Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/156

Berita PESTA edisi 156 (29-6-2020)

Juni 2020

Berita PESTA -- Edisi 156, Juni 2020
 
Berita PESTA Edisi 156, Juni 2020
Berita & Pokok Doa
  1. Penutupan Kelas Pembinaan Iman Remaja (PIR) Mei/Juni 2020
  2. Berkat dari SABDA Live Vision Talks
  3. Persiapan Kelas PESTA dengan Google Classroom
Kesaksian Peserta PESTA
  1. 1. Yosua Tjuk Imansafi (Surakarta)
  2. 2. Bunga Maria Marpaung (Tangerang)
  3. 3. Eveline Tay (Jakarta)
  4. 4. Jefri Kamlasi (Kupang)
  5. 5. Suratman Aripin (Surakarta)
Blog
  1. Menjadi Keropos Karet Medsos?
Artikel
  1. Belajar dari Daud: Apa Artinya Diperkenan Tuhan?
Stop Press
  1. Situs dan Komunitas Pemuridan

Salam kasih dalam Kristus,

Puji Tuhan! Senang sekali dapat menyapa Anda kembali. Selama dua bulan ini, YLSA mengerjakan program SABDA Live Vision Talks dengan memanfaatkan Zoom. Kami sangat bersyukur karena selama masa pandemi ini, YLSA berkesempatan mendampingi gereja untuk memikirkan kembali peran gereja, bagaimana gereja bisa melayani secara relevan, dan menolong gereja siap menjalani masa new normal. Kami juga senang bisa melihat beberapa alumni PESTA dengan setia mengikuti SABDA Live Vision Talks ini. Kiranya Anda mendapatkan ide-ide baru yang dapat diterapkan dalam gereja/pelayanan Anda. Doakan terus untuk pelayanan SABDA, khususnya untuk tim PESTA, dalam mempersiapkan cara-cara baru untuk menjangkau kaum awam agar mereka semakin dibekali dengan firman Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

Roma

Roma
Redaksi Berita PESTA

Berita & Pokok Doa

1. Penutupan Kelas Pembinaan Iman Remaja (PIR) Mei/Juni 2020

Penutupan Kelas PIR

Puji Tuhan! Di tengah pandemi COVID-19 ini, kelas PIR bisa terlaksana kembali dengan baik. Kami mengucapkan terima kasih untuk para peserta yang antusias mengikuti kelas ini. Dari 32 peserta, sebanyak 29 peserta telah lulus kelas PIR ini. Selamat kepada para peserta yang sudah lulus. Kami juga bersyukur karena kelas PIR kali ini banyak diikuti oleh peserta baru, bahkan banyak peserta dari kalangan muda. Diskusi berjalan sangat aktif dan antusias, terlebih lagi ketika membahas isu-isu yang dihadapi oleh para remaja saat ini. Kiranya melalui kelas PIR ini, peserta semakin diperlengkapi dalam melayani remaja. Terima kasih untuk Bapak Dedy Yanuar dan Ibu Bunga Maria Marpaung yang sudah membantu memoderasi kelas ini. Bagi peserta yang belum lulus, kami harap tidak berkecil hati dan dapat mengikuti kelas PIR ini pada kesempatan berikutnya. Tuhan Yesus memberkati.

Rangkuman Diskusi PIR Mei/Juni 2020

2. Berkat dari SABDA Live Vision Talks

SABDA Live

Pada Mei - Juni 2020, YLSA menyelenggarakan program SABDA Live. Ini adalah program pelayanan dari SABDA yang membuka interaksi langsung dengan peserta dalam beberapa platform digital. Kami bersyukur ada begitu banyak anggota tubuh Kristus yang ikut dan mendapatkan berkat yang sangat bermanfaat untuk menata kembali gereja dan pelayanannya untuk masa kini dan mendatang. Kami sendiri sangat diberkati dengan program ini. Selain bisa menyapa dan melihat langsung para sahabat SABDA, kami juga belajar bahwa dalam masa pandemi ini, ada begitu banyak tubuh Kristus yang harus direstorasi agar pelayanan semakin efektif. Dengan demikian, tubuh Kristus dapat semakin bertumbuh dalam iman. Kiranya semua peserta SABDA Live, khususnya alumni PESTA, dapat mengaplikasikan pelajaran yang didapat dari program SABDA Live bagi gereja/pelayanan. Informasi lengkap mengenai program ini dapat dilihat melalui situs SABDA Live.

3. Persiapan Kelas PESTA dengan Google Classroom

Google Classroom

Tim PESTA sedang merencanakan kelas PESTA dengan platform Google Classroom. Ada beberapa hal yang sedang disiapkan, baik bahan, media, maupun kelengkapan lainnya. Diharapkan platform yang baru ini dapat digunakan untuk kelas PESTA RIA pada Juli 2020, yaitu kelas Kisah Para Rasul. Mohon dukungan doa dari Sahabat PESTA agar rencana dan persiapan kelas PESTA via Google Classroom dapat berjalan baik. Kami akan memberikan informasi selanjutnya mengenai program ini melalui jalur media sosial PESTA.

 
Kesaksian Peserta SABDA Live

Banyak peserta dari berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri mengikuti program SABDA Live, baik via Zoom maupun YouTube streaming. Beberapa di antaranya adalah alumni PESTA yang telah bergabung dengan SABDA Live sejak hari pertama. Berikut adalah beberapa kesaksian dari alumni PESTA mengenai program SABDA Live. Kiranya memberkati Sahabat PESTA semuanya.

1. Yosua Tjuk Imansafi (Surakarta)

Tjuk Imansafi

Pertama, saya mengucapkan terima kasih sudah diundang secara khusus oleh tim SABDA untuk mengikuti SABDA Live tersebut. Terus terang banyak berkat yang saya terima dalam mengikuti acara tersebut. Pertama, saya pribadi semacam diteguhkan bahwa adanya pandemi ini boleh terjadi atas seizin Tuhan untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi-Nya. Sebelum terjadi pandemi, gereja kami sudah dapat rhema firman Tuhan tentang Yesaya 60, bahwa kegelapan akan meliputi bumi dan kekelaman meliputi bangsa-bangsa. Rhema firman Tuhan itu didapat pada awal tahun, dan setelah itu tidak lama terjadilah pandemi corona di seluruh dunia. Firman Tuhan dalam Yesaya 60 juga berkata, "... tetapi terang Tuhan akan terbit atasmu dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu." Di balik pendemi ini, akan ada rencana Tuhan yang indah. Menurut Ibu Yulia, pandemi ini bagaikan blessing in disguise yang memaksa gereja Tuhan memakai teknologi untuk menjangkau bangsa-bangsa, yang dahulu kelihatannya tidak mungkin dengan gereja offline. Berkat yang kedua, karena pandemi, saya harus work from home. Sudah hampir 3 bulan, terkadang ada rasa jenuh juga, tetapi dengan adanya SABDA Live jadi bisa bertemu dengan komunitas sahabat SABDA dan tim SABDA. Saya menjadi bertambah ilmu, teman, wawasan, dan semakin terbakar akan visi Allah pada akhir zaman ini untuk menjangkau generasi digital bagi kemuliaan nama Tuhan. Amin. Tuhan memberkati.

2. Bunga Maria Marpaung (Tangerang)

Bunga Maria Marpaung

Puji syukur saya diberi kesempatan untuk membagikan betapa sukacitanya saya selama 2 bulan terakhir ini. Hal ini karena dilatarbelakangi kebingungan saya, ketika akan masuk fase vakum, baik gereja maupun pekerjaan. Sempat bingung apa yang akan saya lakukan selama dua bulan tanpa ada kegiatan, selain menjadi ibu rumah tangga. Gereja mulai vakum sejak 29 Maret 2020 pada saat pandemi COVID-19 mulai merebak, sampai dengan saat ini. Dan, kami karyawan diliburkan selama 2 bulan sejak 1 April 2020. Saya menganggap ini sebagai hikmah karena saya bisa melayani ladang Tuhan yang lain dan yang paling menggembirakan bisa mengikuti diskusi dalam SABDA Live. Berarti kuota internet saya tidak terbuang percuma hanya untuk menonton drama Korea yang lagi booming. SABDA Live terdiri dari beberapa seri yang semua topiknya sangat menarik dan saya banyak mendapatkan pencerahan di sana. Berdiskusi dengan orang-orang yang kompeten di bidangnya dari berbagai kalangan dan bermacam denominasi gereja. Gelas saya penuh terisi dari berbagai sumber. Tuhan Yesus sungguh baik mengizinkan saya mengikuti diskusi ini. Harapan saya, semoga saya bisa membagikan dan semoga bisa diterima di gereja tempat saya bernaung.

Puji nama Tuhan, terima kasih tim SABDA. Sungguh menjadi berkat buat semua orang yang mengikuti diskusi ini. Tetap semangat dalam pelayanan-Nya, Tuhan Yesus memberkati.

3. Eveline Tay (Jakarta)

Evelyn Tay

Pengalamanku mengikuti SABDA Live ini sangat bermanfaat dan cukup bagus. Aku pribadi merasa banyak yang belum paham. Dari sini, aku mendapatkan sesuatu yang berharga dan sharing dari teman-teman juga sangat membantu. Kendalanya bagi aku, terkadang tidak bisa konsentrasi 100% untuk fokus kalau ada hal-hal kecil muncul di rumah. Terkadang jaringan internet juga membuat suara yang aku terima putus nyambung. Anyway, cukup baguslah.

Menurutku, materinya bagus. Materi yang disampaikan sangat menantang orang untuk penasaran. Hanya, aku belum secara pribadi membagikannya kepada rekan-rekan gerejaku. Aku hanya share materi yang diberikan oleh SABDA. Apa yang aku dapat, aku share langsung saja. Jadi, tidak melalui keterangan dari mulutku karena aku merasa aku belum cukup, takut salah omong, jadi langsung share materinya saja.

4. Jefri Kamlasi (Kupang)

Jefri Kamlasi

Saya mengucap syukur dan terima kasih banyak kepada tim SABDA Live yang sudah memberikan pelayanan selama 2 bulan. Saya sangat mengucap syukur karena mendapatkan update materi pelayanan di tengah-tengah pandemi COVID-19. Walaupun di tengah kesibukan kantor karena saya bekerja di Dinas Kesehatan Kota Kupang yang tetap WFO, tetapi beberapa kali di tengah waktu luang, saya menyempatkan diri untuk bergabung dalam Zoom meeting. Saya sangat berterima kasih karena soft copy materi juga bisa tetap saya dapatkan walaupun tidak bisa bergabung beberapa kali dalam Zoom meeting. Saya berterima kasih SABDA sudah membuka jalur-jalur komunikasi yang lebih mempermudah terjadinya tukar pikiran dan diskusi seputar pelayanan.

Pelayanan tim SABDA Live melalui Zoom meeting tetap dilaksanakan karena model ini positif sekali, aksesnya mudah, dan sangat memberkati bagi kami yang jauh, yang mempunyai kesibukan sendiri sehingga menjadi bekal pelayanan yang sangat update. Masukan dari saya, mungkin lebih dipertimbangkan waktu Zoom meeting, terutama seperti saya sebagai PNS yang dalam waktu-waktu tertentu tidak bisa bergabung karena harus bekerja di kantor.

Doa saya, Tuhan kiranya memberkati seluruh tim SABDA Live sehingga berlimpah-limpah dalam urapan hikmat dan pewahyuan untuk lebih lagi dalam model pelayanan ini ke depannya, sesuai dengan kehendak mulia Tuhan, yang empunya ladang ini. Terima kasih banyak untuk tim SABDA Live yang memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi kesaksian ini. Kiranya nama Tuhan semakin dimuliakan oleh pelayanan kita semua.

5. Suratman Aripin (Surakarta)

Suratman Aripin

Saya berterima kasih kepada YLSA yang sudah mengajak saya bergabung mengikuti SABDA Live. Saya bersyukur YLSA sangat peduli dengan kemajuan IT dan memedulikan generasi muda untuk diikutsertakan dalam pelayanan. Saya sungguh terdorong dengan semangat yang ditunjukkan, bukan hanya sekadar mengikuti perkembangan zaman, tetapi yang lebih lagi dengan tetap memegang firman Tuhan sebagai pedoman.

Beberapa produk atau bahan-bahan yang disediakan oleh SABDA sangat membantu untuk kemajuan dan memperlengkapi dalam pelayanan, baik untuk pribadi maupun untuk menjangkau orang lain. Saya sangat berharap ajakan untuk menggunakan sarana yang tersedia di SABDA benar-benar direspons dengan baik oleh pribadi-pribadi maupun oleh lembaga-lembaga dan gereja. Saya yakin ini akan menjadi suatu kekuatan untuk mengembangkan pekerjaan Tuhan.

Secara khusus melalui program SABDA Live, saya bisa belajar dari rekan rekan lain yang berasal dari berbagai kota. Ini menjadi suatu sarana untuk berinteraksi dan mengetahui perkembangan dan tantangan dari masing-masing, sekaligus sebagai sarana saya untuk belajar juga dari rekan-rekan lain. Akhir kata, terus setia dalam mengembangkan pelayanan yang sudah Tuhan percayakan kepada YLSA.

 
Blog: Menjadi Keropos Karet Medsos?

Oleh: Idul Yasri Koyongkam (Kalabahi)

Idul Yasri Koyongkam

Pernahkah Anda berdoa kemudian mem-posting-nya di halaman Facebook? Atau, pernahkah Anda ketika sedang beribadah kemudian mengambil gambar pendeta, jemaat, atau bahkan selfie, lalu mem-posting-nya di halaman Instagram? Dalam status, Anda menggunakan kata-kata "Ibadah Minggu", "Sedang Ibadah", "Worship", "Selamat beribadah", dll.. Pernahkah Anda melakukan hal-hal tersebut atau bahkan saat ini masih melakukannya?

Media sosial bisa menjadi sarana yang sangat efektif untuk menjangkau jiwa bagi Kristus. Namun, juga bisa menjadi "virus" paling kuat untuk membuat "keropos" iman kita dalam Kristus. Memang orang kristen dituntut untuk bisa beradaptasi di setiap zaman, tetapi tidak mengikuti arus zaman. Sebagai orang percaya, kita dapat memanfaatkan perkembangan ini dengan membangun jejaring atau komunitas yang bisa memperkokoh dasar iman kita dalam Kristus. Kita bisa memanfaatkan media sosial sebagai sarana berbagi kebenaran firman Tuhan. Saya menyadari hal ini tidak mudah untuk dilakukan, tetapi jika kita tidak melakukannya, kita akan dikuasai oleh arus zaman ini dan menjadi seperti "ikan salmon mati" yang tidak lagi melawan arus, tetapi dibawa arus.

Selengkapnya »

 
Artikel
Belajar dari Daud: Apa Artinya Diperkenan Tuhan?

Daud

Selain Abraham dan Musa, mungkin tidak ada tokoh Alkitab lain yang lebih besar daripada Raja Daud. Masa pemerintahannya menjadi teladan bagi raja-raja Israel setelah kepergiannya. Kerajaan Daud sering kali disebut sebagai masa-masa keemasan Israel. Maka tidak heran, bahkan setelah Yesus mau naik ke surga pun, para murid-Nya bertanya apakah sekarang waktunya Dia memulihkan masa-masa keemasan itu. Daud juga disebut sebagai seorang yang berkenan kepada Tuhan atau a man after God's own heart (1 Samuel 13:14). Daud berkenan kepada Tuhan bukan karena dia punya kualitas khusus dalam dirinya. Arti kata "berkenan kepada Tuhan" lebih berbicara pada sikap Tuhan kepada Daud, daripada sikap Daud kepada Tuhan. Hati Tuhanlah yang terarah kepada Daud sehingga Dia berkenan kepadanya. Tuhan Allah telah mengkhususkan Daud untuk tugas pekerjaan kerajaan-Nya. Ini disimbolkan dengan minyak urapan yang Samuel tuangkan di atas kepala Daud. Tindakan pengurapan ini dalam bahasa Ibrani di-"mesias"-kan. Artinya, orang yang Allah pilih untuk melakukan kehendak hati-Nya. Sayangnya, walaupun Daud banyak mengalami berkat Tuhan dan berjasa besar bagi bangsa Israel, dalam banyak hal dia juga adalah pribadi berdosa yang berulang kali gagal taat kepada Tuhannya.

Kegagalan demi kegagalan ini, secara garis besar diikuti oleh setiap keturunan Daud. Kecuali satu orang. Janji Tuhan ditepati ketika Raja yang dijanjikan itu akhirnya hadir ke dalam dunia. Yesus, Anak Daud yang agung, sungguh-sungguh hidup sebagai Raja yang berkenan kepada Tuhan Allah. Dia bahkan menunjukkan ketaatan-Nya sampai pada titik memberikan hidup-Nya bagi bangsa yang menolak kerajaan-Nya (lihat Filipi 2:8-9). Dialah Mesias (dalam bahasa Yunani, Kristus) yang sesungguhnya: pribadi yang dikhususkan Allah untuk menggenapi kehendak-Nya.

Samuel mengurapi Daud

Namun, kita tidak berhenti di situ. Yesus Kristus, melalui Roh Kudus-Nya, telah memanggil sejumlah orang yang Dia sendiri khususkan untuk menjalankan kehendak-Nya di bumi. Nama "Kristen" yang mungkin berarti "Kristus kecil" adalah panggilan orang-orang lain yang mengejek para pengikut Kristus pada waktu itu. "Sok 'Kristus' lu!" mungkin begitu sindiran mereka. Status khusus yang dahulu Tuhan berikan hanya kepada orang-orang tertentu, kini diembankan kepada setiap orang yang berada dalam Kristus. Setiap orang Kristen sejati adalah orang yang telah Tuhan khususkan untuk menjalankan rencana-Nya di dunia ini. Kita adalah orang-orang yang berkenan di hati Tuhan, bukan karena kebaikan atau keburukan kita, melainkan karena Kristus telah berkenan kepada Bapa-Nya.

Beberapa hal yang kita dapat pelajari dari kehidupan Raja Daud:

1. Pengharapan.

Hanya Tuhan Allah yang dapat memberikan kita permulaan yang baru. Kegagalan demi kegagalan, baik dalam skala nasional (bangsa Israel) maupun personal (Raja Saul), tidak menjadi tembok penghalang bagi Tuhan untuk memulai sesuatu yang baru.

2. Kerendahan hati.

Hanya Tuhan Allah yang dapat melihat diri kita sesungguhnya dan siapa diri kita dalam Kristus. Sebagai orang Kristen yang telah diurapi Roh Allah sendiri, tidak satu pun dari kita punya alasan untuk sombong (lihat 1 Korintus 1:26-29).

3. Pertolongan.

Hanya Tuhan Allah yang dapat memperlengkapi kita untuk melayani orang lain. Sama seperti Daud dan Yesus diurapi untuk menjalankan kehendak Tuhan Allah, demikian juga setiap orang Kristen. Setiap dari kita dipanggil untuk melayani orang lain. Tidak ada perlengkapan yang lebih baik lagi selain Roh Allah sendiri yang tinggal di dalam kita untuk menolong melayani Tuhan dan sesama.

Audio Belajar dari Daud: Apa Artinya Diperkenan Tuhan?

Diambil dari:
Nama situs : Indonesian Christian Church
Alamat situs : https://www.icc-melbourne.org/icc-blog/post/belajar-dari-daud-apa-artinya-diperkenan-tuhan
Judul artikel : Belajar dari Daud: Apa Artinya Diperkenan Tuhan?
Penulis artikel : Rev. Christian Tirtha
Tanggal akses : 12 Desember 2019
 
Quote
Sen Sendjaya
Quote
Stephen Tong
 
Stop Press! Situs dan Komunitas Pemuridan

Situs Murid 21

Jika Anda terlibat dalam pelayanan pemuridan dan rindu untuk mendapatkan bahan-bahan pemuridan guna memperlengkapi pelayanan Anda, mari kunjungi situs Murid 21 dari Yayasan Lembaga SABDA. Dalam situs ini, Anda dapat memperoleh artikel-artikel yang bermutu dan alkitabiah, yang akan mendukung wacana serta pelayanan pemuridan Anda.

Bergabunglah juga dengan komunitas Pemuridan di Facebook, Twitter, dan Instagram untuk menjalin relasi dengan saudara-saudara seiman lainnya. Anda bisa mendapat serta membagikan konten-konten yang terdapat dalam komunitas kami kepada orang lain supaya mereka juga tergerak untuk terlibat dalam pelayanan pemuridan.

"Karena itu, pergilah dan muridkanlah semua bangsa, baptiskanlah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus, ajarkanlah mereka untuk menaati semua yang Aku perintahkan kepadamu; dan lihatlah, Aku selalu bersamamu, bahkan sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20, AYT)

 
Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr').
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan publikasi Berita PESTA.
Redaksi: Bima, Mei, Roma, dan Yulia
Kontak | Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©, 2020 -- Yayasan Lembaga SABDA
 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org