Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/e-binaanak/142

e-BinaAnak edisi 142 (4-9-2003)

Hubungan Gereja dan Sekolah Minggu

     ><>  Milis Publikasi Elektronik untuk Para Pembina Anak  <><


Daftar Isi:                                   Edisi 142/September/2003
-----------
    o/ SALAM DARI REDAKSI
    o/ ARTIKEL (1)          : Hubungan Sekolah Minggu dengan Gereja
    o/ ARTIKEL (2)          : Kedudukan Sekolah Minggu
    o/ BAHAN MENGAJAR       : Rumah Tuhan Itu Kudus
    o/ DARI ANDA UNTUK ANDA : Kelas Remaja

**********************************************************************
 Korespondensi dan kontribusi bahan dapat dikirimkan ke staf Redaksi:
    <submit-BinaAnak@sabda.org> atau <owner-i-kan-BinaAnak@xc.org>
**********************************************************************
o/ SALAM DARI REDAKSI

  Syalom,

  Selama ini sering kita melihat fenomena di mana Gereja dan Sekolah
  Minggu seolah-olah merupakan dua eksistensi yang berdiri sendiri-
  sendiri. SM merancang programnya sendiri tanpa ada campur tangan
  dari pihak gereja. Sebaliknya gereja melaksanakan programnya tanpa
  keikutsertaan SM. Padahal seharusnya tidaklah demikian. SM lahir
  dari gereja dan untuk gereja Tuhan. Kurang adanya kerja sama ini
  mungkin merupakan kelalaian dari kedua belah pihak, baik dari pihak
  pengurus SM maupun dari gereja.

  Melihat permasalahan ini, kami merasa sangat perlu untuk membahas
  secara khusus tema "Hubungan Gereja dan Sekolah Minggu". Melalui
  tema ini Anda akan menggali banyak pengetahuan tentang aspek-aspek
  SM dan hubungannya dengan gereja. Nah, topik-topik yang akan kami
  bahas pada bulan September ini adalah sbb.:
      1. Hubungan Gereja dan Sekolah Minggu
      2. Hubungan Gereja dan Guru Sekolah Minggu
      3. Hubungan Gereja dan Anak Sekolah Minggu
      4. Hubungan Gereja dan Keluarga Anak Sekolah Minggu

  Melalui sajian minggu ini, yaitu tentang "Hubungan Gereja dan
  Sekolah Minggu", kami berharap guru-guru SM akan mendapat wawasan
  yang lebih luas tentang apa hubungan Gereja dan SM, sehingga dapat
  terjalin satu kesatuan yang utuh dalam melayani jemaat Tuhan.

  Selamat melayani!

  Tim Redaksi

         "Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki
      supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang." (Matius 18:14)
            < http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Matius+18:14 >


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (1)

                HUBUNGAN SEKOLAH MINGGU DENGAN GEREJA
                =====================================

  Dapat dikatakan bahwa ada dua macam Sekolah Minggu (SM), yaitu
  integral dan cabang. "SM Integral" diadakan dalam sebuah gedung
  gereja, sebelum atau setelah kebaktian umum dan melayani anggota-
  anggota gereja itu serta anak-anak mereka. "SM Cabang" sebagaimana
  ditunjukkan oleh namanya, sebenarnya adalah cabang dari suatu SM
  yang lebih besar dari suatu gereja. Biasanya SM itu diselenggarakan
  sebagai satu usaha Pekabaran Injil dengan tujuan mencapai anak atau
  orang dewasa yang tidak akan atau tak dapat datang ke SM induk.

  Gembala gereja dan pekerja-pekerja SM yang telah membuka dan
  menyelenggarakan SM Cabang, hendaknya jangan heran dan kecewa, jika
  SM cabang yang kecil itu kemudian mempunyai cita-cita untuk
  mengadakan kebaktian-kebaktian umumnya sendiri (dewasa). Hal ini
  normal dan seharusnya demikian.

  Hingga sekarang sebagian besar dari semua SM bersifat integral.
  Hubungan SM demikian dengan gereja yang telah melahirkan dan memberi
  hidup kepadanya, dapatlah dengan singkat dilukiskan dengan kata-kata
  "bersesuaian", "terjalin", dan "saling bergantung". Marilah kita
  menelaah arti kata-kata itu dalam hubungan ini.

  1. Penyesuaian SM dengan Departemen Lainnya dalam Gereja
     -----------------------------------------------------
     Pada umumnya departemen-departemen lahir dalam sebuah gereja sama
     seperti anak-anak dilahirkan dalam sebuah rumah tangga, satu demi
     satu dengan jangka waktu yang cukup lama. Untuk sementara waktu
     kelompok-kelompok ini dengan kegiatan dan kepentingannya yang
     berbeda-beda mengabaikan satu sama lain, tentu saja tidak dengan
     maksud untuk tidak menghormati, tetapi demikianlah keadaannya.
     Karena kurangnya hubungan antara satu dengan yang lain, maka tiap
     departemen itu mengikuti jalannya sendiri serta merencanakan
     pertemuan dan pekerjaannya selama setahun tanpa mengiraukan sama
     sekali apa yang direncanakan atau dibuat oleh kelompok-kelompok
     yang lain.

     Gembala gereja serta pimpinan kegiatan itu hendaknya mengatur
     agar kegiatan dan acara perbagai kelompok itu saling bersesuaian
     sehingga tidak terjadi pertentangan, tumpang tindih atau
     mengalami kelalaian dalam hal melakukan sesuatu yang berhubungan
     dengan pendidikan, ibadah, dan pengungkapan yang seharusnya
     dilakukan.

  2. Penyesuaian SM dengan Seluruh Program Gereja
     --------------------------------------------
     Pengurus SM hendaknya jangan lupa bahwa hampir semua anggota SM
     itu menjadi anggota gereja juga. Mereka mempunyai kewajiban,
     bukan saja terhadap SM, tetapi juga terhadap gereja. SM hendaknya
     jangan merencanakan hal-hal seperti kunjungan dari rumah ke
     rumah, kursus pendidikan guru-guru atau kebaktian istimewa di
     cabang pada waktu yang bersamaan, di mana gembala dan majelis
     gereja merencanakan suatu kebaktian kebangunan rohani untuk
     seluruh gereja. Tenggangrasa serta kerjasama harus menjadi
     semboyan bagi gembala dan pimpinan SM dalam merencanakan
     kegiatan-kegiatan jemaat maupun SM.

  3. Hubungan Gembala dengan SM
     --------------------------
     Satu-satunya pengurus gereja yang akhirnya bertanggung jawab atas
     hubungan yang harmonis serta sehat antara gereja dan SM, ialah
     gembala. Gembala hendaknya melakukan pengawasan umum atas SM dan
     mengetahui seluk beluk cara bekerjanya. Jika pada saat memulai
     tugasnya sebagai gembala, ia dapati bahwa SM-nya lemah, maka
     wajiblah ia dengan hati-hati mencari apa yang menyebabkan keadaan
     itu, kemudian dengan bijaksana mereorganisir seluruh SM itu,
     dengan memberikan dasar yang sehat untuk berkembang sendiri.
     Gembala jangan tak hadir pada kebaktian dan rapat-rapat SM atau
     rapat pengurusnya. Kepentingan dan tanggung jawabnya menuntut
     kehadirannya serta sumbangan kebijaksanaan dan pikirannya.
     Tanggung jawabnya yang terutama ialah memelihara asas pengajaran
     SM agar tetap murni, penuh hidup dan kuasa. Hal ini dilakukannya
     dengan mengangkat guru-guru yang terdidik dalam pengetahuan
     Alkitab.

     Satu-satunya cara yang baik agar gembala dapat menambah
     keberhasilan SM-nya ialah membantu dengan segenap hati dan
     bersemangat pada segala waktu. Ia dapat mengabaikan Sekolah
     Minggu dan dengan demikian secara tidak sadar menyebabkan banyak
     anggotanya berbuat seperti itu pula, atau ia dapat senantiasa
     menekankan pentingnya SM dan perlunya tiap orang menghadiri serta
     menyokongnya. Gembala yang bijaksana akan senantiasa merencanakan
     pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi SM-nya. Janganlah ia
     menunggu saran-saran dan rencana-rencana ini datang dari pemimpin
     SM atau pembantunya. Juga ia tak boleh mencoba melaksanakan
     rencana-rencana dan saran-saran tanpa berunding lebih dulu dengan
     pekerja-pekerja SM yang sudah ditetapkan.

  4. Hubungan Timbal Balik antara SM dengan Gereja
     ---------------------------------------------
     Perlengkapan sebuah SM yang terorganisir dan terselenggara dengan
     baik serta benar-benar rohani, memberikan kesempatan yang begitu
     indah untuk pendidikan dan pelayanan Kristen, sehingga akan
     menjadi kerugian besar bagi seseorang anak/anggota gereja apabila
     ia tidak mengikuti SM-nya pula. Clarence H. Benson menulis bahwa:
        "Dalam jemaat yang biasa, tidak lebih dari 10% dari tenaga,
        usaha dan keuangannya dipakai untuk SM, namun SM itu
        menghasilkan 90% dari anggota baru, pekerja dan hubungan
        dengan rumah tangga baru."

  Selain reaksi yang wajar, yang dapat kita harapkan, Roh Kristus
  dalam diri para pengurus, guru dan murid, senantiasa akan
  menyebabkan mereka sungguh-sungguh setia kepada jemaat dan aliran
  gereja mereka. Kesetiaan ini bukan sekedar perasaan saja sebab akan
  terlihat dalam semangat yang tetap dari seluruh SM itu untuk
  menghadiri kebaktian-kebaktian gereja dan juga dalam kerjasama yang
  setia dari SM itu dengan segala kegiatan lainnya dalam jemaat.

  Bahan dirangkum dari sumber:
  Judul Buku: Sekolah Minggu yang Berhasil
  Pengarang : Ralph M. Riggs
  Penerbit  : Gandum Mas, Malang, 1978
  Halaman   : 10 - 14


**********************************************************************
o/ ARTIKEL (2)

                      KEDUDUKAN SEKOLAH MINGGU
                      ========================

  PROGRAM ALLAH UNTUK GEREJA
  --------------------------
  "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang aku
  mengutus kamu." (Yohanes 20:21)

  Hakekat kekristenan, hakekat gereja, hakekat SM, ialah Kristus.
  Pengabaran Injil dalam arti yang sebenarnya bukanlah satu pertemuan
  yang diadakan kadang-kadang saja, tetapi adalah satu tugas yang
  agresif, yang berlangsung terus dan meluas, yang timbul dari kasih
  kepada dunia yang terhilang. Allah sangat mengasihi dunia sehingga
  Ia mengirimkan anak-Nya supaya kita memiliki hidup dengan
  berkelimpahan.

  Yesus tahu bahwa pelayanan-Nya, kasih-Nya, program-Nya bagi
  penebusan dunia yang terhilang harus diserahkan kepada pengikut-
  pengikut-Nya. "Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga
  sekarang Aku mengutus kamu" (Yohanes 20:21). Perkataan terakhir dari
  Yesus yang mengiang-ngiang di telinga murid-murid-Nya ialah, "Kamu
  akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem sampai ke ujung bumi" (Kisah Para
  Rasul 1:8).

  Program yang telah diserahkan Kristus kepada gereja-Nya ialah supaya
  setiap orang Kristen mau berusaha dengan segenap kesanggupannya
  untuk membawa anak-anak, para pemuda, dan orang-orang dewasa kepada
  suatu hubungan yang vital dan yang bersifat pribadi dengan Allah
  melalui Kristus, dan kemudian pergi dan menjadikan orang-orang lain
  murid-murid Tuhan. Gereja hanya dapat memenuhi program bagi dunia
  yang terhilang ini bila gereja telah digerakkan oleh panggilan Allah
  dan digiatkan oleh kuasa Roh Kudus.

  KEDUDUKAN SM DALAM PROGRAM KERJA
  --------------------------------
  Untuk memahami dengan jelas tentang kedudukan SM di dalam program
  gereja, pertama-tama perlu ada satu pengertian yang jelas tentang
  apa yang dimaksudkan dengan gereja. Dalam percakapan sehari-hari
  kita berbicara tentang pergi ke gereja dan Sekolah Minggu. Kita
  mendorong setiap orang untuk pergi ke gereja setiap Minggu. Kita
  berbicara tentang kebaktian di gereja. Berapa jumlah ketepatan
  pemakaian istilah tentang gereja?

  Menurut Perjanjian Baru, gereja setempat adalah tubuh yang kelihatan
  dari orang-orang percaya yang telah mendengar panggilan Allah dan
  dipersatukan kepada-Nya oleh iman di dalam Yesus Kristus. Kelompok
  setempat seperti itu  merupakan bagian dari gereja yang am (umum),
  yang menjadi tubuh rohani yang dibentuk oleh orang-orang percaya
  sepanjang masa dan waktu.

  Gereja adalah alat vital dari Tuhan yang digerakkan oleh Roh Kudus
  untuk maksud dan melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Tuhan
  Yesus untuk "jadikanlah semua bangsa murid-Ku".

  Tetapi Anda berkata: "Dimana kedudukan SM itu di dalam program
  gereja?"

  Gerakan SM didirikan di tengah-tengah penghinaan dan perlawanan.
  Gereja-gereja pada mulanya berpendapat bahwa pekerjaan Robert Raikes
  yang mendirikan SM di antara anak-anak miskin tidak akan berhasil.
  Tetapi sebelum Robert Raikes meninggal dunia pada tahun 1811, ia
  berkesempatan melihat SM-nya bertumbuh dengan pesat sehingga
  memiliki seperampat juta murid dan perkembangannya meluas sampai ke
  Amerika Serikat. George R. Merill berkata:
     "Robert Raikes telah mempersembahkan kepada abad kesembilanbelas
     dan kepada dunia, satu alat yang paling berhasil untuk kemajuan
     moral dan agama yang akan disebarkan kedalam abad dua puluh untuk
     satu perkembangan yang jauh melebihi impian-impian yang penuh
     harapan."

  Perkembangan SM pada Abad Keduapuluh.
  -------------------------------------
  Kita berada di tengah-tengah perkembangan yang mengherankan dari
  abad keduapuluh, namun akhirnya belum tiba. Berbagai aliran gereja
  yang menghargai nilai SM telah membuktikan bahwa memang SM adalah
  suatu alat yang potensial untuk menguatkan gereja. Marilah kita
  perhatikan perkembangan yang menonjol yang merupakan ciri dari SM
  pada abad yang keduapuluh.

  a. SM bukan lagi seperti anak yatim piatu, satu ban cadangan, sebuah
     ruang tambahan, ataupun merupakan suatu bagian yang terlepas dari
     pekerjaan gereja. SM tidak mempunyai tujuan lain, selain tujuan
     dari gereja. SM hampir serupa dengan gereja. Gereja dan SM tidak
     dapat dipisahkan satu sama lain, karena mereka merupakan satu
     kesatuan. SM ada untuk memajukan pekerjaan gereja yaitu untuk
     menjadikan semua bangsa murid Tuhan. SM bukanlah bagian dari
     gereja; SM merupakan gereja yang berfungsi di dalam suatu
     pelayanan pengajaran yang khusus. Demikianlah SM pada abad
     keduapuluh menempatkan kedudukannya dalam program Allah dan telah
     membawa satu perkembangan baru untuk gereja, sebab kini SM telah
     diakui sebagai satu lapangan pelayanan gerejani yang berbeda.

  b. Perkembangan kedua yang merupakan ciri masa kini ialah bahwa SM
     tidak lagi terdiri dari "sekelompok anak-anak miskin". Walaupun
     kekuatan SM terletak pada daya tariknya terhadap para pemuda,
     tetapi mereka yang masih memakainya sebagai usaha untuk
     perkembangan gereja telah lama berhenti untuk menganggap SM
     sebagai "SM khusus bagi anak-anak".

     Pada mulanya SM dikhususkan untuk anak-anak, tetapi
     perkembangannya telah membuktikan bahwa bagi pemuda dan orang
     dewasa pun SM itu perlu. Karena pelayanan mengajar SM merupakan
     suatu pelayanan yang berlangsung terus, karena mempelajari Firman
     Tuhan merupakan makanan bagi jiwa, sama seperti kita hidup dan
     bernafas, penting sekali bagi gereja untuk memberikan satu
     pelayanan mengajar untuk semua usia. Hal ini dapat dikerjakan
     oleh SM! SM merupakan pelayanan pengajaran kepada seluruh
     keluarga.

  Metode-Metode yang Dipakai pada Abad Pertama.
  ---------------------------------------------
  Jikalau gereja hendak memakai SM "sebagai satu alat yang paling
  potensial bagi kemajuan moral dan agama", gereja haruslah mengikuti
  pola pengajaran abad pertama. Gereja yang mula-mula telah memulai
  pola bersaksi secara perseorangan untuk melaksanakan perintah
  Kristus. Pola ini merupakan perintah kepada setiap anggota gereja,
  setiap pengikut Kristus menganggapnya tanggung jawab pribadi-nya
  untuk bersaksi bagi Kristus. SM adalah suatu "alat yang potensial"
  sebab badan ini merupakan satu pelayanan perseorangan.

  a. Gereja melalui SM-nya mendapat kesempatan yang tidak terbatas
     untuk melayani setiap anggota. Banyak orang Kristen ingin menjadi
     seorang saksi, tetapi takut dan ragu-ragu di mana mereka akan
     mulai. SM yang akan mengajar mereka "melakukan segala sesuatu
     yang telah Kuperintahkan kepadamu" juga menyediakan kesempatan
     bagi mereka untuk menaati perintah itu. Dalam SM yang hidup harus
     ada satu tempat pelayanan bagi setiap anggota yang telah siap
     untuk melayani!

     Misi "The Christian and Missionary Alliance" dilahirkan dari
     suatu kerinduan untuk memenangkan dunia yang terhilang, dan untuk
     menyegarkan gereja yang suam untuk melakukan tugas ini.
        "'Saya berjalan mondar-mandir di pesisir Pantai Old Orchard,
        Maine, pada musim panas tahun 1881,' kata A.B. Simpson, 'dan
        meminta kepada Allah melalui suatu cara untuk membangkitkan
        satu gerakan pengabaran Injil yang besar yang akan mencapai
        daerah-daerah di dunia yang telah dilalaikan itu. Sekolah
        Minggu mempersembahkan satu saluran untuk melayani kepada
        setiap anggota gereja.'"

  b. Gereja melalui SM-nya mencapai masyarakat. Perintah untuk setiap
     anggota sederhana saja: "Pergilah!" Sesungguhnya tidaklah mungkin
     untuk memenuhi pelayanan mengajar dari gereja tanpa "pergi". Di
     sini SM menduduki satu kehidupan yang unik dalam program gereja
     yang mengikuti metode-metode abad pertama. SM mempunyai suatu
     pelayanan pribadi kepada setiap rumah tangga dalam masyarakat. SM
     telah melewati pelbagai rintangan, prasangka, sifat acuh tak acuh
     dan telah menumpangkan tangan di atas kepala anak-anak. Dengan
     kasih Kristus dan kasih sayang para orang tua melalui anak-anak
     dan membuka pintu-pintu yang dengan cara lain tertutup terhadap
     gereja.

  c. Gereja melalui SM-nya merupakan suatu gereja yang banyak
     memenangkan jiwa karena pelayanan pribadinya kepada setiap orang.
     Kristus mengajar murid-murid-Nya untuk bekerja secara
     perseorangan. Mereka heran karena Yesus menggunakan begitu banyak
     waktu untuk kepentingan satu orang, tetapi Yesus mengetahui nilai
     dari jiwa itu. Ia berkata kepada kepada murid-murid-Nya bahwa
     mereka harus mengabarkan Injil kepada setiap orang. Gereja
     mempunyai kesempatan melalui SM untuk mengajar dengan setia
     kepada setiap orang tanpa mengenal usia.

     Hal-hal ini merupakan ciri-ciri dari Gereja abad kesembilan belas
     dan membuktikan "bahwa SM kepada dunia memberikan satu alat yang
     berpengaruh untuk kemajuan moral dan agama". Gerajalah yang
     menemukan bahwa para guru SM menarik anggota baru dan membawa
     mereka kepada pengenalan secara pribadi akan Kristus. Bilamana
     Anda juga ikut memperjuangkan SM, hal itu akan memperkuat gereja
     Anda menjadi jauh lebih besar daripada yang Anda harapkan.

  Hasil-Hasil yang Dicapai pada Jaman Para Rasul.
  -----------------------------------------------
  Pertumbuhan yang tetap adalah sebagian daripada program Allah untuk
  gereja. SM mempunyai tempat dalam program ini, sebab SM itu dikenal
  sebagai suatu satu faktor pengembangan yang terbesar bagi
  pertumbuhan gereja.

  Kadang-kadang kita mendengar pernyataan seperti berikut ini, "Saya
  lebih suka mempunyai satu SM yang baik daripada satu yang besar"
  atau "Allah tidak pernah memanggil kita supaya menjadi besar." Satu
  analisa yang teliti mungkin melahirkan satu sikap hati yang tulus
  tetapi sering juga pernyataan-pernyataan seperti itu datang dari
  tipu muslihat iblis, dari satu hati yang acuh tak acuh, atau karena
  gereja mencoba menutupi kegagalannya dengan pernyataan yang kudus.

  Tiap saran yang menentang jumlah yang banyak bukan datang dari
  sorga, karena bunyi undangan dari pintu gerbang kemuliaan ialah
  "Barangsiapa mau, hendaklah ia datang!" Neraka tentu saja menentang
  orang banyak yang mendapatkan Kristus. Iblis takut kepada Firman
  Allah. Iblis akan melawan jiwa-jiwa itu di bawah naungan suara hati
  dari Firman yang Hidup itu.

  Pertumbuhan yang tetap adalah satu hasil dari program gereja rasuli.
  "Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada
  Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan" (Kisah Para Rasul 5:14).

  "Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin
  bertambah banyak; juga sejumlah besar iman menyerahkan diri dan
  percaya" (Kisah Para Rasul 6:7). "Dan tangan Tuhan menyertai mereka
  dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan
  (Kisah Para Rasul 11:21). "Adapun kumpulan orang yang telah percaya
  itu, mereka sehati dan sejiwa" (Kisah Para Rasul 4:32). Menarik jiwa
  datang kepada Tuhan bukanlah soal senang atau tidak senang,
  melainkan suatu perintah Ilahi.

  SM yang bertumbuh menyuburkan pertumbuhan itu ke dalam setiap
  tingkatan pekerjaan gereja. Bilamana SM Anda gagal dalam hal ini,
  maka SM itu telah gagal dalam mengambil kedudukan yang benar dalam
  program Allah. Sebuah SM yang bertumbuh harus berarti suatu
  pertambahan pengunjung pada kebaktian-kebaktian, pertemuan doa dan
  kelompok-kelompok latihan. Bilamana SM berhasil mencapainya,
  perpuluhan-perpuluhan dan persembahan-persembahan akan terus
  meningkat secara tetap. Sumbangan pengajaran Injil akan berarti
  kehidupan dan pertumbuhan baru kepada program penginjilan kita,
  calon-calon pekerja baru akan didaftarkan dan dilatih untuk bekerja
  di daerah mereka sendiri. Pertumbuhan berarti penambahan lebih
  banyak calon untuk pelayanan penginjilan. Pertumbuhan gereja adalah
  hal yang sehat. Pertumbuhan menandakan bahwa gereja itu hidup.

  Pada tahap ini Anda mungkin akan melihat SM melalui sudut pandang
  yang lain, dengan suatu tekad baru untuk ikut serta dalam program
  pembangunan gereja yang ajaib. Kiranya Tuhan mengabulkan maksud
  Anda. Pada saat yang sama, semoga tak pernah diketahui orang lain,
  bahwa Anda berada di antara orang-orang yang mengesampingkan
  pekerjaan Allah atau yang membesar-besarkan pekerjaan dari seorang
  pribadi di atas kekurangan orang lain. Tidak dapat disangkal bahwa
  mungkin Anda berada di tengah-tengah orang yang menghina pekerjaan
  Allah dalam lapangan pelayanan perseorangan ini. Bilamana Anda
  mengambil bagian dalam pelayanan SM, Anda telah menggabungkan diri
  dalam satu pasukan inti yang dipersatukan untuk melakukan satu tugas
  yang sama, yaitu menambah anggota-anggota kepada gereja Yesus
  Kristus.

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Pola Mengajar Sekolah Minggu
  Pengarang : Mavis L. Anderson
  Penerbit  : Yayasan Kalam Hidup, Bandung, 1993
  Halaman   : 11 - 16


**********************************************************************
o/ BAHAN MENGAJAR

  Silakan memakai Bahan Mengajar berikut ini untuk menolong anak-anak
  usia 10-15 tahun mengenal lebih banyak tentang gereja. Kami
  tambahkan beberapa pertanyaan untuk menjadi bahan diskusi.

                        RUMAH TUHAN ITU KUDUS
                        =====================

  Persiapan:
  ----------
  Usahakan untuk mendapatkan bermacam-macam gambar gereja zaman
  sekarang dan juga gambar atau model kemah sembahyang.

  Cerita:
  -------
  Dapatkah seorang dari antara kalian menceritakan kepada saya apa
  yang dimaksud dengan kata "rumah Tuhan" (gereja)?. Kalian tentu
  senang sekali untuk mengetahui bahwa gereja pertama-tama dibangun
  beribu-ribu tahun yang lalu oleh Musa, pada waktu ia memimpin umat
  Israel melalui padang gurun. Tempat ibadat itu tidak disebut gereja,
  tetapi dikenal sebagai kemah sembahyang. Tempat ini dibangun
  sedemikian rupa sehingga dapat dipindah-pindahkan dari satu tempat
  ke tempat lainnya sementara umat Israel menuju negeri yang telah
  dijanjikan Allah kepada mereka.

  Kemah perhimpunan, atau yang kadang-kadang disebut kemah sembahyang
  itu, dibangun sesuai benar dengan rencana yang telah diberikan Tuhan
  kepada Musa di Gunung Sinai. Setelah tempat ibadah itu selesai
  dibangun dan didirikan di tengah-tengah perkemahan, bangunan itu
  dipersembahkan kepada Tuhan. Awan indah menutupi rumah ibadah itu
  dan tempat itu penuh dengan kemuliaan Allah. Betapa bersukacitanya
  orang-orang itu! Inilah rumah Allah yang kudus!

  Berpuluh-puluh tahun sesudah Israel menetap di negerinya dan dirasa
  sudah tidak perlu lagi mempunyai tempat ibadah yang mudah diangkut,
  Raja Daud ingin membangun rumah yang tetap bagi Tuhan. Tetapi
  menurut rencana Tuhan, bukan Daud pendirinya, melainkan Tuhan
  merencanakan Salomo, putra Daud, untuk membangun rumah Tuhan yang
  baru dan indah itu.

  Pembangunan rumah ibadah itu memakan waktu tujuh tahun, tetapi
  akhirnya selesai juga dan siap untuk dipersembahkan kepada Tuhan.
  Pada waktu pentahbisan itu dilaksanakan, sekali lagi Allah
  menunjukkan kemuliaan-Nya yang besar kepada umat-Nya! Ketika
  kemuliaan Allah memenuhi rumah ibadah yang baru itu, orang-orang
  tahu bahwa rumah ini juga merupakan rumah Allah yang kudus!

  Sekarang ini ada banyak gereja tempat menyembah Tuhan. Ada yang
  besar dengan menaranya yang tinggi dan lonceng-lonceng gereja yang
  berdentang memuji Tuhan. Ada gereja lain yang kecil bangunannya
  tanpa menara dan lonceng. Tetapi semua gereja, tak peduli bagaimana
  ukuran atau bentuknya, telah dikhususkan bagi Tuhan sebagai tempat
  yang kudus.

  Ini berarti bahwa gereja, dengan semua isinya, harus diperlakukan
  dengan cinta kasih. Buku-buku nyanyian, bangku-bangku, peralatan
  musik, semuanya itu adalah bagian dari rumah Allah yang kudus. Allah
  sangat berkenan apabila kita ingat bahwa rumah-Nya itu kudus dan
  apabila kita ingat untuk memeliharanya sebagaimana yang dikehendaki-
  Nya.

  Tambahan dari Redaksi:
  ----------------------
  PERTANYAAN DISKUSI
  1. Kapan pertama kali "Rumah Tuhan" (Kemah Sembayang) dibangun?
     Bagaimana keadaannya?
  2. Apa bedanya dengan "Rumah Tuhan" (Gereja) sekarang?
  3. Menurut kami, apa tujuan Allah memerintahkan kita mendirikan
     "Rumah Tuhan"?

  Bahan diedit dari sumber:
  Judul Buku: Buku Pintar Sekolah Minggu, Jilid 2
  Penerbit  : Gandum Mas, Malang, 1996
  Halaman   : 83


**********************************************************************
o/ DARI ANDA UNTUK ANDA

  Dari: Ronny R. <ronnyr@>
  >Syalom,
  >Apakah e-BinaAnak hanya memuat hal-hal seputar SM?
  >Apakah pernah juga memuat tentang remaja? Kalau belum saya usulkan
  >agar dimuat juga untuk kelas remaja. Karena di SM saya remaja juga
  >termasuk salah satu bagian dalam komisi SM.
  >Terima kasih atas perhatiannya.
  >Ronny R.

  Redaksi:
  Terima kasih atas usulan yang Anda berikan. Kami memang belum pernah
  memuat secara khusus edisi mengenai Kelas Remaja. Usulan Anda ini
  pasti akan menjadi masukan bagi kami dalam rangka penyusunan tema
  untuk tahun 2004 mendatang .... :)


**********************************************************************
Untuk berlangganan kirim e-mail ke: <subscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk berhenti kirim e-mail ke:   <unsubscribe-i-kan-BinaAnak@xc.org>
Untuk Arsip e-BinaAnak:    http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak/
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen:  http://www.sabda.org/pepak/
**********************************************************************
              Staf Redaksi: Davida, Oeni, Yuli, dan Poer
       Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                  Copyright(c) e-BinaAnak 2003 YLSA

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org