Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/160

Berita PESTA edisi 160 (2-11-2020)

Oktober 2020

Berita PESTA -- Edisi 160, Oktober 2020
 
Berita PESTA Edisi 160, Oktober 2020
Berita & Pokok Doa
  1. Penutupan Kelas DIK September/Oktober 2020
  2. Berlangsungnya Kelas PPB Oktober/November 2020
  3. Staf PESTA dan Alumni Mengikuti #CodeForGOD
Kesaksian Peserta
  1. Kesaksian dari Peserta Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen
    (DIK) 2020
Blog
  1. Apa Artinya Rest?
Artikel
  1. Perihal Menjadi Orang Tua dengan Pengharapan di Saat-Saat yang Paling Buruk
Stop Press
  1. Bahan-Bahan Natal

Salam kasih dalam Kristus,

Oktober tahun ini sangat penting bagi Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) karena genap memasuki 26 tahun pelayanannya. Istimewanya lagi, pada bulan ini, YLSA juga menjadi host untuk menyelenggarakan #Hackathon Virtual Kristen pertama yang diberi nama #CodeForGOD. Banyak pengalaman dan penyertaan Tuhan yang dirasakan oleh staf YLSA maupun peserta, Saudara dapat membaca salah satu berita edisi kali ini.

Selain itu, bulan Oktober bagi beberapa gereja merupakan bulan keluarga. Untuk itu, Berita PESTA kali ini memuat artikel bertema keluarga Kristen dengan judul Perihal Menjadi Orang Tua dengan Pengharapan di Saat-Saat yang Paling Buruk. Kiranya artikel tersebut dapat membuka wawasan baru dan memperlengkapi Sahabat PESTA semuanya sebagai keluarga-keluarga Kristen yang berkenan kepada Tuhan.

Mei

Mei
Pemimpin Redaksi Berita PESTA

Berita & Pokok Doa

1. Penutupan Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) September/Oktober 2020

Kelas DIK

Bersyukur kelas DIK September/Oktober 2020 sudah selesai dan berjalan dengan baik. Terima kasih kepada para peserta yang sudah antusias mengikuti diskusi kelas DIK ini, dengan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Dari 25 peserta, ada 18 peserta yang dinyatakan lulus. Selamat bagi yang sudah lulus! Bagi yang belum, jangan menyerah karena Anda dapat mengikuti kembali kelas DIK ini pada Januari/Februari 2021. Kami juga mengucapkan terima kasih untuk Bapak Tjuk Imansafi dan Ibu Eveline Tay yang sudah bersedia menjadi moderator tamu. Kiranya peserta ataupun moderator semakin diperlengkapi dan dimantapkan imannya, khususnya pengetahuan tentang dasar-dasar iman dalam kekristenan.

Rangkuman Diskusi DIK September/Oktober 2020

2. Berlangsungnya Kelas Pengantar Perjanjian Baru (PPB) Oktober/November 2020

Kelas PPB

Setelah tahun lalu bisa membuka kelas Pengantar Perjanjian Lama (PPL), kami bersyukur karena tahun ini dapat membuka kelas PPB. Pastinya ini akan makin memperlengkapi wawasan peserta mengenai aspek-aspek penting dalam PL maupun PB sehingga dapat semakin mengenal kebenaran-kebenaran Allah. Doakan untuk 20 peserta dan 4 moderator yang mengikuti kelas PPB ini agar mendapat banyak hal baru yang akan menambah kecintaannya kepada firman Tuhan. Kiranya semua peserta lulus, ya!

3. Staf PESTA dan Alumni Mengikuti #CodeForGOD

Code For God

Syukur kepada Tuhan atas penyertaan-Nya, YLSA dapat menyelenggarakan kegiatan #CodeForGOD dengan baik dan lancar. Kegiatan ini merupakan Hackathon Kristen Virtual pertama di Indonesia, dan merupakan pengalaman pertama juga bagi YLSA dan para peserta. Yang luar biasa adalah beberapa alumni PESTA juga mengikutinya! Wow! Terima kasih untuk Ibu Maria Marpaung, Bapak Dedy Yanuar, dan Bapak Julius Manullang yang sudah bergabung dan bersama-sama mengerjakan proyek-proyek yang diharapkan dapat membantu gereja dan pelayanan di Indonesia.

 
Kesaksian Peserta DIK

Puji Tuhan, kelas DIK periode ini diikuti oleh para peserta yang sebagian dari mereka adalah para peserta baru. Banyak dari mereka mendapatkan berkat dari mengikuti kelas ini. Berikut ini adalah testimoni dari peserta kelas DIK. Kiranya dapat memberkati dan mendorong banyak orang untuk bergabung dalam kelas DIK periode selanjutnya.

1. Joy Maranatha Tarigan (Salatiga)

Joy Maranatha Tarigan

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan atas penyertaan-Nya dalam mengikuti kelas ini. Selama mengikuti kelas DIK (Dasar-Dasar Iman Kristen) di PESTA, saya menyadari bahwa apa yang selama ini mengganjal di pikiran ada di dalam Alkitab seperti tujuan manusia diciptakan serta contoh lainnya. Kemudian di sini, saya juga bisa mengetahui bahwa iman Kristen adalah sesuatu yang memang harus kita pelihara dengan baik dan salah satu caranya adalah dengan cara membaca firman Tuhan yang tertulis di Alkitab. Oleh karena itu, saya sangat bersyukur bisa menemukan komunitas untuk belajar seperti PESTA. Semoga ada waktu untuk mengikuti kelas PESTA selanjutnya, dengan kelas yang lebih bisa menggali diri untuk lebih mengenal firman Tuhan serta melakukannya dengan baik.

2. Yanuar Garjito (Surabaya)

Yanuar Garjito

Puji syukur, kami ucapkan terima kasih kepada Bapa di surga yang telah memberi kesempatan untuk mengikuti kelas DIK. Tidak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada tim moderator beserta Saudara/Saudari seiman. Dengan berakhirnya kelas DIK ini, maka iman kami semakin mantap dan semakin bertumbuh. Kami yakin bahwa semua ilmu yang telah didapat akan sangat berguna dan boleh dibagikan kepada yang membutuhkan. Amin.

3. Sen Tjong (Las Vegas)

Sen Tjong

Saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya untuk tim moderator yang telah membantu jalannya kelas DIK ini. Saya sangat bersyukur sekali dengan adanya program DIK ini, dan menurut saya program ini sangat bagus sekali dan berguna untuk semua orang yang ingin belajar lebih dalam lagi tentang firman Tuhan. Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati kalian semua.

4. Jeje Aryani Joderey (Makassar)

Jeje Aryani Joderey

Secara pribadi, saya sangat terberkati dengan adanya kelas diskusi ini, mengingat saya ini IRT dan masih awam juga masih harus banyak belajar tentang DIK. Lewat kelas diskusi ini, saya bisa menambah ilmu dan pengetahuan saya tentang DIK , yang mungkin sedikit banyak bisa didapat lewat sekolah-sekolah seminari yang memerlukan waktu yang harus full time. Terima kasih. Tuhan Yesus sayang dan memberkati tim PESTA.

5. Anthony Elong Anak Leka (Sarawak)

Anthony Elong Anak Leka

Shalom dan puji Tuhan. Saya Anthony Elong Anak Leka. Saya berasal dari Sarawak, Malaysia. Sepanjang proses diskusi dan pembelajaran, saya merasa amat diberkati dan sangat sukacita. Saya dapat belajar sesuatu yang baru dan hanya dapat saya gunakan dalam menjalani rutin seharian dalam pekerjaan dan melayani.

Saya berdoa untuk keluarga PESTA agar kalian senantiasa diberkati oleh Tuhan Yesus, bukan saja dalam kepenuhan secara ekonomi, tetapi idea dan talenta yang luar biasa untuk terus melayani. Karena pelayanan seperti kelas PESTA DIK ini amat membantu untuk mengali firman Tuhan dengan lebih dalam dan menjembatani jiwa-jiwa yang mencari wajah Tuhan. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih dan kasih Tuhan Yesus selalu menyertai. Shalom.

6. Yurike Suhertian Poyungi (Banggai Laut)

Yurike Suhertian Poyungi

Saya sangat bersyukur karena pada masa-masa pandemi sekarang, di mana kita harus lebih banyak stay at home, Tuhan memberikan kesempatan bagi saya untuk bisa bergabung dalam kelas DIK PESTA secara virtual yang difasilitasi oleh Yayasan Lembaga SABDA.

Sungguh Allah benar-benar bisa memakai banyak cara agar saya bisa semakin mengenal-Nya, dan salah satunya adalah dengan terlibat dalam kelas DIK PESTA ini. Saya dibukakan banyak hal, terutama yang berkaitan dengan dasar-dasar iman Kristen. Ini adalah pelajaran yang sebenarnya sudah lama ingin saya pelajari karena memang saya tidak memiliki latar belakang teologi.

Selengkapnya »

 
Blog: Apa Artinya Rest?

Oleh: Yusetia Leo Chandra (Surabaya)

Yusetia Leo Chandra

Saya ingat saat menemukan kebaikan Allah, di tengah masalah yang mengimpit dan situasi saya yang sangat bobrok dan parah saat itu. Saya kehilangan pekerjaan, usaha saya sendiri macet, saya kehilangan papa saya, serta masuk ke dalam penjara. Namun, saya menemukan ketenangan, kedamaian, tidak stress, tidak depresi, tidak ada ketakutan. Saya dapat anugerah-Nya untuk masuk ke dalam peristirahatan yang luar biasa dalam Kristus. Banyak yang mengira, termasuk istri saya sendiri bahwa saya gila, tidak bisa mikir, malas, tidak peduli, tidak bertanggung jawab, dan lain sebagainya.

Namun, saya semakin bergairah dalam Tuhan dan mencari-Nya lebih dari apa yang belum saya lakukan. Fokus saya hanya kepada Yesus dan apa yang sedang serta telah Dia lakukan. Dan, boom!! Banyak perkara besar terjadi dalam hidup saya.

Selengkapnya »

 
Artikel
Perihal Menjadi Orang Tua dengan Pengharapan di Saat-Saat yang Paling Buruk

(1) Celaka aku! Sebab keadaanku seperti pada pengumpulan buah-buahan musim kemarau, seperti pada pemetikan susulan buah anggur: tidak ada buah anggur untuk dimakan, atau buah ara yang kusukai. (2) Orang saleh sudah hilang dari negeri, dan tiada lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar darah, yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jaring. (3) Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat; pemuka menuntut, hakim dapat disuap; pembesar memberi putusan sekehendaknya, dan hukum, mereka putar balikkan! (4) Orang yang terbaik di antara mereka adalah seperti tumbuhan duri, yang paling jujur di antara mereka seperti pagar duri; hari bagi pengintai-pengintaimu, hari penghukumanmu, telah datang, sekarang akan mulai kegemparan di antara mereka! (5) Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan! Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang berbaring di pangkuanmu! (6) Sebab anak laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya, menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. (7) Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku! (8) Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku. (9) Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-Nya, sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya. (10) Musuhku akan melihatnya dan dengan malu ia akan menutupi mukanya, dia yang berkata kepadaku: "Di mana TUHAN, Allahmu?" Mataku akan memandangi dia; sekarang ia diinjak-injak seperti lumpur di jalan.
Mikha 7:1-10

Pada hari ini, kita mengakhiri rangkaian mengenai pengasuhan rohani. Judul yang telah saya pilih untuk berita terakhir ini adalah Perihal Menjadi Orang Tua dengan Pengharapan di Saat-Saat yang Paling Buruk. Tidak ada saat-saat yang mudah untuk melahirkan dan membesarkan anak-anak. Maksud dari Kejadian 3 adalah bahwa segera setelah dosa memasuki dunia, melahirkan anak dan membesarkan anak menjadi sangat sulit. Tuhan berkata kepada Hawa, "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu." (Kejadian 3:16) Lalu, setelah Hawa dan Adam membesarkan dua anak laki-laki, salah satu di antara mereka membunuh yang lain.

Satu-Satunya Cara untuk Bebas

Mikha

Maksud kisah itu adalah bahwa sekarang dosa ada di dalam dunia -- dalam diri semua orang tua dan dalam semua anak. Inilah macam hal yang dosa lakukan: Dosa merusakkan manusia, dan dosa merusakkan keluarga-keluarga. Masalah utama dalam dunia adalah kuasa dari dosa yang mendiami. Dosa adalah suatu kuasa. Dosa adalah suatu kekuatan, kecacatan, kebobrokan, kerusakan dalam jiwa manusia. Dosa bukanlah serangkaian pilihan bebas. Dosa adalah suatu perbudakan yang kuat yang menghancurkan kebebasan manusia.

Satu-satunya cara bagi manusia untuk bebas -- bagi orang tua dan anak untuk bebas -- adalah dengan dilahirkan kembali oleh Roh Allah; memeluk Yesus Kristus sebagai Juru Selamat; diampuni karena dosa oleh Pencipta alam semesta; dan menerima Roh Kudus sebagai satu-satunya kuasa balasan terhadap kuasa dosa. Itulah satu-satunya pengharapan bagi dunia dan bagi para orang tua dan anak-anak. Ini selalu benar pada setiap masa.

Tidak Ada Saat-Saat yang Mudah dalam Hal Menjadi Orang Tua

Jadi, tidak ada saat-saat yang mudah untuk melahirkan dan membesarkan anak-anak menjadi orang-orang dewasa yang rendah hati, penuh kasih, benar, kreatif, produktif, dan meninggikan Kristus. Tidak ada saat-saat yang mudah. Namun, beberapa saat lebih sulit daripada saat-saat lainnya. Dan, entah saat-saat itu lebih sulit atau tidak, bisa bergantung pada keadaan-keadaan pribadi Anda atau keadaan-keadaan masyarakat.

Keinginan saya hari ini adalah untuk menolong Anda, orang tua, dengan pengharapan dalam keadaan-keadaan yang paling buruk. Dan, saya memaksudkan baik paling buruk di rumah maupun paling buruk dalam budaya. Dan, bagi orang-orang yang bukan orang tua, segala sesuatu yang saya katakan berlaku pada Anda karena cara memiliki pengharapan pada saat-saat paling buruk adalah sama bagi setiap orang. Kita hanya membutuhkannya untuk alasan-alasan yang berbeda.

Nabi Mikha

Nabi Yahudi, Mikha, berkhotbah selama pemerintahan Yotam, Ahas, dan Hizkia, raja-raja Yehuda (Mikha 1:1). Itu adalah sekitar tahun 750 sampai tahun 687 SM. Pernyataan yang paling jelas mengapa dia muncul dalam pemberitaan diberikan di Mikha 3:8,

Tetapi aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh TUHAN, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya.

Memberitakan Penghakiman dan Kemurahan Hati

Allah mengutus para nabi untuk menjelaskan kepada umat dosa mereka. Dan, karena dosa mereka, para nabi memberitakan penghakiman, tetapi mereka juga memberitakan kemurahan hati. Inilah macam pemberitaan di seluruh Alkitab: Penghakiman dan Kemurahan Hati. Penghakiman dan Kemurahan Hati. Allah adalah kudus dan benar, sehingga Dia menimpakan penghakiman atas umat yang berdosa. Namun, Allah itu bermurah hati, sabar, dan berbelas kasihan, sehingga Dia melepaskan umat yang berdosa dari penghukuman-Nya. Mikha menjelaskan hal ini di Mikha 4:10,

Menggeliatlah dan mengaduhlah, hai puteri Sion, seperti perempuan yang melahirkan! Sebab sekarang terpaksa engkau keluar dari kota dan tinggal di padang,terpaksa engkau berjalan sampai Babel; di sanalah engkau akan dilepaskan, di sanalah engkau akan ditebus oleh TUHAN dari tangan musuhmu.

Tuhan akan mengirim mereka ke Babel dalam penghakiman. Dan, Dia akan membawa mereka kembali ke negeri mereka dalam kemurahan hati.

Hukuman Akan Datang

Di pasal 7, Mikha merujuk kepada perihal menjadi orang tua pada saat-saat yang paling buruk -- paling buruk di rumah dan paling buruk di dalam budaya. Ayat 1: "Celaka aku! Sebab keadaanku seperti pada pengumpulan buah-buahan musim kemarau, seperti pada pemetikan susulan buah anggur: tidak ada buah anggur untuk dimakan, atau buah ara yang kusukai." Dia mungkin berbicara tentang betapa melaratnya dia akan makanan. Namun, saya menduga dia sedang berbicara secara metafora tentang teman-teman dan kawan-kawannya yang saleh yang melarat. Karena dia berlanjut mengatakan, ayat 2-3: "Orang saleh sudah hilang dari negeri, dan tiada lagi orang jujur di antara manusia. Mereka semuanya mengincar darah, yang seorang mencoba menangkap yang lain dengan jaring. Tangan mereka sudah cekatan berbuat jahat; pemuka menuntut, hakim dapat disuap; pembesar memberi putusan sekehendaknya, dan hukum, mereka putar balikkan!" Para pemimpin itu jahat. Mereka berkonspirasi (memutarbalikkan) untuk melakukan sebanyak mungkin kejahatan dan melakukannya dengan cekatan.

Ayat 4: "Orang yang terbaik di antara mereka adalah seperti tumbuhan duri, yang paling jujur di antara mereka seperti pagar duri." Jika Mikha mencoba untuk mendekati mereka, mereka menusuk dia. "Hari bagi pengintai-pengintaimu, hari penghukumanmu, telah datang, sekarang akan mulai kegemparan di antara mereka!" Maka para pengintai yang ditunjuk untuk melihat musuh yang akan datang -- harinya akan segera datang. Hukuman akan datang.

Bahkan Istri dan Anak-Anak

Mengajar Anak

Sekarang, Mikha membawanya dari budaya kepada teman dan keluarga. Ayat 5: "Janganlah percaya kepada teman, janganlah mengandalkan diri kepada kawan! Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang berbaring di pangkuanmu!" Dengan kata lain, dosa dan kebobrokan serta penipuan begitu merembes sehingga Anda perlu berhati-hati, kalau tidak, bahkan istri Anda pun akan mengkhianati Anda -- perempuan yang berbaring di pangkuanmu.

Sekarang, kepada anak-anak. Ayat 6: "Sebab anak laki-laki menghina ayahnya, anak perempuan bangkit melawan ibunya, menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya." Ada lima orang dalam gambar ini: Ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, serta menantu perempuan. Jadi anak laki-lakinya sudah menikah. Mikha sudah mengatakan bahwa segala sesuatu tidaklah pasti antara suami dan istri ("Jagalah pintu mulutmu terhadap perempuan yang berbaring di pangkuanmu"). Dan, sekarang, dia mengatakan si anak laki-laki sedang bangkit melawan ayahnya. Dan, anak perempuan sedang bangkit melawan ibunya, serta menantu perempuan berpihak pada anak perempuan melawan ibunya. Bahkan, Mikha menyebut mereka musuh orang. Di akhir ayat 6: "Musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya." Dia secara khusus merujuk kepada anak laki-laki. Tampak anak-anak perempuan sedang memfokuskan rasa permusuhan mereka pada istri si anak laki-laki. Akan tetapi, si anak laki-laki merasakannya.

Jadi, ini menghancurkan hati. Beberapa di antara Anda hidup tepat dalam situasi ini. Ini merupakan saat-saat paling buruk. Budayanya jahat, dan pernikahan serta keluarga ada dalam krisis. Itulah gambaran di Mikha 7. Bagi beberapa di antara Anda, itulah gambaran hari ini, tetapi bagi orang lain, itu akan terjadi besok.

Yesus Menimbulkan Hal Ini?

Sebelum saya mengarahkan Anda kepada pengharapan Mikha dalam situasi ini, saya ingin Anda melihat apa yang Yesus lakukan dengan gambaran keluarga di ayat 6 ini. Berpalinglah pada Matius 10:34-36. Yesus mendeskripsikan dampak dari kedatangan-Nya: "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang." [Lalu, Dia menggunakan Mikha 7:6.] "Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya."

Selengkapnya »

 
Quote
Paul Gunadi
Quote
Stephen Tong
 
Stop Press! Lengkapi Natal Anda dengan Bahan-Bahan Natal Berkualitas!

Situs Natal

Natal segera tiba! Menjelang Desember, tentu banyak dari kita yang turut terlibat aktif dalam mempersiapkan Natal, termasuk mencari bahan-bahan Natal. Dalam sukacita Natal, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) telah menyediakan berbagai bahan seputar Natal di Situs Natal Indonesia. Melalui Situs Natal Indonesia, Anda akan mendapatkan banyak bahan berupa renungan, artikel, kesaksian, drama, puisi, tip, bahan mengajar, blog, resensi buku, gambar/desain, lagu Natal, audio artikel, dll.. Melalui situs ini, Anda juga bisa berpartisipasi aktif dengan mengirim tulisan, menulis blog, memberi komentar, dan mengirim ucapan selamat Natal. Namun sebelumnya, Anda harus mendaftar/memiliki akun di situs ini terlebih dahulu.

Bergabunglah juga di Facebook Natal dan Twitter Natal untuk memperluas relasi kita dengan saudara-saudari seiman dan untuk berbagi berkat Natal. Mari kita menyambut Natal tahun ini dengan sukacita dalam anugerah Kristus Yesus. Imanuel!

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi Berita PESTA.
Redaksi: Bima, Mei, Roma, dan Yulia
Kontak | Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2020 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org