Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/163

e-BinaAnak edisi 163 (5-2-2004)

Mengajar dengan Alkitab

      ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><

Daftar Isi:                                    Edisi 163/Februari/2004
~~~~~~~~~~~
     o/ SALAM DARI REDAKSI
     o/ ARTIKEL              : Mengajar dengan Alkitab
     o/ TIPS MENGAJAR        : Kreasi Membaca Alkitab
     o/ BAHAN MENGAJAR       : Terang Bagi Jalanku
     o/ AKTIVITAS            : Kegiatan dengan Memakai Alkitab
     o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Rencana Acara Paskah
     o/ MUTIARA GURU

=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
  Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
      <staf-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ SALAM DARI REDAKSI

   Salam dalam kasih Kristus,

   Banyak cara mengajar yang dapat kita gunakan dalam Sekolah Minggu.
   Mulai dari cara yang paling monoton sampai dengan cara yang paling
   kreatif. Kami sangat yakin bahwa para guru dimana pun pasti setuju
   jikalau mengajar dengan menggunakan berbagai kreasi akan lebih
   menarik perhatian murid daripada menggunakan cara yang monoton.

   Sehubungan dengan kreasi dalam mengajar, bulan ini kami mengusung
   tema "Kreasi dalam Mengajar" dengan topik-topik mingguan sebagai
   berikut: * Mengajar dengan Alkitab
            * Mengajar dengan Musik
            * Mengajar dengan Kata
            * Mengajar dengan Gambar

   Nah, untuk Minggu ini kami membahas beberapa kreasi yang dapat
   dilakukan dengan menggunakan Alkitab. Banyak dari guru SM yang
   terjebak menggunakan metode ceramah ketika mereka diminta untuk
   mengajar dengan Alkitab. Sebenarnya mengajar dengan menggunakan
   Alkitab dapat sangat menarik. Bagaimana caranya? Nah, penasaran
   'kan? Simaklah sajian kami ini dan silakan pilih kreasi yang paling
   Anda sukai. Kami yakin anak-anak SM Anda akan semakin mencintai
   Alkitab mereka.

   Selamat berkreasi!

   Tim Redaksi

                  "Sebab pada saat itu juga Roh Kudus
     akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan." (Lukas 12:12)
            < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Lukas+12:12 >


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ ARTIKEL

                        MENGAJAR DENGAN ALKITAB
                        =======================

   MENGENAL DAN MEMPERKENALKAN ALKITAB

   Alat dan pedoman yang paling penting bagi guru yang mengajarkan
   agama Kristen adalah Alkitab. Dalam Alkitab terdapat baik bahan
   untuk pelajaran, maupun penunjuk jalan bagi guru sendiri.

   Alkitab adalah firman Allah yang dikaruniakan kepada kita secara
   tertulis. Isi Alkitab adalah dasar dan pegangan iman kita dan
   petunjuk jalan yang benar untuk hidup kita. Sikap anak didik
   terhadap firman Allah ditentukan oleh sikap orangtua dan guru.
   Sebab itu besarlah tanggung jawab guru untuk menegaskan isi Alkitab
   dan menghayati ajarannya dalam hidupnya.

   Cara guru menyampaikan cerita Alkitab akan menyatakan sampai dimana
   ia menghargai isinya. Cara guru memegang, membuka, menutup dan
   menyimpan Alkitab dan cara bagaimana Alkitabnya dipelihara sangat
   mempengaruhi sikap anak didik. Alkitab yang dipakai oleh guru
   seharusnya kelihatan terpelihara -- kulitnya bersih, sampul berwarna
   dan menarik. Tapi guru harus pula mencegah kesan bahwa Alkitab
   adalah benda yang keramat. Kita menyembah Allah dan hanya Allah
   saja. Tidak patut sebuah buku -- bahkan Alkitab pun -- dihormati
   secara berlebih-lebihan.

   Bila guru menyampaikan cerita Alkitab dalam kelas, sebaiknya Alkitab
   yang terbuka dipegang oleh guru supaya jelas bahwa cerita itu dari
   Alkitab. Sekali-kali guru dapat juga membaca beberapa kata dari
   Alkitab untuk menekankan bagian penting dari cerita dan membuat anak
   didik lebih merasakan resminya kata-kata yang penting itu. Cara guru
   membaca Alkitab juga akan menyatakan apakah isinya dihargai atau
   tidak. Guru perlu melatih diri untuk membaca dengan lancar, tetapi
   tidak terlalu cepat, dan dengan tekanan suara yang meyakinkan. Anak
   didik perlu diberi kesempatan memegang Alkitab dan diajar cara
   memegang, membuka dan menutupnya serta cara mencari ayat-ayat
   tertentu.

   Bila para anak didik tidak mempunyai Alkitab, guru masih dapat
   membuat mereka mengenal bagian-bagian dalam Alkitab dengan cara
   sekali-kali menunjukkan tempat di mana cerita yang disampaikan itu
   tercantum dalam Alkitab serta menyebut nama kitab di mana cerita itu
   terdapat. Umpamanya sambil menunjukkan tempatnya, terangkan dengan
   singkat: "Cerita kita hari ini terdapat pada bagian paling depan
   dalam Alkitab, dalam bagian yang disebut Kitab Kejadian," atau ...
   "di pertengahan Alkitab, dalam kitab yang disebut Kitab Nabi
   Yesaya," dan sebagainya.

   Anak-anak kecil jangan diajak menghafalkan nama kitab-kitab itu,
   tetapi dengan sering menyebutnya dan mengajak mereka turut
   mengucapkannya, maka nama-nama itu akan menjadi biasa bagi mereka.
   Dengan demikian takkan begitu sukar lagi apabila mereka sudah lebih
   besar, mereka menghafalkan nama kitab-kitab dari Alkitab menurut
   urutannya. Perhatikanlah: Keterangan-keterangan seperti ini lebih
   baik jangan diberikan pada permulaan jam pelajaran melainkan sesudah
   cerita disampaikan.

   Bagi anak didik yang lebih besar (8 tahun ke atas) sebaiknya
   disediakan Alkitab yang dapat mereka pegang sendiri dalam kelas.

   Ada yang menyangka bahwa Alkitab belum pantas dipegang sendiri oleh
   anak-anak, sebab bahasanya sering sukar dimengerti. Itu keliru:
   Alasan bahasa yang sukar tidak berlaku lagi sekarang, sebab Alkitab
   dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS) sudah ada! Anak-anak perlu
   diberi kesempatan untuk melihat dan mengerti bahwa cerita-cerita
   Alkitab yang mereka dengar memang merupakan sebagian dari firman
   Allah yang diperuntukkan bagi tiap manusia, baik orang dewasa maupun
   anak-anak. Dengan kebiasaan memegang sendiri sebuah Alkitab dan
   mencari serta membaca ayat-ayat langsung dari Alkitab, mereka akan
   lebih jelas mengerti bahwa Alkitab berisi bahan yang cocok dan baik
   bagi mereka walaupun mereka belum dewasa. Dan mereka akan merasa
   bangga dapat memegang dan membaca Alkitab dan dapat mengerti
   beberapa bagian darinya.

   Yang paling penting: Berikanlah kepada anak didik pengertian dan
   keyakinan bahwa isi Alkitab adalah Firman Allah yang sangat penting
   sebagai pelita dan pembimbing bagi hidup mereka sehari-hari.

   MEMBACA ALKITAB DENGAN NADA YANG TEPAT

   Banyak cerita Alkitab bersifat sangat dramatik sehingga orang yang
   membacanya dengan sungguh-sungguh untuk membuat artinya jelas dapat
   membuat cerita itu hidup bagi para pendengar.

   Pertama-tama yang perlu diketahui oleh para guru ialah belajar
   membaca dengan lancar dan mengucapkan tiap kata dengan jelas. Bila
   kita membaca dengan suara nyaring. Kita perlu selalu melihat kata-
   kata berikutnya sehingga mengetahui apa yang akan dibaca sebelum
   mengucapkannya. Bila Anda merasa belum begitu lancar membaca dengan
   suara nyaring, sebaiknya melatih diri dengan membaca sedikit setiap
   hari. Usahakanlah supaya membaca tidak terputus-putus dan semua kata
   diucapkan dengan tepat dan jelas.

   Setelah berhasil membaca dengan lancar, ada beberapa. hal lagi yang
   perlu diperhatikan supaya bacaan Anda lebih mempunyai arti lagi:

   1. Cepat-lambatnya membaca perlu disesuaikan dengan arti kalimat
      yang dibaca, umpamanya:
      a. Cerita tentang perjalanan Abraham ke tanah Moria untuk
         mempersembahkan Ishak (Kej. 22:3-8) sebaiknya dibacakan agak
         perlahan-lahan dan ucapan yang jelas sehingga arti ceritanya
         dapat lebih meresap.
      b. Cerita mengenai jatuhnya Yerikho (Yos. 6:12-21), bila dibaca
         cukup lambat pada mulanya dan kemudian dipercepat sehingga
         ayat 20-21 dibaca dengan kecepatan seperti orang yang
         terengah-engah, ini akan menolong pendengar membayangkan
         keadaan pada waktu itu.

   2. Keras-lembut suara juga menolong pendengar masuk ke dalam suasana
      cerita, umpamanya: Markus 1:21-28 -- Tuhan Yesus dalam rumah
      ibadah di Kapernaum. Coba baca cerita ini dengan memakai:
      Suara biasa untuk ayat 21-23     : Tuhan Yesus mengajar di rumah
                                         ibadah.
      Suara keras sekali untuk ayat 24 : Perkataan orang yang kerasukan
                                         roh jahat.
      Suara tenang sekali untuk ayat 25: Kata-kata Tuhan Yesus
                                         kepadanya.
      Suara biasa untuk ayat 26        : Roh jahat itu keluar.
      Suara pelan-pelan ayat 27        : Orang yang menyaksikan takjub.
      Suara biasa untuk ayat 28        : Kabar tentang peristiwa itu
                                         disebarluaskan.
      Dengan demikian bagian-bagian yang penting dibaca dengan tekanan
      suara yang berlainan.

   3. Di samping itu arti cerita dapat lebih ditekankan dengan memakai
      intonasi dan tekanan suara yang sesuai dengan isi dan arti kata-
      kata tertentu. Umpamanya cerita tentang "Perkelahian Daud dengan
      Goliat" (I Samuel 17:40-51).
         - Perkataan Goliat (ay. 43-44) diucapkan dengan bunyi marah
           dan mencemoohkan.
         - Jawaban Daud (ay. 45-47) diucapkan dengan tegas dan
           bersungguh-sungguh.
         - Orang Filistin lari (ay. 51) diucapkan dengan cara yang
           menunjukkan ketakutan mereka.
      Banyak kata mempunyai arti yang dapat ditekankan dengan
      menyesuaikan bunyi suara dengan rasa atau emosi yang terkandung
      dalam kata itu sendiri.
      Coba sebutkan kata-kata berikut dengan cara yang menyatakan
      artinya:
       	 jengkel   gembira   deras    penuh          kosong
   	berseru	  takut     bosan   lambat   berlari-lari

   4. Air muka perlu dilatih juga agar turut menambah arti dari kata-
      kata yang diucapkan. Berlatihlah di muka kaca untuk menunjukkan
      rasa bingung, marah, takut, sedih, kurang sabar, dan sebagainya,
      melalui air muka.

   5. Gerak-gerik juga boleh dipakai untuk menekankan arti, tetapi
      secara sederhana saja, jangan seperti deklamasi. Untuk ini juga
      diadakan latihan di depan kaca untuk menentukan gerak-gerik yang
      serasi.

   Membaca Alkitab dengan memakai cara yang menekankan artinya perlu
   dijaga supaya jangan berlebih-lebihan. Tujuan pemakaian cara-cara
   ini adalah untuk menambah arti amanat yang disampaikan oleh Alkitab,
   bukan untuk menonjolkan si pembaca. Sekali lagi, jangan membuatnya
   menjadi deklamasi.

   Bahan diringkas dan diedit dari sumber:
   Judul Buku: Penuntun Guru PAK Sekolah Minggu dan Sekolah Dasar
               1 dan 2
   Pengarang : Dr. Leatha Humes dan Ny. A. Lieke Simanjuntak
   Penerbit  : PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1998
   Halaman   : 56 - 57 dan 81 - 85


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ TIPS MENGAJAR

                         KREASI MEMBACA ALKITAB
                         ======================

   Ketika seorang guru mengajar dengan menggunakan Alkitab, dia tidak
   boleh memonopoli jalannya proses belajar mengajar. Keterlibatan
   murid-murid dalam proses tersebut akan membuat tujuan mengajar dan
   pelajaran lebih mengena dalam hati anak-anak. Salah satu cara
   melibatkan murid-murid di kala kita menggunakan Alkitab untuk
   mengajar adalah dengan meminta mereka membaca bersama-sama bagian
   yang akan Anda ajarkan pada mereka.

   Nah, agar dalam membaca Alkitab anak-anak tidak cepat merasa bosan
   dan jenuh, ciptakanlah kreasi-kreasi yang menarik. Jadikan waktu
   membaca Alkitab menjadi sebuah aktivitas yang menarik dalam kelas
   Sekolah Minggu Anda. Kreasi kreatif membaca Alkitab dapat dilakukan
   secara perorangan atau pun kelompok. Beberapa kresi yang dapat
   diterapkan dari yang paling sederhana sampai kreasi permainan,
   sebagai berikut:

   1. Membaca diiringi gerakan.
      -------------------------
      Setiap anak di kelas diminta berpasangan. Ayat-ayat di Alkitab
      akan dibaca oleh pasangan-pasangan itu secara bergiliran, dengan
      cara: salah seorang dari setiap pasangan akan membaca Alkitab
      sambil duduk. Sedangkan pasangannya akan membuat gerakan berdiri
      seolah-olah sedang membacakan sebuah pengumuman (dengan kedua
      tangan ke depan seolah-olah membaca sebuah pengumuman).

      Setelah pasangannya berdiri dan seolah-olah telah siap membaca
      pengumuman, maka pasangan yang bertugas membaca Alkitab mulai
      membaca ayat yang menjadi bagian pasangan tersebut. Demikian
      seterusnya, setiap pasangan melakukan tugas membaca ayat demi
      ayat sampai selesai.

   2. Mutiara yang tersembunyi.
      -------------------------
      Setiap anak diminta membaca satu ayat demi satu ayat secara
      bergiliran. Namun ada peraturan, bahwa setiap kali bertemu dengan
      nama orang dan nama tempat, termasuk kata Tuhan dan Allah, semua
      anak harus membacanya secara serempak. Dengan demikian, jika anak
      tidak menemukan kriteria di atas, maka ia membaca ayat tersebut
      sendirian. Oleh karena itu, semua anak harus konsentrasi agar
      tidak salah membaca.

      Contoh aplikasi: Matius 8:14-17
      Pembaca ke-1:
         Setibanya di rumah (semua anak membaca: PETRUS), (semua anak
         membaca: YESUS pun) melihat ibu mertua (semua anak membaca:
         PETRUS) terbaring karena demam.
      Pembaca ke-2:
         Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah
         demamnya. Ia pun bangun dan melayani Dia.
      Pembaca ke-3:
         Menjelang malam dibawalah kepada (semua anak membaca: Yesus)
         banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata
         (semua anak membaca: Yesus) mengusir roh-roh itu dan
         menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit (dst. ....)

   3. Membaca estafet setiap bertemu tanda baca.
      ------------------------------------------
      Sesuai dengan judulnya, kreasi ini menuntut anak-anak
      memperhatikan tanda-tanda baca. Setiap anak akan secara urut
      bergiliran membaca Alkitab. Namun pergantian dari pembaca satu ke
      pembaca lain bukan pada saat pergantian ayat. Pergantian pembaca
      dilakukan setiap kali anak-anak menemukan tanda baca apa saja
      (seperti tanda baca , . ! : ; ?). Bila bertemu salah satu tanda
      baca tersebut, pembacaan Alkitab dilanjutkan oleh pembaca
      berikutnya.

      Contoh aplikasi: Yohanes 11:1-44
      Pembaca ke-1:
         "Ada seorang yang sedang sakit", (karena bertemu tanda baca "
         ", ia berhenti membaca sampai tanda baca itu, dan dilanjutkan
         pembaca berikutnya.
      Pembaca ke-2:
         namanya Lazarus. (karena bertemu tanda titik ia berhenti
         selamanya.

   4. Variasi kata: "amin setiap satu ayat".
      --------------------------------------
      Alkitab adalah firman Tuhan yang dinyatakan Allah kepada manusia.
      Pemahaman akan hal ini harus ditanamkan guru kepada anak-anak.
      Karena Alkitab adalah firman Tuhan, maka kita harus mengamininya.
      Kita mengakui kebenarannya. Dengan latar belakang tersebut, kata
      amin dapat menjadi kreasi yang mengasyikkan. Pada kreasi ini,
      kata AMIN diucapkan secara bersama-sama oleh seorang anak.

      Contoh aplikasi: Yohanes 13:34
         "Aku memberikan perintah baru kepda kamu, yaitu supaya kamu
         saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu
         demikian pula kamu harus saling mengasihi."
            (seluruh anak secara bersama-sama mengucapkan AMIN!)
         Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-
         murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
            (seluruh anak secara bersama-sama mengucapkan AMIN!)

   Bahan diringkas dan diedit dari sumber:
   Judul Buku: Metode Anak Aktif dalam Bercerita dan Membaca Alkitab
   Pengarang : Paulus Lie
   Penerbit  : Yayasan ANDI, Yogyakarta, 2002
   Halaman   : 69 - 77


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ BAHAN MENGAJAR

     Gunakan bahan pelajaran di bawah ini untuk menolong anak-anak
     mengetahui dengan jelas peranan Alkitab (Firman Tuhan) dalam hidup
     orang percaya.

                          TERANG BAGI JALANKU
                          ===================

   "Oh, gelap sekali tempat ini!" kata Toni. "Saya senang karena Ayah
   membawa lampu senter."

   Bagaimana seandainya kita tidak membawa lampu senter?" tanya ayah
   kepada Toni. "Mari kita matikan lampu senter ini dan melihat apa
   yang akan terjadi."

   Ketika ayah mematikan lampu senter, Toni tidak dapat melihat jalan
   setapak yang harus dilalui mereka untuk kembali ke perkemahan
   mereka. Ia juga tidak dapat melihat apapun di sekelilingnya. Toni
   merasa lega ketika menyalakan kembali lampu senternya. Sekarang ia
   dapat melihat jalan setapak itu dengan jelas.

   "Tanpa Tuhan Yesus, dunia ini juga akan seperti tempat ini pada
   waktu tidak diterangi lampu senter," kata ayah. "Tahukah kamu arti
   kalimat itu?"

   Renungan Singkat tentang Terang:
   --------------------------------

   1. Pernahkah kamu berada di sebuah jalan setapak pada malam yang
      gelap? Apakah kamu senang karena memiliki lampu senter? Mengapa?

   2. Apakah yang dapat dilakukan oleh lampu senter? Bagaimana cara
      kamu menyusuri jalan setapak yang gelap tanpa membawa lampu
      senter?

   "Tuhan Yesus berkata bahwa Ia adalah terang dunia," kata ayah.
   "Dapatkah kamu menyebutkan beberapa cara Tuhan Yesus membawa terang-
   Nya ke dalam dunia ini?"

   "Ia menunjukkan kepada kita jalan menuju ke surga," kata Toni.

   "Ia juga menunjukkan kepada kita jalan hidup yang benar di dunia
   ini," kata ayah. "Bagaimana seandainya semua gereja lenyap besok
   pagi, demikian juga dengan semua pendeta, semua guru Sekolah Minggu,
   semua Alkitab dan semua buku Kristen? Bagaimana seandainya semua
   orang Kristen tidak lagi menjadi orang Kristen? Akan menjadi dunia
   macam apakah dunia kita ini?"

   "Wah, dunia ini akan menjadi dunia yang bobrok dan gelap!" kata
   Toni. "Saya senang karena Tuhan Yesus memberi kita terang-Nya!"

   Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu:
   ----------------------------------------------

   1. Apakah yang akan terjadi jika di dunia ini tidak ada Alkitab?
      Tidak ada gereja atau pendeta atau guru Sekolah Minggu? Menurut
      kamu, perubahan apakah yang akan terjadi atas banyak hal?

   2. Apakah yang akan terjadi di dalam keluargamu jika tidak ada
      seorang pun yang pernah mendengar tentang Tuhan Yesus? Apakah
      yang terjadi denganmu?

   Bacaan Alkitab:
   ---------------
   Yohanes 1:1-19

   Kebenaran Alkitab:
   ------------------
   Tuhan Yesus berkata, "Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikut Aku,
   ia tidak akan berjalan dalam kegelapan" (Yohanes 8:12).

   Doa:
   ----
   Terima kasih, ya Tuhan Yesus, karena Engkau menerangi dunia kami
   yang gelap ini. Dan terima kasih atas terang-Mu yang menyinari jalan
   saya untuk menuntun saya setiap hari. Amin!

   Sumber:
   -------
   Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak
   Pengarang : V. Gilbert Beers
   Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1986
   Halaman   : 72 - 73


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ AKTIVITAS

     Anda ingin mengadakan aktivitas menarik dengan menggunakan
     Alkitab? Ada banyak caranya. Ikuti petunjuk di bawah ini. Selain
     akan membuat anak-anak semakin mengenal Alkitabnya, mereka juga
     dapat merasakan kegairahan yang tinggi melalui perlombaan yang
     sehat.

                    KEGIATAN DENGAN MEMAKAI ALKITAB
                    ===============================

   1. Mencari Benda dalam Alkitab
      ---------------------------
      Buatlah daftar yang memuat benda-benda seperti sumur, pedang,
      gandum, air, anggur, kendi, roti, benih dan lain-lain yang
      terdapat dalam Alkitab. Ketika aba-aba tertentu diberikan, maka
      para peserta disuruh mencari sebuah ayat Alkitab yang berisi nama
      benda yang Anda sebutkan. Peserta pertama yang menemukannya harus
      berdiri membaca ayat tersebut, lalu menyebutkan nama kitab,
      pasal, dan nomor ayatnya. Nilai atau angka diberikan kepada
      peserta yang berhasil paling dahulu menemukannya.

   2. Hewan-hewan dalam Alkitab
      -------------------------
      Ketika aba-aba diberikan, setiap peserta mencari sebanyak mungkin
      nama hewan di dalam Alkitab. Ia harus mendaftarkan nama hewan dan
      ayat yang menyebutkannya. Ketika waktu yang ditentukan habis,
      peserta yang paling banyak menuliskannya, dinyatakan menang.

   3. Lomba Pelajaran Alkitab
      -----------------------
      Peserta memegang Alkitabnya masing-masing. Ketika aba-aba diberi,
      pemimpin meminta semua peserta lomba membaca pasal tertentu,
      misalnya: Roma 12. Sesudah waktunya dianggap cukup untuk membaca
      dan mempelajarinya, maka pemimpin mengajukan pertanyaan-
      pertanyaan berdasarkan isi pasal itu. Nilai yang diberikan
      tergantung pada jumlah jawaban yang benar.

   4. Mengenali Isi Buku
      ------------------
      Mintalah seorang berdiri di depan para peserta sambil memegang
      Alkitabnya. Orang itu membaca dari sebuah buku dengan suara yang
      jelas, tetapi tak disebutkannya dari buku mana. Ia membaca
      beberapa ayat Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru. Kemudian para
      peserta diminta untuk menebak buku mana yang dibaca. Orang tadi
      terus membaca sampai muncul tebakan yang benar. Para penebak
      boleh sendiri-sendiri atau berkelompok. Angka diberikan pada
      penebak yang tepat.

   5. Perjanjian Lama -- Perjanjian Baru
      ----------------------------------
      Pilihlah beberapa buah benda yang dapat ditemukan dalam
      Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ketika pemimpin menyebut
      benda itu, peserta menjawab bilamana benda tersebut digunakan
      dalam Perjanjian Lama, dan kapan dalam Perjanjian Baru. Misalnya,
      pedang. Petrus memakai pedang untuk memotong telinga prajurit,
      dan Goliat menghadapi Daud dengan pedang.

      Benda-benda lain yang dapat dipakai misalnya mata uang, emas,
      sumur, penjara, mimpi, bintang, banjir, Mesir, malaikat, raja,
      budak, sungai Yordan, Betlehem, pohon anggur, domba, gandum,
      bayi, kereta, keledai, perahu, ikan, nyanyian, Bait Allah, batu
      dan benda-benda lainnya.

   Bahan diedit dari sumber:
   Judul Buku: Belajar Alkitab Melalui Permainan
   Pengarang : Ronald F. Keeler
   Penulis   : PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1997
   Halaman   : 9 - 12


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

   Dari: "susan" <susan@>
   >Shallom,
   >Untuk acara paskah sebentar lagi Sekolah Minggu tempat kami
   >mengajar merencanakan membuat acara paskah sbb:
   >
   >Anak-anak SM diminta mengisi acara dipanggung dengan lagu dan
   >puisi,.. nah puisi yang diminta adalah puisi pendek mengenai : Tema
   >: Yang Tuhan Mau 1. suaraku (mau memuji Tuhan), 2.temanku
   >(kesaksian), 3.hidupku (tingkah lakuku) dan 4. persembahanku(uang)
   >
   >Rencananya nanti ada 4 orang yang akan membaca 4 puisi dengan tema
   >seperti diatas dan diselingi dengan lagu2 dengan tema senada. Untuk
   >lagunya kami sudah menemukan beberapa lagu yang cocok, namun u/
   >puisi yang akan dibacakan, kami masih kebingungan mengambil sumber
   >dari mana sedangkan tidak seorang dari kami yang biasa/bisa membuat
   >puisi
   >
   >Adakah dari rekan-rekan yang bisa menolong kami
   >membuatkan/mencarikan sumber dari bacaan tertentu misalnya?? Atas
   >bantuan rekan-rekan kami ucapkan banyak terima kasih.

   Redaksi:
   Surat di atas kami ambil dari milis diskusi e-BinaGuru. Dengan
   dimuatnya surat ini di e-BinaAnak, harapan kami ada rekan-rekan yang
   bisa membantu Sdri. Susan. Nah, jika Anda memiliki puisi PASKAH
   seperti tema di atas, silakan kirim ke Redaksi supaya kami bisa
   menyalurkannya kepada Sdri. Susan. Alamat surat Redaksi:
   ==> staf-binaanak@sabda.org


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
o/ MUTIARA GURU

                    Rencana pelajaran mingguan saya:
                Hari ini saya akan membaca dan berbicara
            dengan penuh semangat dengan ekspresi yang akan
                   membuat mereka merasakan getaran
                      dari kehidupan itu sendiri


=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^=^
              Staf Redaksi: Davida, Oeni, Ratri, dan Poer
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
              Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                   Copyright(c) e-BinaAnak 2004 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org