|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/26 |
|
Bio-Kristi edisi 26 (11-8-2008)
|
|
Buletin Elektronik
BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_______________________Edisi 026, Agustus 2008________________________
Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: Woodrow Wilson: Berjuang untuk Meraih Perdamaian yang Adil
- Karya: Franz Schubert (1797 -- 1828)
- Tahukah Anda?
+ Pengantar __________________________________________________________
Salam sejahtera,
Dirgahayu bangsaku, dirgahayu negeriku! Tahun ini Republik Indonesia
genap berusia 63 tahun. Sebagai warga negara, apakah kita telah
memberikan kontribusi yang berarti bagi kesejahteraan dan kemajuan
bangsa ini? Tidak harus dimulai dari hal-hal besar yang secara kasat
mata dapat dilihat orang dan mendatangkan kebanggaan bagi diri kita.
Mulailah dengan menjadi pendoa bagi negara kita tercinta. Dengan
doa, kita dapat membawa perubahan besar bagi negara ini. Firman
Tuhan dalam Yeremia 29:7 berkata, "Usahakanlah kesejahteraan kota ke
mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN,
sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu." Marilah kita bersatu
hati untuk berdoa dan memberikan diri bagi bangsa dan negara
Indonesia tercinta.
Menyambut kemerdekaan RI, kami sajikan riwayat seorang negarawan
Amerika yang memiliki karakter Kristen yang kuat, Woodrow Wilson,
dalam edisi Bio-Kristi kali ini. Walaupun berkecimpung dalam dunia
politik, dia tidak lelah menanamkan dasar-dasar firman Tuhan dalam
aktivitas kenegaraannya. Selain itu, kami juga menampilkan
karya-karya musisi Kristen, Franz Schubert. Melalui talenta
bermusiknya, dia mengharumkan nama bangsanya.
Meskipun kita dan kedua tokoh tersebut memiliki kebangsaan dan latar
belakang yang berbeda, namun kita patut meneladani semangat dan
perjuangan mereka demi memberikan kontribusi bagi negara tercinta.
Harapan kami, prestasi dan semangat yang mereka torehkan di
negaranya dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk berdedikasi dan
bertanggung jawab terhadap negara Indonesia. Kiranya sajian kali ini
dapat mendorong kita untuk membangun bangsa Indonesia lewat bidang
pekerjaan dan pelayanan yang telah Tuhan percayakan kepada kita.
Selamat membaca! Tuhan Yesus memberkati.
DIRGAHAYU INDONESIA!
Pimpinan Redaksi Bio-Kristi,
Kristina Dwi Lestari
+ Riwayat ____________________________________________________________
1743 -- 1826 Negarawan, Politikus
WOODROW WILSON: BERJUANG UNTUK MERAIH PERDAMAIAN YANG ADIL
Diringkas oleh: Kristina Dwi Lestari
MASA KECIL DI DAERAH SELATAN
Thomas Woodrow Wilson dilahirkan di Staunton, Virginia, lima tahun
sebelum perang saudara meletus. Sepanjang hidupnya, ia tetap
memegang nilai-nilai tradisi kehidupan daerah selatan, selain
warisan pengajaran keluarganya. Ayah Wilson adalah seorang pendeta
dari Presbiterian Selatan. Joseph Ruggles Wilson meraih prestasi
menonjol dalam bidang pelayanan, sebagai moderator Gereja
Presbiterian Selatan pada tahun 1879, sebagai pendeta yang banyak
dihargai, dan sebagai seorang profesor yang mengajar di banyak
negara bagian. Tetapi di atas semuanya, ia mengabdi sepenuhnya
kepada keluarganya dan terutama demi kepentingan anak laki-lakinya.
Sejak awal, orang tua Wilson sudah melihat bakatnya berbicara.
Mereka pun mendorong Wilson untuk memerdalam pengetahuannya dalam
menulis, berdebat, berpidato, dan membekalinya dengan iman Kristen.
Ia dilatih dalam kebiasaan mengadakan saat teduh yang terus
dipertahankan sepanjang hidupnya. Ia mengkhususkan hari Minggu hanya
untuk Allah, suatu kewajiban yang dianggapnya sebagai suatu hak
istimewa. Sejak masa kecilnya, Woodrow Wilson menyerap pendekatan
religius dari orang tuanya, pendekatan yang dipegangnya terus
sepanjang hidup.
KESEIMBANGAN YANG UNIK
Pendekatan itu dipusatkan pada konsep perjanjian. Allah telah
membuat aturan-aturan tertentu bagi kita untuk dijalankan dan Ia
telah memberikan janji-janji yang pasti. Janji-janji kepada
individu-individu diberikan Allah, termasuk tawaran keselamatan
kepada mereka yang percaya kepada-Nya dan bagi semua orang, suatu
jaminan damai sejahtera dan keselarasan sosial bagi mereka yang
menegakkan keadilan.
Janji tersebut menggambarkan suatu keseimbangan yang unik bagi
Wilson -- dibutuhkan suatu upaya yang paling keras dari setiap
individu, tetapi juga tergantung pada ikatan yang kuat antara gereja
dan masyarakat. Sebagai seorang guru sejarah, kerangka perjanjian
ini membuat Wilson sangat memihak kepada kaum Reformer, terutama
John Calvin (sebagaimana yang biasa dikatakan kepada para
mahasiswanya, bahwa Calvin merupakan "negarawan pemerbaru" Kristen
terbesar). Sebagai pemimpin dunia, justru pengajaran inilah yang
membuat Wilson berpikir bahwa usaha dari individu-individu yang adil
dan benar dapat mengubah masyarakat bangsa-bangsa.
Wilson bekerja sebagai seorang akademik, penulis, pembicara,
politikus, dan negarawan. Ambisi di dalam dirinya cukup besar. Hal
ini terlihat dari pertanyaannya: "Mengapa dunia masa kini tidak
menulis mengenai otobiografi politiknya?" Meskipun demikian, sisi
religiusnya nampak. Dia percaya bahwa Allah menguasai dunia dan
pribadi-pribadi yang menjadi pelayan dari kehendak Allah di dalam
dunia. Keyakinan ini tidak hanya sekadar kepribadiannya yang sudah
diakui, akan tetapi juga mendorong pencapaian kehidupan ini.
Wilson menemukan jati dirinya setelah menuntut ilmu di Presbyterian
Davidson College dan selanjutnya pindah ke Princeton, perguruan
tinggi yang masih didominasi masalah-masalah dan kepentingan kaum
Presbitarian. Semasa kuliahnya, konsentrasinya banyak di perbebatan,
belajar, dan persahabatan. Saat di Atlanta, Wilson tidak menikmati
pekerjaannya sebagai ahli hukum. Di sana, dia bertemu dengan
istrinya, Ellen Louise Axson yang mendampinginya sampai dia menjadi
presiden hingga ajalnya.
Ambisinya dalam hal akademik sangat terpuaskan ketika menempuh
studi di John Hopkins-Baltimore dan beberapa pusat studi kesarjanaan
di seluruh Amerika Serikat. Sebagai puncaknya di John Hopkins, dia
meniti karier dengan cepat dan akhirnya menjadi dosen di Princeton
tahun 1890.
Wilson juga memunyai keahlian dalam menulis sejarah, seperti sejarah
Amerika Serikat dan biografi George Washington yang pernah dikritik
oleh rekan akademiknya karena dianggap terlalu dangkal. Di pihak
lain, esai dan buku politiknya banyak diterima oleh kalangan
akademik dan publik umum. Karya-karyanya banyak mengetengahkan
gagasan tentang persamaan, kemajuan, dan pemikiran yang adil kepada
politik kontemporer.
REKTOR PRINCETON
Ketika Wilson terpilih sebagai Rektor Princeton pada tahun 1902, ia
menghadapi tugas-tugas publik dalam jabatannya dengan antusias. Ia
masih mengajar dan mengerjakan tugas-tugasnya sebagai seorang dosen.
Menjadi pengajar energi yang membuatnya begitu berhasil sebagai
seorang dosen dan pembicara umum ternyata memberikan dampak negatif
kepada orang-orang yang tidak mendukung usulan-usulannya. Dia
dianggap sebagai pribadi yang angkuh.
Terutama setelah ia terserang stroke pada tahun 1906 (ia mungkin
terserang stroke ringan sebelumnya), kepribadiannya semakin keras.
Ia adalah seseorang yang selalu berorientasi pada sasaran.
Akibatnya, terjadi beberapa benturan dengan rekan sejawat yang
memiliki ego dan visi yang tak kalah hebatnya.
Ketika yayasan serta beberapa kelompok tidak menyetujui rencana
Wilson untuk mendemokrasikan kehidupan mahasiswa dan memertahankan
pendidikan yang liberal dan bukan yang profesional, pertikaian pun
tak terhindarkan. Karena kepahitan hati ini, Wilson sudah siap
ketika para pemimpin dari Partai Demokrat dari New Jersey memintanya
untuk menjadi gubernur pada tahun 1910.
Wilson terpilih menjadi Gubernur New Jersey. Reputasi yang sudah
diperolehnya di New Jersey mendorongnya untuk ikut nominasi
kepresidenan pada tahun 1912. Ketika dukungan Partai Republik mendua
antara William Howard Taft dan Theodore Roosevelt, Woodrow Wilson
memasuki Gedung Putih. Sebagai seorang presiden yang "progresif`
dengan mayoritas dukungan kongres, ia berhasil mengamankan pembaruan
undang-undang, termasuk hak untuk memeriksa perusahaan-perusahaan
besar; munculnya Sistem Cadangan Federal yang akan melindungi
perbankan; pengurangan tarif untuk mendorong perdagangan; memberi
mandat pada karyawan kereta api untuk bekerja delapan jam sehari;
dan membuat standar kerja bagi anak untuk pertama kalinya.
Berdasarkan catatan ini dan andilnya dalam membawa Amerika Serikat
ke luar dari Perang Eropa pada tahun 1914, Wilson terpilih menjadi
presiden untuk kesekian kalinya. Ia terus berusaha untuk membuat
Amerika tak terlibat peperangan.
EMPAT BELAS BUTIR
Pada awal tahun 1918, sementara perang masih berkecamuk di Eropa,
Woodrow Wilson membuat proposal "Enam Belas Butir"-nya yang terkenal
untuk mencoba menegakkan perdamaian. Butir-butir ini menyerukan
kepada bangsa-bangsa untuk menyangkal perjanjian-perjanjian rahasia
dan memungkinkan orang-orang yang tertindas untuk menentukan nasib
mereka sendiri secara demokratis. Enam Belas Butir yang dibuat
Wilson ini juga menyerukan bahwa yang terpenting adalah mendirikan
Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Setelah perang berakhir pada bulan November 1918, Wilson sendiri
pergi ke Paris sebagai pemimpin delegasi perdamaian Amerika. Di
Inggris dan benua Eropa, ia mendapat sambutan yang luar biasa
hangat. Wilson dipandang sebagai pemimpin yang berprinsip yang
menempatkan kepentingan orang banyak di atas kelompok-kelompok yang
mementingkan diri sendiri. Perjanjian perdamaian berlangsung brutal.
Setelah lelah berdebat, Wilson menarik kembali sebagian besar dari
keempat belas butirnya. Tetapi ia yakin pada konferensi perdamaian
untuk menerima Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan harapan bahwa
berdirinya badan ini akan mencegah timbulnya sebuah perang besar
lagi.
MENGALAMI KEKECEWAAN
Akan tetapi ketika ia kembali ke Amerika, golongan Republik telah
menguasai kembali Senat pada tahun 1918 dan mereka tidak sepakat
dengan Wilson bahwa PBB menjadi perhatian utama Amerika Serikat. Di
bawah pimpinan Senator Henry Cabot Lodge dari Massachusett, para
senator menuntut perubahan atau perbaikan terhadap perjanjian itu
sebelum menyetujuinya. Bagi Wilson, perlawanan seperti itu bahkan
lebih mengandung celaan daripada perlawanan yang dialaminya terhadap
gagasan-gagasan akademisnya ketika ia masih di Princeton. Akibatnya,
ia memutuskan untuk melakukan tur ke daerah-daerah dan meyakinkan
Senat, melalui dukungan publik yang besar, untuk meneguhkan
perjanjian tersebut tanpa perlu adanya perbaikan. Namun Wilson sudah
menjadi lemah karena tekanan peperangan dan ketegangan dalam meja
perundingan untuk perdamaian sehingga ia ambruk di Pueblo. Amerika
Serikat tidak akan bergabung dengan PBB. Woodrow Wilson meninggal
dunia dan masih yakin akan gagasan-gagasannya, tetapi ia juga
terpukul karena kegagalan kebijaksanaannya.
Orang Kristen menghadapi banyak pertanyaan mendalam ketika mereka
mengaji ulang karier Woodrow Wilson. Tak pelak lagi, ia adalah
seorang pemimpin yang besar dan memiliki kecakapan yang luar biasa.
Kesimpulan ini mengakui titik-titik lemah Wilson karena ia bukan
seorang yang sempurna. Misalnya, ia tidak siap untuk memerluas
persamaan kepada orang Amerika keturunan Afrika, dan ia juga tidak
siap untuk menghargai lawan-lawannya yang memiliki motif yang
berharga. Namun, bahkan para musuhnya mengenal kerinduan Wilson
untuk mendorong kehidupan politik di Amerika dan masalah
internasional kepada posisi moral yang lebih tinggi.
NEGARAWAN KRISTEN?
Sepanjang hidupnya, Wilson mengalami sejumlah besar pengalaman
Kristen. Ia mengalami pertobatan yang murni pada tahun 1872 -- 1873.
Pada saat di Wesleyan, ia begitu tergerak oleh khotbah D.L. Moody
yang mengubahkan Wilson dari kebiasaannya menulis doa-doa sebelum
mengajar, menjadi doa yang spontan dalam kata-kata sendiri.
Saat dia memulihkan kesehatannya akibat serangan stroke, ia menulis
cara pandangnya tentang kekristenan bukan sebagai etika atau "suatu
filsafat altruisme (mengutamakan kepentingan orang lain)", tetapi
sebagai "kasih, berpandangan jernih, setia, pribadi" sebagaimana
yang diperlihatkan Kristus yang "datang bukan untuk menyelamatkan
diri-Nya, tetapi untuk menyelamatkan isi dunia".
Dalam keseimbangan itu, iman Wilson lebih bertumpu pada moral
daripada bersifat injili. Lebih menggali sumber-sumber etika
daripada penyampaian pesan kasih karunia. Salah satu tujuannya ialah
mendukung keyakinannya dalam kemajuan kemanusiaan.
Saat Wilson menyampaikan ceramahnya pada tahun 1911 yang menekankan
karakter politik. Kitab Suci merupakan "Magna Carta" dari jiwa
manusia". Dalam ceramahnya itu, dia mendapat sambutan yang baik.
Wilson mengakhiri ceramahnya dengan: "Saya meminta setiap pria dan
wanita di hadapan saya menyadari bahwa sebagian nasib bangsa Amerika
terletak pada penyelidikan harian dari kitab yang berisi pernyataan
Allah. Jika ingin melihat kebebasan dan kemurnian di Amerika, maka
mereka akan membuat semangat tetap murni dan bebas melalui baptisan
Kitab Suci."
Sebagai negarawan Kristen, Wilson juga memiliki keterbatasan. Dia
terlalu menyamakan cita-cita Amerika dengan cita-cita Kitab Suci.
Dia dianggap buta terhadap pengajaran Alkitab mengenai dosa manusia
dan keperluan akan kasih karunia untuk membuat dunia lebih baik.
Tetapi jika ini terbatas hanya pada pemikiran Wilson, maka
dibutuhkan suatu kekuatan yang luar biasa. Wilson tidak menganggap
politik sebagai suatu perjuangan untuk memeroleh sesuatu, atau
diplomasi internasional hanya sebagai satu-satunya cara untuk
mengamankan negaranya sendiri. Tetapi lebih kepada pandangannya
bahwa manusia diciptakan Allah untuk menikmati kebaikan serta kasih
karunia-Nya.
Mereka diciptakan Allah supaya merdeka. Mereka diciptakan untuk
merefleksikan keagungan Pencipta mereka. Apapun kesalahan yang dapat
ditemui dalam visi Wilson, cita-citanya yang tinggi patut kita
hargai. Dalam suatu abad yang penuh dengan penderitaan dan
pertumpahan darah di mana bangsa-bangsa bersaing dan berperang,
gagasan seperti itu kontradiktif. Itulah gagasan-gagasan yang
berasal mula dari pendidikan Kristen yang diterima Wilson ketika
masih kecil dan dalam iman Kristen yang dicurahkannya sepanjang
hidupnya. Itu merupakan gagasan-gagasan yang bercikal bakal pada
janji-janji Allah.
Diringkas dari:
Judul majalah: Sahabat Gembala, Oktober 1996
Judul artikel: Woodrow Wilson: Berjuang Untuk Meraih Perdamaian
yang Adil
Penulis: Tidak dicantumkan
Halaman: 37 -- 43
______________________________________________________________________
Hati kami terbuat untuk-Mu, ya Allah, dan hati kami tidak akan
beristirahat sebelum beristirahat di dalam-Mu.
John Powell--Pastor
+ Karya ______________________________________________________________
1797 -- 1828 Komponis
FRANZ SCHUBERT (1797--1828)
Franz Peter Schubert (31 Januari 1797 -- 19 November 1828) adalah
seorang komposer asal Austria. Dia menulis sekitar 600 "lieder"
(musik untuk vokal atau permainan piano tunggal), 9 simfoni
(termasuk "Unfinished Symphony" yang terkenal), musik liturgi,
opera, serta musik untuk skala besar dan solo piano. Terkhusus, dia
terkenal karena keorisinalitasan melodi dan harmoni yang disusunnya.
MASA MUDA DAN PENDIDIKAN
Schubert lahir di Wina pada 31 Januari 1797. Ayahnya, Franz Theodor
Schubert, anak seorang petani Moravia, adalah jemaat sebuah gereja
sekaligus kepala sekolah; ibunya, Elizabeth Vietz adalah putri dari
seorang ahli pembuat kunci di Silesia dan pernah menjadi pembantu
rumah tangga sebuah keluarga di Wina sebelum dia menikah. Ayahnya,
Franz Theodor adalah seorang guru terkenal, dan sekolahnya yang
berada di Himmelpfortgrund -- salah satu dari sembilan distrik yang
ada di Wina -- sangat populer.
Pada usia lima tahun, Schubert mulai diajar secara rutin oleh sang
ayah dan setahun kemudian didaftarkan di sekolah Himmelpfortgrund.
Pendidikan formal musiknya juga dimulai pada waktu yang bersamaan.
Ayahnya terus mengajarkannya dasar-dasar bermain biola. Pada umur
tujuh tahun, Schubert diajar oleh Michael Holzer. Pelajaran dari
Holzer kebanyakan berisi percakapan dan ekspresi kekaguman, dan
Schubert juga belajar lebih banyak dari perkenalannya dengan seorang
magang ramah yang sering mengajaknya ke gudang piano di lingkungan
sekitar di mana dia diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan
peralatan musik yang lebih baik. Latihan awal Schubert yang tidak
memuaskan semakin nyata ketika kesempatan para komposer pada saat
itu untuk berhasil sangat kecil, kecuali bisa tampil di depan umum
sebagai pemain. Sampai akhirnya, pendidikan musik Schubert yang amat
kurang tidak pernah tercukupi.
Pada bulan Oktober 1808, Schubert diterima sebagai murid di
Stadtkonvikt (sekolah asrama agama kerajaan) melalui beasiswa paduan
suara. Di sekolah itulah Schubert diperkenalkan dengan lagu
pembukaan dan simfoni karangan Mozart. Keterbukaannya terhadap
komposisi-komposisi tersebut dan juga beragam komposisi yang lebih
ringan lainnya, yang dipadukan dengan kunjungannya secara berkala ke
opera, mendasari pengetahuan musiknya yang lebih luas lagi.
Sementara itu, kejeniusannya mulai muncul dengan sendirinya dalam
komposisi yang dia buat. Antonio Salieri, komposer musik terkemuka
pada masa itu, menyadari bakat pria muda itu dan memutuskan untuk
melatihnya dalam bidang komposisi musik dan teori musik. Komposisi
awal Schubert di ruang musik kentara dengan jelas karena pada waktu
itu, setiap hari Minggu dan hari libur, di rumahnya ada kelompok
musik kwartet di mana kedua saudara laki-lakinya memainkan biola,
ayahnya memainkan cello, dan Franz sendiri bermain biola alto.
Orkestra amatir tersebut merupakan titik awal kariernya, di mana
setelah beberapa tahun kemudian, ia mulai menulis banyak komposisi.
Selama tinggal di Stadtkonvikt, dia menulis banyak sekali musik,
beberapa lagu, berbagai komposisi musik untuk piano, dan di antara
upaya ambisiusnya, "Kyrie" (D.31) dan "Salve Regina" (D.27), oktet
atau sebuah komposisi untuk delapan alat musik tiup (D.72/72a) --
yang dikarang untuk memperingati kematian ibunya tahun 1812 --
sebuah "cantata" (D.110), lirik dan musik, untuk hari baptis ayahnya
pada tahun 1813, dan tugas akhir sekolahnya, simfoni pertamanya
(D.82).
Pada akhir 1813, dia meninggalkan Standtkonvikt dan masuk ke sekolah
ayahnya sebagai guru di kelas pemula. Sementara itu, ayahnya menikah
lagi, kali ini dengan Anna Kleyenboeck, putri pedagang sutra dari
desa Gumpendorf. Selama lebih dari dua tahun, pemuda itu terus
melakukan pekerjaan yang sangat membosankan, dan prestasinya
biasa-biasa saja. Namun, ada sesuatu yang dapat menebus
kebosanannya. Dia mendapat kursus komposisi secara pribadi oleh
Salieri, orang yang lebih banyak melatih Schubert daripada pengajar
lainnya.
TAHUN-TAHUN TERAKHIR DAN KARYA BESARNYA
Pada tahun 1823, muncul seri lagu pertama Schubert, "Die schöne
Müllerin" (D.795), yang liriknya adalah puisi karangan Wilhelm
Müller. Karya ini, bersama-sama dengan seri lagu berjudul
"Winterreise" (D.911; yang teksnya juga dari Müller) secara luas
dianggap sebagai salah satu titik puncak lieder. Lagu "Du bist die
Ruh" (Kamu adalah keheningan/kedamaian) (D.776) juga dibuat pada
tahun ini.
Pada musim semi 1824, dia menulis oktet pada kunci F (D.803), "A
Sketch for a Grand Symphony"; dan pada musim panas, ia kembali ke
Zeliezovce, saat dia tertarik pada idiom Hongaria dan menulis
"Divertissement a l`Hongroise" (D.818) dan "String Quartet" di A
minor (D.804). Beredar isu bahwa ia mengalami cinta yang bertepuk
sebelah tangan dengan muridnya, Puteri Karoline Eszterházy; jika hal
itu benar, para ahli sejarah tidak mengetahui detail mengenai kisah
tersebut.
Meski asyik dengan dunia panggung dan kemudian dengan tugasnya
sebagai pejabat, ia memiliki banyak waktu menyusun nada pada
tahun-tahun tersebut. "The Mass in A flat" (D.678) selesai
dikerjakan dan "Unfinished Symphony" (Symphony No. 8 di B minor,
D.759) mulai dikerjakan pada tahun 1822. Pertanyaan mengapa simfoni
itu "tidak selesai" tidak henti-hentinya diperdebatkan sampai
sekarang. Sampai 1824, selain karya yang tersebut di atas, ada pula
versi seruling dan piano lagu Trockne Blumen, dari seri lagu Die
schöne Müllerin. Ada juga sonata untuk permainan piano dan
"arpeggione" (alat musik petik enam senar) (D.821). Pada masa kini,
musik ini biasanya dimainkan dengan cello atau biola alto dan piano,
meski telah ada beberapa perubahan aransemen atas musik ini.
Hal-hal tak menyenangkan yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini
diimbangi dengan kekayaan dan kebahagiaan pada tahun 1825.
Penerbitan bergerak lebih cepat; tekanan akibat kemiskinan sempat
berkurang sementara waktu; pada musim semi ada liburan yang
menyenangkan ke Austria bagian Utara, di mana Schubert disambut
dengan antusias. Selama tur inilah dia berhasil menciptakan "Songs
from Sir Walter Scott". Seri lagu ini berisi lagunya yang terkenal
dan disukai, yaitu "Ellens Dritter Gesang" (D.839). Lagu ini
sekarang lebih terkenal, meski disalahartikan sebagai "Schubert`s
Ave Maria". Pada masa ini, ia juga menulis "Piano Sonata" di A minor
(D.845, Op. 42) dan "Symphony No. 9" (di C mayor, D.944) yang
diyakini terselesaikan pada tahun berikutnya, tahun 1826.
Dari 1826 sampai 1828, Schubert terus menetap di Wina; ia hanya
melakukan kunjungan singkat ke Graz pada tahun 1827. Sejarah
hidupnya selama tiga tahun ini lebih lebih singkat daripada catatan
mengenai komposisi-komposisi yang diciptakannya. Ada beberapa
peristiwa yang layak untuk disebutkan selama periode ini. Pada tahun
1826, dia memersembahkan sebuah simfoni untuk "Gesellschaft der
Musikfreunde" dan mendapatkan honorarium (uang jasa) sebagai
imbalannya. Pada musim semi 1828, untuk pertama kalinya dan sekali
sepanjang masa kariernya, dia menggelar konser musik untuk umum yang
mendapat respons sangat baik. Namun komposisi-komposisi itu sendiri
cukup untuk membuat biografinya.
Tahun 1827, Schubert menulis seri lagu "Winterreise" (D.911), sebuah
mahakarya lagu kolosal (musik ini dipentaskan dengan luar biasa di
Schubertiades), "Fantasia" untuk piano dan biola di C (D.934), dan
trio dua piano (B flat, D.898; dan E flat, D.929); pada tahun 1828,
"Song of Miriam", "Mass pada E-flat" (D.950), "Tantum Ergo" (D.962)
di kunci yang sama, "String Quintet" di C (D.956), "Benedictus to
the Mass" kedua di C, 3 piano sonata terakhir, dan koleksi lagu-lagu
yang diterbitkan kemudian dengan nama imajinatif "Schwanengesang"
("Swan-song", D.957), yang meski sesungguhnya bukan sebuah seri
lagu, namun tetap menggunakan kesatuan gaya antara masing-masing
lagu, menyentuh tragedi yang benar-benar tidak dikehendaki dan hal
gaib yang tidak wajar. Enam dari lagu-lagu ini, liriknya ditulis
oleh Heinrich Heine, yang kumpulan puisinya, "Buch der Lieder",
diterbitkan pada musim gugur. "Symphony No. 9" (D.944) tercatat
tercipta pada tahun 1828, dan banyak murid Schubert pada era modern
(termasuk Brian Newbould) meyakini bahwa simfoni ini ditulis tahun
1825 -- 1826, diperbaiki untuk dipentaskan pada tahun 1828. Dalam
minggu-minggu terakhir hidupnya, dia mulai merancang irama untuk
"Symphony" di D (D.936A) yang baru.
Karya-karya selama dua tahun terakhir masa hidupnya mengungkapkan
perenungannya yang semakin dalam mengenai sisi gelap jiwa manusia
dan hubungan manusia, dan dengan rasa yang lebih mendalam mengenai
kesadaran spiritual dan konsep "alam baka", mencapai kedalaman yang
luar biasa di beberapa lagu bertemakan kegelapan pada masa itu,
khususnya pada seri-seri lagu yang lebih besar, (lagu "Der
Doppelgaenger" meraih klimaks yang luar biasa, menyampaikan kegilaan
terhadap realisasi penolakan dan kematian yang kian mendekat, namun
dapat menyentuh ketenangan dan ketenteraman alunan nada "String
Quintet" (komposisi untuk lima alat musik petik). Schubert
mengekspresikan harapannya, yakni untuk dia dapat bertahan dalam
menghadapi penyakitnya, untuk lebih mengembangkan pengetahuannya
mengenai harmoni dan nada.
Kematian
Schubert meninggal pada usia 31, pada hari Rabu, 19 November 1828, di
apartemen saudara laki-lakinya, Ferdinand, di Wina. Pada pukul tiga
pagi "seseorang melihatnya telah berhenti bernapas". Atas
permintaannya sendiri, dia dikuburkan di samping Beethoven, orang
yang sangat ia kagumi sepanjang hidupnya, di area pemakaman desa
Währing. Pada tahun 1888, kuburan Schubert dan Beethoven dipindahkan
ke Zentralfriedhof, di sebelah kuburan Johann Strauss II dan
Johannes Brahms. (t/Hilda)
Diterjemahkan dan disesuaikan dari:
Nama situs: Wikipedia
Judul asli artikel: FRANZ SCHUBERT
Penulis: Tidak dicantumkan
Alamat URL: http://en.wikipedia.org/wiki/Franz_Schubert
+ Tahukah Anda? ______________________________________________________
Tahukah Anda bahwa menyelesaikan simfoni nomor delapan "Unfinished
Symphony", Schubert menulis simfoni nomor 9 yang berjudul "The Great
C Major". Simfoni ini dipertontonkan untuk pertama kalinya 35 tahun
kemudian.
Sumber: http://www.imdb.com/name/nm0006280/bio
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf Redaksi: Yohana Prita Amelia
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |