|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/39 |
|
Bio-Kristi edisi 39 (10-8-2009)
|
|
Buletin Elektronik
BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_______________________Edisi 039, Agustus 2009________________________
Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: A.W. Tozer, Seorang Rasul Allah
- Referensi
- Karya: Rosa Parks, Pejuang Hak Orang Kulit Hitam
- Tahukah Anda: Penghargaan untuk Rosa Parks dari Pemerintah Amerika
- Surat Anda: Tautan ke Situs Bio-Kristi
- Sisipan: 40 Hari Mengasihi Bangsa dalam Doa
+ Pengantar __________________________________________________________
Salam sejahtera,
Salam merdeka! Riuh penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan
bergema di seluruh pelosok negeri ini, dalam peringatan 64 tahun
kemerdekaan bangsa Indonesia. Sebagai bagian dari warga negara
Indonesia, sejauh mana peran aktif yang telah kita berikan bagi
bangsa ini? Mungkin saat ini perjuangan kita tidak lagi dengan
memanggul senjata, namun memberi diri melalui keahlian dan talenta
yang telah Tuhan berikan bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Sementara semangat kebangsaan masih hangat di telinga kita, kami
mengajak Anda untuk menengok kisah perjuangan salah seorang pejuang
hak kaum kulit hitam di negeri Paman Sam. Dia adalah Rosa Parks.
Kasih sebagai pegangan perjuangannya adalah sebuah pelajaran yang
harus kita teladani. Apakah "keadilan" atas hak kaum kulit hitam
berhasil dia perjuangkan? Silakan simak selengkapnya di kolom
"Karya".
Namun sebelum itu, riwayat A.W. Tozer akan menjadi informasi pembuka
di edisi publikasi Bio-Kristi kali ini. Darinya, kita akan belajar
banyak tentang ketaatan kehidupan doa. Selamat menyimak! Biarlah api
semangat kita tidak akan pernah padam untuk memberikan sebuah
perubahan yang memancarkan kasih Tuhan dalam kehidupan kita. Tuhan
Yesus memberkati.
Pimpinan Redaksi Bio-Kristi,
Kristina Dwi Lestari
http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
http://biokristi.sabda.org/
______________________________________________________________________
Pengajaran Alkitab menjadi jalan hidup dan membantu saya
menghadapi masalah-masalah sehari-hari
Rosa Parks -- Politikus
+ Riwayat ____________________________________________________________
1897 -- 1963 Pengkhotbah
A.W. TOZER, SEORANG RASUL ALLAH
Aiden Wilson Tozer lahir pada 21 April 1897 pada sebuah daerah
pertanian kecil di tengah perbukitan berduri Pennsylvania Barat.
Dalam waktu singkat, Tozer, demikian dia ingin dipanggil,
mendapatkan reputasi dan julukan "nabi abad ke-20". Dengan
kemampuannya mengutarakan gagasan secara sederhana tetapi dengan
gaya yang kuat, Tozer menggabungkan kuasa Allah dan firman untuk
memberi makan jiwa-jiwa yang lapar, menembus hati banyak orang, dan
menarik pikiran manusia kepada Tuhan. Ketika dia berumur 15 tahun,
keluarga Tozer pindah ke Akron, Ohio. Pada suatu sore, ketika dia
berjalan pulang dari tempat kerjanya di Goodyear, dia mendengar
seorang pendeta jalanan berkata, "Jika kamu tidak tahu bagaimana
supaya diselamatkan ... berserulah kepada Tuhan." Ketika tiba di
rumah, dia mendaki tangga sempit ke loteng sambil memikirkan
perkataan pendeta itu, Tozer menyerahkan seluruh hidupnya untuk
mencari Tuhan.
Pada tahun 1919, tanpa mengeyam pendidikan formal, Tozer dipanggil
untuk menjadi pendeta sebuah gereja kecil yang letaknya menghadap
jalan di Nutter Fort, Virginia Barat. Permulaan yang sederhana itu
mendorong dia dan istrinya, Ada Cecelia Pfautz, masuk dalam
pelayanan selama 44 tahun bersama The Christian and Missionary
Alliance. Dia menghabiskan 31 tahun dari 44 tahun pelayanannya di
Chicago`s Southside Alliance Church (Persekutuan Gereja Chicago
Bagian Selatan). Jemaat yang terpikat oleh khotbah Tozer berkembang
dari delapan puluh menjadi delapan ratus orang. Pada tahun 1950,
Tozer terpilih sebagai editor "Alliance Weekly" yang sekarang
dikenal sebagai "Alliance Life".
Keahlian Tozer adalah kehidupan doanya yang sering kali membawanya
berjalan ke altar gereja atau menundukkan wajahnya ke lantai. Dia
menulis, "Ketika seseorang berdoa, Ia juga berdoa". Baginya,
menyembah Tuhan merupakan hal terpenting dalam hidup dan
pelayanannya. "Khotbah dan tulisan-tulisannya merupakan perluasan
kehidupan doanya," komentar penulis biografi Tozer, James L. Snyder.
Penulis biografi sebelumnya mencatat, "Dia menghabiskan lebih banyak
waktu untuk berlutut daripada duduk di depan mejanya."
Kecintaan Tozer pada firman Tuhan juga merembes dalam kehidupan
keluarganya. Dia memberi pertanyaan kepada anak-anaknya tentang apa
yang mereka baca dan membuat cerita pengantar tidur mereka. "Yang
paling aku ingat dari ayahku adalah cerita-cerita yang sangat indah
yang dia ceritakan", kenang anak perempuannya yang bernama Rebecca.
Son Wendell, salah satu dari enam anak laki-laki yang lahir sebelum
Rebecca, mengatakan, "Kami semua akan lebih memilih untuk dicambuk
oleh ibu daripada diomeli oleh ayah kami."
Tahun-tahun terakhir pelayanan Tozer dihabiskan di Avenue Road
Church di Toronto, Kanada. Pada hari Senin, 12 Mei 1963, pencarian
duniawinya akan Tuhan berakhir ketika dia meninggal akibat serangan
jantung dalam usia 66 tahun, hampir 1 minggu setelah menyampaikan
khotbah terakhirnya. Pada sebuah pemakaman kecil di Akron, Ohio,
di batu nisannya terukir tulisan sederhana: "A Man of God"
(Pendeta). Banyak orang bertanya-tanya mengapa tulisan-tulisan Tozer
hingga sekarang masih sesegar ketika dia masih hidup. Mengenai hal
tersebut, seorang temannya berkata, "Dia meninggalkan kedangkalan,
kenyataan, dan hal-hal kecil untuk didiskusikan oleh orang lain ....
Buku-buku(nya) masuk ke dalam hati." Leluconnya, baik yang tertulis
maupun yang diucapkan, disejajarkan dengan lelucon Will Rogers --
jujur dan sederhana. Dalam satu saat, jemaat bisa tertawa
terbahak-bahak dan kemudian duduk diam dalam keheningan yang khusuk.
Selama hampir 50 tahun, Tozer berjalan bersama Tuhan. Meskipun telah
meninggal, dia terus berbicara, melayani mereka yang sangat ingin
mengalami Tuhan. Seperti yang seseorang katakan, "Ia membuat Anda
ingin mengenal dan merasakan Tuhan."
Hidup dalam Pencarian Akan Tuhan
Meskipun A.W. Tozer meninggal pada 1963, kehidupan dan warisan
kerohaniannya terus menarik banyak orang untuk mendapatkan
pengetahuan yang lebih dalam tentang Tuhan. Tozer berjalan dalam
jalan kehidupan rohani yang tidak dilalui banyak orang, yang
dikarakterisasi oleh pencarian akan Tuhan yang penuh kasih dan tak
mengenal lelah. Dia rindu untuk tahu lebih banyak tentang Juru
Selamat -- bagaimana melayani dan menyembah Dia dengan segenap
hidupnya.
Sepanjang hidup dan pelayanannya, Tozer mengajak orang-orang percaya
untuk kembali ke posisi alkitabiah yang otentik, yang
mengarakterisasi gereja mula-mula -- suatu posisi iman dan kekudusan
yang dalam. "Dia adalah milik seluruh gereja," kata James Snyder
dalam buku berjudul "In Pursuit of God: The Life Of A.W. Tozer".
"Dia memeluk kekristenan yang benar di mana pun dia menemukannya."
Sepanjang hidupnya, Tozer menggembalakan beberapa gereja Christian
and Missionary Alliance dan menulis lebih dari empat puluh buku.
Setidaknya ada dua buku tulisan Tozer yang dianggap sebagai buku
rohani klasik, "The Pursuit of God" dan "The Knowledge of the Holy"
-- sebuah pencapaian yang sangat hebat untuk seseorang yang belum
pernah menerima pendidikan teologi secara formal. Kehadiran Tuhan
adalah kelas tempat dia belajar. Buku catatan dan peralatannya
adalah doa dan tulisan-tulisan orang-orang Kristen dan para teolog
pendahulunya -- kaum Puritan dan para pahlawan iman.
Pertobatan Tozer untuk menjadi orang Kristen terjadi pada saat dia
berusia 17 tahun. Akibatnya, dia merasakan lapar dan haus yang tak
pernah terpuaskan atas segala sesuatu tentang Tuhan. Suatu ruangan
yang bersih di ruang bawah tanah keluarganya menjadi tempat dia
menyendiri, tempat dia bisa berdoa dan merenungkan kebaikan-kebaikan
Tuhan. "Tozer pernah menulis, `Aku tahu bahwa Tuhan itu ramah, murah
hati, dan sangat mudah untuk hidup bersama-Nya. Baginya, cinta dan
anugerah dari Yesus Kristus merupakan kekaguman yang terus
berulang,`" tulis Snydner.
Meskipun dia tidak bersekolah di sekolah Alkitab atau seminari,
Tozer menerima dua gelar kehormatan sebagai doktor. Dia menerima
tawaran untuk menggembalakan gereja pertamanya di Virginia Barat
pada tahun 1916. Pada Desember 1921, Tozer dan istrinya, Ada, pindah
ke Morgantown di mana mereka memiliki tujuh orang anak pertama
mereka, enam anak laki-laki dan seorang perempuan. Uang adalah hal
yang sangat sulit pada hari-hari pertama pelayanannya. Keluarga
Tozer berjanji untuk percaya kepada Tuhan untuk semua yang mereka
butuhkan dalam keadaan apa pun. "Kami diyakinkan bahwa Tuhan mampu
memberikan uang kepada anak-anak-Nya yang percaya -- tetapi mudah
bagi kita untuk tertarik pada uang dan gagal memuliakan Pemberinya!"
Tozer tidak pernah goyah dari prinsip ini. Materi tidak pernah
menjadi masalah. Banyak orang yang mengatakan bahwa Tozer sudah puas
bila ia memiliki makanan, pakaian, dan buku-bukunya. Keluarganya
tidak pernah memiliki sebuah mobil. Sebaliknya, Tozer justru memilih
bus dan kereta untuk bepergian. Bahkan setelah dia menjadi penulis
Kristen yang terkenal, Tozer memberikan sebagian besar keuntungannya
untuk orang-orang yang membutuhkan.
Pesannya masih segar seolah-olah tak tergoyahkan. Satu-satunya
tujuan dalam hidupnya adalah untuk mengenal Tuhan secara pribadi dan
dia mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dengan cepat
dia menemukan bahwa suatu hubungan yang dalam dan kekal bersama
Tuhan adalah suatu hal yang harus digali. Sewaktu dia menjadi
pendeta di sebuah gereja di Indianapolis, Tozer memerhatikan bahwa
pelayanannya berubah. Ketika dia tidak menyimpang dari pokok
penginjilan, Tuhan mulai memimpin dia ke dalam sebuah pelayanan
baru. Untuk pertama kalinya dia mulai mencatat gagasan-gagasannya di
atas kertas. Perubahan ini akhirnya mengukir sebuah tempat baginya
sebagai seorang penulis yang menghasilkan banyak karya.
Pada tahun 1928, Tozer menerima panggilan untuk menjadi pendeta di
Southside Gospel Tabernacle, Chicago, tempat dia diingat selama 30
tahun. Gereja itu berkembang dari sebuah paragereja menjadi sebuah
gereja besar yang mandiri. Pelayanan misi dan kehidupan yang
mendalam di dalam Yesus Kristus menjadi dua fokus utama gereja itu.
"Khotbah-khotbah Tozer tidak pernah dangkal," tulis Snyder. "Ada
pemikiran yang dalam di belakang mereka, dan (dia) memaksa
pendengarnya untuk berpikir bersama dia. Dia memiliki kemampuan
untuk membuat pendengarnya menghadapi diri mereka sendiri di dalam
terang firman yang Tuhan telah sampaikan kepada mereka." Orang
sembrono tidak menyukai Tozer; orang yang sungguh-sungguh ingin tahu
apa yang Tuhan katakan kepada mereka, mengasihi Dia.
Semua yang Tozer pikirkan dan khotbahkan berasal dari waktu yang dia
gunakan untuk berdoa kepada Tuhan. Dia berdoa untuk dunia dan
kekacauan di dalamnya yang tidak berfokus pada Tuhan.
"Kegiatan-kegiatan rohani kita seharusnya disusun sedemikian rupa
sehingga ada banyak waktu untuk menggali buah-buah kesunyian dan
keheningan," tulis Tozer.
Segera pada awal pelayanannya, Kristus memanggil dia pada suatu
ketaatan yang berbeda yang membutuhkan suatu pengosongan diri dan
kelaparan yang harus segera dipenuhi dengan Roh Tuhan. Ketaatannya
juga berupa penyerahan seluruh hidupnya. Leonard Ravenhill pernah
berkata kepada Tozer, "Saya takut kita tidak akan pernah bertemu
lagi, Tozer. Orang seperti dia bukanlah lulusan universitas, tetapi
buah dari pemikiran Roh."
Pada 12 Mei 1963, pencariannya berakhir, tujuannya tercapai.
Pencarian Tuhan yang menakjubkan adalah lebih dari sekadar warisan.
Ini adalah jalan hidup yang diberikan kepada kita supaya kita juga
mengalami apa yang A.W. Tozer alami. Apakah Anda sudah mulai mencari
Tuhan? (t/Ratri)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: Bible Baptist Church
Judul asli artikel: Aiden Wilson (A.W.) Tozer 1897 -- 1963
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://www.biblebaptistelmont.org/BBC/Library/tozer.html
+ Referensi __________________________________________________________
Waktu kecil, Tozer terkenal sebagai anak yang nakal dan susah
diatur, namun rajin belajar dan mandiri. Bahkan, dia adalah
seseorang yang pada awalnya tidak pernah peduli dengan masalah
kerohanian. Hingga suatu kejadian yang luar biasa mampu mengubahnya
dan akhirnya dia menerima pertobatan. Lalu bagaimana dia bertobat?
Silakan simak selengkapnya kisah pertobatan Tozer hingga dia bisa
menjadi seseorang yang memberkati banyak orang, dalam artikel
berikut ini.
- A.W. Tozer (1897 -- 1963)
==> http://misi.sabda.org/a_w_tozer_1897_1963
+ Karya ______________________________________________________________
1931 -- 2005 Aktivis Kemanusiaan
ROSA PARKS, PEJUANG HAK ORANG KULIT HITAM
Dia dikenal sebagai "ibu gerakan hak sipil modern" di Amerika. Ia
mulai mendapat reputasi tersebut pada 1 Desember 1955, ketika Rosa
(42 tahun), seorang penjahit wanita dari Montgomery, Alabama,
menaiki sebuah bis dan duduk di bangku untuk orang kulit putih.
Peraturan kota tidak hanya melarang orang kulit hitam duduk di kursi
baris depan dalam suatu bis, tetapi juga mengharuskan mereka untuk
memberikan kursinya kepada orang kulit putih yang berdiri di
dekatnya. Bagian depan bis sudah penuh dan sopir bus yang berkulit
putih menyuruh Parks memberikan kursinya kepada seorang kulit putih.
Parks tetap diam saja. "Saya sudah ditindas sejauh saya bisa
bertahan," tulisnya kemudian. Sopir bis itu memanggil polisi, dan
Parks ditahan saat itu juga. Dia tidak mencoba memulai suatu
gerakan; dia hanya sudah lelah dengan ketidakadilan sosial dan tidak
berpikiran bahwa seorang wanita seharusnya dipaksa berdiri sehingga
seorang pria bisa duduk. Tetapi tindakan kecilnya yang berani itu
menjadi awal dari rangkaian peristiwa yang selamanya mengubah
susunan relasi ras di Amerika.
Dalam bukunya yang berjudul "Quite Strength", Rosa mengatakan,
"Setelah bertahun-tahun berada di bawah tekanan dan menjadi korban
dari perlakuan yang tidak adil terhadap kaumku, tidak memberikan
kursiku -- dan apa pun yang harus saya hadapi setelah tidak mau
memberikan kursi -- bukanlah hal yang penting. Saya tidak takut
duduk di kursi yang saya duduki. Yang saya rasakan hanyalah lelah.
Lelah ditindas. Lelah melihat perlakuan buruk dan tidak hormat
kepada anak-anak, wanita, dan pria hanya karena warna kulit mereka
.... Saya benar-benar lelah."
Rosa telah aktif di NAACP (National Association for the Advancement
of Colored People/Asosiasi Nasional Perkembangan Orang Kulit Hitam)
setempat. Setelah penahanannya, para pemimpin orang Afrika-Amerika
segera bersatu dengannya. Mereka merencanakan untuk memboikot bis
pada 5 Desember, hari persidangan Rosa. Rosa dinyatakan bersalah.
Boikot sehari pun berlanjut menjadi 381 hari. Dengan menolak
ketidakadilan, Rosa telah memicu salah satu unjuk rasa paling
dramatis tanpa kekerasan dalam sejarah relasi antarras di Amerika.
Populasi Montgomery kira-kira 48 ribu orang. Di antaranya adalah
orang Afrika-Amerika yang mulai unjuk rasa dan disertai simpatisan
dari orang-orang kulit putih. Seorang pendeta setempat yang berusia
27 tahun, Martin Luther King Jr., menjadi juru bicara pada boikot
tersebut. Dia berbicara, mengadakan pertemuan di gereja-gereja, dan
mengubah lagu himne lama menjadi "lagu-lagu kebebasan". Pidato King
menarik perhatian media nasional. Dia menyuarakan perpaduan
perlawanan pasif dan doktrin Kristen tentang kasih untuk membuat
suatu bentuk protes tanpa kekerasan yang dia sebut "Kekristenan
dalam Tindakan" (Christianity in Action). Rosa Parks mengiyakan,
"Dr. King adalah seorang pemimpin yang sebenarnya .... Pengorbanan
hidupnya seharusnya tidak pernah dilupakan dan mimpinya harus
diwujudkan."
Pada saat itu, 90 persen penumpang bus yang berkulit hitam berjalan,
menyewa mobil, atau bersepeda ke tempat tujuan mereka. Terjadi
kebakaran di mana-mana, kekerasan polisi, dan percobaan untuk
konspirasi. King sendiri dipenjara dua kali karena berkonspirasi
untuk mengatur suatu boikot ilegal dan pelanggaran lalu lintas
kecil. Orang-orang kulit hitam terus berunjuk rasa, King mendorong
agar mereka memberikan "pipi mereka yang lain". Dia berkata kepada
para pengikutnya bahwa mereka harus berkomitmen untuk tidak
melakukan kekerasan, tidak ada baku hantam, tidak peduli betapa
kuatnya hasutan. Ketika rumahnya dibom, setelah memeriksa
keselamatan keluarganya, dia mengangkat tangannya. "Jangan panik,"
katanya kepada gerombolan orang yang telah berkumpul. "Bila kamu
punya senjata, bawalah pulang. Kita ingin mengasihi musuh kita.
Bersikaplah baik kepada mereka. Inilah yang harus kita tumbuhkan.
Kita harus mempertemukan kebencian dengan kasih." Kerumunan orang
itu membubarkan diri.
Boikot berakhir pada 27 November 1956, ketika Pengadilan Tinggi
mengeluarkan aturan larangan pemisahan dalam bus. Boikot bus di
Montgomery mengubah King menjadi pemimpin rohani dari semua gerakan
dan menyelamatkan status penjahit wanita yang akhirnya tercatat
dalam sejarah sebagai pahlawan. Pada 21 Desember 1956, Rosa Parks
akhirnya secara resmi duduk di bangku depan dalam bus Montgomery.
Saat itu tahun 1955 di AS ketika Rosa Parks, dengan tantangannya
secara diam-diam, tetap duduk di dalam bis. "Saya merasa Tuhan akan
memberi saya kekuatan untuk memikul apa pun yang harus saya hadapi.
Tuhan mengusir rasa takut saya. Inilah saatnya seseorang berdiri --
atau duduk, dalam kasus seperti saya. Saya menolak untuk pindah
...."
"Banyak orang tidak bisa merasakan perasaan frustrasi yang orang
kulit hitam rasakan pada tahun 1950-an. Kami dilahirkan dan
dibesarkan di Amerika, tetapi diperlakukan sebagai warga negara
kelas dua. Selama bertahun-tahun, orang-orang kulit hitam menerima
perlakuan seperti itu. Saya selalu merasa itu semua tidak adil.
Meski kami bertahan menghadapinya, itu tidak berarti kami akan
membiarkannya selamanya. Tibalah saatnya ketika kami tidak lagi
dapat memberikan toleransi terhadap hal tersebut. Inilah saatnya
kami mengatakan cukup. Cukup lama memang, tetapi akhirnya, sebagai
kelompok, kami menuntut, "Bebaskan kami."
"Ketika kami berdiri, kami berdiri untuk semua orang yang tertekan
yang datang kepada kami dan untuk generasi-generasi yang akan
datang. Saya beruntung. Tuhan memberi saya kekuatan yang saya
butuhkan di saat yang tepat ketika keadaan benar-benar memerlukan
perubahan. Saya bersyukur kepada-Nya setiap hari karena Dia memberi
saya kekuatan untuk tidak berubah. Tidak hanya gerakan hak sipil
yang menolong warga kami, tetapi gerakan ini menjadi contoh agar
orang-orang berjuang untuk kebebasan di dunia ini."
Kepercayaan Rosa sebagai orang Kristen telah terbentuk sejak kecil.
Dia dibesarkan di daerah pedesaan selatan dan bergereja di African
Methodish Episcopal (AME -- Gereja Methodis Orang Afrika) dan juga
gereja Baptis. Ibunya, neneknya, dan kakeknya menggunakan Alkitab
untuk mengajarkan kepadanya supaya percaya kepada Tuhan dan tidak
takut. "Ibadah harian memegang peranan penting pada masa kecil saya
.... Kami bahkan mengadakan kebaktian sebelum memetik kapas di
ladang. Doa dan Alkitab menjadi bagian dari pikiran dan kepercayaan
saya setiap hari. Pengajaran Alkitab menjadi jalan hidup dan
membantu saya menghadapi masalah sehari-hari."
Rosa menunjukkan pengaruh gereja AME, di mana sepanjang hidupnya dia
menjadi anggota gereja tersebut. "Denominasi itu menjadi terkenal
sebagai `The Freedom Church` (Gereja Kebebasan) selama gerakan
penghapusan diskriminasi. Gereja ini menjadi rumah rohani banyak
orang kulit hitam terkemuka sepanjang sejarah sebelum munculnya hak
sipil. Orang-orang itu di antaranya adalah Pendeta Richard Allen
(pendiri gereja AME), Frederick Douglass, Harriet Tubman, Sojourner
Truth, dan lainnya."
Rosa memimpikan dunia yang lebih baik di mana sesamanya berkumpul
bersama dan hidup dalam satu kesatuan. Dia memberi perhatian kepada
anak-anak dan para pemuda di dunia yang menjadi generasi penerus
masa depan. Selama bertahun-tahun, dia ingin memulai suatu
organisasi untuk membantu para pemuda. Keinginan itu menjadi
kenyataan pada tahun 1987 ketika dia, bersama dengan Elaine Steele,
mendirikan Rosa and Raymond Parks Institute for Self-Development
(Institut Pengembangan Diri Rosa dan Raymond Parks) di Detroit.
Organisasi ini memberikan berbagai program untuk membantu para
pemuda mengejar pendidikan mereka dan menciptakan masa depan yang
menjanjikan bagi diri mereka sendiri.
Ketika dia melihat ke belakang, peristiwa Desember 1955, dia
mengatakan, "Saya bangga dengan kemajuan yang telah kami lakukan
.... Tetapi kami masih memiliki banyak perbedaan yang harus
diperdamaikan. Saya ingin kita membiarkan masa lalu berada di
belakang kita dan kita hidup dalam damai dan harmoni. Kita harus
berjuang untuk bebas ...." Dia mendorong orang-orang untuk
memelihara kehidupan rohani mereka dan berakar dalam iman mereka
sendiri. Kebijaksanaannya, keberaniannya, belas kasihnya, kerendahan
hatinya, dan kekuatannya yang tenang merupakan warisan yang akan
terus hidup. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: 100 Christian Women Who Changed The Twentieth Century
Judul asli artikel: Rosa Parks (1913-...)
Penulis: Helen Kooiman Hosier
Penerbit: Fleming H. Revell, Michigan 2000
Halaman: 234 -- 237
+ Tahukah Anda? ______________________________________________________
PENGHARGAAN UNTUK ROSA PARKS DARI PEMERINTAH AMERIKA
Diringkas oleh: Sri Setyawati
Tanggal 9 September 1996, Presiden Bill Clinton menganugerahi Parks
penghargaan "Presidential Medal of Freedom", penghargaan tertinggi
yang diberikan kepada warga sipil oleh Presiden AS. Tahun 1998, dia
menjadi penerima "International Freedom Conductor Award" pertama
yang diberikan oleh National Underground Railroad Freedom Center,
dan masih banyak lagi lainnya.
Parks juga menjadi orang kedua yang disemayamkan dengan penghormatan
setelah Jacob Chestnut, salah satu dari dua anggota polisi AS yang
tewas terbunuh di Capitol tahun 1998. Penghormatan diberikan dalam
wujud pemasangan pita hitam di kursi bis bagian depan untuk semua
bis umum hingga hari penguburannya, serta pemberian berbagai
penghargaan lainnya untuk memperingati perjuangannya selama dia
hidup.
Bis bernomor 2857 yang pernah ditumpangi Parks sebelum dia ditangkap
pun hingga kini disimpan di museum Henry Ford. Bus Metro Transit di
King County, Washington, memasang poster dan stiker yang diberikan
di kursi tempat duduk pertama sebagai peringatan akan Parks setelah
kematiannya. Selain itu, Presiden George W. Bush membuat patung
Parks yang diletakkan di aula gedung pertemuan negara bagian
nasional AS. Bahkan, sebagai upaya untuk mengenang kerusuhan
mengerikan yang terjadi pada tahun 1967, Detroit menamai ulang ",12th
Street" menjadi "Rosa Parks Boulevard" pada tahun 1976.
Diringkas dari:
Nama situs: Wikipedia
Judul asli artikel: Rosa Parks
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://en.wikipedia.org/wiki/Rosa_Parks
+ Surat Anda__________________________________________________________
Pembaca sekalian, berikut kiriman surat dari salah satu pengunjung
situs Bio-Kristi. Atas nama redaksi, kami mengucapkan terima kasih
untuk partisipasi dan apresiasi yang diberikan. Tuhan Yesus
memberkati.
TAUTAN KE SITUS BIO-KRISTI
Dari : nafiri diakonia <nafiri2009(at)>
>Sungguh banyak berita santapan rohani dan pencerahan yang dapat
>kami peroleh dari web ini, Kiranya kami dapat membuat taut
>dengan web ini. Bolehkah? Terima Kasih
Redaksi:
Puji Tuhan, kami menyambut dengan sukacita kerja sama ini. Silakan
membuat tautan situs Bio-Kristi ke dalam situs Anda. Mari saling
menjadi berkat melalui media elektronik ini. Tuhan Yesus memberkati.
+ Sisipan_____________________________________________________________
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA
Apakah Anda terbeban untuk menanam lutut Anda bagi bangsa-bangsa
yang belum mengenal Kristus? Kami mengajak Anda meluangkan waktu
sejenak untuk berdoa bagi saudara-saudara kita, khususnya mereka
yang akan melaksanakan ibadah puasa.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun 2009 ini kita akan kembali
bersatu hati berdoa selama bulan puasa, yaitu terhitung mulai 12
Agustus -- 20 September 2009. Jika Anda rindu untuk turut ambil
bagian berdoa bagi bangsa, kami akan mengirimkan pokok-pokok doa
dalam versi e-mail untuk menjadi pokok doa kita bersama. Untuk
berlangganan, silakan kirimkan e-mail ke:
==> subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Bagi Anda yang ingin agar teman-teman Anda pun bisa ikut berdoa
dengan memakai bahan pokok doa ini, silakan kirimkan alamat e-mail
mereka ke alamat e-mail redaksi di:
==> doa(at)sabda.org
Untuk mendapatkan bahan pokok doa versi kertas, silakan menghubungi:
Mengasihi Bangsa dalam Doa
P.O. Box 7332 JATMI JAKARTA 13560
E-mail: < pray40daysindo(at)yahoo.com >
Catatan: [Ganti (at) dengan (@) saat mengirim e-mail]
Harap pemohon pengiriman bahan pokok doa versi kertas mencantumkan:
Nama jelas:
Alamat lengkap:
Kota dan Kode Pos:
Provinsi:
Nama Lembaga:
No. Telp./HP:
E-mail:
Marilah kita bersama berpuasa dan berdoa untuk Indonesia agar tangan
Tuhan yang penuh kuasa menolong dan menggugah hati nurani para
pemimpin bangsa ini untuk bertekad dan bersatu mengeluarkan bangsa
ini dari kemelut berbagai masalah yang berkepanjangan. Selamat
menjadi "penggerak doa" di mana pun Anda berada dan biarlah karya
Tuhan terjadi di antara umat-Nya, khususnya bangsa Indonesia.
Selamat berdoa.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf Redaksi: Sri Setyawati
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
Blog SABDA: http://blog.sabda.org/
____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |