tetapi juga melalui pengalaman-pengalaman orang lain. Silakan kirimkan ke: ==> <staf-BinaAnak(at)sabda.org> Kami tunggu ya ... :) ^o^ MUTIARA GURU --------------------------------------------------^o^ Bimbingan merupakan suatu upaya untuk membantu tiap murid mencapai tujuan pengajaran. ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Alamat Berhenti : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |