Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/29

Bio-Kristi edisi 29 (15-10-2008)

Johanes Calvin dan Cameron Townsend

                                   Buletin Elektronik
                   BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
______________________Edisi 029, Oktober 2008_________________________

Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: Johanes Calvin: Pelopor Gerakan Reformasi Gereja
- Karya: Cameron Townsend: Memulai Institut Linguistik Musim Panas
- Tahukah Anda?

+ Pengantar __________________________________________________________

  Salam sejahtera,
  
  Natur dari reformasi adalah pembaharuan, dan pembaharuan bukanlah 
  sesuatu yang mudah untuk dilakukan; diperlukan perjuangan. 
  Perjuangan reformasi ini dapat terjadi dalam segala aspek kehidupan, 
  termasuk juga dalam perkembangan gereja. Para pejuang reformasi 
  gereja telah menorehkan sejarah, kisah, dan pelajaran tersendiri 
  kepada gereja saat ini. Perjuangan para reformator telah 
  menggerakkan anak-anak Tuhan di zamannya untuk meletakkan Alkitab 
  sebagai otoritas tertinggi dalam gereja. 
  
  Seperti yang biasa terjadi dalam sebuah reformasi, pembaharuan 
  gereja kala itu juga diwarnai dengan pertentangan dan perselisihan. 
  Namun, perjuangan tidak berakhir dan bahkan terus memunculkan tokoh-
  tokoh reformator gereja. Salah satunya adalah Johanes Calvin dimana 
  riwayat dan sepak terjangnya bisa kita simak di kolom Riwayat edisi 
  ini. Johanes Calvin memberikan kontribusi besar terhadap pembaharuan 
  di dalam kesatuan gereja dan cita-cita negara teokrasi. 
  
  Di kolom Karya, kami ajak Anda mengenal lebih jauh sosok misionaris 
  sekaligus linguis, Cameron Townsend yang membuka institut linguistik 
  untuk kepentingan penerjemahan kitab Injil. Harapan kami setelah 
  menyimak sisi lain dari kehidupan dan karya kedua tokoh tersebut, 
  kita semakin rindu untuk melakukan perubahan di kehidupan kita. 
  Terlebih lagi untuk meletakkan Alkitab sebagai otoritas kebenaran 
  tinggi dalam segala aspek kehidupan orang percaya juga gereja.
  
  Pimpinan Redaksi Bio-Kristi,
  Kristina Dwi Lestari

+ Riwayat ____________________________________________________________
1509 -- 1564 Teolog, Bapa Gereja 
                                    
           JOHANES CALVIN: PELOPOR GERAKAN REFORMASI GEREJA

  Johanes Calvin adalah seorang pemimpin gerakan reformasi gereja di 
  Swiss. Ia merupakan generasi yang kedua dalam jajaran pelopor dan 
  pemimpin gerakan reformasi gereja pada abad ke-16, namun peranannya 
  sangat besar dalam gereja-gereja reformatoris. Gereja-gereja yang 
  mengikuti ajaran dan tata gereja yang digariskan Calvin, tersebar di 
  seluruh dunia. Gereja-gereja itu diberi nama Gereja Calvinis. Di 
  Indonesia, gereja-gereja yang bercorak Calvinis merupakan golongan 
  gereja yang terbesar.

  Johanes Calvin dilahirkan pada tanggal 10 Juli 1509 di Noyon, sebuah 
  desa di sebelah utara kota Paris, Perancis. Ayahnya bernama Gerard 
  Cauvin. Ibunya, Jeanne Lefranc, adalah seorang wanita yang cantik 
  dan saleh. Ia meninggal dunia tatkala Johanes Calvin masih muda. 
  Gerard Cauvin bekerja sebagai pegawai uskup Noyon. Calvin memiliki 
  empat saudara lelaki dan dua orang saudara perempuan. Keluarga 
  Calvin memunyai hubungan yang erat dengan keluarga bangsawan Noyon. 
  Oleh karena itu, pendidikan elementernya ditempuh dalam istana 
  bangsawan Noyon, Mommor, bersama-sama dengan anak-anak bangsawan 
  itu. Itulah sebabnya mengapa Calvin memerlihatkan sifat-sifat 
  kebangsawanan.

  Pada mulanya, ayah Calvin menginginkan anaknya menjadi imam. Pada 
  umur dua belas tahun, Calvin sudah menerima "tonsur" (pencukuran 
  rambut dalam upacara inisiasi biarawan) dan upah dari paroki St. 
  Martin de Marteville. Dengan penghasilan tersebut, Calvin dapat 
  meneruskan pendidikannya ke jenjang yang tinggi. Pada tahun 1523, 
  Calvin memasuki College de la Marche di Park. Di sini, ia belajar 
  retorika dan bahasa Latin. Bahasa Latin dipelajarinya dari seorang 
  ahli bahasa Latin yang terkenal, Marthurin Cordier. Kemudian ia 
  pindah ke College de Montague. Di sini, Calvin belajar filsafat dan 
  teologi. Di sekolah inilah Calvin belajar bersama dengan Ignatius 
  dari Loyola, yang di kemudian hari menjadi musuh besar gerakan 
  reformasi.

  Setelah Calvin menyelesaikan pendidikannya itu, tiba-tiba ayahnya 
  tidak menginginkan anaknya lagi untuk menjadi imam. Ayahnya 
  menginginkan Calvin menjadi seorang ahli hukum. Oleh karena itu, 
  Calvin memasuki Universitas Orleans untuk belajar ilmu hukum. 
  Kemudian ia belajar juga di Universitas Bourges dan Paris. Bahasa 
  Yunani dan Ibrani dipelajarinya dari Melchior Wolmar, seorang ahli 
  bahasa terkenal pada abad itu. Dengan demikian, Calvin menjadi 
  seorang ahli hukum. Studi hukumnya sangat memengaruhinya dalam usaha 
  pembaharuan dan penataan gereja reformasi yang dipimpinnya. Calvin 
  sangat menekankan ketertiban dan keteraturan dalam gereja.

  April 1532, Calvin menerbitkan bukunya yang pertama, yaitu "Komentar 
  Kitab De Clementia". Buku ini didedikasikan untuk Claude de Hangest, 
  sahabat sekolahnya di keluarga bangsawan Mommer di Noyon dahulu. 
  Buku itu memerlihatkan Calvin sebagai seorang humanisme sejati. 
  Dalam buku ini tidak terdapat tanda-tanda bahwa Calvin telah beralih 
  ke pihak reformasi di Perancis. Dapat diduga bahwa Calvin telah 
  membaca tulisan-tulisan Luther dan para reformator Swiss lainnya. 
  Bilamana Calvin menjadi pengikut gerakan reformasi, tidak dapat 
  ditentukan dengan tepat. Pertobatannya kemungkinan terjadi pada 
  akhir 1532 dan awal 1533. Hal ini didasarkan pada suratnya untuk 
  Bucer, yang meminta Bucer di Strausburg untuk memberi perlindungan 
  kepada orang-orang reformatoris yang melarikan diri karena ditentang 
  di Perancis. Surat tersebut ditulis Oktober 1533. Mengenai 
  pertobatannya, Calvin menulis sebagai berikut: "... muncullah suatu 
  ajaran yang baru, yang tidak membelokkan kami dari pengakuan 
  Kristen, malah justru membawa kami kembali kepada sumbernya yang 
  asli, menyucikannya dari segala noda, mengembalikan kepadanya 
  kemurniannya yang semula. Tetapi aku benci kepada hal-hal yang baru 
  itu, dan sukar mendengarnya sekalipun. Dan pada mulanya aku 
  menentangnya sekeras-kerasnya, karena aku telah menempuh jalan yang 
  sesat dan penuh kebodohan. Tetapi berkat pertobatan yang tiba-tiba, 
  Allah menujukan hatiku kepada kepatuhan."

  Pada tahun 1534, golongan reformatoris di Perancis ditentang dengan 
  keras. Orang-orang reformatoris menyelamatkan diri dengan melarikan 
  diri ke Swiss. Calvin pun ikut melarikan diri ke Strausburg di mana 
  ia diterima dengan hangat oleh Bucer. Kemudian Calvin meneruskan 
  perjalanannya ke Basel. Calvin tinggal di Basel setahun lebih 
  lamanya. Selama itu, Calvin masih pergi ke Perancis mengunjungi 
  sahabat-sahabatnya dengan memakai nama-nama samaran, seperti 
  Martianus Lucanius, Carolus Passelius, Calpunius, dan sebagainya. Di 
  Basel inilah Calvin menerbitkan bukunya yang terkenal, yaitu 
  "Religionis Christianae Institutio (Pengajaran tentang Agama 
  Kristen)", pada tahun 1536. Biasanya dikenal dengan sebutan 
  Institutio. Buku ini kemudian direvisi berkali-kali dan menjadi buku 
  dogmatika yang terutama dalam gereja-gereja Calvinis. Institutio 
  adalah karangan teologi kedua yang keluar dari tangan Calvin. Buku 
  teologi yang pertama berjudul "Psychopannychia (Mengenai Tidurnya 
  Jiwa-Jiwa)", suatu karangan melawan ajaran Anabaptis yang 
  mengajarkan bahwa jiwa manusia tidur hingga Kristus datang kembali 
  setelah manusia itu meninggal.

  Pada tahun 1536, Calvin pergi ke Italia. Dalam perjalanan pulang ke 
  Basel, ia terpaksa melalui Jenewa dan menginap di sana. Farel 
  mendengar bahwa Calvin berada di Jenewa sehingga Farel mencari 
  Calvin. Farel meminta kepada Calvin untuk tinggal di Jenewa, dan 
  bersama-sama dengan Farel menata kota Jenewa menjadi kota reformasi. 
  Dua bulan sebelumnya, Dewan Kota Jenewa telah memutuskan untuk 
  menganut paham reformasi. Permintaan Farel ditolak oleh Calvin. 
  Calvin mau hidup tenang dan terus menulis karya-karya teologi. Ia 
  merasa tidak cocok dengan pekerjaan praktis dalam jemaat. Namun, 
  Farel mendesaknya dengan berkata: "Dengan nama Allah yang Mahakuasa, 
  aku katakan kepadamu: jikalau engkau tidak mau menyerahkan dirimu 
  kepada pekerjaan Tuhan ini, Allah akan mengutuki engkau karena 
  engkau lebih mencari kehormatan dirimu sendiri daripada kemuliaan 
  Kristus." Calvin melihat panggilan Allah kepadanya lewat Farel 
  sehingga ia tinggal di Jenewa. Kini Calvin tinggal di Jenewa, dan 
  bersama-sama Farel mengatur gereja reformatoris di sana. Mereka 
  merancangkan sebuah tata gereja yang mengatur seluruh kehidupan 
  warga kota menurut cita-cita teokrasi. Menurut rancangan tata gereja 
  itu dikatakan, bahwa Perjamuan Kudus diadakan sebulan sekali dan 
  berhubungan dengan itu akan dijalankan disiplin yang keras. Setiap 
  penduduk diwajibkan menandatangani sehelai surat pengakuan sebagai 
  tanda bahwa mereka sungguh-sungguh sadar akan iman dan pengakuannya. 
  Hal yang terakhir ini tidak disetujui oleh banyak warga kota. Pada 
  tahun 1538, dewan kota dikuasai oleh orang-orang yang menolak 
  pengakuan itu, sehingga Calvin dan Farel dilarang berkhotbah di 
  mimbar-mimbar gereja di Jenewa, dan pada akhirnya keduanya diusir 
  dari Jenewa. Kemudian Calvin dipanggil oleh jemaat Strausburg. Ia 
  menjadi pendeta di sana pada tahun 1539 -- 1541. Dalam jemaat ini, 
  Calvin bersama-sama Butzer dapat menerapkan cita-cita yang gagal di 
  Jenewa dahulu. Di sini Calvin mengusahakan nyanyian Mazmur dengan 
  bantuan ahli musik terkenal, yaitu Clement Marot, Louis Bourgois, 
  dan Maitre Piere. Di sini pula Calvin mulai menulis 
  tafsiran-tafsiran Alkitab serta merevisi Institutio. Di sinilah 
  pula Calvin menikah dengan Idelette de Bure, seorang janda 
  bangsawan. Pernikahannya hanya berlangsung sembilan tahun lamanya, 
  karena kemudian istrinya meninggal tanpa memberi keturunan kepada 
  Calvin.

  Namun tahun 1541, Calvin dipanggil kembali oleh jemaat Jenewa 
  sehingga kita menemukannya lagi di sana. Calvin tinggal dan bekerja 
  di sini hingga meninggalnya, 27 Mei 1564, karena mengidap TBC. 

  Segera sesudah ia bekerja dalam jemaat Jenewa, Calvin menyusun suatu 
  tata gereja baru yang bernama Ordonnances Ecclesiastiques 
  (Undang-Undang Gerejani) pada tahun 1541.

  Calvin adalah seorang teolog besar dalam kalangan gereja-gereja 
  reformatoris. Pandangan-pandangan teologinya dituangkannya dalam 
  bukunya, Institutio. 

  Calvin mengajarkan tentang pembenaran hanya oleh iman (Sola Fide), 
  sama seperti Luther. Namun Calvin sangat menekankan penyucian, 
  kehidupan baru yang harus ditempuh oleh orang-orang Kristen yang 
  bersyukur karena Allah telah menyelamatkan mereka. Calvin menegaskan 
  bahwa anggota-anggota jemaat yang berkumpul untuk mendengarkan 
  firman Allah dan untuk ikut ambil bagian dalam Perjamuan Kudus, 
  haruslah suci. Disiplin gereja diawasi dengan ketat. Pengawasan atas 
  tingkah laku anggota jemaat bukan saja dilaksanakan oleh penatua, 
  tetapi juga oleh pemerintah (dewan kota). 

  Hubungan gereja dan negara dalam teologi Calvin sangat erat. Calvin 
  mencita-citakan suatu negara teokrasi. Seluruh kehidupan masyarakat 
  harus diatur sesuai dengan kehendak Allah. Pemerintah bertugas juga 
  untuk mendukung gereja dan menghilangkan segala sesuatu yang 
  berlawanan dengan berita Injil yang murni. Namun, ini tidak berarti 
  bahwa negara berada di bawah gereja. Gereja dan negara berdampingan. 
  Keduanya bertugas untuk melaksanakan kehendak Allah dan 
  memertahankan kehormatan Tuhan Allah. Mengenai tugas negara, Calvin 
  menulis sebagai berikut: "Pemerintah diberi tugas untuk, selama kita 
  hidup di tengah-tengah masyarakat, mendukung serta melindungi 
  penyembahan Allah yang lahiriah, memertahankan ajaran yang sehat 
  tentang ibadah dan kedudukan gereja, mengatur kehidupan kita dengan 
  melihat kepada pergaulan masyarakat, membentuk kesusilaan kita 
  sesuai dengan keadilan seperti yang ditetapkan oleh undang-undang 
  negara, menjadikan kita rukun, dan memelihara damai serta 
  ketenteraman umum ...."

  Mengenai jabatan-jabatan dalam gereja, Calvin mengenal empat 
  jabatan, yaitu pendeta, pengajar, penatua, dan diaken. Para pendeta 
  bersama-sama dengan para penatua merupakan konsistori, yaitu majelis 
  gereja yang memimpin jemaat dan yang menjalankan disiplin gereja. 
  Peraturan pemilihan dan penahbisan pejabat-pejabat gereja diatur 
  dengan teliti, terutama jabatan pendeta. 

  Mengenai Perjamuan Kudus, Calvin mengajarkan bahwa Perjamuan Kudus 
  adalah pemberian Allah dan bukan perbuatan manusia. Roti dan anggur 
  bukan saja lambang, melainkan alat yang dipakai untuk memberikan 
  tubuh dan darah Kristus kepada umat-Nya. Akan tetapi, Kristus kini 
  ada di surga. Roti dan anggur tidak bisa dianggap sama dengan tubuh 
  dan darah yang di dalam surga itu, melainkan harus dianggap sebagai 
  tanda dan meterai dari anugerah dan kasih Tuhan dalam Yesus Kristus. 
  Calvin membedakan tanda dengan apa yang ditandakan oleh tanda itu. 
  Calvin menjelaskannya sebagai berikut: "Sebagaimana orang yang 
  percaya itu sungguh menerima tanda-tanda itu dengan mulutnya, 
  demikianlah pada waktu itu juga ia sungguh dihubungkan oleh Roh 
  Kudus dengan tubuh Kristus yang di surga." Dalam pelaksanaan 
  Perjamuan Kudus, Calvin sangat teliti. 

  Calvin, di dalam ajarannya, juga menekankan predestinasi di samping 
  pembenaran oleh iman. Menurut Calvin, bahwa sejak kekal Allah di 
  dalam diri-Nya sendiri telah menetapkan orang-orang mana yang 
  diberi-Nya keselamatan dan yang mana yang dibinasakan. Orang-orang 
  yang dipilih Tuhan itu diberi anugerah dengan cuma-cuma, sedangkan 
  orang-orang yang ditolak Allah, Allah menutup jalan masuk ke dalam 
  kehidupan. Calvin mengatakan hal ini sungguh sulit dipahami. 
  Tanda-tanda bahwa seseorang ditetapkan Allah untuk kehidupan yang 
  kekal ialah bahwa ia (mereka) dipanggil oleh Tuhan Allah dan mereka 
  menerima pembenaran dari Allah. Ajaran Calvin mengenai predestinasi 
  ini menyebabkan timbulnya perpecahan dalam gereja-gereja Calvinis di 
  kemudian hari. Pada masa Calvin masih hidup, Hieronymus Bolsec telah 
  menyerang ajaran predestinasi ini. Calvin membela kebenaran 
  ajarannya dan ia menganjurkan kepada dewan kota untuk membuang 
  Bolsec. Dengan demikian, Bolsec diusir dari kota Jenewa.

  Calvin juga melawan ajaran Antitrinitarian yang diajarkan oleh 
  Michael Servet. Pada waktu Servet berada di Jenewa dalam pelarian 
  dari hukuman mati yang telah dijatuhkan oleh Gereja Katolik Roma 
  atasnya, Dewan Kota Jenewa menangkap dan memenjarakan Servet atas 
  permintaan Calvin. Atas anjuran para pendeta, dan tentunya termasuk 
  Calvin di dalamnya, supaya kepala Servet dipenggal, maka dewan kota 
  memenggal kepala Servet pada tahun 1553.

  Di Jenewa, Calvin juga mendirikan sekolah-sekolah. Di Jenewa 
  didirikan sebuah akademi yang memiliki dua bagian, yaitu gimnasium 
  dan teologi. Theodorus Beza diangkat menjadi direktur akademi 
  tersebut. Di akademi inilah dipersiapkan pemuda-pemuda Calvinis yang 
  kelak menjadi pemimpin-pemimpin gereja Calvinis yang terkenal, 
  seperti John Knox, Caspar Olevianus, pengarang "Katekismus 
  Heidelberg" yang terkenal itu. 

  Banyak sekali pekerjaan yang dikerjakan oleh Calvin tanpa mengenal 
  lelah. Sejak tahun 1558, penyakitnya mulai berat. Sebelum meninggal, 
  ia meninggalkan banyak pesan kepada jemaatnya dan Theodorus Beza, 
  yang akan menggantikan kedudukannya di jemaat Jenewa. Dewan kota dan 
  para pendeta dipanggilnya untuk mendengarkan nasihat-nasihatnya. 
  Pada tanggal 27 Mei 1564, Calvin meninggal dunia dengan tenang. Ia 
  pergi dengan meninggalkan pekerjaan yang berat kepada Theodorus 
  Beza. Namanya dikenang sepanjang sejarah di seluruh dunia dengan 
  terpatrinya gereja Calvinis.
  
  Diambil dan disunting seperlunya dari:
  Judul buku: Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja
  Penulis: Drs. F.D. Wellem, M.Th.
  Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1991
  Halaman: 64 -- 69  
______________________________________________________________________
  
  Teologi dan pemahaman Alkitab "harus menembus hati ketimbang 
  penjelasan kata-kata".
                                                   Bernardus -- Teolog
  
+ Karya ______________________________________________________________
1896 -- 1982 Linguis, misionaris
  
     CAMERON TOWNSEND: MEMULAI INSTITUT LINGUISTIK MUSIM PANAS

  Cameron Townsend mendapatkan pelajaran awal dalam hubungan antara 
  linguistik dan penginjilan. Sebagai seorang misionaris muda di 
  Guatemala, ia bekerja keras mendekati orang-orang jalanan dan 
  menanyakan hubungan mereka dengan Kristus. Ia menghafal kalimat 
  perkenalannya dalam bahasa Spanyol: "Tahukah Anda tentang Tuhan 
  Yesus itu?"

  Ia tidak tahu bahwa Yesus itu adalah nama pertama yang umum di 
  antara orang Spanyol, dan istilah "Tuhan" (Lord) -- Senor -- juga 
  artinya "Tuan" (Mister). Ia mengharapkan tanggapan yang akan memberi 
  dia kesempatan berbicara tentang hal-hal spiritual. Namun, yang ia 
  dapat adalah suatu kenyataan, "Maaf, tidak kenal. Saya pun orang 
  asing di sini."

  Itu terjadi pada tahun 1917. Sebagian besar pemuda Amerika seusianya 
  sedang berperang di Eropa. Mungkin, melihat tubuh Townsend yang 
  lemah, pejabat yang merekrutnya menawarkan dia menjual Alkitab di 
  Guatemala.

  Pada awalnya, mungkin terlihat bahwa Townsend terlibat dalam 
  pekerjaan berat. Namun, akhirnya ia mempelajari bahasa Spanyol dan 
  mulai bekerja di antara orang-orang Indian yang beriman. Terbeban 
  bekerja untuk Indian Cakchiquel di dataran tinggi, Townsend 
  mengetahui bahwa di antara mereka hampir tidak ada yang mengetahui 
  bahasa Spanyol. Agar berdampak terhadap mereka, ia harus mempelajari 
  bahasa mereka.

  Hal ini tidaklah mudah. Istrinya, Elvira, dalam surat doanya 
  menulis, "Berdoalah agar kami dengan cepat dapat mempelajari bahasa 
  yang mengerikan ini. Tanpa tata bahasa atau buku-buku apa pun untuk 
  dipelajari, keadaan sungguh menyulitkan. Kami memiliki sebuah buku 
  kecil, di situlah kami mencatat istilah-istilah dan kalimat-kalimat 
  yang diucapkan orang-orang Indian bila kami mengunjungi mereka. 
  Namun, beberapa istilah ini bunyinya begitu aneh sehingga sulit 
  dicatat. Tetapi, tentunya bahasa Cakchiquel ini datangnya dari 
  Tuhan, sama seperti bahasa Inggris, Spanyol, atau Swedia, dan kami 
  tahu bahwa Ia akan membuat kami mengerti bahasa Indian ini agar kami 
  secepatnya dapat menjelaskan Injil kepada mereka dalam bahasa mereka 
  sendiri."

  Doa tersebut terkabul. Menjelang tahun 1931, pasangan Townsend telah 
  menghasilkan Perjanjian Baru lengkap dalam bahasa Cakchiquel. Tidak 
  lama kemudian, memburuknya kesehatan, memaksa mereka kembali ke 
  Amerika Serikat. Townsend berharap pindah ke sebuah pelayanan di 
  Amerika Selatan setelah kesehatan mereka pulih. L.L. Legters, 
  seorang rekan dan pendukung karya Townsend di Guatemala, meminta dia 
  bekerja di Meksiko, lebih dekat ke rumah. Townsend dan Legters 
  bersama-sama mengembangkan suatu ide baru.

  "Saya menganjurkan supaya kita mendirikan institut musim panas 
  tempat misionaris dapat dididik bagaimana mempelajari suatu bahasa 
  untuk menulis dan menerjemahkan Injil," tulis Townsend di kemudian 
  hari. Karena hanya dua universitas di Amerika Serikat yang memberi 
  kursus dalam "linguistic descriptive" (bagaimana suatu bahasa inti 
  lazimnya dipakai), dan program empat tahun ini memakan waktu 
  terlampau lama bagi para misionaris, maka sesuatu yang khusus 
  dibutuhkan. Legters dan Townsend meneruskan dengan dua jalur. Mereka 
  memutuskan memulai sekolah bahasa bagi para misionaris di Amerika 
  Serikat, dan mereka berencana meminta pemerintah Meksiko mengizinkan 
  mereka mengirim para penerjemah Alkitab untuk mempelajari 
  bahasa-bahasa Indian yang belum ditulis.

  Pada tahun 1934, Summer Institute of Linguistics (Institut 
  Linguistik Musim Panas) dimulai di sebuah ladang di Sulphur Springs, 
  Arkansas, dengan kurikulum yang mengesankan. Apabila para 
  profesornya tidak dapat datang ke institut, maka siswa institut 
  itulah yang mendatangi para profesor (hanya ada dua orang siswa pada 
  tahun pertama dan beberapa lagi pada tahun kedua).

  Pada awalnya, para penerjemah ini hampir tidak mendapat kerja sama 
  dari pemerintah Meksiko. Tetapi, Townsend memiliki beberapa orang 
  terpelajar tingkat tinggi di pihaknya. Dia adalah salah seorang 
  pembuat eksperimen yang sangat terkemuka dalam ilmu bahasa yang 
  sedang mencuat. Akhirnya, para pemimpin Meksiko melihat pentingnya 
  mempelajari bahasa-bahasa Indian tersebut dan memberi dukungan penuh 
  bagi karya Townsend.

  Townsend tidak pernah seorang diri dalam organisasi. Para 
  misionarislah yang melakukan pekerjaan misi, bukan pejabat-pejabat 
  di rumah (Amerika Serikat). Namun, menjelang awal 1940-an, pekerjaan 
  penerjemahan ini menjadi beban berat untuk dikerjakan dalam basis 
  "freelance". Institut Musim Panas pindah ke Universitas Oklahoma, 
  dan di situ terdapat 130 mahasiswa. Ada empat puluh empat penerjemah 
  yang sudah bekerja di Meksiko, dan Townsend telah meminta lima puluh 
  lagi. Untuk ini dibutuhkan semacam organisasi pendukung. Maka, pada 
  tahun 1942, dengan resmi dibentuklah Wycliffe Bible Translators, 
  dinamakan demikian untuk menghormati penerjemah Inggris yang agung 
  pada abad pertengahan. Institut Linguistik Musim Panas melanjutkan 
  hubungan dengan pemerintah-pemerintah mancanegara, tetapi Wycliffe 
  Bible Translators mengorganisasikan dukungan dari Amerika Serikat.

  Karya penerjemahan meluas dari sana -- Guatemala, Peru, Kolombia, 
  dan Ekuador. Sebuah korps penerbangan, Jungle Aviation and Radio 
  Service (Pelayanan Radio dan Penerbangan Hutan), didirikan untuk 
  membawa para penerjemah misionaris dengan selamat ke dan dari 
  daerah-daerah jauh.

  Sampai sekarang, ketiga organisasi tersebut memunyai lebih dari 
  6.000 pekerja di lebih dari 50 negara. Mereka menghasilkan 
  bagian-bagian Alkitab dalam lebih dari 300 bahasa, dan sedang 
  bekerja untuk lebih dari 800 yang lain.

  Karya Wycliffe Bible Translators tersebut membuat ratusan kelompok 
  manusia terjangkau Injil. Ini merupakan langkah besar ke depan dalam 
  gerakan misi modern untuk menjangkau orang-orang yang tidak 
  terjangkau -- mereka yang tidak punya akses terhadap kekristenan.

  Namun, organisasi Townsend juga menggambarkan pergeseran halus dalam 
  Protestanisme Amerika. Pada tahun 1930-an dan 1940-an, 
  fundamentalisme muncul lagi dengan tiba-tiba. Separatisme yang ketat 
  memberi jalan bagi penginjilan yang agresif. Sementara memelihara 
  kesempurnaan doktrinnya, organisasi Wycliffe tersebut dengan tidak 
  merasa malu bersekutu dengan universitas-universitas sekuler, para 
  ahli bahasa, pemerintah, atau pun dengan para antropolog dalam 
  rangka menyelesaikan urusannya. Gerakan "evangelikan" tersebut 
  melihat banyak misi dan organisasi pendidikan Kristen yang timbul, 
  serta ingin mencoba metode-metode baru membawa Injil ke seberang.

  Diambil dari:   
  Judul buku: 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen
  Penulis: A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang, dan Randy Petersen
  Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1991
  Halaman: 157 -- 159
  
+ Tahukah Anda? ______________________________________________________
  
  Tahukah Anda, ketika berusia muda, Cameron Townsend pernah berjualan 
  Alkitab berbahasa Spanyol di Guatamela (1917 -- 1918). Sayangnya, 
  sebagian besar orang yang ditemuinya tidak bisa berbahasa Spanyol.
    
  Sumber: http://www.wycliffe.org/explore/whoweare/history/camerontownsend.aspx
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf Redaksi: Yohanna Prita Amelia
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi

____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org