|
Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
https://sabda.org/https://sabda.org/publikasi/bio-kristi/1 |
|
Bio-Kristi edisi 1 (25-8-2006)
|
|
Buletin Elektronik
______________________________BIO-KRISTI______________________________
Biografi Kristiani
==================
Edisi 001, Agustus 2006
Isi Edisi Ini:
- Pengantar
- Riwayat : Aurelius Augustinus [354--430 SM]
- Karya : Sir Isaac Newton (1642-1727):
Ilmuwan Jenius dan Penganut Paham Penciptaan yang
Bertanggung Jawab
- Apa Kata Mereka: Mengomentari Tokoh
+ Pengantar __________________________________________________________
Salam sejahtera,
Melalui kasih pemeliharaan-Nya di sepanjang sejarah manusia, Allah
telah membangkitkan orang-orang percaya untuk berkarya di berbagai
bidang kehidupan. Untuk itu kita patut bersyukur karena melalui
hidup dan karya mereka Tuhan memakainya menjadi alat bagi kemuliaan-
Nya. Dan kini lewat kehadiran Buletin Elektronik Bio-Kristi
(Biografi Kristiani), Anda kami ajak untuk mengenal tokoh-tokoh ini
lebih dekat dan merenungkan pergumulan mereka dalam melahirkan
karya-karyanya.
Khusus untuk edisi perdana ini, Anda kami bawa untuk mengenal
seorang teolog besar setelah Rasul Paulus, yaitu Bapak Gereja
Augustinus, dalam Kolom Riwayat. Pertobatannya yang luar biasa telah
dituliskannya dalam bukunya yang berjudul "Confessions" yang saat
ini menjadi salah satu karya klasik Kristen. Selain itu, dalam Kolom
Karya, Anda dapat menyimak perjuangan Sir Isaac Newton, seorang
Kristen dan ilmuwan besar asal Inggris.
Redaksi juga mempersilakan sidang pembaca sekalian untuk memberikan
komentar dan tanggapan terhadap sajian Publikasi Bio-Kristi bulan
ini. Segala komentar dan tanggapan Anda dapat dikirimkan ke:
==> < staf-bio-kristi(at)sabda.org >
Selamat menikmati!
Redaksi Bio-Kristi,
Raka
+ Riwayat ____________________________________________________________
354--430
AURELIUS AUGUSTINUS
Ia merupakan seorang bapa gereja yang pandangan-pandangan
teologianya sangat berpengaruh dalam Gereja Barat. Dilahirkan di
Tagaste, Afrika Utara, tidak jauh dari Hippo Regius pada 13 Nopember
354. Ayahnya bernama Patricius, seorang kafir dan ibunya bernama
Monica, seorang ibu yang saleh dan yang penuh kasih. Augustinus lama
menjadi anggota katekumen, namun tidak bersedia untuk segera
menerima sakramen baptisan. Ia memulai pendidikannya di kota
kelahirannya, Tagaste, kemudian belajar retorika dan filsafat di
Kartago, ibukota provinsi Afrika Utara. Setelah belajar di Kartago,
Augustinus kembali ke kota kelahirannya dan di sana ia menjadi guru
retorika. Pada tahun 372 ia pindah ke Kartago dan menjadi guru
retorika di sana.
Augustinus mengalami pergumulan yang hebat, yaitu keinginannya untuk
mencari kebenaran yang sejati yang memberikan kepadanya suatu
kedamaian hidup. Seluruh perjuangannya dalam mencari kebenaran
tersebut diuraikannya dalam bukunya yang berjudul "Confessiones"
(Pengakuan-Pengakuan). Kira-kira tahun 373 ia membaca buku
"Hortensius", karangan Cicero, yang membawanya menjadi seorang
pengikut Platonisme. Namun, Platonisme tidak memberikan kepadanya
kedamaian sehingga ia berpindah lagi menjadi pengikut Manikheisme.
Sementara itu, Augustinus memelihara seorang wanita dan dari wanita
ini lahir seorang anak laki-laki yang diberinya nama, Adeodatus.
Hubungannya dengan wanita ini berlangsung selama lima belas tahun
lamanya.
Ibunya, Monica, sangat sedih karena kelakuan anaknya itu. Ia
senantiasa berdoa dengan bercucuran air mata agar anaknya ini
bertobat dari jalan yang sesat itu. Monica berkali-kali mengunjungi
uskupnya untuk meminta nasihatnya. Sang uskup menghibur Monica
dengan kata-kata, "Anak yang didoakan dengan banyak air mata,
mustahil ia binasa."
Tahun 382 Augustinus berangkat ke Roma. Di sini ia membuka sekolah
retorika, namun sekolahnya itu dipindahkan ke Milano. Di Milano ia
meninggalkan Manikheisme dan berpindah sebagai seorang pengikut Neo-
Platonisme. Kemudian ibunya juga datang ke Milano.
Augustinus sama sekali tidak tertarik kepada Alkitab. Ia menganggap
bahasa yang dipergunakan oleh Alkitab sangat kasar dan rendah
mutunya. Banyak hal-hal yang tidak masuk akal dan aneh.
Di Milano terdapat seorang uskup yang sangat cakap dalam berkhotbah
dengan mempergunakan bahasa yang menarik hati. Uskup itu adalah
Ambrosius. Augustinus ingin berkenalan dengan sang uskup dan sering
masuk gereja untuk mendengarkan khotbah-khotbahnya. Dari khotbah-
khotbah Ambrosius, Augustinus kini melihat keindahan dalam Kitab
Suci. Ia kini menemukan jawaban-jawaban yang memuaskan hatinya.
Pada tahun 386 Augustinus sedang duduk dalam taman di rumahnya.
Tiba-tiba ia mendengar suara anak kecil yang sedang bermain di taman
mengatakan, "Ambillah dan bacalah!" Suara hatinya mengatakan bahwa
yang disuruh ambil dan baca tidak lain daripada Alkitab. Ia
mengambil dan membukanya. Augustinus membaca Roma 13:13-14, "Marilah
kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta
pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan
dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus
Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat
tubuhmu untuk memuaskan keinginannya." Augustinus yakin bahwa itulah
suara Roh Kudus sehingga ia mengalami pertobatan. Menjelang
Augustinus dibaptis, pada hari Minggu Paskah 387 di Milano, ia
bersama ibunya, Adeodatus, dengan beberapa sahabatnya bersemedi di
Cassaciacum, dekat Milano. Ibunya sangat bergembira dengan
pertobatan anaknya itu. Maka Augustinus pun dibaptis oleh Uskup
Ambrosius bersama-sama dengan anaknya, Adeodatus, dan beserta dengan
sahabatnya, Alypius dan Evodius.
Sesudah pertobatan dan baptisannya, Augustinus memutuskan
hubungannya dengan dunia. Harta miliknya dijualnya dan dibagi-
bagikannya kepada orang-orang miskin. Ia ingin melayani Kristus
sampai dengan ajalnya.
Kemudian Augustinus bersama-sama anak dan ibunya, Monika, bersiap-
siap untuk kembali ke Afrika. Sayang ibunya meninggal dunia di kota
pelabuhan Ostia sementara menunggu kapal yang akan membawa mereka ke
negerinya. Augustinus menguburkan ibu terkasihnya di Ostia sesuai
dengan permintaan Monica menjelang kematiannya, sebagai berikut.
"Kuburkanlah aku di mana saja dan janganlah dirimu susah karenanya;
hanya satu perkara aku mohon, yaitu doakanlah aku di altar Allah di
mana pun engkau berada". Augustinus bersama Adeodatus berserta kedua
temannya berangkat ke Tagaste.
Cita-cita Augustinus sekarang adalah hidup sebagai seorang biarawan.
Tahun 388 ia bersama dengan Alypius dan Evodius membentuk suatu
semibiara di Tagaste. Anaknya, Adeodatus, meninggal dunia di Tagaste
pada tahun 390.
Pada tahun 391 Augustinus berkunjung ke Hippo Regius. Umat di Hippo
Regius meminta agar Augustinus ditahbiskan menjadi presbiter untuk
membantu uskup Valerius yang sulit berkhotbah dalam bahasa Latin.
Tahun 396 Uskup Valerius meninggal dan Augustinus ditahbiskan
sebagai uskup Hippo Regius pengganti Valerius. Cita-citanya untuk
hidup dengan damai dalam biara terpaksa ditinggalkannya. Ia menjadi
uskup Hippo Regius sampai dengan meninggalnya pada 28 Agustus 430,
ketika suku-suku bangsa Vandal mengepung kota Hippo Regius.
Augustinus adalah seorang teolog besar dalam sejarah gereja. Ia
adalah murid Paulus. Ia banyak menulis yang di dalamnya kita dapat
menimba pandangan teologianya. Ia juga seorang yang dikenal sebagai
penentang penyesat-penyesat yang gigih. Perlawanannya dengan
Donatisme menyebabkan ia menguraikan pandangannya tentang gereja dan
sakramen. Baginya, gereja bukanlah persekutuan yang inklusif, yaitu
yang hanya terdiri dari orang-orang suci. Gereja adalah kudus pada
dirinya sendiri dan bukan karena kekudusan (kesucian) anggota-
anggotanya. Di dalam gereja terdapat orang-orang yang baik dan
orang-orang yang jahat. Di luar gereja juga terdapat pula orang-
orang yang baik. Nampaknya Augustinus berpendapat bahwa orang-orang
baik yang berada di luar gereja akan menjadi anggota gereja sebelum
mereka meninggal.
Mengenai sakramen, Augustinus berpendapat bahwa sahnya sakramen
bukanlah bergantung kepada kesucian orang yang melayankan sakramen
tetapi bergantung kepada Kristus sendiri. Pelayan sakramen hanyalah
alat dari Kristus. Itulah sebabnya, maka Augustinus menerima
sakramen baptisan yang dilaksanakan oleh golongan yang memisahkan
diri sebagai sakramen yang sah. Jikalau ada orang Donatisme yang
kembali kepada gereja yang resmi, mereka tidak perlu dibaptiskan
kembali.
Dalam perlawanannya dengan ajaran Pelagius, ia melahirkan pandangan
teologianya tentang kehendak bebas, dosa turunan, dan rahmat. Ia
mengajarkan bahwa manusia diciptakan Tuhan Allah dengan karunia-
karunia adikodrati. Karunia-karunia ini hilang pada waktu Adam jatuh
ke dalam dosa. Kehendak bebas hilang dan Adam serta keturunannya
takluk di bawah dosa. Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya
sendiri. Manusia hanya dapat diselamatkan karena rahmat Allah semata-
mata. Sesudah Adam jatuh ke dalam dosa, seluruh manusia berada dalam
keadaan tidak mungkin tidak berdosa. Allah akan memilih orang-orang
yang akan menerima karunia-Nya. Nampaknya di sini Augustinus
mengajarkan ajaran predestinasi, ajaran yang kemudian dikembangkan
oleh Calvin abad ke-16 dan Jansen pada abad ke-18.
Sepanjang hidupnya Augustinus banyak menulis. Tulisannya yang
berjudul "Confessiones" ditulisnya sebelum tahun 400. Di dalamnya
diceritakan riwayat hidup sampai pertobatannya. Karya besarnya yang
lain adalah "De Civitate Dei" (Kota Allah) dan "De Trinitate"
(Trinitas). "De Civitate Dei" terdiri dari 22 buku. Sepuluh buku
pertama menguraikan tentang iman Kristen. Dua belas buku berikutnya
menguraikan tentang perjuangan kota Allah (Civitas Dei) dengan kota
dunia (Civitas Terrena). Kota Allah akan mengalahkan kota dunia.
Yang dimaksudkan dengan Kota Allah adalah gereja dan Kota Dunia
adalah kerajaan-kerajaan dunia ini, khususnya kekaisaran Roma. "De
Trinitate" terdiri dari lima belas buku. Sebagian besar merupakan
kumpulan surat-surat, khotbah-khotbah, dan suatu kumpulan dialog
filosofis. Tidak lama sebelum kematiannya ia menerbitkan bukunya
yang berjudul "Retractations", di mana ia meninjau kembali karya
literernya.
Disunting dari sumber:
Judul buku : Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja
Judul artikel: Augustinus, Aurelius
Penerbit : PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 1999
Penulis : Drs.F.D Wellem, M.Th.
Halaman : 30--33
Alamat situs : http://www.bpkgm.com/
______________________________________________________________________
"Melalui pengetahuan atas karya-Nya, kita akan mengenal Dia"
Robert Boyle--ahli kimia
+ Karya ______________________________________________________________
Ilmuwan--Ahli Matematika
SIR ISAAC NEWTON
(1642-1727)
Ilmuwan Jenius dan Penganut Paham Penciptaan
yang Bertanggung Jawab
Isaac Newton dikenal sebagai salah seorang ilmuwan terbesar
sepanjang masa. Yang tidak begitu diketahui orang adalah imannya
yang sangat teguh kepada Allah dan keyakinannya bahwa penelitian
ilmiah membawa orang kepada pengenalan yang lebih dalam tentang
Allah, Pencipta jagat raya ini.
PERJUANGAN MASA MUDA
Isaac Newton lahir di Woolthorpe, Lincolnshire, Inggris, pada Natal
tahun 1642. Pada malam yang dingin itu, bayi yang lahir prematur itu
tampaknya tidak mungkin bertahan hidup. Namun, perlahan-lahan dia
bertambah besar dan kuat. Tapi tahun-tahun pertama hidupnya
merupakan perjuangan yang sulit. Dua minggu sebelum Isaac lahir
ibunya menjadi janda. Meskipun dibantu neneknya, ibunya tetap
kesulitan merawat Isaac karena sang ibu juga harus mengurus ladang
dan peternakan mereka, sementara Perang Saudara masih berkecamuk di
Inggris waktu itu.
Beberapa tahun kemudian, ibunya menikah dengan seorang pendeta dari
Desa North Witham, tidak jauh dari tempat tinggal mereka, tapi Isaac
tetap tinggal di Woolthorpe dengan neneknya. Dia sering mengunjungi
ibunya dan dengan lahap membaca buku-buku dari perpustakaan ayah
tirinya, selain membaca Alkitab secara teratur.
Isaac kemudian bersekolah di King`s College di Grantham, tidak jauh
dari tempat tinggalnya. Ia anak yang rajin dan suka belajar.
Ketimbang bermain-main seperti anak laki-laki lainnya, ia lebih suka
membuat model-model kincir angin atau kereta. Bukan hanya ukuran
mainan itu proporsional, bahkan semua komponennya juga bisa
berfungsi.
Untuk kedua kalinya ibunya menjadi janda tatkala Isaac berumur 14
tahun. Isaac berhenti sekolah karena ia harus bekerja di ladang dan
di peternakan untuk menghidupi ibunya dan ketiga adik tirinya yang
lebih muda dari dia. Tentu Isaac sangat kehilangan sekolahnya dan
ibunya menyadari itu. Ketika King`s College bersedia membebaskan
biaya sekolah Isaac karena kepandaian dan keadaan keluarganya yang
miskin, Isaac kembali sekolah sampai selesai. Semua guru dan
temannya mengagumi pengetahuan Isaac tentang Alkitab.
Kemudian Isaac melanjutkan pendidikannya ke Trinity College di
Universitas Cambridge dengan niat menjadi pendeta gereja Inggris.
Lagi-lagi, ia mengalami kesulitan hidup. Untuk membiayai sekolahnya,
ia terpaksa melakoni berbagai pekerjaan hingga berjam-jam setiap
hari, termasuk bekerja untuk profesornya. Pengetahuan Isaac tentang
Alkitab tetap mengesankan orang-orang di sekitarnya.
METODE EKSPERIMEN
Pada masa itu gagasan para cendekiawan Yunani masih menguasai apa
yang diajarkan dalam bidang ilmu sehingga temuan ilmiah mutakhir
sebagian besar diabaikan. Ini sangat menjengkelkan Isaac yang sangat
yakin bahwa gagasan dalam bidang ilmu harus diuji dan baru diterima
jika kegunaannya dapat dibuktikan. Dia sepenuhnya mendukung metode
eksperimen dalam ilmu.
Isaac lulus tahun 1665, tak lama sebelum wabah pes yang dikenal
sebagai "Black Death" melanda London. Semua universitas ditutup
selama wabah merajalela. Isaac kembali ke peternakan keluarganya
yang sekarang diurus oleh adiknya. Di situ, Isaac melanjutkan studi
dan penelitiannya mengenai teorema binomial, cahaya, teleskop,
kalkulus, dan teologi. Dia juga menyelidiki gaya berat bumi setelah,
kata orang, melihat buah apel jatuh dari pohon di kebunnya. Tapi dia
baru bisa memecahkan teka-teki ini beberapa tahun kemudian.
(Beberapa pakar mempertanyakan kebenaran cerita "buah apel"
tersebut.)
REVOLUSI DALAM MATEMATIKA
Newton menerapkan teorema binomialnya pada deret tak hingga dan dari
situ mengembangkan kalkulus, bentuk matematika baru yang
revolusioner. Dengan kalkulus ini, untuk pertama kalinya orang bisa
menghitung dengan cermat luas bidang di dalam suatu ruang berisi
lengkung, dan menghitung laju perubahan suatu kuantitas fisik
terhadap kuantitas fisik lainnya.
Sistem matematika serupa juga dikembangkan oleh ahli matematika
Jerman, Gottfried Leibniz. Ini menyebabkan timbulnya perdebatan
tentang siapa yang lebih dulu menemukan sistem tersebut. Kedua belah
pihak saling menuduh telah mencuri hasil kerja pihak lain.
Perdebatan itu berlangsung cukup lama dan itu merupakan masa yang
penuh tekanan balk bagi Newton maupun Leibniz. Baru beberapa tahun
kemudian disepakati bahwa keduanya mengembangkan kalkulus sendiri-
sendiri pada waktu yang hampir bersamaan. Tidak ada yang berlaku
curang.
OPTIK
Ketika Universitas Cambridge dibuka kembali, Newton melanjutkan
pendidikannya untuk memperoleh gelar sarjana, sambil mengajar dan
melakukan penelitian.
Dia menggunakan prisma untuk menunjukkan bahwa cahaya matahari
terdiri atas berbagai warna, yang kita kenal sebagai warnawarni
pelangi. Ini membuktikan bahwa pendapat orang Yunani kuno mengenai
cahaya adalah keliru. Pada masa Newton, perkembangan astronomi
sangat terhambat oleh lensa teleskop yang menguraikan sebagian
cahaya matahari menjadi warna-warna yang tak diinginkan sehingga
mengaburkan pandangan. Meskipun bukan orang pertama yang
mempertimbangkan penggunaan cermin lengkung sebagai pengganti lensa,
Newtonlah yang pertama berhasil membuat teleskop dengan menerapkan
asas ini--asas yang sampai sekarang masih dipakai dalam banyak jenis
teleskop.
THE ROYAL SOCIETY
Tahun 1672 Newton diterima sebagai anggota Royal Society--kelompok
ilmuwan yang mengabdikan diri kepada metode eksperimental. Kepada
kelompok ini, dia menyumbangkan salah satu teleskopnya yang baru
bersama temuannya tentang cahaya. Kelompok ini membentuk sebuah
komisi, dipimpin oleh Robert Hooke, untuk menilai temuan-temuan
Newton. Hooke dipekerjakan oleh Royal Society untuk menguji coba
temuan-temuan baru. Namun, karena Hooke mempunyai gagasan sendiri
tentang cahaya, ia jadi enggan menerima kebenaran temuan Newton. Ini
membuat Newton heran dan kecewa sehingga dia memutuskan tidak akan
memublikasikan temuannya lagi.
Meskipun kadang dikatakan bahwa Newton terlalu sensitif terhadap
penilaian atas karyanya, sebenarnya dia hanya cemas kalau waktu yang
dipakai untuk menguji coba temuan itu akan menghambatnya membuat
temuan baru.
CAMPUR TANGAN POLITIK
Isaac Newton hidup pada masa politik, agama, dan pendidikan belum
terpisah. Waktu itu Raja Charles II memerintahkan agar, setelah
tujuh tahun, setiap pengajar di sekolah-sekolah seperti Trinity
College, tempat pendidikan para pendeta Gereja Anglikan, harus juga
ditahbiskan sebagai pendeta Gereja Anglikan. Termasuk orang-orang
seperti Newton yang hanya mengajar matematika dan ilmu alam, bukan
teologi.
Meskipun sangat taat beragama, Newton tidak sepenuhnya setuju dengan
beberapa doktrin Gereja Anglikan. Jadi, nuraninya tidak membenarkan
dirinya ditahbiskan menjadi pendeta gereja tersebut. Dia bahkan
sangat menentang keterlibatan politik dalam urusan agama dan
pendidikan. Satu-satunya jalan supaya Newton bisa tetap mengajar
adalah jika raja memberi pengecualian kepadanya. Tapi orang lain
yang pernah minta hal yang sama ternyata ditolak.
UNJUK RASA MENDUKUNG NEWTON
Newton berangkat ke London dan selama satu minggu memperjuangkan
kasusnya di hadapan raja. Selama di London, dia berkesempatan
mengenal lebih baik ilmuwan-ilmuwan lain di Royal Society, demikian
sebaliknya. Mereka yang selama ini hanya mengenal Newton dari surat-
suratnya untuk membela temuannya, menyadari kekeliruan mereka
menafsirkan sikap percaya diri Newton sebagai tanda kesombongan.
Mereka jadi tahu bahwa sikap tidak sabar Newton semata-mata didorong
keinginannya untuk cepat-cepat melanjutkan penelitian baru. Setelah
para ilmuwan itu tahu bahwa Newton sebenarnya ramah dan peduli pada
orang lain, mereka bangkit mendukungnya. Untung bagi Newton dan ilmu
pengetahuan, permintaannya untuk melanjutkan tugas di Trinity
College tanpa harus menjadi pendeta, dikabulkan raja.
GAYA BERAT
Pada zaman Newton banyak orang percaya takhayul, sehingga takut
terhadap segala sesuatu yang tidak dipahami--misalnya kemunculan
komet, dianggap sebagai pertanda datangnya malapetaka. Bahkan para
ilmuwan umumnya menganggap gerakan planet-planet dan gerakan benda
di bumi sebagai hal yang terpisah. Sebaliknya, Newton berpendapat
bahwa karena yang menciptakan langit dan bumi adalah Allah yang
sama, keduanya mesti diatur oleh hukum yang sama.
Tahun 1684, Newton mulai memikirkan gaya berat. Dia mengembangkan
teori gravitasi universalnya yang menggunakan apa yang kemudian
dikenal sebagai hukum kuadrat terbalik. Dia mengembangkan tiga hukum
gerak dan membuktikan secara matematis, bahwa hukum yang sama bisa
diterapkan baik kepada benda angkasa maupun benda di bumi. Iman
kristianinya menuntun pikirannya ke arah yang benar.
Ketika Newton sedang menyelidiki gerakan planet, dengan jelas dia
merasakan bimbingan tangan Tuhan. Dia menulis, "Sistem matahari,
planet, dan komet yang begitu indah, hanya bisa berasal dari
pemikiran dan kekuasaan suatu hakikat yang cerdas ... hakikat ini
menguasai semua hal ... Tuhan dari semuanya." (1)
Sekali lagi Newton menghadapi masalah dengan saingan lamanya, Robert
Hooke. Beberapa ilmuwan percaya bahwa hukum kuadrat terbalik mungkin
berlaku, tapi mereka tidak bisa membuktikan bahwa hukum ini akan
menghasilkan orbit elips seperti yang digambarkan oleh pakar
astronomi Jerman, Johannes Kepler. Hooke membual bahwa dia bisa,
tapi ternyata dia juga gagal. Ketika Newton berhasil, Hooke ingin
ikut mendapat pengakuan.
Karena tidak ingin dianggap berpihak, selain tidak adanya dana,
Royal Society enggan menerbitkan karya besar Newton "Principia
Mathematica". Namun, seorang teman Newton, pakar astronomi Edmond
Halley, secara pribadi membantu membiayai penerbitan buku tersebut
dalam tiga tahap pada tahun 1687. (Halley kelak memakai Hukum Newton
dalam kajiannya mengenai komet yang seperti planet-planet, berorbit
mengelilingi matahari dengan jalur elips.)
MENENTANG RAJA
Sesudah tahun 1685, lagi-lagi Newton menghadapi masalah karena raja
ingin mencampurbaurkan politik, agama, dan pendidikan. James II,
raja baru, ingin agar Trinity College menganugerahkan gelar kepada
orang-orang yang menganut paham agama yang sama dengan dia,
sekalipun tidak berhak. Karena perguruan tinggi ini menolak, Newton
bersama delapan koleganya dibawa ke Pengadilan Tinggi dengan tuduhan
yang dibuat-buat. Meskipun tuduhan ditolak, peristiwa itu membuat
kesembilan orang tersebut sangat tertekan.
Tapi meskipun sepanjang hidupnya Newton mengalami banyak kesulitan
dan perjuangan berat, dia tidak kecewa. Sebaliknya, seperti tampak
dari kata-katanya, justru dia makin dekat kepada Allah. "Pencobaan
adalah obat yang diberikan oleh Dokter kita yang maha murah dan
arif karena kita memang memerlukannya; dan Dia sendiri yang
menjatahkan seberapa sering dan seberapa berat pencobaan itu, sesuai
kebutuhan kita. Mari kita memercayai kepiawaian-Nya dan berterima
kasih untuk resep yang diberikan." (2)
TAHUN-TAHUN KEMUDIAN
Isaac Newton mewakili Universitas Cambridge sebagai Anggota Parlemen
tahun 1689 dan 1690. Tahun 1690 kesehatannya memburuk. Ini mungkin
karena gangguan saraf akibat kerja bertahun-tahun dan seringnya ia
mengalami ketegangan. Akhirnya memang dia sembuh sama sekali. Selama
beberapa tahun kemudian, Newton mewujudkan apa yang menjadi cintanya
yang kedua: membaca Alkitab. Buku-buku yang dia tulis antara lain
"Chronology of Ancient Kingdoms" dan "Observations Upon the
Prophecies of Daniel".
Tahun 1696, pemerintah mengangkatnya menjadi Pelindung Mata Uang.
Tugasnya adalah mengawasi penggantian mata uang Inggris yang telah
tua dan rusak dengan mata uang baru yang lebih tahan lama. Dia juga
bertanggung jawab membongkar jaringan pemalsu uang.
Tahun 1701, Newton kembali menjadi anggota Parlemen. Dua tahun
kemudian dia terpilih sebagai presiden Royal Society. Terpilihnya ia
terus untuk jabatan itu setiap tahun sepanjang hidupnya, menunjukkan
betapa rekan-rekannya sesama ilmuwan sangat menghormatinya. Setelah
kembali ke dunia ilmu, Newton menerbitkan karya pertamanya mengenai
cahaya. Buku "Opticks" (Optik) memuat temuan-temuannya mengenai
optik dan saran-saran untuk penelitian lebih lanjut. Negara secara
resmi mengakui karya-karyanya tahun 1705 ketika ia menjadi orang
pertama yang dianugerahi gelar kebangsawanan karena prestasinya
dalam bidang ilmu.
Newton meninggal tahun 1727, dalam usia 84 tahun. Dia mendapat
kehormatan dimakamkan di Westminster Abbey.
Tidak diragukan lagi, Isaac Newton adalah salah seorang ilmuwan
terbesar. Sumbangannya banyak dan beragam, termasuk gagasan-gagasan
revolusioner dan perekayasaan hal-hal praktis. Karyanya tentang
fisika, matematika, dan astronomi tetap penting sampai sekarang. Ia
terkenal karena sumbangannya ini. Namun, Newton tetap rendah hati.
Dia mengakui bahwa keberhasilannya itu semata-mata karena Tuhan.
Katanya, "Semua temuan saya adalah jawaban atas doa saya." (3)
Newton mengasihi Allah dan memercayai firman Allah. Dia menulis,
"Saya sangat percaya bahwa Alkitab adalah firman Allah, yang ditulis
oleh orang-orang yang memperoleh wahyu. Saya mempelajari Alkitab
setiap hari." (4) Dia juga menulis, "Ateisme sangat tidak masuk
akal. Ketika saya mengamati tata surya, saya melihat bumi berada
pada jarak yang ideal dari matahari sehingga menerima panas dan
cahaya dalam jumlah yang ideal pula. Ini tidak mungkin terjadi
secara kebetulan." (5)
PUSTAKA ACUAN
1. Isaac Newton dikutip dalam:
J.H. Tiner, Isaac Newton - Inventor, Scientist, and Teacher,
Mott Media, Milford (Michigan), 1975 (bagian dalam sampul depan).
2. ibid.
3. Newton dikutip dalam:
D.C.C. Watson, Myths and Miracles - A New Approach to Genesis 1-
11, Creation Science Foundation Ltd., Acacia Ridge (Queensland,
Australia), 1988, hlm 112.
4. Newton dikutip dalam Tiner (Acuan 1).
5. ibid.
Disunting dari sumber:
Judul buku: Para Ilmuwan Mempercayai Ilahi
Penulis : Ann Lamont
Halaman : 45--58
Penerbit : Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta
+ Apa Kata Mereka ____________________________________________________
Apakah tokoh-tokoh yang kami sajikan di Bio-Kristi edisi ini
termasuk salah satu tokoh favorit Anda? Ataukah tokoh-tokoh tersebut
telah menggugah dan menjadi inspirasi bagi Anda? Masih relevankah
karya-karya mereka saat ini menurut Anda? Ingin memberikan
pendapat atau komentar?
Redaksi dengan sangat gembira mengundang Anda untuk mengirimkan
komentar, tanggapan, penilaian, maupun kesan-kesan Anda terhadap
tokoh-tokoh yang kami sajikan di edisi perdana ini. Kirimkan
komentar dan pendapat Anda ini agar bisa dimuat di edisi September
dan menjadi berkat bagi sidang pembaca. Silakan kirimkan komentar
Anda ke alamat:
< komentar-bio-kristi(at)sabda.org >
Sebagai pemberitahuan, komentar-komentar pembaca terhadap tokoh-
tokoh yang sedang dimuat dalam edisi Bio-Kristi untuk selanjutnya
akan menjadi kolom tetap publikasi ini dengan nama Kolom "Apa Kata
Mereka" ini.
Mengingat tokoh yang diangkat dalam edisi perdana ini ialah
Augustinus dan Sir Isaac Newton, maka silakan mengirimkan tanggapan
Anda hanya mengenai dua tokoh ini. Tanggapan yang masuk akan kami
muat di edisi Bio-Kristi yang akan datang.
Catatan:
Redaksi berhak menyunting komentar yang masuk dari pembaca tanpa
mengurangi esensi isinya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Raka, Ratri
Isi dan bahan menjadi tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) BIO-KRISTI 2006
YLSA--http://ylsa.sabda.org/
http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
_________________No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati_________________
Anda terdaftar dengan alamat email: $subst(`Recip.EmailAddr`
Alamat berlangganan : < subscribe-i-kan-bio-kristi(at)xc.org >
Alamat berhenti : < unsubscribe-i-kan-bio-kristi(at)xc.org >
Kontak redaksi : < staf-bio-kristi(at)sabda.org >
Arsip Bio-Kristi : http://www.sabda.org/publikasi/Bio-Kristi
____________________BULETIN ELEKTRONIK BIO-KRISTI_____________________
|
|
|
© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org |