Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/139

Berita PESTA edisi 139 (6-2-2019)

Januari 2019

Januari 2019
 
SABDA PESTA
Berita PESTA -- Edisi 139, Januari 2019

DAFTAR ISI

 
EDITORIAL

Salam damai dalam Kristus,

Selamat Tahun Baru 2019! Dalam edisi perdana Berita PESTA 2019, kami mengajak Sahabat PESTA untuk terus mengikuti perkembangan pelayanan PESTA. Mohon dukungan doa pula agar pelayanan PESTA terus maju dan bertumbuh untuk melayani tubuh Kristus pada era digital ini.

Bicara mengenai pertumbuhan, orang percaya juga harus mengalami pertumbuhan rohani dan prosesnya memerlukan kekuatan dari Tuhan. Selain itu, keterlibatan gereja dalam pertumbuhan rohani jemaatnya juga sangat diperlukan. Tugas ini tidaklah mudah. Gereja perlu berkomitmen dan berjuang untuk membimbing jemaatnya semakin serupa dengan Kristus. Ada banyak tantangan yang harus dihadapi, bahkan penghalang. Jika penghalang itu tidak disingkirkan, kita akan menjadi orang Kristen yang kerdil kerohaniannya. Apa yang harus kita lakukan supaya kita bertumbuh dan sehat secara rohani? Mari kita menyimak artikel yang berjudul Bertumbuh sebagai Orang Kristen yang Sehat dalam edisi ini. Jangan lupa juga untuk membagikan berkat yang Anda peroleh dari artikel ini kepada sahabat-sahabat Anda sehingga kita sama-sama bertumbuh dalam Dia. Soli Deo gloria!

Pemimpin Redaksi Berita PESTA,
Lena Lena
Situs PESTA
 
BERITA PESTA & POKOK DOA

1. PESTA Melangsungkan Kelas DIK Januari/Februari 2019

Kelas DIK Januari-Februari 2019

Mempelajari doktrin dasar kekristenan merupakan hal yang sangat penting untuk iman kita. Jika kita memiliki dasar iman yang benar, tentunya kita tidak mudah digoyahkan oleh doktrin yang tidak sehat. Bisa jadi, malah muncul banyak pertanyaan dari dalam diri kita. Apa tujuan Allah menciptakan segala sesuatu? Mengapa manusia bisa jatuh ke dalam dosa? Bagaimana peran Kristus sebagai Adam Kedua? Bagaimana kita mensyukuri hidup baru yang diberikan karena anugerah dalam kematian? Inilah yang dipelajari oleh peserta kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Januari/Februari 2019. Dari empat puluh pendaftar, ada 23 peserta yang lolos untuk mengikuti kelas ini karena telah mengumpulkan tugas tertulis. Mohon dukungan doa agar Tuhan menolong peserta kelas DIK periode ini dalam mengikuti setiap diskusi. Kiranya setiap peserta semakin rajin melakukan studi Alkitab dan mencintai firman-Nya dengan menerapkannya dalam hidup sehari-hari.

2. Pengiriman Sertifikat Kelulusan Peserta PESTA 2018

Sertifikat

Kami mengucapkan selamat atas kelulusan peserta kelas PESTA sepanjang 2018. Tim PESTA telah mengirimkan sertifikat kepada 53 peserta PESTA 2018 melalui email. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan nama, mohon Bapak/Ibu memberi konfirmasi ke kusuma@in-christ.net. Kiranya sertifikat-sertifikat yang Anda terima ini mengingatkan bahwa kita semua adalah murid-murid Kristus yang dituntut untuk terus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan. Sampai jumpa dalam kelas-kelas PESTA 2019!

3. Tim PESTA Mengikuti Progsif di Solo

Progsif

Pada 14 Januari 2019, staf PESTA berkesempatan mengikuti Program Intensif (Progsif) dari STRISKA (Sekolah Tinggi Reformed Injil Surakarta) yang disampaikan oleh Pdt. Ir. Agus Marjanto, M.Th.. Progsif yang berjudul Church: The Bride of Christ diikuti oleh staf PESTA (Lena, Mei, dan Roma) di Hotel Adhiwangsa, Solo. Dalam Progsif tersebut, kami belajar pentingnya gereja sebagai mempelai Kristus. Allah mencintai jemaat-Nya, dan Kristus rela mati untuk gereja-Nya. Pendeta Agus juga menekankan bahwa para pemimpin dan pelayan gereja harus sungguh-sungguh dalam melakukan pelayanan untuk membimbing pertumbuhan iman para mempelai Kristus dan senantiasa menjaga kekudusan mimbar ataupun kehidupan doa dalam gereja. Kiranya melalui progsif ini, staf PESTA semakin terdorong untuk selalu menjaga kekudusan dan mengembangkan pelayanan bagi gereja Tuhan, baik untuk gereja lokal maupun "gereja-gereja"-Nya melalui pelayanan PESTA.

4. Pendaftaran Kelas Paskah Maret/April 2019

Informasi Kelas Paskah 2019

PESTA kembali membuka kelas Paskah! Dalam diskusi ini, peserta akan mempelajari arti Paskah dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kematian Kristus, serta kebangkitan Kristus. Secara khusus, kelas ini juga membahas mengenai isu-isu kebangkitan Yesus Kristus dan makna Paskah bagi gereja masa kini. Ikutilah kelas Paskah 2019 yang akan berlangsung pada Maret/April 2019! Silakan mengeklik tautan berikut untuk mendaftar dan mengikuti kelas Paskah, dan admin kami akan segera merespons Anda:

 
ARTIKEL: BERTUMBUH SEBAGAI ORANG KRISTEN YANG SEHAT

Quote Eugene Peterson

Sangatlah wajar dan tepat bila merasa gembira karena seseorang bertobat. Itulah peristiwa paling berarti dalam hidup -- dilahirkan baru, menjadi satu ciptaan baru dalam Kristus. Akan tetapi, peristiwa yang berarti dan kegembiraan yang mengikutinya itu tidak membenarkan sikap mengabaikan dan acuh tak acuh terhadap proses pertumbuhan yang rumit yang dijalani setiap orang Kristen melalui kelahiran baru ini. Karena pertumbuhan mencakup begitu banyak hal -- mulai hal-hal kecil, hingga waktu, kedisiplinan, dan kesabaran -- biasanya kita mengabaikan pertumbuhan tersebut dan mengalihkan perhatian kita kepada sesuatu yang bisa cepat kita lakukan, yaitu peristiwa pertobatan itu sendiri. Penginjilan mendesak kerohanian keluar dari daftar agenda kita. Akan tetapi, melahirkan bayi-bayi bukanlah suatu pekerjaan; hanya mengasuh dan membesarkan merekalah yang merupakan pekerjaan. Tentu lebih mudah untuk melahirkan bayi. Akan tetapi, bila gereja menolak atau mengabaikan pekerjaan berat yang ruwet dan makan waktu yang lama dengan menuntun makhluk-makhluk baru yang lahir untuk menuju kedewasaan, berarti gereja melalaikan bagian utama dari apa yang terdapat di dalam Alkitab.

Rasul Paulus sering memakai kata "pertumbuhan" waktu ia menasihati jemaat untuk terlibat penuh dalam kehidupan mereka dalam Roh. Pada waktu kita menjadi dewasa dalam iman, ia berkata, "Kita bukan lagi anak-anak, ... (tetapi) kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala" (Efesus 4:14-15). "Imanmu makin bertambah" berupa kata pujian kepada sidang jemaat di Tesalonika (2 Tesalonika 1:3).

Petrus menekankan kepada orang percaya, "Bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus Kristus" (2 Petrus 3:18). Dengan membandingkan mereka dengan bayi-bayi yang baru lahir, ia menyuruh mereka agar "selalu ingin akan air susu yang murni dan rohani, supaya oleh-Nya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan" (1 Petrus 2:2).

Pertumbuhan merupakan kiasan pokok dalam beberapa perumpamaan yang melibatkan kita untuk berpartisipasi dalam Kerajaan Allah. Gambaran pertumbuhan yang dinyatakan secara paling dramatis terdapat tepat di bagian tengah Injil Yohanes (12:24). Yesus mengatakan bahwa jikalau biji itu tidak jatuh ke tanah dan mati, benih itu tidak akan bertumbuh. Pertumbuhan merupakan perhatian utama Injil Yohanes -- menjadi dewasa dalam segala sesuatu yang Allah lakukan dalam Kristus, mengumpulkan semua bagian hidup kita dan semua seluk-beluk kehidupan Yesus menjadi satu keutuhan. Yohanes menyusun Injilnya menjadi dua bagian yang hampir sama yang gambaran pertumbuhan dalam pasal 12:24 ini merupakan poros yang menahan kedua bagian itu menjadi satu.

Jika kita menjalani kehidupan beriman secara alkitabiah, pertumbuhan merupakan sesuatu yang paling wajar di dunia ini -- atau dalam kenyatannya, merupakan hal yang paling adikodrati di dunia.

Jika kita menjalani kehidupan beriman secara alkitabiah, pertumbuhan merupakan sesuatu yang paling wajar di dunia ini -- atau dalam kenyatannya, merupakan hal yang paling adikodrati di dunia. Kita tidak bisa mencegah seorang anak bertumbuh, tetapi kita mengetahui ada orang tua yang berusaha agar anak-anak mereka tetap tidak dewasa seumur hidupnya dan kadang-kadang mereka berhasil. Beberapa pemimpin Kristen melakukan hal itu juga. Akan tetapi, jika para pemimpin dalam himpunan orang Kristen meninggalkan jalan mereka dan membiarkan Roh memimpin langkahnya, pertumbuhan terjadi dan orang-orang percaya memiliki sepenuhnya karunia-karunia Roh waktu Roh hidup dan berkembang dalam kita.

Jika Allah bekerja dalam kita, dengan sendirinya kita akan bertumbuh. Namun, keadaan "dengan sendirinya" itu tidak berarti pertumbuhan berlangsung tanpa rasa sakit. Pertumbuhan membuat bagian-bagian baru dari pikiran, emosi, dan tubuh kita bekerja. Apa yang kita alami pada saat-saat seperti itu sering terasa menyakitkan. Kita tidak biasa mengembangkan diri dengan cara seperti itu. Akan tetapi, rasa sakit ini janganlah mengejutkan kita -- otot-otot kita sakit setiap kali kita melakukan kegiatan baru. Para atlet sudah tahu bahwa otot-otot mereka akan sakit ketika mereka mulai berlatih. Penyerahan diri kepada Kristus dan ketaatan pada semua perintah-Nya membuat kita berkembang melampaui keadaan diri kita, dan itu menyakitkan. Akan tetapi, rasa sakit ini amat berbeda dengan rasa sakit yang diakibatkan oleh siksaan atau penghukuman. Rasa sakit suatu pertumbuhan tidak akan kita sesalkan karena rasa sakit ini justru menuju kepada kesehatan, bukan kepada penyakit atau sakit saraf.

Sebagian besar pertumbuhan terjadi secara tidak disadari. Dalam hal ini, pertumbuhan biologis dan pertumbuhan rohani dapat disamakan. Kita tidak bisa melihatnya terjadi, hanya melihat bahwa itu sudah terjadi -- dan mereka yang paling dekat dengannya sering kali menjadi orang yang paling tidak menyadari.

Quote Kolose

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memajukan dan menolong pertumbuhan dalam diri kita dan orang lain. Akan tetapi, pertumbuhan yang sebenarnya berlangsung dengan cara yang misterius, jauh melampaui kemampuan kita untuk menyelidiki dan mengawasinya. Segala sesuatu yang kita lakukan itu penting, tetapi tidak satu pun yang bersifat menentukan. Satu hal yang perlu disadari ialah pertumbuhan orang Kristen merupakan pekerjaan Roh; Ia yang memberikan arah dan bentuknya. Perkumpulan Kristen hanya bisa melihat dengan heran pada apa yang terjadi meskipun perkumpulan Kristen itu terlalu sering mengeluh tentang kekacauan dan kesusahan, seperti orang tua yang marah.

Mawas diri dalam hal ini adalah keliru. Roh yang berkuasa dalam iman kita terus-menerus menghalangi tindakan mawas diri. Pertumbuhan itu berlangsung tenang, tersembunyi, diam, dan sunyi. Prosesnya tidak bisa dicapai oleh suatu penyelidikan. Terus-menerus mengukur temperatur kerohanian kita tidaklah baik bagi kesehatan kita. Jika kita mawas diri terhadap pertumbuhan kita, apa yang sesungguhnya kita lakukan adalah menyelidiki perasaan kita -- dan perasaan terkenal akan kebohongannya, khususnya dalam hal iman.

Perhatian kita terhadap pertumbuhan rohani tidak akan menjadi gangguan emosi dengan kecenderungan mawas diri hanya bila kita ikut serta dalam persekutuan ibadah. Pertumbuhan rohani yang sehat membutuhkan kehadiran orang lain -- saudara seiman, pendeta, dan guru. Dengan hidup secara terpencil dan menyendiri, kita tidak bisa bertumbuh. Dua atau tiga orang yang berkumpul dalam nama Kristus akan saling memelihara kesehatan jiwa.

Tuhan memberikan kita bermacam-macam sarana untuk bertumbuh; doa dan Alkitab, ketenangan dan keteduhan, penderitaan dan pelayanan. Akan tetapi, sarana dasar yang paling penting adalah ibadah bersama. Pertumbuhan rohani tidak bisa terjadi dalam keterpencilan. Pertumbuhan rohani bukanlah hal pribadi antara orang Kristen dan Allah. Dalam ibadah, kita datang di hadapan Allah yang mengasihi kita di tengah-tengah orang lain yang juga Ia cintai. Dalam ibadah, lebih dari waktu-waktu lainnya, kita dengan sengaja membuka diri untuk pekerjaan Allah dan kebutuhan sesama kita, keduanya mengharuskan kita untuk tumbuh menjadi sempurna menurut gambar Kristus, yang adalah Allah dan manusia bagi kita. Ibadah secara teratur dan setia sangat penting bagi pertumbuhan kekristenan, sama halnya dengan makanan dan tempat bernaung bagi anak yang sedang tumbuh. Ibadah merupakan terang dan udara, yang di dalamnya pertumbuhan rohani berlangsung.

Audio Bertumbuh sebagai Orang Kristen yang Sehat

Diambil dari:
Judul buku : Pola Hidup Kristen
Judul artikel : Bertumbuh sebagai Orang Kristen yang Sehat
Penulis artikel : Eugene Peterson
Penerbit : Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2002
Halaman : 55 -- 58
 
 

Anda terdaftar dengan alamat: $subst('Recip.EmailAddr')
Anda menerima publikasi ini karena Anda berlangganan Berita PESTA.

Redaksi: Lena, Mei, Roma, dan Yulia
Kontak | Berlangganan | Berhenti | Arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
©,2019 -- Yayasan Lembaga SABDA

 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org