Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/bio-kristi/19

Bio-Kristi edisi 19 (14-1-2008)

William Carey dan Charles Everett Koop


                          Buletin Elektronik
______________________________BIO-KRISTI______________________________
                          Biografi Kristiani
                          ==================
                       Edisi 019, Januari 2008


Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat      : William Carey
- Karya        : Charles Everett Kopp: Ahli Medis Terkemuka
                 dan Terhormat
- Tahukah Anda?
- Sisipan      : Renungan Tahun Baru: Dalam Kekuatan-Nya

+ Pengantar __________________________________________________________

  Salam sejahtera,

  Pernahkah Anda mendengar kisah Jon Krakauer? Ia merupakan salah
  seorang yang berhasil menaklukkan puncak tertinggi di dunia,
  pegunungan Everest. Bersama rekan-rekannya, ia harus melewati
  berbagai rintangan yang membahayakan keselamatan mereka dalam
  pendakian tersebut. Namun, rintangan tersebut tidak membuat mereka
  mundur. Hingga perjuangan tersebut berakhir ketika pada 10 Mei 1996,
  Jon Krakauer sukses mencapai puncak Everest.

  Pencapaian sesuatu dalam hidup kita pun dapat diibaratkan dengan
  perjuangan Jon Krakauer dan rekan-rekannya itu. Kita tentu menemukan
  berbagai hambatan ketika menapaki tahun 2007 yang lalu sehingga
  membuat kita tidak dapat mencapai target kita. Namun, kegagalan
  tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai motivasi untuk
  melangkah dengan penuh semangat pada tahun 2008 ini. Hal itu yang
  dapat menjadi terobosan terbesar Anda untuk tahun ini.

  Dengan semangat tahun baru pula kami menyajikan edisi perdana
  Bio-Kristi untuk tahun 2008 ini. Dan seperti biasa, kami sajikan dua
  tokoh yang bisa kita jadikan teladan dalam hidup beriman dan
  berkarya di dunia ini. Baik William Carey maupun Charles Everett
  Koop, keduanya adalah teladan yang menunjukkan kegigihan dalam
  bidang masing-masing. Bila Carey menunjukkan kegigihannya dalam
  dunia misi, Charles Everett Koop menunjukkan kegigihannya dalam
  dunia medis.

  Akhir kata, tak lupa segenap redaksi mengucapkan:

                  "SELAMAT TAHUN BARU 2008"

  Mari melangkah dengan penuh iman dan semangat pada tahun yang baru
  ini. Selamat menyimak.

  Pimpinan Redaksi Bio-Kristi,
  Kristina Dwi Lestari

+ Riwayat ____________________________________________________________
1761 -- 1834, Misionaris, Penerjemah Alkitab

                          WILLIAM CAREY

  Seorang misionaris Baptis asal Inggris yang melayani di India, lahir
  di Inggris tahun 1761. Menjadi pendeta sebelum terjun ke ladang
  misi, selama 41 tahun ia aktif melayani Tuhan di India, termasuk
  menerjemahkan Alkitab.

  "Seorang pembuat sepatu yang menjadi sarjana, ahli bahasa, dan
  misionaris melalui latihan yang Tuhan berikan." William Carey adalah
  salah seorang kepercayaan Tuhan dalam sejarah penginjilan! Salah
  seorang penulis biografinya, F. Dealville Walker, menuliskan:
  "Dengan sedikit orang yang sezaman dengannya, ia hampir sendirian
  dalam berusaha untuk menaklukkan sikap acuh tak acuh dan permusuhan
  yang paling sering terjadi dalam usaha-usaha penginjilan; Carey
  menyusun rencana untuk kegiatan misi dan mencetak "Enquiry",
  bukunya; dia memengaruhi orang-orang yang takut dan ragu-ragu dalam
  mengambil langkah untuk menginjili dunia." Penulis biografi lain
  menulis, "Karena dia memberikan seluruh hidupnya, tidaklah
  berlebihan bila dia disebut sebagai misionaris Kristen yang terbesar
  dan mumpuni yang ada di zaman modern."

  Carey lahir di sebuah pondok kecil yang atapnya terbuat dari ilalang
  di Paulerspury, sebuah desa di Northamptonshire, Inggris, pada 17
  Agustus 1761 dari keluarga penenun. Saat berusia delapan belas
  tahun, ia meninggalkan Gereja Inggris (Church of England) untuk
  "mengikut Kristus" dan "mengikut Dia serta meninggalkan segalanya
  dan menanggung derita-Nya". Awalnya, ia bergabung dengan gereja
  Congregational di Hackleton di mana dia belajar dan bekerja membuat
  sepatu. Di sana pula ia menikah; pada tahun 1781. Di Hackleton, ia
  mulai berjalan sejauh lima mil ke Olney untuk lebih mendalami
  kebenaran iman. Olney merupakan benteng Particular Baptists, sebuah
  kelompok di mana Carey banyak menghabiskan waktunya setelah dibaptis
  pada 5 Oktober 1783. Dua tahun kemudian, dia pindah ke Moulton untuk
  menjadi kepala sekolah dan setahun kemudian menjadi pendeta Baptis
  jemaat kecil di sana.

  Di Moultonlah Carey mendapat panggilan misi. Dalam kata-katanya
  sendiri, dia mengatakan, "Perhatianku pada misi pertama kali muncul
  setelah aku berada di Moulton, saat membaca buku `The Last Voyage of
  Captain Cook`." Bagi banyak orang, Jurnal Cook adalah kisah
  petualangan yang mendebarkan, tetapi bagi Carey cerita itu justru
  menyingkapkan kebutuhan manusia! Kemudian, dia mulai membaca setiap
  buku yang berhubungan dengan masalah itu. (Hal ini bersamaan dengan
  pelajaran bahasa yang ditekuninya -- saat berusia 21 tahun, Carey
  sudah menguasai bahasa Latin, Yunani, Ibrani dan Italia, dan sedang
  belajar bahasa Belanda dan Perancis. Ada seseorang yang menyebut
  pondok tempatnya membuat sepatu itu sebagai "Carey`s College",
  karena saat membuat sepatu sambil berkhotbah, dia tidak pernah duduk
  di bangku tanpa ada beberapa buku di depannya.

  Semakin banyak yang dia baca dan pelajari, dia semakin yakin bahwa
  "orang-orang di dunia ini memerlukan Kristus". Dia membaca,
  mencatat, membuat bola dunia dari kulit, dan suatu hari, dalam
  ketenangan di bengkel sepatunya -- tidak pada beberapa konferensi
  misi yang penuh antusias -- Carey mendengar panggilan: "Bahwa sudah
  menjadi kewajiban semua orang untuk percaya kepada Injil ..., maka
  menjadi tugas mereka yang percaya Injil untuk berusaha supaya Injil
  dikenal oleh semua bangsa." Dan Carey dengan menangis menjawab, "Ini
  aku; utuslah aku!"

  Berserah diri adalah satu hal, meraih sasaran adalah hal yang
  berbeda. Tidak ada masyarakat misi dan tidak ada minat yang
  sungguh-sungguh terhadap misi. Saat Carey mengemukakan masalah ini
  untuk didiskusikan di suatu pertemuan dengan para pelayan -- "Tidak
  peduli apakah perintah yang diberikan kepada para rasul untuk
  mengajar semua bangsa adalah suatu keharusan pada pelayanan yang
  sukses sampai akhir zaman, janji penyertaan Tuhan pada perintah-Nya
  itu sama pentingnya dalam menentukan kesuksesan pelayanan." -- Dr.
  Ryland menyahut, "Anak muda, duduklah. Bila Allah berkenan untuk
  mempertobatkan penyembah berhala, Ia akan melakukannya tanpa
  bantuanmu ataupun bantuanku." Lebih lanjut, Andrew Filler mengatakan
  perasaannya menyerupai pemimpin Israel yang tidak percaya kepada
  Tuhan, yang berkata, "Jika Allah mau membuat jendela di surga,
  kiranya terjadilah!"

  Tetapi Carey pantang mundur. Dia kemudian berkata tentang
  pelayanannya, "Aku bisa bekerja keras!" Dan dia adalah seorang pria
  yang "selalu dengan teguh menekankan untuk tidak pernah menyerah
  pada sesuatu atau pada hal-hal kecil apa pun". Ini telah dicamkan
  dalam pikirannya sampai ia mendapatkan pengetahuan yang jelas
  tentang apa yang ia pelajari.

  Maka Carey menulis bukunya yang terkenal, "Enquiry Into the
  Obligations of the Christians to Use Means for the Conversion of the
  Heathen". Dalam karya besarnya di bidang misi ini, Carey menjawab
  bantahan-bantahan, meneliti sejarah misi dari zaman apostolik,
  meneliti dunia secara keseluruhan, yaitu negara-negara, ukuran,
  jumlah penduduk dan agama, dan menggeluti penerapan praktis
  bagaimana menjangkau dunia untuk Kristus!

  Kemudian dia memohon dan berjuang dengan susah payah. Namun, dia
  pantang menyerah. Dia berkhotbah -- khususnya pada zamannya -- dan
  dia berpesan, "Mengharapkan hal-hal besar dari Tuhan. Mengusahakan
  hal-hal besar untuk Tuhan." Pesan yang dikhotbahkan di Nottingham
  pada 30 Mei 1792 dan pelayanan misi Carey yang lainnya menghasilkan
  Baptist Missionary Society (Masyarakat Misionaris Baptis), yang
  dibentuk pada musim gugur di Kettering pada 2 Oktober 1792.
  Pendaftaran dimulai, dan ironisnya, Carey tidak dapat menyumbangkan
  uang sedikit pun selain hasil dari keuntungan penjualan bukunya, The
  Enquiry.

  Tahun 1793, Carey pergi ke India. Awalnya, istrinya menolak untuk
  ikut bersamanya sehingga mau tak mau Carey berangkat sendiri, namun
  setelah dua kali kembali dari galangan kapal untuk membujuk istrinya
  lagi, Dorothy dan anak-anaknya akhirnya mau menemaninya. Mereka
  bersama dengan Dr. Thomas sampai di ujung Hooghly di India pada
  November 1793. Mereka menjalani tahun-tahun keputusasaan (selama
  tujuh tahun tak ada satu pun orang India yang bertobat), hutang,
  penyakit, keadaan yang memperburuk pikiran istrinya, dan kematian.
  Namun atas anugerah Tuhan dan dengan kekuatan firman Tuhan, Carey
  tetap berjalan dan berjuang untuk Kristus!

  Carey meninggal pada usia ke-73 (1834). Sebelumnya dia telah melihat
  Alkitab diterjemahkan dan dicetak dalam empat puluh bahasa, dia
  telah menjadi profesor di suatu sekolah tinggi, dan telah mendirikan
  sekolah tinggi di Serampore. Dia telah melihat India membuka
  pintunya untuk misi, dia telah melihat diberlakukannya larangan
  hukuman sati (membakar jendela pada saat upacara pembakaran mayat
  suami yang meninggal), dan dia telah melihat pertobatan untuk
  Kristus.

  Di tempat tidur di mana dia meninggal, Carey berpesan kepada teman
  misinya, "Dr. Duff! Engkau telah berbicara tentang Dr. Carey; saat
  saya pergi, jangan katakan apa pun tentang Dr. Carey tapi katakan
  tentang Allah Dr. Carey." Perintah itu merupakan simbol dari Carey,
  yang oleh banyak orang dianggap sebagai seorang "tokoh yang unik,
  melebihi orang-orang pada zamannya dan pendahulunya" dalam pelayanan
  misi. (t/Ratri)

  Diterjemahkan dari:
  Nama situs   : Wholesomewords
  Judul artikel: William Carey
  Penulis      : Tidak dicantumkan
  Alamat URL   : http://www.wholesomewords.org/missions/biocarey.html
______________________________________________________________________

  Sebuah penyelidikan akan kewajiban orang-orang Kristen untuk
  memberdayakan segala pertobatan orang-orang kafir.
                         William Carey -- Tokoh Pekabaran Injil Modern
+ Karya ______________________________________________________________
1961 -- ..., Ahli Medis dan Bedah

       CHARLES EVERETT KOOP: AHLI MEDIS TERKEMUKA DAN TERHORMAT
                 Diringkas oleh: Riwon Alfrediansyah

  "Berada di ruang operasi merupakan masa-masa paling bahagia bagiku.
  Saya suka pembedahan/operasi karena saya sangat mengagumi tubuh
  manusia, mengagumi bagaimana seluruh organ anatominya memungkinkan
  tubuh itu berfungsi."

  Charles Everett Koop lahir pada 14 Oktober 1916 dan dibesarkan di
  Brooklyn, New York. Ayahnya bernama John Everett Koop, seorang
  eksekutif bank. Sedangkan ibunya bernama Helen Apel.

  Sejak berusia enam tahun, Koop terinspirasi keluarganya yang di
  kemudian hari memengaruhi profesinya. Kakeknya, seorang pengukir
  amatir yang terampil, memengaruhi Koop dalam menggunakan tangannya
  sebagai seorang pembedah. Ibunya, Helen, membantu dalam sejumlah
  operasi yang dilakukan di rumah di lingkungan mereka dengan
  mengurusi masalah anestesi (pembiusan), peran yang biasa dilakonkan
  oleh orang awam.

  Sebagai anak muda, Koop telah terbiasa dengan alat-alat atau
  sarana-sarana medis ortopedi. Lalu pada usia empat belas tahun,
  dengan bantuan teman dan mahasiswa Columbia University`s College of
  Physicians and Surgeons, ia menyusup ke ruang pengamatan kamar bedah
  untuk menyaksikan jalannya suatu pembedahan. Di ruang bawah
  rumahnya, bersama ibunya yang mengurus anestesi, Koop sering
  melakukan operasi terhadap kelinci, tikus, dan kucing. Pada usia
  enam belas tahun, Koop menjadi sukarelawan musim panas di Mather
  Memorial Hospital dan St. Charles Hospital for Crippled Children
  dekat rumah liburan keluarganya di Port Washington di Long Island.

  Pada tahun 1938, ia menikah dengan Elizabeth "Betty" Flanagan. Dari
  pernikahannya ini, mereka dikaruniai empat orang anak -- Allen Koop
  (kelak menjadi profesor sejarah, lahir tahun 1944), Norman Koop
  (menjadi Pendeta Presbyterian, 1946), dan David Charles Everett Koop
  (1948, namun meninggal tahun 1968 karena kecelakaan mendaki gunung),
  dan Elizabeth Koop Thompson (1951).

  Pada musim panas 1941, Koop menjadi tenaga praktik di Pennsylvania
  Hospital, Philadelphia. Tahun 1942, dia memulai pembedahan yang
  bertempat di rumah dinasnya, di University of Pennsylvania Hospital.
  Karena dua tuntutan, yakni kebutuhan pembedahan korban Perang Dunia
  II dan melihat keterampilan alami Koop dalam melakukan operasi,
  penasehatnya, Isidor S. Ravdin, mengizinkan Koop melengkapi
  praktiknya menjadi 4,5 tahun. Seharusnya masa praktiknya itu diikuti
  selama sembilan tahun.

  Pada akhir tahun 1945, Ravdin menyarankan agar Koop menerima
  penunjukannya sebagai kepala ahli bedah di Children`s Hospital of
  Philadelphia; saat itu ia baru berusia 29 tahun. Hal ini tentu saja
  menjadi kehormatan baginya, sekaligus pengakuan akan kemampuan
  bedahnya. Namun pada saat yang sama, itu menjadi tantangan karena
  saat itu pembedahan anak (paediatric surgery) belum dianggap sebagai
  bidang khusus dalam ilmu kedokteran. Lagipula, seperti kebanyakan
  dokter lainnya, dia hanya mendapatkan pelatihan tentang ilmu
  pediatri (kesehatan anak-anak) yang sangat minim; hanya enam kali
  dalam kelas kedokteran dan tidak pernah mendapatkannya lagi selama
  praktik kedokterannya, yang kemudian disusul dengan operasi yang
  sesekali dia lakukan untuk anak-anak, namun ia tidak pernah menolong
  proses kelahiran selama masa praktiknya itu. Meskipun demikian,
  Koop menjawab tantangan itu. Dia melengkapi dan mengembangkan
  dirinya melalui pelatihan pediatri selama satu tahun dengan pendiri
  bedah anak Amerika, William E. Ladd dan Robert E. Gross, di
  Children`s Hospital di Boston.

  Ketika kembali ke Philadelphia akhir tahun 1946, ia mengalami
  penolakan dari beberapa dokter anak dan bedah umum dalam
  institusinya yang baru. Mereka beranggapan, rumah sakit tidak
  membutuhkan spesialis bedah anak. Koop segera meyakinkan mereka
  dengan keterampilannya, dan lebih dari tiga dekade telah membantu
  pembedahan anak dengan dasar bahwa tubuh anak bukanlah miniatur
  tubuh dewasa karena memiliki perbedaan anatomi dan fisiologi, dan
  karenanya membutuhkan prosedur pembedahan khusus.

  Pendekatan ini mendorong Koop untuk lebih giat lagi meningkatkan
  pengobatan melalui operasi pada anak-anak, khususnya bayi. Sebagai
  tambahan dari penemuan anestesinya, Koop menjadi satu-satunya ahli
  bedah yang paling sering melakukan operasi pada anak, mengobati
  hernia, mengurangi rasa sakit, dan melakukan pembedahan dengan
  irisan yang lebih pendek dan dengan menempatkan jahitan pada kulit,
  bukan melalui kulit. Ia juga mengembangkan teknik untuk mengobati
  "esophageal atresia", sebuah cacat bawaan yang menyebabkan esofagus
  (tabung/tube berotot yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari
  bagian mulut ke dalam lambung) tidak tersambung secara normal ke
  perut. Selama kariernya, ia telah menyelamatkan hampir lima ratus
  pasien. Ia juga menunjukkan kondisi kritis lain yang masih dapat
  diselamatkan, termasuk "hydrocephalus" yaitu, akumulasi cairan
  kepala di tengkorak kepala dan "diapraghmatic hernia", di mana
  organ-organ yang berhubungan dengan perut terdorong hingga ke dada
  melalui suatu lubang yang terdapat pada diafragma anak.

  Pada tahun 1977, ia menjadi pusat perhatian dunia ketika menjadi
  ahli bedah pertama yang berhasil memisahkan dua jantung bayi kembar
  siam yang bergabung, dan ia berhasil menyelamatkan salah satu bayi
  tersebut. Keberhasilan operasi tersebut tidak terlepas dari upayanya
  merintis bidang ini sekaligus mendirikan unit perawatan intensif
  pembedahan pada anak yang baru lahir pada tahun 1956.

  Koop tumbuh dalam sebuah keluarga Kristen. Namun, ia baru mengalami
  kebangunan rohani pada tahun 1948 setelah ia bergabung dengan Tenth
  Presbyterian Church of Philadephia. Dalam autobiografinya yang
  berjudul "Koop: The Memoirs of America`s Family Doctor"
  (dipublikasikan pada 1991), ia menulis, "Sebagai seorang yang sedang
  dilatih dan mengalami iman yang penuh di dalam sains, saya datang
  untuk melihat suatu peristiwa kebenaran yang tertinggi. Dari situ,
  saya melihat koeksistensi antara sains dan Allah." Koop dan Betty,
  istrinya, mendapat ujian iman ketika putra mereka, David, meninggal
  dalam kecelakaan pendakian tahun 1968.

  Pada tahun 1973, Mahkamah Agung Amerika memutuskan untuk mengesahkan
  undang-undang aborsi. Hal ini mendorong Koop untuk menyatakan
  kekhawatirannya kepada publik. Ia khawatir aborsi akan merendahkan
  nilai hidup manusia, sekaligus mengendurkan kecaman moral pada
  pembunuhan bayi dan eutanasia dari anak-anak yang membutuhkan
  ketergantungan, seperti bayi yang terlahir cacat, orang yang cacat,
  sampai kaum lansia. Ia mengungkapkan keprihatinannya ini dalam
  bukunya "The Right to Live, The Right to Die", yang diterbitkan pada
  1976, dan dalam "Whatever Happened to the Human Race?", sebuah
  proyek mulitimedia -- berisi lima film disertai dengan ceramah dan
  seminar --  yang diproduksi atas kerja sama dengan seorang teolog
  terkemuka, Francis Schaeffer, pada 1978.

  Melalui berbagai pidato, seminar, dan film, Koop menjadi seorang
  yang terkemuka di kalangan aktivis antiaborsi, sekaligus menarik
  perhatian Presiden AS yang baru terpilih, Ronald Reagen, yang juga
  dikenal sebagai musuh para pendukung aborsi. Reagen menominasikan
  Koop untuk menjabat Kepala Ahli Bedah Nasional (U.S. Surgeon
  General; panggung berotoritas yang melaluinya bangsa dididik dalam
  masalah kesehatan, pencegahan penyakit, dan penanganan ancaman
  bahaya kesehatan). Posisi itu akhirnya dipercayakan kepadanya pada
  tahun 1981. Selama dua periode masa jabatannya sebagai Kepala Ahli
  Bedah Nasional, Koop menjadi juru bicara pemerintah yang sangat
  menonjol, khususnya dalam isu-isu yang merusak kesehatan masyarakat
  Amerika, meskipun menurut undang-undang ia hanya memiliki sedikit
  otoritas dengan bujet yang minim.

  Iman Kristen dan komitmen profesinya untuk menyelamatkan hidup
  anak-anak yang baru lahir mendorongnya untuk menjadi pembicara yang
  gigih dalam menentang aborsi. Namun, ia kemudian membuat jarak
  dengan kaum konservatif dengan menyatakan bahwa aborsi merupakan
  masalah moral, bukan salah satu dari kesehatan publik sehingga harus
  berada di luar tanggung jawab resminya. Pada saat yang sama, ia
  menemukan kesamaan landasan pikiran dengan kaum liberal dalam
  menekankan pentingnya kebebasan mendapatkan informasi kesehatan,
  memerhatikan industri tembakau, dan mendorong peran pemerintah yang
  lebih besar lagi dalam melawan AIDS.

  Koop mengundurkan diri pada bulan Oktober 1989, sebulan sebelum masa
  jabatannya yang kedua berakhir. Ia kemudian menjadi pembicara dalam
  National Safe Kids Campaign, sebuah upaya untuk mengurangi
  kecelakaan pada anak-anak. Selama tahun 90-an, Koop terus berbicara
  secara luas tentang pembaharuan perawatan kesehatan dan
  mempromosikan penggunaan Internet untuk menyebarkan informasi
  kesehatan. Ia tinggal dengan istrinya di Hanover, New Hampshire, di
  mana ia menjabat sebagai sarjana senior di the C. Everett Koop
  Institute di Dartmouth College.

  Diringkas dari:
  Nama situs         : Profiles in Science National Library of
                       Medicine
  Judul artikel asli : The C. Everett Koop Papers: Biographical
                       Information
  Penulis            : Tidak dicantumkan
  Alamat URL         : http://profiles.nlm.nih.gov/QQ/Views/Exhibit/narrative/biographical.html

+ Tahukah Anda? ______________________________________________________

  C. Everett Koop dijuluki "Chick" oleh teman-temannya ketika dia
  kuliah di Dartmouth College pada pertengahan 1930an. Nama "Chick"
  diambil dari kata "chicken coop".

  Sumber: http://profiles.nlm.nih.gov/QQ/B/B/D/N/

+ Sisipan ____________________________________________________________
  Renungan Tahun Baru

                         DALAM KEKUATAN-NYA

  Baca: Mazmur 71:1-16
  "Aku datang dengan keperkasaan-keperkasaan Tuhan Allah" (Mazmur
  71:16).

  Dalam lukisannya yang terkenal berjudul "A Helping Hand" (Tangan
  yang Menolong), Emile Renouf melukis seorang nelayan tua yang sedang
  duduk dalam perahu bersama seorang gadis kecil yang duduk di
  sampingnya. Keduanya sama-sama menggenggam dayung yang sangat besar.
  Nelayan tua itu menatap si gadis kecil dengan pandangan penuh rasa
  sayang dan kekaguman.

  Tampaknya, lelaki itu mengatakan kepada si gadis kecil bahwa ia
  boleh membantu mendayung perahu. Gadis itu begitu bersemangat untuk
  membantu sehingga ia merasa seolah-olah telah banyak membantu
  melakukan tugas besar itu. Padahal, jelas terlihat bahwa yang
  menggerakkan dayung berat itu adalah lengan nelayan yang berotot
  itu.

  Saya dapat melihat suatu perumpamaan dalam lukisan itu. Kristus
  telah menganugerahi kita hak istimewa untuk berpartisipasi dalam
  melakukan pekerjaan-Nya di dunia ini. Namun jangan lupa, kita tidak
  dapat melaksanakan semua tugas kita jika hanya mengandalkan
  kemampuan kita sendiri. Hanya karena Allah bekerja di dalam dan
  bersama kita, maka tugas-tugas itu dapat dilaksanakan. Sementara Dia
  meminta kita untuk menggenggam dayung, kita harus selalu sadar akan
  kemajuan rohani yang sejati bila kuasa Roh Kudus tidak menopang
  hidup kita dan segala pekerjaan yang kita lakukan.

  Mari kita sadari kelemahan kita dan mari kita gemakan seruan
  pemazmur, "Aku datang dengan keperkasaan-keperkasaan Tuhan Allah"
  (71:16). Maka kita takkan lemah dan gagal. -- HGB

                    Allah, berikanku kekuatan hati,
              besarkan motivasi, dan kuatkan keinginan,
              untuk mengerjakan bagianku dan tidak ragu
               untuk melakukan semua kehendak-Mu. -- NN

    Kelemahan terbesar kita barangkali adalah kegagalan kita untuk
                   bergantung pada kekuatan Allah.

  Diambil dari:
  Judul buku: Santapan Rohani
  Penulis   : Henry G. Bosch
  Penerjemah: Tim RBC Indonesia
  Penerbit  : RBC Ministries Indonesia, Jakarta 2006
______________________________________________________________________
                Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari
     Staf Redaksi: Riwon Alfrediansyah dan Yohanna Prita Amelia
  Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
             Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
                     Copyright(c) BIO-KRISTI 2008
                    YLSA -- http://ylsa.sabda.org/
                      http://katalog.sabda.org/
                    Rekening: BCA Pasar Legi Solo
_________________No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati_________________

Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti    : < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi     : < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs       : http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum       : http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi   : http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi

____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org