Halaman ini adalah versi tampilan cetak (print view) dari:
http://sabda.org/publikasi/berita_pesta/40

Berita PESTA edisi 40 (26-3-2010)

Maret/2010

______________________________________________________________________
   BERITA PESTA
   Edisi 40/Maret/2010

   DAFTAR ISI
   EDITORIAL
   BERITA PESTA:
   1. Pendaftaran Kelas Diskusi PPB
   2. Kelas Diskusi Paskah Akan Berakhir dan Pengumpulan Tugas Paskah
   3. Penutupan Kelas OKB
   ARTIKEL: Menaklukkan Kematian Melalui Kematian
   APPRECIATION: Selamat Ulang Tahun!
   POKOK DOA
______________________________________________________________________
EDITORIAL

   Shalom,

   Bersyukur untuk kasih pemeliharaan Tuhan sehingga kita dapat terus
   bersekutu dalam kasih Kristus. Dalam menyambut Paskah tentunya kita
   diingatkan kembali akan pengurbanan Yesus Kristus di atas kayu
   salib. Saat dimana Ia menyerahkan hidup-Nya sebagai pendamaian
   relasi antara manusia dengan Allah yang telah putus sebelumnya.
   Mari kita mengingat karya penebusan Kristus ini dengan mengucap
   syukur karena kasih dan kebaikan-Nya.

   Karena itu, pada kesempatan ini kami, segenap staf PESTA, ingin
   mengucapkan: SELAMAT PASKAH kepada semua pelanggan Publikasi Berita
   PESTA. Kiranya kuasa kebangkitan Kristus atas kuasa maut menjadi
   semakin nyata dalam hidup kita masing-masing. Untuk itu silakan
   menyimak artikel yang sudah redaksi siapkan untuk menjadi berkat
   dalam memahami rencana Allah yang besar kepada orang-orang yang
   dikasihi-Nya.

   Dalam kasih-Nya,
   Pimpinan Redaksi Berita PESTA,
   Desi Rianto
   http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta/
   http://pesta.sabda.org/
______________________________________________________________________
BERITA PESTA

   1. Pembukaan Pendaftaran Kelas DIK

   PESTA kembali akan membuka kelas DIK (Dasar-Dasar Iman Kristen),
   yang akan mempelajari tentang pokok-pokok penting iman Kristen yang
   berkaitan dengan dosa asal dan kejatuhan manusia dalam dosa serta
   sejarah keselamatan serta tema-tema kredo keselamatan. Tentunya
   kelas pelajaran-pelajaran yang akan dibahas di kelas diskusi ini
   akan sangat berguna membekali konsep dasar iman Kristen yang sesuai
   dengan kebenaran firman Tuhan dengan tujuan belajar mengantisipasi
   banyaknya ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab sebagai
   dasar kebenaran yang mutlak.

   Pendaftaran sudah dimulai hari ini. Setelah mendaftar, maka para
   calon peserta diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas tertulis
   sebagai persyaratan untuk dapat mengikuti kursus ini. Pengumpulan
   tugas tertulis selambat-lambatnya tgl. 20 Mei 2010. Sedangkan kelas
   diskusi akan dimulai pada tgl. 4 Juni 2010. Jika Anda tertarik
   untuk mengikuti kelas diskusi ini, silakan mendaftarkan diri segera
   ke: ==> < kusuma(at)in-christ.net >, 2. Pembukaan Pendaftaran Kelas Diskusi PPB

   Kabar baik kepada semua alumni PESTA, karena pada bulan April 2010,
   PESTA kembali membuka pendaftaran untuk kursus lanjutan yaitu kelas
   PPB (Pengantar Perjanjian Baru) yang akan mempelajari latar
   belakang politik, budaya, sosial dan agama sekitar zaman Perjanjian
   Baru (PB) dan kanon kitab-kita PB. Kelas diskusi ini dapat diikuti
   oleh peserta yang telah lulus mengikuti kelas Dasar-Dasar Iman
   Kristen (DIK).

   Oleh karena itu, jika para alumni ingin belajar Alkitab lebih baik
   lagi, silakan daftarkan diri Anda ke: < kusuma(at)in-christ.net >.
   Setelah mendaftar Anda akan mendapat modul pelajaran PPB beserta
   tugas tertulis yang harus dikumpulkan sebelum tanggal 2 Mei 2010,
   sebagai persyaratan untuk mengikuti kelas diskusi PPB di minggu
   pertama bulan Mei 2010 ini.

   Untuk mendapatkan modul PPB secara online, Anda dapat mengaksesnya
   di alamat URL:

   ==> http://pesta.sabda.org/ppb_sil

   3. Kelas Diskusi Paskah Akan Berakhir dan Pengumpulan Tugas Paskah

   Saat ini kelas diskusi Paskah sedang berlangsung dan diikuti oleh
   lebih 44 peserta, yang terbagi ke dalam dua kelas parelel. Sebagian
   besar peserta terlihat antusias dalam topik-topik diskusi yang
   diberikan. Analisa dan tanggapan yang kritis terhadap beberapa topik
   diskusi merupakan motivasi untuk belajar lebih dalam lagi mengenai
   topik-topik Paskah. Kelas diskusi Paskah berakhir pada tanggal 1
   April 2010.

   Sehubungan dengan akan berakhirnya kelas diskusi Paskah, maka
   selanjutnya setiap peserta wajib mengumpulkan tugas membuat renungan
   Paskah. Tugas ini harus dikumpulkan selambat-lambatnya 1 bulan
   setelah diskusi berakhir. Adapun tema makalah adalah "Yesus Mati
   Bagiku". Pedoman membuat renungan:
   a. Memilih satu bagian dari teks Alkitab (bebas dipilih sendiri).
   b. Memberikan penjelasan arti teks Alkitab yang dipilih tersebut.
   c. Aplikasi dari pelajaran yang didapat dari teks Alkitab tersebut
      (bisa juga kesaksian pribadi yang memperjelas isi teks Alkitab).

   4. Penutupan Kelas OKB

   Pada tanggal 30 Maret 2010, kelas diskusi Orang Kristen Bertanggung
   Jawab (OKB) berakhir. Mengisi formulir evaluasi adalah bagian
   terakhir dari syarat kelulusan peserta dalam mengikuti kelas
   diskusi ini. Formulir evaluasi ini ditujukan untuk peserta dapat
   memberi masukan untuk perbaikan kelas-kelas PESTA berikutnya.
   Selain itu, setiap peserta juga diharapkan membagikan apa yang
   telah dipelajari dalam kelas diskusi tersebut. Nah, setelah kelas
   ini ditutup kami sangat berharap bahwa melalui pembelajaran di
   kelas diskusi ini, setiap peserta semakin memiliki motivasi untuk
   mengaplikasikan apa yang sudah mereka pelajari di ladang pelayanan.

______________________________________________________________________
ARTIKEL

                MENAKLUKKAN KEMATIAN MELALUI KEMATIAN

   Kematian bukan realita yang termasuk dalam rancangan penciptaan
   Allah. Kehadiran maut dalam sejarah perjalanan hidup manusia tidak
   disebabkan oleh tindakan kreasi Allah. Alkitab menyaksikan bahwa
   pada mulanya semua ciptaan Allah dilingkupi oleh hal yang sangat
   positif. Kebaikanlah yang menopang segenap hasil ciptaan-Nya.
   Kalimat yang berbunyi Allah melihat bahwa semuanya itu baik tercatat
   sebanyak 5 kali dalam Kitab Kejadian 1.

   Setelah mengakhiri seluruh tahapan maha karya ciptaan yang agung,
   Kejadian 1:31 menyimpulkan, Allah melihat segala yang dijadikan-Nya
   itu, sungguh amat baik. Penilaian dari sang Pencipta terhadap
   pekerjaan tangan-Nya ini menandakan bahwa kematian sebagai dimensi
   negatif, selaku antitesis dari kebaikan tidak mendapat bagian dalam
   tatanan awal penciptaan. Dari mana kematian berawal mula? Jawabannya
   dapat ditemukan pada diri manusia, mahkota ciptaan Allah yang
   dijadikan menurut gambar dan rupa sang Khalik. Tujuan Allah
   menciptakan manusia adalah agar mereka bisa menjadi rekan sekerja
   Allah dalam mengelola dan memelihara bumi dan segala isinya. Sebagai
   partner kerja Allah, yang dituntut dari manusia hanyalah sikap
   bergantung dan taat pada perintah Allah. Jangan memakan buah dari
   pohon pengetahuan baik dan jahat menjadi satu-satunya larangan yang
   tidak boleh dilanggar oleh Adam dan Hawa. Larangan ini sangat
   serius, sebagaimana terlihat dari konsekuensi yang menyertainya:
   pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati (Kejadian 2:17).
   Rupanya manusia tidak mengindahkan larangan ini.

   Godaan untuk menjadi seperti Allah menurut perkataan si ular itu
   telah menguasai hati Hawa dan Adam sehingga pelanggaran pun
   terjadilah. Drama kehidupan di Taman Eden mengalami perubahan
   drastis ketika terjadi peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa.
   Pemberontakan mereka dalam bentuk ketidak-taatan terhadap firman
   Allah telah membuka pintu bagi masuknya kondisi tragis yang
   merugikan diri manusia itu sendiri. Sejak saat itulah kematian
   menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan
   seluruh keturunannya. Hidup manusia selalu berdampingan dengan
   realita kematian sebagai kutukan terhadap keberdosaannya (Kejadian
   3:19). Hukuman ini tidak dapat dihindari dan telah menjadi nasib
   yang menentukan sejarah keberadaan manusia. Di mana kehidupan
   bermula maka kehidupan itu pasti akan diakhiri dengan kematian.
   Dalam kondisi suram yang menyelimuti eksistensi manusia seperti ini,
   tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pada hakikatnya manusia itu
   hidup untuk mati (to live is to die).

   Alkitab memperkenalkan tiga jenis kematian. Secara kronologis, yang
   pertama kali menimpa Adam dan Hawa pada saat mereka makan buah yang
   dilarang tersebut adalah kematian rohani. Persekutuan rohani yang
   akrab dengan Allah telah berganti menjadi ketakutan yang menyebabkan
   manusia itu bersembunyi dari kehadiran-Nya (Kejadian 3:8-10).
   Hubungan yang indah antara Allah dan manusia terputus, terhalang dan
   terpisah oleh dosa pemberontakan. Apa yang terjadi pada Adam dan
   Hawa juga merupakan kenyataan yang dialami oleh keturunan mereka.
   Setiap individu yang lahir ke dalam dunia ini adalah satu pribadi
   yang berada pada kondisi mengalami kematian rohani, karena semua
   orang adalah insan berdosa sejak dari dalam kandungan (Mazmur 51:7).
   Kematian kedua yang menghampiri manusia adalah kematian jasmani.
   Keterpisahan antara roh sebagai prinsip kehidupan dengan tubuh
   menjadi tanda bahwa waktu hidup manusia di dalam dunia sudah
   berakhir. Dosa menyebabkan kehidupan yang dihayati melalui
   keberadaan tubuh jasmani ini menjadi fana atau bersifat sementara.
   Kehidupan semua orang pasti akan menjumpai titik perhentian dengan
   hilangnya nafas hidup dari sistem pernafasan mereka. Tubuh kita yang
   dibentuk dari debu harus menyatu kembali dengan debu. Begitulah
   ketentuan akhir dari setiap kehidupan secara jasmaniah. Selanjutnya,
   yang ketiga adalah kematian kekal yaitu suatu kondisi keterpisahan
   yang bersifat selama-lamanya dengan Allah sumber kehidupan. Setiap
   manusia pasti tidak dapat menghindar dari kematian rohani dan
   jasmani. Kita semua mengalaminya tanpa ada kekecualian. Namun
   terhadap kematian kekal ini, manusia diberi kemungkinan untuk tidak
   mengalaminya. Syaratnya adalah bila orang berdosa yang mati secara
   rohani telah mendapatkan kehidupan rohani melalui imannya kepada
   Tuhan Yesus. Dengan demikian, kematian kekal pada dasarnya adalah
   suatu potensi yang akan menjadi realita bagi orang berdosa yang
   tidak menerima anugerah pengampunan dari Kristus. Tawaran untuk
   terbebas dari kematian kekal diberikan kepada semua orang berdosa.
   Bagi mereka yang menaruh harapannya melalui iman terhadap Tuhan
   Yesus, kehidupan kekallah yang akan didapatkan. Sebaliknya, bagi
   mereka yang menolak untuk percaya kepada-Nya, kematian kekallah yang
   telah menanti. Di dalam keberdosaannya, manusia adalah hamba dari
   maut.

   Paulus mengatakan, maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada
   zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara
   yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam (Roma. 5:14). Jika
   manusia adalah hamba, maka kematian tidak lain adalah tuan yang
   berkuasa atas diri manusia. Kekuasaan maut bersifat universal,
   melampaui batasan ruang dan waktu. Ini terlihat dari kenyataan bahwa
   sejak dulu sampai sekarang bahkan hingga ke masa yang akan datang,
   semua insan yang hidup di muka bumi ini telah, sedang dan akan
   ditaklukkan oleh sengat maut tanpa ada seorang pun yang mampu
   menentangnya. Ketidakmampuan untuk melawan maut ini tidak lain
   karena ôāsemua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
   kemuliaan Allah (Roma 3:23). Ada hubungan timbal balik antara dosa
   dan maut. Sebab itu, sifat ke-universal-an kematian juga sekaligus
   menjadi bukti yang kuat dan tak terbantahkan tentang universalitas
   dosa. Di mana ada dosa, di sana ada kematian, sesuai dengan apa yang
   dikatakan oleh firman Tuhan bahwa upah dosa ialah maut (Roma 6:23).
   Pengalaman hidup manusia menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang
   menyukai maut. Kehadirannya selalu mendatangkan kesedihan yang
   mendalam karena ada keterpisahan yang terjadi. Orang-orang yang
   dikasihi harus berakhir eksistensinya, melayang lenyap ditelan oleh
   kekelaman maut sehingga mereka menjadi absen dalam percaturan hidup
   sehari- hari. Dalam kaitan ini, sangatlah tepat bila Paulus menyebut
   kematian sebagai musuh dalam kehidupan manusia (1 Korintus 15:26).
   Berhadapan dengan maut, manusia selalu terhempas ke dalam kondisi
   yang "helpless" dan "hopeless". Adakah kemungkinan di mana keadaan
   suram ini dapat diubah? Apakah masih ada yang bisa menolong manusia
   untuk terbebas dari jerat kematian sehingga terbitlah fajar
   pengharapan di balik kelamnya kabut kematian? Iman kristen
   memberikan jawaban definitif terhadap pertanyaan ini.

   Kehadiran sang Juru Selamat, Yesus Kristus telah menyinarkan terang
   pengharapan yang tidak pernah akan redup, sebab Ia datang untuk
   ...menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Matius 1:21). Konsep
   keselamatan dalam iman kristen bersifat multi dimensional. Ada
   banyak istilah untuk menggambarkannya. Kita mengenal kata
   pendamaian, pembenaran, penebusan, penggantian, kelahiran baru dan
   banyak lagi lainnya. Semua istilah ini sarat dengan makna teologis
   yang memperkaya pengertian tentang keselamatan dari Allah. Tempat
   tidak mengizinkan untuk menjelaskan semuanya. Kita hanya akan
   membahas tentang konsep keselamatan sebagai upaya pembebasan dari
   penindasan maut. Bagi Tuhan Yesus, keselamatan berarti perpindahan
   posisi dari dalam maut ke dalam hidup (Yohanes 5:24). Dari sudut
   pandang teologis, konsep tentang maut berseberangan tajam dengan
   konsep mengenai hidup. Pada dasarnya kontras yang ada antara
   kematian dan kehidupan merupakan cerminan dari realita pertentangan
   antara keberdosaan dan keselamatan. Sebagaimana dosa senantiasa
   melahirkan kematian demikian pula sebaliknya keselamatan selalu
   membuahkan kehidupan. Dengan latar belakang pemikiran seperti ini,
   maka keselamatan tidak lain adalah kemerdekaan bagi manusia yang
   selama ini berada di bawah kuasa penjajahan kematian. Orang berdosa
   yang mengalami anugerah keselamatan berdasarkan imannya kepada
   Kristus adalah mereka yang sudah dibebaskan dari kematian rohani
   sehingga memiliki kehidupan secara rohani (Efesus 2:4-5). Dan
   kehidupan rohani inilah yang menjadi landasan untuk dapat terbebas
   dari kematian kekal (Yohanes 3:36). Walaupun orang beriman tidak
   terluput dari kematian jasmani, tetapi di dalam Kristus kematian
   fisik mendapat makna baru, yaitu sebagai pintu gerbang yang membawa
   manusia untuk berada di rumah Bapa dan menikmati hidup kekal yang
   dijanjikan oleh Tuhan Yesus (Yohanes 14:2-3).

   Semua berkat keselamatan di atas yaitu kehidupan rohani dan
   kehidupan kekal hanya akan ada bila kematian bisa ditaklukkan.
   Selama maut masih tetap menjadi realita yang berkuasa, selama itu
   juga manusia berdosa tidak akan memiliki pengharapan keselamatan.
   Bagaimana maut dapat dikalahkan? Bukankah seluruh manusia telah
   berada di bawah cengkeramannya? Pembebasan tidak terjadi dari pihak
   manusia melainkan dari pihak Allah. Ia memiliki cara yang unik untuk
   berperang melawan maut. Inkarnasi Anak Allah menjadi manusia
   sehingga dapat mengalami kematian dan kebangkitan adalah jawaban
   yang paling tepat terhadap pertanyaan bagaimana maut bisa
   ditaklukkan. Kematian yang sudah berkuasa di sepanjang sejarah hidup
   manusia akhirnya menemui ketidakberdayaannya ketika berhadapan
   dengan kematian Yesus Kristus. Secara alamiah, kuburan semua manusia
   selalu dalam keadaan terisi, sungguh suatu indikasi yang jelas akan
   betapa powerless-nya kita terhadap kematian. Tetapi Kristus menjawab
   kematian dengan kuburan kosong, suatu realita supra-alamiah yang
   membuktikan kemenangan dan tidak berkuasanya maut terhadap diri-Nya.
   Kebangkitan Kristus dari antara orang mati menyingkapkan bahwa
   kematian telah ditaklukkan melalui kematian-Nya. Mengapa demi untuk
   menyelamatkan manusia berdosa, Yesus Kristus harus mengalami
   kematian? Kenapa perlu serepot ini? Tidak lain adalah supaya lewat
   kematian-Nya dapat terproklamasi satu fakta sejarah yang baru yaitu
   ternyata maut tidak mampu membelenggu kuasa kehidupan dari Anak
   Manusia. Daya kehidupan Kristus demikian berkuasa sehingga kematian
   yang selama ini begitu berkuasa akhirnya harus mengakui kedahsyatan
   kuasa kebangkitan Tuhan kita. Kristus, sesudah Ia bangkit dari
   antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas
   Dia (Roma 6:9).

   Realita yang sangat penting dan merupakan dampak dari peristiwa
   kebangkitan Kristus adalah hadirnya potensi bagi terciptanya sejarah
   baru dalam kehidupan manusia di mana mereka dimungkinkan untuk bisa
   menjadi sang penakluk maut dan bukan lagi sebagai hamba yang selalu
   ditaklukkan oleh kematian. Kebangkitan Kristus dari kematian telah
   memberikan warna dan pengharapan baru bahwa tidak seterusnya maut
   bisa menjadi tuan atas hidup manusia. Kesempatan telah terbuka bagi
   manusia untuk dapat menjadi pemenang terhadap dominasi kuasa
   kematian. Paulus mengatakan, Karena sama seperti semua orang mati
   dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan
   dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus (1 Korintus
   15:22). Di ayat ini ada kata kunci yang sangat krusial yang dapat
   mengubah dan membebaskan status manusia dari hamba maut menjadi
   penakluk maut. Kata tersebut adalah persekutuan dengan Kristus. Bila
   kita adalah orang yang sudah memiliki persekutuan secara pribadi
   dengan Tuhan Yesus melalui iman kepada-Nya, tentulah kuasa
   kebangkitan-Nya akan memampukan kita untuk mengalahkan cengkeraman
   dari sengat kematian.

   Sebagai kesimpulan dapat dinyatakan bahwa kematian dan kebangkitan
   Kristus telah menjadi fondasi bagi keselamatan manusia berdosa.
   Karena itu, iman yang menyelamatkan selalu harus iman yang tertuju
   pada Kristus yang pernah mati dan bangkit dari kematian. Melalui
   kematian-Nya di atas kayu salib, Kristus sudah berperan menjadi sang
   pengganti yang menanggung hukuman terhadap dosa manusia di mana
   selayaknya setiap orang berdosalah yang seharusnya mendapatkan
   hukuman itu. Kita bisa terbebas dari hukuman karena ada Kristus yang
   mati terhukum bagi kita. Di samping itu, kebangkitan-Nya dari
   kematian juga memberikan jaminan yang pasti bahwa kita tidak akan
   dicampakkan dalam kebinasaan melainkan akan mengalami kebangkitan
   tubuh untuk hidup dalam persekutuan yang kekal dengan Kristus.
   Kebangkitan tubuh adalah pengharapan mulia dalam iman kristen yang
   menunjukkan bahwa Kristus adalah Tuan atas hidup kita dan bukan
   maut. Tatkala manusia berhadapan dengan kematian, hanya ada dua
   kemungkinan yang terbuka baginya, yaitu ditaklukkan atau menaklukkan
   maut. Iman kepada Kristus dapat membebaskan kita dari perhambaan
   kuasa maut. Bersama dengan Kristus, kita dapat menjadi sang penakluk
   maut. Bagaimana dengan Anda? Penakluk atau yang ditaklukkan oleh
   kematian? Selamat Paskah!

   Diambil dan disunting seperlunya dari:
   Nama situs: GKA Gloria
   Judul Artikel: Menaklukkan Kematian Melalui Kematian
   Penulis: Ev. Jon Hendri Foh
   Alamat URL: http://gkagloria.or.id/artikel/ap04.php

______________________________________________________________________
APPRECIATION

   Tidak ada hari yang lebih indah selain kita meluangkan waktu
   sejenak untuk mengingat kembali kebaikan Tuhan melalui
   pemeliharaan-Nya yang luar biasa bagi hidup anak-anak yang
   dikasihi-Nya. Nah, merayakan hari ulang tahun adalah salah satu
   cara mensyukuri kebaikan Tuhan ini. Karena itu, segenap pengurus
   PESTA mengucapkan selamat ulang tahun kepada semua alumni, dan kami
   terus berdoa agar Tuhan memakai Saudara semua untuk kemuliaan nama-
   Nya.

   SELAMAT ULANG TAHUN!

   Meky Tikoalu               02 Maret 1976
   Jhon Wesly Boas M. P.      03 Maret 1969
   Erwin Kurnia N. M.         04 Maret 1974
   Dian Priyanti              06 Maret 1980
   Budianto Effendi           10 Maret 1961
   Teddy Siswanto             11 Maret 1971
   Martrifena W. Joseph       12 Maret 1979
   Lisbet Rohana              13 Maret 1979
   Novian Wibowo              14 Maret 1970
   Indarto                    14 Maret 1963
   Odith pradutama adikusuma  15 Maret 1978
   Heru Martinus Salim        17 Maret 1982
   Ivan Hariman               17 Maret 1971
   Eddy Chuang                27 Maret 1976
   Eko Sulistiono             29 Maret 1969
   Myrna Butar Butar          29 Maret 1973
   Sri Adi Purwono            31 Maret 1959
   Sarah Nunik Nuraini        31 Maret 1969

   Keturunanmu akan terkenal di antara bangsa-bangsa, dan anak cucumu
   di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat
   mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati
   TUHAN (Yesaya 61:9). < http://alkitab.sabda.org/?Yesaya+61:9 >
______________________________________________________________________
POKOK DOA

1. Doakan para peserta diskusi OKB yang telah menyelesaikan kelas
    diskusinya, biarlah mereka tetap memiliki motivasi untuk selalu
    belajar kebenaran firman Tuhan untuk dapat mengerti kehendak Allah
    di dalam hidupnya.

2. Berdoa juga bagi para peserta Paskah alumni maupun non-alumni yang
    saat ini sedang melangsungkan diskusi, semoga proses ini dapat
    berjalan dengan lancar dan setiap peserta dapat mengalami berkat
    Tuhan yang mengubahkan hidup mereka.

3. Dukung dalam doa juga untuk kelas-kelas diskusi PESTA yang akan
    dibuka kembali, seperti kelas DIK dan kelas PPB, supaya pembukaan
    kelas ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal yang
    telah ditentukan.

4. Berdoa untuk keamanan dan persiapan gereja-gereja di seluruh
    Indonesia dalam menyambut hari Paskah supaya ibadah Paskah dapat
    berjalan dengan baik dan lancar. Biarlah melalui Paskah tahun ini
    jemaat Tuhan dapat diingatkan kembali akan makna dan karya
    penebusan Krisus di atas kayu salib bagi hidup kita sekarang ini.

   Bagi Anda yang ingin mengirimkan pokok doa agar dapat didoakan oleh
   rekan-rekan yang lain, silakan kirimkan permohonan doa Anda kepada
   kepada Sekretaris PESTA di alamat: < kusuma(at)in-christ.net >.
______________________________________________________________________
Kontak: < owner-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Alamat berlangganan: < subscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Alamat membatalkan: < unsubscribe-i-kan-berita-pesta(at)hub.xc.org >
Arsip Berita PESTA: http://www.sabda.org/publikasi/berita_pesta/
Situs PESTA: http://www.pesta.org/
Facebook PESTA: http://fb.sabda.org/PESTA
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Desi Rianto, Yulia, dan Anik
Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright(c) Berita PESTA 2009 / YLSA -- http://www.ylsa.org/
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org/
Rekening: BCA Pasar Legi Solo
No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

 

© 1997-2016 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi dan non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org