|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/33 |
|
Bio-Kristi edisi 33 (16-2-2009)
|
|
Buletin Elektronik
BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
______________________Edisi 033, Februari 2009________________________
Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: Dorothy C. Haskin: Dari Pemuja Berhala Sampai Menjadi
Penulis Kristen
- Kuis
- Karya: Pandita Ramabai (1858 -- 1922)
- Tahukah Anda: Alkitab Itu Adalah Hasil Inspirasi
- Sisipan: Blog SABDA -- Melayani dengan Berbagi
+ Pengantar __________________________________________________________
Salam sejahtera,
Cara Tuhan bekerja di sepanjang kehidupan kita terkadang tidak
bisa diterima oleh akal manusia. Demikian juga yang terjadi dengan
dua tokoh wanita yang kami sajikan di dalam edisi berikut. Cara
Tuhan memanggil mereka dalam tugas besar-Nya menorehkan cerita
tersendiri. Mereka adalah Dorothy C. Haskin, seorang penulis, dan
Pandita Ramabai, misionaris wanita asal India.
Sosok Dorothy C. Haskin dipanggil Tuhan lewat pelayanan literatur
Kristen dan pelayanan misi yang dilakukannya. Kali ini, kami ajak
Anda mengikuti kisah pertobatannya sewaktu dia melakukan penyembahan
berhala dan pengalaman spiritualnya sewaktu mengenal sang Juru
Selamat sejati. Tokoh yang tidak kalah menarik adalah sosok Pandita
Ramabai, yang Allah mampukan sebagai pembuka jalan pekerjaan misi di
India. Pergulatan yang cukup keras harus dia lalui sebelum berhasil
membentuk pelayanan misi bagi kaum janda dan anak yatim piatu dengan
nama "Mukti Mission". Semoga melalui kisah hidup dan karya mereka,
kita bisa belajar arti sebuah perjuangan saat kita mengambil bagian
di dalam pekerjaan-Nya.
Selamat menyimak sajian kami yang lain, dan tidak lupa, kami
mengajak Anda untuk berpartisipasi dalam kuis yang kami sajikan di
edisi ini. Tuhan Yesus memberkati.
Pimpinan Redaksi Bio-Kristi,
Kristina Dwi Lestari
http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
http://biokristi.sabda.org/
______________________________________________________________________
"Doa merupakan kekuatan terbesar yang Tuhan berikan ke tangan kita
untuk melayani. Berdoa lebih sulit daripada melakukan, setidaknya
itu yang saya alami. Namun, memang seperti itulah proses untuk
memajukan Kerajaan Allah."
Mary Slessor -- Misionaris
+ Riwayat ____________________________________________________________
Penulis, Misionaris
DOROTHY C. HASKIN: DARI PEMUJA BERHALA SAMPAI
MENJADI PENULIS KRISTEN
Dorothy C. Haskin telah menulis untuk majalah-majalah Kristen dan
menghasilkan buku-buku yang bagus selama 40 tahun. Dia juga telah
memimpin kelas-kelas penulis Kristen. Buku-bukunya telah diterbitkan
dalam enam bahasa yang berbeda. Dan dia benar-benar tertarik pada
dunia misi, memegang peran-peran penting dalam kemajuan misi. Dia
menghabiskan waktu selama lebih dari 8 bulan di Orient untuk
mengunjungi para misionaris, yang memberinya banyak bahan untuk
tulisannya. Perjalanan-perjalanan lainnya meliputi Eropa, Amerika
Tengah, Ekuador, dan daerah-daerah lain.
Cerita pertobatannya ini diambil dari sebuah selebaran yang ditulis
olehnya dengan judul "I Was a Heathen" (Aku Dulu Adalah Seorang
Penyembah Berhala).
Meskipun aku tumbuh di Amerika Serikat, aku dulunya pemuja berhala
layaknya orang-orang biadab di kegelapan Afrika. Orang tua ibuku
adalah orang Kristen, dan setelah perceraian orang tuaku, ibuku
tertarik pada janji-janji pemuja berhala yang tumbuh subur di
kalangan Kristen Amerika.
Pengalaman religius pertama yang kuingat adalah saat menyusuri
jalan, ketika aku berusia 8 tahun, mengucapkan "Scientific Statement
of Being" -- ajaran aliran Kristen Sains. Saat anak-anak lain
belajar Doa Bapa Kami dan Mazmur 23, aku berpikir, "Tidak ada
kehidupan, kebenaran, intelegensi, atau pun unsur pembentuk dalam
suatu benda. Semuanya adalah pikiran yang tak terbatas .... Benda
adalah kesalahan yang mematikan. Roh adalah nyata dan abadi; benda
tidak nyata dan sifatnya sementara ...." (Science and Health with
Key to the Scriptures, oleh Mary Baker Eddy, hal. 468).
Aku mengulang-ulang kalimat itu karena aku takut terhipnotis. Ibuku
mengirimku ke sekolah minggu Kristen Sains dan meskipun guru-gurunya
mengajarkan kekosongan suatu benda, mereka juga mengajarkan bahwa
kekosongan itu bisa melukai bila aku tidak cukup sering mengucapkan
"Scientific Statement of Being". Aku biasanya berjalan dengan
mengucapkan pernyataan itu berulang kali agar kendaraan atau pun
penyakit tidak melukaiku. Aku diajar untuk percaya bahwa
mengulang-ulang kalimat yang sama, layaknya orang primitif
menyanyikan frasa tidak bermakna secara berulang-ulang, dapat
menangkal roh jahat.
Ibu beralih dari Kristen Sains ke Unity, ke Teosopi, ke Numerologi,
ke Astrologi, dengan sedikit Palmistri, Reinkarnasi, dan akhirnya
Spiritualisme.
Teosopi dan metafisik terkait mengikat dia selama bertahun-tahun,
menjadikannya seorang wanita yang tidak wajar, murung, serta tidak
bahagia. Aku merenungkan pemikirannya, yang membuat aku menjadi
gadis depresi dan takut terikat di akhir masa remajaku.
Aku rasa Astrologi adalah yang paling buruk. Selama bertahun-tahun,
ibu hidup tergantung dengan ramalannya. Bila ramalan hari itu
mengatakan hari itu adalah hari yang tidak baik, dia bahkan tidak
akan menggunakan telepon atau pun memanggang roti. Dia akan terus
berada di tempat tidurnya menulis surat atau membaca lebih banyak
metafisika. Kami akan membiarkan rumah kami dalam keadaan gelap, dan
saya biasanya membaca novel yang dramatis. Keyakinannya membayangi
hidup saya, membuat hidupku gelap dan mistik, aku masih terlalu muda
untuk menghabiskan hari-hari bergumul dengan latihan mental pemujaan
ini. Setiap detail kehidupanku diikat oleh takhayul. Ketakutan
adalah teman yang selalu bersamaku.
Salah satu pertanda keberuntungan yang ibu yakini adalah saat tangan
kirinya gatal. Tanda ini berarti kami akan menerima uang. Mungkin
aku atau dia akan mendapatkan pekerjaan, atau kami akan menerima
uang tunjangan yang terlambat dibayarkan. Aku dulu berpikir bahwa
aku akan benar-benar menjadi dewasa saat tanganku sendiri gatal, dan
aku akan bisa meramal keberuntungan. Aku menunggu dengan sia-sia
hari itu. Tanganku tidak pernah gatal di saat yang tepat. Ibu
mengatakan bahwa kekuatan itu tidak akan turun kepadaku sampai dia
meninggal.
Spiritualisme adalah kepercayaan terakhir ibuku. Pertama kali ibu
dan aku datang ke suatu pertemuan, dukun dalam pertemuan itu
mengatakan bahwa nenekku ingin bertemu dengan kami dan dia membawa
sangkar burung di tangannya. Perkataannya ini benar-benar membuat
ibuku terpikat karena nama nenekku adalah "Bird" (burung). Tentu
saja ini adalah khayalan setan. Setelah itu, ibuku membuang uang
untuk duduk bersama dukun itu. Kami sering datang ke rumah dukun
itu, ke dalam kegelapan gudang bawah tanah, dan dengan kursi-kursi
lain yang mengelilingi meja sambil menyanyikan lagu kesukaan
nenekku. Tetapi nenek tidak pernah muncul.
Entah berapa lama hal itu berlangsung! Setelah pencarian yang
sia-sia, memercayai perkataan mereka yang tidak ada hasilnya, pada
usia 47 tahun, ibu menembak dirinya sendiri karena putus asa. Dalam
hidupnya, dia tidak mendapatkan apa-apa yang dapat memuaskan
dirinya. Karena terguncang atas kematiannya, aku berusaha mengadakan
penyelidikan. Aku membayar seorang praktisi ilmiah Kristen yang
memberitahuku bahwa ibuku sudah menjadi bagian dari yang Tak
Terbatas (infinite). Aku membayar seorang dukun spiritualis yang
memberitahuku bahwa ibuku akan mengembara di alam kegelapan sampai
tiba saatnya dia mati secara alami. Seorang pendeta Katholik
menyarankan agar aku mendoakan ibuku supaya bebas dari api
penyucian.
Akhirnya, lelah, aku menelepon gereja yang ada di dekatku dan karena
tidak mau mendengarkan khotbah dari pendetanya, aku bertanya apakah
mereka mengadakan kelas Alkitab di akhir pekan. Ya, mereka
mengadakannya. Aku menghadiri pertemuan itu dan terkejut saat
mempelajari bahwa saat seseorang lahir, dia tidak lantas menjadi
anak Allah. "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa
supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam
nama-Nya." (Yohanes 1:12)
Pertanyaan saya berikutnya adalah, percaya apa? Bahwa "semua orang
telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma
3:23). Tidaklah sulit menyelidiki hatiku dan mendapatkan dosa di
dalamnya, tetapi apa yang harus aku lakukan? Aku mendapatkan
jawabannya dalam, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa
Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah
membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan
diselamatkan." (Roma 10:9)
Ya, di dalam Kristus aku diselamatkan, tidak hanya dari dosa, tetapi
di dalam Dia aku mendapatkan jawaban atas semua ketakutan dan
pertanyaan. Aku menjadi ciptaan baru di dalam Yesus Kristus. Sejak
saat itu aku menghadapi pengajaran palsu penyembahan berhala dalam
terang Kristus dan firman Allah. Kristus sendirilah jawabannya.
Aku bersyukur karena Kristus membebaskan aku dari perangkap
penyembahan berhala. Ada kelegaan saat bangun pagi dan tahu bahwa
huruf-huruf dalam namaku, bintang-bintang, hipnotis, dan bahkan
garis-garis di telapak tanganku pun tidak dapat memengaruhiku
karena, "apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar
merdeka" (Yohanes 8:36). (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: More Fascinating Conversion Stories
Judul asli artikel: Dorothy Haskin: From Cult Follower to Christian
Writer
Penulis: Tidak dicantumkan
Penyusun: Samuel Fisk
Penerbit: Kregel Publications, Grand Rapids 1994
Halaman: 59 -- 61
potong di sini____________Kuis Bio-Kristi 33____________potong di sini
Pertanyaan:
Berikut ini adalah karya Dorothy Haskin, kecuali:
a. War and Peace
b. God in My Family
c. Tomorrow I`ll Be Happy
Kirim jawaban Anda ke: biokristi(at)sabda.org
Jawaban yang benar beserta nama Anda akan diumumkan pada edisi kuis
edisi publikasi Bio-Kristi selanjutnya. Oleh karena itu, kirim
jawaban Anda ke Redaksi maksimal 5 hari setelah Anda menerima edisi
ini.
Bagi Anda yang memiliki kuis tentang tokoh kristiani yang akan
dipasang sebagai kuis di publikasi Bio-Kristi, silakan kirim ke:
biokristi(at)sabda.org. Kami tunggu jawaban dan kirimannya, ya ....!
Terima kasih banyak.
+ Karya ______________________________________________________________
1858 -- 1922 Misionaris
PANDITA RAMABAI (1858 -- 1922)
Karya Pandita Ramabai, pendiri Mukti Mission di Kedgaon,wilayah
Poona,India,dan penerjemah Alkitab ke dalam bahasa Marathi, menjadi
momen penting dalam sejarah spiritual India. Dia dianggap oleh
banyak orang sebagai salah satu wanita hebat di India pada abad ke-
19, tetapi hidupnya terus berlanjut dengan baik hingga abad ke-20,
dan pengaruh dari hidupnya itu terus berlangsung. Pada kenyataannya,
misi interdenominasinya yang tetap buka siang dan malam bagi para
wanita dan anak-anak yang memerlukan bantuan, disebut sebagai salah
satu contoh terbaik tindakan kekristenan. Sejak Pandita
mendirikannya, Mukti Mission telah menjadi lampu penunjuk jalan
kepada Tuhan. Nama Mukti berarti "Pembebasan dan Keselamatan", dan
arti itu terus hidup di dalamnya -- membebaskan para janda, yatim
piatu, dan para gadis dari kasta rendah dari kejahatan pernikahan di
bawah umur, prostitusi, penelantaran, dan tekanan agama.
Pandita tahu benar tekanan yang dialami para wanita di India.
Ayahnya adalah seorang pendeta Brahmana, intelektual, dan
reformator, seorang duda berusia 44 tahun saat menikahi ibu Pandita
(anak perempuan seorang peziarah Brahmana), dan membawa istrinya
yang masih berusia 9 tahun itu ke rumahnya di Mangalore, 900 mil
jauhnya. Istrinya tumbuh menjadi seorang wanita yang cakap,
terpelajar, dan pengurus ashram (retreat keagamaan) mereka. Orang
tua Pandita sejak awal sudah mengetahui betapa cerdasnya putri
mereka. Dan saat Pandita berusia 12 tahun, ia berkomitmen untuk
menghafalkan 18 ribu ayat Sansekerta dengan seluruh kekayaan
pengetahuan dan kebijaksanaannya. Dia juga belajar bahasa Marathi,
yang kemudian dia gunakan untuk menerjemahkan Alkitab dan
mendapatkan pelajaran delapan bahasa lainnya.
Namun, kemiskinan menyelimuti keluarganya,dan mereka menjadi kaum
peziarah, mengunjungi kuil, candi, dan sungai-sungai yang dianggap
suci. Jika mereka memiliki uang, sesedikit apa pun jumlahnya, para
pendeta di tempat-tempat ini menyambut mereka, tetapi bila mereka
tidak memunyai uang, mereka diusir. Selama masa ini, Pandita
menyaksikan penderitaan yang dialami para janda anak-anak dan wanita
dan dia merasakan panggilan pertamanya untuk melayani. Dia melihat
ayahnya semakin tua, lemah, dan buta, dan akhirnya meninggal karena
kelaparan, kemudian ibunya dan akhirnya kakak perempuannya. Yang
tertinggal hanya dia dan saudara laki-lakinya. Bersama-sama, mereka
mengembara sejauh lebih dari 4 ribu mil ke seluruh tempat ziarah di
India. Mereka sangat menderita, baik karena lapar atau pun dinginnya
malam, tetapi dalam pengembaraan itu iman Pandita terhadap berhala
yang disembah ayahnya diruntuhkan. Ayahnya telah melalui berbagai
jalan berdebu di India untuk mencari kedamaian rohani. Demikian pula
dengan dirinya, sekarang dia mencari jalan hidup yang akan memuaskan
jiwanya.
Tahun 1878, dia dan saudara laki-lakinya tiba di Calcutta, di mana
mereka mengajar dan berhasil mengambil hati kaum Brahmana Bengali.
Pengajarannya begitu mengesankan mereka sehingga setelah diuji oleh
sekelompok orang terpelajar (para pandita), dia diberi gelar
Pandita, yang berarti "terpelajar". Nama ini menjadikannya sebagai
seseorang yang menunjukkan kemampuan wanita India dalam mengajar dan
memimpin.
Dalam pertemuan para pemuda di Calcutta, dia diperkenalkan kepada
Kristus. Dia belajar bahwa Kristus tidak mengenal kasta, bahwa Dia
tidak membedakan pria dan wanita, bahwa Dia mengasihi semua orang --
baik orang Yahudi maupun bukan. Pada saat itu, wanita di India
posisinya sama seperti babi, tetapi di dalam Kristus semua sama.
Pandita memutuskan untuk menyerahkan hidupnya guna meningkatkan
standar wanita. Dia telah melihat bagaimana wanita dikeluarkan dari
rumah mereka dan sering kali dikorbankan dalam upacara pembakaran
bersama dengan mayat suami mereka. Dia melihat bahwa kekristenan
memberikan jawaban atas keadaan mereka yang menyedihkan dan dia
dipanggil untuk menolong mereka. Saudara laki-lakinya bekerja dengan
setia bersamanya pada awal perjuangannya, tetapi dia terlalu lemah
selama bertahun-tahun karena kemiskinan hingga akhirnya dia
meninggal di Calcutta pada usia 21 tahun. "Tuhan akan memelihara
aku," kata Pandita kepadanya, untuk menenangkan saudara laki-lakinya
itu menjelang saat terakhirnya. "Baiklah, semuanya akan baik-baik
saja," katanya dengan tenang dan kemudian meninggal.
Setelah kematian saudara laki-lakinya, 6 bulan kemudian dia menikahi
temannya, Bepin Bihari Medhavi, seorang lulusan Universitas Calcutta
dan pengacara. Hanya setelah 19 bulan pernikahannya, dia meninggal
karena kolera. Penghiburannya yang paling berharga adalah anak
perempuannya, Manoramabai, "kesukacitaan hati". Dalam riwayat
hidupnya, dia menuliskan, "Tariklah aku untuk lebih dekat kepada
Tuhan." Pengalaman hidup kekristenannya semakin besar saat ada
kunjungan dari misionaris baptis yang mengajarnya tentang Alkitab.
"Aku sudah kehilangan seluruh imanku atas agama pertamaku, dan
hatiku lapar akan sesuatu yang lebih baik," tulisnya. Para
misionaris dari Church of England (Gereja Inggris) kemudian membantu
dia saat mempelajari Perjanjian Baru bersama mereka. Dia belajar
bahasa Inggris dan kemudian ingin melanjutkan belajar ke Inggris.
"Dengan menyerahkan diri ke dalam perlindungan Tuhan, aku pergi
seperti Abraham, tak tahu ke mana aku pergi," dan dia tiba di
Inggris tahun 1883. The Church of England Sisterhood di Wantage
menerima dia, dan dengan bantuan mereka, dia bekerja pada seorang
ibu yang tidak menikah, dia melihat perbedaan antara kekristenan dan
Hindu. Setelah pendidikan lanjutan di Inggris dan Amerika Serikat
serta penerbitan bukunya yang terkenal, "The High Caste Hindu
Woman", yang untuk kali pertamanya mengungkapkan sisi terbuka dan
mereka membantunya membentuk dan mendirikan Ramabai Association.
Pengurus yang dipercaya terdiri dari Episcopalian, Unitarian,
Congregationalis, Baptis, dan Methodis. Di antara para pengurus itu
terdapat orang Amerika terkenal seperti Phillips Brooks, Edward
Everett Hale, dan Lyman Abbott. Mereka berjanji untuk mendukung
usahanya ini dan mendanai sekolah di Poona untuk para janda yang
masih berusia anak-anak. Setelah 10 tahun, mereka akan memindahkan
kepemilikannya kepada Pandita.
Pada Mei 1888 di Bombay, dia berkata, "Aku berlutut, berjanji pada
diri sendiri untuk menjaga kasih Bapa, dan 6 bulan kemudian membuka
rumah bagi para janda di Bombay, yang diberi nama Abode of Wisdom."
Itu barulah langkah awal. Di tahun-tahun keberhasilan berikutnya,
pelayanannya melebar luas dan beribu-ribu janda, tua dan muda,
diselamatkan dari "jerat para pendeta". Dia menjelaskan bahwa "dosa,
kesengsaraan, dan kekejaman pria pada wanita (yang dia lihat) di
setiap sisi adalah di luar batas kewajaran." Dia menguatkan dirinya
sendiri dengan kata-kata Yosua, "Tetapi aku dan seisi rumahku akan
beribadah kepada Tuhan." (Yosua 24:15), dan hidup dengan janji itu
hingga akhir hidupnya.
Dia membeli tanah untuk Mukti Mission, menanaminya dengan pohon
buah-buahan, sayur-sayuran, dan gandum, dan menggali mata air. Dia
membaca biografi orang-orang Kristen yang telah dipakai Allah dan
sangat diberkati, dan ia belajar bahwa "Allah adalah sumber kita
yang tak pernah habis." Berulangkali dia dihadapkan pada tugas-tugas
yang hampir tak dapat diatasi berkaitan dengan tempat tinggal dan
kebutuhan makanan atas ribuan wanita dan gadis yang datang untuk dia
rawat. Tetapi Pandita selalu mengingatkan dirinya sendiri pada
Yeremia 32:27, "Sesungguhnya, Akulah Tuhan, Allah segala makhluk;
adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku?" Maka dia akan
kembali bersemangat dan berbesar hati.
Di tahun 1896, bencana kelaparan mulai terjadi, di mana 114 juta
orang di provinsi-provinsi utama di India tewas. Saat kesulitan
makanan meningkat, Pandita melakukan perjalanan ke daerah yang
paling parah keadaannya. Dia mengumpulkan para janda muda dan
anak-anak dan membawa mereka kembali ke Mukti, memberi mereka tempat
tinggal di gubuk-gubuk sementara. Sumurnya menyediakan air yang
berlimpah. Pohon-pohon buah, sayuran, dan gandumnya menyediakan
begitu banyak makanan. Periode kebangkitan besar mulai terjadi
selama masa-masa kelaparan, setelah secara formal dia mengabdikan
misinya pada pelayanan Tuhan dan menamainya Mukti, yang berarti
"Pembebasan dan Keselamatan".
Pelayanannya terus berkembang. Dia terlahir dari kalangan atas, juga
terpelajar, penginjil, dan reformator, jadi dia mengusahakan
kebutuhan-kebutuhannya dalam berbagai cara. Dulu, saat lebih dari 17
ribu anak-anak terlantar yang kelaparan membutuhkan pakaian baru,
persediaan pakaian yang melimpah datang sebagai respon atas doanya.
Dia menumpuknya di tengah-tengah gereja, dan ketika anak-anak
mengerumuni kiriman yang besar itu, dia mengucapkan Mazmur 34:10,
"Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari
TUHAN, tidak kekurangan sesuatu pun yang baik."
Saat teman-teman Brahmana berusaha menghancurkan gedung dan
pelayanannya, Tuhan memberi Pandita janji, "Setiap senjata yang
ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil," (Yesaya 54:17). Apakah
itu kelaparan, api, badai, atau kekerasan, Tuhan menjawab doanya dan
pelayanan itu tidak pernah berakhir.
Pada 15 tahun terakhirnya, dia memulai tugas besar menerjemahkan
Alkitab ke dalam bahasa Marathi. Pertama, dia harus menguasai bahasa
Yunani dan Ibrani; kemudian dia harus menyesuaikan tugas ini
ditengah-tegah tugas-tugasnya yang lain. Dia juga menjadi tuli. Pada
saat yang sama, dia melihat Mukti berkembang semakin besar. Dua
tahun sebelum kematiannya, anak perempuannya meninggal. Kesedihan
atas kehilangan yang begitu besar tidak menyebabkan dia membuatnya
meninggalkan pelayanannya atau pun mengaburkan visinya. Pada saat
dia berusia 60-an tahun, dengan memakai jubah putih, dia menjadi
figur ketenangan dan kekuatan. Dia telah hampir menyelesaikan
"proofreading" dari Alkitab Marathi saat dia sakit dan tahu bahwa
hidupnya akan segera berakhir. Dia berdoa kepada Tuhan selama lebih
dari 10 hari untuk menyelesaikan "proofreading". Sepuluh hari
kemudian, pada 5 April 1922, saat proof yang terakhir selesai
dibaca, dia tertidur untuk kemudian dibangunkan di hadapan Pribadi
yang dia kasihi dan layani dengan sangat baik. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Judul buku: 100 Christian Women Who Changed the Twentienth Century
Judul asli artikel: Pandita Ramabai (1858 - 1922)
Penulis: Helen Kooiman Hosier
Penerbit: Fleming H. Revell, Grand Rapids 2000
Halaman: 257 -- 261
+ Tahukah Anda? ______________________________________________________
Pembaca sekalian, apakah Anda mengetahui mengapa Alkitab adalah
hasil inspirasi? Semoga artikel berikut menjawab rasa ingin tahu
Anda. Selamat menyimak!
ALKITAB ITU ADALAH HASIL INSPIRASI
Hasil Inspirasi: Roh Kudus ada dalam Alkitab, membuat Alkitab ada,
dan membuat Alkitab berkarya. Roh Kudus menginspirasikan
penulisannya; Roh Kudus menginspirasi penafsirannya selama
bertahun-tahun; Roh Kudus menginspirasi kita saat ini ketika kita
membaca Alkitab dengan mata iman, atau mendengar Alkitab diserukan,
atau melihat Alkitab dipraktikkan dan dipatuhi dengan
sungguh-sungguh.
Roh Kudus terlibat penuh dalam keseluruhan prosesnya sejak zaman
dahulu bagi Anda. Satu istilah yang berarti inspirasi dalam Alkitab
adalah "theopneustia" (bahasa Yunani), "Allah menghembuskan". Karena
Alkitab secara khusus diinspirasikan, ada banyak literatur, seni,
kehidupan sosial, pengalaman pribadi, dan pola hubungan yang
diinspirasikan oleh Alkitab.
Kata lain yang artinya mirip dengan menginspirasi adalah:
* menghidupkan (membuat hidup, memberi semangat, hasrat, atau minat;
membuat seseorang/sesuatu untuk bertindak),
* memeriahkan (menghidupkan, menghembuskan napas kehidupan pada),
* memperlihatkan (membuat atau mendorong sebuah respons yang tidak
dilakukan secara otomatis, dengan insting, atau karena kebiasaan)
* menyegarkan (memberi energi atau kekuatan pada), dan
* mengaduk (menggerakkan dengan gerakan memutar, biasanya dalam
mencampur bahah-bahan makanan/minuman) atau mengobarkan
(menggerakkan sesuatu/seseorang yang diam dan acuh).
Ada juga istilah alkitabiah yang berarti inspirasi, yakni nubuatan.
(t/Dian)
Diterjemahkan dari:
Nama situs: Spirithome.com
Judul asli artikel: The Bible is Inspired
Penulis: Robert Longman Jr.
Alamat URL: http://www.spirithome.com/bible_inspired.html
+ Sisipan ____________________________________________________________
BLOG SABDA
MELAYANI DENGAN BERBAGI
Kejutan baru!! Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) meluncurkan satu lagi
situs baru, yang diberi nama "Blog SABDA". Situs ini sangat unik
karena situs ini merupakan blog yayasan yang dibangun dengan tujuan
agar para Pembaca, Pengunjung, Pendukung, Sahabat YLSA, dan Pembaca
Bio-Kristi sekalian mengenal yayasan ini dengan lebih transparan
lagi.
Jika selama ini Anda hanya bisa mengenal YLSA melalui produk-produk
pelayanannya (CD SABDA, situs-situs dan publikasi-publikasi YLSA,
kelas teologia online, dan CD-CD Alkitab Audio), maka kini Anda juga
dapat mengikuti kegiatan dan pergumulan para staf yang bekerja di
balik layar, dan bahkan bisa terlibat memberikan
masukan/nasihat/dorongan secara langsung tanpa harus menjadi staf
penuh waktu YLSA.
Untuk memudahkan, isi Blog SABDA dibagi dalam beberapa kategori,
yaitu: Alkitab, Publikasi, Pelayanan, Teknologi, dan Umum. Secara
berkala, staf YLSA akan membagikan informasi dan pergumulan seputar
pelayanan YLSA. Besar harapan kami para pengunjung situs ini bisa
ikut berperan serta dengan memberikan komentar dan masukan yang
membangun. Untuk memberi komentar, Anda tidak perlu login terlebih
dahulu, langsung isi saja form komentar di bawah blog yang ingin
Anda komentari. Nah, bagi Anda yang ingin bergabung dalam pelayanan
YLSA tanpa harus menjadi staf penuh waktu, silakan bergabung di
Blog SABDA untuk ikut bersama-sama berbagi mengembangkan pelayanan
YLSA. Selamat berkunjung.
==> http://blog.sabda.org/
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf Redaksi: Yohana Prita Amelia
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2009
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
Blog SABDA: http://blog.sabda.org/
____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |