Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/43

Bio-Kristi edisi 43 (9-11-2009)

George Müller dan Michael Faraday

                                   
                          Buletin Elektronik
                   BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
______________________Edisi 043, November 2009________________________

Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: Riwayat Hidup George Müller (1805 -- 1898)
- Karya: Michael Faraday: Perintis Daya Listrik dan Kristen yang 
         Rendah Hati 
- Artikel Khusus: Menyelamatkan Bumi Melalui Gereja        
- Sisipan: - Dapatkan Kumpulan Bahan Natal di natal.sabda.org
           - Publikasi YLSA Sudah Merambah Facebook
                      
+ Pengantar __________________________________________________________

  Salam sejahtera,
  
  Ada beberapa penginjil yang menanggalkan ketenaran dan kekayaan yang 
  dimilikinya demi melayani Tuhan di ladang penginjilan. Sebut saja 
  C.T. Studd yang awalnya seorang pemain kriket di Inggris yang sangat 
  terkenal dan kaya, meninggalkan ketenarannya untuk menjadi seorang 
  misionaris di Tiongkok, India, dan bahkan sampai Afrika. Dampaknya cukup 
  besar untuk membawa jiwa mendapatkan keselamatan dari Kristus. Sosok 
  misionaris lain adalah George Müller yang riwayat pelayanannya kami 
  sajikan di edisi ini. Penyerahan dirinya yang total kepada Tuhan, 
  patut menjadi teladan bagi kita semua. 
  
  Tidak hanya ladang misi saja yang mengambil peranan agar nama Allah 
  dipermuliakan. Tuhan senantiasa bekerja dengan cara yang unik untuk 
  memberikan visi kepada seseorang untuk menciptakan sesuatu yang 
  bermanfaat bagi banyak orang. Dia adalah Michael Faraday yang 
  menjadi perintis ditemukannya daya listrik. Melalui karya dan 
  hidupnya, dia menjadi seorang ilmuwan yang rendah hati.
  
  Bersamaan dengan edisi Bio-Kristi bulan November 2009 ini, YLSA 
  mengajak Anda untuk menjadi pembawa perubahan di lingkungan tempat 
  Anda tinggal. Mengingat bahwa tanggal 21 November 2009 adalah Hari 
  Pohon, maka kami mengundang Anda untuk menyimak artikel tentang 
  lingkungan hidup yang kami hadirkan di kolom Artikel Khusus. Kiranya 
  kita semakin bertanggung jawab atas sumber daya alam yang telah 
  Tuhan percayakan untuk kita jaga. Tuhan Yesus memberkati.     

  Pimpinan Redaksi Bio-Kristi,
  Kristina Dwi Lestari
  http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
  http://biokristi.sabda.org/
  http://fb.sabda.org/biokristi
______________________________________________________________________
  
   "Berlimpah bukti yang menunjukkan bahwa Alkitab, meskipun ditulis
     oleh manusia, bukanlah hasil pemikiran manusia. Tak terhitung
     banyaknya orang yang selalu mengacu Alkitab sebagai komunikasi
            dari Sang Pencipta Alam Semesta kepada kita."  
                   Sir Ambrose Fleming -- Ilmuwan 
                      
+ Riwayat ____________________________________________________________ 
1805 -- 1898  Misionaris 
  
  		RIWAYAT HIDUP GEORGE MÜLLER (1805 -- 1898)

  Sejarah gereja modern mencatat nama George Müller sebagai tokoh iman 
  yang luar biasa. Melalui hidupnya, karya dan kuasa Tuhan dinyatakan. 
  Pada zamannya, pada abad ke-19, persoalan anak-anak yatim piatu 
  merupakan masalah sosial yang serius di Inggris. Müller memulai 
  karyanya pada April 1836, pada usianya yang ke-30. Ketika itu Müller 
  mulai membangun panti asuhan bagi 30 anak yatim piatu. Tanpa 
  dukungan dana yang tetap, panti asuhan kecil di kota Bristol ini 
  mengundang perhatian banyak orang untuk melihat apakah Tuhan akan 
  membiayai proyek ini. Apa yang terjadi?
  
  Layak ditorehkan dengan tinta emas, selama hidupnya, Müller 
  mendirikan 117 sekolah yang mendidik lebih dari 120.000 anak muda 
  dan yatim piatu. Dan ia tidak menganggap semua ini luar biasa, 
  tetapi semua itu karena ia menerapkan prinsip-prinsip Alkitab. Ia 
  menjadi gembala di Bethesda Chapel di Bristol. Gereja itu memunyai 
  sekitar 2.000 jemaat saat dia meninggal.
  
  Müller lahir pada 27 September 1805 di Kroppenstedt, sebuah desa 
  dekat Halberstadt di Kerajaan Prussia (sekarang Jerman). Pada masa 
  mudanya, ia dikenal sebagai anak nakal, suka pesta pora, 
  mabuk-mabukan, berjudi, mencuri, dan menipu. Ketika ibunya sedang   
  dalam perjuangan antara hidup dan mati, Müller -- saat itu 14 tahun 
  -- sedang bermain kartu sambil bermabuk-mabukan bersama 
  teman-temannya. Dalam bukunya, "Kisah tentang karya Allah dalam 
  kehidupan George Müller", ia menggambarkan hidupnya sebelum bertobat 
  sebagai "cabul dan jahat".
  
  Pertobatan Müller terjadi saat ia berusia 20 tahun, sewaktu ia masih 
  kuliah di Universitas Halle. Di Halle, ia belajar teologi di bawah 
  bimbingan Friedrich Tholuck, dan lulus dengan prestasi yang baik dan 
  pada kemudian hari sanggup berkhotbah dalam tujuh bahasa. Ia juga 
  mengerti dua atau tiga bahasa Timur. Empat tahun setelah 
  pertobatannya, ketika ia berada di Devon selama musim panas tahun 
  1829, ia bertemu dengan beberapa pendiri gerakan Brethren. Pertemuan 
  inilah yang membawanya pada "pertobatan kedua" yang mengubah 
  pandangan hidupnya. Untuk itu ia bersaksi:
  
    "Aku menjadi percaya kepada Tuhan Yesus pada permulaan November 
    1825. Selama 4 tahun pertama, sebagai orang Kristen baru aku 
    lemah dalam berbagai hal, namun pada bulan Juli 1829, aku 
    merasakan perubahan total dalam hatiku. Aku menyerahkan seluruh 
    hidupku kepada Tuhan. Kehormatan, kesenangan, uang, kekuatan 
    fisik, kekuatan mental, semuanya kupersembahkan kepada Yesus dan 
    aku menjadi pecinta firman Tuhan. Tuhan menjadi segala-galanya 
    bagiku."
  
  Tahun 1830, Müller muda menikahi Mary Groves dan sekaligus 
  meninggalkan harta duniawi; ia bergantung penuh kepada Tuhan untuk 
  setiap kebutuhannya. Ia menjadi pendeta di suatu gereja kecil di 
  Teignmouth, Inggris dan tidak digaji. Pada tahun 1832, ia pindah ke 
  Bristol, Inggris, untuk menggembalakan gereja lain. Di sinilah 
  pelayanan Müller yang kemudian dikenal di seluruh dunia sebagai 
  "Bapa Yatim Piatu". Pelayanan Müller dan istrinya bagi para yatim 
  piatu dimulai tahun 1836 dengan memakai rumah mereka sendiri di 
  Bristol untuk menghidupi 30 anak perempuan. Tidak lama setelah itu, 
  ia membangun tiga rumah untuk menampung 130 anak-anak. Pada tahun 
  1845, seiring pertumbuhan pelayanannya, Müller "memimpikan" untuk 
  membangun suatu gedung terpisah yang dapat menampung 300 anak. Baru 
  pada tahun 1849, gedung itu menjadi kenyataan. Di Ashley Down, 
  Bristol, itulah impiannya terwujud. Pada tahun 1870, ia sudah 
  memiliki lima gedung yang menampung lebih dari 2.000 anak.
  
  Untuk semuanya ini, Müller tidak pernah minta bantuan keuangan 
  kepada siapa pun, juga tidak pernah berhutang, padahal lima gedung 
  itu memerlukan biaya sebesar 100.000 poundsterling. Dan itu tidak 
  mudah, bahkan sering kali ia menerima donasi makanan hanya beberapa 
  jam sebelum waktu makan anak-anak. Hal ini semakin menguatkan 
  imannya. Setiap selesai sarapan pagi, selalu ada pembacaan Alkitab 
  dan doa, dan setiap anak diberikan sebuah Alkitab ketika 
  meninggalkan rumah yatim itu. Müller benar-benar mengandalkan iman 
  dan doa.
  
  Menurut Müller, iman yang sejati bukan berarti kita diam. Itu 
  sebabnya ia berkata: "Kalau seseorang tidak berbuat apa-apa pada
  waktu-waktu krisis, orang tersebut tidak memiliki iman yang benar."
  
  Dalam kesempatan yang lain, ia berkata: "Aku tidak menganggap diriku 
  sanggup mengadakan mukjizat. Aku tidak mau pekerjaan kami dianggap 
  luar biasa atau menarik. Sayang sekali bahwa banyak orang dengan 
  sembrono menganggapnya sebagai mukjizat."
  
  Pada tahun 1871, sebuah artikel di harian "The Times" memuat bahwa 
  sejak 1836, sebanyak 23.000 anak telah dididik di sekolah itu dan 
  ribuan lain telah disekolahkan di sekolah lain. Artikel itu juga 
  menyatakan sebanyak 64.000 Alkitab, 85.000 tulisan, serta 29.000.000 
  buku rohani telah diterbitkan dan didistribusikan. Selain itu, 
  Müller juga ikut membiayai 150 misionaris.
  
  Pada tahun 1875, pada usia 70 tahun, Müller memulai perjalanan 
  misinya. Selama 17 tahun, ia telah berkhotbah di Amerika, India, 
  Australia, Jepang, Tiongkok, dan kurang lebih empat puluh negara 
  lainnya. Ia telah menempuh perjalanan sejauh 200.000 mil (300.000 
  km) -- sebuah prestasi yang luar biasa pada waktu itu. Kemampuan 
  bahasa membuatnya dapat berkhotbah dalam bahasa Inggris, Perancis, 
  Jerman, dan khotbahnya telah diterjemahkan ke lebih dari dua belas 
  bahasa lain. Pada 1892, ia kembali ke Inggris dan ia meninggal pada 
  10 Maret 1898.
  
  Selama hidupnya, Müller telah membangun 117 sekolah yang menampung 
  lebih dari 120.000 anak-anak muda dan para yatim piatu. Ia menjadi 
  gembala gereja Bethesda di Bristol yang memunyai anggota jemaat 
  sekitar 2.000 orang ketika ia meninggal.
  
  Müller adalah salah satu tokoh dengan iman yang patut diteladani. 
  Iman yang betul-betul bergantung sepenuhnya pada Tuhan sebagai 
  sumber kehidupan manusia. Iman yang berdampak besar, tak hanya bagi 
  diri sendiri tetapi juga bagi dunia sekitarnya. Inilah iman yang 
  berdampak pada dunia sampai hari ini.
  
  Dan yang luar biasa, semua itu masih berdampak sampai hari ini. 
  Yayasan George Müller menerima dana dari segala penjuru dunia hampir 
  setiap hari dengan cara yang sama, dengan doa, tanpa mengadakan 
  acara penggalangan dana.
    
  Diambil dan disunting seperlunya dari: 
  Nama majalah: Truth (Edisi 16)
  Judul asli artikel: George Müller (1085-1898)
  Penulis: Tidak dicantumkan
  Penerbit: Rehobot Ministry, Jakarta 2009
  Halaman: 46--47
  
  *) Artikel lain tentang George Müller dapat Anda lihat di alamat 
     berikut ini. 
     ==> http://biokristi.sabda.org/george_Müller_penginjil_yang_bergantung_sepenuhnya_pada_tuhan

+ Karya ______________________________________________________________
1791 -- 1867  Ilmuwan 
    
               MICHAEL FARADAY: PERINTIS DAYA LISTRIK 
                    DAN KRISTEN YANG RENDAH HATI 
  
  Daya listrik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup 
  kita. Namun, sekitar 100 tahun lalu, kita benar-benar tidak bisa 
  membayangkan bahwa kehidupan modern sekarang akan begitu tergantung 
  kepada listrik. Michael Faraday berperan penting dalam membuat 
  listrik menjadi bagian dari hidup kita. Dia merekayasa generator dan 
  transformator, dan mengembangkan salah satu motor listrik yang 
  paling awal. Hidup Michael Faraday juga dipenuhi oleh kuasa Tuhan.
  
  MASA MUDA
  
  Michael Faraday lahir di desa Newington, Surrey (sekarang bagian 
  dari London selatan), Inggris, tanggal 22 September 1791. Dia anak 
  ketiga dari empat bersaudara. Tidak lama sesudah kelahirannya, 
  keluarganya pindah ke London Barat dan di situlah Michael 
  dibesarkan. Keluarganya penganut agama Kristen yang saleh dan rajin 
  beribadah di gereja kecil, sekitar 4 kilometer dari rumah mereka. 
  Ayahnya pandai besi yang kesehatannya buruk sehingga tidak bisa 
  bekerja penuh waktu. Akibatnya, keluarga itu selalu dalam kesulitan 
  keuangan.
  
  Pendidikan formal Michael kurang dari 2 tahun. Pada usia 11 tahun, 
  dia bekerja sebagai pesuruh seorang penjilid buku, 3 tahun kemudian 
  dia magang sebagai penjilid. Pada waktu senggang, Michael membaca 
  buku-buku yang sedang dijilidnya. Dengan demikian, ia memanfaatkan 
  kesempatan untuk mendidik diri sendiri. Dia sangat tertarik kepada 
  ilmu, terutama kimia dan listrik. Dia mempraktikkan eksperimen yang 
  dibacanya dalam buku-buku. Pekerjaan menjilid buku membuat dia 
  terampil menggunakan tangannya, dan ini sangat membantunya kelak 
  tatkala ia harus bekerja dengan peralatan ilmiah.
  
  MINAT TERHADAP ILMU
  
  Michael mulai mengikuti ceramah ilmu setiap minggu. Dia membuat 
  catatan rinci tentang ceramah-ceramah itu yang kemudian dijilidnya 
  menjadi buku-buku yang bagus. Dia juga mengikuti rangkaian ceramah 
  di Royal Institution yang disampaikan oleh Sir Humphry Davy, ahli 
  kimia tersohor yang kelak menciptakan lampu pengaman untuk para 
  pekerja tambang. (Royal Institution didirikan untuk meningkatkan 
  kesadaran masyarakat terhadap rekayasa ilmu dan penerapannya dalam 
  kehidupan sehari-hari.) Setelah selesai magang, Michael mencari 
  kerja di bidang ilmu. Dia menggunakan catatan ceramah Sir Humphry 
  yang sudah dijilid dengan bagus itu untuk meyakinkan Sir Humphry 
  bahwa dia sungguh-sungguh hendak mengabdikan dirinya bagi ilmu. 
  Tahun 1813, dia diterima sebagai asisten laboratorium. Mulailah 
  karier ilmiah Michael Faraday.
  
  Kemampuan Faraday dalam bidang ilmu segera terlihat oleh orang-orang 
  di Royal Institution. Tugasnya tidak hanya menyiapkan peralatan dan 
  zat-zat kimia, melainkan juga menjadi asisten Sir Humphry Davy pada 
  waktu melakukan demonstrasi dalam ceramahnya. Sekitar 6 bulan 
  kemudian ketika Davy hendak mengadakan perjalanan ilmiah keliling 
  Eropa, dia mengajak Faraday. Perjalanan yang lamanya 2 tahun ini 
  sangat bermanfaat bagi Faraday. Selain bisa mempelajari banyak hal, 
  dia juga berkesempatan bertemu dengan banyak ilmuwan terkenal, 
  seperti ahli fisika Prancis, Andre Marie Ampere, dan ahli fisika 
  Italia, Alessandro Volta, yang nama mereka kelak dipakai untuk 
  satuan listrik, yaitu ampere dan volt.
  
  PENEMUAN BENZENA
  
  Sekembalinya di Inggris tahun 1815, Faraday kembali diterima bekerja 
  di Royal Institution. Dia makin terlibat dengan analisis kimia. Dia 
  mengadakan riset mengenai baja, dan berhasil memperbaiki campuran 
  baja. Faraday adalah orang pertama yang mencairkan klorine. Dia juga 
  menemukan zat baru yang disebut benzena. Zat ini penting untuk 
  pembuatan senyawa organik seperti bahan pewarna, nilon, dan plastik. 
  Faraday juga menghasilkan beberapa jenis kaca baru dalam upayanya 
  memperbaiki lensa teleskop.
  
  TRANSFORMATOR
  
  Meskipun sebagian besar waktunya dipakai untuk penelitian kimia, 
  minat Faraday terhadap listrik tidak pernah padam. Tahun 1820, 
  ilmuwan Denmark, Hans Oersted menunjukkan bahwa arus listrik yang 
  mengalir melalui kawat menghasilkan medan magnet di sekitar kawat. 
  Tahun berikutnya, Faraday memperluas karya Oersted, dengan 
  menunjukkan bahwa aliran listrik itu bisa membuat magnet berputar 
  mengelilingi kawat, atau membuat kawat bergerak mengelilingi magnet. 
  Perputaran elektromagnet ini merupakan cikal bakal motor listrik. 
  (Ilmuwan Amerika, Joseph Henry, yang bekerja terpisah dari Faraday, 
  menciptakan motor listrik beberapa waktu sebelum Faraday.)
  
  Tapi Henry baru mempublikasikan temuannya sesudah Faraday. Oleh 
  sebab itu, buku-buku terbitan Inggris menyebutkan bahwa Faraday-lah 
  perekayasa motor listrik, sedangkan buku-buku Amerika memberikan 
  kehormatan ini kepada Henry.)
  
  Hingga saat itu, eksperimen menunjukkan bahwa listrik menghasilkan 
  magnet. Meskipun banyak ilmuwan tidak percaya, Faraday yakin bahwa 
  hal sebaliknya juga bisa terjadi, magnet bisa menghasilkan listrik. 
  Dia berhasil membuktikan keyakinannya ini tahun 1831. Sebelumnya, 
  insinyur listrik Inggris, William Sturgeon, telah memperkuat dampak 
  magnetik suatu aliran dengan melilitkan kawat beraliran listrik pada 
  besi berbentuk U sehingga membentuk kumparan. Ilmuwan Amerika, 
  Joseph Henry, kemudian meningkatkan medan magnet dengan mengisolasi 
  kawat yang dililitkan itu. Dengan membentuk besinya menjadi cincin 
  dan melilitkan gulungan kawat terisolasi pada sisi lainnya, Faraday 
  menghasilkan salah satu temuannya yang paling besar: transformator. 
  Apabila arus listrik dinyalakan dan dipadamkan pada salah satu 
  rangkaian, maka akan terjadi perubahan pada medan magnet yang 
  menghasilkan arus listrik dengan voltase yang berbeda di rangkaian 
  lainnya.
  
  Karena listrik dibangkitkan dan disalurkan pada voltase tinggi, dan 
  harus diubah menjadi voltase rendah sebelum bisa dipakai dengan aman 
  untuk keperluan domestik, transformator merupakan bagian yang tak 
  terpisahkan dari jaringan modern pemasok daya. 
  
  GENERATOR LISTRIK
  
  Kemudian Faraday berusaha menghasilkan listrik dari magnet tanpa 
  mulai dengan listrik. Dia menciptakan medan magnet yang berubah-ubah 
  dengan menggerakkan balok magnet keluar-masuk bagian yang kosong 
  dari kumparan kawat terisoiasi. Seperti dalam transformator, medan 
  magnet yang berubah-ubah akan menghasilkan arus listrik. Temuan ini 
  memungkinkan dihasilkannya daya listrik seperti yang kita kenal 
  sekarang.
  
  ELEKTROLISIS
  
  Faraday kemudian memadukan kimia dengan kelistrikan dalam 
  penelitiannya. Dia mempelajari elektrolisis, yaitu perubahan kimiawi 
  dari zat-zat tertentu yang berada dalam cairan (atau dalam keadaan 
  meleleh) dengan mengalirkan aliran listrik. Dalam proses ini 
  dilakukan elektroplating (pencelupan), yakni pelapisan logam dengan 
  logam lain. Faraday menciptakan mesin yang disebut voltmeter untuk 
  mengukur jumlah listrik yang dipakai. Dengan menggunakan voltmeter, 
  dia menjabarkan hukum-hukum elektrokimia. Dia juga yang memberikan 
  nama kepada banyak bagian peralatan baru itu (termasuk elektrolit, 
  anoda, dan katoda).
  
  TEORI MEDAN
  
  Faraday juga mengawali teori medan. Dia menunjukkan bahwa aliran 
  listrik menghasilkan medan magnet, dan sebaliknya. Dia yakin bahwa 
  kekuatan elektromagnetik ini memengaruhi ruangan di sekitar 
  konduktornya, tapi dia tidak bisa membuktikannya. Namun, gagasan 
  Faraday merupakan awal generalisasi yang lebih luas untuk teori yang 
  kemudian dikenal sebagai teori medan. Karya Faraday dalam bidang ini 
  kemudian diperluas oleh James Clerk Maxwell -- ahli fisika Kristen 
  lainnya yang terkenal.
  
  Dalam buku tentang Faraday dan kelistrikan, Brian Bowers menulis 
  "kemungkinan besar keyakinan agamanya mengenai adanya satu 
  Pencipta-lah yang mendorong keyakinan ilmunya mengenai "kesatuan 
  kekuatan", yaitu bahwa magnet, listrik, dan kekuatan-kekuatan lain 
  memunyai asal yang sama."
  
  Tahun 1821, Faraday diterima sebagai anggota Royal Society -- badan 
  profesional bergengsi tempat para ilmuwan terkemuka bertukar temuan 
  dan gagasan. Tahun itu juga dia menikah dengan Sarah Barnard, 
  anggota gereja yang sama.
  
  Faraday menjadi makin terkenal. Dia makan siang dengan Ratu 
  Victoria, dan keluarga kerajaan menghadiri ceramah-ceramahnya. 
  Meskipun demikian, dia tetap rendah hati. Dia menolak dicalonkan 
  sebagai Presiden Royal Society tahun 1846. Tahun 1864, dia juga 
  menolak tawaran jabatan Presiden Royal Institution, sebab itu akan 
  mengurangi waktunya untuk melakukan penelitian. Dengan alasan yang 
  sama, dia juga menolak kedudukan Guru Besar Kimia di Universitas 
  London tahun 1827. Ketika perangkat standar untuk satuan listrik 
  ditentukan, karya Faraday dihargai dengan memberi nama "farad" 
  kepada satuan kapasitas listrik.
  
  KESAKSIAN KRISTEN
  
  Berkali-kali sifat pengampun Faraday diuji. Dia menganggap patut 
  menerima undangan ratu untuk makan siang, meskipun karena itu dia 
  tidak bisa mengikuti kebaktian hari Minggu. Tapi para penatua gereja 
  tidak menganggap itu patut. Karena itu dia dianggap tidak layak 
  menjadi penatua gereja sehingga jabatan tersebut dan juga 
  keanggotaan gerejanya, dicabut untuk beberapa waktu. Faraday 
  menanggapi ini sebagaimana Yesus menanggapi hal yang sama. Dia tetap 
  mengikuti kebaktian di gereja dan bersikap penuh kasih terhadap 
  mereka yang menyakiti hatinya. Perbedaan pendapat antara Faraday 
  dengan Sir Humphry Davy pun banyak dipublikasikan. Namun ini tidak 
  mengurangi kekagumannya terhadap Davy.
  
  Meskipun sangat sibuk dengan penelitian dan ceramah-ceramahnya, 
  Faraday tetap aktif di gereja. Dia menjadi penatua lebih dari 20 
  tahun. Gerejanya tidak memunyai pendeta yang digaji; para penatua, 
  termasuk Faraday, bergantian berkhotbah dan memimpin kebaktian. 
  Gereja Faraday menekankan hidup sesuai kata-kata Yesus dalam khotbah 
  di bukit. Asas kristiani yang terdapat di dalam khotbah itu, seperti 
  kemurahan hati, kerendahan hati, dan pengampunan, jelas terwujud 
  dalam hidup Faraday.
  
  Dia tidak hanya memberikan sumbangan bagi orang miskin, melainkan 
  juga mengunjungi mereka. Dia membantu hidup ibunya yang menjanda 
  selama bertahun-tahun. Faraday tidak tertarik mengumpulkan kekayaan. 
  Berulang kali dia menolak pekerjaan dengan gaji tinggi sebagai 
  konsultan pemerintah dan industri, karena dia ingin memusatkan 
  pikiran kepada penelitian dan ceramah-ceramahnya, meskipun gajinya 
  kecil.
  
  Ketika ditanya oleh seorang wartawan mengenai pemikirannya tentang 
  masa sesudah hidup ini, Faraday menjawab dengan yakin, mengutip dari 
  Alkitab (2 Tim. 1:12): "Dugaan? Sama sekali bukan. Semuanya aku 
  dasarkan atas kepastian, karena aku tahu kepada siapa aku percaya 
  dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah 
  dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan."
  
  Ketika Faraday mengundurkan diri dari Royal Institution sesudah 
  bekerja hampir 50 tahun, dia mengucapkan terima kasih kepada semua 
  orang yang telah bekerja sama dengan dia. Dia tidak lupa untuk 
  "terlebih dahulu berterima kasih kepada Tuhan, untuk semua karunia-
  Nya".
  
  ILMUWAN JENIUS YANG TAK DIRAGUKAN
  
  Tata bahasa dan ejaan Faraday yang buruk menunjukkan bahwa dia tidak 
  berpendidikan formal, tapi kepiawaiannya sebagai ilmuwan tidak 
  diragukan. Dia meninggal tanggal 25 Agustus 1867. Hanya 14 tahun 
  kemudian, pengadaan listrik bagi masyarakat umum telah menjadi 
  kenyataan. Sejak itu, temuan-temuannya dalam bidang kelistrikan 
  terus berpengaruh besar dalam hidup kita sehari-hari.
  
  Dalam biografi tentang Faraday, L.P. Williams menulis: "Kerendahan 
  hatinya yang tulus disebabkan kesadarannya yang mendalam akan 
  utangnya kepada Pencipta-nya. Bahwa Michael Faraday, miskin dan tak 
  berpendidikan, putra dari seorang pandai besi keliling dan seorang 
  gadis desa, diperkenankan melihat sekilas keindahan hukum abadi 
  alam, merupakan sumber keheranan yang tidak ada habisnya bagi dia."  
  
  Diambil dan disunting seperlunya dari: 
  Judul buku: Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi 
  Judul asli artikel: Michael Faraday (1791 -- 1867)
  Penulis: Ann Lamont 
  Penerjemah: Lilian D. Tedjasudhana
  Penerbit: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta
  Halaman: 110 -- 119
  
+ Artikel Khusus _____________________________________________________
  
                 MENYELAMATKAN BUMI MELALUI GEREJA

  Kita sering kali mendengar pemanasan global di media elektronik dan 
  media cetak. Hutan dibabat orang-orang nakal yang sering disebut 
  "illegal logging". Kita dikejutkan dengan berhasilnya departemen 
  kehutanan bersama aparat keamanan menyelamatkan triliunan rupiah 
  uang negara dari penangkapan illegal logging di Papua baru-baru ini. 
  Kita juga dikejutkan kasus Teluk Buyat yang kontroversial itu. Kita 
  tahu tragedi banjir bandang di Bukit Lawang Kabupaten Karo Provinsi 
  Sumatera Utara. Hal itu semua terjadi akibat ulah rakusnya manusia. 
  Hal itu tidak terjadi apabila manusia memahami keseimbangan alam. 
  Apakah kita pernah membicarakan krisisnya bumi ini di gereja? 
  Seberapa jauh gereja peduli tentang hal itu? Atau, jangan-jangan 
  penghuni gereja termasuk dalam golongan orang-orang rakus itu. Dan, 
  apakah mereka para penyumbang bagunan gereja? Sudah berapa banyak 
  gereja yang menyuarakan jemaatnya agar memelihara bumi? 
  Jangan-jangan para pendeta masih mengkhotbahkan "kuasailah bumi"? 
  Kuasailah bumi dalam pengertian apa yang disampaikan para pendeta? 
  Sudah berapa kali pendeta kita mengkhotbahkan keseimbangan alam?

  Sebenarnya apakah krisisnya bumi menjadi tugas gereja? Bukankah itu 
  tugas negara? Bagaimana sebenarnya konsep yang benar? Konsep yang 
  benar dalam hal ini agaknya sulit kita cari, karena masih jarang 
  kita dengar. Kita patut prihatin melihat gereja yang masih sibuk 
  mengurus dirinya sendiri tanpa ada tanda-tanda yang menggembirakan.

  Dari pengamatan saya, baru satu kali pernah terjadi gereja secara 
  institusi bersuara akibat krisis lingkungan. Hal itu pernah 
  dilakukan secara kolektif oleh para pemimpin Huria Kristen Batak 
  Protestan (HKBP), Gereja Kristen Batak Simalungun (GKPS), Gereja 
  Kristen Protestan Indonesia (GKPI), Gereja Kristen Protestan Angkola 
  (GKPA) untuk menolak almarhum PT. Inti Indorayon Utama (PT. IIU) 
  tatkala mau berubah nama menjadi PT. Toba Pulp Lestari (PT. TPL). 
  Itu pun tatkala masyarakat Porsea telah menderita.

  Secara umum, gereja bertugas untuk membina jemaatnya untuk taat 
  kepada firman Tuhan dan kemudian para jemaat menjadi garam dan 
  terang di tengah-tengah dunia yang penuh kemunafikan ini. Pembinaan 
  itu berfungsi untuk mendorong para jemaat mengabarkan Injil di mana 
  dan ke mana jemaat akan pergi. Kenyataannya, kini penginjilan 
  semakin hari semakin tidak menggema. Kadang pemahaman pluralisme 
  dianggap sebagai toleransi untuk tidak mengabarkan Injil. Semangat 
  pluralisme dianggap seolah-olah membuat kita lupa akan pentingnya 
  pemberitaan Injil. Bahkan, kita tidak jarang mendengar teologi yang 
  mengatakan bahwa ada keselamatan di luar Kristus. Jikalau ada 
  keselamatan di luar Kristus, untuk apa kita mengabarkan Injil 
  Kristus? Di sini saja gereja kini memiliki masalah yang sangat 
  besar. Di satu sisi, gereja yang memiliki semangat penginjilan 
  sering kali lupa akan pembinaan jemaat untuk melestarikan 
  keseimbangan alam. Di sisi lain, gereja yang lupa penginjilan sangat 
  bersemangat menyuarakan pelestarian lingkungan walaupun masih dalam 
  tahap wacana. Pola hidup kedua gereja ini belum pada tahap yang 
  ideal sebagai umat Allah. Kita sangat jarang melihat gereja yang 
  semangat penginjilannya tinggi menunjukkan jemaat dengan pola hidup 
  sederhana. Celakanya, ada gereja yang menawarkan kemakmuran hidup 
  dengan mengatakan bahwa mengikuti Yesus, hidup adalah mapan secara 
  ekonomi, sebab kemiskinan adalah kutuk. Saya pribadi sangat miskin 
  secara materi. Apakah saya ini kutuk dari Allah? Saya kira pendapat 
  ini sungguh memprihatinkan. Di tengah kemiskinan materi yang saya 
  miliki, tiap hari, jam, menit, detik saya selalu mengucap syukur 
  karena kebaikan Tuhan. Apakah pemilik materi lebih bahagia dari 
  hidup saya? Bagi saya, kesederhanaan hidup, memberi hidup bagi 
  sesama adalah syarat untuk menyelamatkan bumi yang diobok-obok para 
  konsumerisme. Kerusakan alam telah menimbulkan berbagai penyakit, 
  kemiskinan kelompok masyarakat pinggiran, penggundulan hutan telah 
  memiskinkan masyarakat di sekitar hutan. Sementara hasil hutan 
  dinikmati para konsumerisme yang umumnya tinggal di perkotaan.

  Melihat semakin kritisnya alam, khususnya di Indonesia, maka gereja 
  harus terpanggil memberikan kontribusi. Kita harus sadar, bahwa 
  kerusakan lingkungan bersumber dari perilaku manusia. Perilaku 
  kolektif manusia yang konsumtif telah mengakibatkan kerusakan 
  lingkungan. Kita memahami bahwa bumi ini menjadi tanggung jawab kita 
  kepada Tuhan. Oleh sebab itu, pelestarian bagi umat Kristus 
  semestinya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penginjilan. 
  Jikalau kita telah menerima Injil Yesus Kristus, semestinya kita 
  menjadi pelopor untuk melestarikan lingkungan hidup dengan cara 
  memulai diri sendiri, komunitas Kristen yang kemudian bersama-sama 
  dengan umat lain untuk melestarikan lingkungan hidup. 
   
  *) Untuk melihat kelanjutan artikel ini, silakan berkunjung ke 
     alamat URL di bawah.              
                      
  Diambil dan disunting seperlunya dari: 
  Nama situs: e-Artikel   
  Penulis: Gurgur Manurung 
  Alamat URL: http://artikel.sabda.org/menyelamatkan_bumi_melalui_gereja         
   
+ Sisipan ____________________________________________________________
  
            DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG

  Bulan November telah tiba. Kami yakin Anda yang aktif di pelayanan 
  pasti sudah mulai berpikir untuk mempersiapkan Natal, bukan? Nah, 
  dengan gembira kami menginformasikan bahwa Yayasan Lembaga SABDA 
  telah menyediakan wadah di situs "natal.sabda.org" bagi setiap 
  pelayan Tuhan agar bisa saling berbagi bahan-bahan Natal dalam 
  bahasa Indonesia. Ada banyak bahan yang bisa didapatkan, seperti 
  Renungan Natal, Artikel Natal, Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal, 
  Puisi Natal, Tips Natal, Bahan Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi 
  Buku Natal, Review Situs Natal, e-Cards Natal, Gambar/Desain Natal, 
  Lagu Natal, dan bahkan sarana diskusi tentang topik Natal. 

  Yang istimewa adalah situs "natal.sabda.org" dirancang sebagai 
  situs yang interaktif, sehingga pengunjung dapat mendaftarkan diri 
  untuk berpartisipasi aktif dengan mengirimkan tulisan, menulis 
  blog, memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada 
  rekan pengunjung lain. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs 
  "natal.sabda.org". Mari berbagi berkat pada perayaan hari 
  kedatangan Kristus ke dunia 2000 tahun yang lalu ini dengan menjadi 
  berkat bagi kemuliaan nama-Nya.

  ==> http://natal.sabda.org/ 
  
                  PUBLIKASI YLSA SUDAH MERAMBAH FACEBOOK
  
  Puji Tuhan, kerinduan YLSA (lihat 
  http://blog.sabda.org/2009/09/18/ylsa-merambah-ke-facebook/) untuk 
  merambah ke Facebook akhirnya terlaksana juga. Sekarang, hampir 
  semua publikasi YLSA sudah memiliki sebuah halaman di Facebook. 
  Berikut adalah daftar halaman Facebook publikasi YLSA beserta alamat 
  URL-nya.

  - Bio-Kristi (http://fb.sabda.org/biokristi)
  - e-BinaAnak (http://fb.sabda.org/binaanak)
  - e-Buku (http://fb.sabda.org/buku)
  - e-Doa (http://fb.sabda.org/doa)
  - e-Humor (http://fb.sabda.org/humor)
  - e-JEMMi (http://fb.sabda.org/misi)
  - e-Konsel (http://fb.sabda.org/konsel)
  - e-Penulis (http://fb.sabda.org/penulis)
  - e-Reformed (http://fb.sabda.org/reformed)
  - e-Wanita (http://fb.sabda.org/wanita)
  - Kisah (http://fb.sabda.org/kisah)
  - e-Leadership (http://fb.sabda.org/lead)
  - ICW (http://fb.sabda.org/icw)
  
  Melalui sarana Facebook ini, kami berharap para pelanggan publikasi 
  YLSA dapat semakin akrab berinteraksi. Mari kita warnai Facebook 
  dengan persekutuan antaranak-anak Tuhan yang menjadi berkat bagi 
  banyak orang. Biarlah nama-Nya saja yang semakin dipermuliakan!                   
______________________________________________________________________
Pimpinan redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf redaksi: Sri Setyawati
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
Blog SABDA: http://blog.sabda.org/
Fan Page Bio-Kristi di Facebook : http://fb.sabda.org/biokristi
  
____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org