|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/17 |
|
Bio-Kristi edisi 17 (12-11-2007)
|
|
Buletin Elektronik
______________________________BIO-KRISTI______________________________
Biografi Kristiani
==================
Edisi 017, November 2007
Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat : Jonathan Edwards
- Karya : Gregor Mendel (1822-1884)
- Tahukah Anda?
- Sisipan : - Membangun "Network" Musik dan Audio Melalui
In-Christ.Net
- Buletin Doa Open Doors
+ Pengantar __________________________________________________________
Salam sejahtera,
Apakah Anda termasuk orang yang sering menghadiri ibadah kebaktian
kebangunan rohani? Apa yang Anda rasakan dalam ibadah tersebut?
Terkesan berbeda dari ibadah biasanya, bukan? Ibadah yang penuh
dengan pembangkitan emosi yang mengesankan hadirnya Allah, serta
pujian penyembahan yang dilantunkan tentu memberi pengalaman
spiritualitas tersendiri. Tak jarang kebangunan rohani lewat sapaan
Roh Kudus dialami oleh banyak orang dalam kebaktian-kebaktian
tersebut. Tak jarang pula timbul penyesalan atas segala dosa
yang teraktualisasi dengan menangis atau pingsan, fenomena yang
disebut Jonathan Edwards sebagai "efek tubuh".
Peristiwa kebangunan rohani memang sudah terjadi sejak lama -- dan
kita percaya hal ini masih akan terus terjadi. Sering pula
kebangunan itu merambah ke bidang ilmu lainnya. Bila Tuhan memimpin
hamba-hamba-Nya untuk berkhotbah dan memenangkan ribuan jiwa, di
antaranya melalui Jonathan Edwards, tokoh kebangunan rohani Amerika
yang kami angkat di kolom Riwayat, kebangunan juga terjadi dalam
bidang ilmu biologi. Iman Gregor Mendel membawanya untuk bertekun
sampai mencetuskan hukum yang terkenal dalam botani, hukum Mendel I
dan II. Ikuti kisahnya di kolom Karya. Dan doa kami, kiranya edisi
ini turut membangkitkan Anda untuk semakin mencintai Tuhan dan
berkarya bagi sesama manusia demi kemuliaan nama-Nya.
Pengasuh Bio-Kristi,
Kristina Dwi Lestari
+ Riwayat ____________________________________________________________
1703 -- 1758, Misionaris, Teolog, Tokoh Kebangunan Rohani
JONATHAN EDWARDS
Jonathan Edwards (5 Oktober 1703 -– 22 Maret 1758) adalah seorang
pendeta kolonial American Congregational (Jemaat Amerika), teolog,
dan misionaris untuk penduduk asli Amerika. Edwards, dikenal luas
sebagai seorang teolog Amerika yang terpenting dan memiliki
filosofi yang murni. Ia dikenal sebagai salah satu teolog dan tokoh
kebangunan Amerika yang terhebat dan terbesar. Ruang lingkup
karyanya mencakup area yang sangat luas, meskipun ia sering
dikaitkan sebagai pendukung teologi Calvinis, metafisika teologi
determinisme, dan warisan Puritan. Khotbahnya yang menyala-nyala,
"Sinners in the hands of an angry God," menekankan murka Allah atas
dosa dan mempertentangkannya dengan anugerah keselamatan Allah;
intensitas khotbahnya terkadang mengakibatkan beberapa pendengarnya
lemas, pingsan, dan reaksi-reaksi menonjol lainnya. Hal-hal tersebut
membuatnya terjebak pada kontroversi "efek tubuh" akan hadirnya
Roh Kudus.
MASA MUDA
Jonathan Edwards dilahirkan pada 5 Oktober 1703 sebagai anak dari
Timothy Edwards (1668 –- 1759), seorang pendeta di East Windsor,
Connecticut (sekarang South Windsor), yang berupaya menambah
penghasilannya dengan menjadi tutor (pengajar) mahasiswa. Ketika
berusia sepuluh tahun, dia menulis sebuah traktat semihumor tentang
tidak pentingnya jiwa. Dia memiliki ketertarikan pada ilmu alam dan
pada saat berusia sebelas tahun, dia menulis suatu esai yang
mengagumkan tentang kehidupan "laba-laba terbang".
Pada tahun 1716, ia melanjutkan studinya di Yale College sebelum
genap berusia tiga belas tahun. Tahun berikutnya, ia mempelajari
tulisan John Locke yang berjudul "Essay Concerning Human
Understanding" yang sangat memengaruhinya. Selama kuliah, ia
menyimpan buku-buku catatan yang diberi nama "The Mind", "Natural
Science" (berisi sebuah diskusi mengenai teori atom), "The
Scriptures", dan "Miscellanies" yang berisi rencana besar untuk
sebuah karya dalam bidang filosofi alam dan jiwa, dan merumuskan
aturannya sendiri pada rencananya tersebut.
Edwards masih harus menempuh dua tahun masa pendidikan lagi untuk
mempelajari teologi di New Haven. Ia baru ditahbiskan sebagai
seorang pendeta pada tanggal 15 Februari 1727. Kala itu, ia
ditahbiskan sebagai pendeta Northampton, sekaligus menjadi asisten
kakeknya, Solomon Stoddard. Pada tahun 1727 pulalah ia menikah
dengan Sarah Pierpont.
KEBANGUNAN BESAR
Tahun 1731, Edwards menyampaikan khotbah "Public Lecture" di Boston,
yang kemudian diterbitkan dengan judul "God Glorified -- in Man`s
Dependence". Khotbah ini merupakan kritik pertamanya terhadap
Arminianisme.
Kebangunan rohani mulai terjadi di Northampton pada 1733 dan terus
berlanjut pada musim dingin 1734 dan musim semi berikutnya,
sampai-sampai mengancam jalannya bisnis di kota itu. Selama enam
bulan, hampir tiga ratus orang menghadiri ibadah di gereja.
Kebangunan rohani itu memberi Edwards kesempatan untuk mempelajari
proses pertobatan dalam berbagai tahap dan jenis, dan ia mencatat
pengamatannya itu dengan ketelitian dan diskriminasi psikologis
dalam "A Faithful Narrative of the Surprising Work of God in the
Conversion of Many Hundred Souls in Northampton" (1737).
Pada musim semi 1735, kebangunan rohani itu mulai reda dan mulai
muncul reaksi. Namun hal itu hanya berlangsung sesaat, dan
kebangunan Northampton yang telah tersebar ke lembah Connecticut dan
gaungnya menggema hingga ke Inggris dan Skotlandia, berlangsung dari
1739 -- 1740, diikuti oleh Kebangunan Besar (Great Awakening) yang
sebenarnya di bawah kepemimpinan Edwards. Pada saat itulah Edwards
berkenalan dengan George Whitefield dan menyampaikan khotbahnya yang
paling terkenal, "Sinners in the Hands of an Angry God", di Enfield,
Connecticut pada tahun 1741. Khotbah ini terkenal sebagai salah satu
contoh terbesar dari gaya khotbah yang "menyala-nyala".
Kebangunan tersebut tidak mendapat simpati dari para pemimpin
ortodoks. Sehingga pada tahun 1741, Edwards menerbitkan
pembelaannya, "The Distinguishing Marks of a Work of the Spirit of
God" yang pada khususnya berkaitan dengan fenomena yang paling
dikritik; pingsan, tangisan, dan tertawa terbahak-bahak. "Efek
tubuh," itu tegasnya, tidak bertentangan dengan karya Roh Kudus;
namun merupakan ekspresi menentang kebangkitan yang terjadi di
gereja-gereja Puritan yang lebih ketat. Akibatnya, pada tahun 1742
ia terpaksa menulis pembelaannya yang kedua dalam "Thoughts on the
Revival in New England", tulisan yang sangat berpengaruh bagi
meningkatnya keadaan moral di negara ini. Dalam tulisan itu, ia
sekali lagi menekankan bahwa efek tubuh itu sama sekali tidak salah
dan pentingnya khotbah yang ditujukan untuk menyebarkan teror jika
memang itu diperlukan, khususnya bagi anak-anak, yang di mata Tuhan
bisa menjadi ular berbisa jika mereka bukanlah pengkiut Kristus.
Namun begitu, anggapan para penggerak Kebangunan Besar (Great
Awakening) yang menganggap bahwa "efek tubuh" itu adalah ujian yang
sebenarnya dari pertobatan, tersebar secara luas. Untuk mengimbangi
keadaan itu, Edwards berkhotbah di Northampton, selama tahun 1742
dan 1743, serangkaian khotbahnya diterbitkan dengan judul Religious
Affections (1746), suatu pernyataan ulang tentang cita-citanya yang
bersifat lebih filosofis dan umum mengenai "ciri khas"
("distinguishing marks"). Tahun 1747, ia bergabung dengan pergerakan
yang dimulai di Skotlandia yang disebut "konser doa", dan di tahun
yang sama menerbitkan "An Humble Attempt to Promote Explicit
Agreement dan Visible Union of God`s People in Extraordinary Prayer
for the Revival of Religion and the Advancement of Christ`s Kingdom
on Earth". Tahun 1749, ia menerbitkan biografi David Brainerd yang
telah tinggal bersama keluarganya selama beberapa bulan dan
meninggal di Northhampton di tahun 1747.
ILMU DAN ESTETIKA
Edwards sangat mengagumi penemuan-penemuan Isaac Newton dan
ilmuwan-ilmuwan lain pada saat itu. Sebelum terjun dalam pelayanan
penuh waktu di Northampton, dia menulis berbagai topik tentang
filsafat alam, termasuk "laba-laba terbang", cahaya, dan benda-benda
optik. Saat dia mengkhawatirkan materialisme dan iman karena
beberapa alasannya pada saat itu, dia melihat hukum alam yang Tuhan
berikan dan yang menunjukkan hikmat dan kepedulian. Sejak saat
itulah, para ilmuwan tidak menggoyahkan imannya dan baginya tidak
ada konflik yang saling berkaitan antara rohani dan materi.
Dia juga menulis khotbah-khotbah dan traktat-traktat
(artikel-artikel) teologia yang menekankan kemuliaan Allah dan
peranan estetika dalam kehidupan rohani, di mana ia mengantisipasi
estetika teologis abad dua puluh ini yang ditunjukkan oleh
tokoh-tokoh seperti Hans Urs von Balthasar.
MASA TUA
Tahun 1748, terjadi krisis hubungan antara dirinya dengan jemaatnya.
The Half-Way Covenant, yang diterima oleh sinode 1657 dan 1662,
membuat baptisan, dan bukan keikutsertaan dalam sakramen Perjamuan
Kudus, sebagai satu-satunya syarat keanggotaan jemaat. Kakek Edwards
dan para pendeta pendahulunya, Solomon Stoddard yang bahkan lebih
liberal lagi, percaya bahwa perjamuan itu merupakan suatu peraturan
untuk masuk agama lain dan baptisan merupakan hak yang umum bagi
seluruh anggota gereja. Di awal tahun 1744, Edwards dalam khotbahnya
yang berjudul "Religious Affections", dengan jelas mengisyaratkan
ketidaksukaannya pada praktik ini.
Khotbah Edwards menjadi tidak disukai. Selama empat tahun, tidak ada
yang mau masuk ke gerejanya. Namun, pada saat ada yang mau masuk ke
gerejanya, pada tahun 1748, orang itu akan bertemu dengan ujian
formal, tetapi lembut dan halus yang diadakan oleh Edwards, seperti
yang diungkapkan dalam "The Distinguishing Marks dan dalam
Qualifications for Full Communion" (1749).
Pada tahun 1757, saat Rev. Aaron Burr meninggal, Edwards terpaksa
menjabat sebagai Presiden College of New Jersey (kini Princeton
University). Aaron sendiri merupakan menantunya yang menikahi
Esther, putrinya lima tahun sebelumnya. Edwards dilantik pada
16 Februari 1758.
Hampir sesaat setelah menjadi presiden, dia disuntik cacar, yang
saat itu mewabah di Princeton, New Jersey. Ia tidak pernah sehat dan
meninggal karena suntikan itu pada 22 Maret 1758. Ia dimakamkan di
Princeton Cemetery. Edwards memunyai 3 anak laki-laki dan 8 anak
perempuan. (t/Ratri)
Diterjemahkan dan diringkas dari:
Nama situs : Wikipedia
Judul Artikel: Jonathan Edwards
Nama penulis : tidak dicantumkan
Alamat URL : http://en.wikipedia.org/wiki/Jonathan_Edwards
______________________________________________________________________
Setiap orang gila yang jenius bisa membuat sesuatu lebih besar, lebih
kompleks dan lebih sengit. Dibutuhkan sentuhan jenius dan keberanian
untuk melawan arus. Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan.
Albert Eintein -- Ilmuwan
+ Karya ______________________________________________________________
1822 -- 1884 Ilmuwan
GREGOR MENDEL (1822-1884)
Diringkas oleh: Kristina Dwi Lestari
Johann Mendel lahir tanggal 22 Juli 1822 di kota kecil Heinzendorf
di Silesia, Austria. (Sekarang kota itu bernama Hranice wilayah
Republik Ceko.) Johann memunyai dua saudara perempuan. Ayahnya
adalah seorang petani. Minatnya dalam bidang hortikultura ternyata
dimulai sejak dia masih kecil.
Pada Oktober 1843, Johann menjadi murid baru di biara St. Thomas
Augustini di Brunn, Moravia (sekarang Brno di Republik Ceko), dengan
nama Gregor. Di sini ia mempelajari berbagai ilmu selain
hortikultura yang telah diminatinya sejak kanak-kanak di pertanian
ayahnya. Biara ini sendiri memiliki kebun raya yang bagus, kebun
sayur, kebun buah, peternakan tawon, dan perusahaan susu untuk
memenuhi kebutuhan biara. Perpustakaan biara kaya akan buku dan
tulisan-tulisan ilmiah mutakhir. Mendel memperoleh kesempatan emas
untuk melanjutkan minatnya dalam hortikultura. Selanjutnya, dia
memulai kariernya sebagai guru dan terus menekuni ilmu alam di
Universitas Vienna dengan melakukan eksperimen untuk menguji gagasan
dalam ilmu.
EKSPERIMEN MENDEL
Eksperimen Mendel dimulai saat dia berada di biara Brunn didorong
oleh keingintahuannya tentang suatu ciri tumbuhan diturunkan dari
induk keturunannya. Jika misteri ini dapat dipecahkan, petani dapat
menanam hibrida dengan hasil yang lebih besar. Prosedur Mendel
merupakan langkah yang cemerlang dibanding prosedur yang dilakukan
waktu itu. Mendel sangat memperhitungkan aspek keturunan dan
keturunan tersebut diteliti sebagai satu kelompok, bukan sejumlah
keturunan yang istimewa. Dia juga memisahkan berbagai macam ciri dan
meneliti satu jenis ciri saja pada waktu tertentu; tidak memusatkan
perhatian pada tumbuhan sebagai keseluruhan.
Dalam eksperimennya, Mendel memilih tumbuhan biasa, kacang polong,
sedangkan para peneliti lain umumnya lebih suka meneliti tumbuhan
langka. Dia mengidentifikasi tujuh ciri berbeda yang kemudian dia
teliti:
- bentuk benih (bundar atau keriput),
- warna benih (kuning atau hijau),
- warna selaput luar (berwarna atau putih),
- bentuk kulit biji yang matang (licin atau bertulang),
- warna kulit biji yang belum matang (hijau atau kuning),
- letak bunga (tersebar atau hanya di ujung), dan
- panjang batang tumbuhan (tinggi atau pendek).
Mendel menyilang tumbuhan tinggi dengan tumbuhan pendek dengan
menaruh tepung sari dari yang tinggi pada bunga pohon yang pendek,
demikian sebaliknya. (Sebelumnya, dia memeriksa kemurnian jenis
pohon induk tersebut dengan memastikan bahwa nenek moyang tumbuhan
itu selalu menunjukkan ciri-ciri yang sama.) Mendel mengharapkan
bahwa semua keturunan generasi pertama hasil persilangan itu akan
berupa pohon berukuran sedang atau separuh tinggi dan separuh
pendek. Namun ternyata, semua keturunan generasi pertama berukuran
tinggi. Rupanya sifat pendek telah hilang sama sekali. Lalu Mendel
membiarkan keturunan generasi pertama itu berkembang biak sendiri
menghasilkan keturunan generasi kedua. Kali ini, tiga perempat
berupa tumbuhan tinggi dan seperempat tumbuhan pendek. Ciri-ciri
yang tadinya hilang muncul kembali.
Dia menerapkan prosedur yang sama pada enam ciri lain. Dalam setiap
kasus, satu dari ciri-ciri yang berlawanan hilang dalam keturunan
generasi pertama dan muncul kembali dalam seperempat keturunan
generasi kedua. (Hasil ini juga diperoleh dari penelitian terhadap
ratusan tumbuhan.)
HUKUM MENDEL PERTAMA
Mendel menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya. Dia
menyatakan bahwa setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi,
satu dari sel jantan (tepung sari) dan satu dari sel betina (indung
telur di dalam bunga). Kedua informasi ini (kelak disebut plasma
pembawa sifat keturunan atau gen) menentukan ciri-ciri yang akan
muncul pada keturunan. Sekarang, konsep ini disebut Hukum Mendel
Pertama -- Hukum Pemisahan.
Untuk setiap ciri yang diteliti oleh Mendel dalam kacang polong, ada
satu ciri yang dominan sedangkan lainnya terpendam. Induk "jenis
murni" dengan ciri dominan memunyai sepasang gen dominan (AA) dan
dapat memberi hanya satu gen dominan (A) kepada keturunannya. Induk
"jenis murni" dengan ciri yang terpendam memunyai sepasang gen
terpendam (aa) dan dapat memberi hanya satu gen terpendam (a) kepada
keturunannya. Maka keturunan generasi pertama menerima satu gen
dominan dan satu gen terpendam (Aa) dan menunjukkan ciri-ciri gen
dominan. Bila keturunan ini berkembang biak sendiri menghasilkan
keturunan generasi kedua, sel-sel jantan dan betina masing-masing
dapat mengandung satu gen dominan (A) atau gen terpendam (a). Oleh
karenanya, ada empat kombinasi yang mungkin: AA, Aa, aA dan aa. Tiga
kombinasi yang pertama menghasilkan tumbuhan dengan ciri dominan,
sedangkan kombinasi terakhir menghasilkan satu tumbuhan dengan ciri
terpendam.
HUKUM MENDEL KEDUA
Kemudian Mendel meneliti dua ciri sekaligus, yakni bentuk benih
(bundar atau keriput) dan warna benih (kuning atau hijau). Dia
menyilang tumbuhan yang selalu menunjukkan ciri-ciri dominan (bentuk
bundar dan warna kuning) dengan tumbuhan berciri terpendam (bentuk
keriput dan warna hijau). Sekali lagi, ciri terpendam tidak muncul
dalam keturunan generasi pertama. Jadi, semua tumbuhan generasi
pertama memunyai benih kuning bundar. Namun, tumbuhan generasi
kedua memunyai empat macam benih yang berbeda, yakni bundar dan
kuning, bundar dan hijau, keriput dan kuning, dan keriput dan hijau.
Keempat macam ini dibagi dalam perbandingan 9:3:3:1. Mendel mengecek
hasil ini dengan kombinasi dua ciri lain. Perbandingan yang sama
muncul lagi.
Perbandingan 9:3:3:1 menunjukkan bahwa kedua ciri tidak saling
tergantung, sebab perbandingan 3:1 untuk satu ciri bertahan dalam
setiap subkelompok ciri yang lain, dan sebaliknya. Hasil ini
disebut Hukum Mendel Kedua -- Hukum Ragam Bebas.
Eksperimen Mendel menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk
sel-sel reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik
dapat muncul dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama
dalam setiap generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri
tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karena didominasi
oleh gen yang lebih kuat. Dalam generasi kemudian, bila ciri dominan
tidak ada, ciri terpendam itu akan muncul lagi.
KARYANYA DIAKUI
Mendel meninggal di Brunn pada tanggal 6 Januari 1884 dalam usia 61
tahun. Karya Mendel masih terabaikan selama 35 tahun. Jerih lelahnya
itu baru diakui oleh tiga orang ahli botani yang menemukan
kesimpulan yang sama dengan Mendel pada tahun 1900. Salah satu
peneliti tersebut di antaranya adalah Hugo de Vries, seorang
naturalis Belanda. Meskipun karyanya banyak ditemukan dalam
literatur ilmiah, baru setelah penyelidikan verifikasi independen
ini, karyanya dipublikasikan secara luas dan diterima. Karya Mendel
memberikan sumbangan besar terhadap studi ilmu genetika, khususnya
studi mengenai fungsi gen dalam keturunan.
PENTINGNYA KARYA MENDEL
Temuan Mendel memunyai implikasi penting. Karyanya membantah adanya
percampuran dalam keturunan, yaitu pemikiran bahwa ciri-ciri orang
tua diwariskan kepada anak dan kemudian bercampur, lalu diturunkan
ke generasi berikut dalam bentuk campuran. Eksperimen Mendel
membuktikan justru kebalikannyalah yang benar; zat genetika yang
diwarisi dari orangtua hanya bergabung untuk sementara waktu dalam
diri anak, dan dalam generasi berikutnya zat genetik pecah menjadi
satuan-satuan yang ada dalam induk aslinya. Dengan kata lain, zat
genetika itu sendiri tidak berubah.
Ketika karya Mendel ditemukan kembali awal tahun 1900-an, reaksi
awal para ilmuwan adalah menentang Darwinisme. Dalam bukunya,
"Processes of Organic Evolution", G.L. Stebbins membahas
"pertentangan keras mengenai hakikat keragaman keturunan dan
proses-proses evolusi antara penganut Mendel awal, terutama de Vries
dan para naturalis Darwin kontemporer." Baru pada tahun 1920-an,
setelah ada modifikasi yang cukup berarti tentang mekanisme evolusi,
para ilmuwan mulai menyatakan bahwa evolusi cocok dengan temuan
Mendel.
Penelitian Mendel menunjukkan secara gamblang tentang stabilitas
dasar dari berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang diciptakan,
sedangkan kaum evolusionis selama puluhan tahun berupaya untuk
memasukkan hal ini ke dalam kerangka Darwin. Karya Mendel tidak
mendukung gagasan evolusioner yang mengatakan bahwa satu spesies
dapat berevolusi menjadi spesies lain. Dalam hal ini, banyak ilmuwan
seperti Isaac Asimov mengatakan bahwa "kelemahan terbesar dalam
teori Darwin telah dilengkapi dengan temuan Mendel."
Diringkas dan disesuaikan dari:
Judul buku: Para Ilmuwan Mempercayai Allah
Judul bab : Gregor Mendel
Penulis : Ann Lamont
Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta 2001
Halaman : 194 -- 210
+ Tahukah Anda? ______________________________________________________
Sisi menarik dari Einstein bahwa dia dilahirkan sebagai anak yang
dianggap bodoh dungu dan lamban dalam pelajaran. Ketidakpuasan akan
sistem pendidikan yang ada telah menjadikannya seorang yang kritis
menyikapi hukum-hukum fisika yang telah ada sebelumnya.
Sumber: "Sekilas Tentang Albert Einstein (1879-1955)" dalam
http://www.kadarsah.50megs.com/custom.html
+ Sisipan ____________________________________________________________
MEMBANGUN "NETWORK" MUSIK DAN AUDIO MELALUI IN-CHRIST.NET
http://www.in-christ.net/
http://www.in-christ.net/topic_blog/musik_dan_audio
http://www.in-christ.net/topic_artikel/musik_dan_audio
Ke manakah Anda mencari bila ingin mendapatkan bahan-bahan dan
informasi mengenai bidang pelayanan Kristen tertentu? Relevankah
hasil pencarian dengan mesin pencari yang Anda peroleh? Kehadiran
Indonesian Christian Networks (In-Christ.Net) kini memberikan
alternatif baru bagi Anda.
Dengan moto "Equipping one another", In-Christ.Net tidak sekadar
menjadi wadah bagi berbagai bidang pelayanan Kristen, tapi juga
ingin menghimpun berbagai gereja, yayasan/lembaga, dan individu
Kristen yang memiliki konsentrasi di bidang pelayanan tertentu dalam
persekutuan dan pelayanan elektronik yang holistik. Bidang
musik/audio merupakan salah satunya.
Keunikan In-Christ.Net ialah penggabungan beragam fasilitas
sekaligus. Selain Artikel dan Blog, masih ada Links (direktori
Kristen) dan Kolaborasi (memanfaatkan teknologi Wiki), juga Kursus
yang untuk saat ini masih berupa Kursus dari Layanan Konseling
Keluarga dan Karir (LK3). Keberagaman ini membuat Anda tidak
sekadar mendapatkan beragam bahan dan informasi, tapi juga diajak
untuk berperan serta membangun komunitas Kristen yang saling
melengkapi ini.
Adapun "network" Musik dan Audio saat ini telah memberikan sejumlah
informasi yang bisa Anda lengkapi. Silakan telusuri masing-masing
menu untuk melihat "network" ini, dan sejumlah "network" lainnya.
In-Christ.Net akan terus berkembang seiring partisipasi dari
berbagai pihak -- termasuk Anda -- yang terus menambah bahan dan
informasi kekristenan di dalamnya. Mari bersama-sama bergabung dalam
pelayanan elektronik yang saling memperlengkapi dan memberkati ini.
BULETIN DOA OPEN DOORS
Rindukah Anda berdoa bagi pengikut Kristus di seluruh dunia? Kini
buletin doa Open Doors hadir bagi setiap Anda yang ingin bersatu
hati berdoa bagi mereka yang menghadapi tekanan dan penganiayaan
karena imannya kepada Yesus Kristus. Buletin doa ini hadir ke
mailbox Anda setiap awal bulan mulai Juli 2007 atas kerja sama
Yayasan Lembaga SABDA < http://www.sabda.org/ > dengan Yayasan Obor
Damai Indonesia yang dinaungi oleh organisasi Open Doors
International < http://www.opendoors.org/ >.
Untuk berlangganan, silakan kirim e-mail kosong ke alamat:
==> subscribe-i-kan-buah-doa(at)hub.xc.org
Apabila Anda rindu mengajak teman atau gereja Anda berdoa, silakan
daftarkan mereka untuk berlangganan buletin doa ini dengan
mengirimkan nama dan alamat e-mail mereka ke:
==> doa(at)sabda.org
Dan marilah kita naikkan doa bersama agar Tuhan memberikan kekuatan
dan perlindungan bagi pengikut Kristus yang sedang melaksanakan
Amanat Agung di mana pun mereka berada. Selamat berdoa.
______________________________________________________________________
Pengasuh: Kristina Dwi Lestari
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2007
YLSA -- http://www.sabda.org/ylsa
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
_________________No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati_________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`)
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Alamat berhenti : < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org >
Kontak redaksi : < biokristi(at)sabda.org >
Alamat situs : http://biokristi.sabda.org/
Alamat forum : http://biokristi.sabda.org/forum/
Arsip Bio-Kristi : http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |