|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/43 |
|
Bio-Kristi edisi 43 (9-11-2009)
|
|
Buletin Elektronik
BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
______________________Edisi 043, November 2009________________________
Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: Riwayat Hidup George Müller (1805 -- 1898)
- Karya: Michael Faraday: Perintis Daya Listrik dan Kristen yang
Rendah Hati
- Artikel Khusus: Menyelamatkan Bumi Melalui Gereja
- Sisipan: - Dapatkan Kumpulan Bahan Natal di natal.sabda.org
- Publikasi YLSA Sudah Merambah Facebook
+ Pengantar __________________________________________________________
Salam sejahtera,
Ada beberapa penginjil yang menanggalkan ketenaran dan kekayaan yang
dimilikinya demi melayani Tuhan di ladang penginjilan. Sebut saja
C.T. Studd yang awalnya seorang pemain kriket di Inggris yang sangat
terkenal dan kaya, meninggalkan ketenarannya untuk menjadi seorang
misionaris di Tiongkok, India, dan bahkan sampai Afrika. Dampaknya cukup
besar untuk membawa jiwa mendapatkan keselamatan dari Kristus. Sosok
misionaris lain adalah George Müller yang riwayat pelayanannya kami
sajikan di edisi ini. Penyerahan dirinya yang total kepada Tuhan,
patut menjadi teladan bagi kita semua.
Tidak hanya ladang misi saja yang mengambil peranan agar nama Allah
dipermuliakan. Tuhan senantiasa bekerja dengan cara yang unik untuk
memberikan visi kepada seseorang untuk menciptakan sesuatu yang
bermanfaat bagi banyak orang. Dia adalah Michael Faraday yang
menjadi perintis ditemukannya daya listrik. Melalui karya dan
hidupnya, dia menjadi seorang ilmuwan yang rendah hati.
Bersamaan dengan edisi Bio-Kristi bulan November 2009 ini, YLSA
mengajak Anda untuk menjadi pembawa perubahan di lingkungan tempat
Anda tinggal. Mengingat bahwa tanggal 21 November 2009 adalah Hari
Pohon, maka kami mengundang Anda untuk menyimak artikel tentang
lingkungan hidup yang kami hadirkan di kolom Artikel Khusus. Kiranya
kita semakin bertanggung jawab atas sumber daya alam yang telah
Tuhan percayakan untuk kita jaga. Tuhan Yesus memberkati.
Pimpinan Redaksi Bio-Kristi,
Kristina Dwi Lestari
http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
http://biokristi.sabda.org/
http://fb.sabda.org/biokristi
______________________________________________________________________
"Berlimpah bukti yang menunjukkan bahwa Alkitab, meskipun ditulis
oleh manusia, bukanlah hasil pemikiran manusia. Tak terhitung
banyaknya orang yang selalu mengacu Alkitab sebagai komunikasi
dari Sang Pencipta Alam Semesta kepada kita."
Sir Ambrose Fleming -- Ilmuwan
+ Riwayat ____________________________________________________________
1805 -- 1898 Misionaris
RIWAYAT HIDUP GEORGE MÜLLER (1805 -- 1898)
Sejarah gereja modern mencatat nama George Müller sebagai tokoh iman
yang luar biasa. Melalui hidupnya, karya dan kuasa Tuhan dinyatakan.
Pada zamannya, pada abad ke-19, persoalan anak-anak yatim piatu
merupakan masalah sosial yang serius di Inggris. Müller memulai
karyanya pada April 1836, pada usianya yang ke-30. Ketika itu Müller
mulai membangun panti asuhan bagi 30 anak yatim piatu. Tanpa
dukungan dana yang tetap, panti asuhan kecil di kota Bristol ini
mengundang perhatian banyak orang untuk melihat apakah Tuhan akan
membiayai proyek ini. Apa yang terjadi?
Layak ditorehkan dengan tinta emas, selama hidupnya, Müller
mendirikan 117 sekolah yang mendidik lebih dari 120.000 anak muda
dan yatim piatu. Dan ia tidak menganggap semua ini luar biasa,
tetapi semua itu karena ia menerapkan prinsip-prinsip Alkitab. Ia
menjadi gembala di Bethesda Chapel di Bristol. Gereja itu memunyai
sekitar 2.000 jemaat saat dia meninggal.
Müller lahir pada 27 September 1805 di Kroppenstedt, sebuah desa
dekat Halberstadt di Kerajaan Prussia (sekarang Jerman). Pada masa
mudanya, ia dikenal sebagai anak nakal, suka pesta pora,
mabuk-mabukan, berjudi, mencuri, dan menipu. Ketika ibunya sedang
dalam perjuangan antara hidup dan mati, Müller -- saat itu 14 tahun
-- sedang bermain kartu sambil bermabuk-mabukan bersama
teman-temannya. Dalam bukunya, "Kisah tentang karya Allah dalam
kehidupan George Müller", ia menggambarkan hidupnya sebelum bertobat
sebagai "cabul dan jahat".
Pertobatan Müller terjadi saat ia berusia 20 tahun, sewaktu ia masih
kuliah di Universitas Halle. Di Halle, ia belajar teologi di bawah
bimbingan Friedrich Tholuck, dan lulus dengan prestasi yang baik dan
pada kemudian hari sanggup berkhotbah dalam tujuh bahasa. Ia juga
mengerti dua atau tiga bahasa Timur. Empat tahun setelah
pertobatannya, ketika ia berada di Devon selama musim panas tahun
1829, ia bertemu dengan beberapa pendiri gerakan Brethren. Pertemuan
inilah yang membawanya pada "pertobatan kedua" yang mengubah
pandangan hidupnya. Untuk itu ia bersaksi:
"Aku menjadi percaya kepada Tuhan Yesus pada permulaan November
1825. Selama 4 tahun pertama, sebagai orang Kristen baru aku
lemah dalam berbagai hal, namun pada bulan Juli 1829, aku
merasakan perubahan total dalam hatiku. Aku menyerahkan seluruh
hidupku kepada Tuhan. Kehormatan, kesenangan, uang, kekuatan
fisik, kekuatan mental, semuanya kupersembahkan kepada Yesus dan
aku menjadi pecinta firman Tuhan. Tuhan menjadi segala-galanya
bagiku."
Tahun 1830, Müller muda menikahi Mary Groves dan sekaligus
meninggalkan harta duniawi; ia bergantung penuh kepada Tuhan untuk
setiap kebutuhannya. Ia menjadi pendeta di suatu gereja kecil di
Teignmouth, Inggris dan tidak digaji. Pada tahun 1832, ia pindah ke
Bristol, Inggris, untuk menggembalakan gereja lain. Di sinilah
pelayanan Müller yang kemudian dikenal di seluruh dunia sebagai
"Bapa Yatim Piatu". Pelayanan Müller dan istrinya bagi para yatim
piatu dimulai tahun 1836 dengan memakai rumah mereka sendiri di
Bristol untuk menghidupi 30 anak perempuan. Tidak lama setelah itu,
ia membangun tiga rumah untuk menampung 130 anak-anak. Pada tahun
1845, seiring pertumbuhan pelayanannya, Müller "memimpikan" untuk
membangun suatu gedung terpisah yang dapat menampung 300 anak. Baru
pada tahun 1849, gedung itu menjadi kenyataan. Di Ashley Down,
Bristol, itulah impiannya terwujud. Pada tahun 1870, ia sudah
memiliki lima gedung yang menampung lebih dari 2.000 anak.
Untuk semuanya ini, Müller tidak pernah minta bantuan keuangan
kepada siapa pun, juga tidak pernah berhutang, padahal lima gedung
itu memerlukan biaya sebesar 100.000 poundsterling. Dan itu tidak
mudah, bahkan sering kali ia menerima donasi makanan hanya beberapa
jam sebelum waktu makan anak-anak. Hal ini semakin menguatkan
imannya. Setiap selesai sarapan pagi, selalu ada pembacaan Alkitab
dan doa, dan setiap anak diberikan sebuah Alkitab ketika
meninggalkan rumah yatim itu. Müller benar-benar mengandalkan iman
dan doa.
Menurut Müller, iman yang sejati bukan berarti kita diam. Itu
sebabnya ia berkata: "Kalau seseorang tidak berbuat apa-apa pada
waktu-waktu krisis, orang tersebut tidak memiliki iman yang benar."
Dalam kesempatan yang lain, ia berkata: "Aku tidak menganggap diriku
sanggup mengadakan mukjizat. Aku tidak mau pekerjaan kami dianggap
luar biasa atau menarik. Sayang sekali bahwa banyak orang dengan
sembrono menganggapnya sebagai mukjizat."
Pada tahun 1871, sebuah artikel di harian "The Times" memuat bahwa
sejak 1836, sebanyak 23.000 anak telah dididik di sekolah itu dan
ribuan lain telah disekolahkan di sekolah lain. Artikel itu juga
menyatakan sebanyak 64.000 Alkitab, 85.000 tulisan, serta 29.000.000
buku rohani telah diterbitkan dan didistribusikan. Selain itu,
Müller juga ikut membiayai 150 misionaris.
Pada tahun 1875, pada usia 70 tahun, Müller memulai perjalanan
misinya. Selama 17 tahun, ia telah berkhotbah di Amerika, India,
Australia, Jepang, Tiongkok, dan kurang lebih empat puluh negara
lainnya. Ia telah menempuh perjalanan sejauh 200.000 mil (300.000
km) -- sebuah prestasi yang luar biasa pada waktu itu. Kemampuan
bahasa membuatnya dapat berkhotbah dalam bahasa Inggris, Perancis,
Jerman, dan khotbahnya telah diterjemahkan ke lebih dari dua belas
bahasa lain. Pada 1892, ia kembali ke Inggris dan ia meninggal pada
10 Maret 1898.
Selama hidupnya, Müller telah membangun 117 sekolah yang menampung
lebih dari 120.000 anak-anak muda dan para yatim piatu. Ia menjadi
gembala gereja Bethesda di Bristol yang memunyai anggota jemaat
sekitar 2.000 orang ketika ia meninggal.
Müller adalah salah satu tokoh dengan iman yang patut diteladani.
Iman yang betul-betul bergantung sepenuhnya pada Tuhan sebagai
sumber kehidupan manusia. Iman yang berdampak besar, tak hanya bagi
diri sendiri tetapi juga bagi dunia sekitarnya. Inilah iman yang
berdampak pada dunia sampai hari ini.
Dan yang luar biasa, semua itu masih berdampak sampai hari ini.
Yayasan George Müller menerima dana dari segala penjuru dunia hampir
setiap hari dengan cara yang sama, dengan doa, tanpa mengadakan
acara penggalangan dana.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama majalah: Truth (Edisi 16)
Judul asli artikel: George Müller (1085-1898)
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Rehobot Ministry, Jakarta 2009
Halaman: 46--47
*) Artikel lain tentang George Müller dapat Anda lihat di alamat
berikut ini.
==> http://biokristi.sabda.org/george_Müller_penginjil_yang_bergantung_sepenuhnya_pada_tuhan
+ Karya ______________________________________________________________
1791 -- 1867 Ilmuwan
MICHAEL FARADAY: PERINTIS DAYA LISTRIK
DAN KRISTEN YANG RENDAH HATI
Daya listrik telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari hidup
kita. Namun, sekitar 100 tahun lalu, kita benar-benar tidak bisa
membayangkan bahwa kehidupan modern sekarang akan begitu tergantung
kepada listrik. Michael Faraday berperan penting dalam membuat
listrik menjadi bagian dari hidup kita. Dia merekayasa generator dan
transformator, dan mengembangkan salah satu motor listrik yang
paling awal. Hidup Michael Faraday juga dipenuhi oleh kuasa Tuhan.
MASA MUDA
Michael Faraday lahir di desa Newington, Surrey (sekarang bagian
dari London selatan), Inggris, tanggal 22 September 1791. Dia anak
ketiga dari empat bersaudara. Tidak lama sesudah kelahirannya,
keluarganya pindah ke London Barat dan di situlah Michael
dibesarkan. Keluarganya penganut agama Kristen yang saleh dan rajin
beribadah di gereja kecil, sekitar 4 kilometer dari rumah mereka.
Ayahnya pandai besi yang kesehatannya buruk sehingga tidak bisa
bekerja penuh waktu. Akibatnya, keluarga itu selalu dalam kesulitan
keuangan.
Pendidikan formal Michael kurang dari 2 tahun. Pada usia 11 tahun,
dia bekerja sebagai pesuruh seorang penjilid buku, 3 tahun kemudian
dia magang sebagai penjilid. Pada waktu senggang, Michael membaca
buku-buku yang sedang dijilidnya. Dengan demikian, ia memanfaatkan
kesempatan untuk mendidik diri sendiri. Dia sangat tertarik kepada
ilmu, terutama kimia dan listrik. Dia mempraktikkan eksperimen yang
dibacanya dalam buku-buku. Pekerjaan menjilid buku membuat dia
terampil menggunakan tangannya, dan ini sangat membantunya kelak
tatkala ia harus bekerja dengan peralatan ilmiah.
MINAT TERHADAP ILMU
Michael mulai mengikuti ceramah ilmu setiap minggu. Dia membuat
catatan rinci tentang ceramah-ceramah itu yang kemudian dijilidnya
menjadi buku-buku yang bagus. Dia juga mengikuti rangkaian ceramah
di Royal Institution yang disampaikan oleh Sir Humphry Davy, ahli
kimia tersohor yang kelak menciptakan lampu pengaman untuk para
pekerja tambang. (Royal Institution didirikan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap rekayasa ilmu dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.) Setelah selesai magang, Michael mencari
kerja di bidang ilmu. Dia menggunakan catatan ceramah Sir Humphry
yang sudah dijilid dengan bagus itu untuk meyakinkan Sir Humphry
bahwa dia sungguh-sungguh hendak mengabdikan dirinya bagi ilmu.
Tahun 1813, dia diterima sebagai asisten laboratorium. Mulailah
karier ilmiah Michael Faraday.
Kemampuan Faraday dalam bidang ilmu segera terlihat oleh orang-orang
di Royal Institution. Tugasnya tidak hanya menyiapkan peralatan dan
zat-zat kimia, melainkan juga menjadi asisten Sir Humphry Davy pada
waktu melakukan demonstrasi dalam ceramahnya. Sekitar 6 bulan
kemudian ketika Davy hendak mengadakan perjalanan ilmiah keliling
Eropa, dia mengajak Faraday. Perjalanan yang lamanya 2 tahun ini
sangat bermanfaat bagi Faraday. Selain bisa mempelajari banyak hal,
dia juga berkesempatan bertemu dengan banyak ilmuwan terkenal,
seperti ahli fisika Prancis, Andre Marie Ampere, dan ahli fisika
Italia, Alessandro Volta, yang nama mereka kelak dipakai untuk
satuan listrik, yaitu ampere dan volt.
PENEMUAN BENZENA
Sekembalinya di Inggris tahun 1815, Faraday kembali diterima bekerja
di Royal Institution. Dia makin terlibat dengan analisis kimia. Dia
mengadakan riset mengenai baja, dan berhasil memperbaiki campuran
baja. Faraday adalah orang pertama yang mencairkan klorine. Dia juga
menemukan zat baru yang disebut benzena. Zat ini penting untuk
pembuatan senyawa organik seperti bahan pewarna, nilon, dan plastik.
Faraday juga menghasilkan beberapa jenis kaca baru dalam upayanya
memperbaiki lensa teleskop.
TRANSFORMATOR
Meskipun sebagian besar waktunya dipakai untuk penelitian kimia,
minat Faraday terhadap listrik tidak pernah padam. Tahun 1820,
ilmuwan Denmark, Hans Oersted menunjukkan bahwa arus listrik yang
mengalir melalui kawat menghasilkan medan magnet di sekitar kawat.
Tahun berikutnya, Faraday memperluas karya Oersted, dengan
menunjukkan bahwa aliran listrik itu bisa membuat magnet berputar
mengelilingi kawat, atau membuat kawat bergerak mengelilingi magnet.
Perputaran elektromagnet ini merupakan cikal bakal motor listrik.
(Ilmuwan Amerika, Joseph Henry, yang bekerja terpisah dari Faraday,
menciptakan motor listrik beberapa waktu sebelum Faraday.)
Tapi Henry baru mempublikasikan temuannya sesudah Faraday. Oleh
sebab itu, buku-buku terbitan Inggris menyebutkan bahwa Faraday-lah
perekayasa motor listrik, sedangkan buku-buku Amerika memberikan
kehormatan ini kepada Henry.)
Hingga saat itu, eksperimen menunjukkan bahwa listrik menghasilkan
magnet. Meskipun banyak ilmuwan tidak percaya, Faraday yakin bahwa
hal sebaliknya juga bisa terjadi, magnet bisa menghasilkan listrik.
Dia berhasil membuktikan keyakinannya ini tahun 1831. Sebelumnya,
insinyur listrik Inggris, William Sturgeon, telah memperkuat dampak
magnetik suatu aliran dengan melilitkan kawat beraliran listrik pada
besi berbentuk U sehingga membentuk kumparan. Ilmuwan Amerika,
Joseph Henry, kemudian meningkatkan medan magnet dengan mengisolasi
kawat yang dililitkan itu. Dengan membentuk besinya menjadi cincin
dan melilitkan gulungan kawat terisolasi pada sisi lainnya, Faraday
menghasilkan salah satu temuannya yang paling besar: transformator.
Apabila arus listrik dinyalakan dan dipadamkan pada salah satu
rangkaian, maka akan terjadi perubahan pada medan magnet yang
menghasilkan arus listrik dengan voltase yang berbeda di rangkaian
lainnya.
Karena listrik dibangkitkan dan disalurkan pada voltase tinggi, dan
harus diubah menjadi voltase rendah sebelum bisa dipakai dengan aman
untuk keperluan domestik, transformator merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari jaringan modern pemasok daya.
GENERATOR LISTRIK
Kemudian Faraday berusaha menghasilkan listrik dari magnet tanpa
mulai dengan listrik. Dia menciptakan medan magnet yang berubah-ubah
dengan menggerakkan balok magnet keluar-masuk bagian yang kosong
dari kumparan kawat terisoiasi. Seperti dalam transformator, medan
magnet yang berubah-ubah akan menghasilkan arus listrik. Temuan ini
memungkinkan dihasilkannya daya listrik seperti yang kita kenal
sekarang.
ELEKTROLISIS
Faraday kemudian memadukan kimia dengan kelistrikan dalam
penelitiannya. Dia mempelajari elektrolisis, yaitu perubahan kimiawi
dari zat-zat tertentu yang berada dalam cairan (atau dalam keadaan
meleleh) dengan mengalirkan aliran listrik. Dalam proses ini
dilakukan elektroplating (pencelupan), yakni pelapisan logam dengan
logam lain. Faraday menciptakan mesin yang disebut voltmeter untuk
mengukur jumlah listrik yang dipakai. Dengan menggunakan voltmeter,
dia menjabarkan hukum-hukum elektrokimia. Dia juga yang memberikan
nama kepada banyak bagian peralatan baru itu (termasuk elektrolit,
anoda, dan katoda).
TEORI MEDAN
Faraday juga mengawali teori medan. Dia menunjukkan bahwa aliran
listrik menghasilkan medan magnet, dan sebaliknya. Dia yakin bahwa
kekuatan elektromagnetik ini memengaruhi ruangan di sekitar
konduktornya, tapi dia tidak bisa membuktikannya. Namun, gagasan
Faraday merupakan awal generalisasi yang lebih luas untuk teori yang
kemudian dikenal sebagai teori medan. Karya Faraday dalam bidang ini
kemudian diperluas oleh James Clerk Maxwell -- ahli fisika Kristen
lainnya yang terkenal.
Dalam buku tentang Faraday dan kelistrikan, Brian Bowers menulis
"kemungkinan besar keyakinan agamanya mengenai adanya satu
Pencipta-lah yang mendorong keyakinan ilmunya mengenai "kesatuan
kekuatan", yaitu bahwa magnet, listrik, dan kekuatan-kekuatan lain
memunyai asal yang sama."
Tahun 1821, Faraday diterima sebagai anggota Royal Society -- badan
profesional bergengsi tempat para ilmuwan terkemuka bertukar temuan
dan gagasan. Tahun itu juga dia menikah dengan Sarah Barnard,
anggota gereja yang sama.
Faraday menjadi makin terkenal. Dia makan siang dengan Ratu
Victoria, dan keluarga kerajaan menghadiri ceramah-ceramahnya.
Meskipun demikian, dia tetap rendah hati. Dia menolak dicalonkan
sebagai Presiden Royal Society tahun 1846. Tahun 1864, dia juga
menolak tawaran jabatan Presiden Royal Institution, sebab itu akan
mengurangi waktunya untuk melakukan penelitian. Dengan alasan yang
sama, dia juga menolak kedudukan Guru Besar Kimia di Universitas
London tahun 1827. Ketika perangkat standar untuk satuan listrik
ditentukan, karya Faraday dihargai dengan memberi nama "farad"
kepada satuan kapasitas listrik.
KESAKSIAN KRISTEN
Berkali-kali sifat pengampun Faraday diuji. Dia menganggap patut
menerima undangan ratu untuk makan siang, meskipun karena itu dia
tidak bisa mengikuti kebaktian hari Minggu. Tapi para penatua gereja
tidak menganggap itu patut. Karena itu dia dianggap tidak layak
menjadi penatua gereja sehingga jabatan tersebut dan juga
keanggotaan gerejanya, dicabut untuk beberapa waktu. Faraday
menanggapi ini sebagaimana Yesus menanggapi hal yang sama. Dia tetap
mengikuti kebaktian di gereja dan bersikap penuh kasih terhadap
mereka yang menyakiti hatinya. Perbedaan pendapat antara Faraday
dengan Sir Humphry Davy pun banyak dipublikasikan. Namun ini tidak
mengurangi kekagumannya terhadap Davy.
Meskipun sangat sibuk dengan penelitian dan ceramah-ceramahnya,
Faraday tetap aktif di gereja. Dia menjadi penatua lebih dari 20
tahun. Gerejanya tidak memunyai pendeta yang digaji; para penatua,
termasuk Faraday, bergantian berkhotbah dan memimpin kebaktian.
Gereja Faraday menekankan hidup sesuai kata-kata Yesus dalam khotbah
di bukit. Asas kristiani yang terdapat di dalam khotbah itu, seperti
kemurahan hati, kerendahan hati, dan pengampunan, jelas terwujud
dalam hidup Faraday.
Dia tidak hanya memberikan sumbangan bagi orang miskin, melainkan
juga mengunjungi mereka. Dia membantu hidup ibunya yang menjanda
selama bertahun-tahun. Faraday tidak tertarik mengumpulkan kekayaan.
Berulang kali dia menolak pekerjaan dengan gaji tinggi sebagai
konsultan pemerintah dan industri, karena dia ingin memusatkan
pikiran kepada penelitian dan ceramah-ceramahnya, meskipun gajinya
kecil.
Ketika ditanya oleh seorang wartawan mengenai pemikirannya tentang
masa sesudah hidup ini, Faraday menjawab dengan yakin, mengutip dari
Alkitab (2 Tim. 1:12): "Dugaan? Sama sekali bukan. Semuanya aku
dasarkan atas kepastian, karena aku tahu kepada siapa aku percaya
dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah
dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan."
Ketika Faraday mengundurkan diri dari Royal Institution sesudah
bekerja hampir 50 tahun, dia mengucapkan terima kasih kepada semua
orang yang telah bekerja sama dengan dia. Dia tidak lupa untuk
"terlebih dahulu berterima kasih kepada Tuhan, untuk semua karunia-
Nya".
ILMUWAN JENIUS YANG TAK DIRAGUKAN
Tata bahasa dan ejaan Faraday yang buruk menunjukkan bahwa dia tidak
berpendidikan formal, tapi kepiawaiannya sebagai ilmuwan tidak
diragukan. Dia meninggal tanggal 25 Agustus 1867. Hanya 14 tahun
kemudian, pengadaan listrik bagi masyarakat umum telah menjadi
kenyataan. Sejak itu, temuan-temuannya dalam bidang kelistrikan
terus berpengaruh besar dalam hidup kita sehari-hari.
Dalam biografi tentang Faraday, L.P. Williams menulis: "Kerendahan
hatinya yang tulus disebabkan kesadarannya yang mendalam akan
utangnya kepada Pencipta-nya. Bahwa Michael Faraday, miskin dan tak
berpendidikan, putra dari seorang pandai besi keliling dan seorang
gadis desa, diperkenankan melihat sekilas keindahan hukum abadi
alam, merupakan sumber keheranan yang tidak ada habisnya bagi dia."
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi
Judul asli artikel: Michael Faraday (1791 -- 1867)
Penulis: Ann Lamont
Penerjemah: Lilian D. Tedjasudhana
Penerbit: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta
Halaman: 110 -- 119
+ Artikel Khusus _____________________________________________________
MENYELAMATKAN BUMI MELALUI GEREJA
Kita sering kali mendengar pemanasan global di media elektronik dan
media cetak. Hutan dibabat orang-orang nakal yang sering disebut
"illegal logging". Kita dikejutkan dengan berhasilnya departemen
kehutanan bersama aparat keamanan menyelamatkan triliunan rupiah
uang negara dari penangkapan illegal logging di Papua baru-baru ini.
Kita juga dikejutkan kasus Teluk Buyat yang kontroversial itu. Kita
tahu tragedi banjir bandang di Bukit Lawang Kabupaten Karo Provinsi
Sumatera Utara. Hal itu semua terjadi akibat ulah rakusnya manusia.
Hal itu tidak terjadi apabila manusia memahami keseimbangan alam.
Apakah kita pernah membicarakan krisisnya bumi ini di gereja?
Seberapa jauh gereja peduli tentang hal itu? Atau, jangan-jangan
penghuni gereja termasuk dalam golongan orang-orang rakus itu. Dan,
apakah mereka para penyumbang bagunan gereja? Sudah berapa banyak
gereja yang menyuarakan jemaatnya agar memelihara bumi?
Jangan-jangan para pendeta masih mengkhotbahkan "kuasailah bumi"?
Kuasailah bumi dalam pengertian apa yang disampaikan para pendeta?
Sudah berapa kali pendeta kita mengkhotbahkan keseimbangan alam?
Sebenarnya apakah krisisnya bumi menjadi tugas gereja? Bukankah itu
tugas negara? Bagaimana sebenarnya konsep yang benar? Konsep yang
benar dalam hal ini agaknya sulit kita cari, karena masih jarang
kita dengar. Kita patut prihatin melihat gereja yang masih sibuk
mengurus dirinya sendiri tanpa ada tanda-tanda yang menggembirakan.
Dari pengamatan saya, baru satu kali pernah terjadi gereja secara
institusi bersuara akibat krisis lingkungan. Hal itu pernah
dilakukan secara kolektif oleh para pemimpin Huria Kristen Batak
Protestan (HKBP), Gereja Kristen Batak Simalungun (GKPS), Gereja
Kristen Protestan Indonesia (GKPI), Gereja Kristen Protestan Angkola
(GKPA) untuk menolak almarhum PT. Inti Indorayon Utama (PT. IIU)
tatkala mau berubah nama menjadi PT. Toba Pulp Lestari (PT. TPL).
Itu pun tatkala masyarakat Porsea telah menderita.
Secara umum, gereja bertugas untuk membina jemaatnya untuk taat
kepada firman Tuhan dan kemudian para jemaat menjadi garam dan
terang di tengah-tengah dunia yang penuh kemunafikan ini. Pembinaan
itu berfungsi untuk mendorong para jemaat mengabarkan Injil di mana
dan ke mana jemaat akan pergi. Kenyataannya, kini penginjilan
semakin hari semakin tidak menggema. Kadang pemahaman pluralisme
dianggap sebagai toleransi untuk tidak mengabarkan Injil. Semangat
pluralisme dianggap seolah-olah membuat kita lupa akan pentingnya
pemberitaan Injil. Bahkan, kita tidak jarang mendengar teologi yang
mengatakan bahwa ada keselamatan di luar Kristus. Jikalau ada
keselamatan di luar Kristus, untuk apa kita mengabarkan Injil
Kristus? Di sini saja gereja kini memiliki masalah yang sangat
besar. Di satu sisi, gereja yang memiliki semangat penginjilan
sering kali lupa akan pembinaan jemaat untuk melestarikan
keseimbangan alam. Di sisi lain, gereja yang lupa penginjilan sangat
bersemangat menyuarakan pelestarian lingkungan walaupun masih dalam
tahap wacana. Pola hidup kedua gereja ini belum pada tahap yang
ideal sebagai umat Allah. Kita sangat jarang melihat gereja yang
semangat penginjilannya tinggi menunjukkan jemaat dengan pola hidup
sederhana. Celakanya, ada gereja yang menawarkan kemakmuran hidup
dengan mengatakan bahwa mengikuti Yesus, hidup adalah mapan secara
ekonomi, sebab kemiskinan adalah kutuk. Saya pribadi sangat miskin
secara materi. Apakah saya ini kutuk dari Allah? Saya kira pendapat
ini sungguh memprihatinkan. Di tengah kemiskinan materi yang saya
miliki, tiap hari, jam, menit, detik saya selalu mengucap syukur
karena kebaikan Tuhan. Apakah pemilik materi lebih bahagia dari
hidup saya? Bagi saya, kesederhanaan hidup, memberi hidup bagi
sesama adalah syarat untuk menyelamatkan bumi yang diobok-obok para
konsumerisme. Kerusakan alam telah menimbulkan berbagai penyakit,
kemiskinan kelompok masyarakat pinggiran, penggundulan hutan telah
memiskinkan masyarakat di sekitar hutan. Sementara hasil hutan
dinikmati para konsumerisme yang umumnya tinggal di perkotaan.
Melihat semakin kritisnya alam, khususnya di Indonesia, maka gereja
harus terpanggil memberikan kontribusi. Kita harus sadar, bahwa
kerusakan lingkungan bersumber dari perilaku manusia. Perilaku
kolektif manusia yang konsumtif telah mengakibatkan kerusakan
lingkungan. Kita memahami bahwa bumi ini menjadi tanggung jawab kita
kepada Tuhan. Oleh sebab itu, pelestarian bagi umat Kristus
semestinya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penginjilan.
Jikalau kita telah menerima Injil Yesus Kristus, semestinya kita
menjadi pelopor untuk melestarikan lingkungan hidup dengan cara
memulai diri sendiri, komunitas Kristen yang kemudian bersama-sama
dengan umat lain untuk melestarikan lingkungan hidup.
*) Untuk melihat kelanjutan artikel ini, silakan berkunjung ke
alamat URL di bawah.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: e-Artikel
Penulis: Gurgur Manurung
Alamat URL: http://artikel.sabda.org/menyelamatkan_bumi_melalui_gereja
+ Sisipan ____________________________________________________________
DAPATKAN KUMPULAN BAHAN NATAL DI NATAL.SABDA.ORG
Bulan November telah tiba. Kami yakin Anda yang aktif di pelayanan
pasti sudah mulai berpikir untuk mempersiapkan Natal, bukan? Nah,
dengan gembira kami menginformasikan bahwa Yayasan Lembaga SABDA
telah menyediakan wadah di situs "natal.sabda.org" bagi setiap
pelayan Tuhan agar bisa saling berbagi bahan-bahan Natal dalam
bahasa Indonesia. Ada banyak bahan yang bisa didapatkan, seperti
Renungan Natal, Artikel Natal, Cerita/Kesaksian Natal, Drama Natal,
Puisi Natal, Tips Natal, Bahan Mengajar Natal, Blog Natal, Resensi
Buku Natal, Review Situs Natal, e-Cards Natal, Gambar/Desain Natal,
Lagu Natal, dan bahkan sarana diskusi tentang topik Natal.
Yang istimewa adalah situs "natal.sabda.org" dirancang sebagai
situs yang interaktif, sehingga pengunjung dapat mendaftarkan diri
untuk berpartisipasi aktif dengan mengirimkan tulisan, menulis
blog, memberikan komentar, dan mengucapkan selamat Natal kepada
rekan pengunjung lain. Jadi, tunggu apa lagi? Segera kunjungi situs
"natal.sabda.org". Mari berbagi berkat pada perayaan hari
kedatangan Kristus ke dunia 2000 tahun yang lalu ini dengan menjadi
berkat bagi kemuliaan nama-Nya.
==> http://natal.sabda.org/
PUBLIKASI YLSA SUDAH MERAMBAH FACEBOOK
Puji Tuhan, kerinduan YLSA (lihat
http://blog.sabda.org/2009/09/18/ylsa-merambah-ke-facebook/) untuk
merambah ke Facebook akhirnya terlaksana juga. Sekarang, hampir
semua publikasi YLSA sudah memiliki sebuah halaman di Facebook.
Berikut adalah daftar halaman Facebook publikasi YLSA beserta alamat
URL-nya.
- Bio-Kristi (http://fb.sabda.org/biokristi)
- e-BinaAnak (http://fb.sabda.org/binaanak)
- e-Buku (http://fb.sabda.org/buku)
- e-Doa (http://fb.sabda.org/doa)
- e-Humor (http://fb.sabda.org/humor)
- e-JEMMi (http://fb.sabda.org/misi)
- e-Konsel (http://fb.sabda.org/konsel)
- e-Penulis (http://fb.sabda.org/penulis)
- e-Reformed (http://fb.sabda.org/reformed)
- e-Wanita (http://fb.sabda.org/wanita)
- Kisah (http://fb.sabda.org/kisah)
- e-Leadership (http://fb.sabda.org/lead)
- ICW (http://fb.sabda.org/icw)
Melalui sarana Facebook ini, kami berharap para pelanggan publikasi
YLSA dapat semakin akrab berinteraksi. Mari kita warnai Facebook
dengan persekutuan antaranak-anak Tuhan yang menjadi berkat bagi
banyak orang. Biarlah nama-Nya saja yang semakin dipermuliakan!
______________________________________________________________________
Pimpinan redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf redaksi: Sri Setyawati
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
Blog SABDA: http://blog.sabda.org/
Fan Page Bio-Kristi di Facebook : http://fb.sabda.org/biokristi
____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |