|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/151 |
|
Bio-Kristi edisi 151 (9-9-2015)
|
|
Buletin Elektronik
BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_______________________Edisi 151/September 2015_________________________
Bio-Kristi -- Petrus
Edisi 151/September 2015
Salam damai dalam Kristus,
Kita pasti sudah pernah mendengar cerita tentang Petrus. Ya, ia
merupakan salah satu dari murid terdekat Yesus yang sering kali naif,
penuh dengan keraguan, bahkan penyangkalan, tetapi pada akhirnya
menjadi salah satu rasul yang terbesar di sepanjang sejarah
penginjilan. Kehidupan Petrus menjadi salah satu contoh kehidupan yang
menarik dalam Alkitab karena ia mewakili keberadaan kita sebagai
manusia, yang lemah dan memiliki banyak kekurangan, tetapi kemudian
dipakai oleh Tuhan secara luar biasa. Untuk itu, kita akan sama-sama
belajar mengenai Petrus melalui edisi Bio-Kristi kali ini dan melihat
karya Tuhan yang luar biasa dalam pribadi seorang nelayan yang pada
awalnya biasa-biasa saja. Selamat menyimak.
-- Tetapi bukan aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalamku --
Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://biokristi.sabda.org/ >
RIWAYAT: PETRUS
Hidup Petrus Sebelum Kristus
Rasul Petrus mungkin yang paling vokal dari antara dua belas rasul
dalam pelayanan Yesus di bumi. Dialah yang menjadi salah satu saksi
iman yang paling berani. Sejarah awalnya dimulai dengan pembawaannya
yang sederhana. Ia lahir sekitar tahun 1 SM dan meninggal sekitar
tahun 67 M.
Nama asli Petrus adalah Simon. Yesuslah yang mengubah nama Petrus.
Petrus berarti "batu karang" atau secara harfiah "Petra". Ia adalah
seorang nelayan Galilea dan saudara dari Andreas. Mereka berasal dari
desa Betsaida (Yohanes 1:43, 12:21). Petrus sudah menikah. Ia juga
seorang pengikut Yohanes Pembaptis. Petrus, sebelum dipanggil, sama
seperti semua manusia, adalah orang berdosa. Bahkan, ia malu atas
dosanya di hadapan Yesus Kristus (Lukas 5:6-8). Petrus mungkin adalah
murid pertama yang dipanggil Yesus bersama dengan saudaranya, Andreas.
Biografi Rasul Petrus
Petrus meninggalkan kariernya sebagai nelayan untuk mengikuti Yesus.
Nelayan pada waktu itu adalah orang yang kasar, berantakan, keji,
berpakaian lusuh, dan sering menggunakan bahasa vulgar. Para nelayan
dari abad pertama adalah laki-laki yang sangat jantan. Mereka penuh
semangat dan memiliki emosi yang meledak-ledak. Mungkin karena inilah,
Yakobus dan saudaranya Yohanes disebut anak-anak petir (Markus 3:17).
Kehidupan mereka adalah kehidupan yang kasar karena menangkap ikan
merupakan pekerjaan yang sangat menuntut kekuatan fisik. Mereka pasti
agak takut juga karena badai yang sengit dan hebat datang dengan cepat
di danau Galilea. Badai sering mengejutkan nelayan dan bisa dengan
mudah membalikkan kapal yang mereka gunakan setinggi 20 sampai 30
kaki.
Petrus selalu berkata-kata sebelum berpikir. Namun, satu hal yang bisa
dikatakan tentang Petrus adalah bahwa ketika Yesus mengatakan kepada
mereka (Petrus dan Andreas) untuk "ikutlah Aku", mereka langsung
berjalan pergi dan meninggalkan semua yang mereka miliki tanpa
berpikir panjang (Lukas 5:1-9). Mempertimbangkan fakta ini berarti
mereka meninggalkan segala sesuatu, yaitu semua kapal nelayan mereka,
jaring ikan mereka, dan semua perlengkapan perdagangan mereka. Berapa
banyak orang pada saat ini yang bersedia untuk meninggalkan bisnis
mereka sendiri untuk mengikuti Seseorang yang hanya meminta mereka
untuk mengikuti-Nya?
Hidup Petrus Bersama dengan Kristus
Seperti disebutkan sebelumnya, Petrus merupakan salah satu murid
pertama yang dipanggil oleh Yesus dan ia sering menjadi juru bicara
mereka, baik untuk hal yang baik maupun yang buruk. Satu hal yang
membuatnya dipuji adalah pemahaman khususnya mengenai identitas Yesus.
Petrus adalah orang pertama yang menyebut Yesus Anak Allah yang Hidup
-- Mesias (Markus 8:29; Lukas 9:20; Matius 16:16-17.). Ketika Yesus
memanggilnya, Petrus tahu bahwa ia adalah Allah dan merasa tidak layak
untuk berada di hadirat Yesus (Lukas 5:6-8). Meski begitu, Yesus
tidak ragu-ragu dan mengatakan kepada Petrus dan Andreas bahwa ia akan
menjadikan mereka "penjala manusia" (Markus 1:17).
Meskipun berani, tetapi sering kali Petrus bersikap salah. Dalam satu
peristiwa, ia bahkan menegur Tuhan dan mengatakan bahwa ia bersedia
mati untuk Yesus, meskipun pada penangkapan dan pengadilan Yesus, ia
menyangkali-Nya sebanyak tiga kali (Matius 16:21-22). Yesus mengasihi
murid-murid dan tahu mana orang-orang yang akan tetap setia kepada-Nya
dan mereka yang akan menyerahkan-Nya (Yudas Iskariot). Petrus adalah
seorang saksi mata atas banyak mukjizat yang Yesus lakukan dan juga
menyaksikan kemuliaan Allah bersama dengan Yohanes dan Yakobus saat
Transfigurasi. Itu adalah saat kemanusiaan Yesus dibukakan untuk
menyatakan kemuliaan ketuhanan-Nya (Matius 17:1-9).
Petrus Sang Murid Sampai Petrus Sang Rasul
Seorang murid berarti "pengikut", dan itulah kebanyakan orang Kristen
sebenarnya pada saat ini. Seorang rasul adalah "ia yang diutus" dalam
arti diutus oleh Allah untuk memberitakan Injil Yesus Kristus.
Definisi Alkitab tentang seorang rasul dan satu-satunya rasul yang
disebut rasul dalam Perjanjian Baru haruslah yang ada bersama Yesus
selama pelayanan-Nya di dunia (seperti para murid) atau setelah
melihat Kristus yang bangkit (seperti yang dilakukan Paulus yang
diajar selama tiga tahun di gurun oleh Yesus Kristus sendiri).
Setelah Kristus memberi tahu para murid tentang akhir zaman (Matius
24), Ia memberi mereka tugas atau perintah dari Amanat Agung (Matius
28:18-20). Hal itu adalah hal yang terakhir yang Yesus katakan kepada
mereka (Kisah Para Rasul 1:8), dan sejak saat itu para murid (pengikut
Kristus) menjadi rasul (yang diutus). Penunjukan mereka sebagai rasul
tidak pernah digunakan sampai setelah Kenaikan Kristus (Kisah Para Rasul 1)
karena sebelum itu, mereka masih mengikuti Yesus. Setelah
Kristus naik ke sebelah kanan Bapa dan duduk di sana (menandakan
pelayanan-Nya di bumi sudah selesai dilakukan -- kecuali melalui para
rasul), Ia mengutus mereka untuk pergi ke ujung bumi memberitakan
Injil Kerajaan Allah.
Petrus adalah orang pertama yang berkhotbah pada hari Pentakosta
setelah Roh Kudus turun, dan ia adalah orang pertama yang memberitakan
Kristus kepada seorang non-Yahudi. Ia adalah salah satu dari para
rasul yang paling berani di antara rasul-rasul lainnya. Ia rela
menderita penganiayaan, penjara, pemukulan, dan bahkan bersukacita
dalam kenyataan bahwa ia layak menderita aib demi Tuhan (Kisah Para
Rasul 5:41).
Injil Markus atau Petrus?
Ada bukti yang sangat terpercaya melalui tradisi gereja dan sejarawan
gereja mula-mula bahwa Injil Markus sebenarnya Injil Petrus. Petrus
dikatakan telah mendiktekan pemuridannya dari Yesus kepada Yohanes
Markus, yang merupakan seorang temannya sepanjang tahun-tahun terakhir
hidupnya. Jika Anda membaca Injil Markus, Anda dapat melihat rincian
yang sangat baik dari apa yang tampaknya menjadi saksi mata dari
perspektif Petrus. Yohanes Markus tidak pernah menjadi murid Yesus dan
ia bukan seorang rasul. Ada sedikit keraguan bahwa karya Markus dan
Injilnya sebenarnya adalah kisah Petrus yang diceritakan kembali, dan
kemudian ditulis oleh Yohanes Markus. Hal ini dibuktikan oleh fakta
bahwa Markus tidak hadir pada pelayanan Yesus dan dalam rincian yang
sangat intim yang dijelaskan dalam Markus. Beberapa peristiwa di mana
Petrus, Yohanes, dan Yakobus yang sering sendirian bersama dengan
Yesus, seperti dalam transfigurasi (peristiwa perubahan diri Yesus
ketika berada di atas gunung di mana wajah-Nya bercahaya seperti
matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang, dalam
Matius 17:2 - Red.), adalah seperti orang pertama yang menceritakan
kembali ceritanya.
Lain kali, saat Anda membaca Injil Markus, pikirkan tentang Petrus dan
lihat apakah Anda dapat menyadari secara lebih jelas bahwa itu
pastilah catatan saksi mata Petrus -- catatan yang hanya Petrus yang
bisa menceritakannya.
Akhir Petrus yang Mulia
Pada hari-hari menjelang kematian Petrus, hampir semua rasul telah
menjadi martir. Apakah Yesus benar-benar memprediksi kematian Petrus
melalui penyaliban ketika ia mengatakan bahwa "Sesungguhnya ketika
engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau
berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi
tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat
engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." (Yohanes
21:18-19)? Sejarawan gereja, Tertullian, Origen, dan Eusebius
mengatakan bahwa tangan Petrus direntangkan, dan dengan mengenakan
pakaian penjara, ia dibawa ke tempat di mana tidak ada orang yang
ingin ke sana (penyaliban), kemudian ia disalibkan. Ia dikatakan
disalibkan terbalik karena ia merasa tidak layak untuk disalibkan
dengan cara seperti yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus.
Ia bersukacita pada hari kematiannya, mengetahui bahwa ia akan bertemu
kembali dengan Juru Selamat yang ia kasihi. Itu adalah masa hidupnya
sepanjang 65 tahun, sedangkan 40 tahun terakhirnya ditujukan untuk
memberitakan Injil Yesus Kristus. Dalam Perjanjian Lama, angka 40
selalu merupakan angka pengujian -- dan selama itulah Petrus diuji.
Petrus lulus dalam kecemerlangan yang mulia dan menjadi salah satu
dari hanya dua belas rasul yang akan memerintah bersama Yesus Kristus
dalam Kerajaan Surga. Nelayan yang rendah menjadi penjala manusia yang
perkasa, seseorang yang berubah dan membentuk dunia selamanya, dan
masih terus memberitakan Injil Yesus Kristus melalui Injilnya (ditulis
oleh Markus), kitab Kisah Para Rasul, dan melalui surat-surat 1 dan 2
Petrus. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
Nama situs: What Christians Want to Know
Alamat URL: http://www.whatchristianswanttoknow.com/apostle-peter-biography-timeline-life-and-death/
Judul asli artikel: Apostle Peter Biography: Timeline, Life, and Death
Penulis artikel: Jack Wellman
Tanggal akses: 16 Januari 2015
TAHUKAH ANDA: KELEMAHAN DAN KEKUATAN KARAKTER PETRUS
Ditulis oleh: N. Risanti
Petrus adalah pribadi yang awalnya sering kali memercayai pemikirannya
sendiri dibanding beriman kepada Allah. Peristiwa ketika ia berjalan
di air dan penyangkalannya sebanyak tiga kali di halaman rumah Imam
Besar menjelaskan mengapa ia sering kali gagal untuk beriman secara
teguh kepada Allah. Satu kali Paulus pernah mengatakan Petrus sebagai
seorang munafik (Galatia 2:13) karena mengingkari orang-orang bukan
Yahudi di bawah tekanan. Meskipun demikian, tidak ada pertentangan
teologis pada Paulus dan Petrus sebab Paulus hanya menyorot mengenai
praktik hidup Petrus yang tidak selaras dengan ajarannya.
Di sisi lain, Petrus adalah seorang yang setia dan memiliki gelora
yang sangat menggebu-gebu dalam melakukan pelayanan. Ia langsung
meninggalkan pekerjaannya sebagai nelayan untuk mengikut Yesus,
menjadi salah seorang dari tiga murid yang akrab dengan Sang Guru, dan
sering kali hadir dalam peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada
diri Tuhan Yesus. Tidak seperti Yudas yang terus terpuruk dalam
dosanya, Petrus bertobat dan berbalik dari penyangkalannya sehingga
pada akhirnya ia dipakai secara luar biasa sebagai saksi Kristus.
Petruslah yang kemudian menjadi rasul pertama, yang dihubungkan dengan
penginjilan kepada bangsa-bangsa non-Yahudi, dan terus setia menjalani
panggilannya sampai akhir hayatnya. Melalui kehidupan Petrus, kita
dapat melihat bahwa Allah dapat bekerja dalam diri seseorang terlepas
dari segala kelemahan yang terdapat di dalam dirinya. Kita pun dapat
belajar menaruh pengharapan dan iman percaya kita hanya kepada Allah
sehingga kita dapat dipakai untuk melakukan hal-hal yang besar dan
luar biasa. Petrus, sang batu karang, sudah membuktikannya kepada
kita.
Sumber bacaan:
1. Zavada, Jack. "Peter the Apostle - Member of Jesus` Inner Circle".
Dalam http://christianity.about.com/od/newtestamentpeople/a/JZ-Peter-The-Apostle.htm
2. _____. "Simeon" Dalam http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=Petrus
3. _____. "Peter the Apostle" Dalam http://www.aboutbibleprophecy.com/p58.htm
STOP PRESS: PUBLIKASI E-KONSEL: BAHAN-BAHAN PELAYANAN KONSELING
KRISTEN
Seiring dengan pesatnya perkembanganya dunia, kompleksitas masalah
hidup pun semakin meningkat dengan berbagai variasinya. Manusia tidak
hanya membutuhkan dan mencari materi. Penguatan, bimbingan, dan
penghiburan pun menjadi "kebutuhan" yang penting di tengah kesasakan
dan rupa-rupa masalah kehidupan. Ini adalah kesempatan besar bagi
orang percaya untuk melayani sesama dalam pelayanan bimbingan yang
alkitabiah! Anda ingin mendapat perlengkapan yang lebih dalam bidang
pelayanan konseling?
Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > mengajak Anda untuk
bergabung menjadi pelanggan Publikasi e-Konsel! Publikasi e-Konsel
menyajikan artikel, bimbingan alkitabiah, tanya-jawab, komunitas
konselor, tips, dan masih banyak kolom lainnya untuk memperlengkapi
Anda. Cara berlangganan sangat mudah dan GRATIS! Kirimkanlah email
Anda ke < subscribe-i-kan-konsel(at)hub.xc.org > atau ke
< konsel(at)sabda.org > dan setiap Selasa minggu kedua Anda akan
memperoleh bahan-bahan tertulis dalam email Anda. Jika Anda rindu
ambil bagian dalam pelayanan konseling, jangan ragu untuk berlangganan
publikasi e-Konsel.
Dapatkan arsip e-Konsel sejak tahun 2001 di:
< http://sabda.org/publikasi/e-konsel/arsip/ >
Kontak: biografi(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti dan Ayub
Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |