Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/54

Berita PESTA edisi 54 (30-6-2011)

Mei-Juni/2011


BERITA PESTA
Edisi 54/Mei-Juni 2011

DAFTAR ISI
BERITA PESTA: PENDAFTARAN KELAS GSM, KELAS E-KALIMERA, KELAS DPA
              BERAKHIR, PEMBUKAAN KELAS SYK, KESAN KELAS PASKAH
ARTIKEL: DOA MUSA
KESAKSIAN: PESERTA PASKAH 2011
POKOK DOA

Shalom,

Sebelumnya kami meminta maaf yang sebesar-besarnya karena Berita PESTA
kali ini merupakan gabungan dari 2 edisi, yaitu Mei dan Juni 2011.
Semoga hal ini tidak mengurangi perhatian Anda semua untuk menyimak
berita-berita yang akan kami sajikan. Kami mengucap syukur atas
pertolongan Tuhan yang terus dinyatakan dalam setiap pelaksanaan
kegiatan PESTA, sehingga beberapa jadwal dan rencana PESTA dapat
berjalan dengan baik hingga saat ini.

Pada edisi ini redaksi juga menyiapkan artikel yang mengupas tentang
doa Musa, "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga
kami beroleh hati yang bijaksana." Bagaimana kita belajar untuk
menjadi bijaksana dalam menjalani hari-hari hidup kita? Kiranya sajian
ini dapat menjadi berkat sehingga kita dapat mengisi hari-hari kita
dengan hal-hal yang bermakna bagi Tuhan.

Tuhan memberkati.

Pimpinan Redaksi Berita PESTA,
Desi Rianto
< ryan(at)in-christ.net >
< http://pesta.org >

            BERITA PESTA: PENDAFTARAN KELAS GSM, KELAS
            E-KALIMERA, KELAS DPA BERAKHIR, PEMBUKAAN
                 KELAS SYK, KESAN KELAS PASKAH

1. Pendaftaran Kelas Guru Sekolah Minggu (GSM) September/Oktober 2011

Kabar gembira, PESTA akan membuka kelas diskusi Guru Sekolah Minggu.
Jika Anda guru sekolah minggu, segera bergabung untuk belajar
bersama-sama dalam kelas diskusi ini. Kelas ini akan mempelajari
tentang hal-hal dasar yang penting diketahui oleh Guru Sekolah Minggu
untuk dapat melayani dengan mantap di gereja masing-masing. Hal-hal
khusus yang akan dipelajari dalam kursus ini adalah pengenalan akan
Sekolah Minggu, kriteria Guru Sekolah Minggu, bagaimana mengenal
anak-anak, hakikat mengajar, teknik memimpin ibadah Sekolah Minggu,
dan administrasi Sekolah Minggu.

Jangan lewatkan kesempatan ini, daftarkanlah diri Anda sekarang juga!
Silakan daftarkan diri Anda ke: < kusuma(at)in-christ.net >. Kami juga
menyediakan modul GSM, yang bisa Anda "download" di
< http://pesta.sabda.org/gsm_sil >.

2. Facebook e-Kalimera (alumni PESTA yang sedang belajar bahasa Yunani)

Ide munculnya Facebook grup e-Kalimera ini bermula dari beberapa
alumni PESTA yang ingin belajar Yunani, karena kebetulan salah seorang
alumni PESTA (Vika Rahelia) mengerti bahasa Yunani dan bersedia
membantu mereka untuk bersama-sama belajar. Sebagian besar para alumni
sebenarnya sama sekali tidak memiliki pengetahuan bahasa Yunani, namun
semangat mereka besar sekali, sehingga hal itu tidak menghalangi
mereka untuk mulai belajar.

Grup e-Kalimera ini diikuti oleh 50 peserta. Diskusi ini diawali dari
tahap yang paling mendasar yaitu mengenal dan menghafalkan semua huruf
Yunani dan melafalkannya dalam huruf alfabet. Memang mempelajari
bahasa Yunani harus telaten dan sabar, dari satu tahap ke tahap
berikutnya. Doakan supaya para peserta tetap bersemangat dan bertekun
selama mengikuti pembelajaran ini.

3. Kelas Dasar Pengajaran Alkitab (DPA) Telah Berakhir

Puji Tuhan, akhirnya kelas diskusi DPA telah selesai dengan baik.
Antusias para peserta dalam berdiskusi patut diacungi jempol, karena
semangat mereka luar biasa. Kami sangat bersyukur melihat hasil
evaluasi yang diberikan peserta. Biarlah masukan-masukan yang
diberikan dapat membantu kami untuk terus menerus meningkatkan
pelayanan PESTA.

Peserta kelas diskusi kali ini cukup banyak jumlahnya, 30 peserta.
Sebelumnya, kami cukup khawatir dengan jumlah yang melebihi target
ini. Kami bersyukur peserta tetap bisa mengikuti walaupun jumlah
pertukaran email sangat banyak sekali. Tapi sayang, ada 3 peserta yang
dinyatakan tidak lulus karena tidak aktif berdiskusi. Kami mengucapkan
selamat kepada Anda yang telah lulus. Tapi bagi Anda yang belum lulus,
tidak perlu berkecil hati. Kami menghimbau supaya Anda dapat mengikuti
kelas diskusi ini lagi di periode yang akan datang. Doa kami, melalui
kelas DPA ini setiap peserta semakin diperlengkapi menjadi orang
Kristen yang semakin berpengetahuan firman Tuhan, dan semakin setia
menjalankan kehendak Tuhan.

4. Pembukaan Kelas Diskusi Siapakah Yesus Kristus (SYK) 2011

Tanggal 1 Juli - 8 Agustus, PESTA kembali melangsungkan kelas diskusi
Siapakah Yesus Kristus (SYK). Kelas diskusi ini akan mempelajari
topik-topik tentang Yesus Kristus sebagai Penggenapan Perjanjian Lama;
Yesus adalah Firman Allah, Anak Allah, Allah yang Sejati; Yesus adalah
Manusia Sejati Tanpa Dosa; Yesus adalah Juru Selamat, Penakluk
Kematian, dan Hakim untuk Semua Orang.

Sampai saat ini peserta yang telah lulus mengumpulkan tugas tertulis
ada 21 peserta. Kelas ini akan dipandu oleh Tim moderator PESTA.
Kiranya melalui kelas diskusi ini para peserta semakin mengenal Yesus
Kristus secara pribadi dan semakin teguh di dalam iman kepada-Nya
serta semakin giat memberitakan Injil-Nya.

5. Kesan Moderator di Kelas Paskah 2011 (Kesaksian Yonatan Sigit)

Kali pertama mengemban tanggung jawab menjadi moderator sekaligus
koordinator dalam diskusi kelas Paskah 2011, saya belajar banyak hal.
Selain bertambah pengetahuan Alkitab dan belajar bersikap kritis, saya
senang karena mendapat teman-teman baru dalam Tuhan. Selama mengikuti
proses diskusi ini, saya bersyukur dengan keunikan masing-masing
pribadi peserta dan semua itu menambah wawasan saya untuk semakin
menghargai setiap pribadi. Ketika terjadi sedikit perselisihan
pendapat dalam diskusi, saya menyadari hal itu disebabkan karena
adanya berbagai latar belakang denominasi gereja, sehingga ada
pemahaman-pemahaman yang tidak bisa disamakan. Tapi meskipun demikian,
puji Tuhan diskusi tetap bisa berjalan harmonis dalam suasana
kekeluargaan. Salah satu hal yang membanggakan saya adalah semangat
dari para peserta dalam berdiskusi. Meskipun mereka orang awam, tapi
rata-rata mereka cukup memahami topik-topik yang didiskusikan. Hal ini
semakin memotivasi saya untuk belajar firman Tuhan dengan lebih dalam
lagi.

                            ARTIKEL: DOA MUSA

"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami
beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12)

Ajarlah Kami Menghitung Hari-Hari Kami

Manusia umumnya pintar menghitung hal-hal ini: pertama, manusia pintar
menghitung uang (kekayaan). Setiap orang umumnya akan mengingat berapa
besar hutang orang lain kepadanya. Binatang tidak bisa menghitung dan
menilai uang, sekalipun ada kera yang setelah dilatih bisa melakukan
pekerjaan menghitung seperti manusia. Kedua, manusia pintar menghitung
kebaikan diri sendiri. Setiap orang biasanya ingat berapa besar jasa
dan pengorbanan yang ia berikan kepada orang lain. Ketiga, manusia
umumnya pandai menghitung kesalahan dan kejelekan orang lain; semua
kesalahan orang lain dicatat atau diingat di otaknya. Di dalam fabel
[Sastra cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang
pelakunya diperankan oleh binatang (berisi pendidikan moral dan budi
pekerti),Red] yang ditulis oleh Aesop, seorang budak yang bijaksana,
dikatakan bahwa manusia memunyai dua kantong, satu di depan dan satu
di belakang. Kantong di depan untuk mengisi kebaikan diri sendiri dan
kesalahan orang lain, sedangkan yang di belakang untuk mengisi
kebaikan orang lain dan kesalahan diri sendiri. Maksudnya, setiap
orang suka melihat kebaikan diri sendiri dan kesalahan orang lain dan
menaruh semua itu di depan matanya. Tetapi, kesalahan dirinya sendiri
ditaruh di belakang sambil menghibur diri, "Tidak apa-apa, semua
manusia bisa salah." Kebaikan orang lain juga ditaruh di belakang
sambil berkata, "Memang sudah seharusnya dia melakukan hal itu."
Inilah sifat umum manusia yang egois, mengingat kebaikan diri sendiri
dan kesalahan orang lain, serta melupakan kesalahan diri sendiri dan
kebaikan orang lain.

Tetapi, Musa memohon kepada Tuhan, "Ajarlah kami menghitung hari-hari
kami." Bagaimanakah kita menghitung hari-hari kita? Cara perhitungan
manusia berbeda sekali dengan cara hitung Alkitab. Manusia menghitung
mulai dari terang menuju kepada gelap, tetapi Alkitab menghitung mulai
dari gelap menuju terang. "Jadilah petang dan jadilah pagi,..."
(Kejadian 1:5,8,13,19,23,31). Manusia ingin mulai dengan hal yang
manis, lalu yang pahit; mengerjakan segala sesuatu yang enak dahulu.
Padahal jika demikian, tidak mungkin kita akan mencapai hasil yang
baik. Kita harus belajar mulai dari hal yang pahit dan sulit dahulu
serta beriman kepada Tuhan. Orang yang belum pernah mengalami
kesulitan, kemiskinan, dan kepicikan adalah orang yang belum memunyai
kesempatan melatih diri untuk hidup di dalam iman.

Kalau kita mau menghitung hari-hari kita, kita harus memunyai
perhitungan tentang hari-hari kita yang gelap dan susah, hari-hari di
mana kita berani berjuang menghadapi kesulitan, baru kita berhak
menuju kepada hari-hari terang. Musa mengetahui cara perhitungan
menurut Tuhan ini, sehingga pada waktu menuliskan Kejadian 1, dia
mencatat, "Ada malam ada siang, ada gelap ada terang." Betapa banyak
orang hanya mau hidup enak tanpa mengetahui bagaimana harus menempuh
dan melalui segala kesulitan hidup.

Bagaimana Menghitung Hari-Hari Kita?

Ada empat cara menghitung waktu sesuai dengan matematika. Pertama,
cara tambah. Ini adalah cara menghitung waktu dari orang-orang yang
tidak suka berpikir, yang tidak berpengetahuan, dan yang tidak
bijaksana. Anak-anak kecil biasanya memunyai cara ini. Misalnya, waktu
tahun baru atau hari ulang tahunnya, seorang anak kecil merasa senang
karena umurnya bertambah, karena merasa sudah lebih besar. Tetapi
orang tua biasanya tidak senang melewati tahun baru atau ulang
tahunnya, karena mereka tidak suka memikirkan kapan mereka akan mati,
malah banyak yang merasa takut, karena mengetahui sudah lebih dekat
kepada hari kematiannya. Celakalah kita jikalau setiap hari umur kita
bertambah, tetapi tanpa isi atau makna yang ditambahkan ke dalam hidup
kita. Hari-hari hidup kita akan terus bertambah, tetapi biarlah juga
kebijaksanaan, moral, dan iman kita pun bertambah, menjadi arti atau
makna di dalam hidup kita. Ada orang yang umurnya panjang sekali,
tetapi hidupnya kosong. Di antara pemimpin-pemimpin agama seperti
Musa, Abraham, Buddha, Yesus Kristus, Muhammad; dan di antara filsuf-
filsuf besar seperti Plato, Sokrates, dan Aristoteles, yang paling
berumur pendek adalah Yesus Kristus; Dia mati pada umur kira-kira 33
setengah tahun. Tetapi hidup manusia tidak bergantung pada panjang
pendeknya umur, yang penting adalah bobotnya.

Kedua, cara menghitung kurang. Orang bijaksana bukan saja memikirkan
hidupnya bertambah, tetapi lebih memikirkan setiap tahun hidupnya
sudah berkurang satu tahun. Ibu saya pada malam hari sering
menyanyikan sebuah lagu, "Hidup sudah berkurang satu hari, kewajibanku
sudah berkurang satu hari." Hidupnya setiap hari dianggap sebagai
kesempatan menjalankan kewajiban, membimbing anak-anaknya di dalam
jalan Tuhan. Pada waktu berjumpa dengan Tuhan dia pun merasa lega,
karena dia sudah menjalankan kewajibannya dengan bertanggung jawab
kepada Tuhan. Setiap tahun kita mengganti kalender berarti kita sudah
lebih dekat ke kubur satu tahun. Setiap hari kita merobek penanggalan
kita, berarti hidup kita sudah berkurang satu hari. Dengan pikiran
demikian, kurang lebih kita akan menjadi orang yang bijaksana.

Ketiga, cara menghitung kali. Bagaimana kita menghitung atau
menggunakan waktu dengan cara kali? Dengan melakukan lebih dari satu
pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. Dr. Lie Sen Chang, seorang
profesor teologi dari sebuah sekolah teologi di Boston memberi
kesaksian, bahwa setiap pagi sambil berolahraga selama kira-kira
setengah jam dia mendoakan kira-kira 70 orang. Inilah cara menggunakan
waktu dengan sistem kali. Orang bijaksana yang sudah terlatih dapat
melakukan hal seperti ini. Kita dapat melatih diri bagaimana dalam
waktu yang terbatas bisa mengerjakan pekerjaan yang lebih banyak. Mary
Slassor, seorang wanita utusan misi yang dikirim ke Afrika, setelah
meninggal dunia harus digantikan tiga orang laki-laki untuk meneruskan
pekerjaannya. Ia tahu bagaimana menggunakan waktu; dia bisa
menggunakan hidupnya yang singkat, beberapa puluh tahun, untuk
melakukan banyak hal. Banyak bankir juga pintar di dalam memikirkan
hal ini, bagaimana dalam waktu singkat uangnya bisa berlipat ganda.
Tetapi, kita perlu memikirkan hal lain di samping uang; bagaimana kita
meningkatkan hidup, menegakkan karakter dan kepribadian, serta
menumbuhkan kerohanian dan iman kita dengan cara mengalikan waktu
kita. Kita bisa melipatgandakan penggunaan waktu kita yang terbatas;
bagaimana memakai waktu yang sedikit untuk mencapai hasil yang
terbesar, yang bernilai kekal. Jangan kita membuang waktu, kesempatan,
dan segala sesuatu yang sudah Tuhan berikan kepada kita! Kita harus
bertanggung jawab melipatgandakan segala kemampuan, sehingga tidak
menyia-nyiakan waktu dan anugerah Tuhan.

Keempat, membagi-bagikan waktu. Ini berarti kita harus secepatnya
memberikan atau membagi-bagikan kepada lebih banyak orang segala
sesuatu yang kita miliki. Jikalau kita memiliki sesuatu dan kita
memonopoli hanya untuk diri kita pribadi, maka kita akan mati dan apa
yang kita miliki itu akan dikuburkan bersama diri kita. Tetapi kalau
kita rela membagi-bagikannya kepada orang lain, sehingga orang lain
juga mendapatkannya, maka lebih banyak orang di dunia ini mendapatkan
manfaatnya atau berkat dari Tuhan.

Beroleh Hari yang Bijaksana

Kerinduan hati Musa yang terdalam adalah memiliki hati yang bijaksana.
Dia tahu, hal ini hanya dapat dicapai jikalau manusia mengerti
bagaimana menggunakan waktu sebaik-baiknya. Keduanya memunyai kaitan
yang sangat erat. Itulah sebabnya Musa berdoa. "Ajarlah kami
menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang
bijaksana."

Otak yang berilmu berlainan dengan hati yang bijaksana. Otak yang
berpengetahuan hanya perlu penggarapan di dalam satu bidang saja,
yakni rasio. Tetapi, hati yang bijaksana memerlukan unsur-unsur lain
yang bersifat rohani, yang memiliki pengenalan akan kekekalan, dan
relasi pribadi dengan Tuhan Allah. Hati yang bijaksana menguasai
pikiran yang sudah diisi pengetahuan. Otak yang berpengetahuan bisa
diperoleh melalui banyak belajar, membaca buku-buku, bergaul untuk
menerima pengalaman orang lain. Ada orang yang berpengetahuan banyak
sekali, tetapi banyak hal yang dikerjakan dalam hidupnya tidak beres;
pengetahuan mereka tidak pernah memberikan dasar yang teguh dan arah
yang benar untuk hidup. Sebaliknya, ada orang yang tidak memunyai
pengetahuan dan pengalaman belajar terlalu banyak, tetapi mereka
memunyai suatu dasar yang penting dalam hati mereka, yakni
kebijaksanaan. Mengapa ada tokoh-tokoh pendidikan yang tidak bisa
mendidik anak-anaknya dengan baik? Mengapa, sebaliknya, ada ibu-ibu
dan para janda yang tidak berpendidikan tinggi bisa membimbing
anak-anaknya hingga mencapai sukses? Banyak hal yang tidak kita
mengerti, karena di dalam arus manusia, dalil-dalil masyarakat dan
hukum-hukum yang kita terima di dalam kebudayaan kita, kita melihat
banyak hal yang belum pernah bisa dirumuskan secara mekanisme. Pada
masa tuanya, David Hume pernah berkata, "Alam terlalu kuat dan
melampaui akan prinsip-prinsip." Manusia mau merumuskan segala sesuatu
melalui pengalamannya ke dalam prinsip-prinsip tertentu; ini tidak
mungkin. Memang prinsip penting sekali, tetapi jangan lupa di dalam
kita menjalankan prinsip-prinsip tanpa kompromi, tidak boleh secara
mutlak kita terima dan merumuskan dari pengalaman di dunia saja.
Mengapa ada orang-orang yang tidak memunyai pengetahuan seperti yang
lain, tetapi mereka melihat lebih jelas, mengerti lebih tuntas, serta
merasakan lebih peka akan hal-hal yang penting, sehingga hidup mereka
sukses sesuai dengan kehendak Tuhan? Karena mereka bukan saja memunyai
pengetahuan, tetapi juga hati yang bijaksana.

Kita perlu memiliki dua hal yang penting ini, otak yang pintar dan
hati yang bijaksana. Sayangnya, lebih banyak orang yang menuntut otak
yang lebih pintar daripada mencari hati yang bijak. Padahal, kita
tahu, kepintaran dan pengetahuan di dalam otak dengan kebijaksanaan di
dalam hati berbeda sekali. Yang diutamakan Musa di dalam Mazmur ini
adalah hati yang bijaksana. Tetapi, ini selalu tidak diperhatikan oleh
kebanyakan orang, karena kebanyakan mereka yang menentang hal ini
adalah orang yang otaknya kosong. Kalau seseorang otaknya kosong
(tidak memunyai banyak pengetahuan), lalu berbicara tentang hati yang
bijak, tidak akan didengarkan. Tetapi, yang menuliskan Mazmur ini
adalah Musa, seorang yang sudah memunyai kepintaran dan pengetahuan
yang banyak di dalam otaknya, dan sekarang ia menuntut hal yang lain,
yakni hati yang bijaksana; sehingga menjadi seimbang. Khotbah dan
kuliah atau ceramah teologi tidak boleh hanya untuk mengisi otak para
pendengar saja, melainkan harus juga mengisi hati para pendengarnya,
sehingga mereka lebih dekat kepada Tuhan.

Diambil dan di sunting dari:
Judul buku: Waktu dan Hikmat
Judul bab: Doa Musa
Penulis: Pdt. DR. Stephen Tong
Penerbit: Lembaga Reformed Injili Indonesia, Surabaya 1994
Halaman: 15 -- 21

               KESAKSIAN: PESERTA KELAS DISKUSI PASKAH 2011

Di bawah ini adalah beberapa kesaksian peserta yang telah mengikuti
Kelas Diskusi Paskah 2011:

Mengingat pengurbanan-Nya (Lidia Nani)

Ketika pertama mendengar Injil dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan
Juru Selamat pribadi, saya merasakan kebahagiaan dan sukacita yang
luar biasa. Sehingga semangat memberitakan kepada orang lain sangat
besar. Lama kelamaan semangat tersebut menjadi semakin lemah. Kemudian
setelah mempelajari beberapa metode penginjilan, mulai ada kerinduan
memberitakan Injil kembali. Namun, lama kelamaan frekuensinya juga
semakin berkurang. Melalui diskusi Paskah ini kerinduan memberitakan
Injil kembali dibangkitkan, karena mengingat betapa besar pengurbanan
Yesus Kristus, rela menanggung hukuman bagi kita.

Sangat Bermanfaat (Nathanael Marvin)

Saya senang bisa berdiskusi di Kelas Paskah ini. Karena selain
mendapat masukan dan pendapat dari para peserta diskusi, dengan
membaca topik ini secara berulang-ulang, saya dapat mengingatnya
secara baik. Lagipula, bacaan mengenai topik khusus ini sangat
bermanfaat, sehingga para peserta dapat berfokus dan mengupas tuntas
terhadap suatu topik. Apalagi khususnya bagi orang awam yang haus dan
lapar akan firman Tuhan, dapat turut memperkaya pengetahuan tentang
Firman lewat diskusi seperti ini. Terima kasih.

Makna Paskah (Yakob)

Saya pribadi lebih bisa mengerti makna Paskah. Selama ini Paskah hanya
kita lakukan tanpa penghayatan. Dengan kelas ini, kita diajak untuk
masuk ke dalam untuk memunculkan makna dari pengurbanan Kristus.
Sebelum ikut saya tidak pernah mengurus, pentingnya kelahiran, mati
atau kebangkitan Kristus? Tapi lewat pelajaran ini, saya akhirnya mau
memikirkan.

Wawasan Semakin Bertambah (Colombus)

Dalam kelas diskusi Paskah, kita lebih mengenal teman diskusi lebih
dekat, karena buah pikiran yang dituangkan dalam diskusi. Juga sangat
baik untuk memperbarui diri kita lewat pemahaman dari beberapa peserta
lain, sehingga wawasan saya semakin bertambah dan melihat juga
pernyataan iman peserta lain yang sangat dalam. Terima kasih untuk
diskusi PESTA Paskah, Tuhan Yesus Memberkati.

Kelas yang Menyenangkan (Rinto Francius Sirait)

Kelas Paskah dengan bantuan para moderator yang luwes, tetap menjaga
perbedaan denominasi membuat kelas Paskah ini, menjadi kelas yang
menyenangkan.

Membangun Iman (Su Fun)

Mengikuti kelas ini dapat meningkatkan iman percaya kita kepada Yesus
Kristus yang adalah Tuhan yang hidup. Juga memaksa saya untuk
mendalami pemahaman firman Tuhan dalam Alkitab, sehingga bertambah
pengetahuan dan iman saya.

Sangat Diberkati (Yusak Bin Gopog)

Saya sangat diberkati dengan kelas Paskah karena saya dapat
meningkatkan pengertian dan pemahaman saya mengenai makna Paskah
secara keseluruhannya, baik di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
yang sangat membantu pelayanan saya.

Catatan: Jika Anda ingin melihat kesaksian peserta PESTA yang lain,
Anda bisa melihatnya ke: < http://pesta.org/kesaksian >

Pokok Doa

1. Berdoa untuk kelangsungan diskusi Siapakah Yesus Kristus (SYK) yang
akan dibuka bulan Juli dan kesehatan para peserta sekaligus moderator.
Kiranya Tuhan memberikan kelancaran diskusi ini sampai akhir dan
menjaga kesehatan para peserta dan tim moderator.

2. Doakan untuk diskusi Facebook e-Kalimera yang sedang berlangsung.
Kiranya melalui diskusi ini menambah kerinduan para peserta untuk
mendalami firman Tuhan dalam bahasa aslinya.

3. Dukung doa juga untuk penyelesaian situs PESTA baru yang sedang
dikerjakan oleh divisi WEB. Saat ini proses tersebut telah masuk dalam
tahap penyelesaian, doakan supaya proses tersebut dapat segera
terselesaikan.

4. Berdoa untuk para peserta DPA yang telah menyelesaikan diskusinya,
supaya para peserta semakin memaknai dan menghargai firman Tuhan
dengan sungguh-sungguh dalam hidupnya dan dapat menemukan kehendak
Allah.

Kontak: < beritapesta(at)sabda.org >
Redaksi: Desi Rianto, Yulia Oeniyati, Fitri Nurhana, Yonathan Sigit
(c) 2011 Yayasan Lembaga SABDA
< http://www.ylsa.org >
Rekening: BCA Pasar Legi Solo;
No. 0790266579
a.n. Yulia Oeniyati
< http://blog.sabda.org >
< http://fb.sabda.org/pesta >
Berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Berhenti: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org