Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/142 |
|
e-BinaAnak edisi 142 (4-9-2003)
|
|
><> Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak <>< Daftar Isi: Edisi 142/September/2003 ----------- o/ SALAM DARI REDAKSI o/ ARTIKEL (1) : Hubungan Sekolah Minggu dengan Gereja o/ ARTIKEL (2) : Kedudukan Sekolah Minggu o/ BAHAN MENGAJAR : Rumah Tuhan Itu Kudus o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Kelas Remaja ********************************************************************** Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi: <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org> ********************************************************************** o/ SALAM DARI REDAKSI Syalom, Selama ini sering kita melihat fenomena di mana Gereja dan Sekolah Minggu seolah-olah merupakan dua eksistensi yang berdiri sendiri- sendiri. SM merancang programnya sendiri tanpa ada campur tangan dari pihak gereja. Sebaliknya gereja melaksanakan programnya tanpa keikutsertaan SM. Padahal seharusnya tidaklah demikian. SM lahir dari gereja dan untuk gereja Tuhan. Kurang adanya kerja sama ini mungkin merupakan kelalaian dari kedua belah pihak, baik dari pihak pengurus SM maupun dari gereja. Melihat permasalahan ini, kami merasa sangat perlu untuk membahas secara khusus tema "Hubungan Gereja dan Sekolah Minggu". Melalui tema ini Anda akan menggali banyak pengetahuan tentang aspek-aspek SM dan hubungannya dengan gereja. Nah, topik-topik yang akan kami bahas pada bulan September ini adalah sbb.: 1. Hubungan Gereja dan Sekolah Minggu 2. Hubungan Gereja dan Guru Sekolah Minggu 3. Hubungan Gereja dan Anak Sekolah Minggu 4. Hubungan Gereja dan Keluarga Anak Sekolah Minggu Melalui sajian minggu ini, yaitu tentang "Hubungan Gereja dan Sekolah Minggu", kami berharap guru-guru SM akan mendapat wawasan yang lebih luas tentang apa hubungan Gereja dan SM, sehingga dapat terjalin satu kesatuan yang utuh dalam melayani jemaat Tuhan. Selamat melayani! Tim Redaksi "Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang." (Matius 18:14) < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Matius+18:14 > ********************************************************************** o/ ARTIKEL (1) HUBUNGAN SEKOLAH MINGGU DENGAN GEREJA ===================================== Dapat dikatakan bahwa ada dua macam Sekolah Minggu (SM), yaitu integral dan cabang. "SM Integral" diadakan dalam sebuah gedung gereja, sebelum atau setelah kebaktian umum dan melayani anggota- anggota gereja itu serta anak-anak mereka. "SM Cabang" sebagaimana ditunjukkan oleh namanya, sebenarnya adalah cabang dari suatu SM yang lebih besar dari suatu gereja. Biasanya SM itu diselenggarakan sebagai satu usaha Pekabaran Injil dengan tujuan mencapai anak atau orang dewasa yang tidak akan atau tak dapat datang ke SM induk. Gembala gereja dan pekerja-pekerja SM yang telah membuka dan menyelenggarakan SM Cabang, hendaknya jangan heran dan kecewa, jika SM cabang yang kecil itu kemudian mempunyai cita-cita untuk mengadakan kebaktian-kebaktian umumnya sendiri (dewasa). Hal ini normal dan seharusnya demikian. Hingga sekarang sebagian besar dari semua SM bersifat integral. Hubungan SM demikian dengan gereja yang telah melahirkan dan memberi hidup kepadanya, dapatlah dengan singkat dilukiskan dengan kata-kata "bersesuaian", "terjalin", dan "saling bergantung". Marilah kita menelaah arti kata-kata itu dalam hubungan ini. 1. Penyesuaian SM dengan Departemen Lainnya dalam Gereja ----------------------------------------------------- Pada umumnya departemen-departemen lahir dalam sebuah gereja sama seperti anak-anak dilahirkan dalam sebuah rumah tangga, satu demi satu dengan jangka waktu yang cukup lama. Untuk sementara waktu kelompok-kelompok ini dengan kegiatan dan kepentingannya yang berbeda-beda mengabaikan satu sama lain, tentu saja tidak dengan maksud untuk tidak menghormati, tetapi demikianlah keadaannya. Karena kurangnya hubungan antara satu dengan yang lain, maka tiap departemen itu mengikuti jalannya sendiri serta merencanakan pertemuan dan pekerjaannya selama setahun tanpa mengiraukan sama sekali apa yang direncanakan atau dibuat oleh kelompok-kelompok yang lain. Gembala gereja serta pimpinan kegiatan itu hendaknya mengatur agar kegiatan dan acara perbagai kelompok itu saling bersesuaian sehingga tidak terjadi pertentangan, tumpang tindih atau mengalami kelalaian dalam hal melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan, ibadah, dan pengungkapan yang seharusnya dilakukan. 2. Penyesuaian SM dengan Seluruh Program Gereja -------------------------------------------- Pengurus SM hendaknya jangan lupa bahwa hampir semua anggota SM itu menjadi anggota gereja juga. Mereka mempunyai kewajiban, bukan saja terhadap SM, tetapi juga terhadap gereja. SM hendaknya jangan merencanakan hal-hal seperti kunjungan dari rumah ke rumah, kursus pendidikan guru-guru atau kebaktian istimewa di cabang pada waktu yang bersamaan, di mana gembala dan majelis gereja merencanakan suatu kebaktian kebangunan rohani untuk seluruh gereja. Tenggangrasa serta kerjasama harus menjadi semboyan bagi gembala dan pimpinan SM dalam merencanakan kegiatan-kegiatan jemaat maupun SM. 3. Hubungan Gembala dengan SM -------------------------- Satu-satunya pengurus gereja yang akhirnya bertanggung jawab atas hubungan yang harmonis serta sehat antara gereja dan SM, ialah gembala. Gembala hendaknya melakukan pengawasan umum atas SM dan mengetahui seluk beluk cara bekerjanya. Jika pada saat memulai tugasnya sebagai gembala, ia dapati bahwa SM-nya lemah, maka wajiblah ia dengan hati-hati mencari apa yang menyebabkan keadaan itu, kemudian dengan bijaksana mereorganisir seluruh SM itu, dengan memberikan dasar yang sehat untuk berkembang sendiri. Gembala jangan tak hadir pada kebaktian dan rapat-rapat SM atau rapat pengurusnya. Kepentingan dan tanggung jawabnya menuntut kehadirannya serta sumbangan kebijaksanaan dan pikirannya. Tanggung jawabnya yang terutama ialah memelihara asas pengajaran SM agar tetap murni, penuh hidup dan kuasa. Hal ini dilakukannya dengan mengangkat guru-guru yang terdidik dalam pengetahuan Alkitab. Satu-satunya cara yang baik agar gembala dapat menambah keberhasilan SM-nya ialah membantu dengan segenap hati dan bersemangat pada segala waktu. Ia dapat mengabaikan Sekolah Minggu dan dengan demikian secara tidak sadar menyebabkan banyak anggotanya berbuat seperti itu pula, atau ia dapat senantiasa menekankan pentingnya SM dan perlunya tiap orang menghadiri serta menyokongnya. Gembala yang bijaksana akan senantiasa merencanakan pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi SM-nya. Janganlah ia menunggu saran-saran dan rencana-rencana ini datang dari pemimpin SM atau pembantunya. Juga ia tak boleh mencoba melaksanakan rencana-rencana dan saran-saran tanpa berunding lebih dulu dengan pekerja-pekerja SM yang sudah ditetapkan. 4. Hubungan Timbal Balik antara SM dengan Gereja --------------------------------------------- Perlengkapan sebuah SM yang terorganisir dan terselenggara dengan baik serta benar-benar rohani, memberikan kesempatan yang begitu indah untuk pendidikan dan pelayanan Kristen, sehingga akan menjadi kerugian besar bagi seseorang anak/anggota gereja apabila ia tidak mengikuti SM-nya pula. Clarence H. Benson menulis bahwa: "Dalam jemaat yang biasa, tidak lebih dari 10% dari tenaga, usaha dan keuangannya dipakai untuk SM, namun SM itu menghasilkan 90% dari anggota baru, pekerja dan hubungan dengan rumah tangga baru." Selain reaksi yang wajar, yang dapat kita harapkan, Roh Kristus dalam diri para pengurus, guru dan murid, senantiasa akan menyebabkan mereka sungguh-sungguh setia kepada jemaat dan aliran gereja mereka. Kesetiaan ini bukan sekedar perasaan saja sebab akan terlihat dalam semangat yang tetap dari seluruh SM itu untuk menghadiri kebaktian-kebaktian gereja dan juga dalam kerjasama yang setia dari SM itu dengan segala kegiatan lainnya dalam jemaat. Bahan dirangkum dari sumber: Judul Buku: Sekolah Minggu yang Berhasil Pengarang : Ralph M. Riggs Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1978 Halaman : 10 - 14 ********************************************************************** o/ ARTIKEL (2) KEDUDUKAN SEKOLAH MINGGU ======================== PROGRAM ALLAH UNTUK GEREJA -------------------------- "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang aku mengutus kamu." (Yohanes 20:21) Hakekat kekristenan, hakekat gereja, hakekat SM, ialah Kristus. Pengabaran Injil dalam arti yang sebenarnya bukanlah satu pertemuan yang diadakan kadang-kadang saja, tetapi adalah satu tugas yang agresif, yang berlangsung terus dan meluas, yang timbul dari kasih kepada dunia yang terhilang. Allah sangat mengasihi dunia sehingga Ia mengirimkan anak-Nya supaya kita memiliki hidup dengan berkelimpahan. Yesus tahu bahwa pelayanan-Nya, kasih-Nya, program-Nya bagi penebusan dunia yang terhilang harus diserahkan kepada pengikut- pengikut-Nya. "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu" (Yohanes 20:21). Perkataan terakhir dari Yesus yang mengiang-ngiang di telinga murid-murid-Nya ialah, "Kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem sampai ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul 1:8). Program yang telah diserahkan Kristus kepada gereja-Nya ialah supaya setiap orang Kristen mau berusaha dengan segenap kesanggupannya untuk membawa anak-anak, para pemuda, dan orang-orang dewasa kepada suatu hubungan yang vital dan yang bersifat pribadi dengan Allah melalui Kristus, dan kemudian pergi dan menjadikan orang-orang lain murid-murid Tuhan. Gereja hanya dapat memenuhi program bagi dunia yang terhilang ini bila gereja telah digerakkan oleh panggilan Allah dan digiatkan oleh kuasa Roh Kudus. KEDUDUKAN SM DALAM PROGRAM KERJA -------------------------------- Untuk memahami dengan jelas tentang kedudukan SM di dalam program gereja, pertama-tama perlu ada satu pengertian yang jelas tentang apa yang dimaksudkan dengan gereja. Dalam percakapan sehari-hari kita berbicara tentang pergi ke gereja dan Sekolah Minggu. Kita mendorong setiap orang untuk pergi ke gereja setiap Minggu. Kita berbicara tentang kebaktian di gereja. Berapa jumlah ketepatan pemakaian istilah tentang gereja? Menurut Perjanjian Baru, gereja setempat adalah tubuh yang kelihatan dari orang-orang percaya yang telah mendengar panggilan Allah dan dipersatukan kepada-Nya oleh iman di dalam Yesus Kristus. Kelompok setempat seperti itu merupakan bagian dari gereja yang am (umum), yang menjadi tubuh rohani yang dibentuk oleh orang-orang percaya sepanjang masa dan waktu. Gereja adalah alat vital dari Tuhan yang digerakkan oleh Roh Kudus untuk maksud dan melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus untuk "jadikanlah semua bangsa murid-Ku". Tetapi Anda berkata: "Dimana kedudukan SM itu di dalam program gereja?" Gerakan SM didirikan di tengah-tengah penghinaan dan perlawanan. Gereja-gereja pada mulanya berpendapat bahwa pekerjaan Robert Raikes yang mendirikan SM di antara anak-anak miskin tidak akan berhasil. Tetapi sebelum Robert Raikes meninggal dunia pada tahun 1811, ia berkesempatan melihat SM-nya bertumbuh dengan pesat sehingga memiliki seperampat juta murid dan perkembangannya meluas sampai ke Amerika Serikat. George R. Merill berkata: "Robert Raikes telah mempersembahkan kepada abad kesembilanbelas dan kepada dunia, satu alat yang paling berhasil untuk kemajuan moral dan agama yang akan disebarkan kedalam abad dua puluh untuk satu perkembangan yang jauh melebihi impian-impian yang penuh harapan." Perkembangan SM pada Abad Keduapuluh. ------------------------------------- Kita berada di tengah-tengah perkembangan yang mengherankan dari abad keduapuluh, namun akhirnya belum tiba. Berbagai aliran gereja yang menghargai nilai SM telah membuktikan bahwa memang SM adalah suatu alat yang potensial untuk menguatkan gereja. Marilah kita perhatikan perkembangan yang menonjol yang merupakan ciri dari SM pada abad yang keduapuluh. a. SM bukan lagi seperti anak yatim piatu, satu ban cadangan, sebuah ruang tambahan, ataupun merupakan suatu bagian yang terlepas dari pekerjaan gereja. SM tidak mempunyai tujuan lain, selain tujuan dari gereja. SM hampir serupa dengan gereja. Gereja dan SM tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena mereka merupakan satu kesatuan. SM ada untuk memajukan pekerjaan gereja yaitu untuk menjadikan semua bangsa murid Tuhan. SM bukanlah bagian dari gereja; SM merupakan gereja yang berfungsi di dalam suatu pelayanan pengajaran yang khusus. Demikianlah SM pada abad keduapuluh menempatkan kedudukannya dalam program Allah dan telah membawa satu perkembangan baru untuk gereja, sebab kini SM telah diakui sebagai satu lapangan pelayanan gerejani yang berbeda. b. Perkembangan kedua yang merupakan ciri masa kini ialah bahwa SM tidak lagi terdiri dari "sekelompok anak-anak miskin". Walaupun kekuatan SM terletak pada daya tariknya terhadap para pemuda, tetapi mereka yang masih memakainya sebagai usaha untuk perkembangan gereja telah lama berhenti untuk menganggap SM sebagai "SM khusus bagi anak-anak". Pada mulanya SM dikhususkan untuk anak-anak, tetapi perkembangannya telah membuktikan bahwa bagi pemuda dan orang dewasa pun SM itu perlu. Karena pelayanan mengajar SM merupakan suatu pelayanan yang berlangsung terus, karena mempelajari Firman Tuhan merupakan makanan bagi jiwa, sama seperti kita hidup dan bernafas, penting sekali bagi gereja untuk memberikan satu pelayanan mengajar untuk semua usia. Hal ini dapat dikerjakan oleh SM! SM merupakan pelayanan pengajaran kepada seluruh keluarga. Metode-Metode yang Dipakai pada Abad Pertama. --------------------------------------------- Jikalau gereja hendak memakai SM "sebagai satu alat yang paling potensial bagi kemajuan moral dan agama", gereja haruslah mengikuti pola pengajaran abad pertama. Gereja yang mula-mula telah memulai pola bersaksi secara perseorangan untuk melaksanakan perintah Kristus. Pola ini merupakan perintah kepada setiap anggota gereja, setiap pengikut Kristus menganggapnya tanggung jawab pribadi-nya untuk bersaksi bagi Kristus. SM adalah suatu "alat yang potensial" sebab badan ini merupakan satu pelayanan perseorangan. a. Gereja melalui SM-nya mendapat kesempatan yang tidak terbatas untuk melayani setiap anggota. Banyak orang Kristen ingin menjadi seorang saksi, tetapi takut dan ragu-ragu di mana mereka akan mulai. SM yang akan mengajar mereka "melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" juga menyediakan kesempatan bagi mereka untuk menaati perintah itu. Dalam SM yang hidup harus ada satu tempat pelayanan bagi setiap anggota yang telah siap untuk melayani! Misi "The Christian and Missionary Alliance" dilahirkan dari suatu kerinduan untuk memenangkan dunia yang terhilang, dan untuk menyegarkan gereja yang suam untuk melakukan tugas ini. "'Saya berjalan mondar-mandir di pesisir Pantai Old Orchard, Maine, pada musim panas tahun 1881,' kata A.B. Simpson, 'dan meminta kepada Allah melalui suatu cara untuk membangkitkan satu gerakan pengabaran Injil yang besar yang akan mencapai daerah-daerah di dunia yang telah dilalaikan itu. Sekolah Minggu mempersembahkan satu saluran untuk melayani kepada setiap anggota gereja.'" b. Gereja melalui SM-nya mencapai masyarakat. Perintah untuk setiap anggota sederhana saja: "Pergilah!" Sesungguhnya tidaklah mungkin untuk memenuhi pelayanan mengajar dari gereja tanpa "pergi". Di sini SM menduduki satu kehidupan yang unik dalam program gereja yang mengikuti metode-metode abad pertama. SM mempunyai suatu pelayanan pribadi kepada setiap rumah tangga dalam masyarakat. SM telah melewati pelbagai rintangan, prasangka, sifat acuh tak acuh dan telah menumpangkan tangan di atas kepala anak-anak. Dengan kasih Kristus dan kasih sayang para orang tua melalui anak-anak dan membuka pintu-pintu yang dengan cara lain tertutup terhadap gereja. c. Gereja melalui SM-nya merupakan suatu gereja yang banyak memenangkan jiwa karena pelayanan pribadinya kepada setiap orang. Kristus mengajar murid-murid-Nya untuk bekerja secara perseorangan. Mereka heran karena Yesus menggunakan begitu banyak waktu untuk kepentingan satu orang, tetapi Yesus mengetahui nilai dari jiwa itu. Ia berkata kepada kepada murid-murid-Nya bahwa mereka harus mengabarkan Injil kepada setiap orang. Gereja mempunyai kesempatan melalui SM untuk mengajar dengan setia kepada setiap orang tanpa mengenal usia. Hal-hal ini merupakan ciri-ciri dari Gereja abad kesembilan belas dan membuktikan "bahwa SM kepada dunia memberikan satu alat yang berpengaruh untuk kemajuan moral dan agama". Gerajalah yang menemukan bahwa para guru SM menarik anggota baru dan membawa mereka kepada pengenalan secara pribadi akan Kristus. Bilamana Anda juga ikut memperjuangkan SM, hal itu akan memperkuat gereja Anda menjadi jauh lebih besar daripada yang Anda harapkan. Hasil-Hasil yang Dicapai pada Jaman Para Rasul. ----------------------------------------------- Pertumbuhan yang tetap adalah sebagian daripada program Allah untuk gereja. SM mempunyai tempat dalam program ini, sebab SM itu dikenal sebagai suatu satu faktor pengembangan yang terbesar bagi pertumbuhan gereja. Kadang-kadang kita mendengar pernyataan seperti berikut ini, "Saya lebih suka mempunyai satu SM yang baik daripada satu yang besar" atau "Allah tidak pernah memanggil kita supaya menjadi besar." Satu analisa yang teliti mungkin melahirkan satu sikap hati yang tulus tetapi sering juga pernyataan-pernyataan seperti itu datang dari tipu muslihat iblis, dari satu hati yang acuh tak acuh, atau karena gereja mencoba menutupi kegagalannya dengan pernyataan yang kudus. Tiap saran yang menentang jumlah yang banyak bukan datang dari sorga, karena bunyi undangan dari pintu gerbang kemuliaan ialah "Barangsiapa mau, hendaklah ia datang!" Neraka tentu saja menentang orang banyak yang mendapatkan Kristus. Iblis takut kepada Firman Allah. Iblis akan melawan jiwa-jiwa itu di bawah naungan suara hati dari Firman yang Hidup itu. Pertumbuhan yang tetap adalah satu hasil dari program gereja rasuli. "Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan" (Kisah Para Rasul 5:14). "Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak; juga sejumlah besar iman menyerahkan diri dan percaya" (Kisah Para Rasul 6:7). "Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan (Kisah Para Rasul 11:21). "Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa" (Kisah Para Rasul 4:32). Menarik jiwa datang kepada Tuhan bukanlah soal senang atau tidak senang, melainkan suatu perintah Ilahi. SM yang bertumbuh menyuburkan pertumbuhan itu ke dalam setiap tingkatan pekerjaan gereja. Bilamana SM Anda gagal dalam hal ini, maka SM itu telah gagal dalam mengambil kedudukan yang benar dalam program Allah. Sebuah SM yang bertumbuh harus berarti suatu pertambahan pengunjung pada kebaktian-kebaktian, pertemuan doa dan kelompok-kelompok latihan. Bilamana SM berhasil mencapainya, perpuluhan-perpuluhan dan persembahan-persembahan akan terus meningkat secara tetap. Sumbangan pengajaran Injil akan berarti kehidupan dan pertumbuhan baru kepada program penginjilan kita, calon-calon pekerja baru akan didaftarkan dan dilatih untuk bekerja di daerah mereka sendiri. Pertumbuhan berarti penambahan lebih banyak calon untuk pelayanan penginjilan. Pertumbuhan gereja adalah hal yang sehat. Pertumbuhan menandakan bahwa gereja itu hidup. Pada tahap ini Anda mungkin akan melihat SM melalui sudut pandang yang lain, dengan suatu tekad baru untuk ikut serta dalam program pembangunan gereja yang ajaib. Kiranya Tuhan mengabulkan maksud Anda. Pada saat yang sama, semoga tak pernah diketahui orang lain, bahwa Anda berada di antara orang-orang yang mengesampingkan pekerjaan Allah atau yang membesar-besarkan pekerjaan dari seorang pribadi di atas kekurangan orang lain. Tidak dapat disangkal bahwa mungkin Anda berada di tengah-tengah orang yang menghina pekerjaan Allah dalam lapangan pelayanan perseorangan ini. Bilamana Anda mengambil bagian dalam pelayanan SM, Anda telah menggabungkan diri dalam satu pasukan inti yang dipersatukan untuk melakukan satu tugas yang sama, yaitu menambah anggota-anggota kepada gereja Yesus Kristus. Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Pola Mengajar Sekolah Minggu Pengarang : Mavis L. Anderson Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993 Halaman : 11 - 16 ********************************************************************** o/ BAHAN MENGAJAR Silakan memakai Bahan Mengajar berikut ini untuk menolong anak-anak usia 10-15 tahun mengenal lebih banyak tentang gereja. Kami tambahkan beberapa pertanyaan untuk menjadi bahan diskusi. RUMAH TUHAN ITU KUDUS ===================== Persiapan: ---------- Usahakan untuk mendapatkan bermacam-macam gambar gereja zaman sekarang dan juga gambar atau model kemah sembahyang. Cerita: ------- Dapatkah seorang dari antara kalian menceritakan kepada saya apa yang dimaksud dengan kata "rumah Tuhan" (gereja)?. Kalian tentu senang sekali untuk mengetahui bahwa gereja pertama-tama dibangun beribu-ribu tahun yang lalu oleh Musa, pada waktu ia memimpin umat Israel melalui padang gurun. Tempat ibadat itu tidak disebut gereja, tetapi dikenal sebagai kemah sembahyang. Tempat ini dibangun sedemikian rupa sehingga dapat dipindah-pindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya sementara umat Israel menuju negeri yang telah dijanjikan Allah kepada mereka. Kemah perhimpunan, atau yang kadang-kadang disebut kemah sembahyang itu, dibangun sesuai benar dengan rencana yang telah diberikan Tuhan kepada Musa di Gunung Sinai. Setelah tempat ibadah itu selesai dibangun dan didirikan di tengah-tengah perkemahan, bangunan itu dipersembahkan kepada Tuhan. Awan indah menutupi rumah ibadah itu dan tempat itu penuh dengan kemuliaan Allah. Betapa bersukacitanya orang-orang itu! Inilah rumah Allah yang kudus! Berpuluh-puluh tahun sesudah Israel menetap di negerinya dan dirasa sudah tidak perlu lagi mempunyai tempat ibadah yang mudah diangkut, Raja Daud ingin membangun rumah yang tetap bagi Tuhan. Tetapi menurut rencana Tuhan, bukan Daud pendirinya, melainkan Tuhan merencanakan Salomo, putra Daud, untuk membangun rumah Tuhan yang baru dan indah itu. Pembangunan rumah ibadah itu memakan waktu tujuh tahun, tetapi akhirnya selesai juga dan siap untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Pada waktu pentahbisan itu dilaksanakan, sekali lagi Allah menunjukkan kemuliaan-Nya yang besar kepada umat-Nya! Ketika kemuliaan Allah memenuhi rumah ibadah yang baru itu, orang-orang tahu bahwa rumah ini juga merupakan rumah Allah yang kudus! Sekarang ini ada banyak gereja tempat menyembah Tuhan. Ada yang besar dengan menaranya yang tinggi dan lonceng-lonceng gereja yang berdentang memuji Tuhan. Ada gereja lain yang kecil bangunannya tanpa menara dan lonceng. Tetapi semua gereja, tak peduli bagaimana ukuran atau bentuknya, telah dikhususkan bagi Tuhan sebagai tempat yang kudus. Ini berarti bahwa gereja, dengan semua isinya, harus diperlakukan dengan cinta kasih. Buku-buku nyanyian, bangku-bangku, peralatan musik, semuanya itu adalah bagian dari rumah Allah yang kudus. Allah sangat berkenan apabila kita ingat bahwa rumah-Nya itu kudus dan apabila kita ingat untuk memeliharanya sebagaimana yang dikehendaki- Nya. Tambahan dari Redaksi: ---------------------- PERTANYAAN DISKUSI 1. Kapan pertama kali "Rumah Tuhan" (Kemah Sembayang) dibangun? Bagaimana keadaannya? 2. Apa bedanya dengan "Rumah Tuhan" (Gereja) sekarang? 3. Menurut kami, apa tujuan Allah memerintahkan kita mendirikan "Rumah Tuhan"? Bahan diedit dari sumber: Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu, Jilid 2 Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1996 Halaman : 83 ********************************************************************** o/ DARI ANDA UNTUK ANDA Dari: Ronny R. <ronnyr@> >Syalom, >Apakah e-BinaAnak hanya memuat hal-hal seputar SM? >Apakah pernah juga memuat tentang remaja? Kalau belum saya usulkan >agar dimuat juga untuk kelas remaja. Karena di SM saya remaja juga >termasuk salah satu bagian dalam komisi SM. >Terima kasih atas perhatiannya. >Ronny R. Redaksi: Terima kasih atas usulan yang Anda berikan. Kami memang belum pernah memuat secara khusus edisi mengenai Kelas Remaja. Usulan Anda ini pasti akan menjadi masukan bagi kami dalam rangka penyusunan tema untuk tahun 2004 mendatang .... :) ********************************************************************** Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk berhenti kirim e-mail ke: <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org> Untuk Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/ Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://www.sabda.org/pepak/ ********************************************************************** Staf Redaksi: Davida, Oeni, Yuli, dan Poer Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA Didistribusikan melalui sistem network I-KAN Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |