Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/55

Berita PESTA edisi 55 (8-8-2011)

Juli/2011


Berita PESTA
Edisi 55/Juli 2011

DAFTAR ISI
BERITA PESTA: KELULUSAN KELAS DIK, FOTO ALUMNI, PENILAIAN, DAN MODUL BARU
ARTIKEL: SIKAP ORANG PERCAYA TERHADAP KRISIS
KESAKSIAN: PESERTA KELAS DISKUSI DPA MEI/JUNI 2011
POKOK DOA

Shalom,

Kami berharap Berita PESTA Juli 2011 ini menjumpai Anda dalam keadaan
sehat dan sejahtera. Sebuah artikel menarik telah kami siapkan untuk
menjadi bahan perenungan bagi kita bersama, yang berjudul "Sikap Orang
Percaya Terhadap Krisis". Semoga semakin membekali kita untuk hidup
menjadi saksi-saksi Kristus yang tangguh.

Beberapa berita kegiatan pelayanan PESTA dapat Anda simak di kolom
Berita PESTA. Semoga berita-berita ini boleh menjadi pokok-pokok doa
kita bersama. Selamat menyimak dan selamat berdoa. Tuhan memberkati.

Staf Redaksi Berita PESTA,
Yonathan Sigit
< http://lead.sabda.org >

                             BERITA PESTA

1. Pengumuman Kelulusan Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Periode
Juni/Juli 2011

Bersyukur atas penyertaan Tuhan selama berlangsungnya kelas diskusi
DIK periode Juni/Juli 2011. Terima kasih banyak untuk partisipasi
setiap peserta yang mengikuti kelas ini dengan baik. Kiranya setiap
berkat yang didapat menambah wawasan rohani mereka.

Saat dibuka pada tanggal 6 Juli 2011, peserta diskusi DIK Juni/Juli
2011 berjumlah 24 orang. Dari jumlah tersebut, ada 6 peserta yang
dinyatakan tidak lulus karena tidak aktif dalam mengikuti diskusi.
Kepada peserta yang belum lulus, Anda masih dapat mengikuti kembali
kelas DIK pada periode Januari/Februari 2011. Untuk itu, Anda tidak
perlu mengumpulkan tugas tertulis lagi.

Bagi yang sudah lulus, kami mengucapkan selamat dan kami mengundang
Anda untuk segera bergabung kembali mengikuti kelas-kelas PESTA
lanjutan yang lain. Silakan menghubungi Sdr. Kusuma
< kusuma(at)in-christ.net > untuk keterangan lebih lanjut.

2. Foto Alumni PESTA di Situs PESTA Online

"Tak kenal, maka tak sayang." Demikian pepatah yang sering kita
dengar. Tim PESTA pun rindu agar setiap peserta bisa saling mengenal
supaya ikatan keakraban di antara para peserta PESTA semakin erat.
Salah satu wujud pengenalan itu adalah dengan berbagi foto di situs
PESTA. Untuk tujuan tersebut Tim PESTA telah memberikan pengumuman
kepada para alumni PESTA untuk mengumpulkan foto-foto ke Sdr. Kusuma.
Foto-foto peserta tersebut akan kami pasang di halaman khusus situs
PESTA Online. Kalau selama ini para peserta hanya saling mengenal nama
saja, maka sekarang mereka bisa saling mengenal wajah juga. Bagi yang
foto-fotonya sudah terpasang di situs PESTA, kami juga sudah mendapat
izin dari beberapa peserta untuk menautkan fotonya tersebut ke
Facebook pribadi masing-masing. Dengan demikian kami berharap setiap
peserta bisa berkomunikasi lebih akrab lagi melalui jejaring sosial
tersebut. Bagi alumni yang sudah mengumpulkan foto, kami mengucapkan
terima kasih banyak. Bagi Anda yang belum mengirimkan, silakan kirim
ke Sdr. Kusuma di: ==> < kusuma(at)in-christ.net >.

Foto-foto terbaru alumni PESTA dapat dilihat di URL berikut:
==> http://www.pesta.org/foto

3. Penilaian Tugas Tertulis Kelas DPA Mei/Juni dan DIK Juni/Juli 2011

Saat ini Tim PESTA sedang menyelesaikan penilaian tugas tertulis DPA
Mei/Juni dan DIK Juni/Juli 2011. Doakan agar tugas kami ini bisa
dilaksanakan dengan baik sehingga nilai-nilai peserta bisa segera
diterima oleh para peserta.

4. Modul Baru untuk Kelas PESTA 2012

Ada dua modul baru yang sedang diselesaikan pada bulan Agustus 2011
ini, yaitu Doktrin Alkitab (DAL) dan Doktrin Allah Tritunggal (DAT).
Menurut rencana kelas diskusi kedua modul ini akan dijadwalkan untuk
dibuka tahun 2012. Selain untuk menjadi bahan kelas diskusi PESTA
(online), kami juga berharap modul ini akan dipasang di situs PESTA
sehingga bisa didownload oleh banyak orang supaya bisa dipakai secara
lebih luas. To God be the glory!

              ARTIKEL: SIKAP ORANG PERCAYA TERHADAP KRISIS

Setiap manusia yang ada di dalam dunia ini tidak bisa lepas dari
kesulitan, tantangan, dan penderitaan. Karena hal-hal tersebut di atas
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, maka
kesulitan, tantangan, dan penderitaan harus disikapi dengan benar,
karena kalau tidak, akan berkembang menjadi krisis. Norman Wright,
seorang penulis dan psikolog Amerika yang ternama, mengatakan bahwa ke
mana pun ia pergi, ia selalu bertemu dengan orang-orang yang mengalami
stres, depresi, sikap yang panik dan tak berdaya, dan ingin melarikan
diri dari masalah-masalah yang ada, sehingga ia cenderung berdoa,
"Tuhan, angkatlah segala permasalahanku." Menurut Norman Wright, semua
gejala di atas merupakan ciri-ciri dari orang yang mengalami krisis
aktif.

Bagaimanakah seharusnya seorang percaya membangun sikap yang benar
terhadap krisis, sehingga krisis tidak berkembang menjadi suatu
kekuatan negatif yang merusak dirinya? Untuk itu, kita akan belajar
dari teladan Tuhan Yesus sendiri dalam menghadapi krisis.

Lukas 22:39-46 menceritakan akan masa-masa akhir pelayanan Tuhan Yesus
di muka bumi. Di dalam kemahatahuan-Nya, Dia tahu bahwa sebentar lagi
Dia akan ditangkap, disiksa dan disalibkan. Walau Kristus mengetahui
bahwa dalam menghadapi segala sesuatu Bapa di Surga selalu menyertai-
Nya, tapi ketika waktu-Nya akan tiba, Dia tetap merasa gentar. Dan
kegentaran itu mencapai puncaknya pada malam terakhir, sebagaimana
yang dicatat oleh Lukas bahwa di tengah-tengah pergumulan-Nya, Dia
mencucurkan keringat darah dan tampaklah seorang malaikat memberikan
kekuatan kepada-Nya (ayat 43).

Tentang pergumulan Tuhan Yesus yang dahsyat ini, penulis Ibrani juga
menulis: "Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan
yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa,
supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu
melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah." (Ibrani 12:3-4)

Bagaimana sikap Tuhan Yesus dalam menghadapi krisis?

Pertama, Yesus berdoa: "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan
ini dari pada-Ku …" (ayat 42). Apakah doa Tuhan Yesus ini menyatakan
bahwa Dia ingin menghindarkan diri dari misi-Nya mati di atas kayu
salib? Atau apakah doa itu menunjukkan bahwa Dia ragu-ragu untuk
melanjutkan pekerjaan-Nya, sehingga ada kesan Dia ingin menyerah di
tengah jalan? Sekali-sekali tidak. Tapi justru dengan berkata-kata
seperti di atas, kita mendengar suatu doa yang jujur: Apakah kematian
di atas kayu salib merupakan satu-satunya cara menyelamatkan manusia
berdosa? Doa Tuhan Yesus menjadi contoh dari seorang yang jujur dan
terbuka terhadap Allah. William Barclay berkata: "Bukanlah suatu hal
yang salah bila kita mengungkapkan perasaan kita yang sesungguhnya
terhadap Allah." Hanya mereka yang jujur terhadap Allah, baru dapat
jujur terhadap diri sendiri dan sesamanya. Hanya mereka yang terbuka
terhadap Allah, baru dapat terbuka terhadap diri sendiri dan
sesamanya.

Kedua, Yesus menegaskan kembali akan komitmen-Nya terhadap kehendak
Bapa. "… tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang
terjadi" (ayat 42). Walau Kristus mempertanyakan adanya alternatif
lain dalam menggenapkan misi-Nya untuk menyelamatkan orang yang
berdosa, namun pada saat yang sama, Dia menegaskan kembali akan
komitmen-Nya terhadap kehendak Bapa di Surga. Meski jalan salib ini
sulit, tapi kalau itu kehendak Bapa, Kristus rela menerimanya. Ini
adalah suatu ketaatan yang mutlak. Sikap yang demikian juga perlu kita
perlihatkan terhadap Allah. James C. Dobson menulis: "Pertumbuhan
dalam kehidupan orang Kristen terletak pada ketaatannya dalam
masa-masa krisis."

Ada banyak peristiwa yang menakutkan yang setiap saat bisa menimpa
kita, tapi jika itu seizin Tuhan, kita akan belajar menerimanya dengan
sukacita. Maka: "Janganlah berdoa untuk kehidupan yang mudah,
berdoalah menjadi orang yang lebih kuat. Janganlah berdoa untuk
tugas-tugas yang sesuai dengan kekuatan Anda, berdoalah untuk
kekuatan yang sesuai dengan tugas-tugas Anda" (Philip Brooks).

Lagi pula, dalam mengizinkan berbagai kesulitan dan tantangan dalam
kehidupan anak-anak-Nya, Tuhan ingin melatih kita supaya menjadi
orang-orang percaya yang kuat. Mensius, salah satu murid Konfusius
yang terkemuka, melihat kebenaran ini dan mengungkapkan demikian:
"Jikalau langit memberikan tugas yang berat kepada orang tertentu,
maka orang itu pasti diberikan kesengsaraan besar, dilatih sampai
semua ototnya lelah, dan hatinya penuh kepedihan, barulah dia akan
menjalankan tugasnya."

Bagi orang beriman, kita harus percaya bahwa tidak ada masalah yang
lebih besar daripada Allah, dan tidak pernah ada problem manusia yang
lebih besar daripada solusi Allah. Kesempitan kita adalah kesempatan
bagi Tuhan. Oleh sebab itu, marilah kita belajar memunyai ketetapan
hati dalam dunia yang terus bergolak ini. Ketiga, Yesus diteguhkan
kembali. Setelah berdoa, Dia berkata kepada murid-murid-Nya:
"Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat"
(Markus 14:42). Di taman Getsemani kita melihat suatu pemandangan yang
kontras: Yesus memasuki taman Getsemani dalam kegelapan; Dia keluar
dari sana dalam terang karena Dia telah berbicara dengan Allah.

Yesus memasuki taman Getsemani dengan pergumulan; Dia keluar dari sana
dengan damai di dalam jiwa-Nya karena Dia telah berbicara dengan
Allah. Maka betapa pentingnya doa bagi orang Kristen. Kebiasaan
berbicara dengan Tuhan secara intim perlu kita kembangkan. Cho Yonggi,
pendeta sejuta umat di Korea Selatan, berkata: "Bagiku doa sangat
penting. Doa akan menjawab semua persoalanku." Hal yang sama juga
diutarakan oleh Martin Luther: "Doa adalah hal yang terpenting dalam
hidupku. Apabila aku tidak berdoa, maka aku akan kehilangan api iman."

Josephus, sejarawan Yahudi yang amat tersohor, setelah menyaksikan
berbagai bentuk penganiayaan sadis yang menimpa orang-orang Kristen di
awal kekristenan, menulis demikian: "Saya tidak bisa mengerti, pada
waktu singa menerkam orang-orang Kristen, mereka tetap memunyai
wajah-wajah yang tenang, hati yang begitu stabil dan terus memuji
Yesus Kristus. Sebelum mati, suara pujian tidak henti-hentinya keluar
dari mulut para martir."

Kita dapat mengasumsikan bahwa jika orang-orang Kristen itu dapat
dengan tabah menghadapi semua siksaan yang ada, ini dikarenakan mereka
semua telah terlebih dahulu berbicara dengan Allah, dan seperti yang
Tuhan Yesus alami, mereka juga memperoleh ketenteraman yang amat besar
dalam jiwa mereka dari Allah. Hanya orang Kristen yang memunyai damai
dari Tuhan, baru mampu dengan tenang menghadapi semua tantangan hidup.
Karena itu, perlu kita mengingat nasihat penulis Ibrani yang berkata:
"Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta
kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia
untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibrani 4:16)

Berbagai krisis yang sedang menimpa negara Indonesia kelihatannya
belum akan segera berlalu. Dan sebagaimana yang telah kita lihat dan
alami bersama, krisis ini telah membawa berbagai dampak negatif dalam
kehidupan anak-anak Tuhan. Walau demikian, kita tidak perlu berkecil
hati dan putus asa, karena seperti Bapa menyertai Tuhan Yesus, Dia
juga akan menyertai kita. Tuhan Yesus tidak akan membiarkan kita yatim
piatu.

Pada saat kita mengalami jalan buntu dan kita tidak tahu bagaimana
harus berdoa dan menyelesaikan permasalahan kita, kita perlu mengingat
perkataan Paulus dalam Roma 8:26: "Demikian juga Roh membantu kita
dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya kita
harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan
keluhan-keluhan yang tak terucapkan."

Orang Kristen mungkin menghadapi situasi yang berada di luar
kemampuannya, tetapi perlu diingat bahwa ia tak pernah di luar
kemampuan Allah. Pada akhirnya, Denis Waitley berkata: "Krisis
merupakan suatu kesempatan untuk mengendarai angin yang berbahaya.
Pandanglah krisis sebagai suatu kesempatan atau batu loncatan untuk
menggapai bintang."

Diambil dari:
Nama situs: GKA Gloria
Alamat URL: http://gkagloria.or.id/artikel/a01.php
Judul artikel: Sikap Orang Percaya Terhadap Krisis
Penulis: Pdt. William Liem
Tanggal akses: 3 Agustus 2011

           KESAKSIAN: PESERTA KELAS DISKUSI DPA MEI/JUNI 2011

Semakin Dalam (Andy Hardjono)

Kelas DPA ini banyak mengeksplorasi Alkitab lebih dalam, yaitu doktrin
Allah, gereja serta eskatologi. Dengan memahami dan memperdalam
doktrin-doktrin tersebut membuat saya lebih mengenal Tuhan dan Juru
Selamat saya, Yesus Kristus. Amin.

Dapat Menjadi Berkat (Anny Tjandri)

Hidup dalam rencana Allah diawali dengan pengetahuan akan firman
Allah, takut akan Tuhan dan melakukan kebenaran-Nya. Selama saya
mengikuti kursus, PESTA Online ini banyak membuka wawasan saya dengan
materi-materi yang dibahas dan hal ini biasa saya bagikan di
persekutuan saya sehingga saya bertumbuh di dalam Kristus Yesus dan
mereka juga terbangun imannya di dalam Kasih Kristus. Terima kasih
PESTA.

Semakin Kuat (Antung)

Dengan mengikuti kursus PESTA maka semakin diperkuat pemahaman kita
tentang kebenaran Alkitab dengan cara membandingkan beberapa jawaban
peserta dan pendapat dari Gereja kita sendiri.

Wawasan Baru (Dedy Yanuar)

Bagi saya mengikuti kelas PESTA, bukanlah untuk mencari sertifikat
atau penilaian dari moderator, tetapi untuk mencari dan belajar
wawasan baru mengenai firman Tuhan. Selain itu, dalam mengikuti kelas
ini kita harus memohon hikmat Tuhan dalam memahami hal-hal yang sedang
didiskusikan bersama.

Belajar firman Tuhan (Endrik)

Saya diingatkan kembali bahwa waktu masih kecil dulu saya sering
membaca Alkitab satu pasal setiap harinya. Terutama saya sangat senang
sekali dengan cerita bergambar. Puji Tuhan kebiasaan itu masih ada
sampai sekarang karena saya setiap pagi dan malam selalu membaca
firman Tuhan dan membaca buku-buku kristiani. Selain itu, saya juga
mengikuti kelas diskusi yang diselenggarakan oleh PESTA yang memberi
wawasan yang baru bagi saya.

Semakin bertumbuh (Feronica)

Dengan mengikuti diskusi PESTA iman saya semakin mengakar, bertumbuh
karena melalui diskusi PESTA pengetahuan saya terus dipertajam oleh
teman-teman peserta diskusi yang datang dari latar belakang dominasi
gereja yang berbeda-beda sehingga saya semakin diperkaya dengan firman
Tuhan. Kiranya PESTA menjadi saluran berkat bagi banyak orang.

Keragaman Pemahaman (Gita Mahardhika)

Pemahaman kelas diskusi DPA ini sangat membantu saya untuk mengerti
doktrin yang bersumber dari Alkitab sebagai satu-satunya standar utama
dalam kekristenan. Banyaknya partisipasi peserta yang mengikuti kelas
diskusi ini semakin mempertajam wawasan yang selama ini kerap
memandang hanya dari sudut pandang saya secara pribadi.

Waktu yang Berguna (Harun)

Kesaksian saya adalah ketika saya mengikuti kelas ini, sebagian waktu
saya gunakan untuk kegiatan PA pribadi, jadi tidak ada waktu untuk
bergosip, melihat film yang sebelumnya menjadi kebiasaan. Saya
merasakan Tuhan turut bekerja dan Roh Kudus memimpin saya kepada
melalui firman-Nya.

Belajar Menghargai (Husin Gunawan)

Berdiskusi melalui kelas PESTA selain menambah wawasan, juga melatih
kita untuk belajar menghargai berbagai pandangan yang berbeda. Jangan
takut mengungkapkan pandangan yang berbeda.

Kesatuan Tubuh Kristus (Lawah Salleh)

Mengerti dan memahami Alkitab adalah dasar utama yang harus dimiliki
bagi setiap orang percaya untuk dapat bertumbuh dalam kehidupan
sebagai orang kristiani. Perbedaan pendapat dalam diskusi tidak harus
dijadikan pemisah dalam kesatuan kita dalam Kristus. Dalam kelas ini
semua belajar untuk menerima dan menghormati pandangan semua orang.
Selain itu, kita juga membangun diri kita untuk lebih percaya kepada
Tuhan kita.

Belajar Alkitab (Linda Cheang)

Saya menemukan hal-hal baru dari hasil bersama-sama menggali isi
Alkitab ini. Selain itu, kesukaan saya untuk membaca Alkitab semakin
bertambah karena ternyata membaca Alkitab itu bisa jauh lebih seru
daripada membaca novel. Saya boleh dibukakan lebih banyak lagi berkat
dari Alkitab. Banyaknya perbedaan pendapat karena perbedaan
pengajaran, latar belakang dan cara berpikir rekan-rekan peserta,
membuat saya semakin menemukan banyak hal baru dalam Alkitab yang
berguna untuk dipakai dalam perluasan pekabaran injil.

Meluangkan Waktu (Nathanael Marvin)

Aktivitas apa pun yang dapat kita lakukan, baik belajar lewat PESTA,
aktif dalam pembinaan rohani, aktif pelayanan di gereja apa pun itu,
mari kita lakukan dan berusaha keras untuk kemuliaan Tuhan. Melalui
studi di PESTA, saya dapat lebih fokus terhadap topik yang diberikan
dan meluangkan waktu untuk merenungkan firman Tuhan. Saya harap, bagi
orang-orang lain yang masih banyak waktu kosong atau tidak tahu mau
melakukan apa, atau masih melakukan hal yang berfokus pada diri
sendiri, cobalah untuk mengisi waktu dengan baik.

Saling Memberkati (Tirta Sukma)

Shalom, dalam mengikuti diskusi DPA ini saya semakin diperkaya dengan
wawasan mengenai firman Tuhan. Karena diskusi ini bersifat
interdenominasi, sehingga saya diperkaya dengan warna doktrin yang
sedikit menambah wawasan saya. Melalui diskusi ini kita saling
memberkati satu dan lainnya.

Semakin Diteguhkan (Vika Rahelia)

Semenjak saya mengikuti PESTA dan menambah pengetahuan saya tentang
Alkitab, semakin diteguhkan mengenai iman dan kepercayaan saya kepada
Yesus Kristus. Dengan tambahan pengetahuan akan Alkitab di PESTA saya
memunyai kesempatan yang dapat saya pakai untuk menguatkan teman-teman
saya yang sedang mengalami pergumulan dengan iman Kristen.

Bersyukur (Widiani Miciko)

Bersyukur sekali bisa mengikuti kelas DPA, karena menambah pengenalan
saya akan doktrin denominasi gereja lain, dan membawa saya secara
pribadi untuk belajar bagaimana menjadi berkat bagi lingkungan dengan
adanya berbagai sudut pandang.

Wawasan yang Luas (Poedjo Soetrisno)

Dengan mengikuti Kursus PESTA online dan berdiskusi, wawasan saya
menjadi lebih terbuka.

Mengerti Kehendak Tuhan (Suwito Gonawan)

Sering kita tahu tetapi kita tidak mengerti. Melalui kelas diskusi
PESTA kita dapat belajar memahami dan mengerti kehendak Tuhan.

Pemahaman Baru (Naomi Harmini)

Setiap mengikuti kelas diskusi PESTA, pasti saya mendapatkan pemahaman
baru mengenai firman Tuhan. Puji Tuhan saya semakin bertumbuh dalam
pengenalan saya kepada Yesus Kristus.

                              POKOK DOA

1. Mengucap syukur untuk kelas DIK periode Juni/Juli 2011 yang telah
menyelesaikan diskusi. Kiranya setiap pelajaran dan diskusi yang
berlangsung dapat menolong peserta untuk semakin bersemangat menggali
kebenaran firman Tuhan dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengucap syukur kepada Tuhan karena kelas diskusi SYK periode
Juli/Agustus 2011 telah berakhir dengan baik. Doakan agar semua
peserta dapat semakin mengenal Yesus Kristus sesuai dengan kebenaran
Alkitab.

3. Doakanlah para calon peserta kelas diskusi GSM periode
September/Oktober 2011 yang sudah mendaftarkan diri. Kiranya mereka
dapat menyelesaikan tugas tertulisnya dengan baik dan memiliki
komitmen yang teguh untuk mengikuti kelas ini dari awal sampai
selesai.

4. Tim PESTA sedang menyusun program kelas PESTA untuk tahun 2012.
Jika Tuhan menghendaki, akan dibuka 12 kelas diskusi tahun depan.
Doakanlah agar Tuhan memberikan hikmat dan bijaksana kepada tim PESTA
dalam menetapkan langkah-langkah strategis untuk menjalankan rencana
yang telah dibuat.

5. Beberapa alumni PESTA telah bersedia untuk menjadi moderator untuk
membantu kelas-kelas diskusi PESTA. Mengucap syukur atas beban yang
telah Tuhan berikan kepada mereka untuk terlibat dalam pelayanan ini.
Kiranya Tuhan memberikan pengetahuan dan kemampuan komunikasi yang
cukup bagi mereka.

Kontak: < beritapesta(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto, Yulia Oeniyati, Fitri Nurhana, dan Yonathan Sigit
(c) 2011 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/pesta >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org