|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/30 |
|
Bio-Kristi edisi 30 (17-11-2008)
|
|
Buletin Elektronik
Buletin Elektronik
BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
______________________Edisi 030, November 2008________________________
Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: Ambrosius: Bapa Gereja dari Milano
- Karya: Samuel Morse (1791 -- 1872): Penemu Telegraf dan Seorang
Kristen yang Aktif
- Tahukah Anda?
- Sisipan: PESTA Online -- Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam
+ Pengantar __________________________________________________________
Salam sejahtera,
Tahun 2008 akan segera berakhir. Mari kita akhiri tahun 2008 ini
dengan penuh ucapan syukur kepada Tuhan atas segala penyertaan-Nya,
dan mengambil waktu untuk melakukan beberapa evaluasi dan refleksi
di sepanjang perjalanan tersebut. Tahun 2008 ini, mungkin kita
mengalami beberapa keberhasilan dan kegagalan dalam beberapa hal.
Meskipun demikian, bolehlah hal tersebut menjadi sebuah pemicu untuk
kita dapat lebih membenahi cara kita melakukan sesuatu dan
meningkatkan kontrol kualitas terhadap segala hal yang kita
rencanakan atau lakukan.
Layaknya kisah dari dua tokoh yang kami sajikan di edisi ke-30
publikasi Bio-Kristi ini, mereka juga pernah mengalami pasang surut
dalam perjalanan hidup dan kariernya. Tokoh pertama adalah
Ambrosius, Bapa Gereja dari Milano. Saat memerjuangkan kebenaran
firman Allah, beberapa kali dia harus mendapat tekanan dari
kekaisaran Roma. Mirip dengan perjuangan Ambrosius, penemuan Samuel
Morse yang menginspirasi banyak orang juga tidak lepas dari kendala
dan kegagalan. Ingin tahu bagaimana sulitnya dia memerjuangkan dan
melakukan berbagai eksperimen terhadap penemuan telegrafnya? Kami
ajak Anda menyimak kisahnya di kolom Karya. Jangan lewatkan juga
informasi seputar pendidikan teologi untuk kaum awam yang kami
sajikan di kolom Sisipan. Semoga dari kedua tokoh tersebut, kita
bisa belajar banyak perihal semangat dan sebuah perjuangan hidup.
Tuhan Yesus memberkati!
Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
Kristina Dwi Lestari
+ Riwayat ____________________________________________________________
340 -- 397 Bapa Gereja, Diplomat
AMBROSIUS: BAPA GEREJA DARI MILANO
Ambrosius adalah salah seorang Bapa Gereja Barat (Latin) yang
terkenal. Ia adalah seorang cendekiawan, diplomat, dan orator yang
bersemangat, yang memiliki kepribadian yang tenang.
Ambrosius dilahirkan di Treves, daerah Rhein, pada tahun 340.
Ayahnya bernama Aurelius Ambrosius, seorang prefek di Gaul, Perancis
Selatan (red: prefek adalah bentuk otoritas rendah untuk suatu
kawasan dalam Gereja Katolik Roma yang dibentuk dalam wilayah misi
dan di negara yang belum memiliki keuskupan). Sesudah ayahnya
meninggal, ibunya kembali ke Roma bersama dua orang saudaranya,
yaitu Marselina dan Satyrus. Ambrosius belajar ilmu hukum di Roma
dan kemudian membuka praktik sebagai pengacara bersama-sama
abangnya, Satyrus, di Sirmium. Ia dibesarkan dalam keluarga Kristen,
namun ia merasa cukup menjadi anggota katekumen dahulu. Baptisannya
ditunda sesuai dengan kebiasaan pada masa itu.
Pada tahun 370, dia diangkat menjadi Gubernur Provinsi Italia Utara
yang wilayahnya meliputi daerah-daerah Liguria, Emilia, dan ibu
kotanya, Milano. Di sana terdapat seorang uskup yang bernama
Auxentius. Tahun 373, Uskup Auxentius meninggal. Umat harus memilih
seorang uskup baru. Di kalangan umat tidak tercapai suatu
kesepakatan tentang siapakah yang mereka pilih untuk menjadi uskup
mereka. Pada suatu hari, di gereja terjadi kegaduhan besar dalam hal
pemilihan uskup. Untuk meredakan kegaduhan tersebut, Ambrosius
dengan tergopoh-gopoh memasuki gereja. Tiba-tiba seorang anak kecil
berteriak dengan suara yang keras sekali, "Ambrosius, uskup,
Ambrosius, uskup," sehingga semua umat terkejut. Umat percaya bahwa
Roh Kuduslah yang berbicara lewat anak kecil tersebut sehingga
mereka memilih Ambrosius sebagai Uskup Milano secara aklamasi.
Namun, Ambrosius tidak dipersiapkan untuk memangku jabatan gereja
yang kudus dan mulia tersebut, terlebih lagi ia belum dibaptis.
Persetujuan kaisar diperlukan agar ia dapat menjadi uskup. Kaisar
Valentinianus tidak berkeberatan, sehingga Ambrosius dapat
ditahbiskan menjadi Uskup Milano pada 7 Desember 374. Beberapa hari
sebelum penahbisannya, Ambrosius dibaptiskan. Ia melepaskan
kemuliaan duniawinya.
Pada abad ke-4, Milano menjadi tempat kediaman kaisar-kaisar Romawi
Barat. Oleh karena itu, Ambrosius bukan hanya menjabat sebagai Uskup
metropolitan Milano, tetapi juga sebagai penasihat keluarga kaisar.
Pengaruhnya dalam masalah-masalah kegerejaan dan kekaisaran melebihi
pengaruh Uskup Roma. Karya keuskupannya berhubungan erat dengan tiga
orang Kaisar Romawi. Ia berjuang dengan gigih untuk memertahankan
hak-hak dan kewibawaan gereja di hadapan kaisar. Tuntutannya adalah
agar kaisar menjadi pembela kepentingan gereja. Kaisar disebutnya
sebagai prajurit Kristus. Tahun 375, Kaisar Valentinianus meninggal
dan diganti oleh anaknya, Gratianus. Ambrosius memersembahkan dua
karya teologis, yaitu "De Fide" (Mengenai Iman) dan "De Spiritu
Sancto" (Mengenai Roh Kudus), kepada Kaisar Valentinianus.
Kaisar Gratianus menolak gelar Pontifex Maximus pada tahun 383 dan
memerintahkan agar Altar Victoria dikeluarkan dari gedung senat Roma
karena pengaruh Ambrosius. Pemimpin-pemimpin agama Roma Kuno tidak
senang dengan tindakan sang kaisar. Di bawah pimpinan Quintus
Aurelius Symmachus, seorang pejabat tinggi dalam istana kaisar
menyampaikan sebuah petisi kepada kaisar agar Altar Victoria
dikembalikan ke dalam gedung senat. Kaisar ragu-ragu dan nampaknya
akan mengabulkan permohonan tersebut. Ambrosius segera menulis surat
kepada kaisar agar kaisar menolak permohonan tersebut. Suratnya
antara lain berbunyi: "Semua orang yang hidup di bawah pemerintahan
Roma melayani engkau. Engkau adalah kaisar dan raja di atas dunia.
Namun dirimu sendiri harus melayani Allah yang Mahatinggi dan Imam
Yang Kudus .... Saya heran bagaimana beberapa orang bisa berpikir
bahwa engkau akan memerbolehkan membangun kembali altar ilah-ilah
kafir."
Gratianus dibunuh di Lyons pada tahun 383 oleh Magnus Maximus,
komandan tentara Romawi di Inggris. Untuk beberapa tahun, Maximus
berkuasa di Gaul, sedangkan Milano diperintah oleh Valentinianus II,
adik Gratianus. Valentianus baru berumur 12 tahun, sehingga roda
pemerintahan dikuasai oleh ibunya, Yustina. Yustina adalah seorang
yang bersimpatik kepada golongan Arianisme. Golongan Arianisme
meminta kepadanya agar diberikan sebuah gedung gereja di pinggir
kota. Sekali lagi, Ambrosius campur tangan. Ia menasihatkan kaisar
agar permintaan golongan Arianisme ditolak. Pada tahun-tahun ini,
Ambrosius juga berhubungan dengan Augustinus. Augustinus bertobat
dan dibaptiskan oleh Ambrosius di Milano pada tahun 387.
Maximus kemudian mengadakan penyerangan ke Italia. Yustina dan
Valentinianus melarikan diri dari Milano. Namun, Maximus dikalahkan
oleh Theodosius dan dibunuh pada tahun 388.
Ambrosius memunyai hubungan yang erat dengan Kaisar Theodosius.
Sekalipun demikian, ia tetap mengecam kebijakan-kebijakan politis
Theodosius yang berlawanan dengan kehendak Allah. Pada tahun 390,
terjadi huru-hara di kota Tesalonika. Rakyat membunuh panglima kota
itu. Theodosius mengirim tentara ke Tesalonika dan mengumpulkan
penduduk di gelanggang seolah-olah untuk menonton pertunjukkan.
Tiba-tiba tentara membunuh mereka dengan membabi buta. Tujuh ribu
orang yang tidak berdosa terbunuh. Peristiwa ini didengar oleh
Ambrosius. Ia menulis surat yang keras kepada Kaisar Theodosius.
Kaisar dituntut mengakui dosanya di hadapan umum. Jika tidak, maka
kaisar tidak diperkenankan mengikuti perjamuan Ekaristi. Jika kaisar
ke gereja, maka Ambrosius akan meninggalkan gereja. Dalam suratnya
itu, Ambrosius menulis antara lain sebagai berikut: "Bagaimana
mungkin engkau memasuki gereja? bagaimana mungkin engkau berdoa
sementara tanganmu berlumuran dengan darah pembunuhan? Bagaimana
mungkin tanganmu yang demikian dapat menerima tubuh Tuhan yang
Mahakudus itu? Bagaimana mungkin engkau dapat meminum darah-Nya yang
Mahakudus itu? Janganlah menambah kejahatan di atas kejahatan."
Kemudian Ambrosius meminta kepada Theodosius untuk mengikuti contoh
Daud mengakui dosa perzinahannya. Pada akhirnya, Kaisar Theodosius
tunduk kepada tuntutan Uskup Ambrosius. Kaisar mengakui dosanya di
hadapan umum. Sejak saat itu, hubungan Theodosius dengan Ambrosius
menjadi baik sekali. Theodosius menyatakan bahwa baru sekarang ia
menemukan seorang manusia yang menyatakan kepadanya kebenaran, dan
hanya Ambrosius yang layak menjadi uskup. Kaisar Theodosius
meninggal pada tahun 395 dalam tangan uskupnya, Ambrosius.
Dua tahun setelah meninggalnya Kaisar Theodosius, Ambrosius jatuh
sakit. Setelah ia menerima sakramen yang terakhir, maka pada 4 April
397, Ambrosius menghembuskan napasnya yang terakhir. Jenazahnya
dikuburkan dalam gereja yang sekarang dikenal dengan nama Gereja St.
Ambrogio di Milano.
Dalam bidang liturgi, Ambrosius dikenal dengan liturgi ciptaannya
untuk jemaat Milano. Liturgi itu bernama "Liturgia Ambrosius".
Ambrosius juga dikenal sebagai pencipta lagu-lagu. Lagu-lagunya
dikenal dengan sebutan "lagu Ambrosian".
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja
Penulis: Dr. F.D. Wellem, M.Th.
Penerbit: BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999
Halaman: 4 -- 6
______________________________________________________________________
"Tidak ada satu sentimeter pun dari kehidupan di mana Kristus tidak
berkata, "Itu adalah milik-Ku."
Abraham Kuyper -- Pendeta
+ Karya ______________________________________________________________
1791 -- 1872 Ilmuwan
SAMUEL MORSE (1791 -- 1872)
PENEMU TELEGRAF DAN SEORANG KRISTEN YANG AKTIF
MASA MUDA
Samuel Finley Breese Morse lahir di Charlestown, Massachussetts,
Amerika, tanggal 27 April 1791. Dia adalah anak sulung dari tiga
putra keluarga Dr. Jedidah Morse, seorang pendeta dan ahli geografi.
Samuel muda dibesarkan dalam keluarga yang memegang teguh ajaran
Alkitab tentang penciptaan. Ayahnya juga penulis buku ajar geografi
yang dipakai oleh hampir semua sekolah pada waktu itu. Buku ini,
setelah disunting ulang, tetap dipakai hingga Dr. Morse wafat. Buku
geografi karya Dr. Morse mencakup pembahasan ilmiah mengenai
terlindungnya hewan-hewan di dalam bahtera Nuh dan penyebarannya ke
seluruh bumi.
Keluarga Morse yang cukup berada mengirim ketiga putranya ke sekolah
Kristen berasrama, dan kemudian ke Yale College. Sebagai bagian dari
pelajarannya di Yale, Samuel melihat demonstrasi listrik, yang pada
waktu itu belum dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat. Dia juga
bereksperimen dengan kamera "obskura" -- bentuk sangat sederhana
dari kamera foto membuat bayangan melalui lensa, dan kemudian
bayangan itu dicetak pada dinding atau layar dalam yang digelapkan.
Tapi minatnya yang sesungguhnya adalah seni lukis, dan dia
mengembangkannya pada waktu senggangnya. Namun, ayah Samuel
menganggap bahwa menjadi seniman bukanlah pekerjaan yang cocok bagi
pria terhormat.
BAKAT SENI BERKEMBANG
Samuel mulai bekerja pada seorang pencetak dan penjual buku, tapi
dia tidak menyukai pekerjaan itu. Pada waktu senggang, dia melukis.
Ketika bakatnya mulai diakui, ayahnya akhirnya setuju dan mengirim
dia ke Inggris untuk belajar seni. Di sana, bakat Samuel berkembang
dan mendapat pengakuan masyarakat. Bukti-bukti keberhasilannya,
antara lain sebuah patung yang disebut "Herkules Wafat", yang
mendapat penghargaan bergengsi, sebuah lukisan yang juga berjudul
"Herkules Wafat", dan lukisan lain yang disebut "Pengadilan
Jupiter".
Ketika Morse kembali ke Amerika Serikat, dia berkeliling ke berbagai
kota mencari nafkah sebagai pelukis potret. Tokoh yang dia lukis,
antara lain James Monroe, presiden kelima Amerika Serikat, dan
Jenderal Perancis yang terkenal, Lafayette. Dia juga melukis adegan
yang menggambarkan praktik demokrasi. Sebuah lukisan besar, "Balai
Perwakilan", menggambarkan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat
sedang bersidang. Lukisan ini mendapat pujian luas.
Meskipun karya-karyanya makin dikenal, penghasilan Morse tetap tidak
menentu. Dalam masa sulit tapi bahagia inilah Morse mulai
menghasilkan temuan-temuan ilmiah. Bersama saudaranya, Sidney, dia
membuat pompa air yang lebih baik dan sebuah mesin pemotong batu
pualam.
Kelak Morse memadukan bakat seni dan ilmunya. Di Perancis, dia
melihat proses baru dalam fotografi, dan dia termasuk orang pertama
yang memotret di Amerika Serikat. Waktu itu, orang yang dipotret
harus duduk diam selama 10 menit. Karena cara ini tidak cocok untuk
mengambil foto orang, Morse bekerja sama dengan John Draper, seorang
ilmuwan dan guru besar, untuk meningkatkan proses kimia fotografi
sehingga hanya diperlukan waktu ekspos selama satu menit. Morse juga
mengajar seni dan ilmu fotografi kepada banyak orang.
MASALAH KOMUNIKASI
Apa sebabnya Morse menghentikan karier seninya yang sudah berhasil
dan memusatkan perhatian pada pengembangan telegrafi? Pada zaman
Morse, proses komunikasi sangat lambat. Dia mengalami sendiri
masalah-masalah yang disebabkan oleh kelambatan komunikasi itu.
Tahun 1811, ketika dia tiba di London sebagai siswa seni, hubungan
Inggris dan Amerika Serikat sedang sangat tegang. Kapal-kapal
Inggris menyerang kapal-kapal Amerika Serikat yang diyakini
mengangkut barang untuk musuh Inggris, yaitu Perancis. Akhirnya,
Inggris berupaya mengadakan rekonsiliasi. Sayangnya, ketika pesan
itu sedang dalam perjalanan yang lamanya satu bulan melintasi
Samudra Atlantik pada tahun 1812, Amerika Serikat sudah menyatakan
perang. Perang ini berakhir dua tahun kemudian. Sesudah perjanjian
perdamaian ditandatangani, tentara Amerika dan tentara Inggris masih
terlibat dalam pertempuran besar lain karena tidak tahu bahwa perang
sudah usai.
Kelambatan komunikasi juga memengaruhi Morse secara pribadi. Tahun
1825, istrinya yang masih muda meninggal mendadak di New Haven,
Connecticut, terpisah 500 kilometer dari Washington D.C., tempat
Morse berada. Dia tidak bisa menghadiri pemakaman istrinya karena
beritanya baru sampai kepadanya melalui pos satu minggu kemudian.
Morse menyadari bahwa masalah internasional dan personal yang dia
alami bisa dicegah jika listrik bisa dipakai untuk komunikasi.
MENCIPTAKAN SANDI TELEGRAFI DAN MORSE
Morse mendapat gagasan tentang telegrafi elektromagnetik rangkaian
tunggal ketika dia berada dalam pelayaran menuju Amerika Serikat
dari Eropa tahun 1832. Dengan bantuan Leonard Gale, dosen ilmu alam,
Morse mengembangkan gagasannya menjadi model yang operasional selama
lima tahun. Ini meliputi penggunaan sandi titik dan garis untuk
huruf-huruf abjad, yang dikenal sebagai Sandi Morse. Titik dan garis
disalurkan sebagai pulsa listrik pendek dan panjang, dengan sela di
antaranya.
Dia mendemonstrasikan telegrafi kepada para usahawan dengan harapan
mereka mau membiayai pembangunan jalur telegrafi. Karena tidak ada
penanam modal swasta yang tertarik, dia menghabiskan waktu satu
tahun lagi untuk membangun model yang lebih baik dan
mendemonstrasikannya kepada pemerintah Amerika Serikat. Lagi-lagi,
dia tidak berhasil mendapatkan bantuan keuangan. Morse pergi ke
Inggris dan Eropa selama satu tahun untuk mencari dukungan keuangan,
tapi gagal juga.
Sekembalinya di Amerika Serikat, dia mencoba menarik minat
masyarakat. Dia memasang kawat terisolasi melintasi pelabuhan New
York dan mengumumkan di surat-surat kabar bahwa dia akan melakukan
demonstrasi umum. Tapi malang, jangkar sebuah kapal tersangkut
memutuskan kawatnya. Alih-alih dukungan, Morse malah mendapat
cemoohan. Selama sebelas tahun penuh frustrasi, Morse tidak memunyai
uang dan sering kelaparan. Namun, dia tidak pernah mengalihkan
pandangannya dari Tuhan. Pada masa sulit ini, dia menulis, "Saya
sangat yakin bahwa, meskipun terasa aneh, semua ini diatur oleh
tangan Bapak Surgawi."
KEBERHASILAN TELEGRAFI PERTAMA
Tahun 1843, Morse berupaya lagi menarik minat pemerintah Amerika
Serikat untuk membiayai penerapan telegrafinya. Kali ini dia
berhasil. Meskipun banyak kesulitan teknis, dia berhasil membangun
jalur telegrafi pertama dari Washington ke Baltimore dengan anggaran
yang tersedia dan dalam waktu yang ditentukan. Tanggal 24 Mei 1844,
semuanya sudah siap. Kata-kata untuk pesan pertama dipilih oleh
seorang wanita Kristen muda, putri sahabatnya. Dia memilih kata-kata
"keajaiban yang diperbuat Allah" dari Kitab Bilangan 23:23 karena
wanita ini menyadari bahwa Tuhanlah yang telah mengilhami dan
mendukung Morse selama ini.
MORSE MENGHADAPI PENGADILAN
Keberhasilan telegrafi mendatangkan ketenaran bagi Morse dan
akhirnya juga perbaikan keuangan. Namun, sukses ini juga mengundang
banyak orang culas untuk mengaku bahwa merekalah penemu telegrafi.
Ada juga yang hanya ingin membangun telegrafi tanpa harus membayar
Morse untuk memeroleh hak itu. Akhirnya, tuntutan pengadilan ini
sampai di Mahkamah Agung Amerika Serikat. Mahkamah memutuskan bahwa
"hanya Morse, tahun 1837, yang telah mencapai hasil paling sempurna,
yang bisa digunakan untuk keperluan praktis dan keperluan
masyarakat. Telegrafi tidak pernah diciptakan, disempurnakan, atau
dipakai untuk kegunaan praktis sebelum dilakukan oleh Morse".
Mengenai bantuan yang diperoleh Morse dari orang lain, hakim
berkata, "Kenyataan bahwa Morse mencari dan memeroleh informasi yang
diperlukan dari sumber-sumber yang terbaik, dan bekerja atas dasar
informasi ini, tidak mengurangi haknya sebagai penemu, juga tidak
mengurangi jasanya."
KESUNGGUHANNYA SEBAGAI ORANG KRISTEN
Samuel Morse adalah Kristen yang sepenuhnya berserah kepada Tuhan.
Beberapa tahun sebelum meninggal, dia menulis: "Semakin saya
mendekati akhir perjalanan ziarah ini, makin jelas bahwa Alkitab
berasal dari Allah; kebesaran dan keagungan pertolongan Tuhan bagi
manusia yang berdosa semakin saya sadari, dan masa depan diterangi
dengan harapan dan sukacita."
Kepercayaan Morse kepada Juru Selamat dan Tuhannya, Yesus Kristus,
tampak nyata dalam semua aspek kehidupan dan pekerjaannya. Selama
tahun-tahun penuh kemiskinan, kesedihan, frustrasi, dan cemooh,
Morse selalu mengandalkan berkat Allah yang tak berkesudahan, dan
mengatakan: "Hanya Dia yang bisa menopang saya ... melalui semua
percobaan saya."
Meskipun sering kekurangan, Morse selalu menyumbang banyak untuk
pekerjaan Tuhan. Dia mendukung para misionaris dan badan-badan yang
mendidik pendeta. Dia juga menyediakan waktunya untuk Allah. Di
gerejanya, dia mendirikan salah satu sekolah minggu yang pertama di
Amerika Serikat. Meskipun pekerjaan sering memisahkannya dari istri
dan anak-anaknya, dia memakai waktu tersebut untuk memberi semangat
kepada sesama Kristen dan mempromosikan gagasan sekolah minggu.
Samuel Morse membuat revolusi dalam komunikasi dengan menerapkan
ilmu. Tapi selain itu, "dia dapat disejajarkan dengan
seniman-seniman potret terbesar di dunia". Dia tetap seorang Kristen
yang rendah hati, yang menggambarkan karyanya dengan mengaku,
"Semuanya adalah karya DIA .... `Bukan bagi kami, tapi bagi
nama-Mu-lah, ya, Tuhan, semua pujian.`"
Morse tidak melihat konflik antara pengetahuan ilmiahnya dengan
agama Kristen. Bahkan, dia yakin bahwa "pendidikan tanpa agama
adalah berbahaya karena aturan-aturan kekristenan yang sederhana dan
masuk akal akan digantikan oleh teori-teori yang sembarangan".
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi
Judul asli buku: 21 Great Scientists Who Believed The Bible
Penulis: Ann Lamont
Penerjemah: Lilian D. Tedjasudhana
Penerbit: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta 1999
Halaman: 122 -- 131
+ Tahukah Anda? ______________________________________________________
Morse menciptakan mesin pemotong marmer yang dapat mengukir patung
tiga dimensi pada marmer atau batu. Namun, Morse tidak dapat
mematenkannya karena adanya rancangan Thomas Blanchard pada tahun
1820.
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Samuel_F._B._Morse#Trivia
+ Sisipan ____________________________________________________________
PESTA ONLINE -- PENDIDIKAN ELEKTRONIK STUDI TEOLOGIA AWAM
Situs PESTA Online ini adalah salah satu pendukung kursus PESTA
(Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam) yang diselenggarakan
oleh Yayasan Lembaga SABDA. Kursus ini merupakan kursus jarak jauh
online yang aktivitas diskusinya dilakukan dalam sebuah kelas
virtual via e-mail. Beberapa kursus yang ditawarkan, di antaranya
adalah Dasar-dasar Iman Kristen (DIK), Kehidupan Rasul Paulus (KRP),
Guru Sekolah Minggu (GSM), Dasar Pengajaran Alkitab (DPA), Pengantar
Perjanjian Lama (PPL), dan Pengantar Perjanjian Baru (PPB).
Disediakan modul pendukung yang akan memudahkan proses belajar yang
dapat diunduh di situs tersebut. Beberapa modul tersebut adalah
Teologia Sistematis, Teologia Biblika, Teologia Praktika, dan
Teologia Historika. Jika Anda rindu untuk mendapatkan berkat dari
kursus PESTA ini, mari kami undang Anda untuk bergabung dengan
mengunjungi alamat berikut. Tuhan Yesus memberkati.
==> http://www.pesta.org/
______________________________________________________________________
Pemimpin Redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf redaksi: Yohana Prita Amelia
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |