|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/150 |
|
Bio-Kristi edisi 150 (12-8-2015)
|
|
Buletin Elektronik
BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_______________________Edisi 150/Agustus 2015_________________________
Bio-Kristi -- George Washington Carver
Edisi 150/Agustus 2015
Salam damai dalam Kristus,
Sesungguhnya, setiap orang memiliki rana kehidupan dan panggilan untuk
melaksanakan visi dari Allah. Visi Allah tidak harus selalu berkutat
dalam ladang pelayanan rohani, tetapi bahkan dalam ladang pada arti
sesungguhnya. George Washington Carver yang merupakan seorang ahli di
bidang pertanian adalah salah satu pribadi yang menjalani panggilan
hidupnya untuk melaksanakan visi dari Allah. Ia mendedikasikan
hidupnya untuk menjadi pendamping bagi petani-petani yang terjerat
dalam lingkaran kemiskinan, untuk menawarkan solusi dan pengetahuan
yang ia dapatkan dari Tuhan. Kehidupannya menjadi kehidupan yang indah
untuk diketahui karena ia sungguh menjalani kehidupan yang bermanfaat
bagi mereka yang membutuhkan serta membawa kemuliaan bagi Tuhan.
Selamat menyimak.
-- Tetapi bukan aku lagi, melainkan Kristus yang hidup di dalamku --
Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
N. Risanti
< okti(at)in-christ.net >
< http://biokristi.sabda.org/ >
KARYA: GEORGE WASHINGTON CARVER: AHLI KIMIA PERTANIAN
Diringkas oleh: N. Risanti
Masa Muda
George dilahirkan di daerah pertanian Diamond Grove, Missouri, sekitar
tahun 1864, yaitu setahun sebelum perbudakan berakhir. Ketika masih
bayi, ia dan ibunya diculik oleh penjual budak sampai akhirnya mereka
dibebaskan oleh seorang petani Jerman yang baik hati bernama Moses
Carver di Arkansas. George dan kakaknya kemudian diadopsi oleh Moses
Carver sehingga mereka kemudian dikenal sebagai anak keluarga Carver.
Ibu kandung George sendiri kemudian tidak lagi diketahui nasibnya
karena ia tidak pernah ditemukan lagi. Sementara itu, ayah mereka
telah tewas karena kecelakaan sewaktu bertani. Dalam keluarga Carver,
George dan kakaknya, James, dididik untuk mengasihi Tuhan dan
memercayai firman-Nya melalui pembacaan Alkitab yang mereka lakukan
setiap hari.
Pendidikan
Moses Carver memberikan kesempatan bersekolah kepada kedua anak
angkatnya, meskipun pada waktu itu hampir semua anak berkulit hitam
hanya memperoleh pendidikan rendah atau malah tidak mendapat
pendidikan sama sekali. Meski James kemudian berhenti sekolah untuk
bekerja, George tetap meneruskan pendidikannya dan berhasil meraih
prestasi yang gemilang di sekolah menengah. Ia kemudian mendapat
beasiswa untuk memasuki perguruan tinggi di Kansas. Namun, ia ditolak
ketika pihak universitas mengetahui bahwa ia berkulit hitam.
George akhirnya masuk ke perguruan tinggi di wilayah utara, yaitu di
Simpson College di Indianola, Iowa, setelah tidak ada kesempatan untuk
memasuki perguruan tinggi di wilayah selatan bagi orang berkulit
hitam. Ia merupakan orang kedua yang belajar di sana.
Setelah lulus pada tahun 1895, ia kemudian melamar ke Iowa State
College of Agricultural and Mechanical Arts, dan diterima sebagai
mahasiswa pascasarjana sekaligus staf pengajar. Di sana, ia memberi
kuliah botani dan mengurusi rumah kaca jurusan hortikultura sebelum
akhirnya lulus pada tahun 1896 sebagai yang terbaik dari kelasnya.
Lalu, George Carver menerima tawaran untuk mengajar di Institut
Tuskegee di Alabama, yang berarti membuatnya meninggalkan kedudukan
bergengsi, gaji tinggi, dan fasilitas penelitian yang sangat baik.
Langkah menerima tawaran ini bukan langkah yang baik bagi kariernya
dipandang dari kacamata manusia.
Rencana Tuhan Bukan Rencana Manusia
Carver selalu mencari tahu apa rencana Tuhan baginya yang ia lakukan
dalam rutinitas jalan paginya setiap hari. Carver telah berhasil
mengentaskan dirinya dari kemiskinan, dan sekarang ia menyadari bahwa
Tuhan memanggilnya untuk kembali ke selatan, menolong orang lain
melepaskan diri dari kemiskinan dengan mempelajari cara bertani yang
lebih baik. Sebagai tanggapan atas bimbingan Tuhan, Carver berangkat
ke Alabama pada akhir tahun 1896 untuk memulai tugas barunya.
Para petani di selatan terperangkap dalam lingkaran kemiskinan karena
rendahnya produktivitas pertanian. Penanaman kapas yang berulang-ulang
selama bertahun-tahun akhirnya menguras mineral tanah, yang kemudian
diperburuk lagi oleh erosi. Carver menyadari bahwa jalan keluar satu-
satunya adalah menanam tanaman selingan yang akan mengembalikan
kandungan nitrat di dalam tanah. Namun, tanaman selingan itu harus
bisa memberikan pendapatan juga bagi petani sementara tanahnya
disuburkan kembali.
Carver mulai mendirikan pertanian eksperimen di Institut Tuskegee.
Dengan pertolongan para mahasiswanya, ia mendirikan laboratorium untuk
meneliti berbagai tanaman dan tanah itu sendiri. Lalu, ia menanam
sejenis kacang (cowpea) untuk menambah kesuburan tanah serta cara
membuat makanan yang lezat dan bergizi dari kacang yang tadinya
dianggap hanya sebagai makanan ternak itu. Selain itu, ubi jalar juga
ternyata dapat menambah kesuburan tanah. Ketika kemudian tanah
ditanami kapas kembali, hasilnya dua setengah kali lipat dari
sebelumnya. Ini menunjukkan keberhasilan Carver dalam memperbarui daya
produksi tanah.
Manfaat Lain untuk Panenan
Carver kemudian mengembangkan kegunaan dari produk tanaman selingan
tersebut sehingga produknya dapat dipasarkan. Dengan ubi jalar, ia
mengembangkan lebih dari seratus produk, seperti tepung kanji, cuka,
kembang gula, perekat, dan semir sepatu. Carver mengembangkan tiga
ratus macam kegunaan kacang tanah selain untuk menyuburkan tanah,
yaitu: selai kacang dan minyak kacang, penghasil bahan pewarna, tinta,
sabun, krim cukur, sampo, kosmetik, dan lain-lain. Ia juga
mengembangkan produk kacang tanah sebagai pengganti susu, es krim,
kopi, dan daging. Firman Tuhan selalu menjadi dasar baginya dalam
melakukan penelitian. Ia percaya bahwa Tuhan menciptakan dunia flora
dan fauna yang indah untuk kesejahteraan dan kebutuhan manusia, dan
manusia bertanggung jawab untuk menemukan sebanyak mungkin manfaatnya
bagi umat manusia.
Berbagi Temuan
Carver kemudian membagi temuannya kepada banyak orang, terutama mereka
yang hidup di pinggiran kota agar mereka dapat terbebas dari jerat
kemiskinan. Ia mengubah keretanya menjadi sekolah pertanian berjalan,
lalu berkeliling mengajar para petani mengenai rotasi tanaman dan cara
memelihara kesuburan tanah. Carver menyarankan mereka untuk
menghasilkan sebanyak mungkin tanaman untuk kebutuhan sendiri selain
untuk dijual. Selain itu, ia juga mengajari mereka cara mengenali dan
memerangi serangga maupun hama yang menyerang tanaman dan pohon buah
mereka, serta untuk meningkatkan nilai gizi makanan yang mereka
siapkan.
Sebagian petani menerima saran Carver, tetapi sejumlah petani kulit
putih di daerah selatan tidak bisa menerima bahwa seorang kulit hitam
mantan budak, mengajari mereka cara mengolah ladang mereka. Namun,
keadaan berubah ketika hama boll weevil (hama dari sejenis kumbang
pemakan tunas tanaman kapas - Red.) menyerang dan memusnahkan tanaman
kapas di Alabama pada tahun 1914. Hama itu memusnahkan tanaman kapas,
tetapi tidak pada tanaman kacang. Mereka yang semula mengejek Carver
dan melontarkan hinaan rasialis terhadapnya, justru berdatangan untuk
minta tolong. Carver tidak menyimpan dendam kepada mereka dan siap
memberi saran untuk menghentikan "boll weevil", yakni dengan mengubur
tanaman kapas ke dalam tanah, menggunakan insektisida, dan kemudian
menanam kacang tanah sebagai gantinya.
Carver kemudian juga mewakili para petani untuk berbicara di depan
senat (dewan perwakilan rakyat di Amerika Serikat - Red.) mengenai
perlindungan tarif ketika para petani mengalami kerugian karena pasar
dibanjiri kacang tanah impor yang lebih murah harganya. Persuasinya
berhasil sehingga akhirnya senat menyetujui perlindungan tarif bagi
kacang tanah. Industri kacang tanah kemudian berdiri dengan kokoh
setelah para pengusaha mendapat peluang untuk mendirikan usaha
manufaktur dari produksi berbagai produk kacang tanah yang
dikembangkan Carver. Di daerah selatan, industri kacang tanah yang
didirikan Carver kini sudah berkembang menjadi bisnis bernilai jutaan
dolar.
Masih banyak temuan yang dihasilkan oleh Carver, di antaranya plastik
yang dipakai sebagai hiasan dasbor mobil, enam puluh produk dari
kacang pecan (sejenis kacang-kacangan yang banyak dihasilkan di
wilayah selatan Amerika Serikat - Red.), serta mengembangkan beberapa
jenis cat dengan menggunakan tanah liat Alabama.
Watak Kristiani
Dengan watak kristiani yang kental tertanam dalam dirinya, Carver
tidak berupaya untuk mendapatkan hak paten atas temuan dan menimbun
keuntungan untuk menjadi kaya raya. Semua karyanya diberikan secara
cuma-cuma untuk dunia dan ia terus bekerja di Tuskegee dengan gaji
yang sangat kecil selama 47 tahun. Ia menolak tawaran untuk bekerja
sama dalam penelitian dengan Thomas Edison atau ajakan dari pengusaha
mobil, Henry Ford. Ia lebih suka bekerja untuk memperbaiki keadaan
petani miskin di selatan. Pada tahun 1940, Carver bahkan menyumbangkan
tabungan hari tuanya kepada sebuah yayasan di Tuskegee untuk membiayai
penelitian dalam bidang pertanian dan kimia pertanian.
Ia dianugerahi Lencana Roosevelt atas prestasinya yang istimewa dalam
bidang ilmu, dengan pernyataan resmi yang tertulis demikian: "Kepada
ilmuwan yang dengan rendah hati mencari bimbingan Tuhan dan pembebas
bagi kaum kulit putih maupun hitam". Popularitasnya yang jauh sampai
ke mancanegara tidak berarti banyak untuknya karena satu-satunya yang
penting dalam hidupnya adalah hubungannya dengan Tuhan.
Carver meninggal tanggal 5 Januari 1943 dalam keadaan melajang. Banyak
waktu luangnya di Tuskegee dia manfaatkan untuk mengajarkan Alkitab
kepada para mahasiswanya, membantu mereka untuk belajar mengasihi dan
melayani Tuhan. Doa yang sering diulangi Carver adalah: "Semoga mereka
yang telah ditebus-Nya belajar untuk berjalan dan berbicara dengan
Dia, tidak hanya setiap hari dan setiap jam, tetapi setiap saat,
melalui segala sesuatu yang diciptakan-Nya".
Diringkas dari:
Judul asli buku: 21 Great Scientist Who Believed The Bible
Judul buku terjemahan: Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi
Judul bab: George Washington Carver. Ilmu Kimia Pertanian
Penulis: Ann Lamont
Penerjemah: Lillian D. Tedjasudhana
Penerbit: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta
Halaman: 267 -- 279
TAHUKAH ANDA: IMAN GEORGE WASHINGTON CARVER DALAM KARYA DAN
PEKERJAANNYA
Ditulis oleh: N. Risanti
Iman kepada Tuhan menjadi sesuatu yang mendasari semua panggilan dan
pekerjaan dari George Wasington Carver. Ia menyebut laboratoriumnya di
Institut Tuskegee sebagai "bengkel kecil Tuhan", dan dengan tegas
menyatakan bahwa Allah pemilik alam semestalah yang menjadi sumber
inspirasinya. Di setiap kesempatan, ia selalu mengatakan bahwa ia
berada di bawah bimbingan Tuhan, dan bahwa tanpa Penebusnya, ia tidak
berarti apa-apa.
Ia tidak pernah memisahkan iman dari ilmu pengetahuan dan menyadari
bahwa penciptaan alam semesta adalah jauh lebih besar dibanding teori
dan metode dari para ilmuwan. "Kita menjadi lebih dekat kepada Allah
seiring dengan semakin dekat dan mendalamnya pengertian kita dengan
hal-hal yang telah Ia ciptakan," ujarnya. Meskipun tidak melakukan
pelayanan secara penuh untuk melakukan pekerjaan Tuhan, tetapi hidup
George Washington Carver dipakai secara luar biasa untuk melaksanakan
visi Tuhan dalam pekerjaannya sebagai seorang ilmuwan di bidang
pertanian.
Sumber bacaan:
1. Aaron, Charlene. 2011. "George Washington Carver: Master Inventor,
Artist". Dalam http://www.cbn.com/cbnnews/us/2010/February/George-Washington-Carver-Master-Inventor-Artist/
2. _____. "George Washington Carver: God-glorifying Agricultural
Innovator". Dalam http://www.doxologists.org/george-washington-carver-god-glorifying-agricultural-innovator
Kontak: biografi(at)sabda.org
Redaksi: N. Risanti dan Ayub
Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2015 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |