Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/41

Bio-Kristi edisi 41 (14-9-2009)

John Owen dan Frances R. Havergal

                                   
                          Buletin Elektronik
                   BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
______________________Edisi 041, September 2009_______________________

Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: John Owen: Pendeta dan Penulis yang Setia Mencari Tuhan
- Karya: Frances R. Havergal: Mengungkap Kebenaran Ilahi Lewat
         Karya-Karyanya
- Tahukah Anda: Frances Havergal: Pujangga Wanita yang Multitalenta
- Surat Anda: Terberkati oleh Artikel di Publikasi Bio-Kristi
- Sisipan: Publikasi e-Konsel

+ Pengantar __________________________________________________________

  Salam sejahtera,

  Belajar merupakan sesuatu yang tidak ada habisnya dalam kehidupan
  ini. Semangat untuk belajar merupakan salah satu modal untuk meraih
  sesuatu yang kita impikan dan inginkan. Beberapa tokoh kristiani
  yang memunyai nama besar adalah sosok yang selalu berjuang dan
  mendedikasikan hidupnya untuk belajar. Salah satunya adalah tokoh
  yang kami sajikan di edisi kali ini, yaitu John Owen. Beliau adalah
  seorang teolog bahkan penulis Kristen yang cukup banyak menghabiskan
  hidupnya untuk belajar dan mengenal kebenaran sejati -- Kristus.

  Selain John Owen, dalam edisi ini, kami juga memaparkan kisah
  Frances R. Havergal yang telah berhasil mengagungkan nama Kristus
  melalui karya ciptaannya. Banyak orang yang tersentuh dan mendapat
  berkat setiap kali menyimak mahakarya Frances. Penyerahan dan
  pengabdiannya kepada Tuhan, kesukaannya kepada Alkitab, dan
  kehidupan doanya, dia tuangkan ke dalam setiap karya yang
  mengagumkan dan luar biasa. Puisi-puisi dan himne-himnenya merupakan
  buah-buah pengalaman hidupnya ketika berjalan bersama Tuhan.

  Pembaca sekalian, selamat menyimak riwayat dan karya kedua tokoh
  tersebut. Kiranya dapat menjadi berkat. Tuhan Yesus memberkati.

  Redaksi Tamu Bio-Kristi,
  Desi Rianto
  http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
  http://biokristi.sabda.org/
______________________________________________________________________

  Karena dibenarkan oleh iman, Aku memiliki damai dengan Allah melalui
                          Tuhan Yesus Kristus.
                      Robert Moffat -- Misionaris

+ Riwayat ____________________________________________________________
1616 -- 1683 Teolog

        JOHN OWEN: PENDETA DAN PENULIS YANG SETIA MENCARI TUHAN

  Dia melalui semuanya dengan jujur. Ayahnya (bungsu dari lima belas
  bersaudara -- semuanya laki-laki) telah lama menanti adanya
  reformasi pada gereja korup sehingga dia disebut "Puritan"; label
  yang akan anaknya, John, sandang dan hiasi dengan segala talentanya
  selama beberapa dekade.

  Owen lahir di desa Stadham, Oxfordshire, dari pasangan penuh
  perhatian yang memberikan "sekolah rumah" untuk anak mereka yang
  terlalu cepat menjadi dewasa sebelum mengirimnya ke SMU dan
  kemudian, pada umur 12 tahun, ke Oxford. Di universitas, Owen
  mempelajari matematika, filosofi, dan musik. (Bertahun-tahun
  kemudian, ketika menjabat sebagai kepala administrasi di Oxford, dia
  menunjuk guru menyulingnya sebagai profesor musik.)

  Ketika Owen menenggelamkan dirinya untuk belajar (tidur tidak lebih
  dari 4 jam setiap malam), seorang tokoh kampus menetapkan peraturan
  yang nantinya akan dia tentang selama hidupnya. Kepala Uskup Laud,
  Rektor Oxford dan musuh abadi dari apa yang dilakukan Reformis
  Inggris, memutuskan untuk membersihkan universitas dari orang-orang
  yang tidak setuju dengan agenda anti-Injilnya. Dia langsung membuat
  sebuah ketetapan baru dalam bidang keagamaan yang dia tahu para
  mahasiswa pendukung reformasi tidak akan setuju, kemudian
  menggunakan ketidaksetujuan mereka itu sebagai dalih untuk membuang
  mereka. Dia memaksa mereka yang belum juga keluar dari universitas
  melalui "Star Chamber" dan "High Commission"-nya yang terkenal
  buruk. High Commission mengajukan mereka yang belum mau keluar dari
  universitas ke "London Chamber", tempat terjadinya kezaliman,
  kesewenang-wenangan, dan interogasi berlebihan tanpa adanya banding.
  Laud menyaksikan Owen dengan sedih keluar dari universitas, tempat
  dia menghabiskan masa 9 tahun yang indah bersama belahan jiwanya:
  belajar.

  Sementara itu, atasan Laud, Raja Charles I, membuat jutaan orang
  marah dengan hinaannya kepada parlemen dan korupsinya untuk
  meningkatkan keuangan. Perang saudara pecah.

  Di tengah situasi tersebut, anak muda yang secara rohani kehilangan
  arah itu berjalan kaki bermil-mil jauhnya ke sebuah gereja untuk
  mendengarkan khotbah si gembala sidang. Hari itu, si gembala sidang
  tidak berkhotbah. Pendeta penggantinya mengatakan, "Mengapa kamu
  takut, kamu yang kurang percaya?" (Mat. 8:26). Pada akhir ibadah,
  Owen menyadari kedamaian yang melebihi segala akal karena khotbah
  itu didapatnya di tengah pergolakan yang ada dalam hatinya dan
  kondisi di luaran. Tuhan yang telah ia coba hindari selama
  bertahun-tahun, tetapi tidak berhasil, akhirnya membebaskannya
  dengan merangkulnya. Sejak itu, Owen terus mencari -- tapi tak
  pernah menemukan -- nama orang yang khotbahnya telah membuatnya
  menerima Yesus.

  Owen bahagia bekerja sebagai pendeta dan rajin bekerja sebagai
  penulis saat buku pertama dari 27 buku besar dan tebalnya tercipta
  dari ujung penanya.

  Pada Januari 1649, ia melihat Charles I diadili dan dihukum mati
  atas dakwaan pengkhianatan, kezaliman, dan pembantaian. Lalu
  Aprilnya, ketika ia diminta untuk berkhotbah kepada anggota
  parlemen, Owen menguraikan "On the Shaking of Heaven and Earth"
  (Ibrani 12:27). Di situlah dia menarik perhatian Oliver Cromwell,
  pimpinan pasukan parlemen dalam perang saudara. Cromwell melihat
  Owen bukan hanya sebagai seseorang yang brilian, tapi juga seorang
  administrator yang sangat andal. Segera setelah itu, Owen menjadi
  Wakil Rektor Universitas Oxford, posisi yang mengatur semua urusan
  universitas. Tenaga eksekutif diperlukan dalam universitas itu sejak
  keadaan akademi membaik, organisasi dalam universitas tidak
  beroperasi lagi karena sebagian dari organisasi itu digunakan untuk
  menampung tentara dan bekal persediaan; bahkan universitas dililit
  utang yang sangat banyak. Owen menegur para pemimpin universitas
  yang marah-marah dan mengasihani diri mereka sendiri dengan berkata,
  "... meratap tidak akan membuat kita menjadi orang yang akan diingat
  dan dihargai. Hasil dari ketegaran kita untuk bertahan menghadapi
  beban beratlah yang membuat kita menjadi berharga." Tidak lama
  kemudian, universitas itu mulai bangkit, profesor-profesor yang
  diakui secara internasional dipilih, mahasiswa miskin dibantu, dan
  seorang teman yang tidak beruang sama sekali, yang menulis tentang
  Owen dalam bahasa Latin, diangkat sebagai dosen! Saat itu, Owen
  adalah anggota komite Cromwell, dia menulis teologi yang karenanya
  dunia ada, dan dia bahkan menjadi anggota parlemen.

  Ketika sebagian besar anggota parlemen mencalonkan Cromwell untuk
  menjadi raja, Owen menulis laporan singkat yang membuat pencalonan
  itu batal. Karena marah, Cromwell menunjuk anaknya, Richard, sebagai
  rektor universitas. Dalam enam minggu, Richard menyingkirkan Owen.
  Dengan keluhuran budi, dan bukan kepahitan, dia pindah ke sebuah
  gereja desa.

  Pada tahun 1660, setelah kematian Cromwell, kerajaan dipulihkan.
  Sekali lagi kaum Puritan ditentang. Sebuah undang-undang
  mengilegalkan penyembahan yang dilakukan lebih dari lima orang kaum
  Puritan. Murid-murid Owen lenyap dan jemaatnya tersebar. Pada tahun
  1662, undang-undang lain (penyebab timbulnya Pengusiran
  Besar-Besaran atau "The Great Ejection") membuat dua ribu pendeta
  dari kaum Puritan tidak memunyai tempat tinggal dan uang sama
  sekali. Mereka berjalan pada malam hari dan berkhotbah pada siang
  harinya dengan bekal iman. Undang-undang lain memberi imbalan bagi
  mereka yang mau mengkhianati kaum Puritan.

  Penghuni gereja membludak dan kapal-kapal imigran memenuhi
  kargo-kargo mereka dengan manusia ketika penyakit mewabah di London.

  Para pengurus dan majelis Established Church melarikan diri supaya
  tak tertular, sementara para tokoh Puritan membantu mereka yang
  sekarat dan masih bertahan hidup. Di kota-kota besar, jemaat-jemaat
  bentukan baru menghargai para pendeta Puritan -- namun begitu,
  undang-undang lain melarang pendeta Puritan untuk berkhotbah lagi
  sejauh lima mil dari tempat di mana dia berkhotbah sebelumnya.
  Terasing ke desa-desa terpencil, mereka kembali ke London ketika
  kebakaran besar (The Great Fire) melalap bangunan-bangunan gereja
  yang lenyapnya secepat munculnya gereja besar Puritan yang dibangun
  dari kayu. Owen sendiri kembali ke London. Dengan pergolakan yang
  terjadi di mana-mana, dia menulis tentang alat diagnostik hati
  manusia yang paling akurat, "Sin and Temptation". Dengan tabah, dia
  tetap tinggal di London, bahkan saat parlemen memberlakukan lagi
  undang-undang yang menentang kaum Puritan.

  Sehari sebelum meninggal, Owen menulis, "Aku meninggalkan gereja
  yang ibaratnya adalah kapal yang diterpa badai; tapi selama Sang
  Nahkoda yang luar biasa berada dalam kapal itu, hilangnya seorang
  pendayung tidak akan ada artinya."

  Orang lain lebih mengerti. Hari Minggu setelah kematiannya,
  pengikutnya, Pendeta David Clarkson, meratap, "Kita pernah memunyai
  cahaya pada lilin ini. Kita tidak cukup menghargainya."

  Benarkah? Dari dulu sampai sekarang, cahaya yang dari Puritan itu
  tak ternilai harganya. (t/Dian)

  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Nama situs: Bio-Kristi
  Judul asli artikel: John Owen (1616 -- 1683)
  Penulis: Victor Shepherd
  Alamat URL: http://biokristi.sabda.org/john_owen

+ Karya ______________________________________________________________
1836 -- 1879  Penulis Himne

             FRANCES R. HAVERGAL: MENGUNGKAP KEBENARAN ILAHI
                         LEWAT KARYA-KARYANYA
                    Dirangkum oleh: Sri Setyawati

  Frances R. Havergal adalah putri bungsu William H. Havergal (penulis
  himne) dengan istri pertamanya, Jane. Ia lahir pada 14 Desember 1836
  di Astley, Inggris, dan meninggal pada 3 Juni 1879 di Caswall Bay,
  Wales. Dia sudah bisa membaca sejak berusia 4 tahun dan sudah bisa
  menulis puisi sejak berusia 7 tahun. Dia belajar bahasa Latin,
  Yunani, dan Ibrani, serta menghafal Kitab Mazmur, Yesaya, dan
  sebagian besar Perjanjian Baru. Prestasinya di sekolah pun sangat
  cemerlang.

  Havergal menulis banyak sekali puisi. Bahkan dia menerbitkan koleksi
  puisi dan himne yang ditulisnya dalam beberapa jilid, yang paling
  awal adalah tahun 1870. Beberapa di antaranya adalah "The Ministry
  of Song" (terbit sekitar tahun 1870, edisi ke-5, 1874), "Under the
  Surface" (1874), "Loyal Responses" (1878), "Life Chords" (1880),
  "Life Echoes" (1883), "Coming to the King" (1886). Pada tahun 1884,
  himne-himne tersebut dirilis kembali oleh saudarinya, M.V.G.
  Havergal, dalam dua volume "Poetical Works". Selain itu, Havergal
  juga menulis beberapa traktat dan naratif dalam bentuk prosa.
  Pandangan keyakinan dan kecondongan teologinya diungkapkan dengan
  jelas dalam puisi-puisinya. Pesan moral perihal pengorbanan yang
  diberikan secara cuma-cuma dan utuh oleh Sang Juru Selamat bagi
  semua orang yang berdosa dituangkan dengan apik dalam baris-baris
  puisinya. Havergal mengabdikan seluruh hidupnya untuk menyatakan
  kebenaran ilahi melalui pekerjaannya, karya sastranya, dan
  kerinduannya terlibat dalam dunia misi. Beberapa himne karyanya
  telah dicetak oleh J.& R. Parlane dalam bentuk selebaran dan Caswell
  & Co dalam bentuk kartu hiasan.

  Masing-masing himne yang ditulisnya memiliki latar belakang kisah
  yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah:

  "I am trusting Thee, Lord Jesus"

  Mengisahkan tentang imannya kepada Tuhan, ditulis September 1874 di
  Ormont Dessons. Melalui himne ini, Havergal mengungkapkan perlunya
  keteguhan iman dalam mengarungi hidup yang tidak selalu
  menyenangkan. Himne ini adalah himne favorit Havergal dan naskah
  aslinya masih disimpan di dalam Alkitab sakunya setelah dia
  meninggal.

  "Take My Life, and Let It Be"

  Himne ini ditulis di Areley House tanggal 4 Februari 1874. Terdiri
  dari 11 bait yang masing-masing disusun oleh 2 baris. Himne ini
  diterbitkan dalam "Loyal Responses" pada tahun 1878 dan "Life
  Chords" tahun 1880. Himne ini diterjemahkan ke dalam bahasa
  Perancis, Jerman, Swedia, Rusia, beberapa bahasa Eropa serta
  beberapa bahasa Afrika dan Asia.

  Selain himne di atas, ada banyak sekali himne yang sudah digubah
  oleh Havergal. Bahkan jumlahnya mencapai kurang lebih 78 himne. Bisa
  dikatakan bahwa karya Havergal bukanlah karya biasa karena karyanya
  memiliki sentuhan istimewa yang tidak dimiliki oleh pujangga maupun
  penulis himne lainnya. Saat kita membaca karya-karya Havergal secara
  keseluruhan, ada empat hal utama yang bisa kita teladani, yaitu
  pengabdian dirinya kepada Kristus, ketaatannya kepada Sang Juru
  Selamat, rasa cintanya terhadap Alkitab, dan ketekunannya dalam
  berdoa. Berikut beberapa penjelasan dari hal utama tersebut.

  1. Penyerahan Diri kepada Kristus

     Berikut penggalan himne karya Havergal, "Take My Life, And Let It
     Be", yang cukup terkenal dan menggambarkan dirinya apa adanya.

       "Take my life, and let it be
        Consecrated, Lord, to Thee,"

     Pikiran, tangan, kaki, uang, pengaruh, cinta, dirinya sendiri,
     semuanya diserahkan untuk melayani Tuan dan Rajanya. Kisah
     penulisan himne ini tersiratkan melalui kata-kata Havergal. Himne
     ini menceritakan kisah saat Havergal berkunjung ke suatu keluarga
     dan memenangkannya. Bahkan sebelum dia meninggalkan keluarga itu,
     dia memberkati mereka satu per satu.

     Pada malam terakhir Havergal berada di rumah keluarga tersebut,
     ada pegawai pemerintah yang hidup di sekitar tempat itu
     memintanya untuk menemui dua anak perempuan. Mereka berdua
     menangis dan kemudian mengaku percaya kepada Yesus dan
     bersukacita. Kejadian ini terjadi pada hampir tengah malam.
     Havergal sangat bahagia, dan saat ia hendak tidur, dia
     memuji-muji Tuhan dan semakin berserah penuh kepada-Nya. Hingga
     akhirnya dia berseru dalam hati, "Segalanya, semuanya, hanya bagi
     Engkau!", 2. Pengabdian Diri kepada Sang Penebus

     Kasihnya kepada Tuhan Yesus sangat besar, begitu kuat, dan hebat.
     Di balik kasihnya, ada kekaguman yang tulus dan penyembahan yang
     sungguh. "Ada waktu ketika aku merasakan kasih Yesus yang luar
     biasa sampai-sampai aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata.
     Aku sangat bahagia karena Dia adalah Tuan dan Rajaku, namun aku
     ingin tetap mendekat kepada-Nya dan janji-Nya dalam Yohanes 14:21
     digenapi bagiku. Aku ingin mengasihi-Nya dan aku sangat berharap
     menyerahkan diriku untuk Dia," kata Havergal. Bahkan dia menyebut
     Tuhan dengan banyak sebutan dalam himnenya, seperti Juru
     Selamatku, Gembalaku yang Agung, Tuanku yang Mahakasih, Tuan dan
     Sahabatku.

  3. Kesukaannya terhadap Alkitab

     Firman Tuhan merupakan teman setia Havergal. Dia "membacanya".
     Saudaranya sendiri mendapati Havergal selalu membaca Alkitab 7
     jam selama musim panas dan 8 jam selama musim dingin. Havergal
     membaca kitab Ibrani, Alkitab Romawi, dan leksikon. Dia
     "menandainya". Dengan rapi, dia menggarisbawahi ayat Alkitab agar
     dia bisa mencari ayat istimewa dengan mudah. Dia juga sering
     meninggalkan catatan kaki di bawah ayat yang ditandainya. Selain
     itu, Havergal "mempelajarinya". Dia hafal 4 Injil, Kisah Para
     Rasul, Wahyu, dan semua kitab Mazmur di luar kepala. Beberapa
     tahun selanjutnya dia mempelajari kitab Yesaya dan para nabi.

     Tak berhenti di situ. Dia sangat suka mengajak anak-anak untuk
     menghafal ayat Alkitab. Dulu dia mendorong beberapa anak di desa
     untuk mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh. Dia memberikan
     sebuah Alkitab baru kepada setiap anak yang bisa menirukannya
     membaca kitab Yesaya pasal 53.

     Hari Jumat merupakan hari yang ditetapkannya untuk mereka
     berkumpul. Pernah saat ia sakit, banyak anak memintanya untuk
     tetap mengajar. Dia sangat bahagia karena itu. Dia pun memberikan
     latihan yang lain. Pernah dia berkata kepada saudarinya, "Marie,
     ini benar-benar tak bisa kuucapkan, apa yang aku lakukan
     sepertinya tidak sia-sia. Aku menyadarinya pagi ini. Sepertinya
     aku mendapatkan penggenapan janji dalam Mazmur 1. Firman Tuhan
     berkata, "... tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan
     yang merenungkan Taurat itu siang dan malam ... dan apa saja yang
     diperbuatnya berhasil." Aku sangat menyukai Firman Tuhan oleh
     karena itu semua janji yang ada di dalamnya pasti akan terjadi
     dalam hidupku.", 4. Kebiasaannya Berdoa

     Sepertinya tidak ada seorang pun yang berdoa begitu
     sungguh-sungguh dan tekun serta teratur seperti Havergal. Berdoa
     merupakan satu aktivitas yang sangat disukainya. Dia berdoa 3
     kali sehari. Dia menyimpan selembar kertas di dalam Alkitabnya
     yang berisi pokok-pokok doa yang dinaikkan pada waktu pagi,
     siang, dan malam. Selain itu, dia juga membawa nama-nama kerabat
     dan sahabatnya dalam doa syafaatnya. Tidakkah kita tersentuh
     untuk berdoa lebih dari yang sering kita lakukan? (t/Setya)

  Dirangkum dari:
  Frances R. Havergal: English Poet and Hymn Writer. Dalam
    http://www.wholesomewords.org/biography/bhavergal3.html

  J.M.K. Frances Ridley Havergal: Poet and Hymn Writer. Dalam
    http://www.wholesomewords.org/biography/bhavergal2.html

  Frances Ridley Havergal. Dalam
    http://www.cyberhymnal.org/bio/h/a/v/havergal_fr.htm

+ Tahukah Anda? ______________________________________________________

          FRANCES HAVERGAL: PUJANGGA WANITA YANG MULTITALENTA

  Tahukan Anda? Selain pandai menulis puisi, dia juga memiliki suara
  yang luar biasa indah. Bahkan karena suaranya yang indah itu, dia
  diminta untuk bernyanyi solo dalam suatu konser. Kelihaiannya dalam
  memainkan piano pun menakjubkan. Frances benar-benar seorang yang
  multitalenta. Tak mengherankan apabila dia termasuk salah satu
  wanita yang dihormati pada abad ke-19.

  Sumber: http://www.christianhistorytimeline.com/DAILYF/2003/02/
          daily-02-04-2003.shtml

+ Surat Anda__________________________________________________________

  Setiap kali ada surat yang masuk ke meja redaksi, hal ini menjadi
  sebuah sukacita tersendiri bagi kami. Seperti kiriman surat berikut,
  dari Saudara Doni Otay, yang mendapatkan berkat dari sajian
  publikasi Bio-Kristi edisi 37 <http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/037/>.
  Atas nama redaksi, kami mengucapkan terima kasih.
  Tuhan Yesus memberkati.

            TERBERKATI OLEH ARTIKEL DI PUBLIKASI BIO-KRISTI

  Dari: doni otay <doniotay<at>>

  > trims atas artikelnya saya merasa terberkati atas artikel yg
  > memberi motivasi lebih lagi dalam berjuang dalam hidup ini. Tuhan
  > kiranya memberkati kpd redaktur dan staf biokristi.

  Redaksi:
  Salam sejahtera. Redaksi mengucapkan terima kasih atas apresiasi
  yang diberikan. Menjadi penyemangat tersendiri bagi kami, Redaksi
  Bio-Kristi, untuk senantiasa memberikan sajian yang menginspirasi
  para pembacanya. Terima kasih Pak Doni, Tuhan Yesus memberkati.

+ Sisipan_____________________________________________________________

                         PUBLIKASI E-KONSEL

  Keberadaan kita sebagai seorang pribadi jelas tidak akan lepas dari
  segala permasalahan hidup, baik dengan diri sendiri, keluarga,
  teman, dan relasi-relasi lain. Keterbatasan kapasitaslah yang
  mendorong kita untuk mencari dukungan dari teman dekat, hamba Tuhan,
  atau konselor yang akan membantu mengatasi masalah kita. Menjawab
  kebutuhan tersebut, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) menerbitkan
  publikasi e-Konsel yang memberikan bekal kepada para konselor
  Kristen, hamba Tuhan, atau orang-orang Kristen awam yang ingin
  terlibat dalam pelayanan konseling.

  Publikasi diterbitkan secara rutin setiap tanggal 1 dan 15 tiap
  bulan. Sajiannya terdiri dari artikel, renungan, tanya-jawab, tips,
  dan informasi lainnya seputar pelayanan konseling ditinjau dari
  sudut pandang Kristen. Jika saat ini Anda telah mengambil bagian
  atau terpanggil untuk melayani dalam bidang konseling, tidak salah
  jika publikasi e-Konsel menjadi salah satu sarana untuk
  memperlengkapi pelayanan Anda.

  Untuk berlangganan, silakan Anda mengirimkan email kosong ke:

  ==> <subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org>

  Atau Anda juga bisa melihat arsipnya di:

  ==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/

  Kiranya kita bisa menjadi berkat bagi orang lain dengan membantu
  jiwa-jiwa yang membutuhkan seperti yang Kristus kehendaki.

               "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!
               Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus."
                             (Galatia 6:2)
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf Redaksi: Sri Setyawati
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
Blog SABDA: http://blog.sabda.org/

____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org