|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/110 |
|
Bio-Kristi edisi 110 (4-3-2013)
|
|
Buletin Elektronik
BIO-KRISTI (Biografi Kristiani)
_________________________Edisi 110, Maret 2013________________________
Bio-Kristi -- Robert Gilmour LeTourneau
Edisi 110/Maret 2013
Salam sejahtera,
Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk menunjukkan
wujud pelayanannya kepada Tuhan: menjadi seorang pengkhotbah,
penginjil, pendeta, misionaris, dan masih banyak lagi. Namun, tidak
jarang kita juga menjumpai beberapa orang yang melayani Tuhan dengan
cara yang sedikit berbeda, yaitu dengan memberikan apa yang ia miliki,
yang dapat diberikan untuk pekerjaan Tuhan.
Pada edisi ini, kami menyajikan sebuah ulasan tentang Robert Gilmour
LeTourneau yang adalah seorang pengusaha. Ia mempersembahkan sejumlah
besar dari pendapatannya untuk pekerjaan dan pelayanan Tuhan. Selain
dikenal sebagai seorang pengusaha dan dermawan, Robert Gilmour
LeTourneau juga dikenal sebagai seorang yang genius dan berjasa bagi
perkembangan industri dunia. Seperti apa perjalanan hidupnya? Apakah
ia juga memiliki kehidupan Kristen yang patut diteladani? Mari kita
simak sajian ini. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.
Pemimpin Redaksi Bio-Kristi,
Doni K.
< doni(at)in-christ.net >
< http://biokristi.sabda.org/ >
RIWAYAT: ROBERT GILMOUR LETOURNEAU
(1888 -- 1969) Pengusaha Kristen
Dirangkum oleh: Doni K.
Robert Gilmour LeTourneau lahir pada tanggal 30 November 1888. Orang
tuanya adalah orang yang takut akan Allah. Sejak kecil, ia telah
mendengar tentang Injil melalui kedua orang tuanya. Meskipun kedua
orang tuanya Kristen, LeTourneau pernah menolak firman Allah sampai ia
berusia 16 tahun. Syukurlah, hal itu tidak berlanjut. Melalui doa
kedua orang tuanya yang tak henti-henti, LeTourneau akhirnya memilih
untuk mengikut Kristus.
Sejak usia 14 tahun, Letourneau sudah sering pergi ke berbagai tempat
di Amerika Serikat. Ia mempelajari beberapa keahlian di beberapa
bidang seperti kerajinan logam, permesinan, dan kelistrikan. Karena
kesukaannya melanglang buana dan belajar banyak keahlian ini,
LeTourneau memiliki cukup banyak pengalaman dalam hal pengelasan,
penebangan kayu, perkayuan, pertambangan, dan mesin kendaraan.
Alhasil, LeTourneau mencapai puncak kesuksesan di bidang bisnis
perindustrian dan rancang bangun mesin-mesin berat.
Saat berusia 30 tahun, LeTourneau mengabdikan dirinya kepada Allah
dengan menjadi seorang pengusaha. Ia pun dikenal sebagai seorang
industrialis yang mengabdikan dirinya untuk menjadi "pengusaha untuk
Tuhan". Sebenarnya, LeTourneau menyadari bahaya yang muncul dari
kecintaannya terhadap hal-hal yang terkait dengan mesin. Ia sadar
bahwa dunia permesinan bisa memadamkan pengabdiannya kepada Allah.
Namun, dalam anugerah Allah, pengabdiannya itu tetap bertahan hingga
lebih dari 50 tahun.
Sepanjang hidupnya, LeTourneau mendapatkan ratusan hak paten atas
barang-barang yang dibuatnya dan berhasil membuat sekitar 300 penemuan
baru. Ia memperkenalkan ban karet ke dalam industri peralatan berat,
menemukan dan mengembangkan "Electric Wheel", memelopori pengelasan
dengan berbagai jenis logam dan membangun platform untuk pengeboran
lepas pantai. Selain itu, ia juga membuat mesin derek untuk
memindahkan pesawat tempur dan pesawat pengebom yang rusak, baik di
atas kapal induk maupun di darat. Selama PD II, mesin-mesin berat
LeTourneau terhitung sekitar tiga perempat dari seluruh mesin berat
yang digunakan. LeTourneau telah merancang dan membangun mesin-mesin
yang melebihi imajinasi orang biasa, sehingga penemuan-penemuannya
tersebut masih diterima secara luas hingga kini.
Walaupun kesuksesannya terus menanjak, pengabdiannya kepada Tuhan
tidak pernah padam. Api yang mendorongnya untuk menjadi kreatif dalam
bidang industri juga ikut mendorong dirinya untuk masuk ke dalam
penginjilan dan pemuridan. Ia menjalani kehidupannya sebagai seorang
pengusaha sekaligus saksi Kristus. Ia mengambil tugas untuk menjadi
pendeta purnawaktu dan mengadakan kebaktian-kebaktian rutin di pabrik-
pabriknya. LeTourneau dan istrinya juga mendirikan sebuah universitas
yang kini dikenal sebagai LeTourneau University (www.letu.edu).
LeTourneau University yang didirikan bersama sang istri menjadi
pencapaian terbesar LeTourneau. Dengan pendirian universitas tersebut,
ia melipatgandakan pengaruhnya serta menyebarkannya ke seluruh dunia
melalui para pemuda Kristen berdedikasi yang belajar di universitas
itu. Selain itu, ia juga membuka dan membiayai pelayanan misi di
Liberia, Afrika Barat, dan juga di Peru, Amerika Selatan. Publikasi
bulanan NOW (diterbitkan oleh LeTourneau University - Red.) yang
dimulainya telah menjangkau 600.000 orang dan telah menyebar ke
seluruh dunia. Sebagai pengusaha Kristen, LeTourneau tetap senang
mengelilingi dunia sambil bersaksi tentang Kristus.
Banyak buku yang memuat kisah hidupnya telah diterbitkan, termasuk
autobiografinya yang menjadi salah satu buku terlaris, "Mover of Men
and Mountains", yang diterbitkan oleh penerbit Zondervan. Buku itu
masih dicetak sampai hari ini, 30 tahun setelah kematiannya. Buku ini
juga telah diterjemahkan dari Bahasa Inggris ke dalam berbagai bahasa.
Melalui pelayanan misi yang dilakukan LeTourneau Foundation dengan
memberi bantuan, baik kepada individu-individu maupun organisasi-
organisasi di seluruh penjuru dunia, banyak orang yang datang kepada
iman di dalam Kristus.
Nas firman Tuhan yang mendorong hidupnya adalah Matius 6:33 "Tetapi
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu." (t/Yudo)
Dirangkum dari:
1. ______________. "The Man Robert Gilmour LeTourneau".
Dalam http://www.letu.edu/_Academics/library/museum/Publications/index.html
2. Wendy Jeffries, Randy Alcorn. "Robert G. LeTourneau".
Dalam http://www.epm.org/resources/2011/Feb/17/lesson-priorities-rg-letourneau/
TAHUKAH ANDA: R. G. LETOURNEAU -- MENABUR UNTUK TUHAN
R. G. LeTourneau memahami tujuan Tuhan memberkatinya secara finansial.
Sebagai seorang penemu alat-alat berat, LeTourneau mencapai sebuah
titik dalam hidupnya sehingga ia mempersembahkan 90 persen dari
pendapatannya kepada Tuhan, seperti yang dikatakannya, "Aku menyekop
uang itu, dan Tuhan menyekopnya kembali, hanya saja Tuhan memunyai
sekop yang lebih besar dariku."
Keluarga saya telah mendapatkan "sekop yang lebih besar" dari Tuhan,
yaitu pemeliharaan yang diberikan-Nya kepada orang yang memberi. Dalam
beberapa hal, pertolongan itu terlihat nyata, seperti sebuah cek yang
tak disangka-sangka, atau ketika kami diberi sesuatu yang sebelumnya
kami pikir harus kami beli, atau dalam bentuk kesalahan hitung yang
kami temukan saat memperkirakan tabungan kami.
Pada saat-saat yang lain, pemeliharaan Tuhan tidak terlihat jelas
tetapi sama nyatanya. Mesin cuci yang seharusnya sudah tak dapat
digunakan 10 tahun yang lalu, sampai sekarang masih bisa bekerja
dengan baik. Begitu pula dengan mobil yang telah berjalan sejauh
260.000 km masih dapat dipakai selama 2 tahun lagi, tanpa memerlukan
pemeliharaan selain penyetelan berkala. Tabungan yang seharusnya sudah
habis sebelum akhir bulan, entah mengapa masih cukup sampai bulan
berikutnya. Semua itu seperti apa yang Tuhan perbuat atas minyak dan
roti yang dimiliki janda pada zaman Elisa, juga seperti apa yang
diperbuat-Nya atas pakaian dan alas kaki anak-anak Israel selama
mereka berjalan di padang gurun. Saya yakin bahwa kadang-kadang Tuhan
memberi anugerah untuk memanjangkan umur benda-benda yang seharusnya
sudah harus diganti.
Kita sering kali mengucap syukur atas pemeliharaan Tuhan yang semacam
itu, termasuk ketika Ia mencegah kecelakaan atau insiden yang bisa
memaksa kita mengeluarkan biaya yang besar. Akan tetapi, Tuhan tidak
hanya memelihara kita dengan memberi sesuatu kepada kita, kadang-
kadang Ia juga melakukannya dengan cara menahan sesuatu dari kita.
Pernahkah Anda menyadari bahwa uang yang kita miliki seakan menguap ke
berbagai arah? Ketika Bangsa Israel membangun rumah mereka dengan
papan-papan, tetapi membiarkan Bait Allah tetap menjadi puing-puing,
Tuhan berkata kepada mereka, "Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur
banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit ... [kamu] bekerja untuk
upah ... yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!" (Hagai 1:5-
6). Tuhan menjelaskan bahwa Bangsa Israel mengumpulkan bagi diri
mereka sendiri, bukan untuk Tuhan. Ia membuat keuntungan mereka
menjadi sedikit dan mengembuskannya agar keuntungan itu tidak langsung
habis (Hagai 1:9-11). Demikian juga, kita harus memerhatikan bagaimana
cara kita dalam memberi. Kita perlu mendorong diri kita masing-masing
untuk memberi lebih banyak kepada Tuhan dan meminta-Nya untuk
mencukupkan apa yang kita miliki. Itu lebih baik daripada berusaha
untuk menahan milik kita, tetapi hanya akan memandangnya mengalir
keluar dari kantong kita sendiri. (t/Yudo)
Diambil dan diterjemahkan dari:
Nama situs: Enternal Perspective Ministries.com
Alamat URL: http://www.epm.org/resources/2011/Feb/17/lesson-priorities-rg-letourneau/
Judul asli artikel: A Lesson on Priorities from R.G. LeTourneau
Penulis: Randy Alcorn
Tanggal akses: 25 Februari 2013
Kontak: biografi(at)sabda.org
Redaksi: Doni K., Sigit, dan S. Setyawati
Berlangganan: subscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/Bio-Kristi/arsip/
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |