|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/25 |
|
Bio-Kristi edisi 25 (14-7-2008)
|
|
Buletin Elektronik
BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_________________________Edisi 025, Juli 2008_________________________
Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat: Yohanes Salib -- Biarawan yang Penuh Kasih dan Sederhana
- Karya: William Booth (1829 -- 1912)
- Tahukah Anda?
- Sisipan: - Ulang Tahun Publikasi Bio-Kristi
- 40 Hari Mengasihi Bangsa Dalam Doa
+ Pengantar __________________________________________________________
Salam sejahtera,
Saat ini kita telah menjalani separuh perjalanan pada tahun 2008
ini. Kami harap semangat Anda tetap terjaga untuk melewati hari-hari
ke depan. Begitu juga dengan kami, semangat kami untuk menyajikan
tokoh-tokoh Kristiani yang dapat menjadi berkat dan menjadi sebuah
inpirasi bagi Anda, tetap menjadi kerinduan segenap Tim Redaksi
Publikasi Bio-Kristi.
Di edisi ke-25 ini, kami mengangkat riwayat Yohanes Salib, seorang
biarawan dan penyair. Anda juga dapat melihat karya-karya apa saja
yang telah dihasilkan misionaris William Booth selama pelayanannya.
Keduanya telah berhasil membawa sebuah perubahan di tempat mereka
berada. Kecaman dan protes dari beberapa pihak tidak menyurutkan
semangat Yohanes untuk senantiasa menghadapinya dengan penuh kasih.
Begitu pula dengan William Booth yang memiliki kerinduan agar Injil
bisa didengarkan oleh kaum miskin di Inggris.
Apakah Anda juga siap membawa perubahan bagi bangsa Indonesia? Untuk
itu, kami ajak Anda untuk ambil bagian dengan berdoa bagi bangsa
Indonesia dalam 40 hari berdoa bagi bangsa Indonesia. Simak
informasi selengkapnya di kolom Sisipan. Selamat menyimak!
Pimpinan Redaksi Bio-Kristi,
Kristina Dwi Lestari
+ Riwayat ____________________________________________________________
1540 -- 1591 Biarawan, Penyair
YOHANES SALIB: BIARAWAN YANG PENUH KASIH DAN SEDERHANA
Diringkas oleh: Riwon Alfrey
Yohanes Salib hidup pada abad ke-16, yaitu pada masa pergolakan,
penemuan, dan perubahan. Yohanes Salib adalah penyair besar
sekaligus guru terkemuka bagi umat Kristen yang tengah mencari
Tuhan.
AWAL MULA KEHIDUPAN YOHANES SALIB
Menurut penelitian terakhir, Yohanes lahir pada tahun 1540 di
Fontiveros, Castile, Spanyol. Masa kecil Yohanes akrab dengan
kemiskinan dan suasana lingkungan yang tidak aman. Keluarganya
disebut sebagai "conversos" atau orang Yahudi yang menjadi Kristen.
Keluarga orang tua Yohanes telah menganut agama Katolik selama
beberapa generasi. Ayahnya, Gonzalo de Yepes, berasal dari sebuah
keluarga pedagang kaya di Toledo, dan ibunya, Catalina Alvarez,
adalah seorang penenun.
Yohanes berhasil menyelesaikan pendidikan dasar di sekolah bagi kaum
miskin, Colegio de La Doctrine. Saat berumur dua belas tahun,
Yohanes bekerja di sebuah rumah sakit setempat, Las Bubas. Yohanes
muda mencurahkan tenaganya untuk merawat mereka yang tersingkir dari
masyarakat.
Oleh Don Alonso, Yohanes dibiayai untuk belajar di Kolese Yesuit
yang belum lama didirikan di Medina. Selama tiga tahun berikutnya,
Yohanes belajar sastra klasik dan filsafat, dan menikmati tantangan
dalam belajar, khususnya kesempatan untuk menulis. Dari sinilah ia
memeroleh dasar pengetahuan sastra. Sang calon penyair tengah
mempelajari keahliannya.
HIDUP DI BIARA KARMEL
Dengan tetap membantu di rumah sakit, akhirnya dia ditahbiskan
menjadi imam di rumah sakit tersebut. Yohanes menyerahkan hidupnya
pada Tuhan dan ia ingin menjadi seorang imam. Tahun 1563, ia
memutuskan untuk bergabung dengan komunitas biarawan Karmelit di
Biara Santa Ana, Medina. Karmelit adalah bagian dari sebuah gerakan
dalam perkembangan ajaran kristiani yang terjadi pada awal abad
ke-13. Pada waktu itu, banyak kelompok Kristen yang mencari bentuk
hidup sederhana berdasarkan Kitab Suci. Selain kelompok Karmelit,
muncul pula ordo Fransiscan yang dibentuk oleh St. Fransiskus dari
Asisi.
Seperti kaum Fransiscan, Karmelit hidup sebagai kelompok Bruder yang
tidak hanya berdoa, namun juga siap pergi dan berkhotbah bagi
kelompok-kelompok Kristen. Yohanes dan rekan-rekannya menjalani masa
inisiasi atau novisiat dengan mempelajari tradisi-tradisi ordo dan
dibantu untuk mengembangkan hubungan mereka dengan Tuhan. Mereka
memeroleh pelajaran sastra dan filsafat, belajar cara merumuskan dan
mengekspresikan berbagai gagasan, serta diberi dasar budaya yang
kuat.
Setelah melewati masa inisiasi, Yohanes pergi ke Salamanca untuk
belajar teologi dengan mengambil bidang studi Kitab Suci. Banyak
figur pemikir Kristen ditemui oleh Yohanes, seperti Santo Agustinus
dan Santo Thomas Aquinas. Metode pengajaran paham skolastik yang
berdasar pada pandangan filsafat Yunani, menantang Yohanes untuk
mengekspresikan pandangan-pandangannya. Banyak buku yang dia baca,
seperti "The Fiery Narrow" (1270) dan "The Institutions of the First
Monks" (ditulis oleh Philip Ribot), memberikan masukan untuk Yohanes
melakukan perjalanan guna lebih dekat dengan Tuhan.
PENGARUH TERESA DARI AVILA
Pada tahun 1567, Yohanes ditahbiskan menjadi Imam Ordo Karmelit.
Pada periode ini, ia bertemu dengan seorang wanita baik hati yang
selanjutnya berpengaruh dalam hidupnya. Ia adalah Teresa de Alumanda
Y Cepeda atau lebih dikenal dengan Teresa dari Avila. Teresa adalah
seorang biarawati Karmelit.
Setelah menyelesaikan studinya pada tahun 1568, Teresa meminta
Yohanes bergabung dalam misinya. Teresa ingin mengadakan pembaharuan
pada kaum biarawan dan biarawati dalam hal pelaksanaan hidup,
kontemplasi, kedisiplinan, serta penyangkalan diri dalam kegiatan
sehari-hari. Teresa menginginkan cara hidup yang seimbang sehingga
cinta kasih, keteguhan, dan kerendahan hati lebih bermakna daripada
menjalankan pengakuan dosa yang berlebihan.
REFORMASI
Yohanes memulai cara hidup baru bersama dengan Antonio dan Joseph,
yaitu dengan menjalani kehidupan yang dijiwai oleh visi kehidupan
Karmelit pada masa awal ordo ini di Gunung Karmel. Mereka memerketat
semua kelonggaran yang tidak sesuai dengan peraturan ordo yang asli.
Memperingati peristiwa tersebut, Yohanes melakukan "Discalced
Reform". Istilah "Discalced" berarti telanjang kaki. Bertelanjang
kaki adalah tanda reformasi dalam komunitas-komunitas religius pada
abad ke-16. Yohanes juga menggunakan nama baru dengan dikenal
sebagai Yohanes dari Salib. Reformasi ini terus berkembang. Yohanes
sangat gembira, keinginan untuk hidup sederhana dan penuh doa telah
terpenuhi.
Tetapi tidak setiap orang dalam gerakan reformasi para Karmelit ini
memiliki keseimbangan pandangan hidup yang sama. Yohanes mengetahui
bahwa diperlukan pertobatan batin dan percaya bahwa Tuhan
menginginkan pribadi manusia yang penuh kasih dan baik hati.
Pada tahun 1577, reformasi atau pembaharuan ordo yang diprakarsainya
menjadi sasaran kontroversi dan kecurigaan. Semula, pimpinan ordo
mendukung usaha tersebut, tetapi kemudian menerapkan
larangan-larangan tertentu. Salah satunya adalah membatasi jumlah
biara yang menjalankan hidup baru dan melarang pembentukan komunitas
reformasi di Andalusia.
Dalam konteks inilah Yohanes dilihat sebagai pemimpin kelompok yang
tidak patuh. Yohanes menjadi fokus kritikan karena ia salah satu di
antara orang-orang yang memunyai komitmen untuk gerakan yang disebut
reformasi tersebut. Pada bulan Desember 1577, Yohanes diculik oleh
sekelompok biarawan dari Avila dan dibawa ke biara Karmelit di
Toledo.
Pengalaman-pengalaman religius di balik penderitaan itu terungkap
dalam puisi-puisi yang indah. Masa penahanan yang panjang membuat
Yohanes merasa dekat dengan Tuhan dan sekaligus menemukan bakatnya
yang besar dalam bidang seni. Yohanes berhasil melarikan diri dari
penjara pada musim panas tahun 1578. Selanjutnya, Yohanes
menghabiskan sepuluh tahun masa hidupnya di daerah Spanyol Selatan.
Dari tahun 1582 -- 1588, Yohanes menjadi Kepala Biara Karmelit yang
baru saja didirikan di Granada.
Pada tahun-tahun ini, Yohanes menggunakan waktunya untuk membimbing
para biarawan dan biarawati dalam pencarian mereka akan Tuhan. Ia
juga membuktikan diri sebagai sahabat karib bagi semua orang. Pada
tahun-tahun terakhir di Granada ini, Yohanes berada pada puncak
kekuatannya dan tumbuh sebagai orang yang mengasihi dan dikasihi.
PEMBERONTAKKAN
Pada tahun-tahun terakhir hidup Yohanes (1588 -- 1591), usaha-usaha
menentang Yohanes banyak dilakukan. Di antaranya adalah Diego
Evangelista yang menentang ajaran Yohanes tentang doa yang tidak
sejalan dengan ajaran ortodoks. Diego menuduh Yohanes mengajar
orang-orang agar melepaskan diri dari gereja dalam kehidupan doa
mereka. Reformasi dipandang sebagai usaha memecah belah ajaran
kristiani dan gereja perlu dilindungi. Kejadian ini menyebabkan
kesehatan Yohanes memburuk.
AKHIR KEHIDUPAN YOHANES SALIB
Hingga meninggalnya Yohanes, berbagai tuduhan tentang ajaran yang
dia lakukan hilang dengan sendirinya. Yohanes meninggal pada tanggal
14 Desember 1591. Menjelang kematiannya, ia meminta komunitas untuk
membacakan Kidung Agung, bagian Kitab Suci yang sangat disukainya
dengan kata-kata terakhirnya adalah kata-kata kepercayaan: "Ke dalam
tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku."
Dia adalah seorang penyair besar, guru yang hehat namun tetap
sederhana. Saat masih muda, kesadarannya akan kemiskinan memberinya
sikap realisme dan membantunya bertahan dalam masa penderitaan dan
kesulitan. Yohanes tidak merasa terasing atau terkekang, tapi
berbakat, penuh kasih, dan memiliki tekad yang keras dalam cintanya
pada Tuhan.
Secara bertahap, karya-karya Yohanes diterbitkan dan ajarannya
diakui karena keindahan dan keagungannya. Pengakuan resmi muncul
ketika gereja menyatakannya sebagai Santo pada tahun 1726 dan karya
sastranya mendapat penghormatan khusus saat ia ditetapkan sebagai
pelindung para penyair Spanyol pada tahun 1952.
Diringkas dari:
Judul buku: Yohanes Salib
Judul artikel: Latar Belakang dan Hidup Yohanes
Penulis: Wilfrid McGreal
Penerbit: Penerbit Kanisius, Yogyakarta 2001
Halaman: 13 -- 29
______________________________________________________________________
"Jika Yesus menjadi Allah dan mati untuk saya, maka ada tidak korban
yang bisa menjadi lebih besar bagi saya yang bisa dibuat untuk Dia?"
CT Studd -- Misionaris
+ Karya ______________________________________________________________
1829 -- 1921 Misionaris
WILLIAM BOOTH (1829 -- 1912)
William Booth lahir di Nottingham, Inggris, pada tanggal 10 April
1829. Saat berusia tiga belas tahun, ekonomi keluarganya betul-betul
hancur berantakan, sehingga Booth yang semula mendapatkan pendidikan
yang sangat berkualitas akhirnya harus meninggalkan bangku sekolah
dan bekerja di rumah gadai. Di sana ia melihat jurang yang begitu
dalam antara yang kaya dan yang miskin. Hal ini membuat dia bertekad
untuk memerbaiki nasib rakyat kecil yang tertindas. Baru setahun
Booth bekerja, ayahnya meninggal dunia dan hal ini membuat jiwanya
sangat terpukul. Tetapi justru hal ini pula yang membuat ia mulai
memikirkan kehidupan setelah kematian. Setelah dibimbing oleh salah
seorang sepupunya yang cinta Tuhan, kerohaniannya semakin bertumbuh.
Sejak mengalami pembaharuan hidup pada usianya yang ke-15, Booth
mengasingkan diri dari kehidupan dunia dan bertekad, "Bila saya mau
berbakti pada Tuhan, saya harus berbakti dengan segenap hati."
Pada usia tujuh belas tahun, Booth bersama seorang temannya yang
bernama Samson mulai mengabarkan Injil pada orang-orang miskin dan
berpakaian compang-camping di Nottingham. Mereka membawa orang-orang
tersebut ke gereja dan duduk di kursi terdepan. Akan tetapi,
ternyata Booth belum terlalu serius dengan pelayanannya. Menanggapi
hal ini, salah seorang temannya menegur Booth, "Kepasifanmu adalah
tanda mementingkan diri sendiri yang membuatmu takut dan menahanmu
bersaksi bagi Kristus." Teguran tersebut menjadi pelajaran bagi
Booth. Selanjutnya dia berusaha mengalahkan kegugupannya dan mulai
bisa memimpin pujian dan berkhotbah dengan berdiri di atas sebuah
kursi.
Pada usia dua puluh tahun, Booth pergi ke London. Karena tidak
mendapat pekerjaan lain, terpaksa dia tetap bekerja di pegadaian
sambil berkhotbah. Melihat talenta pelayannya, seorang pengusaha
bernama E.J. Rabbits menyarankan agar Booth melayani Tuhan sepenuh
waktu dan dia akan menanggung biaya hidupnya selama tiga bulan.
Ternyata pengusaha ini bukan hanya membantunya dalam hal pelayanan.
Secara tidak sengaja, melalui pengusaha tersebut jugalah Booth
berkenalan dengan seorang gadis bernama Catherine Mumford yang
kemudian dinikahinya pada 16 Juni 1855 di London. Upacara pernikahan
mereka sangat sederhana dan bertolak belakang dengan kebiasaan pada
waktu itu. Pernikahan mereka sungguh-sungguh mencerminkan
kesederhanaan seorang pengikut Kristus yang sejati. Pernikahan
dirayakan tanpa bunga, tanpa musik, tanpa tamu, melainkan hanya
mempelai pria dan wanita serta seorang pendeta yang memberkati dan
dua orang saksi.
Pelayanan selanjutnya semakin berkembang sekalipun mereka berasal
dari dua karakter yang berbeda, Booth yang keras dan Catherine yang
lembut dan baik. Bahkan kehidupan mereka pun dijalani dengan baik.
Banyak orang menganggap pelayanan suami istri baru ini sebagai
pelayanan yang mengagumkan karena keduanya mampu memberikan kasih
bagi mereka yang miskin dan terlantar. Namun, pihak gereja
memperlakukan mereka secara tidak adil karena tidak suka dengan pola
pelayanan Booth dan khotbah-khotbahnya yang selalu mencela gereja
yang tidak peduli dengan kemiskinan jemaatnya.
Perlakuan tidak adil dinyatakan dalam bentuk pembatasan terhadap
pelayanan Booth dan istrinya. Mereka tidak dapat menerima perlakuan
ini. Dengan berat hati, mereka pindah ke Gereja Persekutuan Baru
Metodis. Di sana mereka melayani selama sembilan tahun, dan pada
tahun 1861 ketika diadakan konferensi tahunan gereja, mereka
menyatakan keluar dari gereja dan memulai pelayanan sendiri sehingga
lebih bebas. Tuhan terus membukakan pelayanan yang baru bagi mereka.
Dengan usaha dan dana sendiri, mereka memasuki daerah-daerah
pelayanan yang rawan. Dengan keberanian dan penyerahan penuh, mereka
memasuki tempat-tempat kumuh. Mereka tetap tidak mundur sekalipun
dicemooh. Bagi mereka berdua, yang paling utama adalah menyatakan
kasih Kristus pada orang-orang terlantar, sekalipun risikonya sangat
besar.
Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak orang yang
mengikuti pelayanan mereka. Hal ini juga yang membuat mereka harus
memunyai tempat ibadah yang tetap. Namun mereka tidak memiliki
kemampuan dalam hal dana. Akhirnya mereka hanya menyediakan sebuah
tenda sederhana di mana jemaat-jemaat bisa berkumpul untuk belajar
firman Tuhan. Namun tenda hanya bertahan dua bulan karena diterpa
angin kencang. Booth tidak habis akal. Sekalipun tenda hancur, namun
ibadah harus tetap berjalan. Itulah sebabnya Booth dengan gigih
berusaha untuk dapat mengadakan ibadah dengan menggunakan gedung
sandiwara, toko, bahkan di samping kandang binatang. Memang
merupakan hal yang sangat memprihatinkan, namun justru pelayanan
mereka bisa semakin berkembang.
Setelah semakin berkembang, Booth mendirikan lembaga pelayanan untuk
London Timur yang diberi nama The East London Christian Missionary.
Lembaga ini sangat memerhatikan nasib para pekerja yang
berpenghasilan rendah, sehingga selain menyebarkan Alkitab, traktat,
dan buku, Booth juga mendirikan bank tabungan untuk dapat
meningkatkan taraf hidup mereka. Lembaga ini kemudian berkembang
dengan pesat dan memungkinkan mereka untuk menyelenggarakan berbagai
kegiatan, seperti kebaktian wanita, sekolah minggu, sekolah Alkitab,
dan sekolah sore untuk mengajar orang-orang miskin di London Timur
agar dapat membaca dan menulis. Di samping itu, lembaga ini juga
menerbitkan majalah, yaitu The East London Evangelist sebagai media
informasi dan komunikasi. Melihat semakin berkembangnya pelayanan
lembaga ini, Booth mengganti nama lembaganya menjadi The Christian
Mission. Penggantian nama ini memunyai tujuan agar pelayanan mereka
bukan hanya difokuskan ke London Timur, melainkan ke seluruh dunia.
Wujud dari perkembangan pelayanan yang hanya dimulai dari sebuah
tenda, melahirkan sebuah gerakan besar dalam kekristenan, yaitu Bala
Keselamatan (The Salvation Army), yang bertujuan menyampaikan Injil
dalam kata dan perbuatan kepada semua orang, khususnya mereka yang
miskin dan terabaikan. Hal ini dilatarbelakangi oleh jiwa "altruis"
sejati dalam diri Booth, yaitu orang yang memerjuangkan hidup orang
lain lebih daripada dirinya sendiri. Booth melihat bahwa Injil
memiliki segi sosial, sehingga gerakannya ditujukan untuk mengangkat
orang miskin dan tertindas. Gerakan ini dibentuk menurut model
tentara Inggris yang memakai seragam dengan tanda kepangkatan bagi
pejabatnya, untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pasukan militer
yang siap memerangi kuasa kegelapan di bumi ini. Bendera pasukan
ditetapkan berwarna merah, biru, dan kuning. Merah melambangkan
darah Tuhan, biru melambangkan kesucian, dan kuning melambangkan api
Roh Kudus.
Tahun 1890, dengan dibantu sahabatnya, Booth berhasil menulis buku
berjudul "In The Darkness England and The Way Out". Buku ini
menceritakan ketimpangan-ketimpangan ekonomi dan nilai-nilai moral,
serta mengusulkan perbaikan-perbaikan dengan menyediakan sarana
penampungan bagi para wanita tunasusila. Ia juga mengusulkan
penyediaan fasilitas pendidikan bagi para gadis sehingga mereka
tidak menjadi wanita tunasusila. Demikian juga perbaikan nasib untuk
para buruh pabrik dan perkebunan. Penerbitan buku ini ternyata
berdampak besar.
Dalam waktu relatif singkat, lembaga yang didirikan Booth mendapat
sumbangan sebesar 120.000 poundsterling yang kemudian digunakan
untuk mewujudkan saran-saran seperti yang dia tuliskan dalam
bukunya. Iblis tidak tinggal diam dengan apa yang mereka lakukan dan
mulai menghasut banyak orang untuk menyerang mereka. Pernah ada
pemilik kedai minuman keras yang berusaha menyuap supaya gerakan
mereka yang merugikan dirinya dipindahkan ke tempat lain, namun
ditolak. Ada pula walikota pemilik pabrik minuman keras yang
menyuruh para bandit di pasar, menyerang tim Bala Keselamatan dengan
sebelumnya menyuap para polisi dan hakim supaya gereja diam saja.
Namun aktivitas tim tetap berjalan. Bahkan akhirnya, tim Bala
Keselamatan mendapat dukungan dari parlemen Inggris dan masyarakat,
sehingga aktivitas mereka semakin meluas bahkan sampai ke luar
negeri.
Tanggal 4 Oktober 1890, Catherine, istri Booth, meninggal dunia.
Kesedihan tidak membuatnya berhenti berjuang dalam pelayanannya,
dia terus melayani Tuhan dengan gigih hingga tanggal 12 Agustus 1912
Booth kembali ke pangkuan Bapa di surga dengan sukacita dalam usia
83 tahun. Sepeninggalnya, dalam waktu yang tidak terlalu lama,
gerakan Bala Keselamatan sudah tersebar ke seluruh dunia dengan misi
dalam bidang sosial, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Pelayanan
Booth sangat diberkati dan menjadi monumental, baik gereja maupun
panti-panti asuhan yang didirikannya, termasuk di Indonesia.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Pekan Misi Penginjilan ke-29 Gereja Injili Indonesia Hok
Im Tong - 2005
Judul artikel: William Booth (1873 -- 1945)
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Gereja Injili Hok Im Tong
Halaman: 53 -- 54
+ Tahukah Anda? ______________________________________________________
Catherine Mumford, istri Booth meninggal pada saat yang sama ketika
William Booth sedang menulis salah satu bukunya yang terkenal "In
Darkest England and the Way Out".
Sumber: http://www.notablebiographies.com/Be-Br/Booth-William.html
+ Sisipan ____________________________________________________________
ULANG TAHUN PUBLIKASI BIO-KRISTI
Pada tanggal 24 Agustus 2008, Publikasi Bio-Kristi akan berulang
tahun yang ke-2. Selama ini, Publikasi Bio-Kristi telah menemani
Anda dengan serangkaian riwayat dan karya tokoh-tokoh penting
seputar kekristenan, yang kami harapkan dapat menjadi inspirasi
maupun tambahan pengetahuan Anda semua. Nah, dalam rangka ulang
tahun Publikasi Bio-Kristi yang ke-2 ini, Redaksi memohon
partisipasi Pembaca sekalian untuk mengirimkan kritik maupun saran
yang dapat membangun dan mengembangkan publikasi ini. Untuk itu,
silakan layangkan surat yang berisi saran dan kritik Anda ke Redaksi
Bio-Kristi di alamat biokristi(at)sabda.org. Redaksi akan memuat
saran maupun kritik Anda tersebut dalam edisi ulang tahun Bio-Kristi
pada bulan Agustus 2008 mendatang.
Oke, kami menunggu partisipasi Anda semua. Tuhan Yesus memberkati!
40 HARI MENGASIHI BANGSA DALAM DOA
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini kita akan kembali bersatu
hati berdoa selama bulan puasa, yaitu terhitung mulai tanggal 22
Agustus -- 30 September 2008. Bahan Pokok doa yang disebut ",40 Hari
Mengasihi Bangsa Dalam Doa", telah disiapkan. Untuk itu, jika Anda
terbeban untuk ambil bagian berdoa bagi bangsa, kami akan
mengirimkan pokok-pokok doa melalui e-mail untuk menjadi pokok doa
kita bersama. Bagi Anda yang ingin membagikan informasi ini ke
teman-teman lain agar mereka pun bisa ikut berdoa dengan memakai
bahan pokok doa ini, silakan mengirim e-mail ke alamat:
==> < doa(at)sabda.org >.
Bagi Anda yang berminat untuk mendapatkan bentuk cetaknya, silakan
menghubungi: Mengasihi Bangsa dalam Doa
P.O. Box 7332 JATMI JAKARTA 13560
Email : < a40hdbb(at)yahoo.com >
Catatan: [Ganti (at) dengan (@) saat mengirim e-mail]
Harap pemohon pengiriman buku mencantumkan:
Nama jelas:
Alamat lengkap:
Kota dan kode pos:
Provinsi:
Nama lembaga:
No. telp./HP:
E-mail:
Marilah kita bersama berpuasa dan berdoa untuk Indonesia agar tangan
Tuhan yang penuh kuasa menolong dan menggugah hati nurani para
pemimpin bangsa ini untuk bertekad dan bersatu mengeluarkan bangsa
ini dari kemelut berbagai masalah yang berkepanjangan. Selamat
menjadi "penggerak doa" di tempat di mana Anda berada dan biarlah
karya Tuhan terjadi di antara umat-Nya, khususnya bangsa Indonesia.
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Kristina Dwi Lestari
Staf Redaksi: Yohana Prita Amelia
Kontributor edisi ini: Riwon Alfrey
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2008
YLSA -- http://www.ylsa.org/
Situs Katalog -- http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti: < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi: < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs: http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum: http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi: http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |