Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/266 |
|
e-BinaAnak edisi 266 (8-2-2006)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< ================================================== Daftar Isi: 266/Pebruari/2006 ---------- ^o^ SALAM DARI REDAKSI ^o^ ARTIKEL (1) : Bawalah Anak itu Kemari ^o^ ARTIKEL (2) : Berlatihlah Menjadi Pendengar yang Baik ^o^ TIPS : Mengasihi Anak dengan Memahaminya ^o^ WARNET PENA : Kids Bible Info ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA: Sajian Mengenai Metode Mengajar ^o^ MUTIARA GURU ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <staf-BinaAnak(at)sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ^o^ SALAM DARI REDAKSI Salam bagi Anda para pelayan Kristus, Mengasihi anak-anak Sekolah Minggu bukan hanya kewajiban guru Sekolah Minggu, tapi seharusnya menjadi hak istimewa seorang guru. Mengasihi tidak hanya dilakukan dalam hal-hal yang kongkrit/ jasmaniah saja, tapi juga dalam bentuk didikan yang akan mengantarkan anak-anak itu untuk mengenal Kristus dengan benar. Karena itu, kasih guru akan membawa para murid bertumbuh dalam pengenalan akan Allah dan pada akhirnya membawa para murid untuk mengasihi dan melayani Kristus dalam setiap aspek kehidupannya. Edisi e-BinaAnak kali ini menyajikan artikel dan tips yang berguna bagi para pelayan anak supaya lebih mengerti betapa besar dampak dari guru yang mengasihi murid-muridnya. Selamat menyimak dan mulai nyatakan kasih Anda kepada murid sebagai bukti kasih Anda kepada Kristus. Staf Redaksi e-BinaAnak, (Puji) Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Markus+10:14 > ^o^ ARTIKEL -------------------------------------------------------^o^ ^ BAWALAH ANAK ITU KEMARI ^ ======================= Ada kisah tentang seorang anak, yang pasti sudah diketahui oleh sebagian besar umat kristiani. Alkisah terdapat suatu keluarga dengan anak tunggal yang mengidap penyakit berbahaya sejak masa kecilnya. Anak ini sering terserang penyakit ayan yang membuatnya terbanting-banting ke tanah, mulutnya berbusa, dan badannya kejang- kejang. Coba bayangkan, apa yang akan menimpa anak ini jika tiba- tiba penyakitnya kambuh ketika ia menyeberang jalan, atau berada di dekat api. Sering ia terjatuh ke dalam api yang tentu membuat ia mengalami luka bakar. Bekas luka bakar tersebut tentu akan terus ada sepanjang hidupnya. Orang tuanya pastilah menginginkan kesembuhan anak ini sehingga berusaha mencari pengobatan ke mana-mana, tetapi tak satu pun dapat menyembuhkannya. Suatu kali orang tua anak ini melihat banyak orang berbondong- bondong mendatangi suatu tempat. Ketika diketahuinya Yesus ada di situ, maka ia membawa anaknya ke sana. Ia mengutarakan maksudnya kepada murid-murid Yesus, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkan. Akhirnya orang tua itu memberanikan diri berkata kepada Yesus yang dipanggilnya guru. Setelah menegur murid-murid, Yesus berkata, "Bawalah anak itu kemari." Karena melihat iman orang tua yang membawanya, Yesus pun menyembuhkan anak itu. Kisah selengkapnya tentang kesembuhan anak ini dapat dibaca dalam Matius 17:14-21; Markus 9:14-29; dan Lukas 9:37-43. Berdasarkan kisah ini, ada hal atau kenyataan yang akan disoroti, yaitu kenyataan bahwa Yesus mengasihi anak-anak. KENYATAAN BAHWA YESUS MENGASIHI ANAK-ANAK Dalam Markus 9:19 tertulis bahwa Yesus memerintahkan agar anak yang sakit itu dibawa kepada-Nya. Lalu Dia menyembuhkan anak itu. Ini merupakan suatu tanda bahwa Dia mengasihi anak itu dan anak-anak lain pada umumnya. Yesus juga memperhatikan kebutuhan anak-anak. Pada bagian lain kita dapat membaca bagaimana Yesus memberkati anak- anak. Dia membawa anak-anak ke pertemuan mereka dan menjadikan anak- anak ini sebagai lambang orang yang akan masuk ke dalam Kerajaan Allah (Markus 10:13,16). Dari dua bagian Alkitab ini, kita melihat bahwa orang-orang yang paling dekat dengan Yesus, yaitu murid-murid-Nya, justru menghalangi berkat Tuhan untuk anak-anak. Mengenai sikap murid-murid, atau gereja, akan kita bahas di bagian lain. Namun seharusnya, para murid atau gereja membantu anak-anak yang kurang berdaya ini untuk datang kepada Yesus dan menerima berkat-Nya. Harus ada orang yang membawa anak-anak kepada Yesus, seperti ayah anak yang sakit ayan itu. Jika tidak, anak-anak ini tidak akan dapat menerima Yesus dan akan menerima hukuman sebagai orang berdosa. Harus ada orang yang mengantarkan anak-anak datang kepada Yesus. Jika tidak, maka mereka akan datang ke tempat lain yang ditawarkan oleh dunia ini. Ada banyak hal yang dapat menghalangi anak-anak untuk datang kepada Yesus. Menurut Pendeta Gonbei di antaranya adalah 8S: Sex, Speed (motor, mobil), Sake (minuman keras, obat-obatan terlarang), Smoke (rokok, ganja), School (sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, kursus), Screen (bioskop, televisi, video, permainan video), Sport (olahraga), Sound (musik). Penghalang itu ada di mana-mana; di jalan, di sekolah, bahkan di rumah. Namun, ada satu S lagi yang hanya dapat diperkenalkan oleh gereja, yaitu Savior (Juruselamat) yang kita tahu Dia adalah Yesus Kristus. Sangat perlu disadari bahwa seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga memerlukan Juruselamat. Anak-anak juga akan dihukum jika mereka tidak menerima Sang Penebus. Jangan kita tunggu hingga mereka besar untuk memperkenalkan Yesus kepada mereka. Siapa yang tahu umur seseorang. Anak-anak bisa mati karena penyakit, kecelakaan, perang, kejahatan, dan lain-lain. Inilah alasan mengapa peran gereja atau tepatnya pelayanan anak begitu penting. Amatlah penting bagi kita untuk memperkenalkan Yesus Kristus pada fase yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Jika pelayanan anak dilakukan dengan baik, kita bisa berharap akan mendapat sumber daya manusia yang handal untuk gereja dan bangsa. Yesus meminta kita agar membawa anak-anak kepada-Nya. Yang perlu diperhatikan di sini adalah kita harus membawa anak-anak kepada Yesus bukan hanya secara fisik. Namun yang lebih penting adalah agar mereka dapat bertumbuh dalam pengenalan akan Allah dan dapat melayani Tuhan dalam segala aspek kehidupan mereka. Janganlah kita menjadi seperti murid-murid Tuhan Yesus yang menghalangi anak-anak untuk datang kepada Yesus. Menghalangi anak datang pada Tuhan dapat berupa tindakan secara fisik maupun rohani. Mungkin kita tidak akan menghalangi anak secara fisik, misalnya melarang mereka datang ke pelayanan anak. Namun, yang menjadi masalah adalah bahwa acap kali tindakan dan bahkan pelayanan kita menghalangi anak-anak untuk mengenal Allah yang sesungguhnya. Penyampaian cerita Alkitab (lebih tepatnya firman Tuhan) dengan sembarangan merupakan salah satu cara menghalangi anak melihat Allah. Perhatikan contoh berikut. Suatu hari seorang pelayan anak bercerita, "Anak-anak, suatu hari Tono diminta ibunya untuk membeli sesuatu di warung. Tetapi uangnya dipakai untuk jajan oleh si Tono. Lalu Tono berkata kepada ibunya bahwa uangnya hilang." "Malam harinya, anak-anak," guru itu melanjutkan, "si Tono bermimpi. Dalam mimpi itu ia dikejar-kejar oleh setan. Karena ketakutan, Tono berlari-lari sampai kemudian ia terbangun. Setelah bangun, ia ingat telah berbohong kepada ibunya. Jadi, ia pun mau mengaku salah kepada ibunya." Contoh di atas benar-benar terjadi. Kebenaran Alkitab manakah yang ingin disampaikan oleh guru ini? Kapan setan atau iblis dapat membuat seseorang bertobat? Kalau memang iblis dapat mengajak orang bertobat, berarti Yesus tak perlu disalibkan. Kita pun tak perlu melayani. Contoh lain yang sering terdengar adalah: "Anak-anak, supaya dapat masuk surga, kalian harus rajin ke gereja, rajin berdoa, tidak nakal, tidak nyontek ...." Apakah benar demikian? Kapan Tuhan berkata demikian kepada manusia? Bukankah keselamatan hanya didapat bila kita percaya kepada Yesus Kristus, karena keselamatan adalah anugerah? Jadi, jika kita tidak mengajarkan secara benar siapa Tuhan Yesus itu dan bagaimana seseorang dapat diselamatkan, berarti kita menghalangi anak-anak untuk mengenal Tuhan. Jika kita tidak menganggap penting pelayanan anak, maka kita juga membuat anak menganggap kebaktian anak tidak penting. Itu pun sama dengan menghalangi anak datang kepada Yesus. Ironis memang, bila guru-guru Sekolah Minggu sendiri malah menjadi penghalang bagi anak-anak untuk mengenal Tuhan di gereja. Ironis memang, kalau anak-anak justru belajar ketidakadilan dan ketidakseriusan di gereja. Sumber diambil dari: Judul Buku : Menciptakan Sekolah Minggu Judul Artikel: Bawalah Anak itu Kemari Penulis : Sudi Ariyanto, Helena Erika Penerbit : Gloria Efata, Yogyakarta, 2003 Halaman : 25 - 32 ^o^ ARTIKEL (2) ---------------------------------------------------^o^ Apa bukti nyata dari komitmen kita untuk mengasihi anak-anak SM? Menjadi pendengar yang baik bagi anak-anak merupakan salah satu buktinya. ^ BERLATIHLAH MENJADI PENDENGAR YANG BAIK ^ ======================================= Diberitakan seorang pengacara yang terkenal - yang tentunya merupakan seorang yang ahli dalam menggunakan kata-kata yang meyakinkan - memiliki satu ciri khas yaitu kemampuannya untuk diam seribu bahasa. Banyak yang dicapainya di dalam ruang pengadilan, baik dengan jalan mendengar maupun dengan jalan berbicara. Hal yang sama seharusnya juga dapat dikatakan mengenai guru-guru Sekolah Minggu. Belajar mendengarkan tidaklah mudah bagi guru yang terbiasa mengajar dengan cara komunikasi satu arah. Untuk mengetahui saat-saat yang tepat kapan ia harus menjadi pendengar dan kapan harus menjadi pembicara, diperlukan kecakapan yang cukup banyak. Anak-anak mempunyai pertanyaan yang harus dijawab. Anak-anak juga perlu mengungkapkan isi hatinya. Seringkali pikiran mereka tidak ada hubungannya dengan isi pelajaran, tetapi pikiran-pikiran itu pun harus didengarkan. Untuk menjadi pendengar yang baik, kita harus menaruh perhatian penuh kepada perkataan si pembicara. Pikiran orang dewasa seringkali melayang ke dunianya sendiri sewaktu mendengarkan anak-anak kecil. Apa yang didengarnya itu "masuk ke telinga kanan dan ke luar dari telinga kiri". Tetapi pendengar yang baik memperlakukan ucapan- ucapan si pembicara itu sebagai pikiran yang paling penting untuk saat itu. Dunianya dapat menunggu. Ia mengajukan pertanyaan- pertanyaan untuk mendorong pembicara menambah seluk-beluk lainnya. Seorang guru harus melatih dirinya sendiri untuk menunjukkan perhatian yang murni terhadap apa yang dikatakan muridnya. Usaha yang penuh kesadaran harus dilakukan, terutama bagi guru-guru yang sebelumnya tidak mementingkan pendapat anak-anak. Pada saatnya guru akan mengembangkan rasa peka tidak saja terhadap kepentingan anak-anak, tetapi juga keperluan mereka. Jadi, dengan mendengar ia lebih mampu untuk memenuhi keperluan-keperluan ini. Bahan pelajarannya dapat mulai disusun dengan mencerminkan pengalamannya sendiri atau pengalaman orang lain yang dapat membimbing anak-anak dalam masa kesukarannya. Setelah Anda sebagai seorang guru mulai dikenal sebagai pendengar yang baik, ia tidak hanya akan mendengarkan murid-muridnya di kelas. Anak-anak bahkan akan mencurahkan isi hati mereka di luar kelas juga, dalam kegiatan lain di gereja, atau dalam rumah. Pendengar yang baik merupakan teman yang paling baik. Kemampuan mendengarkan tidaklah datang secara otomatis. Kita semua mempunyai sifat mementingkan diri sendiri yang selalu menimbulkan kesan agar orang lain selalu harus `mendengarkan perkataan Anda.` Tetapi guru yang telah melatih telinga dan hatinya untuk mendengarkan orang lain adalah guru yang akan berhasil membawa murid-muridnya ke dalam persekutuan dengan Dia yang telinga-Nya tidak pernah tertutup terhadap seruan anak-anak-Nya. Sumber diambil dari: Judul Buku : Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 2 Judul Artikel: Berlatihlah Menjadi Pendengar yang Baik Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1996 Halaman : 209 ^o^ TIPS ----------------------------------------------------------^o^ ^ MENGASIHI ANAK DENGAN MEMAHAMINYA ^ ================================= Guru yang mengasihi murid-muridnya, harus memahami dan mengenali dengan baik setiap anaknya. Seperti gembala yang baik mengenali domba-dombanya, mengenali namanya, keturunan dari domba yang mana, kekhasan/ciri fisiknya, makanan kesukaannya, kelemahannya, ciri khas karakternya, kebutuhan vitaminnya, dan sebagainya. Demikian juga seorang guru yang penuh kasih harus mengenali setiap anak di kelasnya. Bagaimana kita dapat memahami dan mengenali setiap anak yang ada di kelas kita? 1. Tentukan guru wali setiap anak. ------------------------------- Bila di sebuah kelas terdapat misalnya dua puluh anak yang dilayani oleh dua orang guru, maka setiap guru menjadi guru wali dari sepuluh anak saja. Jadi, fokus perhatian dari tiap guru adalah kesepuluh anak walinya saja. Dengan sistem ini diharapkan anak lebih mendapat perhatian, karena setiap anak mempunyai seorang yang memperhatikannya secara khusus. Jika sistem ini tidak diterapkan, maka biasanya guru merasa tidak bertanggung jawab pada masalah seorang anak. Dengan kata lain, akan ada anak yang tidak mendapatkan perhatian yang semestinya. Dengan sistem guru wali ini, setiap guru akan dapat dimintai pertanggungjawaban atas keadaan setiap anak yang menjadi anak didiknya. Hal ini tidak saja akan membuat para guru menjadi lebih bertanggung jawab, lebih terbeban serta lebih mengenal anak, tetapi juga akan membuat mereka semakin mencintai anak-anak didiknya, dan akhirnya semakin mencintai pelayanannya. Sementara itu, setiap anak akan merasakan perhatian yang penuh dari guru walinya masing-masing. Tentu saja, pembagian tugas di antara para guru ini tidak boleh membuat guru tidak memperhatikan anak lain di luar walinya. Namun, pembagian ini semata-mata untuk mengefektifkan perhatian, agar anak-anak tidak merasakan adanya diskriminasi perhatian. Pembagian tugas ini juga jangan sampai menyebabkan adanya perpecahan di antara guru. Marilah kita bersikap dewasa dalam pelayanan. Pembagian tugas itu penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kita. 2. Kunjungi setiap anak, kenali pribadi anak, dan keluarganya. ----------------------------------------------------------- Tugas guru wali anak adalah mengenali anak tersebut. Untuk memperdalam pengenalannya, guru wali perlu mengunjunginya, memahami perilakunya di rumah, memahami keadaan orang tuanya, keluarganya, situasi dan kondisi rumah, dan berbagai informasi penting yang dapat diperoleh dari seluruh keluarga. Setelah itu, guru wali mengisi data setiap anak yang menjadi anak didiknya. Masing-masing anak dibuatkan sebuah kartu data pribadi. Ingat kartu ini bersifat sangat rahasia. Hanya guru kelas yang boleh tahu isinya. Kerahasiaan data ini sangat penting. Guru adalah gembala yang tidak bertanggung jawab jika ia menceritakan data pribadi anak didiknya kepada orang lain yang tidak berkepentingan di sekitarnya. Sebagai seorang konselor, saya sendiri selalu berusaha menjaga kerahasiaan data para konseli saya, bahkan isteri saya pun tidak boleh tahu. Demikian juga data anak merupakan data rahasia yang suami/isteri/keluarga/sahabat kita sendiri tidak boleh tahu. 3. Pengumpulan hasil pengenalan. ----------------------------- Bersama guru-guru lain di kelas yang sama, pelajari, diskusi, dan catatlah semua data tersebut dengan sebaik-baiknya. 4. Dokumentasikan kartu-kartu data pribadi anak. --------------------------------------------- Agar tidak hilang, semua data perlu dibukukan atau disimpan sebagai "file" dokumen penting untuk kelas. Dokumentasi yang baik akan sangat membantu evaluasi rutin di kemudian hari. Kartu-kartu tersebut akan berfungsi seperti kartu pasien seorang dokter, yang sangat penting sebagai pegangan untuk tindakan medis di masa yang akan datang. Demikian juga guru perlu menyimpan dengan baik kartu pribadi anak agar setiap saat dapat menjadi pegangan bagi guru untuk membuat tindakan/program kegiatan kelas Sekolah Minggu. 5. Evaluasi rutin perkembangan data pribadi anak. ---------------------------------------------- Guru wali harus selalu mengevaluasi kembali (meng-update) data- data penting setiap anak secara rutin. Pengevaluasian setidaknya dilakukan setiap bulan sekali. Dengan demikian, perkembangan setiap anak akan dipantau paling tidak sebulan sekali. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada perkembangan yang positif. Jika belum ada perkembangan yang positif, perlu dievaluasi. Perlu juga dievaluasi apakah arah pembinaan selama ini sudah berjalan baik sebagaimana diharapkan (untuk menjawab kebutuhan anak), dan apakah perlu dilakukan perubahan arah/desain pembinaan? Langkah perubahan apa yang perlu diambil? Semua ini menjadi tugas para guru di kelas untuk mengevaluasinya. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku : Mereformasi Sekolah Minggu Judul Artikel Asli: Memahami Setiap Anak yang Ada di Kelasnya Penulis : Paulus Lie Penerbit : Andi, Yogyakarta, 2003 Halaman : 6 - 10 ^o^ WARNET PENA ---------------------------------------------------^o^ ^ KIDS BIBLE INFO ^ =============== http://www.kidsbibleinfo.com/ Situs Kids Bible Info dapat Anda gunakan sebagai sarana untuk mengenalkan Alkitab kepada anak dan tentu saja mengajari anak bahasa Inggris. Berbagai pelajaran dari Alkitab disajikan sesuai dengan kemampuan berpikir anak. Beberapa di antaranya berjudul: "Orphan to Queen", "Jesus -- God`s Greatest Gift to the World", dan "Ghosts: Are They for Real?" Selain itu, disediakan juga permainan untuk mengasah kemampuan berpikir anak. Nah, untuk melihat semenarik apa fasilitas yang disajikan Situs Kids Bible Info, langsung saja kunjungi situsnya. [Kiriman dari Hardhono] ^o^ DARI ANDA UNTUK ANDA ------------------------------------------^o^ Dari: Benyamin Kombeng <BENTO_83(at)> >Salam sejahtera dalam Kristus Yesus Tuhan kita, >Redaksi Bina Anak yang terkasih dalam Tuhan. >Saya sangat bersyukur karna tiap hari menerima kiriman email dari >bina anak, yang mana sangat menolong saya dalam mengembangkan >bagaimana cara menanamkan suatu sifat yang bertanggung jawab pada >diri anak Sekolah minggu. Dalam pelayanan saya sebagai seorang guru >sekolah minggu, saya sering mengalami kendala dalam hal bagaimana >cara menyampaikan firman Tuhan pada anak-anak dalam bahasa mereka. > >Tidak jarang anak-anak sekolah minggu memberikan pertanyaan yang >sifatnya membutuhkan jawaban dengan logika. Saya berharap Bina anak >bisa berbagi metode-metode mengajar sekolah minggu baik itu cara >menyajikan firman Tuhan dengan alat peraga atau cara bernyanyi. >Terimakasih Tuhan memberkati! Redaksi: Salah satu kerinduan e-BinaAnak adalah menyajikan sajian-sajian yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilan pelayan-pelayan anak sehingga mereka bisa melayani lebih baik. Untuk memperoleh bahan-bahan mengenai metode-metode mengajar di Sekolah Minggu, silakan Anda berkunjung ke Situs PEPAK (Pusat Elektronik Pelayan Anak Kristen) dengan mengakses alamat: ==> http://www.sabda.org/pepak/topik/05/ Ada lebih dari 100 artikel maupun tips dalam halaman tersebut yang memuat metode dan cara mengajar. Selamat berkunjung dan melayani. ^o^ MUTIARA GURU --------------------------------------------------^o^ Dunia ini akan penuh dengan kasih, jika seorang guru dengan total menyatakan kasih kepada murid-muridnya. ^o^----------------------------------------------------------------^o^ Staf Redaksi: Davida, Ratri, dan Lisbet Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2006 -- YLSA http://www.sabda.org/ylsa/ ~~ http://katalog.sabda.org/ Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati ^o^---------------------------------------------------------------^o^ Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`) Alamat berlangganan : <subscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Alamat Berhenti : <unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)xc.org> Arsip e-BinaAnak : http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ><> --------- PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN ANAK --------- <><
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |