|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/e-binaanak/280 |
|
e-BinaAnak edisi 280 (19-5-2006)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <><
==================================================
Daftar Isi: 280/Mei/2006
----------
^o^ SALAM DARI REDAKSI
^o^ ARTIKEL : Guru sebagai Pembimbing
^o^ TIPS : Membimbing di Luar Kelas
^o^ BAHAN MENGAJAR : Pencobaan Orang Kristen
^o^ WARNET PENA : GodKids4Truth - Devotionals
^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Terima Kasih
^o^ MUTIARA GURU
^o^----------------------------------------------------------------^o^
Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
<staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org>
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
^o^ SALAM DARI REDAKSI
Salam kasih,
Menjalankan tugas menyampaikan cerita dengan menarik dan dapat
mengajar dengan baik, belum menjamin keberhasilan seorang guru.
Tugas yang juga sangat penting harus dilakukan guru adalah
membimbing. Murid-murid sekolah Minggu butuh bimbingan guru secara
rutin. Oleh karena itu, guru sekolah Minggu harus selalu siap
menjadi pembimbing bagi murid-muridnya, baik di dalam maupun di luar
ruang kelas.
Apakah artinya menjadi seorang pembimbing bagi mereka? Bagaimana
kita bisa menjalankan tugas membimbing domba-domba kecil Allah ini?
Kapankah kita bisa membimbing mereka? Anda akan mendapatkan
jawabannya dengan membaca artikel dan tips minggu ini. Jangan
ketinggalan pula untuk membagikan bahan mengajar minggu ini kepada
murid-murid Anda.
Selamat membimbing!
Redaksi e-BinaAnak,
Davida
"Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti,
kalau tidak ada yang membimbing aku?" ...."
(Kisah Para Rasul 8:31)
< http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Kisah+8:31 >
^o^ ARTIKEL -------------------------------------------------------^o^
^ GURU SEBAGAI PEMBIMBING ^
=======================
Istilah "pembimbing" berasal dari kata "bimbing" yang berarti
"pimpin", "asuh", "tuntun". Membimbing sama dengan menuntun, seperti
seorang dewasa yang sedang menuntun anak kecil atau anak yang baru
belajar berjalan. Orang dewasa itu dapat membawa anak itu ke mana
saja dikehendakinya. Demikian juga seorang guru adalah seorang
pembimbing sekaligus penunjuk jalan dalam proses belajar mengajar,
mengingat kelebihan pengalaman dan pengetahuannya. Dalam hal ini
guru bertugas membimbing anak didiknya kepada tujuan pendidikan.
Dengan kata lain, bimbingan merupakan suatu upaya untuk membantu
para siswa dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Setidak-tidaknya ada tiga hal yang perlu diketahui oleh seorang guru
Kristen berkaitan dengan perannya sebagai pembimbing di dalam
proses belajar mengajar di kelas.
Pertama, merencanakan program pelajaran sedemikian rupa sehingga
menarik anak didik untuk mau belajar. Hal ini masih belum dilakukan
oleh semua guru karena masih banyak keluhan dari murid-murid yang
mengatakan tidak suka dengan suatu pelajaran karena guru tidak
membawakannya dengan menarik. Oleh karena itu, kecakapan seorang
guru dalam menyederhanakan pelajaran atau persoalan yang sukar
mutlak diperlukan. Guru yang profesional harus dapat merumuskan hal-
hal yang dipelajari dengan istilah yang sederhana sekaligus
menyederhanakan suatu perkara sehingga dapat dipahami oleh anak
didik.
Kedua, ia harus mengusahakan agar imajinasi anak didiknya turut
aktif dalam proses belajar mengajar. Untuk mempelajari sesuatu,
seseorang harus berpikir. Ada dua proses berpikir dasar, yaitu
proses "meneruskan" dan "menghubungkan". Meneruskan, berarti
melanjutkan, menuntut adanya sesuatu yang diteruskan. Sedangkan
menghubungkan berarti memulai dengan dua gagasan yang terpisah dan
berusaha menemukan jalan untuk menghubungkan keduanya. Kelancaran
kedua proses ini sangat bergantung kepada imajinasi. Di dalam proses
"meneruskan", kemudahan suatu gagasan untuk mengikuti gagasan yang
lain bergantung kepada imajinasi. Demikian pula dalam proses
"menghubungkan", imajinasi memberikan bentangan yang baik bagi titik
tolak dan tujuan sehingga suatu hubungan dapat ditemukan dengan
mudah.
Dari penjelasan tersebut, terlihat jelas bahwa imajinasi sangat
berperan dalam proses belajar mengajar. Dengan imajinasi anak didik
dapat membayangkan apa yang sedang diterangkan guru dengan sangat
hidup sehingga apa yang dimaksud guru dapat cepat dimengerti dan
dipahami.
Ketiga, sebagai pembimbing, guru juga harus menyadari bahwa dia
bertanggung jawab untuk membuat penilaian (evaluasi) terhadap proses
belajar mengajar yang telah dilaksanakannya. Hal ini perlu dan
sangat berarti, baik bagi siswa maupun bagi guru itu sendiri. Lewat
evaluasi, seorang siswa dapat mengetahui sejauh mana ia berhasil
mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Jika hasilnya
memuaskan dan menyenangkan, tentu ia ingin memperolehnya lagi pada
kesempatan lain. Akibatnya, motivasi siswa untuk belajar akan
semakin besar. Namun, keadaan sebaliknya juga dapat terjadi. Seorang
siswa yang sudah merasa puas dengan hasil yang diterima bisa saja
mengendurkan kegigihannya. Kemungkinan lainnya ialah jika hasil yang
diperoleh belum memuaskan, siswa akan terdorong untuk mendapatkan
hasil yang lebih memuaskan, meskipun penilaian ini bisa saja
menimbulkan keputusasaan.
Dengan evaluasi, guru dapat mengetahui siswa-siswa yang sudah
berhasil maupun yang belum berhasil menguasai bahan. Dengan
mengetahui hal itu, ia dapat memusatkan perhatian untuk menolong
siswa yang belum berhasil.
Dengan evaluasi, guru juga dapat mengetahui apakah materi yang
diajarkan dan metode yang digunakannya sudah tepat atau belum.
Selain itu, evaluasi juga berguna untuk mengetahui sampai sejauh
mana suatu program belajar mengajar berhasil diterapkan serta sampai
sejauh mana tujuan sudah tercapai sehingga guru dapat merencanakan
perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu.
Peran guru sebagai pembimbing ini tidak hanya dilakukan di dalam
kelas, tetapi juga di luar kelas. Untuk dapat memerankannya guru
Kristen harus memahami perkembangan anak didiknya secara umum.
Salah satu ciri anak didik pada usia remaja adalah keadaan mereka
yang labil dan mudah terombang-ambing. Mereka berada dalam masa
pencarian identitas diri. Untuk mendapatkannya, mereka mencari orang
yang dipandang layak untuk dijadikan "pahlawan/idola". Jika
seseorang atau sekelompok orang yang dijadikan pahlawan itu berada
pada sisi yang salah/tidak benar, remaja atau kelompok remaja itu
pun akan terbawa-bawa dalam hal yang buruk.
Menghadapi situasi seperti ini, guru Kristen tidak akan luput dari
sorotan/pengamatan anak didik. Oleh karena itu, guru Kristen
dituntut untuk hidup selaras/sepadan dengan apa yang diajarkan dan
dinasihatkannya, terlebih dengan firman Tuhan. Sebagai pembimbing,
guru Kristen juga harus berupaya untuk memberikan pengajaran yang
benar dan jujur. Ia harus menyediakan dirinya untuk menjadi contoh,
teladan, serta panutan bagi anak didiknya.
Lalu teladan apa yang patut diberikan pembimbing terhadap anak
didiknya? J. Reginal Hill mengatakan jika guru Kristen benar-benar
berhasrat untuk membawa anak didiknya kepada Kristus, baiklah ia
mulai memberikan apa yang dimilikinya. Hal utama yang harus dimiliki
oleh guru Kristen adalah keselamatan jiwanya. Namun, tidaklah cukup
sampai di situ karena iman yang bertumbuh diwujudkan dalam seluruh
aspek kehidupan, baik dalam pikiran, perkataan, maupun perbuatan.
Karena itu, seorang guru Kristen yang sedang bertumbuh imannya
harus menampilkan kesucian dalam hidupnya. Tanpa kesucian ini sia-
sialah pemberitaannya, nasihat-nasihatnya, teguran-teguran bahkan
pengajarannya.
Guru Kristen adalah penuntun dan penunjuk jalan kepada tujuan yang
belum diketahui anak didik. Agar tuntunan dan petunjuknya dapat
dipercaya, anak didik harus lebih dahulu melihat kehidupan dan
teladan guru tersebut; apakah guru dapat dijadikan contoh atau
teladan. Setelah mereka melihat dan percaya, barulah guru dapat
menjadi penunjuk jalan dan bukan hanya sebagai rambu lalu lintas.
Rambu lalu lintas hanya menunjukkan jalan, tetapi tidak dapat pergi
sendiri, sedangkan seorang penunjuk jalan berjalan di depan mereka
yang hendak diantarnya.
Peran guru sebagai teladan ini sangat mendukung proses bimbingan.
Sikap Rasul Paulus yang telah menjadi teladan bagi Timotius adalah
contoh yang nyata. Timotius, anak didik sekaligus pendamping dalam
perjalanan dan pelayanan Paulus, dapat melihat kehidupan gurunya
dengan jelas. Ia melihat betapa selarasnya kehidupan Paulus dengan
pengajaran yang diberikannya kepada Timotius. Paulus memberikan
teladan yang baik kepada Timotius sehingga Timotius pun terbeban
untuk melayani Tuhan bersama-sama dengan Paulus. Teladan Paulus
sekaligus menjadi pelajaran yang hidup bagi Timotius. Hasilnya,
bimbingan yang dilaksanakan oleh Paulus terhadap Timotius mencapai
tujuan yang maksimal, yaitu menjadikan Timotius pelayan Tuhan.
Kita telah mengetahui bahwa bimbingan merupakan suatu upaya untuk
membantu para siswa dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Di
samping itu, bimbingan tersebut juga dimaksudkan untuk mencapai
tujuan yang lebih luhur, yakni hidup baru dalam Kristus. Bahkan
lebih jauh lagi, yaitu sampai pada perubahan hidup anak didik, yang
terwujud dalam sikap dan mental yang menghormati Tuhan Yesus Kristus
dalam kehidupan sehari-hari.
Upaya membantu anak didik dalam mencapai tujuan luhur itu tidak
dapat diremehkan oleh guru Kristen mengingat anak didik pun memiliki
serta mengalami masalah, baik di rumah maupun di sekolah. Masalah
itu dapat berupa tekanan dari orang tua yang menuntut anaknya untuk
bersikap baik dan sopan sementara pihak orang tua tidak mengajarkan
atau memberi contoh bagaimana seharusnya bersikap baik dan sopan.
Bahkan ada orang tua yang membiarkan begitu saja sehingga tidak ada
perhatian dari pihak orang tua. Orang tua terlalu sibuk sehingga
tidak tersisa waktu untuk membantu anaknya menyelesaikan pekerjaan
rumahnya.
Masalah anak didik juga dapat muncul dari lingkungan sekolah. Ada
anak didik yang tidak mampu menerima pelajaran secepat temannya.
Bagi sebagian anak hal ini akan memengaruhi semangat belajarnya,
juga harga dirinya.
Oleh karena itu, seorang guru harus peka dan bersikap terbuka untuk
menolong dan membimbing penyelesaian masalah anak-anaknya. Pulias
dan Young menegaskan bahwa seorang guru hendaklah mengenal murid-
muridnya sedalam-dalamnya. Pengenalan yang dalam ini meliputi
pengenalan akan kemampuan mereka, sampai sejauh mana tingkat
kemampuan anak didik yang satu dengan anak didik lainnya. Hal lain
yang perlu dikenal oleh guru Kristen sebagai pembimbing adalah
tingkat perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia murid, juga
kelemahan-kelemahan serta minat khusus murid. Semakin dalam guru
mengenal muridnya, semakin mampu pula ia membimbing mereka. Dengan
demikian, ia akan mampu mengaitkan pengetahuan mata pelajaran yang
diajarkannya dengan keperluan dan minat khusus murid-muridnya.
Bahan diedit dari sumber:
Judul majalah: Sahabat Gembala, Desember 1993
Judul artikel: Quovadis Guru Kristen?
Penulis : Yoke Tode S.Th.
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman : 11 - 14
^o^ TIPS ----------------------------------------------------------^o^
^ MEMBIMBING DI LUAR KELAS ^
========================
Tidak semua hubungan guru-murid digalang sewaktu pelajaran
berlangsung di kelas. Seringkali guru mempunyai kesempatan untuk
memberi bimbingan di luar kelas. Di bawah ini ada beberapa prinsip
yang harus Saudara lakukan untuk menjadi pembimbing yang baik.
1. Dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia.
--------------------------------------------
Guru yang terlalu banyak bicara akan cepat sekali merusak
hubungan. Ini berarti Saudara harus melawan godaan untuk
menggunakan contoh situasi nyata yang didapat dalam konsultasi
pribadi sebagai ilustrasi pelajaran, bahkan ketika Saudara
menyatakan "nama-nama telah diubah untuk melindungi yang tidak
bersalah".
2. Dapat dan mau meluangkan waktu untuk menolong.
----------------------------------------------
Tetapi hindarilah bahaya sebaliknya, yaitu pemaksaan diri Saudara
sendiri kepada murid-murid.
3. Jadilah pendengar yang baik.
----------------------------
Tak mungkin Saudara akan mendengarkan jika terus-menerus
berbicara. Pusatkanlah perhatian pada apa yang dikatakan dan
ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang bisa memperjelas persoalan.
Usahakan agar Saudara jangan sampai kaget dengan hal-hal yang
mungkin Saudara dengar.
4. Waspadalah terhadap kebutuhan atau keinginan untuk mendapat
pertolongan.
-----------------------------------------------------------
Murid-murid yang butuh bimbingan tidak selalu mencari
pertolongan itu. Sebab itu, Saudara harus memupuk "indera keenam"
untuk menerka apa yang mereka butuhkan. Jika perlu, Saudaralah
yang memulai percakapan itu.
5. Saudara harus menunjukkan rasa kasih atau belas kasihan secara
tulus.
--------------------------------------------------------------
Tunjukkanlah sikap yang penuh pengertian dan sabar. Murid-murid
Saudara, baik tua maupun muda, akan mengenali keikhlasan Saudara.
Biarlah mereka tahu bahwa Saudara mengerti perasaan mereka,
tetapi usahakan jangan sampai perasaan Saudara terlalu terlibat
dalam persoalan mereka. Usahakan jangan sampai memakai kondisi
pribadi untuk masalah seseorang, atau membuat keputusan bagi
murid yang seharusnya dibuatnya sendiri.
6. Saudara harus menyatakan kerohanian yang dalam dan matang
sehingga menimbulkan kepercayaan pada murid-murid.
---------------------------------------------------------
Kehidupan Saudara sendiri harus berakar teguh dalam firman Allah.
Saudara juga harus menunjukkan kestabilan serta kedewasaan emosi
dalam kehidupan pribadi Saudara.
7. Berhati-hatilah dalam mempergunakan Alkitab ketika memberi
bimbingan.
----------------------------------------------------------
Saudara tidak perlu ragu untuk menyatakan apa yang dikatakan
Alkitab sehubungan dengan masalah itu. Tetapi jangan membuat
kesalahan yang biasa dengan menawarkan jawaban-jawaban yang
terlampau dangkal untuk masalah pribadi yang pelik.
8. Waspadalah terhadap kesempatan Saudara untuk memberi bimbingan.
---------------------------------------------------------------
Saudara harus sudah berada di kelas paling sedikit empat belas
menit sebelum kelas dimulai supaya bisa berbicara dengan murid-
murid yang datang lebih pagi. Perhatikan juga murid-murid yang
seakan-akan tidak mau pergi sewaktu pelajaran usai. Saat berdoa
di depan merupakan kesempatan yang baik sekali untuk memberi
bimbingan dan berdoa bersama murid-murid. Luangkanlah waktu untuk
bercakap-cakap dengan murid Saudara setiap kali berjumpa dengan
mereka.
Bahan diedit dari sumber:
Judul buku : Buku Pintar, Jilid 2
Judul artikel: Pembicara Ketika: Guru sebagai Pembimbing
Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1996
Halaman : 384 - 385
^o^ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------^o^
^ PENCOBAAN ORANG KRISTEN ^
=======================
Persiapan:
----------
Bawalah sebuah pancing dan seekor cacing.
Penyampaian:
------------
Siapa di antara kalian yang suka memancing? Pancing macam apakah
yang kalian pakai? Di sini ada sebuah pancingan dan seekor cacing
untuk umpan. Kita harus menipu ikan dengan berbuat seolah-olah kita
akan memberi makan kepadanya. Mata kailnya kita tutupi dengan umpan,
misalnya dengan seekor cacing seperti ini sehingga ikan mau
menggigitnya, tetapi pada saat itu juga dengan tidak disangka ia pun
tertangkap. Jadi, harus ada suatu umpan untuk menangkap ikan.
Tahukah kalian bahwa Iblis mempunyai umpan yang paling ampuh untuk
menangkap kita? Ia mulai di Taman Eden, tatkala menggoda Adam dan
Hawa agar mau memakan buah yang dilarang Allah untuk dimakan
(Kejadian 3:1-6). Adam dan Hawa tertangkap dengan umpan ini dan
mereka melawan kehendak Allah. Kemudian mereka harus keluar dari
tempat tinggal yang indah dan nyaman itu dan mereka tidak dapat lagi
berbicara dengan Allah muka dengan muka. Mereka telah berdosa karena
telah mendengar perkataan Iblis dan bukannya mendengar perkataan
Allah.
Iblis juga berusaha menggoda Tuhan Yesus Kristus dengan cara-cara
yang sama (Matius 4:3-11). Tiga kali Iblis mencoba menawarkan hal-
hal yang amat elok kepada Kristus, tetapi Dia adalah Anak Allah yang
tidak berdosa dan tidak dapat jatuh ke dalam dosa.
Ada satu ayat (1 Yohanes 2:16) yang mengatakan bahwa ada tiga cara
yang dipakai Iblis untuk menjerumuskan kita ke dalam dosa. Coba
saya bacakan. Dengarkan baik-baik supaya kalian siap siaga apabila
Iblis datang dengan godaannya.
Pertama, ia membuat kita ingin menuruti kehendak kita sendiri dengan
jalan hidup mementingkan diri sendiri. Kedua, ia memperlihatkan
kepada kita hal-hal yang biasanya diingini oleh orang-orang yang
tidak beriman atau yang belum diselamatkan. Lalu ia akan membisikkan
cara-cara untuk memperolehnya, tetapi cara-cara itu selalu tidak
benar. Ketiga, ia menaruh suatu kebanggaan yang bersifat dosa di
dalam hati kita berkenaan dengan benda-benda yang kita miliki. Dia
membuat pakaian bagus, uang, pangkat, sukses, dan pendidikan menjadi
lebih penting bagi kita daripada melakukan kehendak Allah. Kadang-
kadang ia juga menaruh kebanggaan di dalam hati kita oleh karena
kita orang Kristen hingga kita merasa lebih baik daripada orang
lain. Dia berusaha supaya kita mempunyai perasaan bahwa kita lebih
rohani dan lebih saleh, walaupun kenyataannya tidak demikian.
Firman Allah memberitahukan bahwa Yesus Kristus telah digodai dalam
segala hal, sama seperti kita. Jadi, Dia dapat menolong kalau kita
sedang digodai (Ibrani 4:15). Dia telah berjanji akan menolong kita
semua apabila Iblis sedang berusaha menjerumuskan kita ke dalam
dosa. Dia mengerti bahwa Iblis membuat dosa supaya nampak begitu
menarik, begitu enak dan betapa mudahnya kita menggigit umpan yang
ditawarkan Iblis itu. Kalian tidak dapat menghindari hal berbuat
dosa dengan kekuatan kalian sendiri, tetapi Kristus dapat
mengalahkan dosa itu untuk kalian. Apabila kamu sedang dicobai,
ingatlah pada ikan yang kamu pancing itu. Ikan dibodohi dengan
umpan, kemudian ikan itu tertangkap. Jadi, janganlah membiarkan
Iblis membodohi kamu dengan umpan, yakin hal-hal yang kelihatannya
indah dan menarik. Mintalah kepada Kristus supaya kalian diberi
kekuatan untuk menolak ajakan-ajakan Iblis.
Bahan diedit dari sumber:
Judul buku: Pelajaran dengan Alat Peraga
Penulis : D.H. Pentecost
Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1960
Halaman : 55 - 57
^o^ WARNET PENA ---------------------------------------------------^o^
^ GODKIDS4TRUTH - DEVOTIONALS ^
===========================
http://devos.kids4truth.com/
Bagi Anda yang sudah lama rindu mendapatkan sumber renungan harian
online untuk anak-anak, kini waktunya untuk mengunjungi situs
GodKids4Truth - Devotionals! Situs ini dibuat dengan tujuan untuk
membantu pertumbuhan hubungan pribadi anak-anak dengan Tuhan melalui
perenungan firman Tuhan yang konsisten setiap hari. Selain renungan,
anak-anak juga bisa membaca ayat hafalan, kosa kata dalam agama
Kristen, dan melakukan evaluasi pribadi untuk melengkapi perenungan
mereka. Untuk keperluan sekolah Minggu, renungan-renungan tersebut
bisa dikreasikan menjadi bahan mengajar. Karena situs ini
menggunakan bahasa Inggris, akan merupakan ide bagus jika di
Indonesia juga ada situs renungan untuk anak-anak seperti situs ini.
Bisakah situs ini jadi ide awal untuk mulai?
[Kiriman dari: Evie]
^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------^o^
Dari: Karel Schubert <kschubert45(at)>
>Terima kasih kami bisa mendapatkan lebih banyak informasi tentang
>Pelayanan anak-anak. Kami juga melayani anak-anak di Salatiga dalam
>Sekolah Minggu. Tuhan berkati pelayanan anda.
>Salam dan doa,
>Karel Schubert
Redaksi:
Salam sejahtera untuk Karel yang tinggal di kota Salatiga yang
sejuk. Senang bisa berkenalan dengan Anda. Kami berharap pelayanan
sekolah Minggu Anda di Salatiga terus maju dan semakin diberkati
Tuhan. Jika Anda bekenan kamipun ingin mendapat berkat-berkat dari
Salatiga, khususnya melalui sharing dan kesaksian pelayanan Anda.
Silakan jangan segan berbagi berkat dengan para pembaca e-BinaAnak.
Kami juga mengajak rekan-rekan guru SM lain untuk turut mengirimkan
kesaksian atau sharing mengenai pelayanan rekan-rekan sekalian,
sehingga kita tidak hanya belajar melalui teori-teori, tetapi juga
melalui pengalaman-pengalaman orang lain. Silakan kirimkan ke:
==> <staf-BinaAnak(at)sabda.org>
Kami tunggu ya ... :)
^o^ MUTIARA GURU --------------------------------------------------^o^
Bimbingan merupakan suatu upaya untuk membantu
tiap murid mencapai tujuan pengajaran.
^o^----------------------------------------------------------------^o^
Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA
http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
^o^----------------------------------------------------------------^o^
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org >
Alamat Berhenti : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org >
Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/
><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |