Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/45

Bio-Kristi edisi 45 (19-1-2010)

Joseph Kam dan James Clerk Maxwell

 
                          Buletin Elektronik
                   BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
______________________Edisi 045, Januari 2010_________________________

Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Renungan Tahun Baru: Masa Lalu dan Masa Depan
- Riwayat: Joseph Kam: Sang Rasul Maluku
- Karya: James Clerk Maxwell: Ilmuwan Jenius dan Kristen yang
         Penuh Kasih
- Tahukah Anda: Tulisan Ilmiah Pertama Maxwell
- Sisipan: Baru dari YLSA: Publikasi KADOS (Kalender Doa SABDA)

+ Pengantar __________________________________________________________

  Salam sejahtera,

  Hari-hari dalam tahun yang baru ini bergulir begitu cepat. Tantangan
  dan masalah pun mulai menyambut. Harapan kami, semangat dan sukacita
  baru tetap mewarnai hari-hari Anda sepanjang tahun 2010 ini. Pada
  awal tahun sudah selayaknya kita kembali bersemangat menapaki
  hari-hari yang akan datang. Beberapa kegagalan dalam tahun kemarin
  merupakan tantangan untuk lebih baik lagi di tahun ini. Namun
  demikian, tidak semua peninggalan masa lalu pantas dibiarkan berlalu
  begitu saja. Pengalaman masa lalu bisa dijadikan pelajaran untuk
  menjalani masa depan yang penuh harapan dalam Tuhan.

  Sebagai sajian perdana kami di tahun ini, kami hadirkan sebuah
  renungan tahun baru yang kiranya bisa menjadi berkat tersendiri
  untuk Anda. Riwayat dari Joseph Kam, sang misionaris yang begitu
  tekun menyebarkan suara kenabian di Maluku, dan sosok ilmuwan James
  C. Maxwell adalah dua tokoh yang menjadi sajian pertama kami di
  tahun ini. Selamat menyimak dan selamat menapaki tahun yang baru ini
  bersama Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

  Staf Redaksi Bio-Kristi,
  Sri Setyawati
  http://biokristi.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/biokristi

______________________________________________________________________

            Aku percaya untuk mengerti (Credo ut intelligam)
      Iman berusaha untuk mengerti (Fides quaerens intellectum)
                         Anselmus -- Teolog

+ Renungan Tahun Baru_________________________________________________

                       MASA LALU DAN MASA DEPAN

  Baca: Mazmur 91

     "... Tuhan akan berjalan di depanmu, dan Allah Israel akan
     menjadi penutup barisanmu." (Yesaya 52:12)

  Pada malam tahun baru tahun 1916, Oswald Chambers berkhotbah dalam
  sebuah acara persekutuan doa para prajurit Persemakmuran Inggris di
  Kairo, Mesir. Ketika berdiri di hadapan para hadirin yang hidupnya
  telah ditunggangbalikkan oleh berkecamuknya Perang Dunia I, sang
  pendeta mengulas tentang masa lalu dan masa depan.

  Chambers berkata, "Setiap akhir tahun, kita begitu bersemangat
  menyambut janji Allah untuk masa depan, tetapi kita cenderung merasa
  cemas saat mengingat masa lalu. Sukacita kita atas anugerah Allah
  yang seharusnya kita nikmati sekarang digantikan dengan kenangan
  masa lalu yang penuh dosa dan kesalahan. Namun Allah juga menjadi
  Allah dari masa lalu, dan Dia mengizinkan kita mengenang masa lalu
  dengan tujuan supaya dapat mengubah masa lalu itu menjadi pelajaran
  rohani yang menolong kita di masa depan. Allah mengingatkan kita
  tentang masa lalu agar kita tidak terjebak dalam perasaan aman yang
  yang dangkal di masa sekarang. Lepaskanlah masa lalu dengan
  menyerahkannya kepada Kristus. Tinggalkanlah masa lalu yang tidak
  dapat diperbaiki itu ke dalam tangan-Nya, dan melangkahlah
  bersama-sama dengan Dia menuju masa depan yang tak terelakkan."
  (Dari: My Utmost For His Highest)

  Allah berjanji kepada Israel, "Tuhan akan berjalan di depanmu, dan
  Allah Israel akan menjadi penutup barisanmu" (Yes. 52:12). Kita juga
  boleh menjadi tenang karena mengetahui bahwa Allah tidak akan pernah
  mengabaikan ataupun meninggalkan kita (Ibr. 13:5).

  Dengan dimulainya tahun baru ini, marilah kita menyerahkan diri kita
  sepenuhnya -- seluruh masa lalu dan masa depan kita -- ke dalam
  tangan-Nya.

     Bukan beban masa lalu yang harus kita pikul, ataukah beban masa
      depan yang belum pasti dan tak terbayang; mengapa kita melihat
     masa depan atau masa lalu dalam kecemasan? Kebutuhan kita telah
                       dicukupkan untuk hari ini.
                             -- Flint --

  Diambil dari:
  Judul renungan harian: Santapan Harian, Edisi Tahun Baru, Hari 5
  Penulis: David J. De Haan
  Penerjemah: Tim RBC Indonesia
  Penerbit: RBC Ministries Indonesia, Jakarta 2003

+ Riwayat_____________________________________________________________
1769 -- 1833  Misionaris

                     JOSEPH KAM: SANG RASUL MALUKU

  Joseph Kam adalah seorang pengabar Injil yang memberikan vitalitas
  baru kepada tubuh jemaat-jemaat di Maluku yang ditinggalkan telantar
  sesudah bubarnya VOC di Indonesia pada tahun 1799. Oleh
  jemaat-jemaat di Maluku, Kam diberi gelar "Rasul Maluku".

  Kam dilahirkan pada bulan September 1769. Ayahnya bernama Joost Kam,
  seorang tukang pangkas rambut, pembuat rambut palsu, dan pedagang
  kulit di s`Hertogenbosch, Belanda. Kakeknya berasal dari Swiss.
  Peter Kam, kakeknya tersebut, datang ke Belanda sebagai tentara
  sewaan dan di Belanda menikah dengan seorang gadis Belanda.

  Keluarga Kam adalah anggota gereja Hervormd (Reform) yang setia,
  tetapi suasana rumah tangga mereka dipengaruhi oleh semangat
  pietisme Herrnhut. Mereka memunyai hubungan dengan kelompok
  Herrnhut di Zeist. Joseph Kam sering mengunjungi kelompok ini
  sehingga ia sangat dipengaruhi oleh pengajaran mereka.

  Setelah Kam menyelesaikan pendidikan rendahnya, ia tidak melanjutkan
  pendidikannya pada tingkat yang lebih tinggi. Ia membantu ayahnya
  dalam usaha perdagangan kulit. Dalam usaha perdagangan kulit inilah
  Kam sering mengunjungi Zeist. Akibatnya, timbul keinginan yang kuat
  dalam diri Kam untuk memberitakan Injil kepada orang-orang yang
  belum percaya. Namun, keinginannya itu ditahannya bertahun-tahun
  karena orang tuanya tidak rela untuk melepaskannya. Orang tuanya
  menginginkan agar Joseph tetap membantu usaha perdagangan kulit itu
  karena kakaknya, Samuel Kam, sudah menjadi pendeta di Berkel.

  Pada tahun 1802 ayah dan ibunya meninggal. Usaha perdagangan kulit
  merosot, dan pada akhirnya kegiatannya dihentikan. Joseph mencari
  pekerjaan lain, yaitu menjadi pesuruh pada Mahkamah Nasional. Pada
  tahun 1804 Joseph menikah, namun istrinya meninggal pada waktu
  melahirkan anaknya yang pertama. Sang anak meninggal pula beberapa
  bulan kemudian.

  Sekarang tekadnya untuk menjadi pengabar Injil sudah bulat. Ia
  melamar kepada Nederlandsch Zending Genootschap (NZG - Badan Misi
  Belanda) pada tahun 1807. Ia mempersiapkan diri untuk menjadi
  pengabar Injil di Den Haag dan Rotterdam pada beberapa orang
  pendeta. Pada waktu itu NZG belum memiliki sekolah pengabar Injil
  sendiri. Pada tahun 1811 pendidikan persiapannya dianggap selesai,
  namun Joseph belum dapat diberangkatkan berhubungan dengan keadaan
  perang masih berkecamuk. Belanda pada masa ini menjadi negara
  satelit Perancis sehingga ia terseret dalam peperangan dengan
  Inggris. Indonesia sendiri dirampas oleh Inggris dari Belanda.

  Berhubung Kam belum dapat diberangkatkan, maka NZG meminta kepada
  kelompok Herrnhut di Zeist memakai tenaga Kam untuk sementara. Di
  sinilah Kam mendapat latihan yang sangat berguna bagi pekerjaannya
  kelak di Maluku.

  Sementara itu, NZG berusaha mencari jalan untuk menyelundupkan Kam
  ke Inggris. Bekerja sama dengan London Missionary Society (LMS), Kam
  dapat dikirimkan ke Indonesia. Namun, LMS harus mengujinya sekali
  lagi dan ternyata Kam lulus dalam ujian tersebut sehingga ia tidak
  lagi diharuskan menempuh pendidikan di London. Pada tahun 1813 Kam
  ditahbiskan menjadi pendeta di London. Penahbisan menjadi pendeta
  merupakan tindakan yang sangat bijaksana karena dengan itu Kam dapat
  melayani sakramen di Indonesia. Pada tahun 1814, dalam usianya yang
  33 tahun, Kam menuju ke Maluku bersama-sama dengan Brunckner dan
  Supper. Sambil menunggu kapal ke Maluku, untuk sementara Kam bekerja
  di Gereja Protestan di Surabaya. Di sini ia membentuk satu kelompok
  kecil: Orang-Orang Saleh Surabaya. Kelompok ini sangat giat dalam
  pekerjaan pemberitaan Injil.

  Pada tahun 1815 Kam meninggalkan Surabaya menuju Ambon. Pada bulan
  Maret 1815 Kam tiba di Maluku. Ia memulai pekerjaannya untuk
  menghidupkan kekristenan di Ambon yang sudah terlalu lama
  ditelantarkan. Ia mengadakan perkunjungan-perkunjungan ke
  jemaat-jemaat di Ambon, Haruku, Seram selatan, dan Saparua. Dalam
  kunjungannya itu, ia berkhotbah, membaptiskan orang, melayani
  Perjamuan Kudus, memperdamaikan pertengkaran-pertengkaran yang
  terjadi.

  Pada tahun yang sama Kam melangsungkan pernikahannya dengan seorang
  gadis Indo-Belanda, Sarah Timmerman, yang dengan setia mendampingi
  Kam dalam pekerjaannya di Maluku.

  Kam terus-menerus mengadakan kunjungan ke seluruh kepulauan Maluku,
  bahkan sampai ke Minahasa, Sangir-Talaud (Sulawesi Utara), dan
  Timor. Perjalanan-perjalanan ini sangat melelahkan, namun semangat
  untuk bekerja bagi Tuhan menghiburkannya. Jemaat-jemaat ini
  dikuatkan dan dihidupkan oleh pelayan-pelayan yang tak kenal lelah
  dari Joseph Kam.

  Karena semakin beratnya pekerjaan, Kam segera meminta tambahan
  tenaga pengabar Injil dari NZG, segera setelah Indonesia diserahkan
  kembali kepada Belanda. Sekarang, setelah berdatangan tenaga-tenaga
  baru, maka Ambon menjadi pusat untuk Indonesia Timur. Semua pengabar
  Injil untuk Indonesia Timur harus melewati Ambon. Kini, Kam bersama
  istrinya bertindak sebagai pembimbing dari tenaga-tenaga baru ini.
  Sarah mengajarkan bahasa Melayu, sementara Kam membawa mereka ke
  jemaat-jemaat supaya mereka mengenal pekerjaan secara langsung.

  Kam terus saja mengadakan perjalanan keliling mengunjungi
  jemaat-jemaat sampai ia akhirnya meninggal. Kam menderita sakit
  parah dalam perjalanannya ke Maluku Tenggara, sehingga ia terpaksa
  kembali ke Ambon. Segala usaha untuk menyelamatkan jiwanya tidak
  berhasil. Joseph Kam meninggal pada tanggal 18 Juli 1833 setelah
  berjerih payah selama 20 tahun lamanya di Maluku.

  Kam akan terus dikenang sebagai Rasul Maluku sebagaimana ditulis di
  atas batu nisannya di Ambon.

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah
              Gereja
  Judul asli artikel: 61. Kam, Joseph
  Penulis: Drs. F. D. Wellem, M.Th.
  Penerbit: PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999
  Halaman: 155 -- 157
  
  --Kunjungi Facebook Bio-Kristi di: http://fb.sabda.org/biokristi--  

+ Karya ______________________________________________________________
1831 -- 1879  Ilmuwan

      JAMES CLERK MAXWELL: ILMUWAN KRISTEN JENIUS YANG PENUH KASIH

     "Apa lagi yang bisa membedakan magnetisme, listrik, dan
     cahaya? Pada abad XIX, James Clerk Maxwell menunjukkan bahwa
     gejala ini hanyalah wujud yang berbeda dari hukum-hukum dasar
     yang sama. Semua ini -- termasuk gelombang radio, radar, dan
     pancaran panas -- dia jelaskan dengan satu sistem persamaan
     yang unik dan apik." -- S. L. Glashow

  Masa Muda

  James Clerk Maxwell lahir di Edinburgh, Skotlandia, tanggal 13 Juni
  1831. Dia anak tunggal dari John Clerk, seorang pengacara. Tidak
  lama setelah James lahir, keluarga John Clerk pindah ke tanah
  warisan nenek moyang Maxwell, di Glenlair, pinggiran kota Edinburgh.
  Pada waktu itulah John Clerk mengambil nama keluarga tambahan, yaitu
  Maxwell. Keluarga ini hidup bahagia sebagai warga kelas menengah.
  Pendidikan awal James diberikan oleh ibunya, seorang Kristen yang
  taat. Ibunya juga memberi pelajaran Alkitab. Daya ingat James yang
  luar biasa tampak ketika dia mampu menghafal 176 ayat dari Mazmur
  119. Pada usia 8 tahun, James telah bosan dengan mainannya. Dia
  lebih suka menggunakan keingintahuannya untuk melakukan penelitian
  sederhana. Umpamanya, dia memakai lempeng timah untuk memantulkan
  cahaya matahari dan ia pun mengamati siklus hidup katak. Ibunya
  membimbingnya untuk melihat tangan Tuhan dalam keindahan alam.
  Keyakinan Maxwell bahwa terdapat keserasian yang sempurna antara
  penelitian ilmiah dan ajaran Tuhan dalam Alkitab sangat memengaruhi
  hidup dan pekerjaannya. Namun menyedihkan sekali, ibunya meninggal
  ketika James baru berusia 8 tahun. Karena hal tersebut, ayahnya
  membayar guru pribadi bagi James. Tahun 1841 James mulai belajar di
  Akademi Edinburgh. Kesehatannya yang kurang baik membuatnya sering
  absen, tapi prestasi akademiknya selalu bagus. Karya tulisnya yang
  pertama -- sebuah analisis matematika tentang gerhana -- terbit
  ketika dia berumur 15 tahun.

  Penghargaan untuk Penelitian

  Tahun 1847 James masuk Universitas Edinburgh, dan tidak lama
  kemudian menerbitkan dua karya ilmiah. Tahun 1850 dia masuk
  Universitas Cambridge, dan 4 tahun kemudian James lulus dalam bidang
  matematika dengan pujian tertinggi. Dia juga mendapat hadiah
  prestisius untuk karya penelitian asli, tentang analisis matematika
  mengenai kestabilan cincin di sekitar Saturnus. Maxwell menyimpulkan
  bahwa cincin Saturnus tidak mungkin padat sama sekali atau fluida
  sama sekali; cincin itu pasti terdiri atas partikel-partikel kecil
  padat, terpisah. (Lebih dari 100 tahun kemudian, kesimpulan ini
  dibenarkan melalui penjelajahan pertama pesawat angkasa Voyager ke
  Saturnus.) Ketika masih mahasiswa, Maxwell sudah berhasil melakukan
  penelitian yang bisa bertahan menghadapi ujian waktu. Setelah lulus,
  Maxwell diangkat menjadi dosen di Universitas Cambridge. Ia memberi
  kuliah optika dan hidrostatika serta melakukan penelitian dalam
  bidang-bidang tersebut.

  Guru Besar Ilmu Fisika

  Tahun 1856, Maxwell meninggalkan Cambridge dan kembali ke Skotlandia
  untuk merawat ayahnya yang mulai memburuk kesehatannya. Tapi ayahnya
  meninggal sebelum ia sampai. Maxwell kemudian memutuskan untuk
  menetap di Skotlandia dan memulai pekerjaan baru sebagai profesor
  bidang fisika di Marischal College di Aberdeen. Dua tahun kemudian
  Maxwell menikah dengan Katherine Mary Dewar. Ayah Mary adalah dekan
  Marischal College. Pernikahan James dan Katherine Maxwell bahagia,
  tapi tidak dikaruniai anak. Ketika Marischal College bergabung
  dengan King`s College dan menjadi Universitas Aberdeen, Maxwell
  kehilangan pekerjaannya. Tahun 1860, Maxwell menjadi profesor fisika
  dan astronomi di King`s College, London. Di sini ia menjadi penyelia
  pengukuran dan standardisasi satuan listrik untuk "The British
  Association for the Advancement of Science", tahun 1863. Pada tahun
  1865, dia meninggalkan London dan pindah ke rumah warisan ayahnya di
  Skotlandia. Di sini dia mengabdikan diri pada penelitian dan
  penulisan mengenai listrik dan magnetisme.

  Teori Elektromagnetik

  Pada tahun kelahiran Maxwell (1831), ahli fisika Inggris Michael
  Faraday menemukan generator listrik, yang menggunakan magnet yang
  digerakkan untuk menghasilkan tenaga listrik. Dia juga menunjukkan
  bahwa arus listrik menghasilkan magnet. Faraday yakin bahwa kekuatan
  elektromagnetik meluas ke sekeliling ruang di sekitar konduktor,
  tapi dia tidak dapat menuntaskan pekerjaannya di bidang ini. Namun
  gagasan Faraday mengenai medan gaya di sekitar ruang menjadi awal
  bagi generalisasi yang lebih luas, yang kemudian dikenal sebagai
  teori medan. Tujuan utama Maxwell meneliti listrik dan magnet adalah
  untuk menghasilkan kerangka matematika yang mendasari hasil
  eksperimen serta gagasan Faraday mengenai teori medan. Keempat
  persamaan matematika yang dihasilkan Maxwell dinilai setingkat
  dengan hukum gerak Sir Isaac Newton dan teori relativitas Albert
  Einstein, yang dianggap sebagai sumbangan terbesar bagi fisika.
  Ketika Maxwell menghitung kecepatan gelombang elektromagnetik, dia
  menemukan bahwa kecepatannya hampir sama dengan kecepatan cahaya.
  Dia menyimpulkan bahwa cahaya adalah jenis lain dari gelombang
  elektromagnetik. Berdasarkan kesimpulan itu, Maxwell berpendapat
  bahwa pasti ada gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang
  yang lain lagi. Ketika ahli fisika Jerman Heinrich Hertz
  menghasilkan gelombang radio buatan pertama tahun 1887 (8 tahun
  setelah Maxwell meninggal), teori elektromagnetik Maxwell sudah
  sangat kukuh sekali. (Gelombang radio memunyai gelombang yang lebih
  panjang daripada cahaya yang terlihat.)

  Sinar-X Memastikan Dugaan

  Teknologi komunikasi abad XX sebagian besar berawal dari karya
  Maxwell. Radio, televisi, radar, dan komunikasi satelit semuanya
  didasarkan atas teori elektromagnetiknya. Kehebatan ramalan Maxwell
  semakin dipertegas ketika sinar-X ditemukan. (Sinar-X adalah
  sebentuk radiasi elektromagnetik dengan gelombang ultrapendek. )

  Tahun 1850-an, pakar fisika matematika, William Thomson (Lord
  Kelvin) menunjukkan kerangka matematika umum yang mendasari hasil
  eksperimen dalam berbagai bidang fisika, seperti panas, gerak
  mekanik, gerakan gas, listrik, serta magnet. Ini merupakan perluasan
  teoretis penting atas karya para ilmuwan terdahulu. Teori
  elektromagnetik Maxwell yang menghubungkan elektromagnetisme dengan
  cahaya dan kemudian diterapkan pada gelombang radio, merupakan
  sumbangan besar bagi proses perpaduan kerangka teoretis dalam
  fisika. Dengan penuh rasa terima kasih, Maxwell mengakui ia
  berhutang kepada Thomson, mentornya.

  Teori yang Membuka Jalan Bagi Einstein

  Maxwell diakui sebagai ilmuwan abad XIX yang karyanya paling
  berpengaruh terhadap fisika abad XX. Teori elektromagnetiknya serta
  persamaan bidang terkait membuka jalan bagi teori relativitas
  Einstein, yang membuktikan ekuivalensi massa dan tenaga. Gagasan
  Maxwell juga membuka jalan bagi inovasi besar abad XX lain, yaitu
  teori kuantum.

  Termodinamika Statistika

  Tahun 1840 ahli fisika Inggris, James Joule, menetapkan bahwa ada
  hubungan antara panas dan gerak mekanik. Asas ini melahirkan
  disiplin ilmu yang disebut termodinamika, yang mencakup kajian
  gerakan molekul gas. Tahun 1848 Joule menjadi ilmuwan pertama yang
  menghitung kecepatan molekul gas. Joule menganggap semua molekul
  bergerak dengan kecepatan yang sama. Kenyataannya, tidak. Perbedaan
  kecepatan itu terjadi akibat benturan dengan molekul lain. Dengan
  menerapkan metoda probabilitas dan statistika, Maxwell menyusun
  distribusi yang paling memungkinkan dari kecepatan molekul.
  Distribusi ini sekarang dikenal sebagai "distribusi kecepatan
  Maxwell". Sebagai hasil penerapan statistikanya, termodinamika
  berkembang menjadi bidang ilmu baru, yaitu termodinamika statistik.
  Di luar elektromagnetisme, gagasan probabilitas yang diperkenalkan
  Maxwell mungkin merupakan sumbangannya yang paling penting bagi
  fisika.

  Sumbangan Lain

  Maxwell juga membuat kemajuan berarti dalam bidang optik dan
  tampilan warna. Penelitiannya mengenai kebutawarnaan diakui dengan
  pemberian hadiah Medali Rumford oleh Royal Society, London. Maxwell
  termasuk ilmuwan pertama yang memeragakan fotografi warna. Dia juga
  meneliti hal-hal yang berkaitan dengan benda padat yang lentur dan
  geometri murni. Maxwell diterima menjadi anggota Royal Society tahun
  1861 karena keberhasilannya dalam elektromagnetisme. Tahun 1871 dia
  menjadi guru besar dalam bidang fisika eksperimental di Universitas
  Cambridge. Di sini dia mengawasi perencanaan dan pembangunan
  laboratorium Cavendish, yang kemudian menjadi pusat penelitian
  terkenal karena menghasilkan kemajuan-kemajuan penting dalam fisika.

  Menolak Pemikiran Evolusioner

  Maxwell menentang keras teori evolusi Darwin, yang pada waktu itu
  sangat populer. Dia percaya bahwa spekulasi pemikiran evolusioner
  bertentangan dengan bukti ilmiah. Dalam karya tulis yang disajikan
  pada "the British Association for the Advancement of Science", tahun
  1873, dia menyatakan bahwa, "Teori evolusi tidak mampu menjelaskan
  kesamaan molekul, karena evolusi mengimplikasikan perubahan terus-
  menerus.... Kesamaan setiap molekul yang sejenis memperlihatkan
  ciri-ciri dasar benda yang dibuat di pabrik, dan menyingkirkan
  gagasan bahwa molekul bersifat abadi dan muncul dengan sendirinya.
  Maxwell juga berhasil menolak gagasan evolusioner dalam masalah
  penting lainnya. Secara matematis, dia membuktikan ketidakbenaran
  "hipotesis nebula" yang diajukan tahun 1796 oleh seorang Prancis
  yang ateis, Laplace. Menurut Laplace, sistem tata surya dimulai
  sebagai awan gas yang menyusut selama jutaan tahun, dan kemudian
  menghasilkan planet-planet. Jadi, demikian menurut Laplace, tidak
  perlu ada yang disebut Sang Pencipta. Para penentang kekristenan
  sangat memercayai falsafah ini. Namun, Maxwell menunjukkan dua cacat
  besar dalam teori Laplace, dan membuktikan secara matematis bahwa
  proses demikian tidak mungkin terjadi. Teori Laplace akhirnya
  ditinggalkan.

  Alkitab Dihubungkan dengan Ilmu

  Maxwell yakin bahwa penelitian ilmiah dan ajaran Alkitab tidak hanya
  cocok, tapi juga berkaitan erat. Hal ini tercermin dalam doa yang
  ada dalam catatan-catatannya: "Ya, Tuhan Allah Yang Mahakuasa, yang
  telah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Mu, dan memberinya
  jiwa yang hidup sehingga dapat mencari-Mu dan berkuasa atas semua
  ciptaan-Mu, ajarlah kami untuk mempelajari karya-Mu, supaya kami
  dapat mengolah bumi demi keperluan kami dan melayani-Mu; dan dengan
  demikian kami menerima firman-Mu yang penuh berkat, sehingga kami
  dapat memercayai Dia yang Kauutus, yang memberi kami pengetahuan
  tentang keselamatan dan pengampunan atas dosa-dosa kami. Semuanya
  ini kami mohon dalam nama Yesus Kristus, Tuhan kami." Dalam doa ini,
  Maxwell menegaskan kepercayaannya terhadap ajaran yang terdapat
  dalam Kitab Kejadian, yaitu Allah adalah Sang Pencipta, yang
  menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya, dan memberinya
  kekuasaan dan tanggung jawab atas ikan-ikan di laut, burung-burung
  di udara dan segala binatang yang merayap di bumi. Bagian kedua dari
  doanya berisi berita Injil -- bahwa Yesus Kristus diutus Allah untuk
  menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita.

  Komitmen Kristiani

  Maxwell memunyai pengetahuan yang luas mengenai Alkitab. Dia juga
  menjadi penatua di gereja yang ikut dia bangun di dekat rumahnya di
  Glenlair. Komitmen kekristenannya juga sangat praktis. Dia banyak
  memberikan waktu serta uangnya kepada yang membutuhkan. Acap kali,
  dia mengunjungi orang sakit dan yang terpasung, kemudian membaca
  Alkitab dan berdoa bersama mereka. Dia sangat rendah hati dan
  integritasnya sangat tinggi. Sikap pengasih dan kesediaan Maxwell
  untuk berkorban sangat nyata, sebagaimana ditulis J. G. Crowther
  dalam biografinya: "Selama tahun-tahun terakhir hidupnya, istrinya
  cacat. Dia merawatnya sendiri dengan sangat tekun.... Ketika
  penyakitnya yang fatal itu kambuh, dia tidak memberitahu siapa pun.
  Ketika keadaannya makin parah dan dia menderita sakit yang luar
  biasa pun, dia tidak pernah mengeluh. Hanya satu yang dia sesalkan:
  dia tidak sanggup lagi merawat istrinya yang sakit. Maxwell
  meninggal karena kanker di Cambridge tanggal 5 November 1879, dalam
  usia 48 tahun. Dia sangat dihormati oleh mereka yang mengenal atau
  yang pernah bekerja sama dengan dia. Salah satu rekan akrabnya
  menulis: "Kami, para sejawatnya di perguruan tinggi, menyaksikan
  kecerdasan dan kemampuannya yang tinggi serta pandangannya yang
  orisinil, disertai kerendahan hatinya di hadapan Tuhan, kepatuhannya
  kepada kehendak-Nya, dan kepercayaannya yang sungguh-sungguh
  terhadap kasih dan penebusan Sang Penyelamat. Itulah yang menjadi
  penghiburnya setiap ia sakit atau susah."

  Diambil dari:
  Judul buku: Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi
  Judul asli artikel: James Clerk Maxwell (1831--1879)
  Penulis: Ann Lamont
  Penerbit: YKBK (Yayasan Komunikasi Bina Kasih)/OMF, Jakarta 1997
  Halaman: 244 -- 255
  
  --Kunjungi Facebook Bio-Kristi di: http://fb.sabda.org/biokristi--  

+ Tahukah Anda________________________________________________________

                   TULISAN ILMIAH PERTAMA MAXWELL
                    Dirangkum oleh: Sri Setyawati

  James Clerk Maxwell -- ilmuwan besar yang terkenal dengan teori
  elektromagnetiknya, dia pun mendapat julukan "Bapak Ilmu Fisika
  Modern". Tak perlu diragukan, Maxwell memang memberi banyak
  kontribusi di bidang ilmu pengetahuan termasuk ilmu matematika,
  astronomi, dan teknik. Keberhasilan Maxwell dalam bidang ilmu
  pengetahuan didapatnya dengan banyak usaha termasuk mempelajari dan
  membandingkan teori-teori ilmuwan sebelumnya seperti Faraday,
  Kelvin, Ampere, dan ahli-ahli fisika Jerman.

  Tulisan ilmiah Maxwell yang pertama menjelaskan urut-urutan kurva
  oval yang bisa ditelusuri dengan menggunakan jarum dan benang
  menurut analogi elips. Tulisan inilah yang menjadi dasar dari
  seluruh keberhasilannya dan merupakan bantuan pertama
  penelitian-penelitiannya selanjutnya. Beberapa teori yang
  dicetuskannya antara lain teori elektromagnetik dinamis, teori
  elektromagnetik kinetik, teori gas kinetik, pengembangan rumusan
  Faraday tentang teori kekuatan garis listrik dan magnet, dsb..

  Dirangkum dari:
  Who was James Clerk Maxwell?
    ==> http://www.wholesomewords.org/biography/bhavergal3.html
  Maxwell`s Biography
    ==> http://scienceworld.wolfram.com/biography/Maxwell.html
  James Clerk Maxwell
    ==> http://www.britannica.com/EBchecked/topic/370621/James-Clerk-Maxwell
  James Clerk Maxwell
    ==> http://www.phy.hr/~dpaar/fizicari/xmaxwell.html

+ Sisipan_____________________________________________________________

          BARU DARI YLSA: PUBLIKASI KADOS (KALENDER DOA SABDA)

  Puji Tuhan, satu lagi milis publikasi baru diterbitkan oleh Yayasan
  Lembaga SABDA (YLSA). Publikasi yang diberi nama KADOS
  (singkatan dari Kalender Doa SABDA) ini lahir dari kerinduan YLSA
  untuk membagikan pokok-pokok doa harian bagi para pendoa syafaat
  yang terbeban berdoa bagi Indonesia dan pelayanan YLSA. Semoga
  melalui kesatuan hati untuk berdoa ini, Tuhan akan melawat umat-Nya
  dan nama-Nya dimuliakan.

  Publikasi KADOS yang akan terbit secara mingguan, bersifat terbuka
  untuk semua denominasi gereja. Dengan menjadi pelanggan KADOS,
  maka secara otomatis Anda juga menjadi pelanggan e-Doa, Open Doors,
  dan 30 Hari Doa. Jadi, bagi pendoa-pendoa Kristen Indonesia yang
  ingin dibekali untuk menjadi pendoa yang setia dan memiliki visi,
  segera daftarkan nama Anda dan jadilah berkat.

  Kontak redaksi:
  ==> <doa(at)sabda.org>

  Untuk berlangganan, kirimkan email kosong ke:
  ==> <subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org>
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
Blog SABDA: http://blog.sabda.org/
Fan Page Bio-Kristi di Facebook : http://fb.sabda.org/biokristi
______________________________________________________________________
Pimpinan redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf redaksi: Sri Setyawati dan Kusuma Negara
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) Bio-Kristi 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org