Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/271 |
|
e-BinaAnak edisi 271 (15-3-2006)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: 271/Maret/2006 ---------- ^o^ SALAM DARI REDAKSI ^o^ ARTIKEL (1) : Apakah Kasih itu Sesungguhnya? ^o^ ARTIKEL (2) : Mendidik Cinta Kasih ^o^ BAHAN MENGAJAR : Tak Seorang Pun Mengasihi Saya ^o^ WARNET PENA : Fishers of Kids ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Izin Pemuatan Artikel ^o^ MUTIARA GURU ^o^---------------------------------------------------------------^o^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ^o^ SALAM DARI REDAKSI Salam kasih, Kita semua tentunya tahu bahwa mengasihi merupakan hukum utama yang Yesus ajarkan selama pelayanan-Nya di dunia ini. Jika itu yang selalu Ia ajarkan, maka sebagai hamba kita juga harus mengikuti teladan-Nya, yaitu mengasihi dan mengajarkan kasih itu kepada sesama. Mengingat tugas kita sebagai pelayan anak, maka sajian e-BinaAnak kali ini mengajak kita semua untuk mengajarkan kasih itu kepada anak-anak yang kita layani. Untuk membekali kita dalam hal mengajarkan arti penting kasih kepada anak-anak yang kita layani, simaklah terlebih dahulu Artikel pertama yang mengungkapkan apakah sebenarnya kasih kristiani itu. Sedangkan melalui Artikel kedua kita dapat melihat tiga hal penting mengenai kasih yang dapat kita ajarkan kepada anak-anak, yaitu kasih kepada Allah, sesama, dan diri sendiri. Selamat membaca sajian selengkapnya dalam edisi ini dan kiranya kasih Kristus nyata dalam hidup kita semua. Redaksi e-BinaAnak, (Davida) "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Yohanes+13:34 > ^o^ ARTIKEL (1) ---------------------------------------------------^o^ ^ APAKAH KASIH ITU SESUNGGUHNYA? ^ ============================== Seorang pemburu yang belum berpengalaman cenderung menembak apa saja yang bergerak. Cara semacam ini jelas membahayakan. Petunjuk pertama bagi pemburu-pemburu seperti itu ialah, "Kenalilah mangsa Anda dan jangan sekali-kali menembak ataupun membidik jikalau Anda tak yakin apakah sesuatu yang Anda lihat itu benar-benar yang hendak Anda tembak". Mengabaikan aturan yang penting ini bisa-bisa hanya akan memboroskan amunisi saja, tetapi dapat pula mengakibatkan kematian anjing pemburu yang pandai, atau lebih parah lagi, kematian seorang pemburu lain. Hasrat besar tanpa pengertian takkan membawa kebaikan. Orang Kristen yang berhasrat mengamalkan kasih kristiani, harus mengetahui apa tujuan yang hendak dicapainya dengan pengalaman kasih. Hal ini sangat penting dewasa ini, karena begitu banyak orang yang tidak mengerti sifat kasih kristiani. Pertanyaannya bukanlah "Anda mendukung atau menolak kasih?" melainkan, "Bagaimanakah seharusnya kita memahami dan menyatakan rasa kasih?" Kita harus dapat membedakan antara konsep kristiani tentang kasih dengan konsep kebanyakan orang tentang kasih. Acapkali pendapat-pendapat ini berlainan sama sekali dan orang-orang Kristen harus mengetahui perbedaannya. Bila tidak, mungkin kita akan menaruh cinta itu di urutan paling atas pada skala prioritas kita, lalu mendapati diri kita sedang mengejar sesuatu yang sebetulnya bukan kasih kristiani sama sekali. Misalnya, banyak di antara kita beranggapan bahwa kasih terutama adalah suatu perasaan. Kita pikir, kita mengasihi seseorang bila kita punya perasaan positif terhadapnya. Jika tanggapan emosional tak ada, mungkin kita menyimpulkan bahwa kasih juga tidak ada. Apakah pendapat serupa itu sama dengan kasih dalam ajaran Kristen? Tidak. Pendapat semacam itu bukanlah pendapat yang diajarkan dalam Alkitab. Sebagian besar ajaran Alkitab berbicara mengenai cinta dari segi yang berbeda. Banyak orang yang menyamakan cinta dengan perasaan. Namun, tidak berarti orang-orang Kristen harus menerima pandangan itu. Seringkali pikiran yang umum mengenai cinta tidak serupa dengan segi pandangan Kristen. Dewasa ini, orang Kristen dihadapkan pada tantangan untuk mengetahui apa sebenarnya kasih kristiani itu dan cinta yang bagaimana yang bukan cinta kristiani. Di tengah-tengah kesimpang-siuran ini, Tuhan sudah memberikan firman-Nya yang dapat kita pakai sebagai pedoman. Dengan mempelajari ajaran Alkitab tentang kasih, kita dapat melihat perbedaannya dengan berbagai konsepsi yang populer di kalangan umat manusia. KASIH KRISTIANI ADALAH KASIH YANG MELAYANI Sementara itu, sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu bahwa saat-Nya telah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu (Yohanes 13:1-5). Yohanes membuka bagian Alkitab ini dengan mengatakan bahwa Yesus "mengasihi murid-murid-Nya sampai pada kesudahannya. Kemudian sebagai contoh dari kasih Yesus, Yohanes menggambarkan suatu kejadian yang paling luar biasa. Pada masa hidup Yesus, mencuci kaki adalah tugas pelayan atau hamba yang termuda. Di sini Yesus, Guru mereka, bertindak sebagai pelayan yang hina serta melakukan perbuatan pelayanan yang kasar. Pada hakikatnya, dengan membasuh kaki murid-murid-Nya, Yesus menjelaskan cinta kasih dari segi pelayanan. Kita harus mengingat bahwa perbuatan Yesus tadi bukanlah semata-mata suatu upacara. Kaki-kaki yang dibasuh Yesus adalah kaki yang beralaskan sandal dari orang-orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalan-jalan yang penuh sesak dan berdebu. Mungkin sekali kaki mereka amat kotor. Dan Yesus mengambil sehelai kain lenan serta sebasi air, kemudian membasuh kaki mereka. Setelah selesai memberikan pelayanan ini, Yesus mengatakan kepada mereka, "Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu" (Yohanes 13:14,15). Kemudian, pada malam itu pula ditambahkan-Nya, "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi" (Yohanes 13:34). Yesus melayani murid-murid-Nya dengan membasuh kaki mereka, dan dengan berbuat demikian, Ia mencintai mereka. Kasih kristiani adalah kasih yang melayani. Kasih ini meliputi bermacam-macam perbuatan, mulai dari perbuatan kita sehari-hari hingga perbuatan kepahlawanan. Tetapi maksudnya ialah bila kita melayani sesama kita, sebenarnya kita mengasihi mereka; kita mengamalkan kasih kristiani. Beberapa tahun yang lalu punggung isteri saya tergeliat. Dokter menyarankan satu-satunya pengobatan yang bisa dilakukan adalah: berbaring di lantai selama tiga minggu tanpa mengerjakan apa-apa. Pengobatan ini sederhana, tetapi anak-anak kami masih amat membutuhkan pengawasan ibu mereka. Sedangkan saya sendiri tak bisa meninggalkan pekerjaan untuk tiga minggu lamanya menggantikan tugas ibu mereka. Semula isteri saya hanya menganggap cara pengobatan seperti itu lebih buruk dari penyakitnya. Kami menelepon beberapa orang dari jemaat kami dan meminta bantuan mereka. Kami sendiri juga bagian dari anggota jemaat tersebut. Dengan sukarela mereka datang ke rumah kami untuk membantu membereskan segala kebutuhan kami, seperti memasak, membersihkan rumah, merawat anak-anak kami, dan lain sebagainya. Selama tiga minggu penuh kami dilayani oleh sekelompok kecil orang Kristen. Walaupun kami tak begitu akrab dengan beberapa dari mereka, ada satu hal yang saya ketahui, yakni dalam melayani keluarga kami, mereka mengamalkan kasih kristiani. Kasih yang melayani dapat diungkapkan dengan perbuatan-perbuatan yang luar biasa, ataupun perbuatan-perbuatan kepahlawanan, namun sering kali kasih itu hanya dinyatakan dengan perbuatan sehari-hari yang biasa-biasa saja. Seperti mendengarkan masalah rekan sekerja dengan penuh perhatian, membantu tetangga memperbaiki mobilnya, menyiapkan makanan suami (tujuh hari seminggu selama dua puluh tahun). Semua ini adalah pernyataan kasih yang diberikan Yesus dengan contoh ketika Ia membasuh kaki rasul-rasul-Nya. Kasih semacam ini dijalankan dari hari ke hari tanpa gembar-gembor. Aspek lain dari kasih yang melayani adalah fakta yang sederhana, yakni kasih itu adalah sesuatu yang kita kerjakan. Karena sering kali aspek itu amat jelas, sehingga sukar bagi kita untuk mengenalinya. Kasih yang melayani dinyatakan dengan perbuatan- perbuatan, baik yang kecil maupun perbuatan besar. Dalam arti ini, kasih yang melayani tidak hanya sekadar "bersikap manis" ataupun mempunyai watak yang positif, atau berniat baik. Bayangkan, Anda berniat pindah rumah dan telah meminta beberapa teman untuk membantu Anda. Dengan baik hati mereka sekalian setuju membantu Anda. Tetapi ketika tiba saatnya Anda pindah, hanya seorang saja yang muncul. Sewaktu Anda menelepon teman-teman lain, mereka semua memberikan berbagai alasan. Ada yang lupa; ada yang tak bisa meninggalkan kesibukannya. Namun, mereka semua bersikeras hendak membantu, seakan-akan mengatakan, "yang patut dihargai ialah niatnya." Tentu saja dalam situasi seperti ini, niat saja tidak berguna. Saudara sedang mengharapkan bantuan, bukannya niat-niat baik. Bila kita mengerti bahwa kasih berarti melayani sesama manusia, kita mengerti bahwa kasih kristiani haruslah diamalkan jikalau kasih itu hendak berhasil. Sumber diambil dan diedit dari: Judul Buku : Apakah Kasih Kristiani Itu? Penulis : Ken Wilson Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1980 Halaman : 8 - 14 ^o^ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------^o^ ^ MENDIDIK CINTA KASIH ^ ==================== Mengapa kita mengajarkan tema "cinta kasih dan kepedulian"? Pertama, dalam masyarakat kita tampak adanya kecenderungan untuk makin menjadi individualis dan egois. Orang mengejar kepentingannya sendiri, dengan cara halal maupun tidak halal, tanpa peduli bahwa akan ada orang, kelompok agama, kelompok suku, masyarakat ataupun negara yang menderita atau dirugikan karena perbuatannya. Di samping itu, penggunaan kekerasan makin terlihat, bukan hanya di layar TV, melainkan telah merasuk dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, perampokan nasabah bank atau perkelahian pelajar dengan menggunakan berbagai alat dan terjadi bukan hanya antara seorang dengan orang lain yang berperkara dengan dirinya, melainkan juga dengan orang yang sama sekali tidak mereka kenal. Perasaan orang seakan-akan telah menumpul; kurang ada rasa peka, rasa kasihan dan rasa kasih satu dengan yang lain. Menyadari hal ini, maka dibutuhkan sebuah pendidikan dengan program yang bukan hanya meningkatkan daya pengenalan dan psikomotorik anak atau murid, tetapi terutama yang mengembangkan rasa kasih sayang anak atau murid. Maka perlu ada program yang dapat menumbuhkan perhatian, motivasi dan sikap siswa untuk memerbaiki hubungan antarmanusia dan menajamkan kembali perasaan untuk saling mengasihi dan saling memedulikan. Kedua, tema ini perlu diajarkan karena cinta kasih dan kepedulian adalah kebutuhan emosional dan psikologis yang vital. Kalau kebutuhan ini tidak dipenuhi, manusia tak dapat hidup dengan berarti, sejahtera, dan bahagia. Bahkan seorang bayi akan mati merana jika tidak menerima kasih sayang dan kehangatan dari sesama manusia, meskipun kebutuhan fisiknya dipenuhi. Kekurangan cinta kasih dan kepedulian waktu anak masih kecil, akan membawa akibat yang menetap. Seorang anak yang pada masa kecilnya dididik dengan keras dan kejam serta menerima sedikit kasih dan kehangatan, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang beringas, yang tidak mengenal rasa peduli dan kasihan kepada orang lain, seperti tampak pada sejarah Hitler. Ketiga, alasan mengapa tema ini perlu diajarkan adalah karena mengasihi adalah hukum yang terutama dari semua hukum. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Matius 22:37-39 dan Markus 12:30-31). Di sini terlihat tiga dimensi dari mengasihi, yakni sebagai berikut. 1. Mengasihi Tuhan Allah --------------------- Maksud disebutkannya segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan ialah agar kita mengasihi Allah dengan segenap diri kita sebagai kesatuan dari tubuh, jiwa, roh, akal budi, perasaan, dan kemauan kita. Hidup kita seanteronya harus diarahkan dan patuh kepada perintah Allah sehingga Allah yang menjadi Raja dalam hidup kita dan kehendak-Nya yang berlaku di dalam hidup kita. Melaksanakan hukum ini membawa konsekuensi yakni kita harus mau melaksanakan perintah Tuhan. Hal ini dinyatakan dengan jelas dalam Yohanes 14:21, "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku". Meskipun kita tidak dapat melihat Tuhan, namun mengasihi Tuhan ada miripnya seperti mengasihi dalam hubungan antarmanusia. Jika kita mengasihi seseorang, kita akan berusaha menyenangkan hatinya dengan melakukan apa yang dikatakannya, dan apa yang dimintanya. Begitu juga dalam hubungan dengan Tuhan. Kita mengasihi Tuhan dengan menuruti firman-Nya. 2. Mengasihi Sesama Manusia ------------------------ Dasar bahwa kita harus mengasihi sesama manusia adalah karena Tuhan Yesus telah mengasihi kita terlebih dahulu. Karena kasih- Nya Ia telah memberikan seluruh diri-Nya untuk menebus kita. Sebab itu, kita diminta untuk mengasihi sesama manusia, "Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi" (Yoh. 13:39). Timbul pertanyaan, siapakah sesama manusia? Sesama manusia tidak terbatas pada keluarga, teman, tetangga, orang sesuku, seagama, sebangsa, tetapi juga musuh kita dan orang-orang yang tidak kita kenal, yang ditempatkan Tuhan dalam jalan hidup kita, bahkan termasuk orang-orang lain pun di seluruh dunia. Semua manusia adalah bersaudara karena semua orang adalah anak-anak Allah. Mungkin saja kita kurang menyukai tetangga kita. Namun, jika kita percaya bahwa Allah memelihara kita dan juga tetangga kita, dan bahwa Tuhan datang untuk tetangga maupun untuk kita, maka kita harus mengasihi dia; kalau tidak, kita akan menghina Tuhan yang mengasihi dia. Satu-satunya cara seseorang untuk membuktikan bahwa ia mengasihi Allah ialah dengan menunjukkan kasihnya kepada sesamanya. 3. Seperti Diri Sendiri -------------------- Berbeda dengan kedua perintah di atas, kasih kepada diri sendiri bukanlah perintah atau anjuran Tuhan Yesus. Kasih kepada diri sendiri sungguh kita kenal dan bahkan terlalu kita kenal, akibatnya kita cenderung bersifat egois. Ungkapan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri mau menunjukkan bahwa perintah Tuhan untuk mengasihi sesama harus mempunyai bobot yang sama seperti mengasihi diri sendiri. Di samping itu, mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri, mengandung pengakuan bahwa orang yang tidak mengasihi dirinya sendiri, tidak mungkin dapat mengasihi orang lain dengan sepatutnya. Perintah untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia bukanlah perintah yang mudah untuk dilaksanakan. Kita tidak bisa mengasihi Tuhan dan sesama manusia dengan kekuatan sendiri. Dengan jujur dan rendah hati kita perlu mengakui bahwa kita membutuhkan pertolongan dan anugerah Roh Kudus untuk dapat melakukan perintah yang paling utama ini. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Ajarlah Mereka Melakukan Penulis : Stans Ismail Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1998 Halaman : 67 - 70 ^o^ BAHAN MENGAJAR ------------------------------------------------^o^ ^ TAK SEORANG PUN MENGASIHI SAYA ^ ============================== Ibu tahu bahwa Yanti pasti telah mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan di sekolah. Para ibu biasanya mempunyai cara tertentu untuk mengetahui hal-hal seperti ini. Mungkin ibu mengetahuinya dari cara Yanti menutup pintu ketika pulang dari sekolah. Atau mungkin juga dari wajah Yanti yang cemberut. Apa pun caranya, yang jelas ibu tahu bahwa hari itu merupakan hari yang tidak menyenangkan bagi Yanti di sekolah. "Adakah sesuatu yang ingin kamu katakan, Yanti?" tanya ibu. "Tak seorang pun mengasihi saya," kata Yanti. "Tak seorang pun mengasihimu?" tanya ibu. Renungan Singkat Tentang Kasih: -------------------------------- 1. Pernahkan kamu mengatakan bahwa tak seorang pun mengasihimu? Tahukah kamu bahwa bagaimanapun juga ada orang yang mengasihimu? 2. Apakah yang akan kamu katakan kepada Yanti seandainya kamu adalah ibu? Dapatkah kamu menerka siapa yang mengasihi Yanti? "Marilah kita melihat sesuatu bersama-sama," kata ibu sambil menuntun Yanti menuju ke dapur. Kemudian ibu menuangkan air jeruk ke dalam dua gelas, satu untuk Yanti dan satu lagi untuk ibu sendiri. Setelah itu ia meletakkan sepiring kecil kue kering di atas meja. Yanti agak tersenyum ketika ibunya mengajak duduk bersama-sama dan mulai mengunyah kue. Yanti benar-benar tersenyum ketika ibunya mengambil album foto keluarga dan membukanya. "Ini foto piknik kita yang terakhir," kata ibu. Ibu kira, kamu senang sekali waktu itu, bukan?" "Ya, saya senang sekali!" kata Yanti. "Saya sungguh senang dengan piknik-piknik yang diadakan keluarga kita." "Nah, sekarang lihat, ini fotomu waktu digendong Ayah keliling meja," kata ibu. "Menurut kamu, apakah Ayah mengasihimu?" Yanti tersenyum. "Ya, saya tahu Ayah mengasihi saya," katanya. "Dan ini foto Ibu ketika sedang memberimu sepotong roti. Menurut kamu, apakah Ibu mengasihimu?" tanya ibu. Yanti menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Ya." Kemudian ibu menunjukkan foto kakak laki-laki Yanti. Yanti tahu bahwa kakaknya juga mengasihi dia. Setelah itu, Yanti melihat foto kedua saudara sepupunya, bibi dan paman yang sangat disayanginya, nenek dan kakek, juga guru Sekolah Minggunya. Semuanya mengasihi dia! Itulah yang dikatakan Yanti. "Saya ... saya kira saya salah," kata Yanti. "Banyak sekali orang yang mengasihi saya." "Termasuk Tuhan Yesus!" kata ibu. Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu: ---------------------------------------------- 1. Yanti tahu bahwa banyak orang yang mengasihi dia. Buatlah sebuah daftar orang-orang yang mengasihimu! 2. Apakah Tuhan Yesus termasuk di dalam daftarmu? Bagaimanakah kamu tahu bahwa Tuhan Yesus mengasihimu? Bacaan Alkitab: --------------- 1Yohanes 4:19-21 Kebenaran Alkitab: ------------------ Kita mengasihi orang lain karena Tuhan Yesus lebih dahulu mengasihi kita (1Yohanes 4:19). Doa: ---- Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mengasihi saya. Tolonglah saya mengasihi orang lain juga. Amin. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Penulis : V. Gilbert Beers Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 26 - 27 ^o^ WARNET PENA ---------------------------------------------------^o^ ^ FISHERS OF KIDS ^ =============== http://www.fishersofkids.com/ Situs Fishers of Kids ini dibuat oleh badan pelayanan yang bernama sama dengan situsnya. Situs ini menyajikan banyak pelajaran mengenai prinsip-prinsip Kristen seperti Keselamatan dari Tuhan, Hidup Kristen, Beriman dalam Tuhan, Kasih dan Pengampunan, Membaca Alkitab, Bersaksi, 10 Perintah Allah, dan lain-lain. Selain itu, kita juga dapat men-download secara gratis 60 naskah drama boneka, 40 naskah drama, dan satu tahun kurikulum Sekolah Minggu. Kurikulum dirancang untuk anak-anak kelas 1 - 6 SD. Tunggu apa lagi? Manfaatkan semua bahan yang ada dalam situs ini untuk pelayanan di Sekolah Minggu Anda. [Kiriman dari: Davida) ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------^o^ Dari: Moels 1973 <mbltgk(at)> >Dengan hormat, >Bersama email ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada >Bapak/Ibu pengurus atas email-email yang dikirimkan kepada saya itu >banyak membantu bagi saya secara pribadi dan banyak orang. Dan >bersama ini juga saya hendak meminta Izin Pemuatan atas artikel- >artikel yang Bapak/Ibu kirimkan kepada saya ke dalam Buletin SYALOM >yang saya kelola bersama teman-teman di Gereja Kristus Bogor. >Demikian email dari saya, dan saya tunggu kabar dari Bapak/Ibu. >Mulyadi Danusaputra Redaksi: Puji Tuhan untuk setiap berkat yang kita bersama bisa bagikan kepada banyak orang! Biarlah kerjasama ini bisa meninggikan nama Tuhan. Sehubungan dengan pemuatan artikel e-BinaAnak di majalah Syalom, kami tidak keberatan. Silakan memuatnya, selama itu tidak ditujukan untuk maksud komersil. Namun, jangan lupa menuliskan sumber asli (buku) dari mana tulisan tersebut diambil dan juga cantumkan alamat berlangganan e-BinaAnak, sebagai sumber onlinenya. Terima kasih. ^o^ MUTIARA GURU --------------------------------------------------^o^ Mengasihi, itulah yang Yesus lakukan ... Supaya kita juga selalu saling mengasihi. ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |