|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/7 |
|
Bio-Kristi edisi 7 (19-2-2007)
|
|
Buletin Elektronik
______________________________BIO-KRISTI______________________________
Biografi Kristiani
==================
Edisi 007, Februari 2007
Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat : Terpanggil bagi Kaum Miskin: Kisah Singkat
Pelayanan Bunda Teresa
- Karya : Blaise Pascal Sebagai Seorang Penulis
- Tahukah Anda?
- Apa Kata Mereka: Mengenai Augustinus dan Sir Isaac Newton
- Sisipan : Berita PESTA: Info Aktual PESTA
+ Pengantar __________________________________________________________
Salam dalam kasih Kristus,
Baru-baru ini dunia dimarakkan dengan peringatan hari kasih sayang
atau hari Valentine. Paling tidak, satu kali dalam setahun kita
diingatkan bahwa setiap manusia membutuhkan kasih sayang. Saat
mendengar kata "kasih sayang", mungkin yang terlintas di pikiran
kita hanyalah orang-orang terdekat atau mereka yang mengasihi Anda.
Jangan batasi kasih sayang! Kasih sayang harus dimiliki dan
dirasakan oleh setiap manusia di dunia ini.
Dalam edisi minggu ini kita akan melihat riwayat seorang tokoh
kemanusiaan yang penuh dengan kasih sayang. Dia menghabiskan seluruh
hidup, memberikan hati, dan air mata untuk melayani masyarakat
miskin di India. Selain itu, kita dapat melihat bagaimana Blaise
Pascal menuliskan pandangan-pandangannya dalam kolom Karya.
Harapan kami, sajian kali ini membawa kita untuk lebih peduli lagi
pada orang lain dan tidak hanya berfokus pada diri sendiri.
Redaksi tamu,
Davida Welni Dana
+ Riwayat ____________________________________________________________
1910 -- 1997, misionaris kemanusiaan
TERPANGGIL BAGI KAUM MISKIN: KISAH SINGKAT PELAYANAN BUNDA TERESA
Oleh: R.S. Kurnia
"By blood, I am Albanian. By citizenship, an Indian. By faith, I am
a Catholic nun. As to my calling, I belong to the world. As to my
heart, I belong entirely to the Heart of Jesus."
Itulah yang dikatakan oleh salah seorang tokoh kemanusiaan yang
dipenuhi oleh cinta kasih. Bunda Teresa, seorang yang memberi
hatinya untuk melayani di tengah-tengah masyarakat miskin di India.
Dilahirkan di Skopje, Albania pada 26 Agustus 1910, Bunda Teresa
merupakan anak tunggal dari pasangan Nikola dan Drane Bojaxhiu.
Ia memiliki dua saudara perempuan dan seorang saudara lelaki. Ketika
dibaptis, ia diberi nama Agnes Gonxha. Ia menerima pelayanan
sakramen pertamanya ketika berusia lima setengah tahun dan
diteguhkan pada bulan November 1916.
Ketika berusia delapan tahun, ayahnya meninggal dunia, dan
meninggalkan keluarganya dengan kesulitan finansial. Meski demikian,
ibunya memelihara Gonxha dan ketiga saudaranya dengan penuh kasih
sayang. Drane Bojaxhiu, ibunya, sangat memengaruhi karakter dan
panggilan pelayanan Gonxha.
Ketika memasuki usia remaja, Gonxha bergabung dalam kelompok pemuda
jemaat lokalnya yang bernama Sodality. Melalui keikutsertaannya
dalam berbagai kegiatan yang dipandu oleh seorang pastor Jesuit,
Gonxha menjadi tertarik dalam hal misionari. Tampaknya hal inilah
yang kemudian berperan dalam dirinya sehingga pada usia tujuh belas,
ia merespons panggilan Tuhan untuk menjadi biarawati misionaris
Katolik.
Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute of the
Blessed Virgin Mary, yang dikenal juga dengan nama Sisters of
Loretto, sebuah komunitas yang dikenal dengan pelayanannya di India.
Ketika mengikrarkan komitmennya bagi Tuhan dalam Sisters of Loretto,
ia memilih nama Teresa dari Santa Theresa Lisieux.
Suster Teresa pun dikirim ke India untuk menjalani pendidikan
sebagai seorang biarawati. Setelah mengikrarkan komitmennya kepada
Tuhan, ia pun mulai mengajar pada St. Mary`s High School di Kalkuta.
Di sana ia mengajarkan geografi dan katekisasi. Dan pada tahun 1944,
ia menjadi kepala sekolah St. Mary.
Akan tetapi, kesehatannya memburuk. Ia menderita TBC sehingga tidak
bisa lagi mengajar. Untuk memulihkan kesehatannya, ia pun dikirim ke
Darjeeling.
Dalam kereta api yang tengah melaju menuju Darjeeling, Suster Teresa
mendapat panggilan yang berikut dari Tuhan; sebuah panggilan di
antara banyak panggilan lain. Kala itu, ia merasakan belas kasih
bagi banyak jiwa, sebagaimana dirasakan oleh Kristus sendiri,
merasuk dalam hatinya. Hal ini kemudian menjadi kekuatan yang
mendorong segenap hidupnya. Saat itu, 10 September 1946, disebut
sebagai "Hari Penuh Inspirasi" oleh Bunda Teresa.
Selama berbulan-bulan, ia mendapatkan sebuah visi bagaimana Kristus
menyatakan kepedihan kaum miskin yang ditolak, bagaimana Kristus
menangisi mereka yang menolak Dia, bagaimana Ia ingin mereka
mengasihi-Nya.
Pada tahun 1948, pihak Vatikan mengizinkan Suster Teresa untuk
meninggalkan ordonya dan memulai pelayanannya di bawah Keuskupan
Kalkuta. Dan pada 17 Agustus 1948, untuk pertama kalinya ia memakai
pakaian putih yang dilengkapi dengan kain sari bergaris biru.
Ia memulai pelayanannya dengan membuka sebuah sekolah pada 21
Desember 1948 di lingkungan yang kumuh. Karena tidak memiliki dana,
ia membuka sekolah terbuka, di sebuah taman. Di sana ia mengajarkan
pentingnya pengenalan akan hidup yang sehat, di samping mengajarkan
membaca dan menulis pada anak-anak yang miskin. Selain itu, berbekal
pengetahuan medis, ia juga membawa anak-anak yang sakit ke rumahnya
dan merawat mereka.
Tuhan memang tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya berjuang
sendirian. Inilah yang dirasakan oleh Bunda Teresa tatkala
perjuangannya mulai mendapat perhatian, tidak hanya
individu-individu, melainkan juga dari berbagai organisasi gereja.
Pada 19 Maret 1949, salah seorang muridnya di St. Mary bergabung
dengannya. Diinspirasi oleh gurunya itu, ia membaktikan dirinya
untuk pelayanan kasih bagi mereka yang sangat membutuhkan.
Segera saja mereka menemukan begitu banyak pria, wanita, bahkan
anak-anak yang sekarat. Mereka telantar di jalan-jalan setelah
ditolak oleh rumah sakit setempat. Tergerak oleh belas kasihan,
Bunda Teresa dan rekan barunya itu pun menyewa sebuah ruangan untuk
merawat mereka yang sekarat.
Pada tanggal 7 Oktober 1950, Missionary of Charity didirikan di
Kalkuta. Mereka yang tergabung di dalamnya pun semakin teguh untuk
melayani dengan sepenuhnya memberi diri mereka untuk melayani kaum
termiskin di antara yang miskin. Mereka tidak pernah menerima
pemberian materi apa pun sebagai balasan atas pelayanan yang mereka
lakukan.
Pada awal 1960-an, Bunda Teresa mulai mengirimkan suster-susternya
ke daerah-daerah lain di India. Selain itu, pelayanan dari
Missionary of Charity mulai melebarkan sayapnya di Venezuela (1965),
yang kemudian diikuti oleh pembukaan rumah-rumah di Ceylon, Tanzania
Roma, dan Australia yang ditujukan untuk merawat kaum miskin.
Setelah Missionary of Charity, sejumlah yayasan pun didirikan untuk
memperluas pelayanan Bunda Teresa. Yang pertama ialah Association of
Coworkers sebagai afiliasi dari Missionary of Charity. Asosiasi ini
sendiri di setujui oleh Paus Paulus VI pada 26 Maret 1969. Meskipun
merupakan afiliasi Missionary of Charity, asosiasi ini memiliki
anggaran dasar tersendiri.
Selama tahun-tahun berikutnya, dari semula melayani hanya dua belas,
Missionary of Charity berkembang hingga dapat melayani ribuan orang.
Bahkan 450 pusat pelayanan tersebar di seluruh dunia untuk melayani
orang-orang miskin dan telantar. Ia membangun banyak rumah bagi
mereka yang menderita, sekarat, dan ditolak oleh masyarakat, dari
Kalkuta hingga kampung halamannya di Albania. Ia juga salah satu
pionir yang membangun rumah bagi penderita AIDS.
Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa pun
mendapatkan berbagai penghargaan kemanusiaan. Pada tahun 1979, ia
menerima John XXIII International Prize for Peace. Penghargaan ini
diberikan langsung oleh Paus Paulus VI. Pada tahun yang sama, ia
juga memperoleh penghargaan Good Samaritan di Boston.
Setelah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di India, tentu
saja pemerintah India tidak menutup mata akan pelayanannya. Maka
pada tahun 1972, Bunda Teresa menerima Pandit Nehru Prize.
Setahun kemudian, ia menerima Templeton Prize dari Pangeran
Edinburgh. Ia terpilih untuk menerima penghargaan tersebut dari dua
ribu kandidat dari berbagai negara dan agama oleh juri dari sepuluh
kelompok agama di dunia.
Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel
Perdamaian. Hadiah uang sebesar .000 yang diperolehnya
disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Hadiah tersebut
memungkinkannya untuk memberi makan ratusan orang selama setahun
penuh. Ia berkata bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya
ketika penghargaan tersebut dapat membantunya menolong dunia yang
membutuhkan.
Pada tahun 1985, Bunda Teresa mendirikan pusat rehabilitasi pertama
bagi korban AIDS di New York. Menyusul kemudian sejumlah rumah
penampungan yang didirikan di San Fransisco dan Atlanta. Berkat
upayanya ini, ia mendapatkan Medal of Freedom.
Pelayanan Bunda Teresa sama sekali tidak mengenal batas. Dipupuk di
kampung halamannya, ia mengawali pelayanan di India. Dari India,
pelayanannya meluas hingga ke seluruh penjuru dunia. Ia, di
antaranya, berkunjung ke Etiopia untuk menolong korban kelaparan,
korban radiasi di Chernobyl, dan korban gempa bumi di Armenia.
Memasuki tahun 1990-an, kondisi tubuh Bunda Teresa tidak
mengizinkannya melakukan aktivitas yang berlebihan, khususnya
setelah serangan jantung pada 1989. Kesehatannya merosot, sebagian
karena usianya, sebagian karena kondisi tempat tinggalnya, sebagian
lain dikarenakan perjalanannya ke berbagai penjuru dunia. Menyadari
kondisi kesehatannya yang demikian, Bunda Teresa meminta Missionary
of Charity untuk memilih penggantinya. Maka, pada 13 Maret 1997,
Suster Nirmala terpilih untuk meneruskan pelayanan Bunda Teresa.
Bunda Teresa akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 September 1997
dalam usia 87 tahun. Berbagai petinggi dari 23 negara menghadiri
pemakamannya. Upacara pemakaman diadakan pada 13 September 1997, di
Stadion Netaji, India, yang berkapasitas 15.000 orang. Atas
kebijakan Missionary of Charity, sebagian besar yang menghadiri
upacara tersebut adalah orang-orang yang selama ini dilayani oleh
Bunda Teresa.
Sumber bacaan:
Kumar, Lalit. 2001. "Mother Teresa ... Mother To All, Angel of
Mercy". Dalam http://www.geocities.com/teresaofindia/teresa.html.
"Mother Teresa of Calcutta (1910 -- 1997)". Dalam
http://www.vatican.va/news_services/liturgy/saints/ns_lit_doc_20031019_madre-teresa_en.html.
"Mother Teresa of Calcutta: Peacemaker, Pioneer, Legend". Dalam
http://www.ewtn.com/motherteresa/life.htm.
Teresa, Mother. 1987. "Heart of Joy: The Transforming Power of
Self-Giving". Michigan, Ann Arbor: Servant Books.
_____________________________________________________________________
Gereja seharusnya tidak sibuk dengan perhatian-perhatian religiusnya
sendiri, tetapi mengabdi pada dunia. Gereja harus mengikuti pola
Yesus.
Dietrich Bonhoeffer -- teolog
+ Karya ______________________________________________________________
Ilmuwan, Penulis, Pencetus Teori Probabilitas
BLAISE PASCAL SEBAGAI SEORANG PENULIS
Blaise Pascal adalah seseorang yang hidupnya merupakan tanggapan
terhadap apa yang telah diwahyukan kepadanya: "Allah Abraham, Allah
Ishak, Allah Yakub, bukan Allah para filsuf dan ahli. Kepastian,
rasa, kebahagiaan, damai. Allah dari Yesus Kristus."
Blaise Pascal (1623 -- 1662) adalah salah seorang saintis ternama
pada masanya. Lahir di Clermont-Ferrand, Prancis, ia dididik ayahnya
dan terbukti cemerlang dalam matematika. Salah satu hasilnya adalah
teori untuk barometer. Ia merintis teori probabilitas dan
menghasilkan kalkulator pertama. Melalui suatu kelompok religius
yang disebut kaum Jansenis, Pascal dan keluarganya dipertobatkan
pada komitmen religius yang serius.
Para Jansenis merupakan gerakan religius yang diilhami oleh
Cornelius Jansen yang semula adalah Uskup Katolik di Ypres. Ia
memerhatikan ketidakmurnian moral di dalam gereja dan bahwa gereja
telah meninggalkan ajaran Agustinus mengenai rahmat. Selama
hidupnya, ada pertikaian keras antara kaum Jansenis dan kaum Yesuit.
Pascal mempertahankan kaum Jansenis dengan suatu seri surat anonim
yang disebut "Provincial Letters". Surat-surat ini merupakan
sindiran keras terhadap kaum Yesuit. Pascal memosisikan diri sebagai
penulis dalam suatu tulisan lokal yang penuh teka-teki mengenai
peristiwa-peristiwa di Paris kepada seorang teman di pedesaan. Di
dalam surat itu, ia menyerang norma-norma moral rendah yang
diizinkan oleh imamat Yesuit.
BUDI DAN HATI
Karya-karya terbesar Pascal di dalam "Thoughts" atau "Pensees"-nya,
diterbitkan pada tahun 1670 yang sering ditulis pada
potongan-potongan kertas jelek. Karya-karya itu dimaksudkan untuk
dibaca oleh para skeptik dan rasionalis.
Salah satu dari "pemikiran" Pascal yang paling terkenal disebut
taruhan. Kita semua harus menambatkan nasib kita pada pandangan
dunia tertentu. Pascal mengajukan pertanyaan-pertanyaan: Apakah ada
Allah atau tidak? Apakah ada sesuatu seperti hidup kekal? Kemudian
ia mengatakan bahwa budi tidak dapat memecahkan permasalahan, tetapi
meskipun begitu, orang harus memutuskan bagaimana harus hidup. Maka,
kita harus bertaruh demi satu jalan atau yang lain. Apa taruhannya?
Kita bertaruh dengan hidup kita yang singkat. Kita mungkin menang,
di mana kita memperoleh kebahagiaan abadi. Atau, bila kita terbukti
salah dan kematian nyata merupakan pembinasaan, apa ruginya? Seluruh
hal yang dapat hilang adalah hidup dosa, tetapi masih memperoleh
sifat baik. Ia menyimpulkan bahwa orang yang sehat dan bijak harus
mempertaruhkan hidupnya pada klaim-klaim kristianitas.
Tentu saja terdapat lubang-lubang di dalam penalaran Pascal. Ia
mengandaikan hanya ada dua taruhan: menjadi seorang Kristen atau
tidak. Karena manusia tidak mengetahui kenyataan yang sebenarnya,
menurut Pascal, harus ada suatu jumlah tak terbatas pilihan yang
mungkin dalam pelbagai jawaban dan pengalaman religius.
Pascal menarik sebagai pemikir karena sebagai ilmuwan ia hanya
memberi peran kecil pada filsafat dan "budi" bila sampai pada
masalah kenyataan:
"Langkah terakhir `budi` adalah pengenalan bahwa ada jumlah benda
yang tak terbatas yang berada di luarnya. Benar-benar lemahlah bila
`budi` tidak menyadari hal itu."
Sebagai ilmuwan, Pascal memusatkan pendekatan objektif,
eksperimental melawan deduksi filosofis para pendahulunya. Ia
menekankan pentingnya pengalaman dalam iman, dan imannya sendiri
muncul dari penemuan pribadinya akan Allah: "Hati mempunyai
dasar-dasarnya yang tidak diketahui sama sekali oleh `budi`."
Pascal tidak mendorong orang untuk mencoba memahami Allah secara
rasional. Ia yakin Allah paling baik dimengerti sebagaimana di dalam
Yesus Kristus.
Bila "budi" kodrati diandalkan sebagai satu-satunya sarana memahami,
ia membuat manusia menjadi otonom atau independen. Individu menjadi
mengatur diri, dan bebas untuk melakukan apa pun yang diinginkan
dengan Allah. Pandangan ini sangat populer di dalam dunia Barat
modern; banyak di antara kalian membaca buku ini mungkin setuju.
Tetapi ini bukanlah satu-satunya pandangan.
SEJUMLAH TULISAN PASCAL LAINNYA
- On the Conversion of a Sinner (Sur la conversion du pecheur, 1653)
Pascal memberikan garis besar proses pertobatan seseorang. Manusia
menyadari bahwa segala hal duniawi akan binasa sedangkan kebaikan
Ilahi tidak akan sirna. Oleh karena itu, pencarian akan Allah
diawali dengan berbagai aspek penciptaan sampai seseorang
menemukan Allah itu sendri. Dalam penemuan akan Allah, manusia
akan menyadari bahwa dirinya tidak memiliki apa-apa. Hal ini akan
mendorongnya untuk menyembah-Nya, bersyukur, berusaha
menyenangkan-Nya, dan terus memohon petunjuk dari-Nya.
- Abridgement of the Life of Christ (Abrege de la vie de
Jesus-Christ, 1655)
Karya ini memaparkan bahwa manusia tidak dapat menuliskan sejarah
suci sampai keempat rasul dianugerahi wahyu untuk melakukannya.
Suatu kronologi yang disusun sebaik nubuatan akan Kristus turut
disertakan dalam karya ini.
- On the Comparison Between the Christians of Early Times and Those
of Today (Comparaison des chretiens des premiers temps avec ceux
d`aujourd`hui, 1657)
Pascal menyatakan bahwa kualitas orang-orang Kristen kontemporer
lebih rendah daripada orang-orang Kristen pada abad mula-mula. Ia
mengemukakan alasannya, yaitu bahwa orang-orang Kristen
kontemporer dibaptis ketika masih anak-anak dan tidak menerima
pengajaran rohani dan rasa menyesal akan dosa yang dibutuhkan
dalam baptisan pada masa kekristenan awal. Tanpa pengajaran
seperti ini, orang-orang percaya pada masa ini tidak akan pernah
sungguh-sungguh melepaskan dunia.
- On the Geometrical Mind (De l`Esprit geometrique, 1658)
Bagian pertama esai ini menggambarkan bagaimana geometri terdiri
dari definisi akan segala hal dan bagaimana manusia begitu
direndahkan oleh posisinya dalam dunia yang sedemikian luas,
menurut jumlah dan pergerakannya. Bagian kedua menjelaskan secara
detail seni persuasif, yang bertujuan menjelaskan seluruh
terminologi dan kemudian membuktikan segala sesuatu yang dapat
dibuktikan sesuai definisi terminologi tersebut. Pascal meyakini
bahwa metode geometrik sejalan dengan logika dan retorika
tradisional.
- Prayer Asking God for the Right Use of Illness (Priere pour
demander a Dieu le bon usage des maladies, 1658)
Pascal memulai tulisan ini dengan meminta anugerah, pertobatan,
penyesalan dosa, cinta kasih, dan harapan akan berkat. Pascal
memercayai bahwa penyakitnya merupakan hukuman akan perbuatannya
di masa lalu, suatu teguran bahwa hal-hal duniawi dapat binasa.
Pascal berharap bahwa penyakitnya merupakan gambaran penderitaan
Kristus.
- Writing on the Signing of the Formulary (Ecrit sur la signature du
formulaire, 1661)
Pascal mengutarakan tiga cara untuk menjawab dakwaan Paus terhadap
Jansenis: tanda tangani dakwaan tersebut, dengan demikian mendakwa
Jansenis, Santo Augustinus, dan doktrin anugerah yang mujarab;
tanda tangani, tapi eksklusifkan doktrin Jansenis, yang artinya
menyelamatkan Jansenis dan anugerah yang mujarab; atau tanda
tangani tanpa menjelaskan doktrin mana yang tidak berguna dan
dianggap menjijikkan.
Diambil dan diedit seperlunya dari:
Goodwin, Evan. "Blaise Pascal`s Works". Dalam
http://www.littlebluelight.com/lblphp/works.php?ikey=22.
Smith, Linda dan William Raeper. 2001. "Ide-Ide: Filsafat dan Agama
Dulu dan Sekarang". Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 148 -- 149.
+ Tahukah Anda? ______________________________________________________
Pada tahun 1998, 615 rumah telah didirikan oleh Missionary of
Charity di 124 negara di seluruh dunia.
Sumber:
http://www.geocities.com/teresaofindia/teresa.html
+ Apa Kata Mereka ____________________________________________________
Mengenai Augustinus dan Sir Isaac Newton
Pilihan saya adalah mengenai Augustinus dan Sir Isaac Newton.
Agustinus adalah seorang yang kaya, sedangkan Sir Isaac Newton lahir
dari keluarga sederhana tapi diberi kepandaian oleh Allah. Dari
kedua orang ini dapat saya simpulkan bahwa Allah dapat menggunakan
siapa saja dalam menyebarkan berita Kasih Allah kepada semua orang.
Augustinus dari orang yang tidak percaya menjadi orang yang percaya
dan bersedia meninggalkan harta kekayaannya untuk mengejar kebenaran
sejati, yang ia tidak peroleh dari pengajaran lainnya. Lain halnya
dengan Isaac Newton, yang dari kecil sudah gemar membaca Alkitab,
Tuhan menggunakan kepandaiannya untuk membuktikan bahwa Tuhan itu
ADA, dan Pencipta serta Mahakuasa. Isaac Newton bertumbuh imannya
dari apa yang ia pelajari seperti matematik, optik serta
penemuan-penemuan lainnya. Menurutnya sangat tidak masuk akal jika
ada orang atheis.
Melihat kesaksian hidup dari dua tokoh ini, saya kadang merasa malu,
dimana ketika saya mendapatkan keberhasilan dalam pekerjaan saya,
merasa ini semata karena kepandaian saya. Padahal ini semua karena
berkat Allah. Saya berkeinginan membagikan berkat-berkat ini kepada
sesama manusia, bahwa dalam mengarungi kehidupan di dunia ini,
sepatutnya kita bersandar kepada Dia.
Kiriman: Bpk. Luki F. Hardian
+ Sisipan ____________________________________________________________
Berita PESTA: Info Aktual PESTA
Sebagai salah satu buletin elektronik YLSA, Berita PESTA dihadirkan
untuk menggalang hubungan yang lebih erat dengan para peserta dan
alumni PESTA. Meski demikian, untuk mengetahui pelayanan PESTA
Online Anda juga dapat menjadi pelanggan. Sebab dengan berlangganan
publikasi ini, Anda akan mendapatkan jadwal penyelenggaraaan kursus
yang diadakan secara gratis ini, termasuk seluruh aktivitas yang
terjadi di seputar pelayanan PESTA Online. Selain itu, buletin ini
juga menghadirkan artikel yang dapat menjadi refleksi kehidupan
masyarakat Kristen, kesaksian dari peserta kursus PESTA, dan ulasan
situs atau milis pendidikan elektronik baik dari dalam maupun luar
negeri. Tunggu apa lagi, segera daftarkan diri Anda ke:
==> <daftar-pesta(at)sabda.org> [berlangganan]
==> <http://www.pesta.org/> [situs]
==> <http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta/arsip/> [arsip]
______________________________________________________________________
Pengasuh: R.S. Kurnia
Redaksi Tamu: Davida Welni Dana
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2006
YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
_________________No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati_________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti : < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi : < staf-bio-kristi(at)sabda.org >
Arsip Bio-Kristi : http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |