Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/73

Berita PESTA edisi 73 (12-7-2013)

Juni/2013


Berita PESTA - 73/Juni 2013

Berita PESTA -- Edisi 73, Juni 2013

DAFTAR ISI
BERITA PESTA + POKOK DOA:
1. Kelas Diskusi PPB dan DIK Sudah Selesai
2. Pernikahan Yonathan Sigit
3. Info Pelaksanaan Kelas DIK Facebook
ARTIKEL: KUASA INJIL

Shalom,

Pertama-tama, kami minta maaf atas keterlambatan Berita PESTA Juni. Semoga hal 
ini tidak mengecewakan Bapak/Ibu/Saudara semua. Sajian berita PESTA pada bulan 
Juni adalah tentang kelas PPB dan DIK. Selain itu, kami juga menyajikan artikel 
menarik tentang "Injil" yang mempunyai kuasa untuk mengubah dan menyelamatkan 
manusia. Kiranya apa yang kami sajikan dapat menjadi berkat bagi Anda. Selamat 
membaca, Tuhan Yesus memberkati.

Staf Redaksi Berita PESTA,
Doni K.
< http://pesta.org >


BERITA PESTA

1. Kelas Diskusi PPB dan DIK Sudah Selesai

Kami mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena kelas diskusi PPB dan DIK 
periode Mei/Juni 2013 sudah berakhir dengan baik. Namun demikian, kami menyadari 
masih ada kekurangan yang harus kami perbaiki. Juga, ada beberapa peserta yang 
tidak lulus karena tidak aktif dalam berdiskusi. Semoga, hal ini tidak membuat 
peserta yang tidak lulus kecewa karena masih ada kesempatan di kelas berikutnya. 
Untuk peserta yang telah lulus, kami berharap pembekalan melalui kelas-kelas 
PESTA ini dapat memperkaya pengetahuan Anda tentang firman Tuhan.

Pokok doa: Berdoalah kepada Tuhan Yesus agar melalui kelas diskusi PESTA ini, 
setiap peserta semakin rindu melayani Tuhan dan semakin terbuka wawasan 
kerohaniannya.

2. Pernikahan Yonathan Sigit

Kabar sukacita! Salah satu staf PESTA, Sdr. Yonathan Sigit, telah melangsungkan 
pernikahan dengan Sdri. Sartika. Pernikahan ini dilangsungkan di Tana Toraja 
pada Minggu, 23 Juni 2013. Seluruh Tim Moderator dan Pengurus PESTA mengucapkan, 
"Selamat menempuh hidup baru bagi Sigit dan Sartika." Kiranya kasih karunia 
Allah selalu melingkupi dan melimpahkan berkat-Nya kepada keluarga baru Anda.

Pokok doa: Doakan untuk keluarga baru Sigit dan Sartika. Kiranya, Tuhan memakai 
keluarga baru ini untuk semakin memuliakan-Nya. Amin.

3. Info Pelaksanaan Kelas DIK Facebook

Puji Tuhan, kelas perdana DIK melalui media Facebook telah berakhir dengan baik. 
Pelaksanaan kelas ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan dan hasilnya 
cukup baik. Akan tetapi, dari 22 peserta yang terdaftar, hanya 9 peserta yang 
dapat menyelesaikannya sampai akhir. Sedangkan sisanya dinyatakan tidak lulus 
karena tidak aktif. Rupanya, banyak peserta masih kesulitan untuk meluangkan 
waktu sehingga kurang bisa mengikuti dengan maksimal. Namun, dari hasil yang 
ada, kami sangat bersyukur karena fasilitas Facebook bisa dipakai untuk 
memperluas pelayanan PESTA.

Pokok Doa: Mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus agar para peserta yang telah 
mengikuti kelas DIK Facebook ini dapat semakin mengenal Tuhan dan memacu 
kerinduan untuk mengerti firman Tuhan dengan baik.


                             ARTIKEL: KUASA INJIL

Perkataan Allah merupakan ekspresi kehendak Allah, kuasa Allah merupakan 
penggenapan kehendak-Nya. Antara perkataan dan kuasa Allah tidak ada jarak. 
Namun, dalam banyak gereja dewasa ini, nyata sekali bahwa kuasa tidak terkandung 
di dalam perkataan (khotbah) yang disampaikan. Ini disebabkan karena teori kita 
banyak, tetapi tidak menuntut kuasa yang seimbang dengan teori. Saya selalu 
mengagumi sebagian penginjil yang memiliki kuasa dalam menghibur, menegur, dan 
mendidik. Yesus berjanji, "Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke 
atas kamu." (Kisah Para Rasul 1:8) Janji ini harus kita terima dengan iman 
supaya kita dapat mengalami kuasa itu.

Apa yang kita kabarkan mencakup kebenaran terpenting untuk menyelesaikan semua 
masalah hidup manusia. Itulah sebabnya, kita perlu mengerti firman Tuhan 
terlebih dahulu sebelum dapat menyatakannya dengan jelas, bahkan dapat 
menyatakan kesetiaan kepada kebenaran melalui hidup kita. Dengan demikian, kuasa 
Allah dapat dinyatakan melalui kita karena Allah hanya dapat setia kepada diri-
Nya sendiri. Barang siapa tidak setia kepada-Nya, tidak dapat dipakai Allah 
sebagai saksi-Nya.

Paulus berkata, "Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat." (2 Korintus 
4:7) 
Sebenarnya, seberapa pentingkah firman ini dan berapa nilainya? 
Sesungguhnya, firman inilah yang menguasai semua makhluk. Filsafat-filsafat di 
Timur dan Barat meraba-raba secara kabur, ada Firman di alam semesta yang 
disebut Logos dalam pikiran Yunani, juga disebut Brahma dalam filsafat India, 
atau disebut Tao (jalan) dalam filsafat Tiongkok. Tetapi, tidak satu pun dari 
mereka dapat menjelaskan secara sempurna apakah Firman itu. Alkitab memberi 
jawaban, Kristuslah firman Allah. Jika kita sungguh merasakan bahwa jalan ke 
surga telah Kristus bukakan bagi kita, maka tak seorang pun dapat merasakan 
kemiskinan hidup karena mengenal Kristus, dan tidak ada satu orang pun dapat 
menjadi mundur karena menerima Kristus. Allah tidak akan membunuh rasio manusia! 
Berdasarkan pengenalan ini, kita dapat berdiri dengan tegak dan memberitakan 
Injil dengan berani di hadapan kaum intelektual dan segala macam kebudayaan 
manusia.

Kita akan menanyakan satu pertanyaan: ketika firman Allah diberitakan, kuasa 
apakah yang dinyatakan dalam pemberitaan Injil? Jika kita tinjau dari gejala 
umum, Injil mempunyai kuasa untuk mengubah dan menyelamatkan manusia. Akan 
tetapi, bila dipikirkan lebih mendalam, kuasa apakah yang sebenarnya terkandung 
di dalam firman Allah? Ketika Injil diberitakan, apakah yang terjadi dalam 
proses pemberitaan itu sehingga manusia yang tidak bisa diubah melalui usaha 
pendidikan selama puluhan tahun, diperbarui secara total dalam satu hari karena 
firman Allah? Kuasa apakah yang tampak dalam pemberitaan Injil?

Kuasa Menembus

Injil dapat menerangi segala kenajisan yang terdapat dalam hati manusia. Alkitab 
bagaikan cermin; ketika kebenaran Allah diberitakan, akan timbul dengan 
sendirinya kuasa menembus, yang menyatakan keadaan hati manusia. Ini mutlak 
tidak mungkin dilakukan oleh semua kebudayaan. Perempuan Samaria merasa heran 
bagaimana Yesus mengetahui segala sesuatu tentang dirinya; itulah kuasa menembus 
yang tersedia dalam Injil.

Ada satu hal yang aneh: Ketika orang yang belum percaya kepada Kristus 
mendengarkan firman Tuhan dan menyadari bahwa dirinya adalah orang berdosa, maka 
selain ia mencucurkan air mata dan bertobat, ia dapat merasa berterima kasih 
kepada penginjil yang memberitakan firman Tuhan kepadanya. Namun sebaliknya, 
orang Kristen yang sudah lama percaya Tuhan, ketika mendengar pendeta menegur 
dosanya dalam khotbah, akan marah sekali dan membenci pendeta itu. Kebenaran 
apakah ini? Masakan orang yang tidak percaya Tuhan lebih rohani daripada orang 
Kristen? Tidak. Kenyataan ini membuktikan bahwa keselamatan kita bukan 
berdasarkan kuasa manusia. Allah-lah yang telah menelanjangi manusia di bawah 
terang-Nya sehingga manusia tidak dapat melarikan diri. Apakah saat memberitakan 
Injil kita dapat melihat kuasa itu? Orang Kristen mula-mula yang bertobat pada 
zaman rasul-rasul berteriak dengan suara nyaring: Apakah yang dapat kami perbuat 
supaya beroleh selamat? Karena semua kebobrokan sifat mereka telah dinyatakan 
oleh terang, mereka membutuhkan kesembuhan dari Tuhan.

Kuasa Merobohkan

Sebelum Allah membangun, Allah pasti merobohkan dan membongkar hal-hal yang 
tidak berkenan kepada-Nya. Inilah prinsip pekerjaan Allah yang penting. Tanpa 
merobohkan yang lama, tidak dapat dibangun yang baru. Sebab itu, ketika Injil 
diberitakan, manusia merasa terancam karena menerima Injil berarti merobohkan 
hal-hal yang dimiliki sebelumnya. Inilah perbedaan Injil dengan agama pada 
umumnya, dan merupakan salah satu penyebab mengapa Injil sulit diterima oleh 
manusia. Setelah Adam dan Hawa berdosa, Allah harus menutupi keaiban mereka 
dengan pakaian yang terbuat dari kulit binatang. Ini berarti bahwa yang terlebih 
dahulu mati bukanlah manusia. Upah dosa adalah maut, namun bukan Adam yang 
terlebih dahulu mati, melainkan binatang. Sebelum mengenakan pakaian kulit, 
bukankah Adam harus terlebih dahulu menanggalkan daun-daun penutup tubuhnya yang 
sudah mengering dan menguning, yang melambangkan kebudayaan manusia yang tidak 
mungkin menutupi keaiban ini? Ini tidak berarti saya menghina kebudayaan. 
Kebudayaan sama sekali tidak dapat menyelamatkan manusia, kebudayaan hanya bisa 
menutupi untuk sementara, tetapi sama sekali tidak menolong. Sebab itu, Allah 
menuntut ditanggalkannya semua ini terlebih dahulu. Jika tidak, jubah kebenaran 
juga tidak dapat dikenakan.

Salah satu sebab kebanyakan orang membenci Injil adalah karena Injil merupakan 
ancaman bagi kebudayaan mereka. Richard Niebuhr dalam bukunya "Kristus dan 
Kebudayaan" berkata, "Mengapa orang Yahudi harus menyalibkan Yesus? Karena jika 
Kristus ada, maka kebudayaan Yahudi akan dimusnahkan; sebaliknya jika kebudayaan 
Yahudi harus ada, maka Kristus pasti harus dienyahkan." Pernyataan tersebut 
telah menyebutkan titik beratnya. Saya tidak mengatakan bahwa di mana ada 
kekristenan, maka kebudayaan setempat harus dimusnahkan, tetapi hal-hal dalam 
kebudayaan yang berlawanan dengan Injil harus ditinggalkan.

Saya percaya bahwa di dalam kebudayaan, ada bagian-bagian yang tidak berlawanan 
dengan Injil karena kristalisasi kebijaksanaan kebudayaan, merupakan salah satu 
akibat dari wahyu umum. Meski demikian, kita tidak boleh lupa bahwa setelah 
manusia jatuh ke dalam dosa, sudah tidak ada cara bagi kita untuk menghasilkan 
kebudayaan yang sempurna, tanpa cacat cela. Sebab itu, ketika kebenaran Kristus 
bercahaya, kebenaran itu akan menerangi dan membersihkan kebudayaan, serta 
membawa kebudayaan lebih dekat kepada firman Tuhan.

Di bawah kuasa Injil akan roboh segala hal yang didirikan oleh manusia, yang 
tidak sanggup menyelamatkan manusia keluar dari kuasa dosa. Di bawah kuasa Injil 
robohlah agama yang palsu, robohlah jasa yang didirikan oleh manusia yang 
berdosa, robohlah impian kosong di dalam kebudayaan. Injil mengandung kuasa 
merobohkan karena Injil mengandung unsur yang melampaui segala hal yang 
didirikan oleh manusia yang berdosa.

Kuasa Menghakimi

Tuhan Yesus mengatakan bahwa pada waktu Roh Kudus datang, Ia akan menerangi 
manusia tentang dosa, kebenaran, dan penghakiman. Dalam terjemahan Alkitab yang 
lain dikatakan bahwa Roh Kudus datang untuk mengakibatkan manusia menegur diri 
di dalam dosa, keadilan, dan penghakiman. Di sini, kita melihat bahwa 
penginjilan yang disertai Roh Kudus memiliki kuasa penghakiman sehingga yang 
mendengar Injil merasa dirinya dipaparkan di hadapan penghakiman yang besar. 
Konsepnya tentang dosa, kebenaran, dan hak pelaksanaan penghakiman yang tidak 
normal dihakimi dan ditegur oleh Roh Kudus, sehingga orang berdosa itu menjadi 
malu dan menegur dirinya sendiri. Inilah akibat pekerjaan Roh Kudus yang besar 
pada saat Injil diberitakan. Dalam penginjilan, jika hanya kita yang menegur 
orang berdosa, pasti tidak menghasilkan apa-apa, bahkan mengakibatkan kebencian 
mereka terhadap kita. Sebaliknya, jika pemberitaan kita disertai dengan kuasa 
penghakiman dari Roh Kudus, maka akan mengakibatkan pertobatan dari orang 
berdosa itu. Pada saat kuasa penghakiman itu tiba, manusia bukan saja berubah 
konsep, melainkan juga mulai berpaling kepada Tuhan. Puji syukur kepada Allah 
karena Dia, yang menunjukkan pikiran dan jalan-Nya kepada manusia, telah 
menolong manusia untuk mengadili diri dan meninggalkan jalan yang salah, serta 
kembali kepada-Nya.

Kuasa Menantang

Setelah Roh Kudus menyatakan kuasa penghakiman yang mengakibatkan manusia 
berubah konsep dan menyadari kebutuhannya akan Allah, maka Injil yang sudah 
digenapi oleh Kristus menjadi tantangan bagi pendengar melalui kuasa Roh Kudus. 
Roh Kudus akan mendesak manusia dengan tantangan yang dahsyat untuk mengambil 
keputusan. Setelah memberitakan Injil, kita berhak mendesak atau menantang 
pendengar apakah mereka mau menerima Yesus, apakah mereka mau bertobat. Sifat 
ini juga mengubah seluruh pelayanan kristiani dari sifat negatif menjadi 
positif, sifat defensif menjadi ofensif. Dengan demikian, orang Kristen tidak 
seharusnya hanya menerima tantangan zaman, tantangan dunia, atau tantangan 
kebutuhan manusia saja, melainkan justru menantang mereka untuk kembali kepada 
rencana dan kehendak Allah. Mari kita memberanikan diri menantang kebudayaan, 
politik sistem pikiran manusia, dan zaman kita.

Kuasa Mengutubkan

Kuasa menantang dari Injil mengharuskan mereka yang pernah mendengar Injil 
mengalami krisis yang bersifat eksistensial sehingga respons mereka 
mengakibatkan suatu pengutuban. Mereka yang sudah mendengar Injil harus 
bertanggung jawab kepada Injil yang sudah diberitakan kepadanya. Mereka tidak 
mungkin melarikan diri dari tanggung jawab yang besar ini (Ibrani 2:3). Lebih 
celakalah mereka yang sudah mendengar tetapi menolak, daripada mereka yang belum 
pernah mendengarnya. Namun, merupakan kebahagiaan yang besar bagi mereka yang 
menanti Roh Kudus dan menerima Injil. Sebab, merekalah yang akan memiliki dan 
mengalami segala berkat surgawi, yang dijanjikan dan digenapkan Allah di dalam 
Kristus. Kedua jenis respons ini bersifat mengutub. Dan, ini merupakan hasil 
dari kuasa Injil itu sendiri sehingga hanya ada dua alternatif: binasa atau 
hidup kekal. Ketika kita mengabarkan Injil, tidak mungkin semua orang mau 
menerimanya. Sebagaimana Anak Allah yang dipaku di atas kayu salib memisahkan 
manusia menjadi dua kelompok, demikian juga ketika pemberitaan Injil 
dilaksanakan, banyak orang akan dibangkitkan, namun juga banyak orang akan 
dijatuhkan. Keharuman Kristus ini menjadi keharuman yang menghidupkan, juga 
menjadi keharuman yang mematikan. Inilah kuasa Injil yang mengutubkan.

Kuasa Membangun Kembali

Prinsip keselamatan Allah bagi orang berdosa adalah merobohkan lebih dahulu, 
baru kemudian membangunnya kembali. Allah tidak pernah melaksanakan sesuatu yang 
tidak sempurna. Di dalam keselamatan, Injil bukan hanya merobohkan segala 
benteng yang salah, melainkan juga membangun kembali iman yang sejati di dalam 
hidup setiap orang yang menerima Injil. Kuasa membangun kembali ini adalah kuasa 
Roh Kudus yang memperanakkan manusia dan membawa manusia kepada pengharapan yang 
baru, pembentukan karakter yang baru, pengenalan konsep yang baru, dan 
pembangunan moral yang baru. Karena ciptaan lama sudah dirusakkan oleh dosa, 
maka ciptaan baru sudah dibangkitkan oleh kuasa Roh Kudus. (2 Korintus 5:17-18; 
Efesus 2:10)

Melalui pribadi-pribadi sebagai ciptaan baru, gereja menjadi saksi kuasa Allah 
untuk menciptakan lingkungan yang baru pula, untuk membangun kembali masyarakat, 
kebudayaan, dan sistem pemikiran manusia yang pernah dicemarkan oleh dosa.

Kuasa Memberitakan Injil

Orang yang pernah mengalami kuasa Injil akan memperoleh juga keberanian yang 
besar, untuk menginjili jiwa-jiwa yang memerlukan Injil. Segala perbedaan 
konsep, hambatan kebudayaan, batasan agama, tidak akan menghentikannya dari 
keberanian menginjili ini. Kuasa Roh Kudus yang ada padanya akan memenuhi dia 
sehingga dia berani menghadapi segala kesulitan dalam penginjilan. Ini 
disebabkan oleh cinta Allah yang telah mencengkeramnya sedemikian rupa, sehingga 
ia mengalami kebenaran (1 Yohanes 4:18). Orang semacam inilah yang selalu 
mendekati manusia dan memberikan kehangatan kepada manusia lain, serta efisien 
dalam pemberitaan Injil.

Sumber asli:
Makalah seminar: Konsultasi Pelayanan, 28 -- 31 Maret 1995, Bandung
Penulis: Pdt. Dr. Stephen Tong
Penyelenggara: Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia dan Gereja-gereja Mitra
Halaman: 32 -- 36

Diambil dari:
Nama situs: e-Misi
Alamat URL: http://misi.sabda.org/kuasa-injil
Tanggal akses: 12 Juli 2013


Kontak: beritapesta(at)sabda.org
Redaksi: Ryan, Sigit, Doni dan Yulia
Berlangganan: subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org > 

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org