Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/69

Berita PESTA edisi 69 (9-3-2013)

Januari-Februari/2013


DAFTAR ISI
BERITA PESTA + POKOK DOA:
1. Kelas DIK dan Kelas DAS
2. Pelaksanaan Kelas Paskah dan Kelas Sepuluh Hukum Allah (SHA)
3. Pendaftaran Kelas Pengantar Perjanjian Baru (PPB)
4. Tim PESTA Terlibat Proyek Alkitab Mudah Dibaca
5. Diskusi e-Klub Buku SABDA (Buku Ke-7)
ARTIKEL: MENGAPA YESUS SELALU MENYEBUT DIRINYA ANAK MANUSIA?

Shalom,

Senang sekali bisa bertemu Anda lagi di Berita PESTA ini. Kami selalu 
berdoa agar Anda senantiasa menikmati anugerah dan perlindungan Tuhan. 
Selain berita kegiatan PESTA, kami juga ingin mengajak para Pembaca 
untuk menyimak artikel menarik yang berjudul, "Mengapa Yesus Selalu 
Menyebut Diri-Nya Anak Manusia?" Ingin tahu jawabannya? Silakan 
menyimak sajian edisi kali ini. Tuhan memberkati.

Pemimpin Redaksi Berita PESTA,
Ryan
< ryan(at)in-christ.net >
< http://pesta.org >


                         BERITA PESTA

1. Kelas DIK dan kelas DAS

Kelas diskusi Dasar-dasar Iman Kristen (DIK) yang telah dimulai sejak 
tanggal 21 Januari 2013 sudah berakhir dengan baik. Jumlah peserta 
yang tergabung dalam kelas DIK ada sebanyak 22 peserta, tetapi sayang 
4 di antaranya tidak lulus. Pada saat yang hampir bersamaan, 
berlangsung pula kelas diskusi Doktrin Allah Sejati (DAS) yang kini 
juga sudah berakhir. Harapan kami, setiap peserta dapat membagikan 
berkat dari kelas ini kepada orang-orang yang membutuhkan.

Pokok doa: Doakan agar melalui kelas-kelas ini, Tuhan menolong setiap 
peserta DIK untuk dapat menerapkan pengajaran yang didapat melalui 
diskusi, dalam kehidupan sehari-hari. Demikian juga untuk peserta 
kelas DAS, kami doakan agar Tuhan memberi hikmat pengertian agar dapat 
membagikan pengetahuan yang didapat kepada orang lain.

2. Pelaksanaan Kelas Paskah dan Kelas Sepuluh Hukum Allah (SHA)

Saat ini kelas diskusi Paskah dan kelas diskusi SHA sedang 
berlangsung. Dalam kelas Paskah, peserta belajar tentang penderitaan, 
pengurbanan Kristus, dan kebangkitan Kristus. Kelas ini diikuti oleh 
22 peserta. Pada jadwal yang sama, kelas diskusi Sepuluh Hukum Allah 
(SHA) juga sedang berlangsung. Kelas SHA yang baru ini mempelajari 
tentang sepuluh hukum Allah. Jumlah peserta yang mengikuti kelas 
diskusi ini ada 18 peserta. Rencananya, diskusi dua kelas ini akan 
berakhir pada awal bulan April mendatang.

Pokok doa: Mari kita berdoa agar Tuhan memakai kedua kelas diskusi, 
Paskah dan SHA, untuk memperlengkapi anak-anak Tuhan agar dapat 
menghayati pengurbanan Kristus, dan hukum-hukum Allah. Dukung doa juga 
agar setiap peserta dimampukan untuk belajar dengan maksimal hingga 
selesai. Amin.

3. Pendaftaran Kelas Pengantar Perjanjian Baru (PPB)

PESTA mengundang para alumni PESTA untuk mengikuti kelas Pengantar 
Perjanjian Baru yang akan segera dibuka. Kelas diskusi ini akan 
mempelajari latar belakang, sudut pandang politik, sosial, budaya, dan 
mengangkat topik-topik yang berkaitan dengan dokumen Perjanjian Baru.

Segera daftarkan diri Anda ke < kusuma(at)in-christ.net >. Kelas 
diskusi akan dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2013. Tetapi peserta 
harus mendaftar, minimal satu minggu sebelum kelas dimulai karena 
harus mengerjakan tugas tertulis lebih dahulu. Mari kita belajar 
bersama-sama untuk mengetahui dan menyelidiki indahnya firman Tuhan 
melalui indahnya Kitab Perjanjian Baru.

Untuk mendapatkan modul PPB, silakan akses di:
==> http://pesta.org/ppb_sil

Pokok doa: Dukung kami dalam doa, terutama agar promosi pembukaan 
kelas ini sampai kepada orang-orang yang saat ini sedang rindu belajar 
firman Tuhan. Kiranya melalui kelas diskusi ini, setiap alumni dapat 
diperlengkapi dengan wawasan Perjanjian Baru yang komprehensif.

4. Tim PESTA Terlibat Proyek Alkitab Mudah Dibaca (AMD)

Sukacita! Itulah luapan ungkapan hati tim PESTA YLSA yang terlibat 
dalam proyek Alkitab Mudah Dibaca (AMD). Ada banyak pelajaran yang 
kami terima ketika terjun dalam proses editing Kitab-kitab Injil. 
Banyak hal menarik dalam proses ini, di antaranya, mempelajari Alkitab 
dalam bahasa aslinya supaya bisa menentukan padanan kata yang tepat, 
yang mudah dimengerti oleh pembaca. Bagi kami, ini merupakan 
kesempatan berharga yang langka, bahkan ini mungkin adalah kesempatan 
satu-satunya dalam hidup kami. Harapan kami, proyek Alkitab Mudah 
Dibaca Perjanjian Baru ini segera selesai supaya lebih banyak orang 
mengerti firman Tuhan dengan baik. Terima kasih Tuhan untuk kesempatan 
yang luar biasa ini.

Pokok doa: Doakan proses revisi final keseluruhan Kitab Perjanjian 
Baru AMD, kiranya Tuhan terus menolong kami dengan memberi hikmat, 
ketekunan dan kekuatan.

5. Diskusi e-Klub Buku SABDA (Buku Ke-7)

Klub e-Buku SABDA saat ini telah masuk dalam diskusi buku yang 
ketujuh. Buku yang didiskusikan Februari adalah, "Murid yang Radikal" 
yang diterbitkan oleh Literatur Perkantas Jatim. Jumlah peserta 
diskusi adalah 27 peserta. Dibandingkan diskusi sebelumnya, jumlah 
peserta diskusi kali ini lebih sedikit, tetapi hal ini tidak 
mengurangi semangat berdiskusi. Saat ini diskusi telah memasuki Bab 
Lima.

Pokok doa: Doakan agar setiap peserta diskusi Klub e-Buku mendapat 
berkat-berkat rohani sehingga dapat mendorong mereka terus bertumbuh 
dalam pengenalan yang benar akan Allah.


   ARTIKEL: MENGAPA YESUS SELALU MENYEBUT DIRINYA ANAK MANUSIA?

Pertama kali, Injil Matius 8:20 menuliskan sebutan mengenai "Anak 
Manusia" yang dipakai Tuhan Yesus untuk menyebut diri-Nya. Di sana 
dikatakan, "... serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, 
tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-
Nya". Istilah Anak Manusia digunakan oleh Yesus sebanyak 32 kali dalam 
Injil Matius, 14 kali dalam Injil Markus, 26 kali dalam Injil Lukas, 
dan 12 kali dalam Injil Yohanes.

Selain itu, Yesus juga tidak menolak sebutan "Anak Allah" yang 
dikatakan Allah Bapa ketika Ia dibaptis. Dalam Injil Markus dikatakan, 
"Lalu terdengarlah suara dari Surga, `Engkaulah Anak yang Kukasihi, 
kepada-Mulah Aku berkenan`" (Markus 1:11) Atau, ketika Yesus 
dimuliakan di atas gunung sebagaimana dicatat dalam Injil Markus, maka 
datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam dalam awan itu terdengar 
suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia" (Markus 9:7). 
Begitu juga ketika Yesus menyembuhkan banyak orang dan berhadapan 
dengan roh-roh jahat. "Bilamana roh-roh jahat melihat Dia, mereka 
jatuh tersungkur di hadapan-Nya dan berteriak, "Engkaulah Anak Allah" 
(Markus 3:11). Di samping itu, kita juga bisa menjumpai istilah yang 
sama dalam peristiwa pencobaan Yesus. Waktu itu, Iblis berkata kepada-
Nya, "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti" 
(Lukas 4:3).

Begitu juga setelah Yesus meredakan angin ribut, murid-murid-Nya 
datang dan menyembah Dia, katanya, "Sesungguhnya Engkau Anak Allah" 
(Matius 14:33). Petrus bahkan dengan pertolongan Roh kudus dapat 
berkata, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Matius 
16:16). 
Ketika Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, "Kata orang, 
siapakah Anak Manusia itu?" Yesus memuji Petrus atas pengakuan imannya 
dan menganugerahinya "kunci Kerajaan surga". Dalam pengadilan di 
hadapan Imam Besar Kayafas Yesus mengiakan adanya sebutan keilahian 
tersebut. Hal itu dikatakan-Nya ketika ia ditantang, "Demi Allah yang 
hidup, katakanlah kepada kami, apakah engkau Mesias, Anak Allah, atau 
tidak." Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku 
berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk 
di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di 
langit" (Matius 26:63-64). Dalam situasi yang cukup serius, di mana Ia 
dituduh melakukan penghujatan, Yesus dari Nazaret mengakui julukan 
Mesias, Raja segala raja, sebagaimana tampak dalam penglihatan kepada 
Nabi Daniel (Daniel 7:13).

Dalam Kitab Daniel 7:13-14, dinyatakan Sosok Surgawi yang menunjuk 
kepada Yesus Kristus. Dalam situasi yang cukup kritis itu, pernyataan 
Yesus di atas sebenarnya sangat berbahaya. Hal itu akan dianggap 
sebagai penghujatan jika ternyata Yesus bukan Mesias. Sebaliknya bagi 
Kayafas, jika tuduhannya tidak terbukti, maka Kayafas dan para 
pengikutnya kelak harus menghadap pengadilan Allah untuk 
mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka lakukan terhadap Yesus. 
Tudingan yang semula ditujukan kepada Yesus akan berbalik kepada 
mereka, dan hal itu akan membawa mereka kepada hukuman berupa kematian 
kekal.

Namun yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apa arti sesungguhnya 
dari "Anak Manusia"? Mengapa Mesias hadir ke dalam dunia dalam bentuk 
manusia biasa bukan sebagai raja? Jawabannya dapat ditemukan dalam 
pentingnya inkarnasi Yesus dalam menebus umat manusia. Masalah 
kejatuhan manusia dalam dosa dan rasa bersalah yang dirasakan Adam dan 
keturunannya, tidak mungkin dapat diselesaikan manusia itu sendiri, 
kecuali ada manusia tidak berdosa seperti Yesus dan bersedia jadi 
penebus dosa, barulah dosa manusia dapat diselesaikan.

Istilah penebusan dalam Perjanjian Lama biasa disebut "goel", yang 
mengimplikasikan bahwa yang ditebus adalah "sanak dari penebus". Oleh 
sebab itu, bagaimanapun yang menebus harus memiliki hubungan darah 
dengan orang yang ditebus. Itulah yang menyebabkan Ia mengambil rupa 
manusia dan memikul dosa manusia demi melakukan karya penebusan. Karya 
keselamatan yang dilakukan-Nya ditawarkan kepada siapa pun yang 
membutuhkannya, apa pun keadaannya. Ia memang harus menebus manusia 
dari perbudakan dosa (Imamat 25:48), untuk memelihara janda tak 
beranak (Rut 3:13), atau menuntut balas terhadap pembunuh (Bilangan 
35:19).

Allah menampakkan diri-Nya kepada bangsa Israel sebagai "goel" 
(Keluaran 15:3; Yesaya 43:1; Mazmur 19:14). Namun sebelum Allah 
menjadi manusia melalui mukjizat inkarnasi, hal itu merupakan misteri 
bagi orang-orang Israel kuno sebab bagaimana mungkin Allah dapat 
menjadi sepadan dengan manusia dan memenuhi kualifikasi sebagai 
"goel". Allah adalah Bapa mereka melalui proses penciptaan, namun 
"goel" mengimplikasikan adanya hubungan darah secara fisik. Allah 
harus datang kepada setiap orang di antara kita untuk menebus kita 
dari dosa dan akibatnya. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di 
antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan 
yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih 
karunia dan kebenaran" (Yohanes 1:14).

Allah sebenarnya tidak mungkin dapat mengampuni kita karena dosa yang 
telah kita lakukan, kecuali dosa itu telah dibayar. Jika dilakukan 
juga, maka Ia telah menjadi pelindung dari para pelanggar hukum-Nya 
yang kudus. Oleh sebab itu, hanya sebagai manusia, Allah dalam Kristus 
dapat memenuhi syarat melakukan penebusan terhadap dosa umat manusia. 
Sebab hanya manusia, yang adalah makhluk hidup, yang dapat secara pas 
mewakili umat manusia. Padahal Penebus kita juga memiliki sisi ilahi, 
sebab hanya Allah yang dapat menyempurnakan pengurbanan sesuai dengan 
tuntutan hukum Allah. Dengan cara itu Yesus dapat meloloskan manusia 
dari hukuman kematian kekal di neraka. Hanya Allah yang memiliki semua 
hal yang diperlukan untuk melaksanakan penyelamatan, yang bila dilihat 
dari sisi manusia mungkin dipenuhi dan dari sisi keadilan Allah juga 
memenuhi syarat. Dengan demikian, sebagaimana dikatakan dalam Kitab 
Roma, "Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada 
Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi 
kebenaran" (Roma 4:5).

Melalui kayu salib, tuntutan hukum dosa atas umat manusia dapat 
dipatahkan dan manusia lolos dari tuntutan hukuman kekal di neraka. 
Hal itu terjadi karena ada manusia sempurna yang memenuhi kriteria 
Allah untuk menanggung dosa ganti manusia. Ia menjadi penebus bagi 
semua orang percaya di setiap zaman.

Mukjizat inkarnasi yang memungkinkan penyelamatan keturunan Adam 
barangkali merupakan mukjizat terbesar sepanjang masa. Bagaimana 
mungkin Allah tetap Allah sementara pada waktu yang sama menjadi 
manusia, dan sebagai manusia, Ia memiliki segala ciri sebagaimana 
layaknya makhluk hidup yang lahir ke dalam dunia melalui rahim seorang 
ibu? Bagaimana mungkin dalam Yesus berdiam dua substansi, yakni 
substansi manusia dan Allah? Kepercayaan lain mungkin berkata bahwa 
hal itu tidak mungkin. Namun, Allah Anak yang merupakan pribadi kedua 
dari Trinitas, mungkin menjadi seperti itu. Ia naik dan mati di salib 
sebagai ganti manusia.

Hal ini perlu dimengerti secara benar agar orang percaya tidak merasa 
bingung tentang keberadaan Yesus yang adalah Allah dan manusia, 
sehingga beranggapan bahwa Yesus pada dasarnya Allah. Dengan demikian, 
Ia tidak akan terperangkap dalam pemikiran bahwa secara fisik Ia 
tampak seperti manusia, namun kita beranggapan bahwa hal itu hanya 
penyamaran yang bersifat sementara. Mungkin oleh sebab itu sebelum 
Yesus naik ke surga, Ia merasa perlu menekankan bahwa Ia benar-benar 
manusia sejati, meskipun Ia juga Allah. Hanya dalam bentuk manusia, Ia 
dapat melayani sebagai Mesias dan penebus umat-Nya melalui kurban 
kematian-Nya. Tentu saja hal itu dimungkinkan karena Yesus itu manusia 
yang benar-benar hidup di tengah manusia berdosa. Dengan demikian, Ia 
memenuhi syarat untuk duduk di kursi pengadilan untuk menghakimi dosa 
manusia pada kedatangan-Nya yang kedua. Sebagai manusia, Ia taat di 
bawah hukum Allah dan tidak pernah menyerah kepada pencobaan. Karena 
itu, kelak pada saat Kristus berdiri sebagai hakim, Ia akan menghukum 
mereka yang melanggar hukum moral, menolak karya penebusan-Nya dan 
keilahian-Nya dalam kehidupan mereka.

Pentingnya penekanan terhadap keberadaan-Nya sebagai manusia sejati, 
merupakan faktor utama yang mendorong Yesus menyebut diri-Nya Anak 
Manusia.

Diambil dari:
Judul buku: Sahabat Gembala, edisi September -- Oktober 1999
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: Yayasan Kalam hidup, Bandung 1999
Halaman: 35 -- 38


Kontak: beritapesta(at)sabda.org
Redaksi: Ryan, Sigit, dan Yulia
Berlangganan: subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org
Berhenti: unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org
Arsip: http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/arsip
BCA Ps. Legi Solo, No. 0790266579, a.n. Yulia Oeniyati
(c) 2013 -- Yayasan Lembaga SABDA < http://ylsa.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org