Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/270 |
|
e-BinaAnak edisi 270 (10-3-2006)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: 270/Maret/2006 ---------- ^o^ SALAM DARI REDAKSI ^o^ ARTIKEL : Apakah Artinya Mempersembahkan Kepada Tuhan? ^o^ BAHAN MENGAJAR (1): Bukan Karena Orang Kaya! ^o^ BAHAN MENGAJAR (2): Aku Akan Memberi Persembahan ^o^ WARNET PENA : Sunday School Help ^o^ MUTIARA GURU ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ^o^ SALAM DARI REDAKSI Salam kasih, Memberi persembahan merupakan acara rutin yang selalu dilakukan dalam ibadah Sekolah Minggu. Anak-anak dengan penuh sukacita memasukkan uang dalam kantong persembahan. Tetapi dengan penuh kesadarankah mereka melakukannya? Ataukah semata-mata karena orang tua mereka berpesan untuk memasukkan uang itu ke dalam kantong persembahan? Jika kita melakukan evaluasi mengenai persembahan, mungkin ada anak- anak yang akan bingung menjawab arti memberi yang sebenarnya. Lalu bagaimana kita dapat mendidik mereka untuk memberi persembahan dengan pengertian dan motivasi yang benar? Artikel dan bahan mengajar minggu ini akan menjadi langkah awal Anda untuk mendidik mereka mengenai hal tersebut. Harapan kami, kita semua dapat menyadari arti penting memberi persembahan kepada Tuhan sehingga anak-anak pun mendapatkan pengajaran yang benar mengenai hal tersebut. Selamat memberikan persembahan yang berkenan kepada Allah! Redaksi e-BinaAnak, (Davida) "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Roma+12:1 > ^o^ ARTIKEL -------------------------------------------------------^o^ ^ APAKAH ARTINYA MEMPERSEMBAHKAN KEPADA TUHAN? ^ ============================================ Alkitab bukanlah semacam kitab tuntunan, yang memuat peraturan- peraturan tentang apa yang harus dikerjakan manusia. Kita tidak akan menemukan daftar dari berbagai tujuan yang harus disumbang. Tidak akan terdapat juga suatu tabel, yang menyatakan berapa persembahan yang menjadi tanggungan jika kita mempunyai gaji Rp 800.000. Tuhan hanya meminta kasih kita kepada-Nya dan berdasarkan besarnya kasih itulah kita memberi. Namun, Dia juga mau menunjukkan jalan, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, agar kita bebas memilih dan memberi. Tentang orang Israel, kita baca bahwa mereka dapat memberikan persembahannya kepada Tuhan dengan tiga cara. 1. Untuk kebaktian. ---------------- Untuk itu yang terutama diperlukan ialah sebuah tempat pertemuan, mula-mula berbentuk kemah dan kemudian rumah atau bait. Pembangunan kedua tempat kebaktian itu terlaksana karena pemberian orang Israel yang spontan dan sukarela. Untuk mendirikan kemah pertemuan, orang Israel memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan. Laki-laki dan perempuan membawa emas, perak, tembaga, kain kasa yang halus, bulu kambing, kayu akasia, minyak untuk pelita. Kaum wanita memintal bulu kambing. Semua orang menyerahkan sesuatu sebagai persembahan sukarela untuk Tuhan (Kel. 35:4-29). Di samping itu, harus selalu tersedia minyak untuk pelita, roti persembahan, kemenyan di atas mezbah dan binatang-binatang untuk korban. 2. Untuk hamba-hamba Allah, para imam dan orang Lewi. -------------------------------------------------- Orang itu dapat mengerjakan pekerjaannya, apabila mereka dibebaskan dari tanggungan mencari makan. Setelah Tuhan memberikan tanah Kanaan kepada bangsa Israel, tiap-tiap suku mendapat bagian dari tanah itu. Tetapi orang-orang Lewi dan para imam tidak menerima bagian. Karena mereka menjalankan kebaktian setiap hari di hadapan Tuhan maka tiap orang Israel harus menyerahkan sebagian dari penghasilannya kepada mereka. Tuhan menganggap persembahan itu sebagai persembahan kepada Dia sendiri. Di dalam Bilangan 18:21-24 kita baca antara lain: "Sebab kepada orang Lewi kuberikan sebagai bagiannya persepuluhan, yang harus dikumpulkan oleh orang Israel sebagai kewajibannya", dan dalam Ulangan 18:1-5 ditambahkan pula hasil yang pertama dari gandum, minyak dan anggur, dan bulu domba yang pertama. 3. Untuk orang miskin. ------------------- Orang miskin juga mempunyai hak dari pemberian orang Israel. Jika ada suatu perayaan, orang Israel harus membagi-bagikan pemberian kepada anak-anak yatim piatu, janda-janda, dan orang miskin. Jika ada seikat gandum tertinggal di ladang, orang tidak boleh mengambilnya kembali, melainkan harus dibiarkan di sana untuk orang miskin. Begitu juga dengan buah zaitun, orang tidak perlu memeriksa kembali apakah masih ada beberapa buah yang tertinggal di pohon. Buah yang tertinggal itu menjadi bagian orang yang kekurangan (Im. 19:9, 10). Dalam Ulangan 26:12, Tuhan berkata kepada orang Israel: "Apabila dalam tahun yang ketiga, tahun persembahan persepuluhan engkau sudah selesai mengambil segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu, maka haruslah engkau memberikannya kepada orang Lewi, orang asing, anak yatim, dan kepada janda, supaya mereka dapat makan di dalam tempatmu dan menjadi kenyang." Jadi dengan dasar selalu adanya orang miskin, Yesus Kristus pun berkata: "orang miskin selalu ada padamu." Meski kita bekerja keras untuk perbaikan keadaan sosial dan ekonomi, kita akan selalu diingatkan, bahwa kita hidup dalam dunia yang tidak sempurna. Keadaan ini tidak meniadakan tugas dari Tuhan untuk memelihara orang yang kekurangan. Hal ini bukan untuk memperlihatkan betapa baik hati kita, melainkan untuk mengembalikan apa yang telah kita terima kepada-Nya melalui orang miskin. Bagi tiap anggota jemaat juga ada tiga jalan untuk memberi seperti tersebut di atas. 1. Untuk rumah gereja. ------------------- Tuhan meminta kita untuk membuat tempat di mana Dia dapat disembah. Tidakkah penyembahan dapat dilakukan tanpa rumah? Tentu saja dapat, karena Tuhan tidak terikat pada suatu tempat. Tetapi pertemuan-pertemuan di suatu tempat tertentu, di mana kita dapat mendengarkan Firman Tuhan, dapat memperkuat persekutuan orang suci. Lagi pula sebuah rumah gereja dapat menjadi suatu peringatan bagi mereka yang belum percaya kepada-Nya; sebagai suatu peringatan, meskipun sangat sederhana, bahwa Tuhan sedang mendirikan Gereja-Nya di dunia ini. Di India-Selatan orang berkata: "Janganlah mendirikan rumah di dusun yang tidak ada kuilnya." Mendirikan gereja adalah satu dari hal yang nyata, yang dapat dilakukan bersama oleh orang Kristen. Sesuatu yang dapat dilihat itu menarik perhatian. Oleh karena itu, orang gemar mengerjakannya. Dan apa yang harus kita kerjakan dengan kasih dan sukacita harus kita dorong, lebih-lebih karena hal itu membutuhkan pengorbanan dari manusia. 2. Untuk para pemuka, pendeta, guru Injil, dan orang yang mencurahkan hidupnya ke dalam pekerjaan jemaat. ----------------------------------------------------------------- Jika sepanjang hari mereka sibuk mengurus jemaat atau mengabarkan Injil kepada mereka yang tidak mengenalnya, maka mereka harus dipelihara oleh jemaat. Tidak hanya dengan uang yang sedikit, sehingga orang lain tidak mau mengerjakannya. Yakobus berkata, bahwa seorang pekerja harus seharga dengan upahnya dan seorang pendeta harus dapat hidup dengan cukup. Ia harus dapat menerima kedatangan orang, dapat memberikan pendidikan yang cukup kepada anak-anaknya, pendeknya dapat hidup patut sebagai manusia. Sebaliknya kita dapat minta daripadanya sesuai dengan apa yang diberikan oleh jemaat kepadanya. Ia harus menyediakan seluruh waktunya untuk kepentingan pekerjaan gereja dan pekabaran Injil. Ini bukan suatu peringatan yang tidak perlu. Kerap kali kita jumpai, bahwa ada pendeta atau pekerja gereja lainnya, yang mempunyai sawah sendiri, mempergunakan sebagian besar dari waktunya untuk kepentingan sawahnya. Hal itu tak boleh terjadi, dan hal itu harus kita cegah. 3. Untuk orang-orang miskin. ------------------------- Umumnya pengertian orang miskin di Indonesia hanya terdapat di kota-kota saja. Orang miskin di desa-desa mungkin ada juga, tetapi mereka selalu ditampung oleh keluarganya atau oleh masyarakat yang ada di situ. Jika ia lepas dari ikatan sosial tersebut, barulah ia menjadi orang yang seharusnya minta pertolongan jemaat. Meski demikian, pengertian pemeliharaan orang-orang miskin itu tidak hanya harus kita batasi pada orang yang tidak mempunyai harta saja. Ada pula orang yang membutuhkan pertolongan kita dengan cara yang lain, misalnya, karena mereka itu buta atau lumpuh. Orang yang membutuhkan pertolongan kita akan selalu ada di sekitar kita. Bukan pertolongan dengan sikap congkak yang datang dari orang yang sekali-kali berbuat kebajikan, melainkan dari orang yang mau menolong karena kasihnya kepada Tuhan, yang memberikan yang terbaik kepadanya, bahkan sampai memberikan Anak-Nya. 4. Untuk pekabaran Injil. ---------------------- Pemberitaan Injillah yang menjadi alasan bagi berdirinya jemaat. Apabila jemaat itu berhenti mengerjakan pekabaran Injil, maka jemaat itu sudah tidak berdiri sebagai gereja lagi, melainkan menjadi suatu perkumpulan keagamaan biasa. Injil itu tidak hanya harus dikabarkan di sekeliling kita, melainkan harus sampai ke ujung dunia. Itu tidak berarti, bahwa kita harus pergi sendiri- sendiri. Kalau demikian malahan kita tidak akan saling bertemu. Tetapi tiap orang Kristen harus berdoa, bekerja, dan berkorban bagi semua umat manusia yang belum mengenal Kristus sekaligus memberi untuk pengutusan penginjil ke luar negeri. Ini tidak hanya berlaku bagi gereja-gereja di negeri Barat, melainkan bagi gereja-gereja di negeri Timur juga. Pengutusan bukanlah merupakan kegemaran segelintir manusia, tetapi menjadi tugas semua orang yang menjunjung nama Kristus. Jika kita sudah tahu untuk apa kita memberi maka bersama itu pula timbul pertanyaan: "Berapa yang harus kita beri?" Marilah kita kembali sebentar kepada bangsa Israel, mereka memberikan: a. sepersepuluh dari hasil ladang dan kebunnya, b. anak yang pertama dari lembu dan biri-biri, termasuk hasil yang pertama dari gandum, minyak, anggur, dan dari bermacam-macam buah-buahan ladang, dan c. pemberian sukarela pada hari raya tertentu, kelahiran, sakit dan sebagainya. Kita tidak lagi hidup di bawah peraturan-peraturan yang khusus mengenai hal memberi, seperti sepersepuluh dari tanah atau hasil buah-buahan. Jadi, tidak seorang pun dapat dipaksa atau diharuskan untuk memberikan persepuluhan itu. Kalau orang mau berbuat begitu secara sukarela, itu bagus sekali. Sejak itu semua pemberian itu sukarela. "Semua itu kepunyaanmu," kata Paulus, "tetapi kamu milik Kristus dan Kristus milik Allah." Itu artinya, hubungan kita dengan Tuhan terdiri dari rasa syukur dan kasih. Tuhan telah memberikan segalanya kepada kita. Tuhan telah menganugerahkan Putera-Nya kepada kita. Dan siapa yang banyak diampuni, ia juga harus banyak mengasihi. Hal itu dengan sendirinya akan menggerakkan dia untuk mengembalikan kepada Tuhan apa yang telah diterimanya daripada-Nya. Jadi satu-satunya ukuran ialah: "Tuhan, apa yang Kau kehendaki supaya aku beri." Masihkah saudara menganggap sukar untuk menentukan sendiri apa yang harus saudara persembahkan dengan sukarela? Tentunya tidak! Hal itu akan senantiasa memberi dorongan lebih besar kepada saudara untuk mempersembahkan barang-barang itu ke hadapan Tuhan sekaligus akan memperkaya hidup saudara karena lebih mendekatkan saudara kepada Kristus. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Memberi Secara Kristen Penulis : V.S. Azahari Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1982 Halaman : 26 - 30 ^o^ BAHAN MENGAJAR (1) --------------------------------------------^o^ Bahan mengajar berikut ini berupa artikel yang bisa Anda sampaikan dalam kelas Sekolah Minggu atau Anda berikan kepada anak-anak didik sebagai bahan bacaan. ^ BUKAN KARENA ORANG KAYA! ^ ======================== Siapakah orang yang BISA memberi persembahan? Siapakah orang yang RELA memberi persembahan? Siapakah orang yang SUKA memberi persembahan? Mungkin kita kira: orang yang BISA memberi persembahan adalah orang kaya; orang yang RELA memberi persembahan adalah orang kaya; dan orang yang SUKA memberi persembahan adalah orang kaya. Tapi perkiraan itu tidak benar. Orang yang BISA memberikan persembahan, belum tentu karena dia kaya. Orang yang RELA memberikan persembahan, belum tentu karena dia kaya. Orang yang SUKA memberi persembahan, belum tentu karena dia kaya. Coba pelajari uraian di bawah ini, sehingga kamu tahu bagaimana sebenarnya orang yang bisa, rela, dan suka memberi persembahan kepada Tuhan itu! 1. Orang yang mengerti bahwa Allah adalah sumber hidupnya. ------------------------------------------------------- "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya." (Filipi 4:19) Kita memang bekerja, tapi kita tahu bahwa kita tak mungkin memperoleh rezeki jika bukan Allah yang memberikannya. Ya, Allahlah yang memberi rezeki kepada keluarga kita. Sehingga kita bisa membeli makanan, mendapat air minum, dan membeli pakaian, bersekolah, dan sebagainya. Raja Daud sangat menyadari hal ini, sehingga ia berkata: "Siapakah aku ini dan siapakah bangsaku, sehingga kami mampu memberikan persembahan sukarela seperti ini? Sebab dari pada- Mulah segala-galanya dan dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu." (1Tawarikh 29:14) Jika kita sungguh menyadari bahwa Allahlah yang memberi semua yang kita miliki maka hati kita akan penuh dengan pengucapan syukur. Dan karena kita menyadari bahwa Allahlah yang memberi semua rezeki kepada kita maka kita sadar bahwa semua itu milik Tuhan. Tuhan berhak menerima ucapan syukur yang kita nyatakan melalui uang kita. 2. Orang yang selalu menghitung berkat yang ia peroleh. ---------------------------------------------------- "Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." (Filipi 4:11) Kita sering lupa akan pemeliharaan Allah yang berlimpah. Udara, sinar matahari, hujan, dan hal-hal indah di sekitar kita. Orang yang selalu ingat bahwa hal-hal yang dimilikinya adalah berkat dari Allah akan selalu memelihara hati yang mengucap syukur kepada Allah. Dan orang yang selalu bersyukur kepada Allah tidak akan sulit untuk menyatakan hal itu dengan persembahan syukurnya, dengan uang yang dimilikinya. Apa yang membuatmu bersyukur kepada Allah? Dapatkah kamu menghitung berkat-berkat yang kamu peroleh dari Allah? 3. Orang yang memiliki hati yang kaya. ----------------------------------- "Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan." (Filipi 4:12) Orang yang mempunyai hati yang kaya belum tentu mempunyai banyak uang. Banyak orang yang memiliki kekayaan yang berlimpah tapi hatinya tetap miskin. Yang dimaksud dengan hati yang kaya adalah hati yang puas dan cukup. Hati yang kaya tidak selalu menuntut lebih dari yang dibutuhkan. Dan hati yang kaya adalah hati yang tahu kapan ia harus berhenti mengatakan "saya perlu" dan mulai memberi kepada orang lain. Bagaimana mengukur apakah kamu memiliki hati yang kaya? Cobalah uji: a. Apakah kamu rela memberikan semua uang jajanmu hari ini untuk teman yang miskin? YA TIDAK b. Apakah kamu rela memberikan tabunganmu untuk mendukung keluarga hamba Tuhan di pedalaman? YA TIDAK c. Apakah kamu mau mulai menabung dengan teratur untuk mendukung pekerjan Tuhan? YA TIDAK 4. Orang yang memiliki hati yang tidak terikat. -------------------------------------------- "Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima." (2Korintus 8:12) Apa arti kata "kikir"? Kikir artinya pelit. Orang yang hatinya kikir adalah orang yang terikat dengan hartanya. Begitu erat terikat hingga ia tidak rela melepaskan sedikit saja uang yang dimilikinya. Ketika hartanya hilang lenyap, banyak orang merasa hidupnya sudah berakhir. 5. Orang yang mengerti nilai pekerjaan Tuhan. ------------------------------------------ "Aku berkelimpahan karena aku telah menerima kirimanmu, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah." (Filipi 4:18) Allah kita adalah Allah yang amat kaya. Ia memiliki seluruh alam semesta dan kekayaan di bumi ini. Dan sebetulnya Ia tidak membutuhkan sama sekali uang-uang persembahan kita. Tapi ternyata ia mau menerima uang persembahan yang diberikan oleh orang percaya dan memakainya untuk pekerjaan penginjilan. Alangkah indah sikap Tuhan ini karena pekerjaan penginjilan adalah pekerjaan yang amat mulia. Penginjilan akan membawa orang bedosa kembali kepada Tuhan. Tahukah kamu apa saja pekerjaan Tuhan yang bisa dilakukan dengan menggunakan uang persembahan kita? a. Membeli Alkitab. b. Membeli buku-buku rohani. c. Membeli kaset. d. Membeli traktat. e. Mendukung pekerjaan misionaris (orang yang mengabarkan Injil ke pedalaman.) Kesimpulan: ----------- Jika kamu memenuhi 5 uraian di atas, maka KAMU juga termasuk orang yang bisa, rela, dan suka memberi persembahan. Lakukanlah dengan setia. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Majalah Anak KITA, Edisi 41/1996 Penerbit : Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, 1996 Halaman : 4 - 6 ^o^ BAHAN MENGAJAR (2) --------------------------------------------^o^ ^ AKU AKAN MEMBERI PERSEMBAHAN ^ ============================ PERSIAPAN 1. Pembacaan Alkitab dari 2Korintus 9:7. 2. Pilih 8 orang anak untuk membantu Anda membacakan arti pentingnya persembahan itu. 3. Siapkan teks yang akan dibacakan 8 orang anak tersebut seperti dalam cerita di bawah ini. CERITA Guru Sekolah Minggu: Hari ini kita akan membicarakan tentang pentingnya membawa persembahan ke Rumah Allah. Alkitab memberitahukan bahwa Allah mengasihi orang-orang yang memberi kepada-Nya dengan rela dan dengan senang hati. Kita dapat memberi kepada Allah dengan jalan membawa persembahan-persembahan kita ke rumah-Nya agar keperluan-keperluan gereja terpenuhi. Beberapa anak akan menolong kita memikirkan untuk apakah persembahan-persembahan yang kita berikan itu dipergunakan di gereja dan di Sekolah Minggu. Anak Ke-1: Persembahan-persembahan yang kita berikan menolong untuk membeli gambar-gambar, buku-buku Petunjuk Guru, buku-buku kerja Madya, dll. Anak Ke-2: Persembahan kita digunakan untuk membeli Alkitab-Alkitab yang dapat dipakai di kelas-kelas. Anak Ke-3: Uang yang kita berikan untuk Sekolah Minggu dan gereja menolong pembangunan gereja di mana kita berbakti saat ini. Anak Ke-4: Kita tidak akan memiliki buku-buku nyanyian jika tidak setia memberi kepada gereja. Anak Ke-5: Persembahan yang kita berikan menolong untuk membeli alat-alat musik yang kita gunakan pada waktu memuji Allah. Anak Ke-6: Papan flanel, kuda-kuda, dan gambar-gambar flanel dibeli dengan uang yang kita berikan. Anak Ke-7: Persembahan khusus kepada lembaga misi untuk menolong menyebarkan Injil agar anak-anak lain dapat mendengar tentang Yesus. Anak Ke-8: Aku mengasihi Sekolah Minggu dan gereja. Aku ingin membawa uang persembahan setiap Minggu. Aku akan menjadi seorang yang memberi dengan senang hati. Guru Sekolah Minggu: Anak-anak tadi telah memberitahukan kepada kita untuk apa saja uang persembahan kalian itu dipergunakan. Saya percaya bahwa kita sekalian ingin setia dalam memberikan persembahan-persembahan ke rumah Allah agar segala keperluan dapat terpenuhi. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Buku Pintar Sekolah Minggu, Jilid 1 Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1997 Halaman : 81 ^o^ WARNET PENA ---------------------------------------------------^o^ ^ SUNDAY SCHOOL HELP ^ ================== http://www.sundayschoolhelp.com/ Banyak sarana yang sangat dibutuhkan para pengajar Sekolah Minggu untuk menolong mereka mengembangkan diri dalam pelayanan. Hal ini dimengerti jelas oleh penggagas Situs Sunday School Help sehingga tersedialah berbagai macam informasi untuk membantu pengajar- pengajar Sekolah Minggu dalam situs ini. Dapatkan sumber-sumber bahan, dan pelatihan bagi SEMUA guru anak-anak, guru pemuda, guru dewasa, para pemimpin sekolah minggu, dan gereja, juga informasi dan bahan yang dapat menolong untuk pertumbuhan dan kebangunan sekolah minggu. (Redaksi: Davida) ^o^ MUTIARA GURU --------------------------------------------------^o^ Memberikan persembahan kepada Tuhan tidak berbicara tentang patokan jumlah dan aturan, tetapi berbicara mengenai kasih kita kepada-Nya. ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ^o^---------------------------------------------------------------^o^ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Alamat Berhenti : < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org > Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |