Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/43

Berita PESTA edisi 43 (30-6-2010)

Juni/2010

______________________________________________________________________
  BERITA PESTA
  Edisi 43/Juni/2010

  DAFTAR ISI
  EDITORIAL
  BERITA PESTA:
  1. Pengumuman Kelulusan dan Penutupan Kelas Paskah 2010
  2. Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Periode Juni/Juli 2010
  3. Pendaftaran Kelas Tafsiran Markus (TMR) -- Periode
     Agustus/September 2010
  ARTIKEL: Kebangkitan Kaum Awam
  APPRECIATION: Selamat Ulang Tahun -- Juli 2010
  KESAKSIAN: Kesaksian Peserta Kelas Paskah B -- Maret 2010
  POKOK DOA
  STOP PRESS: Audio SABDA: Alkitab dalam Audio
______________________________________________________________________
EDITORIAL

  Salam sejahtera,

  Walaupun Berita PESTA terbit terlambat dari yang direncanakan,
  redaksi berharap menjumpai Anda dalam keadaan sehat dan penuh
  berkat. Berita PESTA bulan Juni ini memberikan beberapa informasi
  tentang kelas-kelas virtual PESTA yang sudah berlangsung dan yang
  sedang berlangsung pada bulan Juni 2010.

  Kami juga menyajikan sebuah artikel menarik tentang "Kebangkitan
  Kaum Awam" yang kami harap dapat membantu kita semua memahami alasan
  penting keterlibatan kaum awam secara alkitabiah, supaya gereja
  semakin efektif dan pekerjaan Tuhan semakin maju.

  Selamat menyimak. Tuhan memberkati.

  Dalam kasih-Nya,
  Pimpinan Redaksi Berita PESTA,
  Desi Rianto
  < ryan(at)in-christ.net >
  http://pesta.sabda.org
  http://fb.sabda.org/pesta
______________________________________________________________________
BERITA PESTA

  1. Pengumuman Kelulusan Kelas Paskah A dan B Serta Penutupan Kelas
     Paskah 2010

  Puji Tuhan! Kelas diskusi Paskah sudah berakhir beberapa bulan yang
  lalu bisa ditutup, yaitu setelah semua peserta mengumpulkan tugas
  tertulisnya. Segenap pengurus PESTA mengucapkan selamat kepada semua
  peserta yang telah menyelesaikan semua tugas. Biarlah melalui kelas
  diskusi Paskah ini mereka semakin memacu diri untuk mengenal kasih
  Tuhan dan menghargai pengurbanan Kristus.

  Bagi yang tidak lulus dalam kelas diskusi ini, jangan berkecil hati
  karena masih ada kesempatan bagi Anda untuk mengikutinya kembali
  tahun depan. Untuk membaca kesaksian-kesaksian dari peserta kelas
  Paskah 2010, silakan akses alamat berikut ini.

  ==> http://pesta.sabda.org/kesaksian_pesta_kelas_paskah_maret_2010


  2. Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Periode Juni/Juli 2010

  Kelas diskusi DIK Juni/Juli 2010 baru saja selesai berlangsung. Dari
  26 peserta, tidak semuanya bisa lulus karena ada yang tidak terlibat
  dalam diskusi secara aktif. Saat ini peserta sedang menyelesaikan
  tugas akhir yaitu membuat evaluasi.

  Diskusi telah berjalan dengan baik dan sebagian besar peserta telah
  aktif terlibat dalam mendiskusikan pokok-pokok penting iman Kristen
  yang berkaitan dengan penciptaan, kejatuhan manusia dalam dosa
  serta penebusan yang digenapi dalam Yesus Kristus. Kursus dalam
  kelas ini mengacu ke modul Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) PESTA.

  ==> http://pesta.sabda.org/dik_sil


  3. Pendaftaran Peserta Kelas Tafsiran Markus (TMR) --
     Periode Agustus/September 2010

  Untuk pertama kalinya PESTA akan membuka kelas yang agak berbeda
  dari kelas sebelumnya, yaitu kelas Tafsiran Injil Markus (TMR).
  Kali peserta tidak diberi bahan atau tugas tertulis, kecuali
  membaca seluruh Injil Markus dengan teliti. Di kelas diskusi nanti
  peserta akan diajak secara aktif menggali seluruh Injil Markus.
  Metode yang dipakai dalam kelas diskusi TMR ini merupakan metode
  uji coba. Jika nantinya kursus ini dapat berjalan baik dan peserta
  dapat mengikutinya maka studi ini akan diperluas dengan studi
  kitab-kitab yang lain. Peserta yang dapat mengikuti kelas TMR ini
  disyaratkan untuk mereka sudah mengikuti minimal beberapa kelas
  diskusi PESTA sebelumnya. Pendaftaran kelas ini akan dibuka mulai
  bulan Juli 2010.

  Bagi Anda yang tertarik, jangan sia-siakan kesempatan ini untuk
  belajar bersama-sama seluruh Injil Markus. Untuk informasi lebih
  jelas, silakan hubungi sekretaris PESTA di:

  ==> kusuma(at)in-christ.net

______________________________________________________________________
ARTIKEL

                        KEBANGKITAN KAUM AWAM
                          (Oleh: John Stott)

  Gereja terus-menerus berubah secara konstan. Sebelumnya tidak nampak
  perubahan yang lebih nyata daripada yang nampak di dalam sikap
  Gereja-gereja masa sekarang terhadap kaum awam. Pada setiap komisi
  atau bagian dari gereja Kristen, orang-orang awam mulai mendapatkan
  tempat mereka yang selayaknya.

  Sebelumnya memang sudah tercatat adanya gerakan-gerakan kaum awam,
  misalnya, pada abad-abad pertengahan dan selama zaman Reformasi.
  Selain itu ada juga catatan tentang inisiatif kaum awam yang
  mengarahkan timbulnya gerakan yang luar biasa dari kaum muda dan
  misionari secara internasional pada abad ke-19, meskipun belum
  memancarkan kekuatannya. Tetapi semuanya ini terjadi secara spontan;
  gerakan kaum awam dimulai dari bawah dan sering kali dibiarkan oleh
  para pemimpin gereja -- karena mereka tidak memunyai pilihan lain.
  Tetapi sekarang sikap acuh tak acuh itu sudah diganti dengan
  dorongan,dan keengganan diganti dengan rasa antusias. Sekarang ini
  kaum awam dipertimbangkan secara serius [oleh gereja]. Hal ini
  disebabkan karena tumbuhnya kesadaran akan posisi mereka yang
  sebenarnya di dalam gereja.

  Sikap ini sangat kontras dengan apa yang dikemukakan di dalam surat
  Ensiklik Paus Pius X pada tahun 1906 yang berjudul "Vehementer Nos",
  "Sebab bagi jemaat biasa, mereka tidak memunyai hak selain
  membiarkan diri mereka sendiri untuk dipimpin, serta menuruti
  gembala-gembala (pemimpin-pemimpin gereja) mereka sebagai kawanan
  domba yang patuh."

  Hanya dalam selang waktu beberapa tahun yang lalu Sir Kenneth Grubb
  memberikan penilaian mengenai kedudukan gereja Anglikan dengan
  mengatakan, "Gereja di Inggris tidak memberikan kesan yang mendalam
  bahkan mereka tidak tertarik pada kaum awamnya; nampaknya mereka
  hanya merendahkan dan menakut-nakuti kaum awam."[1]

  Namun, sikap yang merendahkan seperti itu sekarang ini jarang
  diungkapkan. Sebaliknya, suatu pernyataan dari konferensi Lambeth
  pada tahun 1958 mengatakan, "Sekarang ini sedang tumbuh suatu
  kesadaran bahwa kita telah membuat suatu perbedaan yang sangat tajam
  antara pendeta dan jemaat awam,"[2] dan "kita perlu memikirkan suatu
  pandangan teologi yang lebih baik mengenai kaum awam."[3]

  Hal-hal apakah yang meningkatkan peranan kaum awam di dalam gereja
  saat ini? Beberapa alasan yang mendorong mereka dikemukakan di bawah
  ini.

  Pertama, faktor sosiologis. Di Inggris antara tahun 1851 dan 1966
  diperkirakan terjadi kemunduran yang hebat dalam perbandingan jumlah
  pendeta dan jemaat; dari 1 berbanding 1.000 menjadi 1 berbanding
  2.500. Keadaan jemaat yang semakin bertambah dan pendeta yang
  semakin berkurang merupakan suatu faktor yang memengaruhi timbulnya
  penyimpangan arus di gereja-gereja. Banyak pendeta yang terlalu
  sibuk bekerja, yang sebelumnya memegang semua tampuk kepemimpinan
  gereja (di tangan mereka sendiri), sekarang terpaksa harus mencari
  bantuan dari jemaat awam. Tom Allan menjuluki jemaat awam itu
  sebagai "tunakarya/penganggur di dalam gereja",[4] tetapi sekarang
  banyak di antara penganggur itu "sudah mendapatkan pekerjaan".
  Seperti yang juga diungkapkan oleh Hendrik Kraemer, jemaat awam yang
  sebelumnya hanya "hadir sebagai bantuan kredit beku"; sekarang
  mereka dicairkan dan disirkulasikan. Walaupun demikian, kita tidak
  dapat berhenti di sana, sebab, meminjam gambaran Kraemer lainnya,
  kaum awam "bukanlah suatu reservoir atau tempat penyimpanan tenaga
  manusia yang sumbatnya tidak dibuka cukup besar."[5]

  Kedua, alasan pragmatis, meskipun ini bukanlah suatu alasan yang
  kuat. Jika kita tidak memberikan tugas atau tanggung jawab kepada
  jemaat awam sesuai dengan apa yang dapat mereka kerjakan, maka kita
  akan kehilangan mereka, setidak-tidaknya waktu senggang mereka.
  Mereka akan melibatkan diri ke dalam persekutuan atau kegiatan
  pelayanan-pelayanan sukarela lainnya yang bersifat sekuler, mungkin
  juga pelayanan di [gereja] tempat lain, yang lebih baik dalam
  memberikan kedudukan dan tanggung jawab kepada jemaat/anggotanya
  dibandingkan yang dapat dilakukan oleh gereja asalnya.[6] Hal ini
  tidak berarti bahwa orang Kristen tidak harus terlibat di dalam
  pelayanan masyarakat. Kita harus melibatkan diri dalam masyarakat.
  Jika keterlibatan seperti itu disadari sebagai bagian dari panggilan
  Kristen dan mendapatkan dukungan serta dorongan dari gereja
  setempat, maka hal itu baik sekali dan benar. Akan tetapi jika hal
  itu terjadi hanya sebagai "faute demieux" [karena tidak adanya
  alternatif yang lebih baik, Red.], dari suatu perasaan frustrasi
  karena menganggap diri tidak berguna di dalam gereja, maka hal itu
  keliru dan sangat menyedihkan.

  Canon Max Warren menjelaskan hal ini dengan baik.[7] Dia
  membandingkan gerakan kebangunan di Afrika Timur yang telah terjadi
  di dalam gereja, dengan kelompok-kelompok yang memisahkan diri
  (separatis) di Afrika Selatan, yang pada saat itu telah memunyai
  anggota lebih dari 1.300. Semuanya ini telah dipaparkan oleh Dr.
  B.G.M. Sundkler (kemudian menjadi Penatua), di dalam bukunya yang
  berjudul "Bantu Prophets in South Africa" ("Nabi-Nabi Bantu di
  Afrika Selatan"), dan dari penyelidikan ini Canon Warren menarik
  beberapa kesimpulan penting. Pertama-tama, "Mustahil kita
  mempersalahkan orang Afrika karena bersifat mengucilkan atau
  memisahkan diri, kalau [pada kenyataannya] mereka sendiri
  diperlakukan sebagai orang yang dikucilkan." Dia melanjutkan, "Fakta
  lain bahwa mereka dikucilkan di dalam gereja ialah kenyataan bahwa
  mereka ditempatkan pada posisi yang lebih rendah, dan dengan
  demikian tidak dapat mengungkapkan inisiatif atau kekuasaan,
  sehingga mendorong mereka untuk memisahkan diri secara resmi." Maka,
  "masalah bagaimana menyediakan ruang lingkup yang memadai bagi
  inisiatif dan kepemimpinan bagi `kaum awam`, masih tetap menjadi
  salah satu dari tugas gereja di Afrika yang belum terselesaikan."
  Hal yang sama terjadi juga di seluruh dunia.

  Alasan yang ketiga adalah semangat zaman. Gereja belum luput dari
  akibat-akibat yang dihasilkan oleh revolusi sosial dan politik yang
  melanda dunia di abad ini [abad ke-20], dan yang telah membawa
  kematangan serta rasa tanggung jawab bagi sejumlah besar rakyat
  biasa. Kebijakan wajib belajar dan tersedianya kesempatan
  mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi, tersebarnya kebebasan atau
  demokrasi yang disertai hak menentukan pilihan bagi kaum muda secara
  universal, emansipasi "pekerja-pekerja" baik di negara-negara
  komunis maupun kapitalis, gerakan perserikatan dagang, pemberontakan
  di seluruh dunia melawan hak-hak monopoli, otoritarianisme dan
  setiap bentuk penguasaan, serta desakan akan persamaan hak, semuanya
  menunjukkan adanya perkembangan-perkembangan di masa yang akan
  datang. Terhadap pandangan-pandangan modern ini gereja sering kali
  hanya nampak sebagai suatu benteng yang kokoh dengan aturan-
  aturannya yang kuno, melawan, dan menentang perubahan, sementara
  strukturnya yang sangat bersifat hierarkis itu bagi banyak orang
  nampak seperti suatu peninggalan antik feodalisme yang sebenarnya
  sudah dibuang pada abad pertengahan. Tetapi sekarang ada tuntutan
  akan kebebasan untuk ikut berpartisipasi, baik dalam bidang industri
  maupun pemerintahan daerah dan nasional, dan gereja yang ingin
  mencontoh kemajuan ini mau tidak mau harus mengikutinya.

  Inilah tiga alasan praktis yang menumbuhkan partisipasi yang lebih
  besar dari kaum awam di dalam kehidupan dan pelayanan gereja:
  kebutuhan, kekhawatiran, dan semangat zaman. Semua alasan itu logis,
  sepanjang yang dipaparkan, tetapi tidak memadai. Alasan yang benar
  bagi kita dalam mengharapkan agar kaum awam menjadi anggota gereja
  yang bertanggung jawab, aktif, dan bersifat membangun seharusnya
  alasan-alasan yang berdasarkan Alkitab, bukan alasan-alasan
  pragmatis; alasan-alasan yang didasarkan atas prinsip teologis,
  bukan hanya karena mereka dibutuhkan. [Alasan yang benar] juga bukan
  karena gembala/pendeta membutuhkan pertolongan orang awam, atau
  karena orang awam itu sendiri ingin dirinya berguna, ataupun karena
  dunia zaman ini memikirkan cara ini, melainkan karena Allah sendiri
  telah menyatakan panggilan itu sebagai kehendak-Nya. Lagipula, satu-
  satunya cara bagi orang awam untuk dapat mengerti dan menerima hak-
  hak mereka (yang tidak dapat dicabut lagi) serta pelayanan di dalam
  gereja ialah kalau mereka memahaminya di dalam terang firman Tuhan
  sebagai kehendak Allah bagi umat-Nya.

  Maka alasan yang keempat, yang paling penting, ialah alasan
  berdasarkan Alkitab. Kita telah melihat bahwa mustahil kita
  berbicara mengenai kaum awam tanpa membicarakan pendeta. Sekarang
  kita pun harus menyadari, bahwa mustahil berbicara mengenai keduanya
  tanpa membicarakan gereja yang menaungi mereka. Yves menulis, "Pada
  dasarnya, hanya ada satu teologia yang sah mengenai kaum awam,
  yakni Ekklesiologi lengkap."[8] Boleh dikatakan, ketimpangan yang
  terjadi pada pemimpin gereja ataupun kaum awam berarti juga
  ketimpangan di dalam gereja.

  Lebih jelas lagi dikatakan, terlalu rendahnya pandangan mengenai
  kedudukan kaum awam sejajar dengan terlalu tingginya pandangan
  mengenai kedudukan pendeta/pemimpin gereja; dan terlalu tingginva
  pandangan mengenai kedudukan pendeta sejajar dengan terlalu
  rendahnya pandangan mengenai gereja.

  Catatan kaki:

  [1] Sir Kenneth Grubb, A Layman Looks at the Church, hal. 161.
  [2] The Lambeth Conference, 1958, hal. 126
  [3] ibid., hal. 299
  [4] Tom Allan, The Face of My Parish, hal. 54
  [5] Hendrik Kraemer, A Theology of the Laity, hal. 34,37.
  [6] Leslie Paul memberikan komentar, "Kenyataan yang ada ialah bahwa
      kaum awam sudah jarang dilibatkan di waktu yang lampau, dan
      jarang dilibatkan oleh gereja sekarang ini, dalam acara-acara
      gereja menurut tingkat kesanggupan mereka di dunia sekuler"
      (Layman`s Church, hal.43)
  [7] M.A.C. Warren, Revival -- An Enquiry, hal. 28.
  [8] Yves M.J. Congar, Lay People in the Church (Terjemahan Bahasa
      Inggris, 1957, hal.13).

  Diambil dan disunting dari:
  Judul buku: Satu Umat
  Penulis: John Stott
  Penerbit: SAAT, Malang 1992
  Halaman: 1 -- 7

  Pernah dipublikasikan dalam Publikasi e-Reformed 120/2010
  Alamat URL: http://www.sabda.org/publikasi/e-reformed/120/

______________________________________________________________________
APPRECIATION

  Seluruh pengurus PESTA dan Tim Moderator PESTA mengucapkan "Selamat
  Ulang Tahun" kepada peserta PESTA yang namanya tercantum di bawah
  ini. Kiranya kasih Tuhan senantiasa nyata dalam hidup dan keluarga
  Anda. Marilah kita semakin berpegang teguh pada Yesus Kristus
  sebagai Batu Karang di mana kita membangun iman dan hidup rohani
  kita.

  SELAMAT ULANG TAHUN!

  Yeremia Budi Dharmawan           01 Juli 1975
  Sugianto                         02 Juli 1976
  Husin Gunawan                    03 Juli 1979
  Ishak Iskandar                   03 Juli 1967
  Robert Leonard Panie             04 Juli 1960
  Liana Tan                        05 Juli 1964
  Poedjo Soetrisno                 05 Juli 1948
  Linawati                         06 Juli 1975
  Widdi Yulianto                   07 Juli 1969
  Maria Rosmauli                   08 Juli 1968
  Asta Abraham Mustopa             10 Juli 1966
  Prasetio Sudjarwo                10 Juli 1947
  Hadi V. Ferdinandus              11 Juli 1982
  Rudi Girsang                     16 Juli 1965
  Elvia Elita                      19 Juli 1980
  Fui Hin                          20 Juli 1976
  Julius Federal                   20 Juli 1975
  Yosafat Serafim Andi Hartono     21 Juli 1979
  Pipin Kuntami                    22 Juli 1979
  Susannawati                      24 Juli 1952
  Eka lestari                      25 Juli 1988
  Tri Sadono                       26 Juli 1981
  Yakob                            26 Juli 1972
  May Maria Santosa                27 Juli 1964
  Dwiana                           28 Juli  -
  Irawaty Silalahi                 29 Juli 1974
  Jusuf Nurman                     29 Juli 1943
  Roditus Mangunsaputro            30 Juli 1957
  Yuli Arifiani Rahayu             31 Juli 1978
  Benny Susilo Putro               31 Juli 1966

       Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh
                harapannya pada TUHAN! (Yeremia 17:7)
             < http://alkitab.sabda.org/?Yeremia+17:7 >
______________________________________________________________________
KESAKSIAN

            KESAKSIAN PESERTA KELAS PASKAH B -- MARET 2010

  * Kelas Diskusi yang cukup bermanfaat (F. Krismayandri)

  Kelas Diskusi Paskah ini sangat bermanfaat sekali karena selain
  menambah wawasan tentang makna paskah itu sendiri, juga dapat
  berkenalan dengan saudara-saudara seiman yang tidak pernah
  terbayangkan sebelumnya. Selain itu saya semakin dikuatkan dengan
  firman Tuhan yang sangat luar biasa dari diskusi ini sehingga
  beban yang saya alami semakin ringan. Sekali lagi saya mengucapkan
  banyak terima kasih kepada team moderator yang sudah bekerja keras
  sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik.

  * Paskah sebagai wujud kasih Allah (Donald Siahaan)

  Perayaan Paskah merupakan momentum yang sangat tepat bagi kita untuk
  kembali mengingat wujud kasih Allah kepada manusia yang berdosa.

  * Anugerah terindah (Restu Cakep)

  Saya teringat dengan firman Tuhan yang berkata, tidak mudah orang
  mau mati untuk orang benar tetapi mungkin untuk orang yang baik ada
  yang mau mati, akan tetapi Kristus justru mati bagi kami orang yang
  berdosa (Rom. 5:7-4). Oleh sebab itu saya secara pribadi mengucap
  syukur atas anugerah dan kasih-Nya pada kehidupan saya.

______________________________________________________________________
POKOK DOA

1. Dukung dalam doa para peserta Pengantar Perjanjian Baru (PPB) yang
   telah menyelesaikan tugas-tugasnya, semoga melalui kelas diskusi
   dan mengerjakan tugas ini mereka semakin menghargai pengorbanan
   Kristus dan hidup sesuai dengan panggilan-Nya.

2. Dukung dalam doa para peserta kelas Dasar-dasar Iman Kristen (DIK)
   yang sudah selesai mengikuti kelas diskusi: doakan supaya melalui
   kelas ini pengetahuan mereka tentang iman Kristen semakin dalam dan
   mereka dapat menerapkannya di dalam kehidupan mereka dengan benar.

3. Doakan juga para alumni PESTA yang pada bulan Juli telah merayakan
   ulang tahunnya, biarlah melalui hidup mereka semakin dekat dengan
   Tuhan dan semakin mengenal kasih-Nya yang luar biasa.

4. Doakan juga untuk kelas Tafsiran Markus (TMR) yang akan dibuka dan
   dilaksanakan pada periode bulan Agustus/September supaya dapat
   berjalan sesuai dengan rencana yang telah dijadwalkan.

______________________________________________________________________
STOP PRESS

                         ALKITAB DALAM AUDIO!

     "Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak
     mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia,
     jika tidak ada yang memberitakan-Nya?" (Roma 10:14b)

  Saat ini telah tersedia Alkitab Audio yang bisa didengarkan dalam
  bentuk CD - MP3! Milikilah segera dan jadikan CD Alkitab Audio MP3
  ini alat untuk menyebarkan firman Tuhan karena di sekitar kita
  masih banyak orang yang belum dijangkau oleh firman Tuhan.

  Untuk tujuan inilah, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA --
  http://www.ylsa.org) - tergerak untuk melakukan kampanye: "Bible
  Everywhere!" agar Alkitab dapat tersebar secara GRATIS/
  nonkomersial ke segala penjuru Nusantara.

  Apa kegunaan CD Alkitab Audio?

  CD Alkitab Audio ini akan banyak menolong Anda dan gereja Anda,
  khususnya untuk menolong para lanjut usia, penyandang tunanetra,
  mereka yang sedang berbaring sakit atau yang masih buta huruf
  sehingga mereka pun bisa dilawat oleh firman Tuhan. CD Alkitab
  Audio ini dibuat dalam format MP3 dan bisa diakses lewat pemutar
  CD/VCD/DVD, pemutar MP3/MP4, telepon genggam, iPod/iPhone, dan
  semua jenis komputer.

  Durasi CD Alkitab Audio Perjanjian Baru (Matius -- Wahyu) rata-rata
  28 -- 30 jam. Jadi, jika Anda mendengarkan 1 jam per hari Anda akan
  bisa menyelesaikan seluruh Alkitab Perjanjian Baru dalam 1 bulan!

  CD-CD Alkitab Audio apa saja yang tersedia?
  ----------------------------------------------------------
  Berikut adalah CD-CD Alkitab Audio yang disediakan oleh Yayasan
  Lembaga SABDA:

  CD Alkitab Audio MP3 -- Perjanjian Baru dalam bahasa-bahasa daerah:
  1. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Jawa
  2. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Sunda
  3. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Madura
  4. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Aceh
  5. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Nias
  6. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Bali
  7. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Malay
  8. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Jawa Suriname (Karibia)

  CD Alkitab Audio MP3 -- versi-versi bahasa Indonesia:
  9. CD Alkitab Audio PB -- TB (Terjemahan Baru)
 10. CD Alkitab Audio PB -- BIS (Bahasa Indonesia Sehari-Hari)
 11. CD Alkitab Audio PB -- Shellabear (Bahasa Indonesia Kontekstual)
 12. CD Alkitab Audio PL Mazmur, Amsal, Pengkhotbah -- TB (Terjemahan
     Baru)

  CD Alkitab Audio MP3 -- Perjanjian Baru dalam bahasa asing:
 13. CD Alkitab Audio PB+PL -- Bahasa Inggris (KJV, 2 CD)
 14. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Mandarin (CUV)
 15. CD Alkitab Audio PB -- Bahasa Yunani Asli/Kuno (WH)

  Alkitab Audio ini juga dapat diunduh lewat internet di alamat:
  ==> http://download.sabda.org/audio_bible

  Bagaimana menghubungi Yayasan Lembaga SABDA?

  Jika Anda juga tergerak untuk menyalurkan CD Alkitab Audio MP3
  dan/atau CD SABDA 4.0 untuk menjadi alat pelayanan yang efektif pada
  zaman teknologi informasi ini, silakan menghubungi Yayasan Lembaga
  SABDA di:

  ==> < ylsa(at)sabda.org >

  Bagaimana terlibat mendukung pelayanan Alkitab Audio?

  Yayasan Lembaga SABDA sangat membutuhkan bantuan Anda untuk menjadi
  mitra dalam menyebarkan firman Tuhan di gereja Anda atau di
  tempat-tempat lain. Karena itu, jika Anda digerakkan Tuhan untuk
  terlibat membantu pelayanan ini, silakan menghubungi:

  ==> < ylsa@sabda.org > atau < yulia(at)in-christ.net >

  Jika Anda tergerak untuk ikut mendukung pelayanan Yayasan Lembaga
  SABDA dalam hal dana, supaya kami dapat memproduksi lebih banyak
  CD-CD Alkitab Audio dan CD SABDA 4.0 untuk bisa disebarkan secara
  gratis, silakan menggunakan informasi di bawah ini:

  Yayasan Lembaga SABDA
  a.n. Yulia Oeniyati
  BCA cabang Pasar Legi
  No.Rek: 0790266579

  "Sebarkan firman Tuhan yang hidup, ke seluruh penjuru Nusantara."

______________________________________________________________________
Kontak: < owner-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Alamat membatalkan: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Arsip Berita PESTA: http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta
Situs PESTA: http://www.pesta.org
Facebook PESTA: http://fb.sabda.org/pesta
Twitter PESTA: http://twitter.com/sabdapesta
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Desi Rianto, Yulia, dan Anik
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) Berita PESTA 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org