|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/41 |
|
Bio-Kristi edisi 41 (14-9-2009)
|
|
Buletin Elektronik
BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
______________________Edisi 041, September 2009_______________________
Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: John Owen: Pendeta dan Penulis yang Setia Mencari Tuhan
- Karya: Frances R. Havergal: Mengungkap Kebenaran Ilahi Lewat
Karya-Karyanya
- Tahukah Anda: Frances Havergal: Pujangga Wanita yang Multitalenta
- Surat Anda: Terberkati oleh Artikel di Publikasi Bio-Kristi
- Sisipan: Publikasi e-Konsel
+ Pengantar __________________________________________________________
Salam sejahtera,
Belajar merupakan sesuatu yang tidak ada habisnya dalam kehidupan
ini. Semangat untuk belajar merupakan salah satu modal untuk meraih
sesuatu yang kita impikan dan inginkan. Beberapa tokoh kristiani
yang memunyai nama besar adalah sosok yang selalu berjuang dan
mendedikasikan hidupnya untuk belajar. Salah satunya adalah tokoh
yang kami sajikan di edisi kali ini, yaitu John Owen. Beliau adalah
seorang teolog bahkan penulis Kristen yang cukup banyak menghabiskan
hidupnya untuk belajar dan mengenal kebenaran sejati -- Kristus.
Selain John Owen, dalam edisi ini, kami juga memaparkan kisah
Frances R. Havergal yang telah berhasil mengagungkan nama Kristus
melalui karya ciptaannya. Banyak orang yang tersentuh dan mendapat
berkat setiap kali menyimak mahakarya Frances. Penyerahan dan
pengabdiannya kepada Tuhan, kesukaannya kepada Alkitab, dan
kehidupan doanya, dia tuangkan ke dalam setiap karya yang
mengagumkan dan luar biasa. Puisi-puisi dan himne-himnenya merupakan
buah-buah pengalaman hidupnya ketika berjalan bersama Tuhan.
Pembaca sekalian, selamat menyimak riwayat dan karya kedua tokoh
tersebut. Kiranya dapat menjadi berkat. Tuhan Yesus memberkati.
Redaksi Tamu Bio-Kristi,
Desi Rianto
http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
http://biokristi.sabda.org/
______________________________________________________________________
Karena dibenarkan oleh iman, Aku memiliki damai dengan Allah melalui
Tuhan Yesus Kristus.
Robert Moffat -- Misionaris
+ Riwayat ____________________________________________________________
1616 -- 1683 Teolog
JOHN OWEN: PENDETA DAN PENULIS YANG SETIA MENCARI TUHAN
Dia melalui semuanya dengan jujur. Ayahnya (bungsu dari lima belas
bersaudara -- semuanya laki-laki) telah lama menanti adanya
reformasi pada gereja korup sehingga dia disebut "Puritan"; label
yang akan anaknya, John, sandang dan hiasi dengan segala talentanya
selama beberapa dekade.
Owen lahir di desa Stadham, Oxfordshire, dari pasangan penuh
perhatian yang memberikan "sekolah rumah" untuk anak mereka yang
terlalu cepat menjadi dewasa sebelum mengirimnya ke SMU dan
kemudian, pada umur 12 tahun, ke Oxford. Di universitas, Owen
mempelajari matematika, filosofi, dan musik. (Bertahun-tahun
kemudian, ketika menjabat sebagai kepala administrasi di Oxford, dia
menunjuk guru menyulingnya sebagai profesor musik.)
Ketika Owen menenggelamkan dirinya untuk belajar (tidur tidak lebih
dari 4 jam setiap malam), seorang tokoh kampus menetapkan peraturan
yang nantinya akan dia tentang selama hidupnya. Kepala Uskup Laud,
Rektor Oxford dan musuh abadi dari apa yang dilakukan Reformis
Inggris, memutuskan untuk membersihkan universitas dari orang-orang
yang tidak setuju dengan agenda anti-Injilnya. Dia langsung membuat
sebuah ketetapan baru dalam bidang keagamaan yang dia tahu para
mahasiswa pendukung reformasi tidak akan setuju, kemudian
menggunakan ketidaksetujuan mereka itu sebagai dalih untuk membuang
mereka. Dia memaksa mereka yang belum juga keluar dari universitas
melalui "Star Chamber" dan "High Commission"-nya yang terkenal
buruk. High Commission mengajukan mereka yang belum mau keluar dari
universitas ke "London Chamber", tempat terjadinya kezaliman,
kesewenang-wenangan, dan interogasi berlebihan tanpa adanya banding.
Laud menyaksikan Owen dengan sedih keluar dari universitas, tempat
dia menghabiskan masa 9 tahun yang indah bersama belahan jiwanya:
belajar.
Sementara itu, atasan Laud, Raja Charles I, membuat jutaan orang
marah dengan hinaannya kepada parlemen dan korupsinya untuk
meningkatkan keuangan. Perang saudara pecah.
Di tengah situasi tersebut, anak muda yang secara rohani kehilangan
arah itu berjalan kaki bermil-mil jauhnya ke sebuah gereja untuk
mendengarkan khotbah si gembala sidang. Hari itu, si gembala sidang
tidak berkhotbah. Pendeta penggantinya mengatakan, "Mengapa kamu
takut, kamu yang kurang percaya?" (Mat. 8:26). Pada akhir ibadah,
Owen menyadari kedamaian yang melebihi segala akal karena khotbah
itu didapatnya di tengah pergolakan yang ada dalam hatinya dan
kondisi di luaran. Tuhan yang telah ia coba hindari selama
bertahun-tahun, tetapi tidak berhasil, akhirnya membebaskannya
dengan merangkulnya. Sejak itu, Owen terus mencari -- tapi tak
pernah menemukan -- nama orang yang khotbahnya telah membuatnya
menerima Yesus.
Owen bahagia bekerja sebagai pendeta dan rajin bekerja sebagai
penulis saat buku pertama dari 27 buku besar dan tebalnya tercipta
dari ujung penanya.
Pada Januari 1649, ia melihat Charles I diadili dan dihukum mati
atas dakwaan pengkhianatan, kezaliman, dan pembantaian. Lalu
Aprilnya, ketika ia diminta untuk berkhotbah kepada anggota
parlemen, Owen menguraikan "On the Shaking of Heaven and Earth"
(Ibrani 12:27). Di situlah dia menarik perhatian Oliver Cromwell,
pimpinan pasukan parlemen dalam perang saudara. Cromwell melihat
Owen bukan hanya sebagai seseorang yang brilian, tapi juga seorang
administrator yang sangat andal. Segera setelah itu, Owen menjadi
Wakil Rektor Universitas Oxford, posisi yang mengatur semua urusan
universitas. Tenaga eksekutif diperlukan dalam universitas itu sejak
keadaan akademi membaik, organisasi dalam universitas tidak
beroperasi lagi karena sebagian dari organisasi itu digunakan untuk
menampung tentara dan bekal persediaan; bahkan universitas dililit
utang yang sangat banyak. Owen menegur para pemimpin universitas
yang marah-marah dan mengasihani diri mereka sendiri dengan berkata,
"... meratap tidak akan membuat kita menjadi orang yang akan diingat
dan dihargai. Hasil dari ketegaran kita untuk bertahan menghadapi
beban beratlah yang membuat kita menjadi berharga." Tidak lama
kemudian, universitas itu mulai bangkit, profesor-profesor yang
diakui secara internasional dipilih, mahasiswa miskin dibantu, dan
seorang teman yang tidak beruang sama sekali, yang menulis tentang
Owen dalam bahasa Latin, diangkat sebagai dosen! Saat itu, Owen
adalah anggota komite Cromwell, dia menulis teologi yang karenanya
dunia ada, dan dia bahkan menjadi anggota parlemen.
Ketika sebagian besar anggota parlemen mencalonkan Cromwell untuk
menjadi raja, Owen menulis laporan singkat yang membuat pencalonan
itu batal. Karena marah, Cromwell menunjuk anaknya, Richard, sebagai
rektor universitas. Dalam enam minggu, Richard menyingkirkan Owen.
Dengan keluhuran budi, dan bukan kepahitan, dia pindah ke sebuah
gereja desa.
Pada tahun 1660, setelah kematian Cromwell, kerajaan dipulihkan.
Sekali lagi kaum Puritan ditentang. Sebuah undang-undang
mengilegalkan penyembahan yang dilakukan lebih dari lima orang kaum
Puritan. Murid-murid Owen lenyap dan jemaatnya tersebar. Pada tahun
1662, undang-undang lain (penyebab timbulnya Pengusiran
Besar-Besaran atau "The Great Ejection") membuat dua ribu pendeta
dari kaum Puritan tidak memunyai tempat tinggal dan uang sama
sekali. Mereka berjalan pada malam hari dan berkhotbah pada siang
harinya dengan bekal iman. Undang-undang lain memberi imbalan bagi
mereka yang mau mengkhianati kaum Puritan.
Penghuni gereja membludak dan kapal-kapal imigran memenuhi
kargo-kargo mereka dengan manusia ketika penyakit mewabah di London.
Para pengurus dan majelis Established Church melarikan diri supaya
tak tertular, sementara para tokoh Puritan membantu mereka yang
sekarat dan masih bertahan hidup. Di kota-kota besar, jemaat-jemaat
bentukan baru menghargai para pendeta Puritan -- namun begitu,
undang-undang lain melarang pendeta Puritan untuk berkhotbah lagi
sejauh lima mil dari tempat di mana dia berkhotbah sebelumnya.
Terasing ke desa-desa terpencil, mereka kembali ke London ketika
kebakaran besar (The Great Fire) melalap bangunan-bangunan gereja
yang lenyapnya secepat munculnya gereja besar Puritan yang dibangun
dari kayu. Owen sendiri kembali ke London. Dengan pergolakan yang
terjadi di mana-mana, dia menulis tentang alat diagnostik hati
manusia yang paling akurat, "Sin and Temptation". Dengan tabah, dia
tetap tinggal di London, bahkan saat parlemen memberlakukan lagi
undang-undang yang menentang kaum Puritan.
Sehari sebelum meninggal, Owen menulis, "Aku meninggalkan gereja
yang ibaratnya adalah kapal yang diterpa badai; tapi selama Sang
Nahkoda yang luar biasa berada dalam kapal itu, hilangnya seorang
pendayung tidak akan ada artinya."
Orang lain lebih mengerti. Hari Minggu setelah kematiannya,
pengikutnya, Pendeta David Clarkson, meratap, "Kita pernah memunyai
cahaya pada lilin ini. Kita tidak cukup menghargainya."
Benarkah? Dari dulu sampai sekarang, cahaya yang dari Puritan itu
tak ternilai harganya. (t/Dian)
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: Bio-Kristi
Judul asli artikel: John Owen (1616 -- 1683)
Penulis: Victor Shepherd
Alamat URL: http://biokristi.sabda.org/john_owen
+ Karya ______________________________________________________________
1836 -- 1879 Penulis Himne
FRANCES R. HAVERGAL: MENGUNGKAP KEBENARAN ILAHI
LEWAT KARYA-KARYANYA
Dirangkum oleh: Sri Setyawati
Frances R. Havergal adalah putri bungsu William H. Havergal (penulis
himne) dengan istri pertamanya, Jane. Ia lahir pada 14 Desember 1836
di Astley, Inggris, dan meninggal pada 3 Juni 1879 di Caswall Bay,
Wales. Dia sudah bisa membaca sejak berusia 4 tahun dan sudah bisa
menulis puisi sejak berusia 7 tahun. Dia belajar bahasa Latin,
Yunani, dan Ibrani, serta menghafal Kitab Mazmur, Yesaya, dan
sebagian besar Perjanjian Baru. Prestasinya di sekolah pun sangat
cemerlang.
Havergal menulis banyak sekali puisi. Bahkan dia menerbitkan koleksi
puisi dan himne yang ditulisnya dalam beberapa jilid, yang paling
awal adalah tahun 1870. Beberapa di antaranya adalah "The Ministry
of Song" (terbit sekitar tahun 1870, edisi ke-5, 1874), "Under the
Surface" (1874), "Loyal Responses" (1878), "Life Chords" (1880),
"Life Echoes" (1883), "Coming to the King" (1886). Pada tahun 1884,
himne-himne tersebut dirilis kembali oleh saudarinya, M.V.G.
Havergal, dalam dua volume "Poetical Works". Selain itu, Havergal
juga menulis beberapa traktat dan naratif dalam bentuk prosa.
Pandangan keyakinan dan kecondongan teologinya diungkapkan dengan
jelas dalam puisi-puisinya. Pesan moral perihal pengorbanan yang
diberikan secara cuma-cuma dan utuh oleh Sang Juru Selamat bagi
semua orang yang berdosa dituangkan dengan apik dalam baris-baris
puisinya. Havergal mengabdikan seluruh hidupnya untuk menyatakan
kebenaran ilahi melalui pekerjaannya, karya sastranya, dan
kerinduannya terlibat dalam dunia misi. Beberapa himne karyanya
telah dicetak oleh J.& R. Parlane dalam bentuk selebaran dan Caswell
& Co dalam bentuk kartu hiasan.
Masing-masing himne yang ditulisnya memiliki latar belakang kisah
yang berbeda. Beberapa di antaranya adalah:
"I am trusting Thee, Lord Jesus"
Mengisahkan tentang imannya kepada Tuhan, ditulis September 1874 di
Ormont Dessons. Melalui himne ini, Havergal mengungkapkan perlunya
keteguhan iman dalam mengarungi hidup yang tidak selalu
menyenangkan. Himne ini adalah himne favorit Havergal dan naskah
aslinya masih disimpan di dalam Alkitab sakunya setelah dia
meninggal.
"Take My Life, and Let It Be"
Himne ini ditulis di Areley House tanggal 4 Februari 1874. Terdiri
dari 11 bait yang masing-masing disusun oleh 2 baris. Himne ini
diterbitkan dalam "Loyal Responses" pada tahun 1878 dan "Life
Chords" tahun 1880. Himne ini diterjemahkan ke dalam bahasa
Perancis, Jerman, Swedia, Rusia, beberapa bahasa Eropa serta
beberapa bahasa Afrika dan Asia.
Selain himne di atas, ada banyak sekali himne yang sudah digubah
oleh Havergal. Bahkan jumlahnya mencapai kurang lebih 78 himne. Bisa
dikatakan bahwa karya Havergal bukanlah karya biasa karena karyanya
memiliki sentuhan istimewa yang tidak dimiliki oleh pujangga maupun
penulis himne lainnya. Saat kita membaca karya-karya Havergal secara
keseluruhan, ada empat hal utama yang bisa kita teladani, yaitu
pengabdian dirinya kepada Kristus, ketaatannya kepada Sang Juru
Selamat, rasa cintanya terhadap Alkitab, dan ketekunannya dalam
berdoa. Berikut beberapa penjelasan dari hal utama tersebut.
1. Penyerahan Diri kepada Kristus
Berikut penggalan himne karya Havergal, "Take My Life, And Let It
Be", yang cukup terkenal dan menggambarkan dirinya apa adanya.
"Take my life, and let it be
Consecrated, Lord, to Thee,"
Pikiran, tangan, kaki, uang, pengaruh, cinta, dirinya sendiri,
semuanya diserahkan untuk melayani Tuan dan Rajanya. Kisah
penulisan himne ini tersiratkan melalui kata-kata Havergal. Himne
ini menceritakan kisah saat Havergal berkunjung ke suatu keluarga
dan memenangkannya. Bahkan sebelum dia meninggalkan keluarga itu,
dia memberkati mereka satu per satu.
Pada malam terakhir Havergal berada di rumah keluarga tersebut,
ada pegawai pemerintah yang hidup di sekitar tempat itu
memintanya untuk menemui dua anak perempuan. Mereka berdua
menangis dan kemudian mengaku percaya kepada Yesus dan
bersukacita. Kejadian ini terjadi pada hampir tengah malam.
Havergal sangat bahagia, dan saat ia hendak tidur, dia
memuji-muji Tuhan dan semakin berserah penuh kepada-Nya. Hingga
akhirnya dia berseru dalam hati, "Segalanya, semuanya, hanya bagi
Engkau!", 2. Pengabdian Diri kepada Sang Penebus
Kasihnya kepada Tuhan Yesus sangat besar, begitu kuat, dan hebat.
Di balik kasihnya, ada kekaguman yang tulus dan penyembahan yang
sungguh. "Ada waktu ketika aku merasakan kasih Yesus yang luar
biasa sampai-sampai aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata.
Aku sangat bahagia karena Dia adalah Tuan dan Rajaku, namun aku
ingin tetap mendekat kepada-Nya dan janji-Nya dalam Yohanes 14:21
digenapi bagiku. Aku ingin mengasihi-Nya dan aku sangat berharap
menyerahkan diriku untuk Dia," kata Havergal. Bahkan dia menyebut
Tuhan dengan banyak sebutan dalam himnenya, seperti Juru
Selamatku, Gembalaku yang Agung, Tuanku yang Mahakasih, Tuan dan
Sahabatku.
3. Kesukaannya terhadap Alkitab
Firman Tuhan merupakan teman setia Havergal. Dia "membacanya".
Saudaranya sendiri mendapati Havergal selalu membaca Alkitab 7
jam selama musim panas dan 8 jam selama musim dingin. Havergal
membaca kitab Ibrani, Alkitab Romawi, dan leksikon. Dia
"menandainya". Dengan rapi, dia menggarisbawahi ayat Alkitab agar
dia bisa mencari ayat istimewa dengan mudah. Dia juga sering
meninggalkan catatan kaki di bawah ayat yang ditandainya. Selain
itu, Havergal "mempelajarinya". Dia hafal 4 Injil, Kisah Para
Rasul, Wahyu, dan semua kitab Mazmur di luar kepala. Beberapa
tahun selanjutnya dia mempelajari kitab Yesaya dan para nabi.
Tak berhenti di situ. Dia sangat suka mengajak anak-anak untuk
menghafal ayat Alkitab. Dulu dia mendorong beberapa anak di desa
untuk mempelajari Alkitab dengan sungguh-sungguh. Dia memberikan
sebuah Alkitab baru kepada setiap anak yang bisa menirukannya
membaca kitab Yesaya pasal 53.
Hari Jumat merupakan hari yang ditetapkannya untuk mereka
berkumpul. Pernah saat ia sakit, banyak anak memintanya untuk
tetap mengajar. Dia sangat bahagia karena itu. Dia pun memberikan
latihan yang lain. Pernah dia berkata kepada saudarinya, "Marie,
ini benar-benar tak bisa kuucapkan, apa yang aku lakukan
sepertinya tidak sia-sia. Aku menyadarinya pagi ini. Sepertinya
aku mendapatkan penggenapan janji dalam Mazmur 1. Firman Tuhan
berkata, "... tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan
yang merenungkan Taurat itu siang dan malam ... dan apa saja yang
diperbuatnya berhasil." Aku sangat menyukai Firman Tuhan oleh
karena itu semua janji yang ada di dalamnya pasti akan terjadi
dalam hidupku.", 4. Kebiasaannya Berdoa
Sepertinya tidak ada seorang pun yang berdoa begitu
sungguh-sungguh dan tekun serta teratur seperti Havergal. Berdoa
merupakan satu aktivitas yang sangat disukainya. Dia berdoa 3
kali sehari. Dia menyimpan selembar kertas di dalam Alkitabnya
yang berisi pokok-pokok doa yang dinaikkan pada waktu pagi,
siang, dan malam. Selain itu, dia juga membawa nama-nama kerabat
dan sahabatnya dalam doa syafaatnya. Tidakkah kita tersentuh
untuk berdoa lebih dari yang sering kita lakukan? (t/Setya)
Dirangkum dari:
Frances R. Havergal: English Poet and Hymn Writer. Dalam
http://www.wholesomewords.org/biography/bhavergal3.html
J.M.K. Frances Ridley Havergal: Poet and Hymn Writer. Dalam
http://www.wholesomewords.org/biography/bhavergal2.html
Frances Ridley Havergal. Dalam
http://www.cyberhymnal.org/bio/h/a/v/havergal_fr.htm
+ Tahukah Anda? ______________________________________________________
FRANCES HAVERGAL: PUJANGGA WANITA YANG MULTITALENTA
Tahukan Anda? Selain pandai menulis puisi, dia juga memiliki suara
yang luar biasa indah. Bahkan karena suaranya yang indah itu, dia
diminta untuk bernyanyi solo dalam suatu konser. Kelihaiannya dalam
memainkan piano pun menakjubkan. Frances benar-benar seorang yang
multitalenta. Tak mengherankan apabila dia termasuk salah satu
wanita yang dihormati pada abad ke-19.
Sumber: http://www.christianhistorytimeline.com/DAILYF/2003/02/
daily-02-04-2003.shtml
+ Surat Anda__________________________________________________________
Setiap kali ada surat yang masuk ke meja redaksi, hal ini menjadi
sebuah sukacita tersendiri bagi kami. Seperti kiriman surat berikut,
dari Saudara Doni Otay, yang mendapatkan berkat dari sajian
publikasi Bio-Kristi edisi 37 <http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/037/>.
Atas nama redaksi, kami mengucapkan terima kasih.
Tuhan Yesus memberkati.
TERBERKATI OLEH ARTIKEL DI PUBLIKASI BIO-KRISTI
Dari: doni otay <doniotay<at>>
> trims atas artikelnya saya merasa terberkati atas artikel yg
> memberi motivasi lebih lagi dalam berjuang dalam hidup ini. Tuhan
> kiranya memberkati kpd redaktur dan staf biokristi.
Redaksi:
Salam sejahtera. Redaksi mengucapkan terima kasih atas apresiasi
yang diberikan. Menjadi penyemangat tersendiri bagi kami, Redaksi
Bio-Kristi, untuk senantiasa memberikan sajian yang menginspirasi
para pembacanya. Terima kasih Pak Doni, Tuhan Yesus memberkati.
+ Sisipan_____________________________________________________________
PUBLIKASI E-KONSEL
Keberadaan kita sebagai seorang pribadi jelas tidak akan lepas dari
segala permasalahan hidup, baik dengan diri sendiri, keluarga,
teman, dan relasi-relasi lain. Keterbatasan kapasitaslah yang
mendorong kita untuk mencari dukungan dari teman dekat, hamba Tuhan,
atau konselor yang akan membantu mengatasi masalah kita. Menjawab
kebutuhan tersebut, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) menerbitkan
publikasi e-Konsel yang memberikan bekal kepada para konselor
Kristen, hamba Tuhan, atau orang-orang Kristen awam yang ingin
terlibat dalam pelayanan konseling.
Publikasi diterbitkan secara rutin setiap tanggal 1 dan 15 tiap
bulan. Sajiannya terdiri dari artikel, renungan, tanya-jawab, tips,
dan informasi lainnya seputar pelayanan konseling ditinjau dari
sudut pandang Kristen. Jika saat ini Anda telah mengambil bagian
atau terpanggil untuk melayani dalam bidang konseling, tidak salah
jika publikasi e-Konsel menjadi salah satu sarana untuk
memperlengkapi pelayanan Anda.
Untuk berlangganan, silakan Anda mengirimkan email kosong ke:
==> <subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org>
Atau Anda juga bisa melihat arsipnya di:
==> http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/
Kiranya kita bisa menjadi berkat bagi orang lain dengan membantu
jiwa-jiwa yang membutuhkan seperti yang Kristus kehendaki.
"Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu!
Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus."
(Galatia 6:2)
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf Redaksi: Sri Setyawati
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
Blog SABDA: http://blog.sabda.org/
____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |